• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pelaksanaan Drainase Jalan Poros Lempake

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode Pelaksanaan Drainase Jalan Poros Lempake"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Nama Pekerjaan : Drainase Jalan Poros Lempake (Banprov Tahun 2014) Lokasi Pekerjaan : Kel. Lempake – Kota Samarinda

Tahun Anggaran : 2014

Untuk mencapai hasil yang optimal dan meminimalisir kesalahan - kesalahan yang akan timbul sehingga tidak melebihi jadwal pelaksanaan yang ditentukan dalam melaksanakan Pekerjaan Drainase Jalan Poros Lempake (Banprov Tahun 2014), Maka sangat ditentukan oleh metode kerja/metode pelaksanaan yang diterapkan dari kontraktor pelaksana.

Pelaksanaan paket pekerjaan Lanjutan

Pekerjaan

Drainase Jalan Poros Lempake (Banprov Tahun 2014). akan dilaksanakan sesuai kontrak dan dokumen yang tertuang dalam :

I. Rencana Kerja dan Syarat – Syarat II. Gambar Rencana dan Gambar Detail III. Spesifikasi Teknis Pekerjaan

IV. Ketentuan - Ketentuan yang berlaku lainnya

Dalam Metoda Pelaksanaan Pekerjaan ini, kami menguraikan/menjelaskan langkah-langkah yang akan kami lakukan dalam melaksanakan atau penyelesaian pekerjan tersebut diatas. Meliputi tenaga kerja, material dan peralatan serta teknis pelaksanaan pembangunan dan waktu pengerjaannya selama maksimal 90 hari kalender.

(2)

Pada pekerjaan ini dituntut profesionalitas tenaga lapangan atau yang akan ditempatkan dilapangan harus benar-benar orang yang memahami baik teori maupun pengalaman lapangan, jadi untuk menjaga mutu dan step-step kerja diperlukan orang yang memang sudah pernah mempelajari menghitung, merencana, mengawasi dan melaksanakan pekerjaan irigasi, jadi apabila ada kendala dilapangan tim Direksi bisa berargumentasi antara data lapangan dengan data yang yang direncanakan dengan artian yang sehat yaitu untuk kelancaran dan mutu pekerjaan ini.

STRUKTUR ORGANISASI KERJA

General Superintendent

Administrasi Proyek 

Site Manager

Site Enggineer  Keuangan  Logistik Peralatan 

(3)

Dalam metoda ini kami akan membuat tahapan uraian pekerjaan yaitu: DIVISI 1. - MOBILISASI

1.2. Mobilisasi / Demobilisasi

Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu dilakukan mobilisasi alat yang digunakan dalam pekerjaan seperti : Galian tanah berbatu dengan alat berat excavator. Untuk demobilisasi atau pemulangan alat excavator ke besecam. Selain itu pada pekerjaan persiapan awal ini yang paling penting adalah mempelajari situasi lapangan dan melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan dalam bestek, untuk pertama pemasangan plang proyek selanjutnya memulai pengukuran pada lokasi pekerjaan, yaitu berupa situasi, potongan memanjang, potongan melintang, yang dituangkan dalam gambar, termasuk gambar konstruksi, yang disesuaikan dengan lapangan, dan disertai dengan foto dokumentasi 0%, juga gambar – gambar kerja (shop Drawing ). Pada bagian – bagian konstruksi yang kurang jelas harus diperjelas dengan membuat gambar detailnya, serta menghitung kebutuhan material / bahan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut. Bersamaan dengan ini mobilisasi dilaksanakan, dan tak kalah pentingnya adalah membuat MC 0 ( Mutual Chek Nol ) sehingga penempatan dana dapat dikontrol dengan baik dan terukur.

Terakhir apabila pekerjaan ini sudah selesai secara keseluruhan kita lakukan demobilisasi dan yang lebih penting lagi harus dibuat gambar aktualnya dan foto dokumentasi 100% yang diikuti dengan final quantity. Pembuatan foto dokumentasi selama pelaksanaan pekerjaan padakeadaan kondisi sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan pekerjaan (0%, 50%, dan 100 %) pengambilan opname foto tersebut dilakukan satu titik, / posisi pengambilan tetap. Selain itu membuat laporan pelaksanaan pekerjaan harian, mingguan, dan bulanan yang meliputi : progres kemajuan pekerjaan, jumlah tenaga kerja, peralatan, dan bahan yang digunakan. Untuk dokumentasi ini dilakukan selama masa pekerjaaan hingga selesai pekerjaan. Kemudian perlu diadakan koordinasi dengan pihak proyek beserta masyarakat setempat (pemuka masyarkat stempat / perangkat nagari), guna dapat membicarakan masalah – masalah yang mungkin timbul apabila pekerjaan ini dimulai, baik menyangkut teknis maupun non teknis.

(4)
(5)

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH 3.1 (1) Galian Biasa

Untuk pekerjaan galian Tanah Biasa dengan alat berat disini kami lakukan dengan memakai excavator yaitu menggali kedudukan pasangan batu kali dan saluran tanah atau saluran terbuka. Setelah pemasangan bouplank sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan pemasangan bouplank ini beriring dengan pekerjaan Galian tanah Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal. Selama pelaksanaan pekerjaan galian Biasa, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahan-kan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.

3.1 (3) Galian Batu

Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Direksi Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran. Galian ini tidak termasuk galian yang menurut Direksi Pekerjaan dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda netto maksimum sebesar 180 PK (Tenaga Kuda) dengan mengunakan alat berat setara excavator. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya Pekerjaan ini merupakan ketelitian sangat hati-hati yang mana dilokasi terdapat pipa PDAM, terkecuali bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan telah dipadatkan.

3.2 (1) Urugan Biasa

Pekerjaan yang dilaksanakan disini adalah pekerjaan timbunan tanah dipasangan dengan tanah bekas galian dipadat dan diratakan.

Sebelum menempatkan material timbunan diatas pondasi atau diatas timbunan, seluruh daerah yang akan menerima beban material timbunan harus dibasahi secara optimum diratakan. Pemadatan timbunan dapat dilaksanakan dengan padatdan diratakankan sampai kepadatan maksimum atau sesuai dengan spesifikasi, begitulah seterusnya sampai timbunan selesai.

- Bahan-Bahan Timbunan

Bahan-bahan timbunan harus tanah kohesif dengan batas cairnya disesuaikan dengan spesifikasi timbunan sehingga akan membentuk massa yang relatif kedap air setelah pemadatan. Bilamana kesesuaian suatu bahan diragukan, Direksi dapat meminta diadakannya tes-tes untuk menentukan batas-batas Atterberg dari pada bahan sebelum menentukan kesesuaiannya.

Timbunan tanah disini adalah timbunan tanah bekas galian yang sesuai dengan spesifikasi timbunan harus disisihkan pada waktu menggali kemudian ditumpuk pada suatu tempat. Untuk menimbun kami rencanakan setiap pasangan naik berlahan diiringingi denga timbunan belakang pasangan. kalau untuk pekerjaan saluran timbunannya dibentuk seperti tanggul dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi teknisnya.

(6)

START SURVEYING WORKS EXCAVATION MATERIAL HASIL GALIAN INSPECTION FINISH Check Material Terpakai/ Dapat  dimanfaatkan Material Tidak  Terpakai/Tdk Dapat  Dimanfaatkan Pembuangan Hasil  Galian ke Disposal  Area Penimbunan di Lokasi Penimbunan Sementara/Stok Area Penimbunan  Langsung di Lokasi  Pek. Penimbunan PEKERJAAN  TIMBUNAN/ URUGAN TANAH         PERBAIKAN TIDAK OK OK Sesuai Persyaratan yang ditentukan  dalam Dokumen Lelang

(7)

PEKERJAAN URUGAN PASIR/TANAH

Batasan / Toleransi

1. Permukaan dan ketinggian akhir setelah pemadayan tidak lebih tinggi 2. ataupun lebih rendah dari 2 cm, darielevasi yang direncanakan

3. Permukaan akhir harus cukup rata dan punya kelandaian cukup untuk aliran yang bebas dari air permukaan.

4. Timbunan tidak dipasang dalam lapis yang lebih dari 20 cm tebal padat juga tidak dalam lapis yang kurang dari 10 cm tebal padat.

5. Untuk daerah timbunan badan jalan dipergunakan kontruksi setengah lebar jalan sehingga setiap jalan tetap terbuka untuk lalu lintas ( dalam hal ini setelah setengah badan jalan ditimbun maka setengah badan jalan berikutnya baru dikerjakan ).

 

Material  

 

1. Bahan tanah atau pads yang memenuhi persyaratan untuk urugan biasa dan memiliki sifat tertentu tergantung maksud penggunaanya.

 

2. Pengujian disesuaikan dengan AASHTO T 193 dan memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman dan bila dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum sesuai dengan AASHTO T 99.

 

3. Untuk pemadatan dalam keadaan jenuh atau banjir, dipakai pasir atau kerikil atau bahan berbutir lainya dengan Indek Plastisitas maksimum 6 %.

 

Metode  

1. Langkah awal adalah penyiapan tempat kerja, dimana dasar pondasi dari timbunan sudah dipadatkan terlebih dahulu sehingga memenuhi persyaratan kepadatan yang ditentukan.

 

2. Material timbunan diangkut dari borrow area dengan menggunakan Dump Truck, diangkut langsung dari lokasi sumber material.

   

3. Material timbunan dilokasi kerja dihampar dengan menggunakan Motor Grader, penghamparan ini dilakukan dengan ketebalan gembur untuk mencapai ketebalan padat yang diinginkan.

 

4. Setela material dihampa maka dilajutkan dengan pemadatan material, pemadatan ini dilakukanpada saat kadar air dari material berada dalam rentang kurang dari 3 % sampai lebih dari 1 % dari kadar air optimum.

Pemadatan dilakukan lapis perlapis, dan dipadatkan mulai dari tepi luar dari berlanjut ke arah sumbu jalan. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibro roller

(8)
(9)
(10)

PEKERJAAN PASANGAN BATU MORTAR

Pekerjaan Pasangan Batu Dengan Mortar

1. Pasangan batu dengan mortar dilaksanakan untuk pembuatan saluran drainase. 2. Bahan matrial yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.

3. Lokasi pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Prosedur pekerjaan :

√ Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

√ Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) mortar yang akan digunakan dan harus sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

√ Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan

√ Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah me memenuhi syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.

Tahapan Pekerjaan :

√ Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dicuci/dibersihkan , pasir pasang dan semen.

√ Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen.

√ Matrial tersebut dicampur dengan mengunakan concerte mixer dan diberi air bersih dengan alatn water tank truck.

√ Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi teknik.

√ Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.

√ Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.

√ Membuat benda uji kubus mortar untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium untuk mengetahui karakteristik yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

(11)

PEKERJAAN TIANG PANCANG ULIN 10/10

Pekerjaan tiang pancang pondasi terdiri pekerjaan struktur pondasi utama dan pelengkapnya yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari supper struktur ke lapisan tanah, yang terdiri dari :

- Pancangan Kayu Ulin 10/10 Material Pancangan pondasi wajib lolos test laboratorium atau standar SNI, seperti :

√ Referensi PKKI – 1961

√ Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia NI-3 √ Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5

√ Peraturan Bangunan Nasional dan Perlengkapannya

√ Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah di bidang Perumahan.

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan :

Pelaksanaan pekerjaan Pancangan Pondasi

- Sebelum pemasangan Pancangan pondasi terlebih dahulu dibuatkan bouwplank dari kayu balok sesuai dengan dimensi pondasi yang akan dilaksanakan.

- Tiang Pancang Pondasi dipancang sesuai dengan kedalaman dan lebar yang telah ditentukan dari hasil sondir dan gambar detail.

- Pemancangan tiang pancang pondasi dipancang menggunakan alat pancang dan alat bantu yang meteran, cangkul, tali, katrol, dan alat-alat lain yang diperlukan. - Bahan tiang pancang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja baik dimensi atau

panjang dan disetujui oleh pengawas lapangan.

PEKERJAAN BAJA TULANGAN POLOS

- Material Besi Tulangan diterima di lokasi pekerjaan

- Material Besi Tulangan dipotong dengan menggunakan alat potong sesuai dengan ukuran yang ada didalam gambar

- Besi dan potongan besi disusun dilokasi sepanjang Drainase yang akan dibuat , Besi dan potongan di ikat dengan kawat bendrat

(12)

PEKERJAAN PENGADAAN KAYU ULIN 10 X 10 X 400 CM

- Material kayu ulin ulin 10x10 cm panjang 2M diterima dilokasi pekerjaan

- Sekelompok pekerja akan meruncingkan masing masing kayu ulin di satu sisi dengan menggunakan alat manual (kapak,gergaji,parang)

- Setelah diruncingkan kayu ulin akan di pancang dititik titik yang sudah ditunjuk kan oleh direksi

- Kayu ulin dipancang dengan alat bantu sederhana , selama pemancangan kayu ulin harus dalam posisi tegak lurus , dipancang sesuai dengan yang ada di dalam gambar pelaksanaan

- Pekerjaan dilakukan secara rapi , benar dan kuat

PEKERJAAN COR BETON K-250

- Pekerjaan Cor Beton dilaksanakan disepanjang jalan Drainase

- Material cor terdiri dari Semen,pasir,batu kerikil di terima dilokasi pekerjaan - Material Semen, pasir , batu kericil dituangkan ke dalam Mesin Conctrete Mixer - Material Beton yang dituang kedalam Concrete Mixer sesuai dengan ukuran Mutu

Beton yang akan dipergunakan untuk Cor Beton Drainase

- Setelah material Beton dituang kedalam Concrete Mixer , lalu di tuang air sesuai dengan ukuran , dan Mesin Concrete Mixer akan memutar Material Cor Beton sampai betul betul termapur dengan sempurna.

- Setelah itu material cor beton akan dituang kedalam lokasi Drainase yang akan dicor , dituang dengan alat bantu seperti becak arco, ember , dituang secara meratakan dan benar benar padat.

- Selama proses penuangan cor beton , sekelompok pekerja akan merapikan hasil campuran cor Beron di sepanjang Drainase yang akan dicor

Referensi

Dokumen terkait

Penghasilan PKL sangat bergantung pada hasil dagangan hariannya sehingga banyak PKL yang tidak bisa mengambil risiko untuk tidak berjualan dalam waktu yang lama. Dalam kondisi

Microsoft PowerPoint memberikan sebuah slide yang merupakan judul dari slide yang akan kita desain.. Judul dari slide ini nantinya akan kita kenal

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan Bahasa Jurnalistik pada Intro feature di Surat Kabar Harian Pagi Riau Pos Edisi Januari s/d April 2013

Glutamat juga dihasilkan oleh reaksi aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam amino lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor

Berdasarkan hasil-hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model diklat partisipatif-kolaboratif yang dapat meningkatkan kompetensi Guru Biologi SMA adalah pada tahap

lni berarti bahwa dalam perencanaan daerah peranan bahasa Indonesia, dengan berbagai variasinya, dan bahasa daerah sangat penting- Dalam dinamika kultural yang

Menimbang bahwa setelah membaca dan mempelajari secara seksama berkas perkara beserta salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 2212/Pid.B/2015/PN Mdn tanggal 08