• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Ilmiah Berjudul Pendidikan Moral Sebagai Pembentuk Karakter Calon Pendidik Karia Ilmiah Ku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karya Ilmiah Berjudul Pendidikan Moral Sebagai Pembentuk Karakter Calon Pendidik Karia Ilmiah Ku"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH

KARYA ILMIAH

TENTANG

TENTANG

PENDIDIKAN MORAL SEBAGAI BINGKAI PEMBENTUK CALON

PENDIDIKAN MORAL SEBAGAI BINGKAI PEMBENTUK CALON

PENDIDIK BERKARAKTER KUAT DAN CERDAS

PENDIDIK BERKARAKTER KUAT DAN CERDAS

Oleh

Oleh

Arifudin

Arifudin

Universitas Muhammadiyah Mataram

Universitas Muhammadiyah Mataram

Jurusan : Ppkn

Jurusan : Ppkn

Alamat : Wadukopa, Kec. Soromandi

Alamat : Wadukopa, Kec. Soromandi

No. Hp : 085-205-323-229

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karuniaNya, Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karuniaNya, Penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah.

Penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah ini disusun agar pembaca memeperluas ilmu tentang

Karya tulis ilmiah ini disusun agar pembaca memeperluas ilmu tentang ““PendidikanPendidikan MoralSebagai Pembentuk Karakter Calon Pendidik (Mahasiswa)

MoralSebagai Pembentuk Karakter Calon Pendidik (Mahasiswa)”” karya tulis inikarya tulis ini Penulissajikan dari berbagai sumber.Tujuan Penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, salah Penulissajikan dari berbagai sumber.Tujuan Penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, salah satunya adalah sebagai persyaratan mengikuti Lomba menulis artikel Bima dan Dompu. satunya adalah sebagai persyaratan mengikuti Lomba menulis artikel Bima dan Dompu. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca lainnya, juga dapat memberikan Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca lainnya, juga dapat memberikan wawasan yang lebihluas kepada pembaca.

wawasan yang lebihluas kepada pembaca.

Akhir kata, Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta Akhir kata, Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusuna karya tulis ilmiah ini dari awal hingga akhir, apabila ada kekurangan dari dalam penyusuna karya tulis ilmiah ini dari awal hingga akhir, apabila ada kekurangan dari karya tulis ilmiah ini, Penulis mohon maaf semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala karya tulis ilmiah ini, Penulis mohon maaf semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha Penulis. Amin …

usaha Penulis. Amin …

Mataram,

Mataram, Maret Maret 20172017

Penulis Penulis

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN JUDUL

……….

……….

ii

KATA PENGANTAR 

KATA PENGANTAR 

………...

………...

ii

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

………

………..

iii

iii

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A.

A. LatarBelakangMasalah

LatarBelakangMasalah……….

………..1

.1

B.

B. RumusanMasalah

RumusanMasalah………..2

………..2

C.

C. TujuanPenulis

TujuanPenulis………3

………3

D.

D. ManfaatPenulisan………..4

ManfaatPenulisan………..4

BAB II PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

BAB III PENUTUP

A.

A.Kesimpulan………

Kesimpulan………6

6

B.

(4)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Pendidikan adalah suatu

Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dusaha sadar yang dilakukan oleh orang ilakukan oleh orang dewasa dewasa melaluimelalui  bimbingan

 bimbingan yang optimal terhadap anak-anak (peserta didik) dengan tujuan ke arahyang optimal terhadap anak-anak (peserta didik) dengan tujuan ke arah  pendewasaan.

 pendewasaan.

Maksudnya adalah pendidikan itu harus merupakan suatu usaha sadar, memiliki Maksudnya adalah pendidikan itu harus merupakan suatu usaha sadar, memiliki makna bahwa pendidikan diselenggarakan dengan rencana yang matang, mantap, sistemik, makna bahwa pendidikan diselenggarakan dengan rencana yang matang, mantap, sistemik, menyeluruh, berjenjang berdasarkan pemikiran yang rasional objektif disertai dengan kaidah menyeluruh, berjenjang berdasarkan pemikiran yang rasional objektif disertai dengan kaidah untuk kepentingan masyarakat dalam arti yang seluas-luasnya. Dan dalam pendidikan itu untuk kepentingan masyarakat dalam arti yang seluas-luasnya. Dan dalam pendidikan itu harus

harus adanya unsur kesengadanya unsur kesengajaan dalam penerapannya. Penajaan dalam penerapannya. Pendidikan tidak akan didikan tidak akan bermakna ataubermakna atau  berhasil

 berhasil dengan baik dengan baik kalau kalau dilaksanakan dengan dilaksanakan dengan main-main main-main tanpa keseriutanpa keseriusan san atau kesadatau kesadaranaran dalam penyelenggaraannya.

dalam penyelenggaraannya.

Selain itu, pendidikan itu dilakukan oleh orang dewasa. Dewasa di sini bukan hanya Selain itu, pendidikan itu dilakukan oleh orang dewasa. Dewasa di sini bukan hanya dari segi usia, tetapi dewasa dalam artian yang luas, yang meliputi pengetahuan, keahlian, dari segi usia, tetapi dewasa dalam artian yang luas, yang meliputi pengetahuan, keahlian, sikap dan tingkah laku. Mustahil pendidikan dapat dilakukan oleh orang yang tidak berilmu, sikap dan tingkah laku. Mustahil pendidikan dapat dilakukan oleh orang yang tidak berilmu, atau tidak mempunyai suatu pengetahuan atau keahlian tertentu. Dan pelaku pendidikan harus atau tidak mempunyai suatu pengetahuan atau keahlian tertentu. Dan pelaku pendidikan harus mempunyai sikap dan tingkah laku yang dapat dijadikan teladan oleh peserta didiknya.

mempunyai sikap dan tingkah laku yang dapat dijadikan teladan oleh peserta didiknya.

Dalam melaksanakan suatu proses pendidikan haruslah dilakukan dengan bimbingan Dalam melaksanakan suatu proses pendidikan haruslah dilakukan dengan bimbingan yang optimal oleh pendidik terhadap peserta didik. Bimbingan yang dimaksud dimaknai yang optimal oleh pendidik terhadap peserta didik. Bimbingan yang dimaksud dimaknai sebagai pemberian bantuan, arahan, petunjuk, nasihat, penyuluhan, dan motivasi yang sebagai pemberian bantuan, arahan, petunjuk, nasihat, penyuluhan, dan motivasi yang diberikan kepada peserta didik dalam menghadapi masalah-masalah yang mungkin timbul diberikan kepada peserta didik dalam menghadapi masalah-masalah yang mungkin timbul dalam mengembangkan kemampuannya. Cara yang terbaik ditempuh adalah dengan jalan dalam mengembangkan kemampuannya. Cara yang terbaik ditempuh adalah dengan jalan memberikan pengertian dan kasih sayang kepada peserta didik. Dengan bimbingan yang baik memberikan pengertian dan kasih sayang kepada peserta didik. Dengan bimbingan yang baik makna pendidikan akan lebih dirasakan oleh peserta didik.

makna pendidikan akan lebih dirasakan oleh peserta didik.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah bahwa pendidikan harus mempunyai tujuan Dan yang tak kalah pentingnya adalah bahwa pendidikan harus mempunyai tujuan yang jelas atau tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengembangkan kemampuan atau yang jelas atau tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengembangkan kemampuan atau

(5)

 potensi individu peserta didik sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupny

 potensi individu peserta didik sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya di masa yanga di masa yang akan datang, baik fisik, intelektual, emosional, sosial, moral dan spiritual.

akan datang, baik fisik, intelektual, emosional, sosial, moral dan spiritual.

Tujuan pendidikan ke arah pendewasaan. Maksudnya di sini adalah ke arah Tujuan pendidikan ke arah pendewasaan. Maksudnya di sini adalah ke arah  pembentukan kepribadian

 pembentukan kepribadian manusia, manusia, yaitu pengembangan manusia yaitu pengembangan manusia sebagai sebagai makhluk individu,makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk religius. Jadi pendidikan itu harus makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk religius. Jadi pendidikan itu harus mampu/bercita-cita menjadikan manusia (perserta didik) menjadi manusia yang mempunyai mampu/bercita-cita menjadikan manusia (perserta didik) menjadi manusia yang mempunyai kepribadian yang baik, mampu beriteraksi dengan sesama, bersusila, dan memiliki nilai-nilai kepribadian yang baik, mampu beriteraksi dengan sesama, bersusila, dan memiliki nilai-nilai keagamaan dalam kehidupannya.

keagamaan dalam kehidupannya.

Seorang calon pendidik baik guru maupun dosen perlu mempelajari pegagogik (ilmu Seorang calon pendidik baik guru maupun dosen perlu mempelajari pegagogik (ilmu mendidik atau ilmu pendidikan) karena :

mendidik atau ilmu pendidikan) karena : 1.

1. Seorang Seorang guru guru mempunyai mempunyai peranan, peranan, tugas, tugas, dan dan tanggungjawab tanggungjawab sebagaisebagai  pendidik 

 pendidik (educator)(educator) dan dan sebagai sebagai pengajarpengajar (teacher)(teacher). Dalam arti yang lebih luas, guru. Dalam arti yang lebih luas, guru dikatakan sebagai pendidik mempunyai peran dan tugas sebagai :

dikatakan sebagai pendidik mempunyai peran dan tugas sebagai :

  Konservator  Konservator (pemelihara) sis(pemelihara) sistim nilai tim nilai yang merupakan sumber norma yang merupakan sumber norma kedewasaankedewasaan dan inovator (pengembang) sistim nilai

dan inovator (pengembang) sistim nilai ilmu pengetahuan.ilmu pengetahuan.

 Transmitor Transmitor  (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik. (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik.

 Transpormator Transpormator (penerjemah) sistem-sis(penerjemah) sistem-sistem nilai tem nilai melalui penjelmaan melalui penjelmaan dalam pribadidalam pribadi

dan perilakunya melalui proses interaksi dengan peserta didik. dan perilakunya melalui proses interaksi dengan peserta didik.

 OrganisatorOrganisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggung(penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggung  jawabkan secara formal dan moral.

 jawabkan secara formal dan moral.

Dalam arti terbatas, guru mempunyai peran, tugas, dan tanggungjawab sebagai : Dalam arti terbatas, guru mempunyai peran, tugas, dan tanggungjawab sebagai :

 PerencanaPerencana (planner)(planner) yang harus yang harus mempersiapkan mempersiapkan apa apa yang akan yang akan dilakukan dalamdilakukan dalam  proses pembelajaran.

 proses pembelajaran.

 PelaksanaPelaksana (organizer)(organizer) yang yang harus harus menciptaan menciptaan situasi, situasi, memimpin, memimpin, merangsangmerangsang menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan pembelajaranasesuai dengan rencana.

menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan pembelajaranasesuai dengan rencana.

 PenilaiPenilai (evaluator)(evaluator) yang yang harus harus mengumpulkan, mengumpulkan, menganalisis, menganalisis, menafsirkan menafsirkan dandan akhirnya harus memberikan pertimbangan atas tingkat keberhasilan pembelajaran. akhirnya harus memberikan pertimbangan atas tingkat keberhasilan pembelajaran. Baik dalam kondisi sebagai pendidik maupun pengajar, seorang guru harus memperoleh Baik dalam kondisi sebagai pendidik maupun pengajar, seorang guru harus memperoleh  pemahaman

 pemahaman tentang tentang peran, peran, tugas, tugas, tanggungjawab, tanggungjawab, dan dan sosok sosok pribadi pribadi yang yang seyokyanyaseyokyanya dimiliki atau diperankan oleh seorang pendidik sehingga guru menjadi suri tauladan, dimiliki atau diperankan oleh seorang pendidik sehingga guru menjadi suri tauladan, motivator, dan pengarah terjadinya perkembangan potensi peserta didik secara optimal. motivator, dan pengarah terjadinya perkembangan potensi peserta didik secara optimal. Untuk itu diperlukan pedagogik (ilmu mendidik) dari

(6)

2.

2. Pekerjaan seorang guru adalah pekerjaan profesi yang berhubungan denganPekerjaan seorang guru adalah pekerjaan profesi yang berhubungan dengan

manusia (peserta didik) yang bertujuan agar anak didik mampu mengembangkan manusia (peserta didik) yang bertujuan agar anak didik mampu mengembangkan  potensi

 potensi dirinya dirinya dan dan menyelesaikan menyelesaikan tugas-tugas tugas-tugas hidupnya. hidupnya. Untuk Untuk menggali menggali dandan mengembangkan potensi dari peserta didik tersebut diperlukan keprofesionalan mengembangkan potensi dari peserta didik tersebut diperlukan keprofesionalan seorang guru. Hal ini dapat diperoleh dengan mempelajari pedagogik (ilmu mendidik seorang guru. Hal ini dapat diperoleh dengan mempelajari pedagogik (ilmu mendidik atau ilmu pendidikan).

atau ilmu pendidikan).

3.

3. Hakikat pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab subjekHakikat pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab subjek

 pendidikan

 pendidikan adalah adalah manusia. manusia. Oleh Oleh karena karena itu itu seorang seorang calon calon pendidik pendidik (guru) (guru) harusharus mengetahui bagaimana mendidik (membimbing, mengajar, melatih) peserta didik mengetahui bagaimana mendidik (membimbing, mengajar, melatih) peserta didik secara profesional untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Implikasinya, bahwa secara profesional untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Implikasinya, bahwa seorang guru/calon guru harus mempelajari ilmu tentang mendidik yakni ilmu seorang guru/calon guru harus mempelajari ilmu tentang mendidik yakni ilmu  pendidikan.

 pendidikan.

Bagaimana perasaan seorang guru jika setiap murid yang ia pernah didik Bagaimana perasaan seorang guru jika setiap murid yang ia pernah didik memanjatkan doa kebaikan untuknya. Tentu sangat membahagiakan bukan. Betapa memanjatkan doa kebaikan untuknya. Tentu sangat membahagiakan bukan. Betapa  bersyukurnya ketika mereka masih selalu mengenang dan

 bersyukurnya ketika mereka masih selalu mengenang dan mengambil inspirasi pelajaran yangmengambil inspirasi pelajaran yang ia pernah sampaikan dahulu sehingga pahala selalu mengalir untuknya. Mereka selalu ia pernah sampaikan dahulu sehingga pahala selalu mengalir untuknya. Mereka selalu mengenang kebaikan para gurunya dan hampir tidak pernah memperhitungkan kesalahan mengenang kebaikan para gurunya dan hampir tidak pernah memperhitungkan kesalahan yang diperbuat. Betapa membanggakannya. Itulah harapan dari semua orang yang pernah yang diperbuat. Betapa membanggakannya. Itulah harapan dari semua orang yang pernah merasakan dirinya menjadi seorang pendidik.

merasakan dirinya menjadi seorang pendidik.

Berdasarkan kajian teoretis maupun empiris karakteristik siswa ditinjau dari faktor Berdasarkan kajian teoretis maupun empiris karakteristik siswa ditinjau dari faktor  budayanya,

 budayanya, di di mana mana budaya budaya diartikan diartikan sebagai sebagai bentuk-bentuk bentuk-bentuk prestasi prestasi psikologis, psikologis, yaituyaitu sebagai kompleks gagasan yang bersifat abstrak, spesifik, subyektif, dan tidak teramati, maka sebagai kompleks gagasan yang bersifat abstrak, spesifik, subyektif, dan tidak teramati, maka moralitas penting untuk dikembangkan, demikian juga kepercayaan eksistensial. Informasi moralitas penting untuk dikembangkan, demikian juga kepercayaan eksistensial. Informasi ini amat diperlukan oleh para guru, ilmuan pembelajaran, dan teknologi pembelaja

ini amat diperlukan oleh para guru, ilmuan pembelajaran, dan teknologi pembelaja ran sebagairan sebagai  pejikan

 pejikan pengembangan pengembangan teori teori dan dan prinsip-prinsip prinsip-prinsip atau atau strategi strategi pembelajaran pembelajaran moral moral bagi bagi anakanak dan para pelajar.

dan para pelajar.

Merebaknya isu-isu moral dikalangan mahasiswa seperti penggunaan narkotika dan Merebaknya isu-isu moral dikalangan mahasiswa seperti penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran mahasiswa, pornografi, perkosaan, merusak milik obat-obat terlarang (narkoba), tawuran mahasiswa, pornografi, perkosaan, merusak milik orang lain, perampasan, penipuan, pengguguran kandungan, penganiayaan, perjudian, orang lain, perampasan, penipuan, pengguguran kandungan, penganiayaan, perjudian,  pelacuran,

 pelacuran, pembunuhan, pembunuhan, dan dan lain-lain, lain-lain, sudah sudah menjadi menjadi masalah masalah sosial sosial yang yang sampai sampai saat saat iniini  belum dapat teratasi

 belum dapat teratasi secara tuntas. Akibat secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagilagi dianggap sebagai suatu persoalan sederhana, karena tindakan-tindakan tersebut sudah dianggap sebagai suatu persoalan sederhana, karena tindakan-tindakan tersebut sudah menjurus kepada tindakan kriminal. Kondisi ini sangat memprihatinkan masyarakat menjurus kepada tindakan kriminal. Kondisi ini sangat memprihatinkan masyarakat

(7)

khususnya para orang tua dan para guru (pendidik), sebab pelaku-pelaku beserta korbannya khususnya para orang tua dan para guru (pendidik), sebab pelaku-pelaku beserta korbannya adalah kaum remaja, terutama para pelajar dan mahasiswa.

adalah kaum remaja, terutama para pelajar dan mahasiswa.  Namun demikian, marilah

 Namun demikian, marilah kita lihat kita lihat fenomena yang tefenomena yang terjadi saat rjadi saat ini. Jini. Jika kita ika kita bertanyabertanya  pada

 pada sekian sekian siswa siswa yang yang sedang sedang menjalani menjalani pendidikan pendidikan dibangku dibangku sekolah sekolah antaranya antaranya TK, TK, SD,SD, SMP, SMA/MA atau yang sederajat, maka jangan heran bila kita dapati sebagian besar siswa SMP, SMA/MA atau yang sederajat, maka jangan heran bila kita dapati sebagian besar siswa akan mengatakan bahwa gurunya kampungan, gurunya membosankan, gurunya tidak gaul, akan mengatakan bahwa gurunya kampungan, gurunya membosankan, gurunya tidak gaul, dan sebagainya. Intinya mereka mengatakan bahwa guru yang mengajar mereka belum dapat dan sebagainya. Intinya mereka mengatakan bahwa guru yang mengajar mereka belum dapat “ memuaskan “ dalam memahami ilmu dan kehidupan.

“ memuaskan “ dalam memahami ilmu dan kehidupan.

Berawal dari fenomena ini, kita dapat menelusuri jejak-jejak para guru yang berasal. Berawal dari fenomena ini, kita dapat menelusuri jejak-jejak para guru yang berasal. Kita batasi saja mereka berasal dari kampus Ilmu Pendidikan. Lebih khusus lagi mereka yang Kita batasi saja mereka berasal dari kampus Ilmu Pendidikan. Lebih khusus lagi mereka yang  berasal dari fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau yang

 berasal dari fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau yang sepadan dengan sepadan dengan dengannya.dengannya. Saat ini, suasana kehidupan kampus Ilmu Pendidikan di Indonesia umumnya mulai Saat ini, suasana kehidupan kampus Ilmu Pendidikan di Indonesia umumnya mulai mengalami degradasi dari segi moral. Realita bahwa profesi guru adalah profesi yang mengalami degradasi dari segi moral. Realita bahwa profesi guru adalah profesi yang menjanjikan kesejahteraan semakin memperburuk wajah kampus yang bertugas menelurkan menjanjikan kesejahteraan semakin memperburuk wajah kampus yang bertugas menelurkan calon-calon pendidik masa depan di Indonesia ini. Disadari atau tidak, sekarang orang mulai calon-calon pendidik masa depan di Indonesia ini. Disadari atau tidak, sekarang orang mulai

 berlomba- berlomba-lomba untuk meraih profesi “ mulia ” ini meskipun harus mengorbankan kejujuranlomba untuk meraih profesi “ mulia ” ini meskipun harus mengorbankan kejujuran dan

nilai-dan nilai-nilai kemulian itu sendiri. Dan esiensi menjadi seorang pendidik yang “nilai kemulian itu sendiri. Dan esiensi menjadi seorang pendidik yang “ sebenarnya

sebenarnya” seolah tersisihkan oleh lekangan kepribadian mentah.” seolah tersisihkan oleh lekangan kepribadian mentah.

Kesempurnaan penciptaan manusia dibandingkan makhluk ciptaan Tuhan yang Kesempurnaan penciptaan manusia dibandingkan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya adalah adanya bekal cipta,rasa, dan karsa.

lainnya adalah adanya bekal cipta,rasa, dan karsa. Tiga potensi kejiwaan cipta, rasa, dan karsaTiga potensi kejiwaan cipta, rasa, dan karsa manusia perlu ditumbuhkembangkan secara seimbang dan terpadu, agar spirit manusia manusia perlu ditumbuhkembangkan secara seimbang dan terpadu, agar spirit manusia semakin cerdas. Seorang manusia eksis dalam kecerdasan spiritual, cenderung berwawasan semakin cerdas. Seorang manusia eksis dalam kecerdasan spiritual, cenderung berwawasan luas dan mendalam. Oleh karena itu, kesempurnaan fisik yang dianugerahkan, kecerdasan luas dan mendalam. Oleh karena itu, kesempurnaan fisik yang dianugerahkan, kecerdasan otak dan bersemayamnya hati di dalam diri kita, sepatutnya disyukuri.

otak dan bersemayamnya hati di dalam diri kita, sepatutnya disyukuri.

Potensi kejiwaan cipta, rasa, dan karsa mutlak perlu mendapatkan bimbingan Potensi kejiwaan cipta, rasa, dan karsa mutlak perlu mendapatkan bimbingan  berkelanjutan, karena ketiganya adalah potensi kreatif dan dinamis khas manusia.

 berkelanjutan, karena ketiganya adalah potensi kreatif dan dinamis khas manusia. Adanya bekal yang tidak p

Adanya bekal yang tidak perlu dibeli itu, akan berkembang poerlu dibeli itu, akan berkembang posotif sotif bila diolah berdasarkanbila diolah berdasarkan keinginan dan kemauan unutuk belajar. Memiliki hal tersebut, guru yang “diguguh dan tiru” keinginan dan kemauan unutuk belajar. Memiliki hal tersebut, guru yang “diguguh dan tiru” harus ingat dengan tugasnya sebagai pendidik profesional. Tidak hanya cerdas dalam harus ingat dengan tugasnya sebagai pendidik profesional. Tidak hanya cerdas dalam  penguasaan

 penguasaan materi, materi, terampilnya terampilnya berkomunikasi berkomunikasi dan dan berinteraksi, berinteraksi, tetapi tetapi jangan jangan menyisihkanmenyisihkan kecerdasan moral yang akan menjadi cermin bagi siswa dalam berperilaku. Karenanya, kecerdasan moral yang akan menjadi cermin bagi siswa dalam berperilaku. Karenanya,  penulis

 penulis menyusun menyusun karya karya ilmiah ilmiah ini ini dengan dengan judul judul ““ Pendidikan  Pendidikan Moral Moral sebagai sebagai PembentukPembentuk  Karakter Calon Pendidik (Mahasiswa)

(8)

B.

B. Rumasan MasalahRumasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut ::

1.

1. Bagaimana kondisi moral mahasiswa sebagai calon pendidik ?Bagaimana kondisi moral mahasiswa sebagai calon pendidik ? 2.

2. Seberapa pentingkah pendidikan moral dalam upaya pembentukan karakter seorangSeberapa pentingkah pendidikan moral dalam upaya pembentukan karakter seorang  pendidik?

 pendidik? 3.

3. Bagaimana solusi pendidikan moral terkait pembentukan karakter kuat sebagai penyeimbangBagaimana solusi pendidikan moral terkait pembentukan karakter kuat sebagai penyeimbang  pendidikan akal (cerdas) ?

 pendidikan akal (cerdas) ?

C.

C. Tujuan PenulisanTujuan Penulisan

Tujuan penulis dalam menyusun karya ilmiah ini antara lain : Tujuan penulis dalam menyusun karya ilmiah ini antara lain : 1.

1. Menjelaskan pendidikan moral sebagai salah satu alternatif pembentukan karakter yang kuatMenjelaskan pendidikan moral sebagai salah satu alternatif pembentukan karakter yang kuat  bagi seorang calon pendidik.

 bagi seorang calon pendidik. 2.

2. Mendeskripsikan dan menjelaskan metode pendidikan moral, yang ditawarkan sebagai salahMendeskripsikan dan menjelaskan metode pendidikan moral, yang ditawarkan sebagai salah satu upaya pembentukan karakter seorang pendidik.

satu upaya pembentukan karakter seorang pendidik. D.

D. ManfaatPManfaatPenulisanenulisan

Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini antara lain: Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini antara lain: 1.

1. Mahasiswa mengetahui pentingnya pendidikan moral dalam upaya pembentukan karakterMahasiswa mengetahui pentingnya pendidikan moral dalam upaya pembentukan karakter seorang pendidik.

seorang pendidik. 2.

2. Mahasiswa termotivasi untuk mengikuti pendidikan moral sebagai salah satu bekal untukMahasiswa termotivasi untuk mengikuti pendidikan moral sebagai salah satu bekal untuk menjadi seorang pendidik yang mempunyai karakter.

(9)

BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

Diberbagai kampus dulu hingga sekarang mengalami prahara., kalangan sivita akademika Diberbagai kampus dulu hingga sekarang mengalami prahara., kalangan sivita akademika terutama di berbagai Fakultas di kejutkan dengan peristiwa ta

terutama di berbagai Fakultas di kejutkan dengan peristiwa ta wuran antar mahasiswa.wuran antar mahasiswa.

tugas akhir mahasiswa baik dalam bentuk paper atau dalam bentuk penelitian skripsi bukan tugas akhir mahasiswa baik dalam bentuk paper atau dalam bentuk penelitian skripsi bukan menjadi sebuah maha karya bagi sang mahasisiwa melainkan menjadi mega proyek bagi menjadi sebuah maha karya bagi sang mahasisiwa melainkan menjadi mega proyek bagi oknum-oknum

oknum-oknum yang yang tidak bertanggung tidak bertanggung jawab.jawab.

Mahasiswa juga berperilaku tidak jauh dari siswa. Sepertinya kebiasaan mencontek telah Mahasiswa juga berperilaku tidak jauh dari siswa. Sepertinya kebiasaan mencontek telah terdidik saat mereka masih sebagai siswa.

terdidik saat mereka masih sebagai siswa.

Seks bebas sudah menjadi suatu bentuk pergaulan yang lumrah bagi sebagian mahasiswa Seks bebas sudah menjadi suatu bentuk pergaulan yang lumrah bagi sebagian mahasiswa Bima. Mereka menganggap seks bukan lagi sesuatu yang tabu untuk dilakukan, meskipun Bima. Mereka menganggap seks bukan lagi sesuatu yang tabu untuk dilakukan, meskipun tanpa ikatan pernikahan yang sah. Beberapa hal yang menarik, seks bebas nampak juga tidak tanpa ikatan pernikahan yang sah. Beberapa hal yang menarik, seks bebas nampak juga tidak  berkorelasi positif 

 berkorelasi positif dengan konsumsi narkobadengan konsumsi narkoba..

Hal ini juga menunjukkan terjadinya ketidak seimbangan antara pengembangan Hal ini juga menunjukkan terjadinya ketidak seimbangan antara pengembangan  pendidikan

 pendidikan hati hati (moral) (moral) dan dan akal akal (kecerdasan) (kecerdasan) yang yang secara secara nyata nyata melekat melekat padapada manusia.Penurunan

manusia.Penurunan kualitas kualitas moral moral mahasiswa mahasiswa sebagai sebagai calon calon pendidik pendidik ini ini terjadi terjadi karenakarena kurangnya kesadaran mahasiswa sebagai calon pendidik untuk menaati nilai dan moral yang kurangnya kesadaran mahasiswa sebagai calon pendidik untuk menaati nilai dan moral yang ada di lingkungan sekitar, keadaan ini diperparah oleh kurangnya upaya penanaman nilai dan ada di lingkungan sekitar, keadaan ini diperparah oleh kurangnya upaya penanaman nilai dan moral oleh orang-orang dewasa di sekitarnya.

moral oleh orang-orang dewasa di sekitarnya.

Dalam perkembangan pendidikan, peran dari orang dewasa sebagai tempat berinteraksi Dalam perkembangan pendidikan, peran dari orang dewasa sebagai tempat berinteraksi sangat berpengaruh. Perkembangan moral tidak tergantung terutamapada upaya-upaya sangat berpengaruh. Perkembangan moral tidak tergantung terutamapada upaya-upaya  pendidikan

 pendidikan karakter karakter yangyang eksplisit eksplisit tetapi pada tetapi pada kematangan dan kematangan dan kapasitas etikapasitas etis orang-orangs orang-orang dewasa yang menjadikan mereka berinteraksi khususnya orangtua, tetapi juga guru, dewasa yang menjadikan mereka berinteraksi khususnya orangtua, tetapi juga guru,  pendamping dan orang-orang

 pendamping dan orang-orang dewasa dalam masyarakat lainnya.(Robert E.Slavin, 2008; 78)dewasa dalam masyarakat lainnya.(Robert E.Slavin, 2008; 78) Mahasiswa yang dipersiapkan sebagai calon pendidik dirasa perlu mendapatkan Mahasiswa yang dipersiapkan sebagai calon pendidik dirasa perlu mendapatkan  penenkanan

 penenkanan khusus mengenai pendidikan moral sebagai bekal untuk menjadi “orangkhusus mengenai pendidikan moral sebagai bekal untuk menjadi “orang -orang-orang dewasa” yang nantinya akan berinteraksi dengan peserta didik.

dewasa” yang nantinya akan berinteraksi dengan peserta didik.

Pemahaman seorang akan pentingnya moral sangat berpengaruh terhadap Pemahaman seorang akan pentingnya moral sangat berpengaruh terhadap  pembentukan

 pembentukan karakter karakter orang orang tersebut. tersebut. Dengan Dengan asumsi asumsi yang yang sama, sama, ketika ketika calon calon pendidikpendidik memiliki karakter yang kuat maka akan terbentuk anak didik yang berkarakter kuat pula. memiliki karakter yang kuat maka akan terbentuk anak didik yang berkarakter kuat pula.

(10)

Upaya untuk mengurangi degradasi moral dikalangan Calon Guru dapat dilakukan dengan Upaya untuk mengurangi degradasi moral dikalangan Calon Guru dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

cara sebagai berikut :

1. Secara implisit, yakni dengan menyisipkan nilai-nilai moral disetiap perkuliahan. Misalnya 1. Secara implisit, yakni dengan menyisipkan nilai-nilai moral disetiap perkuliahan. Misalnya dalam mata kuliah IPA. Pada pembahasan materi hukum Newton I yakni tentang dalam mata kuliah IPA. Pada pembahasan materi hukum Newton I yakni tentang kekonsistenan gerak pada benda, nilai moral yang dapat disisipkan. Contoh : ketika kita kekonsistenan gerak pada benda, nilai moral yang dapat disisipkan. Contoh : ketika kita  berboncengan,

 berboncengan, saat saat motor motor menikungke menikungke kiri, kiri, maka maka tubuh tubuh kita kita akan akan lebih lebih cendong cendong keke mana?

mana? Kiri atau kanan? Berdasarkan hukum Newton I , tubuh akan cendKiri atau kanan? Berdasarkan hukum Newton I , tubuh akan cendong ke kanan, untukong ke kanan, untuk menyeimbangkan gaya tarik ke kiri agar kita tidak jatuh. Namun biasanya, yang menyeimbangkan gaya tarik ke kiri agar kita tidak jatuh. Namun biasanya, yang membonceng akan lebih cendong ke depan, entah motor akan menikung ke kanan atau ke membonceng akan lebih cendong ke depan, entah motor akan menikung ke kanan atau ke kiri. Hal ini t

kiri. Hal ini tentu menyalahi hukum, baik itu hukum Newton I maupun kaidah entu menyalahi hukum, baik itu hukum Newton I maupun kaidah agama.agama. 2.

2. Dibentuknya kelas moDibentuknya kelas motivasi (motivation class), yang tivasi (motivation class), yang dalam hal ini lebih dalam hal ini lebih menekankan padamenekankan pada  penggugahan motivasi internal pesrta didik.

 penggugahan motivasi internal pesrta didik.

Mengingat bahwa motivasi internal dari seseorang itu akan berimbas sangat dashyat pada Mengingat bahwa motivasi internal dari seseorang itu akan berimbas sangat dashyat pada sistem keyakinan akan turut menentukan budaya kerja orang tersebut. Yang pada akhirnya sistem keyakinan akan turut menentukan budaya kerja orang tersebut. Yang pada akhirnya akan bermuara pada pembentukan karakter.

akan bermuara pada pembentukan karakter. 3.

3. Menambah mata kuMenambah mata kuliah tentang pendidikan liah tentang pendidikan moral, meski tidak moral, meski tidak diberi beban SKS namundiberi beban SKS namun mahasisiwa dipersyaratkan lulus mata kuliah tersebut.

mahasisiwa dipersyaratkan lulus mata kuliah tersebut.

4. Mata kuliah yang substansinya sudah mengandung nilai-nilai moral hendaknya lebih 4. Mata kuliah yang substansinya sudah mengandung nilai-nilai moral hendaknya lebih

aplikatif, tidak hanya text book semata. aplikatif, tidak hanya text book semata. 5.

5. Menyeimbangkan Menyeimbangkan porsi antara materi kuporsi antara materi kuliah akal (cerdas) dliah akal (cerdas) dan hati (moral). an hati (moral). Sehingga akanSehingga akan menghasilkan pendidik-pendidik yang tidak hanya unggul secara intelektual tetapi juga menghasilkan pendidik-pendidik yang tidak hanya unggul secara intelektual tetapi juga unggul secara moral.

(11)

BAB III

BAB III

PENUTUP

PENUTUP

A. A. KesimpulanKesimpulan

Kondisi moral mahasiswa sebagai calon pendidik perlu mendapat perhatian, sebab Kondisi moral mahasiswa sebagai calon pendidik perlu mendapat perhatian, sebab akan menentukan nasib dan masa depan mereka serta kelangsungan hidup bangsa Indonesia akan menentukan nasib dan masa depan mereka serta kelangsungan hidup bangsa Indonesia  pada

 pada umumnya. umumnya. Dapat Dapat dikatakan dikatakan bahwa bahwa penanggulangan penanggulangan terhadap terhadap masalah-masalah masalah-masalah moralmoral mahasiswa merupakan salah satu penentu masa depan mereka dan bangsanya. Hal ini juga mahasiswa merupakan salah satu penentu masa depan mereka dan bangsanya. Hal ini juga menunjukkan terjadinya ketidakseimbangan antara pengembangan pendidikan hati (moral) menunjukkan terjadinya ketidakseimbangan antara pengembangan pendidikan hati (moral) dan akal (kecerdasan) yang secara nyata melekat pada manusia.

dan akal (kecerdasan) yang secara nyata melekat pada manusia.

Anak dan remaja mengembangkan norma-norma baru karena adanya interaksi dengan Anak dan remaja mengembangkan norma-norma baru karena adanya interaksi dengan orang lain. Pentingnya interaksi sosial ini bagi perkembangan moral terletak pada kontinuitas, orang lain. Pentingnya interaksi sosial ini bagi perkembangan moral terletak pada kontinuitas, organisasi, kompleksitas stimulasi sosial yang dihadapkan kepadanya. Bagi mahasiswa yang organisasi, kompleksitas stimulasi sosial yang dihadapkan kepadanya. Bagi mahasiswa yang di rumah dan lingkungannya tiak ada stimulasi intelektualnya perlu adanya suatu lingkungan di rumah dan lingkungannya tiak ada stimulasi intelektualnya perlu adanya suatu lingkungan yang dapat memberikan stimulasi kognitif. Lebih-lebih bagi mereka yang ada di yang dapat memberikan stimulasi kognitif. Lebih-lebih bagi mereka yang ada di tengah-tengah kelompok, di mana salah satu agama, suku, atau salah satu keadaan sosial ekonomi tengah kelompok, di mana salah satu agama, suku, atau salah satu keadaan sosial ekonomi sangat dominan, hendaknya diusahakan adanya kompleksitas sosial bagi mereka.

sangat dominan, hendaknya diusahakan adanya kompleksitas sosial bagi mereka.

Mahasiswa yang dipersiapkan sebagai calon pendidik dirasa perlu mendapatkan Mahasiswa yang dipersiapkan sebagai calon pendidik dirasa perlu mendapatkan  penenkanan

 penenkanan khusus khusus mengenai mengenai pendidikan pendidikan moral moral sebagai sebagai bekal bekal untuk untuk menjadi menjadi “orang“orang-orang-orang dewasa” yang nantinya akan berinteraksi dengan pese

dewasa” yang nantinya akan berinteraksi dengan peserta didik.rta didik.

Pemahaman seorang akan pentingnya moral sangat berpengaruh terhadap Pemahaman seorang akan pentingnya moral sangat berpengaruh terhadap  pembentukan

 pembentukan karakter karakter orang orang tersebut. tersebut. Dengan Dengan asumsi asumsi yang yang sama, sama, ketika ketika calon calon pendidikpendidik memiliki karakter yang kuat maka akan terbentuk anak didik yang berkarakter kuat pula. memiliki karakter yang kuat maka akan terbentuk anak didik yang berkarakter kuat pula.

Pertama, calon pendidik atau guru diberi tambahan mata kuliah pada saat belajar di Pertama, calon pendidik atau guru diberi tambahan mata kuliah pada saat belajar di  perguruan ti

 perguruan tinggi. Tambahan nggi. Tambahan mata mata kuliah kuliah yaitu peyaitu pendidikan karakter, ndidikan karakter, pendidikan budaya, pendidikan budaya, dandan  pendidikan

 pendidikan moral. moral. Mengapa Mengapa sebaiknya sebaiknya diberikan diberikan kepada kepada mahasiswa mahasiswa calon calon guru? guru? BeberapaBeberapa alasannya adalah banyak sekali mahasiswa calon guru meskipun umurnya sudah diatas 18 alasannya adalah banyak sekali mahasiswa calon guru meskipun umurnya sudah diatas 18 tahun tetapi tetap saja sikapnya masih seperti orang yang tidak mengenyam pendidikan. tahun tetapi tetap saja sikapnya masih seperti orang yang tidak mengenyam pendidikan. Misalnya menyeberang jalan dengan seenaknya padahal diatas jalan tersebut ada jembatan Misalnya menyeberang jalan dengan seenaknya padahal diatas jalan tersebut ada jembatan  penyeberangan.

 penyeberangan. Banyak Banyak calon calon guru guru yang yang tidak tidak mengerti mengerti pendidikan pendidikan karakter karakter itu itu apa,apa,  pendidikan moral

 pendidikan moral itu itu apa, dan apa, dan juga pendidikan juga pendidikan budaya itu budaya itu apa. Sehingga apa. Sehingga yang terjadi yang terjadi adalahadalah setelah lulus menjadi guru akan menjadi guru yang suka memukul peserta didiknya, menjadi setelah lulus menjadi guru akan menjadi guru yang suka memukul peserta didiknya, menjadi guru yang m

(12)

 peserta

 peserta didiknya sendiri. Inilah didiknya sendiri. Inilah yang disebut kehancuran pendidikan yang disebut kehancuran pendidikan secara menyeluruh, baiksecara menyeluruh, baik secara akademis dan secara sikap.

secara akademis dan secara sikap.

Solusi kedua, belajar dari negara tetangga, yaitu Singapura. Di negara ini dari Solusi kedua, belajar dari negara tetangga, yaitu Singapura. Di negara ini dari  pendidikan dasar sampai pendidikan menengah diajarkan pendidikan nilai (values education).  pendidikan dasar sampai pendidikan menengah diajarkan pendidikan nilai (values education). Pendidikan nilai ini wajib bagi sekolah negeri atau swasta. Pendidikan ini didasarkan pada Pendidikan nilai ini wajib bagi sekolah negeri atau swasta. Pendidikan ini didasarkan pada enam hal yang disesuaikan dengan usia peserta didik. Keenam hal tersebut adalah kasih enam hal yang disesuaikan dengan usia peserta didik. Keenam hal tersebut adalah kasih sayang,

sayang, saling menghormati, bertanggung jawab, saling menghormati, bertanggung jawab, integritas, keseimbangan, integritas, keseimbangan, daya tahan ataudaya tahan atau tangguh. Meskipun di negara ini pelajaran agama ditiadakan tetapi diajarkan di keluarga tangguh. Meskipun di negara ini pelajaran agama ditiadakan tetapi diajarkan di keluarga masing masing, tetapi terlihat hasinya bahwa keenam hal yang diatas sangat mempengaruhi masing masing, tetapi terlihat hasinya bahwa keenam hal yang diatas sangat mempengaruhi kehidupan di setiap aspek kehidupan.

kehidupan di setiap aspek kehidupan.

Solusi ketiga, pendidikan karakter, budaya, dan moral disampaikan secara terpadu Solusi ketiga, pendidikan karakter, budaya, dan moral disampaikan secara terpadu dengan seluruh pelajaran yang diajarkan di sekolah. Semua guru mata pelajaran diberikan dengan seluruh pelajaran yang diajarkan di sekolah. Semua guru mata pelajaran diberikan tugas tambahan untuk menganalisa semua aspek yang diajarkan dan dihubungkan dengan tugas tambahan untuk menganalisa semua aspek yang diajarkan dan dihubungkan dengan  pendidikan

 pendidikan karakter, karakter, budaya, budaya, dan dan moral. moral. Sebagai Sebagai contoh contoh adalah adalah guru guru biologi biologi mengajarkanmengajarkan tentang berbagai jenis tumbuhan. Materi ini akan ditambah dengan bagaimana siswa tentang berbagai jenis tumbuhan. Materi ini akan ditambah dengan bagaimana siswa menghargai tumbuhan, bagaimana menjaga lingkungan dan sebagainya. Demikian juga guru menghargai tumbuhan, bagaimana menjaga lingkungan dan sebagainya. Demikian juga guru  bahasa.

 bahasa. Selain Selain mengajar mengajar materi materi bahasa, bahasa, guru guru tersebut tersebut juga juga mengajarkan mengajarkan tentang tentang pendidikanpendidikan karakter, budaya, dan moral.

karakter, budaya, dan moral.

B.

B. SaranSaran

Pendidikan moral sangatlah penting sebagai pembentuk karakter calon peserta didik. Pendidikan moral sangatlah penting sebagai pembentuk karakter calon peserta didik. Jika kita memiliki banyak ilmu, karakter yang baik namun tidak disertakan dengan moral Jika kita memiliki banyak ilmu, karakter yang baik namun tidak disertakan dengan moral yang baik pula maka semuanya itu sia-sia belaka. Semoga dengan hasil karya ilmiah ini yang baik pula maka semuanya itu sia-sia belaka. Semoga dengan hasil karya ilmiah ini  bermanfaat

 bermanfaat bagi bagi kita kita semua semua sebagaimana sebagaimana mestinya smestinya sebagai debagai dasar asar dan dan mendorong kita mendorong kita dalamdalam menerapkan kecerdasan yang diikuti dengan moral yang baik pula.

menerapkan kecerdasan yang diikuti dengan moral yang baik pula. “Jangan cemas karena emas tapi cemas karena cerdas akan ide

“Jangan cemas karena emas tapi cemas karena cerdas akan ide --ide emas” (Jhemi R.ide emas” (Jhemi R. Markus)

(13)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Asmani M. Jamal. 2011.

Asmani M. Jamal. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM.7 Tips Aplikasi PAKEM. Jakarta: DIVA Fres.Jakarta: DIVA Fres. Budiningsih Asri.C. 2004.

Budiningsih Asri.C. 2004. Pembelajaran Moral  Pembelajaran Moral . Jakarta: PT. Bumi Aksara. Jakarta: PT. Bumi Aksara Suhartono,Suparlan.2009.

Suhartono,Suparlan.2009. Filsafat  Filsafat Pendidikan.Pendidikan.Makassar: Makassar: Badan Badan Penerbit Universitas Penerbit Universitas NegeriNegeri Makassar 

Referensi

Dokumen terkait

14 Tahun 2005 yang dimaksud dengan guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,.. membimbing, mengerahkan, melatih, menilai, dan

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

b. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2003, guru adalah tenaga pendidik profesional yang bertugas, mendidik, mengajar, melatih, membimbing dan mengevaluasi peserta didik. Guru

14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, disebutkan bahwa guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan