• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dramatisme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dramatisme"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI KOMUNIKASI II

TEORI KOMUNIKASI II

Dramatism Theory 

Dramatism Theory 

Narendra Cahya P

Narendra Cahya P 1151 20200 111 068

1151 20200 111 068

- Kisha

- Kisha

Pricela Velayati

Pricela Velayati 1151 20205 111 001

1151 20205 111 001

Prinaninda

Prinaninda

Rediswira

Rediswira 1151 20205 111 003

1151 20205 111 003

Uca Anindya Malini

Uca Anindya Malini

1151 20207 111 037

1151 20207 111 037

(2)

Dramatism

Beberapa retorika mungkin menganalisis masalah yang terjadi pada Martha Stewart dan tanggapan Karl kepada mereka menggunakan dramatisme, posisi teoritis berusaha memahami tindakan kehidupan manusia sebagai drama. Kenneth burke dikenal sebagai pencetus teori dramatisme, meskipun ia awalnya tidak menggunakan istilah tersebut. Dramatisme pada dasarnya mengkonseptualisasikan kehidupan sebagai sebuah drama, menempatkan fokus utama  pada kinerja bertindak dengan berbagai pemain. Seperti dalam drama, tindakan dalam hidup adalah pusat untuk mengungkapkan motif manusia. Dramatisme memberikan kita dengan metode yang cocok untuk mengatasi tindakan komunikasi antara teks (bagaimana karl memandang dan berhubungan dengan apa yang ia belajar tentang stewart) dan penonton untuk  teks yang (karl), serta tindakan bagian dalam teks (motif stewart dan pilihan). Menurut C. Ronald Kimberling (1982) mengatakan bahwa "dramatisme memberikan wawasan kritis yang tidak dapat dihasilkan dengan metode lainnya". Drama adalah sebuah metafora yang berguna untuk ide-ide burke untuk tiga alasan yaitu :

a. Drama menunjukkan bahasan yang luas, tujuannya adalah untuk berteori tentang

 pengalaman manusia. Metafora dramatis adalah sangat berguna dalam menggambarkan hubungan manusia karena mendasarkan interaksi atau dialog. Dalam drama dialognya menjadi model hubungan dan memberikan penerangan pada hubungan.

b. Drama cenderung mengikuti jenis dikenali dari berbagai jenis yaitu komedi, musik,

melodrama, dan sebagainya. Burke merasa bahwa cara kita membentuk dan menggunakan bahasa mungkin terkait dengan cara ini drama manusia dimainkan.

c. Drama selalu ditujukan kepada khalayak. Dalam hal drama ini adalah retorika, Burke

memandang sebagai peralatan untuk hidup, yang berarti bahwa literature atau teks  berbicara pengalaman hidup masyarakat dan masalah serta memberikan reaksi dengan tanggapan untuk menghadapi pengalaman tersebut. Dengan cara ini, dramatisme mempelajari cara-cara di mana bahasa dan penggunaannya berhubungan dengan khalayak.

(3)

Asumsi dari Teori Dramatisme

Beberapa asumsi yang menggambarkan kesulitan dalam memberikan label onthologi Burke. Penelitian seperti Brummet (1993) disebut asumsi Burke suatu onthologi simbolis karena  penekanannya pada bahasa. Bagi Burke, umumnya orang melakukan apa yang mereka harus

lakukan dan dunia sebagian besar seperti itu, karena sifat dari sistem simbol sendiri. Komentar  Brumment mengenai tiga asumsi pokok berikut teori Dramatisme Burke :

a. Manusia adalah hewan yang menggunakan simbol

b. Bahasa dan simbol membentuk suatu sistem yang sangat penting bagi manusia

c. Manusia adalah pembuat pilihan

Asumsi pertama berbicara dengan kesadaran Burke bahwa beberapa dari apa yang kita lakukan adalah termotivasi oleh alam satwa kita dan sebagian dari apa yang kita lakukan dimotivasi oleh simbol. Misalnya pada kehidupan sehari-hari ketika Budi sedang minum kopi  paginya, ia memuaskan rasa haus, sebuah naluri yang dimiliki juga oleh hewan. Ketika dia membaca koran pagi dan berpikir tentang ide-ide yang dia temui di sana, dia sedang dipengaruhi oleh simbol. Gagasan bahwa manusia adalah hewan yang menggunakan simbol merupakan ketegangan dalam pemikiran Burke. Brumment (1993) mengamati bahwa terdapat sebuah asumsi diantara kesadaran bahwa beberapa dari apa yang kita lakukan adalah termotivasi oleh sifat naluri hewan dan beberapa sifat oleh sifat simbolik. Dari semua simbol yang digunakan manusia, bahasa adalah yang paling penting bagi burke dan ini menyebabkan asumsi kedua.

Asumsi yang kedua (pentingnya bahasa) Burke mirip dengan konsep relativitas linguistik  dikenal sebagai hipotesis Sapir-Whorf (Sapir, 1921; Whorf, 1956). Sapir dan Whorf menyatakan  bahwa sulit untuk berpikir tentang konsep atau benda tanpa kata-kata untuk mereka. Jadi, orang

dibatasi (dalam batas tertentu) dalam apa yang dapat mereka pahami oleh karena batasan bahasa mereka. Ketika manusia menggunakan bahasa, mereka juga digunakan oleh bahasa tertentu. Ketika bahasa dari suatu budaya tidak mempunyai simbol untuk motif tertentu, maka pembicara

(4)

yang menggunakan bahasa tersebut juga cenderung untuk tidak memiliki motif tersebut. Kata-kata, pemikiran, dan tindakan memiliki hubungan yang sangat dekat satu sama lain.

Asumsi kedua menyatakan bahwa bahasa memberikan pengaruh atas orang deterministik  (Melia, 1989), tetapi menyatakan asumsi akhir bahwa manusia adalah pembuat pilihan. Burke terus-menerus menunjukkan bahwa onthologi deterministik  behaviorisme harus ditolak karena  bertentangan dengan apa yang dilihat sebagai dasar dramatisme manusia itu sendiri.

 Dramatism as New Rhetoric (Dramatisme sebagai retorika baru)

Dalam bukunya  A Rhetoric of Motives (1950), Burke memperhatikan tentang adanya  persuasi, dan memberikan diskusi prinsip tradisional retorika diartikulasikan oleh Aristotoles. Burke menyatakan bahwa definisi retorika adalah, intinya, persuasi, dan tulisannya mengeksplorasi cara-cara di mana persuasi dapat terjadi. Dramatisme merupakan retorika baru. Bedanya dengan retorika lama adalah retorika baru lebih menekankan pada identifikasi dan hal ini dapat mencakup faktor-faktor yang secara parsial tidak sadar dalam mengajukan  pernyataannya disamping retorika yang lama menekankan pada persuasi dan desain yang terencana. Tetapi tujuan Burke tidak untuk menggantikan konseptualisasi Aristoteles, melainkan lebih kepada memberikan tambahan terhadap pendekatan tradisional.

•  Identification and Substance (Identifikasi dan Substansi)

Burke menegaskan bahwa segala sesuatu memiliki substansi, didefinisikan sebagai sifat umum pada suatu hal. Substansi (sifat umum dari sesuatu) dapat digambarkan dalam diri seseorang dengan mendaftar karakteristik demografis serta latar belakang dan fakta mengenai situasi masa kini, seperti bakat dan pekerjaan. Burke berargumen bahwa ketika terdapat ketumpangtindihan antara dua orang dalam hal substansi mereka, mereka mempunyai identifikasi (ketika dua orang memiliki ketumpangtindihan pada substansi mereka). Semakin  besar ketumpangtindihan yang terjadi, makin besar pula identifikasi yang terjadi. Kebalikannya  juga benar, semakin kecil tingkat ketumpangtindihan individu, makin besar pemisahan (ketika dua orang gagal untuk mempunyai ketumpangtindihan dalam substansi mereka). Walaupun demikian, pada kenyataannya dua orang tidak dapat sepenuhnya memiliki ketumpangtindihan satu dengan lainnya. Burke sadar akan hal ini dan menyatakan bahwa ambiguitas substansi

(5)

menyatakan bahwa identifikasi akan selalu terletak pada kesatuan dan pemisahan. Para individu akan bersatu pada masalah-masalah substansi tertentu tetapi pada saat bersamaan tetap unik, keduanya disatukan dan dipisahkan (Burke, 1950). Selanjutnya Burke mengindikasikan bahwa retorika dibutuhkan untuk menjembatani pemisahan dan membangun kesatuan. Burke merujuk   proses ini sebagai konsubstansiasi (ketika permohonan dibuat untuk meningkatkan

ketumpangtindihan antara orang), atau meningkatkan identifikasi mereka satu sama lain.

• The Process of Guilt and Redemption (Proses Rasa Bersalah dan Penebusan)

Konsubstansiasi atau masalah mengenai identifikasi dan substansi, berhubungan dengan siklus rasa bersalah/penebusan karena rasa bersalah dapat dihilangkan sebagai hasil identifikasi dan pemisahan. Rasa bersalah yang terdiri atas rasa tekanan, rasa malu, rasa bersalah, rasa jijik, atau perasaan yang menyebalkan lainnya adalah motif utama untuk semua aktifitas simbolik, dan Burke mendefinisikan rasa bersalah secara luas untuk mencakup berbagai jenis ketegangan, rasa malu, rasa bersalah, rasa jijik, atau perasaan yang tidak menyenangkan lainnya. Hal yang sama dalam teori Burke adalah bahwa rasa bersalah adalah sifat intrinsik yang ada dalam kondisi manusia. Proses merasa bersalah dan berusaha untuk menghilangkannya ada di dalam siklus Burke, yang mengikuti pola yang dapat diprediksi:

1. Tatanan atau Hierarki

Burke menyatakan bahwa masyarakat ada dalam bentuk tatanan atau hierarki, yang diciptakan melalui kemampuan kita menggunakan bahasa. Bahasa memungkinkan kita untuk  menciptakan kategori yang membentuk hierarki sosial.

2. Negativitas

 Negativitas mulai muncul ketika orang melihat tempat mereka dalam tatanan sosial dan  berusaha menolaknya. Mengatakan tidak pada aturan yang sudah ada adalah fungsi dari

kemampuan berbahasa kita dan bukti bahwa manusia adalah pembuat pilihan. 3. Pengorbanan

(6)

Pengorbanan adalah cara dimana kita berusaha untuk memurnikan diri dari rasa bersalah yang kita rasakan sebagai bagian dari kondisi manusia. Terdapat dua tipe dasar pengorbanan. Burke menamai tipe pengorbanan yang kita kembalikan pada diri kita sendiri sebagai mortifikasi.

4. Penebusan

Penebusan melibatkan penolakan sesuatu yang tidak bersih dan kembali pada tatanan baru setelah rasa bersalah diampuni sementara.

• The Pentad 

Selain mengembangkan teori dramatisme, Burke (1954) menciptakan suatu metode untuk  menerapkan teorinya terhadap sebuah pemahaman aktifitas simbolik. Hal-hal ini yang diperhatikan untuk menganalisis teks simbolik, yaitu:

1. Tindakan yaitu yang dianggap Burke sebagai apa yang dilakukan oleh seseorang. 2. Adegan yaitu memberikan konteks yang meliputi tindakan.

3. Agen yaitu seseorang yang melakukan tindakan.

4. Agensi yaitu merujuk pada cara-cara yang digunakan oleh agen untuk menyelesaikan

tindakan. Bentuk-bentuk agensi yang mungkin mencakup strategi pesan, penceritaan kisah, permintaan maaf, pembuatan pidato, dan seterusnya.

5. Tujuan yaitu merujuk pada hasil akhir yang ada dalam benak agen untuk tindakan.

6. Sikap yaitu merujuk pada cara di mana seorang aktor memposisikan dirinya

dibandingkan orang lain.

Pentad digunakan untuk menganalisis sebuah interaksi simbolik. Penganalisis pertama-tama menentukan sebuah elemen dari pentad dan mengidentifikasi apa yang terjadi dalam suatu tindakan tertentu. Setelah memberikan label pada poin-poin dari pentad dan menjelaskannya secara menyeluruh, penganalisis kemudian mempelajari rasio dramatistik (proporsi dari satu elemen pentad dibandingkan dengan elemen lainnya). Dengan memisahkan dua bagian mana saja dari pentad dan mempelajari hubungan mereka satu sama lain, kita menentukan suatu rasio. Rasio agen tindakan, misalnya sedang menjadi hal yang penting ketika kita berusaha untuk 

(7)

memahami bagaimana orang yang baik dapat melakukan hal yang buruk. Dalam menganalisis rasio dengan cara ini, peneliti mampu untuk menemukan elemen yang dominan.

 Parsimony

Beberapa kritikus mengubah bahwa teori Burke terlalu tidak jelas dan sulit dipahami untuk  dapat berguna. Dramatisme dilihat oleh beberapa sebagai teori yang terlampau kompleks dan membingungkan (Foss, Foss, & Trapp, 1991). Bahkan para pendukung Burke juga mengakui  bahwa karyanya sulit dibaca Marie Hochmath Nichols menyimpulkan esainya yang ditulis tahun

1952 mengenai teori Dramatistic of Rhetoric dari Burke dengan menyatakan bahwa

Burke sangat sulit dan seringkali membingungkan. Ia tidak dapat dipahami hanya dngan membaca santai berbagai volume bukunya. Sebagian kesulitan ini munculn dari berbagai kosakata yang ia gunakan, kata-katanya sendiri biasanya cukup sederhana, tetapi ia sering kali menggunakannya dalam konteks yang baru. Untuk membaca salah satu volume  bukunya secara mandiri, tanpa memberikan kronologi penerbitannya, membuat masalah  pehamahan menjadi lebih sulit karena adanya makna yang khusus yang dilekatkan pada  berbagai kata dan fase. (hal. 330)

Ruang Lingkup

Terkait dengan kritik sebelumnya adalah ide bahwa Dramatisme terlalu luas dalam ruang lingkupnya. Tujuan Burke tidak kurang dari untuk menjelaskan keseluruhan pengalaman manusia dengan interaksi simbolik. Ini merupakan tujuan yang sangat luas untuk dapat  bermakna. Ketika anda memperbandingkan Dramatisme dengan teori seperti Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty Reduction Theory-URT ). Teori URT berusaha untuk menjelaskan  beberapa menit pertama dari sebuah pertemuan awal antara orang asing. Dramatisme melingkupi

semua interaksi simbolik manusia. Beberapa kritikus akan menyatakan bahwa ketika sebuah teori berusaha mencapai tujuan yang demikian sombong. Teori ini dapat dipastikan terlalu kompleks dan tidak mudah dipahami.

(8)

Beberapa peneliti (Condit, 1992; Murray, 2003) mengamati dramatisme yang jatuh pendek   pada kriteria kegunaan. Kritik ini diajukan terutama karena apa yang Burke daun keluar dari

teori misalnya, celeste condit (1992) berpendapat bahwa teori tersebut akan lebih berguna jika teori ini membahas mengenai gender dan budaya secara lebih luas. Condit mengamati bahwa walaupun Burke mendukung adanya feminisme, dukungannya muncul hanya dalam bentuk  meletakkan wanita dibawah tanda pria (man).

Ia melihat bahwa dengan konteks sejarah di mana Burke menulis, dukungannya bagi  perempuan itu tidak keliru. Banyak penulis pada zaman Burke benar-benar tidak mengindahkan wanita, jadi Burke memberikan kontribusi dengan memasukkan wanita ke dalam bahasanya. Tetapi, menurut Condit sekarang dunia telah berubah dan sudah tidak pantas untuk meletakkan wanita dibawah kata pria (man). Condit berbicara baik mengenai kegunaan kata man yang digunakan untuk mewakili semua orang dan mengenai kemampuan kita sebagai masyarakat untuk mulai berpikir dalam cara-cara yang baru mengenai jenis kelamin dan gender.

Ia kemudia menulis ulang definisi ini untuk bergerak melampaui suatu esensialisme mendefinisikan laki-laki dan perempuan sebagai berlawanan satu sama lain dan pada dasarnya sama dengan orang lain dari jenis kelamin yang sama:

Manusia adalah Pemain dengan simbol. Pencipta yang negatif dan kemungkinan moralitas yang ditumbuhkan dari kondisi alami mereka oleh aalat-alat pembuat kolektif  mereka terjebak didalam hierarki dan kesetaraan (digerakkan secara konstan untuk  keteraturan) tidak busuk dan tidak juga sempurna, tetapi sewaktu-waktu terperosok ke dalam kedua jalur itu.

Argumen Condit ini adalah bahwa pendekatan Burke itu perlu diperluas baik untuk  menyertakan perempuan dan bergerak melewati fokus pada satu jenis kelamin atau yang lain untuk benar-benar termasuk keduanya tapi dia merasa bahwa hanya memperluas bahasa manusia untuk memasukkan orang, mereka tidak akan di dalamnya diri cukup untuk menantang terus  bahwa bahasa sebagai layar terministk terhadap perempuan di Amerika Serikat. Mka kita perlu

mengubah kedua bahasa kita dan pemikiran kita tentang wanita, pria, jenis kelamin, dan inklusivitas untuk kemajuan yang signifikan terjadi.

(9)

Heurisme

Sehubungan dengan heurism berpendapat bahwa teori dramatisme sangat sukses. Dramatisme pada mulanya digunakaan dalam analisis retoris dari pidato-pidato, tetapi sekarang fokusnya telah melebar ke wacana yang lainnya di dalam ruang publik seperti editorial, paflet, dan monograf, buku, dokudrama, berita radio dan televisi, film, musik dan bahkan internet" Lanjut Catherine fox (2002) menemukan dramatisme menjadi kerangka yang berguna untuk  aplikasi untuk komunikasi profesional, khususnya menulis teknis dalam organisasi transportasi. dan peter smdde (2004) menganjurkan menerapkan dramatisme dengan praktik  public relations.

(10)

Daftar Pustaka

Lynn H. Turner and Richard West. 2007. Inctoducing Communication Theory. Analysis and Application. Singapure: McGraw Hill.

Referensi

Dokumen terkait

di Kabupaten Kediri lebih banyak dalam kategori siap menerima perubahan fisik hormonal, dan psikisnya (56%), terdapat hubungan yang positif baik antara dukungan sosial

Pada pengabdian masyarakat ini, alih teknologi mekanis yang telah diaplikasikan adalah proses pengemasan menggunakan mesin pengemas vertikal di UKM Mony, proses

Yield yang dihasilkan dari pirolisis kayu jati lebih rendah dibandingkan dengan penelitian yang sudah dilakukan Tranggono et al (1996) dalam Wijaya, dkk (2008) yang

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh vortex generator terhadap peningkatan pressure drop

Agar data yang diperoleh tervalidasi, maka dilaksanakan penerapan tata kerja analisis untuk menentukan kadar unsur dalam cuplikan acuan standar SRM NIST 1548a typical diet dan SRM

Hasil dari validasi SRM NIST 1648 Partikulat Udara yang meliputi parameter presisi dan akurasi ditampilkan dalam diagram kendali pada Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3. Dari

Syarat pembacaan, bahkan raison'detre (alasan utama) memanglah demikian, yakni adanya perbedaan apa yang ingin dibaca (teks), tetapi pada saat yang sama pembaca aktif dan

Dengan adanya sistem e-grocery maka konsumen yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu dapat memanfaatkan jaringan internet yang terhubung ke website untuk