• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Responden

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Ambon Kecamatan Baguala yang terdiri dari: 1 gedung SMP, 20 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 2 ruang guru, 1 ruang TU, 2 ruang Laboratorium, 1 ruang perpustakaan, 1 lapangan olahraga. Responden dalam penelitian ini terdiri dari kepala sekolah dan guru. Selanjutnya data tentang responden terdapat lihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

No Katagori subjek Jumlah (orang) Usia Masa kerja (tahun) Pendidkan Jumlah Jenjang 1 Kepala Sekolah 1 53 12 1 Sarjana 2 Guru 35 29-56 5-35 35 Sarjana

Sumber: Data sekunder, 2014

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 9 ini mempunyai 1 kepala sekolah berusia 53 tahun dengan masa kerja sebagai kepala sekolah antara 3-12 tahun dengan tingkat

(2)

40

pendidikan berijazah sarjana dan sedang menempuh studi lanjut S2.

Responden dari dewan guru sebayak 35 yang usia mereka berkisar antar 39-56 dengan masa kerja sebagai guru antara 5-32 tahun. Tingkat pendidikan mereka 34 orang berijazah sarjana, 1 orang sementara mengikuti study lanjut.

4.2 Hasil Penelitian

Dalam bagian ini akan dilakukan analisis data hasil penelitian terhadap evaluasi peran kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalime guru yang dilihat dari segi leadership, motivator, supervisor, inovator, manajer, dan edukator.

4.2.1 Aspek Leadership

Tabel 4.2 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Leadership No Indikator pertanyaan Item Total mean ̅

Standar Deviasi (SD) Kategori 1 Memiliki kepribadian yang mencermikan pemimpin 1, 2, 3, 4 7 2,95 1,04 Cukup 2 Memiliki kemampuan pengetahuan terhadap tenaga kependidikan 5, 6, 7

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa evaluasi peran kepala sekolah sebagai leadership diperoleh total item

(3)

41

pertanyaan 7 kemudian untuk rerata sebesar 2,95 yang masuk dalam kategori cukup (2,60-3,39) dengan standar deviasi 1,04.

Kepala sekolah sebagai leadership harus mampu

memberikan petunjuk dan pengawasan dalam

meningkatkan kemauan tenaga kependidikan dalam membuka komunikasi dua arah, mendelegasi tugas. Gaya kepemimpinan kepala sekolah harus dapat menumbuhkan kreativitas yang dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru sehingga diperlukan gaya kepemimpinan yang secara cepat dan fleksibel sesuai kondisi dan kebutuhan. Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian sehingga sebagai kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin sifat-sifat sebagai berikut: Jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan teladan. Sehingga hasil penelitian yang dilakukan terhadap 31 guru SMP Negeri 9 Ambon dapat diperoleh data berikut.

Tabel 4.3 Memiliki Sikap Jujur

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

1 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 29 2 94 % 6 % Jumlah 31 100

(4)

42

Skor 3,05 Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kepala sekolah yang memiliki sikap jujur dalam memerankan perannya sebagai pemimpin SMP Negeri 9 Ambon. Hal ini diperkuat dengan data jawaban responden yang menjawab sangat sering sebanyak 94 %, sering 6 %, kadang-kadang dan tidak pernah 0 %, sementara untuk skor mencapai 3,05 berada pada kategori

cukup

Tabel 4.4 Bertanggung Jawab Terhadap Tugas

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

2 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 28 3 90 % 10 % Cukup Jumlah 31 100 Skor 3,03

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa 90 % responden menjawab sangat sering, 10 % responden menjawab sering, 0 % responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah, sementara untuk skor mencapai 3.03 berada pada kategori cukup. Hal

ini membuktikan bahwa kepala sekolah sebagai leader/pemimpin di SMP Negeri 9 Ambon cukup dalam

(5)

43

melaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah.

Tabel 4.5 Berani Mengambil resiko terhadap Keputusan dan Kebijakan

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

3 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 27 4 87 % 13 % Cukup Jumlah 31 100 Skor 3,0

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa 87 % responden menjawab sangat sering, 13 % responden menjawab sering, 0 % responden menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. sementara untuk skor

mencapai 3,0 berada pada kategori cukup. Hal ini

membuktikan bahwa kepala sekolah sebagai

leader/pemimpin SMP Negeri 9 Ambon cukup dalam mengambil resiko terhadap keputusan dan kebijakan yang dibuatnya.

Tabel 4.6 Keputusan Yang Diambil Demi Kepentingan Bersama

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

4 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 29 2 94 % 6 % Cukup Jumlah 31 100 Skor 3,05

(6)

44

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebanyak 94 % respoden menjawab sangat sering, 6 % respoden menjawab sering, 0% responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 3,05 berada pada kategori

cukup baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah Negeri 9 Ambon cukup dalam mengambil keputusan demi kepentingan bersama-sama.

Tabel 4.7 Memahami Kondisi dan karakter

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

5 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 30 1 97 % 3 % Baik Jumlah 31 100 Skor 4,10

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa bahwa sebanyak 97 % responden menjawab sangat sering, 3 % responden menjawab sering, 0 % responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 4,10 berada pada kategori baik.

Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik dalam mengenal dan memahami kondisi dan karakter guru di sekolah.

(7)

45

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

6 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 28 3 90 % 10 % Baik Jumlah 31 100 Skor 4,03

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sebanyak 90 % responden menjawab sering, sebanyak 10 % responden menjawab sangat sering, 0 %. responden menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 4,03 berada pada

kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik dalam menerima saran dan masukan dari semua pihak sekolah dalam rangka untuk meningkatkan profesionalisme guru.

Tabel 4.9 Komunikasi Secara Aktif

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

7 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12 15 4 39 % 48 % 13 % Cukup Jumlah 31 100 Skor 3,36

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebanyak 48 % responden menjawab sering, sebanyak 39 % responden menjawab sangat sering, sebanyak

(8)

46

13 % responden yang menjawab kadang-kadang dan 0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 3,36 berada pada kategori

cukup . Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon melakukan dengan cukup dalam komunikasi yang aktif disekolah.

4.2.2 Aspek Supervisor

Tabel 4.10 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor No Indikator pertanyaan Item Total mean ̅ Standar Deviasi

(SD) Kategori 1 Mampu memahami visi dan misi 8,9 7 3,39 1,08 Cukup 2 Melakukan pengawasan terhadap PBM (proses belajar mengajar) 10, 11, 12 3 Perhatian kepala sekolah terhadap kinerja guru 13, 14

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa evaluasi peran kepala sekolah sebagai supervisor diperoleh total item pertanyaan 7 kemudian untuk rerata sebesar 3,39 yang masuk dalam kategori cukup (2,60-3,39) dengan standar deviasi 1,08.

Kepala sekolah sebagai Supervisor harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala

(9)

47

sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas

untuk mengamati proses pembelajaran secara

langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga hasil penelitian yang dilakukan terhadap 31 guru SMP Negeri 9 Ambon dapat diperoleh data berikut.

Tabel 4.11 Mengembangkan Visi dan Misi

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

8 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12 19 39 % 61 % Cukup Jumlah 31 100 Skor 3,70

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa sebanyak 0 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 39 % responden menjawab sering, sebanyak 60 % responden yang menjawab kadang-kadang dan sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara skor mencapai 3,70 berada pada kategori

cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah

SMP Negeri 9 Ambon telah cukup dalam

(10)

48 Tabel 4.12 Program Visi Misi Sekolah dalam Tindakan

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

9 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 22 9 71 % 29 % Baik Jumlah 31 100 Skor 4,10

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa sebanyak 0 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 71 % responden menjawab sering, sebanyak 29 % responden yang menjawab kadang-kadang dan sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 4,10 berada pada

kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa program visi misi sekolah dalam tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon berjalan dengan baik.

Tabel 4.13 Pengawasan Proses Belajar di Kelas

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

10 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 2 29 6 % 94 % Jumlah 31 100 Kurang Skor 2,13

(11)

49

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa sebanyak 0 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 6 % responden menjawab sering, 94 % responden menjawab kadang-kadang dan sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 2,13 berada pada kategori

kurang. Hal ini membuktikan bahwa adanya kurang pengawasan proses belajar di kelas dilakukan oleh kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon.

Tabel 4.14 Membantu Permasalahan yang dihadapi Guru dan Mencari Solusi

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

11 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 4 27 13 % 87 % Kurang Jumlah 31 100 Skor 2,20

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa sebanyak 0 % responden menjawab sering, sebanyak 13 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 87 % responden yang menjawab kadang-kadang dan sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 2,20 berada pada

kategori kurang. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri Ambon kurang membantu

(12)

50

permasalahan yang dihadapi guru dan mencari solusinya.

Tabel 4.15 Membantu Guru dalam Meningkatkan Program Pengajaran

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

12 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 28 3 90 % 10 % Baik Jumlah 31 100 Skor 4,13

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa sebanyak 90 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 10 % responden menjawab sering, sebanyak 0 % responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 4,13

berada pada kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik dalam membantu guru dalam meningkatkan program pengajaran.

Tabel 4.16 Mendorong Guru Untuk Memulai dan Mengakhiri Pembelajaran Sesuai Waktu

yang Ditentukan

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

13 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 5 26 16 % 84 % Cukup Jumlah 31 100 Skor 3,35

(13)

51

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa sebanyak 0 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 16 % responden menjawab sering, sebanyak 84 % responden yang menjawab kadang-kadang dan sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 3,35 berada pada

kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon cukup dalam mendorong guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang ditentukan.

Tabel 4.17 Melaksanakan Simulas Pembelajaran

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

14 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12 13 6 39 % 42 % 19 % Sangat baik Jumlah 31 100 Skor 4,95

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebanyak 42 % responden menjawab sering, sebanyak 39 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 19 % responden menjawab kadang-kadang dan sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 4,95 berada pada

(14)

52

sekolah SMP Negeri 9 Ambon sangat baik dalam melaksanakan simulasi pembelajaran.

4.2.3 Aspek Motivator

Tabel 4.18 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator No Indikator pertanyaan Item Total mean ̅ Standar Deviasi

(SD) Kategori 1 Membangun lingkungan kerja yang kondusif, disertai wawasan tentang pembelajaran 15, 16, 17 5 3,63 0,68 Cukup 2 Mendorong guru untuk selalu berpartisipasi dalam penyelenggara an program pendidikan 18, 19

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui bahwa evaluasi peran kepala sekolah sebagai motivator dengan total item pertanyan 5 kemudian untuk rerata sebesar 3,63 yang masuk dalam kategori cukup baik (2,60-3,39) dengan standar deviasi 0,68.

Kepala sekolah sebagai motivator, harus memiliki strategi yang tepat untuk memotivasi para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai

(15)

53

usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh sebab itu kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

(1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan. Sehingga hasil penelitian yang dilakukan terhadap 31 guru SMP Negeri 9 Ambon dapat diperoleh data berikut.

Tabel 4.19 Meningkatkan Sarana dan Prasarana yang Nyaman

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

15 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 23 8 74 % 26 % Baik Jumlah 31 100 Skor 4,0

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa sebanyak 74 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 26 % responden menjawab sering, sebanyak

(16)

54

0 % responden menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 4,0 berada

pada kategori cukup baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik dalam meningkatkan sarana dan prasarana demi kenyamanan proses pembelajaran.

Tabel 4.20 Memberikan Penghargaan Kepada Guru yang Berprestasi

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

16 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 3 4 24 10 % 13 % 77 % Kurang Jumlah 31 100 Skor 2,40

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa sebanyak 77 % responden menjawab kadang-kadang, sebanyak 13 % responden menjawab sering, sebanyak 10 % responden menjawab sangat sering dan sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 2,40 berada pada kategori

kurang. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon dikatakan kurang dalam

memberikan penghargaan kepada guru yang

berprestasi.

Tabel 4.21 Meningkatkan Disiplin Kerja Guru

(17)

55 17 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 25 6 81 % 19 % Cukup Jumlah 31 100 Skor 3,9

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.21 dapat diketahui bahwa sebanyak 81 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 19 % responden menjawab sering, sebanyak 0 % responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 3,9

berada pada kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon cukup dalam mengutamakan kedispilinan kerja guru.

Tabel 4.22 Kondisi Kerja yang Kondusif

No Pilihan Frekuensi Presentase Katagori

18 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 7 24 23 % 77 % Baik Jumlah 31 100 Skor 3,45

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.22 dapat diketahui bahwa sebanyak 23 % responden menjawab sering, sebanyak 77 % responden menjawab kadang-kadang, sebanyak 0 % responden menjawab sangat sering dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 3,45 berada

(18)

56

pada kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon membuat situasi kerja yang kondusif.

Tabel 4.23 Memotivasi dengan Melengkapi Fasilitas Pembelajaran

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

19 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 26 5 84 % 6 % Baik Jumlah 31 100 Skor 4,40

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.23 dapat diketahui bahwa sebanyak 84 % responden menjawab sering, sebanyak 6 % responden menjawab kadang-kadang, sebanyak 0 % responden menjawab sangat sering dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 4,40 berada

pada kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik dalam memotivasi dengan melengkapi fasilitas pembelajaran.

4.2.4 Aspek Inovator

Tabel 4.24 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Inovator No Indikator Item pertanyaan Total mean ̅ Standar Deviasi (SD) Kategori 1 Penambahan tenaga pendidik serta menjalin hubungan yang harmonis 20, 21, 22 3 3,73 0,49 cukup

(19)

57

dengan lingkungan sekolah

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.24 diketahui bahwa evaluasi peran kepala sekolah sebagai inovator diperoleh total item pertanyaan 3 kemudian untuk rerata sebesar 3,73 yang masuk dalam kategori cukup baik (2,60-3,39) dengan standar deviasi 0,49.

Kepala sekolah sebagai Inovator, harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepala seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Sehingga hasil penelitian yang dilakukan terhadap 31 guru SMP Negeri 9 Ambon dapat diperoleh data berikut.

Tabel 4.25 Menjaga Hubungan Baik dengan Guru dan Karyawan

No Pilihan Frekuensi Presentase Katagori

20 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 30 1 97 % 3 % Baik Jumlah 31 100 Skor 4,10

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.25 dapat diketahui bahwa sebanyak 97 % responden menjawab sering, sebanyak

(20)

58

3 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 0 % responden menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 4,10 berada pada

katagori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik dalam menjaga hubungan keluarga dengan guru dan karyawan.

Tabel 4.26 Menjadi Contoh Teladan dan Panutan Bagi Guru

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

21 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 29 2 94 % 6 % Baik Jumlah 31 100 Skor 4,06

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.26 dapat diketahui bahwa sebanyak 94 % responden menjawab sering, sebanyak 6 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 0 % responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 4,06 berada

pada kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik menjadi contoh teladan dan panutan bagi guru.

Tabel 4.27 Menerapkan Model Pembelajaran yang Inovatif

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

22 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang 1 30 3 % 97 %

(21)

59

d. Tidak pernah

Cukup

Jumlah 31 100

Skor 3,03

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.27 dapat diketahui bahwa sebanyak 3 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 97 % responden menjawab sering, sebanyak 0 % responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 3,03

berada pada kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon cukup dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif. 4.2.5 Aspek Manajer

Tabel 4.28 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer No Indikator pertanyaan Item Total Mean ̅ Standar Deviasi

(SD) Kategori 1 Memiliki ide, gagasan baru serta memberdayak an guru melalui kerja sama 23, 24, 25 5 3,78 0,72 Cukup 2 Memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan profesi serta mendorong keterlibatan guru dalam setiap kegiatan 26, 27

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.28 diketahui bahwa evaluasi peran kepala sekolah sebagai inovator diperoleh total item pertanyaan 5 kemudian untuk rerata sebesar 3,78

(22)

60

yang masuk dalam kategori cukup baik (2,60-3,39) dengan standar deviasi 0,72.

Kepala sekolah sebagai Manajer, yang pada hakekatnya

merupakan suatu proses merencanakan,

mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta

mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya

organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Sehingga hasil penelitian yang dilakukan terhadap 31 guru SMP Negeri 9 Ambon dapat diperoleh data berikut.

Tabel 4.29 Menetapkan Beberapa Guru Pada Bidang Studi Tertentu

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

23 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 2 29 6 % 94 % Cukup Jumlah 31 100 Skor 3,16

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.29 dapat diketahui bahwa sebanyak 2 % responden menjawab sering, sebanyak 29 %responden menjawab sangat sering, sebanyak 0 % responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 3,16 berada

(23)

61

pada kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon cukup dalam menetapkan beberapa guru pada bidang studi tertentu.

Tabel 4.30 Bekerja Sama dengan Guru dalam Setiap Kegiatan

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

24 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 5 26 16 % 84 % Cukup Jumlah 31 100 Skor 3,26

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.30 dapat diketahui bahwa sebanyak 16 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 84 % responden menjawab sering, sebanyak 0 % responden menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 3,26 berada

pada kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon cukup dalam bekerja sama dengan guru di setiap kegiatan.

Tabel 4.31 Memanfaatkan Seluruh Sumber Daya yang Ada di Sekolah

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

25 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 3 28 10 % 90 % Cukup Jumlah 31 100 Skor 3,20

(24)

62

Berdasarkan Tabel 4.31 dapat diketahui bahwa sebanyak 10 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 90 % responden menjawab sering, sebanyak 0 % responden menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 3,20 berada

pada kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon cukup dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah.

Tabel 4.32 Mengikut Sertakan Guru dalam Pelatihan dan Seminar Pendidikan

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

26 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 2 20 9 6 % 65 % 29 % Baik Jumlah 31 100 Skor 4,30

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.32 dapat diketahui bahwa sebanyak 6 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 65 % responden menjawab sering, sebanyak 29 % responden yang menjawab kadang-kadang dan sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 4,30 berada pada

kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik dalam

(25)

63

mengikutsertakan guru dalam pelatihan dan seminar pendidikan.

Tabel 4.33 Mendorong Guru Untuk Aktif Berpartisipasi dalam Setiap Kegiatan

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

27 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 6 25 20 % 80 % Sangat Baik Jumlah 31 100 Skor 4,95

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.33 dapat diketahui bahwa sebanyak 20 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 80 % responden menjawab sering, sebanyak 0 % responden menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 4,95

berada pada kategori sangat baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon sangat baik dalam mendorong guru untuk aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan pendidikan.

4.2.6 Aspek Edukator

Tabel 4.34 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Edukator No Indikator pertanyaan Item Total Mean ̅

Standar Deviasi (SD) Kategori 1 Meningkatkan kinerja guru dan prestasi belajar peserta didik 28, 29, 30 3 2,58 0,37 Kurang Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

(26)

64

Berdasarkan Tabel 4.34 diketahui bahwa evaluasi peran kepala sekolah sebagai inovator diperoleh total item pertanyaan 3 kemudian untuk rerata sebesar 2,58 yang masuk dalam kategori kurang (1,80-2,59) dengan standar deviasi 0,37.

Kepala sekolah sebagai edukator (pendidik), meliputi pembinaan mental, pembinaan moral dan pembinaan fisik bagi tenaga kependidikan. Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Sehingga hasil penelitian yang dilakukan terhadap 31 guru SMP Negeri 9 Ambon dapat diperoleh data berikut.

Tabel 4.35 Melaksanakan Pembinaan Konseling Kepada Guru

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

28 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 9 22 29 % 71 % Cukup Jumlah 31 100 Skor 2,36

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4. 35 dapat diketahui bahwa sebanyak 0 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 29 % responden menjawab sering, sebanyak 71 % responden menjawab kadang-kadang dan sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah.

(27)

65

Sementara untuk skor mencapai 2,36 berada pada

kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon cukup dalam melaksanakan pembinaan konseling kepada guru.

Tabel 4.36 Mengembangkan program Sekolah Melalui Pengayaan dan Perbaikan Pembelajaran

(Remedial Teaching)

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

29 a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 1 30 3 % 97 % Cukup Jumlah 31 100 Skor 3,13

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.36 dapat diketahui bahwa sebanyak 3 % responden menjawab sering, sebanyak 97 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 0 % responden menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 3,13 berada pada

kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon cukup mengembangkan program sekolah melalui pengayaan dan perbaikan pembelajaran (remedial teaching).

Tabel 4.37 Menggerakan dan Meningkatkan Tim Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik

No Pilihan Frekuensi Presentase Kategori

(28)

66 b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 6 25 19 % 81 % Kurang Jumlah 31 100 Skor 2,26

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.37 dapat diketahui bahwa sebanyak 0 % responden menjawab sering, sebanyak 19 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 81 % responden menjawab kadang-kadang dan 0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara untuk skor mencapai 2,26 berada pada kategori kurang. Hal

ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon kurang dalam menggerakan dan meningkatkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik.

4.2.7 Hasil Evaluasi Peran Kepala sekolah

Tabel 4.38 Rerata Evaluasi Peran Kepala Sekolah No Peran Kepala sekolah Mean ̅ Standar Deviasi (SD) Kategori

1 Aspek Leadership 2,95 1,04 Cukup 2 Aspek Supervisor 3,39 1,53 Cukup 3 Aspek Motivator 3,63 0,68 Cukup 4 Aspek Inovator 3,73 0,49 Cukup 5 Aspek Manajer 3,78 0,72 Cukup 6 Aspek Edukator 2,58 0,37 Kurang Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

(29)

67

Berdasarkan Tabel 4.38 diketahui bahwa hasil evaluasi peran kepala sekolah untuk lima aspek dikategorikan cukup yaitu aspek leadership, aspek supervisor, aspek motivator, aspek inovator, dan aspek manajer. Sedangkan peran kepala sekolah untuk aspek edukator dikategorikan kurang.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil data akan dilakukan pembahasan per aspek mengenai evaluasi peran kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru SMP Negeri 9 Ambon Kecamatan Baguala.

4.3.1 Aspek Leadership

Peran kepala sekolah di sekolah SMP Negeri 9 Ambon dapat menunjukkan kemampuan yang memiliki kepribadian yang mencerminkan leader (pemimpin) dan memiliki kemampuan pengetahuan terhadap tenaga kependidikan akan tercermin dalam sifat-sifat sebagai berikut: jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan teladan. Dilihat dari sikap yang diperankan seorang pemimpin SMP Nergeri 9 Ambon,

maka lembaga yang dipimpinnya bertujuan

mengedepankan transpirasi segala kegiatan dan program yang ditetapkan secara bersama-sama.

(30)

68

Berawal dari sikap jujur yang diperankan oleh kepala sekolah maka diharapkan dapat memotivasi kinerja disekolah sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. Sikap tanggung jawab yang dilaksanakan kepala sekolah akan menunjukkan bahwa benar-benar mampu dapat memegang kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dengan demikian tanggung jawab tersebut akan dapat meningkatkan profesionalisme guru

disekolahnya. Sebagai pemimpin/leader cukup

mempunyai keberanian mengambil resiko terhadap keputusan dan kebijakan. Keberanian ini menunjukkan

bahwa kepala sekolah benar-benar memiliki

kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah yaitu dapat bertanggung jawab terhadap semua

keputusan yang dibuatnya, dalam mengambil

keputusan untuk mengutamakan kepentingan

bersama. Keputusan yang diambil kepala sekolah

dalam menentukan kebijakan sekolah untuk

meningkatkan mutu di sekolah. Kepala sekolah SMP

Negeri 9 Ambon sebagai pimpinan berusaha

memuaskan semua pihak yang terkait dengan sekolah tentu hal ini dilakukan demi tercapainya tujuan bersama yaitu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Kepala sekolah SMP sebagai pemimpin/leader baik dalam memahami kondisi dan karakteritik guru. Ini merupakan cerminan bahwa kepala sekolah

(31)

69

memiliki sikap perhatian kepada bawahanya, maka kepala sekolah akan mengetahui perkembangan

prestasi pendidikan disekolahnya dibawah

kepemimpinannya, dalam menerima saran dan

masukkan dari semua pihak sekolah untuk

meningkatkan profesionalisme guru. Dalam

melaksanakan kepemimpinan saran dan kritikan memang harus ada karena dengan saran dan kritikan itulah kinerja kepemimpinan kepala sekolah dapat di evaluasi, dengan menerima saran dan kritik kepala

sekolah akan selalu semakin baik kinerja

kepemimpinannya dalam rangka meningkatkan

profesionalisme guru. Melakukan komunikasi secara aktif. Hal inilah yang dilakukan oleh kepala sekolah

SMP Negeri 9 Ambon dengan tujuan akan

meningkatkan profesionalisme guru di sekolahnya. Dengan komunikasi yang aktif maka segala kebutuhan guru akan dapat diketahui oleh kepala sekolah dengan demikan diharapkan akan tercapai proses belajar dengan baik di sekolah.

4.3.2 Aspek Supervisor

Peran kepala sekolah di sekolah SMP Negeri 9 Ambon

sebagai supervisor mempunyai kemampuan

(32)

70

proses belajar mengajar (PBM) yang dilakukan guru, perhatian kepala sekolah terhadap kinerja guru.

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas

untuk mengamati proses pembelajaran secara

langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat diketahui

kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam

melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. Sebagai supervisor dilakukan dengan cukup dalam mengembangkan visi dan misinya. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi dan misi sekolah dengan program bertahap untuk tujuan meningkatkan mutu sekolah, dalam melaksanakan program visi misi sekolah dalam tindakan dengan baik. visi misi merupakn tujuan utama dalam pelaksanaan beroganisasi, visi misi yang berjalan dengan baik ditunjukkan dengan berjalannya

(33)

71

program yang telah diagendakan oleh sekolah secara bersama-sama. Kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon kurang dalam melaksanakan pengawasan proses belajar di kelas. Hal ini menunjukkan kelemahan yang terjadi bahwa kurang ad pengawasan maka upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dan prestasi siswanya akan tidak optimal. Sehingga untuk aspek supervisor terutama mengenai pengawasan perlu di evaluasi bagi kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon. Kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon dalam kapasitasnya sebagai pemimpin lembaga, maka peran kepala sekolah adalah konsultan. Dari sikap terbuka kepala sekolah tersebut berarti kepala sekolah telah melakukan fungsinya sebagai pembina profesionalisme bagi guru. Mendorong para guru agar dapat memulai dan mengakhiri pembelajan sesuai waktu yang ditentukan. Dorongan dari kepala sekolah agar guru dapat melaksanakan pembelajaran untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat pada waktunya bertujuan agar dapat mengefisiensikan waktu secara tepat dan tidak membuang waktu pada proses pembelajaran dengan sia-sia, hal ini dilakukan dengan harapan proses belajar mengajar di dalam kelas dapat berjalan dengan maksimal.

(34)

72

Kepala sekolah di sekolah SMP Negeri 9 Ambon sebagai seorang motivator, yaitu melihat lingkungan kerja yang kondusif, penambahan wawasan tentang pembelajaran dan mendorong guru untuk selalu

berpartisipasi dalam penyelenggaraan program

pendidikan. Kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon sebagai motivator memiliki strategi yang tepat untuk

memotivasi para tenaga kependidikan. Dalam

melakukan berbagai tugas dan fungsinya, budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya

secara unggul, yang disertai usaha untuk

meningkatkan kompetensinya. Peningkatan sarana dan prasarana yang nyaman sangat di perlukan oleh setiap

lembaga pendidikan. Hal ini ditujukan agar

pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Program inilah yang telah dilaksanakan kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon tentunya agar tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga menghasilkan prestasi yang baik bagi siswanya. Penghargaan yang diberikan kepala sekolah kepada guru yang berprestasi merupakan program yang dilaksanakan kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon, hal ini bertujuan untuk menghargai usaha yang diberikan guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa di sekolah dan sebagai motivasi bagi guru untuk selalu

(35)

73

meningkatkan kinerjanya sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah, dalam meningkatkan kedisplinan kerja guru. Peningkatan kedisiplinan kerja yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru-guru bertujuan agar efektifitas dan produktifitas sekolah dapat meningkatkan lebih baik lagi, sehingga menunjukkan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon sering mengutamakan disiplin kerja tenaga. Dalam menunjukkan bahwa kepala sekolah setiap aktivitas yang dilakukan membawa kondisi kerja yang kondusif agar seluruh para guru merasa dihargai, karena dengan kondisi kerja yang kondusif yang diharapkan akan tercapai proses belajar dengan baik di sekolah. Memotivasi kepada guru dengan melengkapi fasilitas pembelajaran agar dapat mengembangkan kemampuan pribadinya secara optimal dalam upaya peningkatan profesionalisme guru. Motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon melalui berbagai cara seperti memberikan masukan

kepada guru untuk selalu meningkatkan

kompetensinya dengan meningkkatkan sarana

pembelajaran hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas dari tenaga pendidik di sekolah. 4.3.4 Aspek Inovator

(36)

74

Seorang inovator memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepala seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif kemudian.

Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan

dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan

pembaharuan, keunggulan komparatif, serta

memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya.

Kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon sebagai inovator baik dalam menjaga hubungan kekeluargaan dengan

guru dan karyawan di sekolah. Hubungan

kekeluargaan dalam suatu organisasi sangat

diperlukan, hal inilah yang dilakukan kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon untuk menjaga kualitas dari tenaga pendidik. Tidak hanya kepada tenaga pendidik, tetapi dilakukan juga kepada karyawan. Kepala sekolah juga menjaga hubungan kekeluargaan tersebut agar tercipta pendidikan yang bermutu pada sekolah tersebut. Menjadi contoh teladan dan panutan bagi guru di SMP Negeri 9 Ambon. Hal ini menunjukkan

(37)

75

bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon dalam bersikap sangat hati-hati. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin akan dijadikan panutan bagi bawahanya dalam bersikap. Dengan sikap demikian maka kepala sekolah akan disegani dan berwibawa sehingga guru akan lebih meningkatkan tanggung jawab sebagai seorang guru, dalam mengembangkan model pembelajan yang inovatif. Kepala sekolah dengan sikap kewirausahaan yang kuat maka berani melakukan perubahan-perubahan di sekolah yaitu

perubahan yang berhubungan dengan proses

pembelajaran siswa serta kompetensi guru. 4.2.5 Aspek Manajer

Seorang manajer, yang pada hakekatnya terdapat suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan telah berjalan dengan baik.

Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah

melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan

pengembangan profesi para guru. kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan

(38)

76

kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah. Dalam menetapkan beberapa guru pada bidang studi tertentu. Dengan adanya beberapa guru pada bidang studi tertentu diharapkan akan lebih memudahkan guru untuk memberikan pengarahan kepada siswa dan mudah untuk mengawasi kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran. Kerja sama harus diutamakan prinsip yang diterapkan kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon dalam menjalankan peran sebagai pemimpin. Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru di sekolah. Kerja sama yang terjalin baik antara kepala sekolah dan guru akan berdampak pada

kemajuan kualitas dan mutu di sekolah.

Memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah dalam mencapai visi misinya. Memanfaatkan sumber daya yang ada di sekolah dilakukan oleh kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon dalam upaya untuk mengembangkan kualitas pendidikan di sekolah. Guru merupakan sumber daya yang paling utama dalam dunia pendidikan untuk itu kepala sekolah berusaha mengembangkan profesionalisme tenaga pendidik di sekolahnya.

(39)

77

Data pada Tabel 4.32 terlihat bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon sebagai manajer cukup dalam mengikutsertakan guru dalam pelatihan dan seminar pendidikan. Kepala sekolah sangat sering melakukan hal ini bertujuan utama ialah untuk menambah wawasan pengetahuan guru dan meningkatkan profesionalisme guru-guru di sekolah.

4.3.6 Aspek Edukator

Peran kepala sekolah sebagai edukator meliputi pembinaan mental, pembinaan moral dan pembinaan fisik bagi tenaga kependidikan. Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Melaksanakan pembinaan konseling kepada guru. Tujuan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka untuk

membantu mengetahui dan memecahkan

permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru dan memberikan para guru untuk menyampaikan semua yang diperlukan oleh guru dalam hal pelaksanaan pembelajaran. Kemudian untuk meningkatkan program

sekolah dengan pengayaan dan perbaikan

pembelajaran (remedial teaching). Sebagai bentuk usaha kepala sekolah untuk meningkatkan hasil

(40)

78

mengembangkan program sekolah melalui kegiatan pengayaan dan perbaikan pembelajaran, hal ini dilakukan agar pemahaman perserta didik terhadap pelajaran dapat diperbaiki dan hasil prestasi yang dimiliki peserta didiknya dapat memuaskan. Dalam menggerakkan dan meningkatkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik. Hal ini merupakan kelemahan yang tedapat dalam aspek edukator. Sehingga perlu ada evaluasi untuk mengetahuinya. Usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk menggerakkan dan meningkatkan tim evaluasi belajar peserta didik bertujuan n untuk mengontrol hasil belajar siswa agar kedepan hasil prestasi siswa dapat menjadi baik dan dilakukan perbaikan pelaksanaan pembelajaran.

Gambar

Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Tabel 4.2 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Leadership
Tabel 4.4 Bertanggung Jawab Terhadap Tugas
Tabel 4.5 Berani Mengambil resiko terhadap   Keputusan dan Kebijakan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya adalah peneliti terdahulu meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada pada Distributor

Penerjemahan lirik lagu Sepasang Mata Bola dengan penyesuaian makna yang paling mendekati makna lirik lagu dalam bahasa sumber pada lirik lagu dalam bahasa sasaran agar sesuai

Dan yang terakhir narasumber ke tujuh Sella Amalia adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu serta mendukung penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini baik bantuan secara materil, spiritual

SOLVER PRODUKSI Soal solver produksi pada dasarnya adalah perhitungan suatu proses produksi, yang didalamnya terdapat biaya cost produksi atas sejumlah barang dan penerimaan

Dasar-dasar Audit Internal Sektor Publik, Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik STAN Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)

Penelitian ini mendeskripsikan keberadaan unsur-unsur penghinaan dan pencemaran nama baik dalam tuturan di media sosial yang penuturnya dilaporkan dengan tuduhan melanggar

Panel distribusi membutuhkan peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengaman terhadap terjadinya gangguan yang disebabkan oleh hubung singkat (short circuit) dan pembebanan