• Tidak ada hasil yang ditemukan

Systematic review and meta-analysis of the effect of the World Health Organization surgical safety checklist on postoperative complications

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Systematic review and meta-analysis of the effect of the World Health Organization surgical safety checklist on postoperative complications"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Systematic review and meta-analysis of the effect of the World Health Organization surgical safety checklist on postoperative complications

Latar Belakang:

surgical Safety Checklist (SSC) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah diperkenalkan untuk meningkatkan keselamatan prosedur bedah. Sistematis review mengevaluasi hasil penelitian yang ada saat ini mengenai efektivitas SSC dalam mengurangi komplikasi pasca operasi.

Metode:

Dilakukan pencarian pada The Cochrane Library, MEDLINE, Embase dan CINAHL menggunakan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Review sistematis termasuk semua artikel asli melaporkan pengukuran quantitative pada efek dari WHO SSC pada komplikasi pasca operasi. Data

dikumpulkan untuk komplikasi pasca operasi yang dilaporkan setidaknya menggunakan dua penelitian. Meta-analisis ini dilakukan untuk mengukur efek dari WHO SSC pada setiap infeksi pada beberapa komplikasi, infeksi area operasi (SSI) dan mortalitas. koefisien Yule’s Q

contingence

digunakan untuk mengukur hubungan antara efektivitas dan kepatuhan dengan checklist. Hasil:

Tujuh dari 723 studi yang diidentifikasi memenuhi kriteria inklusi. Yang ditandai ada di antara penelitian metodologis Heterogenitas. Dampak terhadap enam hasil klinis dilaporkan dalam setidaknya dalam dua penelitian. Meta-analisis menunjukkan ada tiga hasil penelitian yang utama (komplikasi, kematian dan SSI). Rasio risiko untuk setiap komplikasi, kematian dan SSI adalah 0, 59 masing-masing. Ada korelasi yang kuat antara penurunan komplikasi pasca operasi yang signifikan dan kepatuhan terhadap aspek perawatan tertanam dalam checklist

Kesimpulan:

hasil penelitian ini ssangat sugestif pada pengurangan komplikasi pasca operasi dan kematian setelah pelaksanaan WHO SSC, tetapi tidak dapat dianggap sebagai definitif dengan tidak adanya penelitian berkualitas tinggi

(2)

Rumah sakit tidak seaman pada umumnya. Secara Keseluruhan, kejadian buruk di rumah sakit terjadi sekitar 10%, dimana ¾ dari kejadian tersebut terkait dengan proses operasi. Setidaknya setengah dari kejadian buruk dapat dicegah dengan standar perawatan yang ada saat ini. Rata - rata pasien mengalami peristiwa buruk bahkan diperkirakan akan meningkat. Insiden dari kejadian buruk terkait dengan operasi dikombinasikan dengan meningkatnya jumlah operasi. dalam masalah kesehatan yang penting. Dengan tujuan meningkatkan keselamatan pasien saat operasi, sebuah checklist telah dikembangkan oleh World Health Organisasi (WHO), mirip dengan yang digunakan dalam penerbangan, aeronautika dan produk manufaktur.

Daftar Surgical Safety Checklist (SSC) terdiri dari 19 item dan digunakan di tiga perioperatif kritis saat: induksi, insisi dan sebelum pasien meninggalkan ruang operasi. Item tersebut mengandung konfirmasi lisan oleh tim bedah dengan melengkapi beberapa langkah kunci untuk memastikan pengiriman yang aman pada anestesi, profilaksis antibiotik, kerja sama tim yang efektif dan praktek penting lainnnya yang penting dalam operasi. Penelitian sebelumnya menyarankan bahwa kepatuhan dalam pelaksanaan rendah, meskipun kesadaran checklist telah diketahui oleh tim operasi. Pengetahuan bahwa pengisisan secara tidak lengkap akan membuat evaluasi dari tim sesuai dengan checklist yang sama pentingnya sebagai evaluasi hasil klinis. Namun, untuk saat ini hanya satu pusat penelitian yang memeriksa sejauh mana efektivitas WHO SSC terkait dengan kepatuhan pada checklist. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk menilai efektivitas dari WHO SSC. Sasaran pertama adalah untuk menilai efek dari SSC pada komplikasi pasca operasi dan kematian terkait dengan implementasinya, kedua adalah untuk menilai hubungan antara hasil klinis dan kepatuhan terhadap SSC.

Metode Sumber data

Pencaria data melalui The Cochrane Library, MEDLINE, Embase and Cumulative Index to Nursing and Allied Health Literature (CINAHL) dilakukan secara sistematis untuk semua publikasi sampai Februari 2013. Pencarian menggunakan istilah pencarian sesuai The following medical subject heading (MeSH) dan menggunakan kata kunci baik secara individual maupun dalam kombinasi: 'pascaoperasi’ ‘complication '[MESH],' Checklist '[MESH],' postoperative complication’, prevention and control'[MESH]. Strategi pencarian MEDLINE (Lampiran S1,

(3)

pendukung informasi) yang disesuaikan dengan kamus database lain. Ini didampingi oleh permintaan-checklist tertentu dengan menggunakan kata kunci berikut: prevention and contro [MESH], ‘Risk Management’ [MESH], 'Checklist' [MESH]. Selain itu, bibliografi artikel termasuk dicari untuk artikel yang relevan. Selama penyusunan naskah, strategi MEDLINE adalah

berkonsultasi setiap minggu untuk mengidentifikasi potensi publikasi yang relevan terbaru. Penelitian yang belum jelas atau abu-abu tidak dianggap.

Pemilihan Penelitian

Hanya penelitian bahasa Inggris dimasukkan. Desain penelitian yang digunakan adlah disertakan adalah: randomized clinical trials, non-randomized controlled trials, controlled before–after studies, interrupted time series (ITS) and repeated-measures studies.. Hanya penelitian kuantitatif yang berhubungan dampak dari WHO SSC pada komplikasi pasca operasi, termasuk kematian pasca operasi, Penelitian dieklusikan jika yang diteliti hanya masalah tertentu atau komplikasi tertentu saja, seperti yang hanya berfokus pada efektivitas site marking pada operasi

.

Ekstraksi data

Setelah melakukan penghapusan duplikat, pilihan pertama referensi dibuat berdasarkan judul dan abstrak. Jurnal yang terpilih untuk review teks secara lengkap discreening sesuai dengan inklusi dan kriteria eksklusi. Dua rewiewer independen melakukan ekstraksi data dan penilaian kritis termasuk penelitian, dengan perbedaan pendapat yang diselesaikan oleh reviewer ketiga. Tempat penelitian, desain, pemilihan dan bias dari pengukuran, dasar dari pengukuran hasil dan

karakteristik, risiko kontaminasi, analisis data, hasil pelaporan selektif, risiko lainnya dari bias, dan isu-isu yang berkaitan dengan generalisasi dan keberlanjutan selanjutnya diekstraksi dan dicatat. Pengkajian untuk risiko bias dan penilaian kritis dilakukan menggunakan the Cochrane

Collaboration’s Effective Practice and Organisation of Care Group guidelines Sintesis data dan analisis

Data dianalisis dengan menggunakan R (bahasa dan lingkungan untuk komputasi statistik). Semua melaporkan nilai P dari dua sisi; P <0,050 dianggap untuk menunjukkan signifikansi pada statistik.

(4)

Komplikasi pasca operasi yang dibahas dalam setidaknya dua studi dimasukkan dalam narasi sintesis. Metaanalisis dilakukan untuk mengukur tiga hasil pasien yang utama : terjadinya komplikasi pasca operasi, Infeksi bedah-situs (SSI) dan kematian. Jika penelitian menyediakan data lebih dari satu situs, data dari situs individu digunakan untuk mengatasi efek agregat, data pelaporan serta membatasi dalam studi heterogenitas. Rasio risiko (RR) dengan kepercayaan 95% (ci) dihitung sebagai perkiraan dari efek dengan menggunakan model random-efek, seperti yang diusulkan oleh DerSimonian dan Laird. Heterogenitas hasil penelitian dinilai menggunakan uji Cochran Q dan uji Higgins I. P <0, 100.Pada uji Cochran Q dan nilai I2 jika >50% dianggap

menunjukkan heterogenitas yang signifikan. Koefisien Yule’s Q contingency itu digunakan sebagai pengukur dari hubungan antara efektivitas dan kepatuhan. Yule’s Q contingency adalah transformasi rasio odds (OR) yang dirancang untuk hal yang bervariasi, tidak dari 0 hingga tak terbatas dengan 1 menunjukkan tidak berpengaruh, tapi dari -1 sampai +1 dengan 0 menunjukkan tidak berpengaruh, karena Korelasi Pearson. Secara konseptual, ini adalah jumlah pasang dalam persetujuan (ad) dikurangi jumlah yang tidak setuju (Bc) dibagi dengan jumlah total pasangan observations.

Efektivitas WHO SSC ditunjukkan menggunakan variabel biner yang menunjukkan terjadinya RR yang signifikan untuk komplikasi. Semua penulis meninjau langkah-langkah kepatuhan

Secara individual dan ditentukan apakah kepatuhan yang adekuat ke SSC bisa diharapkan. Kepatuhan yang adekuat didefinisikan sebagai kepatuhan terhadap langkah-langkah yang disediakan untuk setidaknya 90 persen dari semua pasien.

Setelah ini penilaian individu, pertemuan konsensus diadakan pada masing masing situs, di mana consensus atau mufakat yang dicari dalam kasus ketidaksetujuan. Sepanjang prosedur ini penulis adalah membutakan hasil dan referensi penelitian. Perjanjian di antara penulis mengenai interpretasi mereka pada kepatuhan checklist dinilai menggunakan κ Fleiss '. hasil dari Keputusan dinyatakan sebagai variabel biner yang mewakili ada atau tidak adanya kepatuhan yang adekuat terhadap untuk WHO SSC.

HASIL

Secara total, 723 artikel yang berpotensi relevan dipertahankan. Setelah pengkajian dan penilaian secara kritis dari judul dan abstrak, sembilan makalah dipilih untuk evaluasi teks lengkap sementara dua penelitian diekslusikan karena tidak memenuhi kriteria inklusi. Akhirnya, tujuh

(5)

penelitian dipertimbangkan untuk dianalisis lebih lanjut. Satu penelitian dikeluarkan dari meta-analisis karena merupakan reanalysis dari sub-kohort pasien yang menjalani operasi non-elektif dan telah dilaporkan dalam penelitian lain (Gbr. 1).

Included studies

Haynes dan rekannya menilai efektivitas WHO SSC di delapan rumah sakit di seluruh dunia. Penelitian ini, menggunakan desain ITS, termasuk pasien berusia 16 tahun atau lebih tua yang menjalani operasi non-jantung. Setelah eksplorasi pertama pada pengukuran awal, masing-masing lembaga menerima umpan balik tentang kekurangan yang telah diidentifikasi dan kemudian diminta untuk melaksanakan WHO SSC. Checklist telah diperkenalkan ke ruang operasi selama lebih sari 1 minggu sampai 1 bulan. Untuk memfasilitasi pelaksanaan, checklist diterjemahkan ke bahasa lokal dan disesuaikan agar sesuai ke dalam proses perawatan di masing-masing instituti. Sebuah tim penelitian local mendedikasikan sebagai pemandu dalam pengenalan checklist untuk staf. Efektivitas diukur sebagai pengurangan dalam komplikasi utama, termasuk kematian, selama pasca operasi di rumah sakit (sampai 30 hari) atau sampai debit rumah sakit. Weiser dan co-workers melakukan analisis ulang dari sebuah sub-sampel pada pasien dewasa yang menjalani operasi mendesak, noncardiac operasi. Subsampel yang diambil dari data Yang digunakan oleh Haynes dan colleagues

Sewell et al. mengevaluasi penggunaan WHO SSC sebelum dan setelah pelaksanaan program pendidikan di satu rumah sakit di UK. Penelitian ini, menggunakan desain ITS pada trauma dan bedah ortopedi. Itu Program yang dirancang untuk meningkatkan penggunaan

checklist, terdiri dari langkah-langkah berikut: Format SSC ditempatkan di ruang operasi sehingga anggota staf bisa menjadi lebih familiar dengan penggunaan SSC; pelatihan wajib menggunakan Video yang telah diproduksi, merinci cara yang benar untuk memenuhi checklist; dan sesi pendidikan yang disampaikan, membahas penyebab utama efek samping terkait dengan operasi, dan menjelaskan bagaimana menggunakan checklist dengan tepat. Efektivitas diukur sebagai pengurangan dalam komplikasi utama, termasuk kematian, selama pasca operasi di rumah sakit, sampai 30 hari atau sampai debit rumah sakit .

(6)

Askarian dan colleagues mengevaluasi efek dari WHO SSC pada tingkat morbiditas dan mortalitas pasca operasi di sebuah rumah sakit perawatan tersier di Iran. Penelitian ini, dengan Desain ITS, termasuk pasien berusia minimal 16 tahun menjalani yang bedah umum elektif. Pasien dengan stadium akhir dan immunocompromised diekslusikan. Penilaian awal dilakukan selama 3 bulan pertama penelitian; komplikasi pasca operasi dicatat dalam empat rumah sakit dari bangsal sampai keluar rumah sakit. Checklist diperkenalkan selama pertemuan, dan pada paket pendidikan,

yang berisi checklist dan disertai buku pedoman, diberikan kepada tim kamar operasi. Efektivitas diukur sebagai penurunan komplikasi pasca operasi.

van Klei dan rekan kerja mengevaluasi efek dari versi disesuaikan dari WHO SSC pada kematian di rumah sakit, bersama-sama dengan dampak dari hasil kepatuhan pada checklist, di sebuah rumah sakit tersier di Belanda. penelitian ini merupakan penelitian dengan kelompok penelitian retrospektif yang menginklusikan semua pasien dewasa yang menjalani prosedur pembedahan. Modifikasi WHO SSC dibuat untuk meningkatkan penerapan local yang menghasilkan 22 item checklist. Seluruh bedah dan Tim anestesi mendiskusikan terlebih dahulu setiap pasien yang akan dibedah, hal tersebut menggantikan SIGN IN dari WHO SSC. Memastikan bahwa item checklist sudah tersedia untuk perawat sebelum pasien masuk dan meninggalkan ruang operasi, terstruktur

(7)

serah terima dilaksanakan dari bangsal ke ruang operasi, serta dari ruang operasi ke ruang pemulihan. Informasi Pelaksanaan informasi disediakan baik pada pertemuan rutin dan selama pertemuan tambahan dengan Seluruh staf (ahli bedah, dokter anestesi dan perawat), di mana pentingnya checklist itu perlu ditekankan. Tambahan lagi, checklist yang tersedian telah dibuat dalam format poster di setiap kamar operasi dan dalam bentuk elektronik di system penjadwalan. Efektivitas diukur untuk mengurangi adanya pengurangan jumlah kematian selama operasi dalam kurun waktu 30 hari.

Bliss mengevaluasi efek dari Asosiasi Perawat perioperatif pada Comprehensif Surgical Safety Checklist di fasilitas 600 tempat tidur perawatan tersier dan rumah sakit pendidikan di Amerika Serikat. Checklist ini menggabungkan amanat dari praktek klinis yang diperlukan oleh WHO, Gabungan Komisi, dan Centers for Medicare dan Medicaid Service. Penelitian ini menggunakan desain ITS dengan historical control dan termasuk semua pasien berusia 18 tahun atau lebih tua menjalani prosedur bedah beresiko tinggi. pelaksanaan checklist yang melibatkan tiga sesi tim berdasarkan Program pelatihan. Staf layanan bedah diorientasikan dengan penggunaan checklist, dan hambatan dalam penggunaan checklist yang dibahas pada sesi latihan. efektivitas adalah dievaluasi sebagai pengurangan angka kematian 30 hari dan / atau komplikasi pasca operasi Kwok dan rekan mengevaluasi efektivitas WHO SSC pada publik, universitas yang berafiliasi umum dan rumah sakit trauma di Chisinau, Moldova, menggunakan Desain ITS. Intervensi terdiri rumah sakit yang menggunaakan WHO SSC secara luas. Tim Implementasi local yang

dibentuk yang terdiri dari administrator rumah sakit dan perwakilan dari bedah, anestesi dan departemen perawat. Tim Implementasi dilatih selama

empat kali menggunaan video konferensi 30-60 menit setiap minggu, dengan menggunakan checklist dan materi pelatihan oksimetri yang dikembangkan oleh WHO, Harvard School of Public Health, Federasi Dunia Perhimpunan of anestesi, dan Asosiasi Dokter-dokter anestesi Britania Raya dan Irlandia. bahan-bahan ini presentasi disertakan, manual, skenario klinis da video. Data komplikasi Tiga puluh hari dikumpulkan sebagai didefinisikan oleh the American College of Surgeons National Surgical Quality Improvement Program.

(8)

Risiko bias studi termasuk

Semua penelitian yang rentan terhadap pengganggu dan bias terhadap keputusan metodologis. Semua makalah melaporkan Hasil penelitian non-acak, sehingga potensi Bias ada . Sebagai informasi metodologis sulit untuk menemukan, banyak pertanyaan mengenai bias dan

membingungkan adalah tidak terjawab. Potensi sumber bias dan pembaur bisa digeneralisasi. sumber pertama sesuai dengan checklist digunakan. Enam studies melaporkan pengukuran

subkelompok indikator keselamatan yang sesuai dengan checklist, dengan kisaran antara 0 dan 97, 3%. Semua studi menunjukkan variabilitas yang sesuai diantara antara item checklist.

Implementasi yang tidak lengkap membuat sulit untuk ikut yang diukur menjadi efek pada WHOS SSC sendiri. Sumber kedua bias adalah strategi implementasi yang digunakan dalam berbagai penelitian, sering tidak jelas, pendekatan implementasi yang digunakan, mungkin menghasilkan berbagai tingkat kepatuhan dengan WHO SSC. Ketiga, dalam beberapa penelitian observasi langsung digunakan untuk mengevaluasi berpotensi menyebabkan efek Hawthorne. Pengaruh checklist digunakan pada pasca operasi komplikasi

(9)

Enam penelitian 18 - 23 melaporkan data pada setiap komplikasi dalam 30 hari setelah operasi

atau sampai dikeluarkan dari rumah sakit (Tabel 1). Lima penelitian menemukan adanya

penurunan tingkat komplikasi: 11, 0 vs 7 ,0 % (P <0 · 001) ; 18 , 4 vs 11, 7 % (P = 0 · 001) ;, 22, 9 vs 10% persen(P = 0 · 03) ; · 6 vs 8 %(P <0 · 001) dan 21,5 vs 8 ,8 persen (P <0 · 001) Satu

penelitian tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara evaluasi interval (8,5 versus 7,6 %; RR 0 · 89, 95 persen ci 0 · 58-1 · 37). Meta-analisis untuk setiap komplikasi di lima penelitian menghasilkan RR 0 · sen 59 (95 per ci 0 · 47 dengan 0 · 74; P <0 · 001). Ada heterogenitas yang signifikan (Cochran Q = 44 · 07, 11 df, P <0 · 001; I2 = 75 (95 per sen c.i. 56-86) persen) (Gambar. 2) tingkat kematian Kematian selama tiga puluh hari operasi dilaporkan dalam lima studi 11,18 - 20,23 (Tabel 1). Sebuah efek yang signifikan pada kematian yang mengimplementasikan SSC ditemukan dalam dua penelitian : 1, 5 vs 0, 8 % (P = 0 · 003) 18 dan 3 ,7 vs 1, 4 % (P = 0 · 007)

van Klei melaporkan adanya penurunan minyak mentah rata – rata tingkat kematian dari 3,1 sampai 2 ,9 %, tapi ini tidak signifikan menurutstatistik (P = 0 · 19). setelah penyesuaian perbedaan dasar, angka kematian menurun secara signifikan setelah checklist diimplementasikan (OR 0,85; 95% ci

0 ,73-0 ,98). Efek ini sangat terkait dengan kepatuhan checklist; OR adalah 0, 44 (0, 28-0 ,70) jika checklist

(10)

Diisi dengan komplit, dibandingkan dengan 1 ,09 (0 ,78-1 ,52) dan 1 ,16 (0 ,86-1 ,56) untuk parsial dan non-kepatuhan masing-masing. Dua penelitian tidak menunjukkan penurunan yang signifikan dalam angka kematian. Meta-analisis untuk mortalitas mengungkapkan bahwa di empat penelitian RR untuk mortalitas dengan penggunaan WHO SSC adalah 0, 77 (0 ,60-0 ,98; P = 0 ,035), tanpa heterogenitas signifikan (Q Cochran = 13, 15, P = 0, 216; I2 = 24 (0-62) persen) (Gambar. 3).

SSI dilaporkan dalam enam penelitian (Tabel 1) Tiga

melaporkan penurunan signifikan dalam implementasi SSC: dari 6 ,2 sampai 3, 4 persen (P <0, 001) ; 11,2 sampai 6, 6 persen (P <, 001) dan 14, 9-4 ,7 persen (P <0 · 001). Penelitian lainnya tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dalam SSI tingkat setelah SSC diimplementasikan: 4 ,4 vs 3 ,5 persen 10 ,4 vs 5 ,3 persen (P = 0 · 1) 21 dan 6 ,2 vs 5 % (P = 0 · 845) Meta-analisis menunjukkan bahwa lima penelitian RR untuk SSI dengan penggunaan WHO SSC adalah 0 , 57 (95 persen ci 0 · 41-0 · 79; P <0 · 001). adalah heterogenitas signifikan (Cochran Q = 41 · 74, 11 d.f., P <0 · 001; I2 = 74 (53-85) persen) (Gambar. 4

Blood loss

Dua studies penelitian melaporkan kehilangan darah. Dalam artikel oleh Weiser, proporsi pasien yang

(11)

diperkirakan kehilangan darah lebih dari 500 ml menurun dari 20 ,3-13 ,3 persen (P <0 · 001). Bliss et al

tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam persentase yang membutuhkan transfusi untuk perdarahan (6 ·,1 sampai 5·, 5 persen;P = 0 · 392) 22.

Unplanned kembali ke ruang operasi

Tiga penelitian melaporkan rincian tentang pasien tidak direncanakan kembali ke ruang operasi. Dalam penelitian Haynes tingkat pengembalian turun dari 2 , 4-1, 8 % (P = 0 · 047) Sewell melaporkan tingkat pengembalian yang tidak direncanakan kembali ke ruang operasi setelah 1% prosedur di kedua audit. Kwok melaporkanbahwa tingkat pengembalian yang tidak direncanakan menurun dari 1 ,9-1 5persen (P = 0 · 151).

Pneumonia

Pneumonia atau infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang dilaporkan dalam lima penelitian satu melaporkan perbedaan yang signifikan pada penurunan tingkat pneumonia, dari 4 ,7-2, 6 persen (P <0 · 001). Sedangkan penelitian yang lain melaporkan tidak adanya perbedaan yang signifikan

1, 1 berbanding 1,3 % (P = 0, 46; 2,1 vs 2 ,5 %, 7, 6 vs 3 ,3 persen (P = 0 ·,1) dan 2 ,4 vs 0 %(P = 0 · 362)

(12)

. Hubungan antara checklist kepatuhan dan efektivitas

Enam penelitian mengukur kepatuhan dengan SSC. Lima penelitian melaporkan kepatuhan terhadap subkelompok pada six safety measure sebagai indikator kepatuhan terhadap checklist. Satu penelitian

menggunakan subset dari lfive safety measure sebagai indicator kepatuhan checklist (untuk rincian lihat Tabel S1, mendukung informasi).

Sebuah RR signifikan, penggunaan WHO SSC, ditemukan di enam dari 12 lokasi (Gambar. 2). dalam Kelompok ini, empat melaporkan kepatuhan yang adekuat terhadap penilaian keamanan,. Dari lima situs dengan kepatuhan yang adekuat, empat menunjukkan penurunan yang signifikan pada komplikasi pascaoperasi. Sebaliknya, dua dari tujuh lokasi pelaporan kepatuhan yang tidak adekuat menunjukkan penurunan yang signifikan komplikasi pasca operasi. Hasil ini menunjukkan sebuah korelasi antara penurunan yang signifikan dalam komplikasi pascaoperasi dan kepatuhan yang adekuat untuk melaporkan safety measure (Q = 0 · 82, P = 0 · 042)

Diskusi

Hasil meta-analisis ini menunjukkan bahwa WHO SSC mengurangi komplikasi pasca operasi, termasuk

(13)

mortalitas. Meta-analisis menunjukkan pengaruh yang signifikan dari checklist pada komplikasi (RR 0 , 59, 95% c.i. 0, 47 menjadi 0 · 74), mortalitas (RR 0, 77, 0 ,60 menjadi 0, 98) dan SSI (RR 0 · 57, 0 · 41-0 menjadi o, 79). Penelitian ini juga menyarankan bahwa lokasi dengan kepatuhan adekuat dengan aspek perawatan

dalam checklist lebih mungkin untuk menunjukkan penurunan yang signifikan dalam komplikasi pasca operasi. Analisis yang dikumpulkan menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam

komplikasi pasca operasi setelah WHO SSC diimplementasikan. Namun, terdapat variabilitas efek jumlah dalam penelitian. Variasi menjadi lebih jelas ketika penelitian Haynes dianalisis di tingkat lokasi (Tabel 1). Bahkan ketika metode pelaksanaan yang seragam digunakan (seperti yang diasumsikan dalam penelitian Haynes), variasi

kepatuhan dan hasil yang diamati. Sangat mungkin bahwa Metode pelaksanaan memberikan dampak, tetapi bukan satu - satunya penentu. Haynes menunjukkan bahwa peningkatan hasil pasca operasi dikaitkan dengan peningkatan persepsi kerja sama tim dan keselamatan iklim antara responden, menunjukkan bahwa perubahan aspek ini mungkin sebagian bertanggung jawab atas efek checklist.

Studi ini menyoroti bahwa evaluasi dari sebuah tim dengan carra mengisi checklist secara komplit, yang diukur dengan kepatuhan, sama pentingnya dengan mengevaluasi outcomes. Administrator rumah sakit, para pemimpin pelaksanaan dan peneliti perlu untuk mengukur dan melaporkan sesuai dengan checklist dalam hubungan dengan hasil klinis. Ada yang

kebutuhan untuk metode direproduksi mengukur kepatuhan yang membutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang dampak potensial sebagai variabel pengganggu yang mempengaruhi efisiensi checklist.

Selain itu, ada kebutuhan untuk mengidentifikasi hambatan kunci meningkatkan kepatuhan terhadap SSC8tersebut. Satu review lainnya telahsetuju dengan efektivitas checklist selama operasi. Tinjauan umum ini dengan Borchard dan rekan tidak mempertimbangkan WHO SSC secara eksklusif.

Tinjauan ini eksklusikan karena SURgical PAtient Safety System (SURPASS) checklist, yang secara konsep berbeda dari WHO SSC. SURgical PAtient Safety System (SURPASS) checklist adalah checklist multidisiplin yang komprehensif dan dibagi menjadi bagian yang sesuai dengan fase yang berbeda dari seluruh yangjalur bedah (pra operasi, operasi, pemulihan atau perawatan

(14)

intensif, dan lamanya tinggal di rumah sait pasca operasi); WHO SSC hanya mencakup fase perioperatif. Pencantuman

SURgical PAtient Safety System (SURPASS) checklist itu akan membuat metodologis salah karena mengggunakan dua instrument yang berbeda.

Penelitian ini menggunakan dampak kepatuhan item dipilih yang individu untuk pengukuran danuntuk menjelaskan variasi dalam efektivitas antara situs. Hanya satu penelitian yang

menunjukkan hubungan antara kepatuhan dengan WHO SSC dan pengurangan komplikasi pasca operasi. Dalam penelitiannya van Klei juga menunjukkan penurunan mortalitas yang terkait dengan tingkat kelengkapan SSC

Temuan ini harus ditinterpretasikan dalam konteks penelitian dan keterbatasan.

Beberapa elemen bias dan pembuat rancu mungkin harus dipertimbangkan. Pertama, metodologis, klinis

dan heterogenitas statistik antara studi mungkin menghambat meta-analisis. Sebagai hasil dari berbagai

isu-isu metodologis dan kurangnya informasi secara rinci mengenai implementasi dan kepatuhan, meta-regresi tidak dapat dilakukan untuk menjelaskan statistic heterogenitas. Kedua, karena tingkat kematian yang relative rendah, beberapa penelitian kurang bersemangat dan seakan tidak mampu mendeteksi perbedaan potensial dalam mortalitas. Ketiga, jumlah dari manfaat ditemukan di studi dengan kualitas rendah ini.

. Keempat, mengingat kohort yang dipelajari berbeda, pasien anak yang tidak diteliti. Akhirnya, interpretasi sesuai dengan SSC didasarkan pada kepatuhan terhadap subkelompok langkah-langkah keamanan. Ini adalah Perbedaan penting sebagai langkah-langkah yang dan merupakan

kepatuhan terhadap aspek tertentu dari perawatan tdalam WHO checklist. checklistlengkap mungkin mempunyai fungsi dengan cara yang berbeda untuk masing-masing item

. Penelitian menekankan pentingnya

Fungsi tim dan komunikasi yang digunakan checklist, Faktor tidak termasuk yang diukur dalam kepatuhan penelitian

. Kepatuhan dengan subkelompok keselamatan tindakan tidak selalu berarti penggunaan yang tepat dari

(15)

komplikasi pasca operasi dan kematian dengan diimplementasikannya WHO SSC, tetapi tidak dapat dianggap sebagai definitif tanpa adanya studi berkualitas tinggi.

Pengurangan komplikasi pasca operasi berkorelasi dengan kepatuhan terhadap aspek perawatan di WHO SSC.

Disclosure

Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.

8 Haynes AB, Weiser TG, Berry WR, Lipsitz SR, Breizat AH, Dellinger EP et al. A surgical safety checklist to reduce morbidity and mortality in a global population. N Engl J Med 2009; 360: 491– 499. 19 Weiser TG, Haynes AB, Dziekan G, Berry WR, Lipsitz SR, Gawande AA; Safe Surgery Saves Lives Investigators and Study Group. Effect of a 19-item surgical safety checklist during urgent operations in a global patient population. Ann Surg 2010; 251: 976–980. 20 Sewell M, Adebibe M, Jayakumar P, Jowett C, Kong K, Vemulapalli K et al. Use of the WHO surgical safety checklist in trauma and orthopaedic patients. Int Orthop 2011; 35: 897–901. 21 Askarian M, Kouchak F, Palenik CJ. Effect of surgical safety checklists on postoperative morbidity and mortality rates, Shiraz, Faghihy Hospital, a 1-year study. Qual Manag Health Care 2011; 20: 293– 297. 22 Bliss LA, Ross-Richardson CB, Sanzari LJ, Shapiro DS, Lukianoff AE, Bernstein BA et al. Thirty-day outcomes support implementation of a surgical safety checklist. J Am Coll Surg 2012; 215: 766–776. 23 Kwok AC, Funk LM, Baltaga R, Lipsitz SR, Merry AF, Dziekan G et al.

Implementation of the World Health Organization surgical safety checklist, including introduction of pulse oximetry, in a resource-limited setting. Ann Surg 2012; 257: 633–639

Referensi

Dokumen terkait

Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selapuk yang tertinggal, Segera setelah plasenta

Struktur organ bunga jantan tiga aksesi yang memiliki karakter restorer sifat mandul jantan (KPX 22, SHR, dan CTX 2) dibandingkan dengan Kanesia 8 Kapas berbiji hasil

Sistem Perancangan &amp; Kawalan Belanjawan Elektronik (eSPKB) ialah satu sistem pengurusan kewangan yang telah dibangunkan oleh pihak kerajaan untuk memenuhi keperluan

Dalam studi selanjutnya akan membahas lebih banyak teknologi dan teknik yang digunakan dalam sistem terdistribusi pervasif tidak hanya dalam domain logistik tetapi

Berdasarkan uraian dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa telah dibuat sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat melakukan pemilihan tanaman pangan untuk

Indeks ini dikembangkan oleh Balasa pada k mj k xi k ij RCA RCA TCI .. tahun 1986 untuk mengukur spesialisasi vertikal antar beberapa negara dalam suatu industri

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan dan mencatat data ekonomi dari aktivitas bisnis perusahaan untuk

Hasil yang diperoleh menunjukkan pemberian pupuk organik pada tanaman sawi memerlukan tambahan pupuk anorganik untuk mendapatkan pertumbuhan yang lebih baik dan