• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM CERDAS PENYORTIR APEL BERDASARKAN WARNA DAN UKURAN BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM CERDAS PENYORTIR APEL BERDASARKAN WARNA DAN UKURAN BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM CERDAS PENYORTIR APEL BERDASARKAN WARNA DAN UKURAN BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO

Febyan Dimas Pramanta1), Lazuardi Widya Susilo 2), dan M. Rizal Fahmi 3)

1Teknik Elektro, Telkom University, Jl. Telekomunikasi, Bandung, 40257 2Teknik Elektro, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No.5, Malang, 65145

3Teknik Elektro, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No.5, Malang, 65145 E-mail: febyan@telkomuniversity.ac.id

Abstract

Batu city is known as the center of apple production. From the data of Batu Agriculture Departement, apple productivity reach 150 tons every month. In order to increase the economic value, the apples must be sorted with the same color and size. The sorting process is very important to decide delivery destination, like global market, supermarket, or traditional market. This sortation problem can be solve with build some system that can work automatically, effectivelly, and efficiently. The system designed using TCS3200 as a color indicator and LDR as a size indicator. The control process of this sortation system is using arduino uno microcontroller. Main actuator is using 2 DC motor with 12 Volt supply that will sort beetwen red apples, small green apples, and large green apples. The red apples designed sorted with the same size only, because for the delivery destination is preferably the green apples. In the test result obtained the success average value is 90% for the red apples, 60% for large green apples, and 80% for small green apples.

Keywords: Advanced System, Apple Sortation, Arduino Microcontroller

Abstrak

Kota Batu dikenal sebagai sentra produksi buah apel. Data dari Dinas Pertanian Kota Batu menyebutkan bahwa produktivitas buah apel setiap bulannya mencapai 150 ton. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekonomis buah apel tersebut dengan cara melakukan sortasi, yaitu pengelompokan buah apel berdasarkan warna dan ukuran. Penyortiran tersebut perlu dilakukan untuk menentukan tujuan pengiriman seperti pasar luar negeri, pasar swalayan, atau pasar tradisional. Dalam mengatasi permasalahan sortasi tersebut, dapat dilakukan dengan cara membuat sebuah sistem sortasi yang memiliki prestasi kerja baik secara otomatis, efektif, dan efisien. Sistem yang dirancang menggunakan komponen TCS3200 sebagai sensor warna dan LDR sebagai sensor ukuran. Kontrol pengolah data yang digunakan adalah mikrokontroler Arduino Uno. Eksekutor pemilahan sendiri menggunakan 2 buah motor DC 12 Volt yang akan memilah antara apel merah, apel hijau kecil dan apel hijau besar. Apel merah sengaja untuk tidak dipilah berdasarkan ukuran, karena memang untuk kebutuhan pengiriman lebih diutamakan yang berwarna hijau. Pada pengujian didapatkan hasil nilai rata-rata keberhasilan 90% untuk apel merah, 60% untuk apel warna hijau ukuran besar, dan 80% untuk apel warna hijau ukuran kecil.

(2)

PENDAHULUAN

Buah apel merupakan buah yang berasal dari daerah sub-tropis. Di Indonesia buah apel banyak dikebunkan oleh petani di daerah Batu, Malang. Berdasarkan sumber dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu menyebutkan bahwa pada tahun 2014 populasi tanaman apel mencapai 2,1 juta pohon, yang mampu menghasilkan buah apel sebanyak 708,43 ton (Kadarwati, 2015). Buah apel yang paling banyak diminati adalah apel jenis Manalagi dan Rome Beauty, karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekonomis buah apel terutama untuk pasar ekspor adalah dengan melakukan sortasi. Proses sortasi bertujuan untuk menentukan klasifikasi komoditas berdasarkan mutu yang sejenis (Zain et al, 2005). Sortasi merupakan kegiatan pemilahan fraksi berdasarkan karakteristik fisik (kadar air, bentuk ukuran berat, jenis, tekstur, warna, benda asing/kotoran), kimia (komposisi bahan bau dan rasaketengikan), dan kondisi biologisnya (jenis kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba, dan daya tumbuh khusus untuk benih). Dalam proses sortasi tersebut dilakukan dengan memeriksa indikator-indikator seperti intensitas, warna, ukuran, bentuk, ataupun tekstur buah (Arivazhagan et al, 2010). Mutu buah apel sendiri ditentukan oleh berbagai parameter diantaranya adalah parameter kematangan atau indeks warna serta ukuran (Radityo et al, 2012).

Proses penyortiran buah-buahan pada saat ini masih memakai cara konvensional, yaitu penggunaan tenaga manusia (manual). Hal ini memiliki kelemahan yaitu penilaian manusia yang masih berifat subjektif dan tidak konsisten terhadap objek buah serta pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang dapat menyebabkan kejenuhan. Untuk itu, diperlukan penerapan sebuah sistem yang dapat melakukan proses pemilahan secara otomatis (Febyan dan Slamet, 2017).

Pada penelitian ini akan mecoba menggabungkan mesin sortasi yang berupa konveyor dengan menggunakan sensor warna dan ukuran. Penelitian ini juga dikembangkan berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu. Diah et al (2012) merancang model otomasi berdasarkan warna dan ukuran menggunakan sensor TCS3200 dan sensor ultrasonik. Al Amin et al (2013) merancang pemisah buah apel menggunakan sensor pendeteksi laser dan photodioda. Mochammad et al (2017) mengimplementasikan system sortir buah apel berdasarkan warna dan suhu menggunakan modul wireless NRF24L01.

(3)

Perancangan alat sortasi buah apel ini menggunakan sensor warna TCS3200 dan sensor ukuran yang terdiri dari LED dan LDR. Sistem kerja alat ini akan dilakukan secara otomatis yang dikendali dengan mikrokontroler arduino uno. Dengan adanya sistem ini diharapkan akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam hal sortasi buah apel.

METODE PENELITIAN

Gambaran Umum Sistem Cerdas Penyortir Apel

Gambaran umum sistem cerdas ini terdiri dari input yang berupa sensor warna TCS3200, beberapa sensor LDR, dan micro switch. Setelah input mendeteksi data akan dikirim pada mikrokontroler Arduino uno dan akan memberikan perintah output eksekusi, dimana motor DC akan menggerakkan meja putar dan palang pemilah apel. Diagram blok sistem ditunjukan pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram Blok Sistem

Desain Mekanik

Perancangan desain mekanik ditunjukan pada gambar 2. Pada perancangan mekanik sistem cerdas ini mempertimbangkan beberapa hal penting, antara lain :

1. Bentuk dan ukuran rangka dibuat seminimal mungkin agar menghasilkan sistem yang efektif dan efisien,.

2. Rangkaian pada sistem elektronik dibuat seminimal mungkin untuk menghindari error dan penggunaan kabel jumper yang berlebih.

(4)

3. Melakukan pengelompokan modul dan komponen elektronik lainnya agar lebih tertata rapi dan tidak mengganggu komponen lainnya.

Gambar 2. Desain Mekanik

Desain Elektrik

Perancangan desain elektrik ditunjukan pada gambar 3. Pada perancangan elektrik sistem cerdas ini harus mempertimbangkan beberapa hal penting, antara lain :

1. Sumber DC yang akan digunakan pada rangkaian ini sebesar 12V, dimana pemakaian modul Arduino Uno dapat bekerja pada 5V.

2. Mikrokontroler yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Arduino Uno. 3. Desain pengontrolan untuk mendukung aplikasi ini menggunakan beberapa software. 4. Desain sistem kontrol menggunakan pemrograman bahasa C dalam Arduino IDE

untuk mengakusisi data analog dan digital dari output sensor berupa tegangan.

.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Bagian utama pada model sistem cerdas penyortir apel ini adalah terdapat sensor warna TCS3200 dan sensor ukuran yang menggunakan LDR . Setelah apel keluar dari hopper, maka akan masuk pada meja putar yang memastikan apel akan keluar menuju konveyor satu per satu. Setelah itu, apel akan di deteksi oleh sensor warna dan ukuran untuk proses sortir yang nantinya akan di eksekusi oleh palang pemilah. Untuk indikator sortirannya sendiri dibedakan dengan warna merah dan hijau, sedangkan untuk indikator ukuran dibedakan dengan besar dan kecil. Jika apel yang melewati konveyor terdeteksi hijau kecil, maka palang pemilah 1 aktif. Jika apel yang melewati konveyor terdeteksi hijau besar, maka palang pemilah 2 aktif. Jika apel yang melewati konveyor terdeteksi merah dengan ukuran besar atau kecil, maka semua palang pemisah tidak aktif. Apel merah sengaja untuk tidak dipilah berdasarkan ukuran, karena memang untuk kebutuhan sortasi lebih diutamakan yang berwarna hijau. Keseluruhan hasil rancang sistem cerdas ditunjukan pada gambar 4.

Gambar 4. Purwarupa Sistem Cerdas Penyortir Apel

Uji Coba Struktural dan Fungsional

Pada tahap uji coba struktural dilakukan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang sudah sesuai dengan konsep yang dirancang sebelumnya. Pengujian ini dilakukan dengan mengetahui apakah modul elektronik sudah terhubung dengan benar sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik dan memiliki performa dan fungsi yang sesuai pada rancangan. Hasil uji coba ditunjukan pada tabel 1.

(6)

Tabel 1 Uji Coba Struktural

Komponen Sistem Terhubung Dengan Keterangan

Arduino Uno (Sistem Kontrol)

Meja Putar Pin 19 Terhubung

Sensor LDR 1 Pin A0 Terhubung

Sensor LDR 2 Pin A1 Terhubung

Sensor LDR 3 Pin A2 Terhubung

Sensor Micro Switch 1 Pin 6 Terhubung

Sensor Micro Switch 2 Pin 7 Terhubung

Sensor Micro Switch 3 Pin 13 Terhubung

Sensor TCS3200 S0 Pin 8, S1 Pin 9, S2 Pin 10, S3 Pin 11, OUT Pin 12 Terhubung

Palang Pemilah 1 Pin 2,

Pin 3 Terhubung

Palang Pemilah 2 Pin 4,

Pin 5 Terhubung

Sumber : Data Hasil Penelitian, Tahun 2017

Pada tahap uji coba fungsional dilakukan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah tegangan yang mengalir di dalam rangkaian sudah sesuai dengan yang dibutuhkan. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengetes tegangan output tiap komponen dengan menggunakan multimeter maupun program.

Uji Coba Validasi

Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sistem cerdas yang dibuat sudah bekerja dengan benar atau tidak. Pengujian yang dilakukan dengan melihat output sistem. Output yang dihasilkan dari inputan diameter ukuran dan warna yang masuk kedalam mikrokontroler diolah dengan nilai yang telah ditentukan sehingga dapat menyortir apel sesuai dengan indikator yang ditentukan.

Tabel 2

Uji Coba Validasi pada Apel Hijau Besar

No Kondisi Apel Warna Palang

Pemilah 1 Keterangan

1 Besar Hijau Aktif Berhasil

2 Besar Hijau Aktif Berhasil

3 Besar Hijau Tidak Aktif Gagal

4 Besar Hijau Tidak Aktif Gagal

5 Besar Hijau Aktif Berhasil

6 Besar Hijau Aktif Berhasil

7 Besar Hijau Tidak Aktif Gagal

8 Besar Hijau Aktif Berhasil

9 Besar Hijau Aktif Berhasil

(7)

11 Besar Hijau Aktif Berhasil

12 Besar Hijau Aktif Berhasil

13 Besar Hijau Tidak Aktif Gagal

14 Besar Hijau Tidak Aktif Gagal

15 Besar Hijau Aktif Berhasil

16 Besar Hijau Aktif Berhasil

17 Besar Hijau Tidak Aktif Gagal

18 Besar Hijau Tidak Aktif Gagal

19 Besar Hijau Aktif Berhasil

20 Besar Hijau Aktif Berhasil

Sumber : Data Hasil Penelitian, Tahun 2017

Pada tabel 2 diketahui jika apel yang melewati konveyor terdeteksi berukuran besar dan berwarna hijau, maka palang pemilah 1 akan aktif menyoritr apel. Proses uji coba ini dilakukan sebanyak 20 kali dengan menggunakan apel besar hijau yang beragam dan didapatkan data uji coba berhasil sebanyak 12 kali. Nilai rata-rata keberhasilan yang dicapai yaitu sebesar 60%.

Tabel 3

Uji Coba Validasi pada Apel Hijau Kecil

No Kondisi Apel Warna Palang

Pemilah 2 Keterangan

1 Kecil Hijau Aktif Berhasil

2 Kecil Hijau Aktif Berhasil

3 Kecil Hijau Tidak Aktif Gagal

4 Kecil Hijau Aktif Berhasil

5 Kecil Hijau Aktif Berhasil

6 Kecil Hijau Aktif Berhasil

7 Kecil Hijau Tidak Aktif Gagal

8 Kecil Hijau Aktif Berhasil

9 Kecil Hijau Aktif Berhasil

10 Kecil Hijau Aktif Berhasil

11 Kecil Hijau Aktif Berhasil

12 Kecil Hijau Aktif Berhasil

13 Kecil Hijau Tidak Aktif Gagal

14 Kecil Hijau Tidak Aktif Gagal

15 Kecil Hijau Aktif Berhasil

16 Kecil Hijau Aktif Berhasil

17 Kecil Hijau Aktif Berhasil

18 Kecil Hijau Aktif Berhasil

19 Kecil Hijau Aktif Berhasil

20 Kecil Hijau Aktif Berhasil

Sumber : Data Hasil Penelitian, Tahun 2017

Pada tabel 3 diketahui jika apel yang melewati konveyor terdeteksi berukuran kecil dan berwarna hijau, maka palang pemilah 2 akan aktif menyoritr apel. Proses uji coba ini dilakukan sebanyak 20 kali dengan menggunakan apel kecil hijau yang beragam dan didapatkan data uji coba berhasil sebanyak 16 kali. Nilai rata-rata keberhasilan yang dicapai yaitu sebesar 80%.

(8)

Tabel 4

Uji Coba Validasi pada Apel Merah Besar

No Kondisi Apel Warna Palang

Pemilah 1

Palang

Pemilah 2 Keterangan

1 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

2 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

3 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

4 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

5 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

6 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

7 Besar Merah Aktif Tidak Aktif Gagal

8 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

9 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

10 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

11 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

12 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

13 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

14 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

15 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

16 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

17 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

18 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

19 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

20 Besar Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

Sumber : Data Hasil Penelitian, Tahun 2017

Tabel 5

Uji Coba Validasi pada Apel Merah Kecil

No Kondisi Apel Warna Palang

Pemilah 1

Palang

Pemilah 2 Keterangan

1 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

2 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

3 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

4 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

5 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

6 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

7 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

8 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

9 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

10 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

11 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

12 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

13 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

14 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

15 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

16 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

17 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

18 Kecil Merah Aktif Tidak Aktif Gagal

19 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

20 Kecil Merah Tidak Aktif Tidak Aktif Berhasil

Sumber : Data Hasil Penelitian, Tahun 2017

Pada tabel 4 dan 5 diketahui jika apel yang melewati konveyor terdeteksi berukuran besar maupun kecil dan berwarna merah, maka palang pemilah 1 ataupun 2 tidak akan

(9)

aktif menyoritr apel. Proses uji coba ini dilakukan sebanyak 20 kali dengan masing-masing menggunakan apel besar merah dan kecil merah yang beragam. Didapatkan data uji coba berhasil masing-masing sebanyak 19 kali. Nilai rata-rata keberhasilan yang dicapai yaitu sebesar 90%.

SIMPULAN

Penelitian ini dapat mendeteksi dan membedakan buah apel sesuai warna dan ukurannya. Sistem cerdas ini dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses penyortiran apel karena dapat dilakukan secara otomatis dan terus-menerus. Pengujian validasi yang dilakukan menunjukan nilai rata-rata keberhasilan 60% untuk apel warna hijau ukuran besar, 80% untuk apel warna hijau ukuran kecil dan 90% untuk apel merah besar ataupun kecil..

Model Sistem cerdas penyortir apel berdasarkan warna dan ukuran dengan menggunakan sensor TCS3200 dan LDR yang berbasis arduino uno ini masih perlu pengembangan lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang optimal. Untuk pengembangan lebih lanjut dapat menambahkan penggunaan sensor kamera untuk hasil yang jauh lebih baik. Sistem ini diharapkan dapat diaplikasikan dan menjadi rekomendasi bagi pihak home industry khususnya pengepul apel yang ada di Kota Batu.

DAFTAR PUSTAKA

Al Amin Putra, Krismadinata, & Irma Husnaini. (2013). Perancangan dan pembuatan Alat Pemisah Buah Apel Berdasarkan Ukuran dengan Pengendali Mikrokontroler ATMega 8535. Skripsi Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Padang, Padang. Arivazhagan S., Shebiah R. Newlin., Nidhyanandhan S. Selva, Ganesan L. (2010) Fruit

Recognition using Color and Texture Features. Journal of Emerging Trends in

Computing and Information Sciences, 1(2). Diakses dari

http://www.cisjournal.org/archive/vol1no1/vol1no1_12.pdf

Diah Puji Astuti, Tjut Awaliah Zuraiyah, & Andi Chairunnas. (2012). Model Sistem Otomatisasi Sortasi berdasarkan Ukuran dan Warna menggunakan Sensor Ultrasonik dan TCS3200 berbasis Arduino Uno. Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan, Bogor.

Febyan D. P. & Slamet Wibawanto. (2017). Rancang Bangun Sistem Sortir Buah Tomat Otomatis Berdasarkan Diameter Berbasis Smart Relay SR2 B201JD. Prosiding Seminar Nasional Elinvo Volume 3 September, ISSN: 2477-2402, 125-132.

(10)

Mohammad Fauzin Amin, Sabriansyah Rizqika Akbar, & Edita Rosana Widasari. (2017). Rancang bangun Sistem Sortir Buah Apel Menggunakan Sensor Warna dan Sensor Suhu. Jurnal Pengembangan Teknologi informasi dan Ilmu Komputer Vol 1 No 3 Maret 2017, 236-240.

Radityo Dimas Rizki, Fadillah Muhammad Riyan, Igwahyudi Quincy, & Dewanto Satrioh. (2012). Alat Penyortir dan Pengecekan Kematangan Buah Menggunakan Sensor. Jurnal Teknik Komputer Vol 20 No 2 Agustus, 88-92.

Zain Sudaryanto, Dadi Rusedi, Syarifah Nurjanah. (2005). Teknologi Pengolahan Pasca Panen Biji-bijian. Modul Kuliah. Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Universitas Padjadjaran.

Gambar

Diagram blok sistem ditunjukan pada gambar 1.
Gambar 2. Desain Mekanik
Gambar 4. Purwarupa Sistem Cerdas Penyortir Apel
Tabel 1  Uji Coba Struktural

Referensi

Dokumen terkait

Undur-undur laut yang didapat, dibersihkan dan dikeringkan kemudian diolah menjadi tepung undur-undur laut mentah, granul yang dikeringkan dengan cara sangrai, granul

Sub bab ini menguraikan tentang logika pembahasan yang akan digunakan dalam penelitian ini mulai bab pertama pendahuluan sampai bab penutup, kesimpulan dan saran. Bab

Peranan Playgroup Dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini Di Playgroup Puspa Hati Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Tahun 2012; Ulfa Yuny Safitri, 2012: 77 halaman;

Dalam perjanjian asuransi jiwa, risiko tersebut adalah meninggalnya si tertanggung, dengan meninggalnya tertanggung maka penanggung akan membayarkan sejumlah manfaat

Angka (17) : Diisi dengan jumlah pemeliharaan basis data Sismiop (dalam satuan objek pajak) pada tahun n di Kabupaten/Kota yang pengelolaan PBB-P2-nya akan dialihkan. Angka (18)

Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor dan Ketua pada Perguruan Tinggi Keagamaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah (Berita

Pangkalan Pendaratan Ikan Karanganyar merupakan salah satu pusat kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Rembang dengan alat tangkap yang dominan adalah mini purse seine..

Dari hasil pengujian yang dilakukan didapatkan hail daya bakar briket arang terendah pada perlakuan 70 mesh yaitu 0,096 gram/ menit yang artinya briket ini