e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior, perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro, dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan, perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur, dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil pengamatan terhadap studi kasus.
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia +62 361 703384
ejurnal_arsitekturunud@yahoo.com @ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id
Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
Penanggung Jawab Anak Agung Ayu Oka Saraswati
Pengarah I Nyoman Widya Paramadhyaksa
Ketua Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris I Wayan Yuda Manik
Bendahara Ni Made Swanendri
Penyunting dan Reviewer I Putu Rumawan Salain Ngakan Putu Sueca Gusti Ayu Made Suartika I Nyoman Susanta I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Validasi I Ketut Mudra Ngakan Putu Sueca Syamsul Alam Paturusi I Wayan Kastawan I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Penerbit I Made Widja Ngakan Putu Sueca I Wayan Kastawan I Gusti Agung Bagus Suryada
Desainer Cover Antonius Karel Muktiwibowo
Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
Volume (4) Nomor (2) Edisi Juli 2016
ISSN No. 9 772338 505762
Hak Cipta 2016 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur UNUD untuk mereproduksi, mendistribusikan, dan mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id
Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh kontributor.
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD
Tata tulis naskah:
1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4, spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45 cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas. Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci (keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt, spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi diletakkan sebelum daftar pustaka
10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak miring.
Keterangan umum:
1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan kata MS Word atau format teks/ASCII.
2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
3. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis naskah untuk ditanggapi.
Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3, ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal. Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas, menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 4 nomor 2 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang sangat terbatas mewarnai volume keempat ini. Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 4 nomor 2 ini.
Daftar Isi
Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ... iii
Editorial ... iv
Daftar Isi ... v
1. Pengembangan Universitas Dhyana Pura di Badung: Esensi, Konsep, dan Output Pengembangan.
(Made Joshua Evan Arnawa, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Wayan Yuda Manik) ... 1-6
2. Apartemen Taman Pintar Sains di Denpasar, Bali: Sarana Melali sambil Melajah Sains yang Menyenangkan
(Made Agastia Bethari Rahayu, Widiastuti, dan I Wayan Wiryawan) ... 7-10
3. Galeri Kain Bali di Kabupaten Gianyar, Bali: Perancangan Arsitektur pada Bangunan Galeri Kain.
(Kadek Suwi Yantari, I Nyoman Surata, dan I Ketut Mudra) ... 11-14
4. Fasilitas Agrowisata Terintegrasi Dengan Permukiman Tradisional Bali Aga di Desa Sukawana Kintamani Bangli Bali: Modifikasi Rumah Tradisional Bali Aga Sebagai Penginapan
(I Putu Arys Wira Wicaksana, I Wayan Kastawan, dan Evert Edward Moniaga) ... 15-18
5. Pusat Sosial Remaja di Denpasar: Implementasi Konsep atau Gaya “Industrial Pop-Art”.
(Putu Gama Yasa, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 19-22
6. Gedung Planetarium di Bali: Bentuk dan Tampilan pada Bangunan.
(Dewa Ayu Citra Dewi, Nengah Keddy Setiada, dan I Nyoman Surata) ... 23-26
7. Resort Hotel di Klungkung, Bali: Penerapan Gaya Arsitektur Tropis
(I Made Darma, I Putu Rumawan Salain, dan I Nyoman Sudiarta) ... 27-32
8. Chinese Garden Restaurant And Family Karaoke di Gianyar, Bali: Karakter ‘Oriental Modern’
pada Rancangan
(Ni Wayan Bella Handayani,, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, dan Ida Bagus Gde Primayatna) ... 33-38
9. Pusat Pelatihan Anak Berkebutuhan Khusus di Bangli, Bali: Perencanaan Konsep Desain Pada Rancangan
(Ida Ayu Dian Kurniantari, Nengah Keddy Setiada, dan I Nengah Lanus) ... 39-44
10. Pusat Pelatihan Yoga di Kabupaten Tabanan, Bali.
(Ni Nyoman Ayuk Widiari, Ida Bagus Ngurah Bupala, dan I Dewa Gede Agung Diasana Putra) ... 45-50
11. Pusat Modifikasi dan Penjualan Aksesoris Mobil di Denpasar, Bali.
(I Gusti Bagus Sukma Esa, I Wayan Gomudha, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 51-56
12. Perancangan UPT Puskesmas Kuta Selatan 2, Badung, Bali.
(I Gusti Ngurah Eddy Suryadinata, Syamsul Alam Paturusi, dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.) ... 57-62
13. Beach Mall di Gianyar, Bali.
(I Wayan Parsika Utama, Ciptadi Trimarianto, dan I Nyoman Susanta)... 63-68
14. Perancangan Elite Basketball Academy di Denpasar, Bali.
(Cokorda Widhiyani, I Made Suarya, dan I Ketut Mudra) ... 69-72
15. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar, Bali.
(Andi Rayno Ulvania Saransi, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 73-78
16. Sirkuit Motocross di Tabanan:Penerapan Tema Harmonis pada Rancangan.
17. Pusat Pengembangan Kesenian Jegog di Jembrana, Bali: Pengaplikasian Tema Neo-Vernakular pada Tampilan Desain
(I Gede Arya Pradnya Prasana, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, dan Ni Made Swanendri) ...85-88
18. Wadah Komunitas Perancang Mode di Denpasar, Bali.
(I Nyoman Bagus Sakhapradnya Batan, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Wayan Wiryawan) ...89-94
19. Tempat Penitipan Anak Usia Dini di Denpasar, Bali: Implementasi Tema dalam Perancangan.
(I Wayan Windrayana Raditya, Widiastuti, dan I Wayan Yuda Manik) ...95-98
20. Fasilitas Penunjang Wisata Alam di Cluster Destinasi Abang Airawang Kintamani, Bangli: Integrasi Ekowisata dengan Perumahan Penduduk.
(I Putu Sutama Mandala, I Wayan Kastawan, dan Evert Edward Moniaga) ...99-102
21. Redesain Polsek Ubud, Gianyar, Bali: Penerapan Arsitektur Bali dalam Rancangan Desain Bangunan.
(I Wayan Ekayana Saputra, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Nyoman Sudiarta) ... 103-108
22. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Negara-Bali: Penerapan Langgam Neo Vernakular pada Desain.
(I Putu Adhi Adnyana Artha, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan I Nyoman Surata) ... 109-114
23. Wedding Chapel di Kuta Selatan, Bali: Penerapan Tema dan Konsep dalam Perancangan.
(Nadia Griselda, Nengah Keddy Setiada, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 115-120
24. Galeri Seni Kriya Logam, Kulit, dan Rotan di Denpasar, Bali
(Ida Bagus Anom Artha Lingga, I Putu Rumawan Salain, dan I Putu Sugiantara) ... 121-126
25. Agrowisata Kopi Luwak di Petang, Badung.
(I Putu Dedy Sumantra, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 127-130
26. Industri Pembuatan Selai Salak di Bebandem, Karangasem-Bali
(Ida Ayu Agung Martadewi, Syamsul Alam Paturusi, dan I Ketut Mudra) ... 131-136
27. Badung Sports Centre, Bali: Fasilitas Olahraga dengan Pendekatan Green Arsitektur dan Postmodern.
(I Kadek Jery Yasa, Ciptadi Trimarianto, dan I Nyoman Susanta) ... 137-140
28. Pabrik Pengolahan Kakao di Buleleng, Bali: Penerapan Tema Arsitektur Humanis.
(Putu Siskha Pradnyaningrum, I Made Suarya, dan Ida Bagus Gde Primayatna) ... 141-146
29. Galeri Seni Rupa Murni Nasional Indonesia di Gianyar, Bali: Konsep Perancangan.
(Simon Togar Kurniawan, I Made Adhika, dan I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 147-150
30. Bali Surf Training Camp di Kabupaten Badung, Bali.
(I Komang Ari Wijaya Kusuma Putra, Ngakan Putu Sueca, dan I Wayan Wiryawan) ... 151-154
31. Makerspace Bengkel Kreatif di Denpasar, Bali: Penerapan Tema “Tropical Artistic” dalam Perancangan.
(Made Ukrania Sanjiwani, Widiastuti, dan Evert Edward Moniaga) ... 155-158
32. Pengembangan Desain Wisata Pantai Lepang, di Klungkung, Bali: Pola Penataan Zonasi dan Bangunan Pelindung Pantai.
(I Gede Agus Prayoga, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 159-164
33. Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali.
(I Gusti Ayu Mirah Tiarasani Artawa, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Ketut Mudra) ... 165-170
34. Water Sport di Pantai Melasti, Ungasan, Bali: Teori dan Perancangan Fasilitas Water Sport.
(I Putu Gede Jayantara, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan I Nyoman Sudiarta)... 171-176
35. Taman Budidaya Lebah Madu Organik di Karangasem, Bali.
(Putu Ari Martina Dewi, Ida Ayu Armeli, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 177-180
36. Taman Budaya Karangasem di Amlapura: Penerapan Tema Regionalisme dalam Konsep Perancangan.
37. Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Denpasar-Bali: Implementasi Green Architecture.
(Azvin Ghara Krisopras, Nengah Keddy Setiada, dan I Nengah Lanus) ... 187-190
38. Universal Wedding Venue di Kecamatan Ubud, Bali
(Violeta Charisma Saragih, I Wayan Gomudha, dan I Nyoman Susanta) ... 191-196
39. Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman Bali Raja, Desa Tamanbali Bangli, Bali: Perwujudan Tema Green Architecture.
(Desak Putu Korpiyoni, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, dan Anak Agung Gede Djaja Bharuna S.) ... 197-200
40. Museum dan Cafe Kopi di Kintamani, Bali: Penerapan Tema Rastik Tempo Dulu pada Desain.
(Ni Komang Nalatri Sudapradnyani, Syamsul Alam Paturusi, dan I Nyoman Surata) ... 201-204
41. Ekowisata Rice Terrace Jatiluwih, Tabanan-Bali: Pengembangan Fasilitas Wisata Berwawasan Lingkungan dan Konservasi.
(I Gede Bayu Pratama, Ciptadi Trimarianto, dan I Putu Sugiantara)... 205-210
42. Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli, Bali: Penataan Kawasan Wisata Spiritual.
(I Putu Adi Sumar Bawa, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati)... 211-214
43. Agrowisata Coklat di Badung Utara, Bali: Sustainable Architecture pada Rancangan.
(I Gede Gandhi Silantara, Anak Ayu Agung Oka Saraswati, dan I Wayan Wiryawan) ... 215-218
44. Redesain Pasar Desa Adat Blahkiuh, Badung-Bali: Tinjauan Tema, Konsep Perencanaan, dan Konsep Perancangan.
(I Putu Indra Pramartha Pande Usadi, I Made Suarya, dan I Wayan Yuda Manik) ... 219-222
45. Sirkuit Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung.
(I Gede Wahyu Kusuma, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan Evert Edward Moniaga) ... 223-228
46. Museum Nelayan Tradisional Bali di Kabupaten Klungkung: Penerapan Tema Profesi, Tradisi, dan Prosesi Nelayan Tradisional Bali Pada Rancangan.
(I Putu Aditya Oka Pratana, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, dan I Nengah Lanus) ... 229-232
47. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura, Bali: Kapasitas Gedung Gereja dan Tata Letak Bangunan.
(I Komang Ari Gunawan, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Nyoman Surata) ... 233-238
48. Co-working Space di Kota Denpasar, Bali: Penerapan Tema Perancangan “Creative Urban
Space”.
(Cynthia Indah Prayanti, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan Ida Bagus Ngurah Bupala)... 239-242 49. Redesain GOR Basket Ngurah Rai Denpasar, Bali: Implementasi Tema “We Play As One”.
(Putu Rahadi Setiawan, Widiastuti, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 243-246
50. Redesain Mandala Wisata Samuantiga, Bali: Penerapan Teman Neo Vernakular
(I Made Ari Suryawan, Ida Ayu Armeli, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 247-250
51. E-Sport Arena Berstandar Internasional di Badung, Bali: Teori dan Perancangan E-Sport Arena.
(Julio, I Putu Rumawan Salain, dan I Nyoman Susanta)... 251-256
52. Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan.
(Kadek Ayu Inten Lestari, Nengah Keddy Setiada, dan I Ketut Mudra) ... 257-262
53. Pengembangan Pasar Tradisional Desa Sidemen, Karangasem-Bali: Pengaplikasian Tema Rekreasi pada Konsep Perancangan Pasar.
(I Dewa Ayu Sukma Dewi, I Made Suarya, I Wayan Yuda Manik) ... 263-266
54. Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi di Sebatu Kabupaten Gianyar, Bali: Penataan dan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya.
(I Gede Wirawan, Ciptadi Trimarianto, dan I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 267-272
55. Bali United Football Academy di Gianyar, Bali.
(Deny Indra Yuliasmadi, Syamsul Alam Paturusi, dan Ni Made Swanendri) ... 273-278
56. Redesign Pasar Kodok di Tabanan, Bali: Penerapan Tema pada Ruang Luar dan Ruang Dalam.
(I Putu Eka Apriliantara, I Made Adhika, dan I Nengah Lanus) ... 279-282
57. Museum Transportasi Darat di Bali: Penerapan Tema Teknologi Edukatif pada Rancangan.
58. Taman Kupu-Kupu di Badung, Bali: Perancangan Fasilitas Rekreasi dan Pelestarian Alam.
(I Nyoman Triwikrama, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, dan I Nyoman Susanta) ... 289-292
59. Bali Skatepark di Badung, Bali: Penerapan Tema “The Beauty of Extreme” pada Rancangan.
(A.A. Gd. Raka Fajar Raditya, Widiastuti, dan I Nyoman Surata) ... 293-296
60. Pusat Rehabilitasi Narkoba di Bangli: Tema “Home Sweet Home” dengan Menerapkan Bentuk Neo-Vernakular.
(Cok Gde Agastya Prawira Putra, I Wayan Kastawan, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 297-300
61. Pusat Komunitas Fotografi di Bali: Penerapan Tema Light and Shadow pada Bangunan.
(Made Resta Handika, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan I Nengah Lanus) ... 301-306
62. Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Bali: Harmonisasi Unsur Modern dan Tradisional Bali dalam Fungsi Pertunjukan Seni.
(Gede Yogi Swara Pradita Nanda, Nengah Keddy Setiada, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 307-310
63. Kompleks Komersial dan Hunian Terpadu di Badung, Bali: Penerapan Arsitektur Bioklimatik pada Rancangan.
(I Kadek Saka Anggarika Suwirna B, Syamsul Alam Paturusi, dan I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 311-314
64. Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar, Bali: Fasilitasi Produk Seni Tari Legong.
(I G. N. Surya Suta Riadi, Ciptadi Trimarianto, dan Ni Made Swanendri) ... 315-320
65. Sport Club di Denpasar, Bali
(A.A. Ngr. Manik Satriya Wicaksana, I Made Adhika, dan I Wayan Wiryawan) ... 321-326
66. Rumah Perawatan Anak Penderita Kanker di Denpasar, Bali: Naungan Kegiatan Paliatif, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Penderita Kanker
(I Gusti Agung Ngurah Wisnu Maha Adi, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan I Wayan Yuda Manik) ... 327-330
67. Pengembangan Fasilitas Wisata Air di Blahkiuh, Bali: Suatu Pendekatan terhadap Pengembangan Fasilitas Wisata Air.
(Ajus Wiranata, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, dan Evert Edward Moniaga) ... 331-336
68. Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar, Bali: Penerapan Tema “Smart Market” dalam Konsep Perancangan.
(Ida Bagus Joni Mantara, Ngakan Putu Sueca, dan I Nyoman Sudiarta) ... 337-342
69. Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintahan Kabupaten Badung, Bali: Penerapan Suasana Ramah dan Bersahabat terhadap Kegiatan dalam Bangunan.
(I Putu Indra Satyawan, Widiastuti, dan I Nyoman Surata) ... 343-346
70. Wisata Alam Persawahan di Ubud, Bali: Penerapan Tema dalam Desain Arsitektur Kegiatan Wisata Alam.
(Ida Bagus Gede Eka Arimbawa, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 347-352
71. Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Ceking Tegallalang, Gianyar-Bali: Pengembangan Pariwisata dan Konservasi Persawahan.
(I Wayan Muliana, Gusti Ayu Made Suartika, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 353-358
72. Redesain Sasana Budaya di Tabanan, Bali: Tema Perancangan Arsitektur.
(Anak Agung Yudi Adi Wedana, I Wayan Kastawan, dan I Wayan Wiryawan) ... 359-362
73. Pusat Kegiatan dan Informasi Arsitektur di Denpasar, Bali: Pengaplikasian Rain Catcher Tree sebagai Solusi Sistem Konservasi Air Hujan.
(Ketut Ryan Budhi Saputra, I Made Suarya, dan I Nengah Lanus) ... 363-368
74. Industri Pengolahan Buah Stroberi di Desa Pancasari, Bali: Penerapan Tema “Fresh and
Healthy” dalam Desain.
(Gede Fendi Permana Putra, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, dan I Nyoman Sudiarta) ... 369-372
75. Pet Care Center di Denpasar, Bali: Penerapan Tema dan Konsep Perancangan dalam Desain Bangunan.
(I Gede Rai Dwija Putra, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 373-376
76. Objek Wisata Alam di Bukit Asah, Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem, Bali: Merancang Massa Bangunan di Area Bertransis.
77. Pusat Kerajinan Bahan Daur Ulang di Denpasar, Bali: Teori dan Perancangan.
(Putu Sutristya Adi Putra, Nengah Keddy Setiada, dan I Wayan Yuda Manik) ... 383-388
78. Redesain Pasar Umum Sukawati di Kabupaten Gianyar, Bali: Arsitektur Neo Vernakular
(Rangga Seta Ugrasena, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan I Nengah Lanus) ... 389-392
79. Rumah Duka dan Krematorium di Tabanan, Bali.
(Puspita Yuliana Dewi, Widiastuti, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 393-396
80. Organic Bakery di Denpasar, Bali: Desain Interior Organic Bakery dengan Konsep Open Kitchen.
(Hapsari Widya Pratiwi, Widiastuti, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 397-400
81. Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan, Buleleng, Bali: Penerapan Tema “Back To Nature” pada Rancangan.
(Ignasius Gede Irwan Dinata, Widiastuti, dan Ni Made Swanendri) ... 401-404
82. Redisain Pasar Hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli, Bali: Penerapan Konsep Tri Angga pada Desain.
(I Komang Budi Suryawan, Syamsul Alam Paturusi, dan Ni Made Swanendri) ... 405-410
83. Taman Mini Rumah Tradisional Bali di Kabupaten Badung, Bali: Pengembangan Arsitektur Tradisional Manjadi Pariwisata di Bali
(I Made Gandhi Pramana Putra, Ngakan Putu Sueca, dan Nengah Keddy Setiada) ... 411-414
84. Pasar Wisata Tradisional di Gianyar, Bali.
(I Putu Arik Okayana Suputra, I Gusti Bagus Budjama, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 415-418
85. Eco Resort Villa di Kecamatan Kuta Selatan: Penerapan Green Roof pada Unit Honeymoon Suite
Villa dalam Eco Resort Villa di Kecamatan Kuta Selatan, Bali.
(A. A. Ngr. Gde Wirottama Putra, I Made Suarya, dan Ni Made Swanendri) ... 419-426
86. Redesain Pasar Tampaksiring di Kabupaten Gianyar, Bali: Konsep Tampilan dan Material Bangunan.
(Putu Manik Yoga Sahadewa, I Nyoman Surata, dan I Wayan Yuda Manik) ... 427-430
87. Redesain Kantor Bupati Bangli, Bali.
(Indra Pranananda, I Wayan Kastawan, dan Evert Edward Moniaga) ... 431-434
88. Stadion Softball di Kota Denpasar, Bali: Penerapan Konsep Bentuk Massa Bangunan dan Ruang Luar pada Stadion Softball.
(I Wayan Juliarta, Ida Bagus Ngurah Bupala, dan I Wayan Yuda Manik) ... 435-438
89. Sport Center di Gianyar, Bali: Penerapan Tema, Bentuk, dan Tampilan Bangunan.
(I Kadek Darma Putra, I Wayan Kastawan, dan I Nyoman Susanta) ... 439-442
90. Pusat Budidaya Anggrek Hibrida di Tabanan, Bali: Penerapan Konsep Tampilan dan Interior pada Bangunan.
(I Kadek Adi Pramana, Nengah Keddy Setiada, dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.) ... 443-448
91. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Vokal di Denpasar, Bali: Penerapan Konsep Tampilan Bangunan dan Ruang Dalam.
(Anggi Yogiarta, I Wayan Gomudha, dan Anak Agung Ayu Oka Saraswati) ... 449-454
92. Pengembangan Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali: Studi Mengenai Penentuan Tema yang Ideal.
(Dian Fajar Prasetyo, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan Ciptadi Trimarianto) ... 455-458
93. Pusat Olahraga Tenis Meja di Denpasar: Penerapan Konsep Tampilan pada Bangunan.
(Putu Yoga Pratama Adi Putra, Ida Ayu Armeli, dan Putu Gede Sukarsana) ... 459-462
94. Galeri Kerajinan Patung Batu di Gianyar, Bali: Penerapan Konsep Tampilan pada Bangunan.
(Wayan Gede Aldi Sujaya, Nengah Keddy Setiada, dan Gusti Ayu Made Suartika) ... 463-468
95. Galeri Gambuh dan Gong Kebyar di Gianyar, Bali: Penerapan Konsep Tampilan Luar pada Bangunan.
(Ida Bagus Gede Eka Narayana Mas, I Made Adhika, dan Putu Gede Sukarsana) ... 469-474
96. Perencanaan Fasilitas Sistem Resi Gudang di Gianyar, Bali: Penerapan Konsep Tampilan dan Interior pada Bangunan.
97. Redesain Pasar Blahbatuh, Gianyar: Tema, Tampilan Entrance, dan Tampilan Bangunan.
(I Made Saptika, I Nengah Lanus, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ... 481-486
98. Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi di Kecamatan Abiansemal, Badung-Bali
(I Wayan Wahyu Raditya, I Made Adhika, dan I Putu Sugiantara) ... 487-492
99. Wedding House di Desa Kelating, Tabanan, Bali: Perancangan dengan Tema Romantis dan Tipologi Bangunan Neo-Vernakular.
(Dewa Ayu Putu Nanda Pradnya Dianti, Ida Ayu Armeli, dan I Gusti Bagus Budjana)... 493-496
100. Redesain Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sangsit Buleleng, Bali: Penataan dan Pengembangan Dermaga.
(I Gusti Bagus Made Sumertadana, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 497-500
101. Pusat Bisnis Kerajinan Kulit di Kabupaten Badung, Bali.
(I Gede Bayu Dewanthara, I Putu Rumawan Salain, dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.) ... 501-506
102. Hotel Resort Agro di Desa Belimbing, Tabanan: Penerapan Konsep Tampilan pada Bangunan.
(Aika Andreyana, I Putu Rumawan Salain, dan Anak Agung Ayu Oka Saraswati) ... 507-510
103. Pengembangan Hunian sebagai Akomodasi Wisata di Desa Pangsan, Badung-Bali: Penerapan Konsep Tampilan Bangunan.
(Dewa Putu Gede Angga Darmawan, Ida Ayu Armeli, dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.) ... 511-514
104. Relokasi Pasar Tradisional Desa Adat Buduk, Bali: Penerapan Langgam Arsitektur Tropis.
(I Putu Handy Mahendrayasa, Widiastuti, dan Evert Edward Moniaga) ... 515-518
105. Museum Sepeda Motor di Kabupaten Badung, Bali: Tema dan Konsep Perancangan.
Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
www.ojs.unud.ac.id
Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN; Syamsul,
AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan
Salain, IP; Sueca, NP; Suartika, GAM; Susanta, IN; Suryada,
IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel
Muktiwibowo, A.
V
o
lu
m
e
(
4
)
N
o
m
o
r
(2
)
E
d
is
i
Ju
li
2
0
1
6
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANANi Komang Nalatri Sudapradnyani (1204205064)1), Syamsul Alam Paturusi2), dan I Nyoman Surata3)–Museum dan Cafe
MUSEUM DAN CAFÉ KOPI DI KINTAMANI, BALI Penerapan Tema Rastik Tempo Dulu pada Desain
Ni Komang Nalatri Sudapradnyani1), Syamsul Alam Paturusi2), dan I Nyoman Surata3)
1)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana nala_suda@yahoo.com
2) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana syamsul_alam_paturusi@yahoo.fr
3)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana nymsurata3010@gmail.com
ABSTRACT
Museum is the place to show off a collection objects as a proof of human life, nature and culture that used as materials research and education. Coffee is one of Indonesian natural products that are well known in the world. Indonesia is the 4’th largest coffee proucer in the world. Kintamani Coffee from Bali is one of many types Arabica coffee with the best quality exported from Indonesia to various countries in the world. Coffee is a legend drink in Indonesia since the Dutch brought in 1696. In modern era like today, coffee has become part of the lifestyle that enjoyed by teenagers to the elder-ly. This Coffee Museum and Café come with the goal to become an alternative places that combine recreation and edu-cation about coffee in one place. The theme in this Coffe Museum and Café is “Rastik Tempo Dulu” which includes cof-fee merchant atmosphere in the past, especially in Bali which is applied both in the building and interior concepts. The museum will tell visitors about the process planting coffee plants until how to mix the coffee to produce a variety of pro-cessed products and works of art of coffee through the collections on display. The cafe will provide a variety of Indone-sian coffee, especially Kintamani Coffee in traisional and modern menu.
Keywords: museum, cafe, coffee, rastik ABSTRAK
Museum adalah tempat untuk memamerkan benda koleksi berupa pembuktian kehidupan manusia, alam dan kebudayaannya yang dijadikan bahan penelitian dan edukasi. Kopi merupakan salah satu hasil alam ungguan indonesia dengan kualitas yang diakui di dunia. Indonesia menjadi negara ke-4 penghasil kopi terbesar di dunia. Kopi Kintamani, Bali merupakan salah satu kopi dari jenis Arabica dengan kualitas terbaik yang diekspor oleh Indonesia ke berbagai negara di dunia. Kopi merupakan minuman yang tergolong legendaris karena sudah mulai dinikmati sejak dibawa oleh Belanda ke Indonesia pada tahun 1696. Pada zaman modern seperti saat ini kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup yang digemari oleh masyarakat dari golongan remaja hingga orang tua. Museum dan Cafe Kopi ini hadir dengan tujuan sebagai salah satu alternatif tempat wisata yang memadukan sarana rekreasi dan edukasi mengenai kopi dalam satu tempat. Museum dan cafe kopi ini mengusung tema ”Rastik Tempo Dulu“ dimana menonjolkan suasana pedagang kopi tempo dulu khususnya di daerah Bali yang diterapkan baik pada bangunan dan konsep interiornya. Bagian museum akan membahas dan memberi edukasi mengenai proses penanaman tanaman kopi hingga cara meracik kopi serta berbagai prouk olahan dan karya seni dari kopi melalui koleksi-koleksi yang dipajang. Bagian cafe akan menyediakan berbagai olahan kopi Indonesia, khususnya Kopi Kintamani baik secara traisional maupun moden.
Kata Kunci: museum, cafe, kopi, rastik
PENDAHULUAN
Tanaman kopi pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1696 dibawa oleh bangsa Belanda saat terjadi penjajahan di Indonesia. Tanaman kopi terus dikembangkan di Indonesia hingga mendapat hasil yang baik dan kini Indonesia menjadi negara ke-4 terbesar penghasil kopi di dunia. Kopi di Indonesia memiliki kualitas baik hingga jenis kopi dari beberapa daerah menjadi salah satu komuditi perkebunan unggulan yang diek-spor Indonesia. Kopi Bali Kintamani, Kopi Aceh Gayo, Sumatra, Kopi Suawesi, Kopi Jawa, Kopi Papua Wamena dan Kopi Flores Bajawa merupakan produk-produk kopi unggulan hasil perkebunan Indonesia yang terkenal hingga ke mancanegra.
202
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (2) Edisi Juli 2016-ISSN No. 9 772338 505762Dewasa ini Pemerintah Daerah Bangli gencar untuk meningkatkan daya saing komuditas unggulan kopi arabika dan jeruk. Pemerintah mencanangan program pemantapan dan peluasan perkebunan rakyat dengan daya saing nasional dan internasional meliputi komuditas kopi arabika pada daerah Kintamani. Pemerinah daerah mendukung pengembangan industri pengolahan bahan makanan dengan potensi sumber daya perkebunan yang ada seperti kopi dan jeruk (RTRW Kabupaten Bangli 2013-2033). Berdasarkan po-tensi kopi dan pariwisata di Kintamani serta adanya dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan komuditas kopi dapat menjadi modal awal dibuatnya proyek Museum dan Café Kopi di Kintamani ini.
Di provinsi Bali sendiri telah banyak terdapat museum yang memajang berbagai koeksi mulai dari benda-benda purbakala, diorama yang menceritakan sejarah, koleksi mengenai alam hingga hasil karya seni. Kon-disi dari museum-museum yang ada secara garis besar terlihat monoton, kaku dan membosankan. Ber-dasarkan hal tersebut Museum dan Cafe kopi di kintamani ini menghadirkan suasana museum yang lain dari yang telah ada. Tema “Rastik Tempo Dulu” yang diusung dengan menggabungkan fungsi museum dan cafe dalam satu tempat, menghadirkan kesan yang santai namun memberi manfaat edukasi yang me-nyenangkan.
TEMA
Pendekatan Tema
Tema merupakan dasar pemikiran performance/ekspresi dalam sebuah karya arsitektur yang diwujudkan dalam suatu pola atau gagasan yang bersifat spesifik dan berulang di seluruh desain suatu proyek (Snyder 1990:287). Tema arsitektur didapat dari beberapa faktor pendekatan yang mendasari pemilihan tema “Ras-tik Tempo Dulu” diantaranya: pendekatan fungsi bangunan sebagai museum dan cafe yang menjadi tempat rekreasi dan edukasi, materi koleksi berupa benda-benda tradisional dan antik yang berhubungan dengan pertanian dan peracikan kopi, pendekatan aktivitas dan fasilitas serta pendekatan lokasi dan gaya bangunan sekitar.
Penjabaran Tema
Berdasarkan beberapa faktor yang dijadikan pendekatan tema, didapat tema “Rastik Tempo Dulu” yang akan mewarnai setiap sudut rancangan dan tampilan fisik maupun non fisik bangunan. Tema Rastik Tempo Dulu memiliki arti menonjolkan sisi dan suasana dagang kopi tempo dulu yang tradisional, dimana tema ter-sebut didukung dengan pegawai museum dan cafe yang menggunaan kostum tradisional Bali tempo dulu untuk lebih membangun suasana tempo dulu pada Museum dan Cafe. Desain-desain bangunan dan furni-ture yang akan digunakan memiliki karakter dan kesan rastik baik pada material yang digunakan dan kesan yang ditimbulkan nantinya.
Tema Rastik Tempo Dulu akan diterapkan pada bagian fisik dan non fisik rancangan. Kebudayaan lokal dalam hal ini Arsitektur Bali akan diterapkan pada zoning bangunan yang menerapkan konsep Tri Mandala dimana site dibagi menjadi tiga zona dalam hal ini Nista Mandala (zona publik), Madya Mandala (Semi Pub-lik) dan Utama Mandala (Area Utama). Pada bangunan sendiri lebih menerapkan konsep Material bangunan menggunakan ba-han-bahan bangunan yang mengeluarkan karakter bali tempo dulu dan rastik seperti penggunaan pasangan batu pilah dengan atap alangalang pada pintu masuk menuju museum, penggunaan bata ekspose, kayu dan besi dengan tampilan ras-tik yang terkesan usang dan kuno.
Zona nista (public) Zona madya (semi public)
Zona Utama (privat) Gambar 2. Zoning Tapak pada Museum
dan Cafe Kopi di Kintamani
Sumber: Sudapradnyani 2016
Gambar 1. Kayu, Bata Expose, Kaca dengan Frame Besi Rastik, dan Batu Pilah mendominasi Material Bangunan Museum dan Cafe
Ni Komang Nalatri Sudapradnyani (1204205064)1), Syamsul Alam Paturusi2), dan I Nyoman Surata3)–Museum dan Cafe Gambar 6. Layout Plan Museum dan Café Kopi di Kintamani
Sumber: Sudapradnyani 2016
Suasana dagang kopi tempo dulu akan kental diterapkan pada area café. Penataan cafe akan ibuat unik , menggunakan material bata expose, besi dan kayu dengan karakter rastik ditambah dengan benda-benda pajangan yang antik dan kuno. Suasana dagang kopi tempo dulu juga kental terasa dikarenakan terdapat tungku tradisional yang digunakan untuk menyangrai Kopi Kintamani pada area café. Staff cafe yang bertu-gas juga diwajibkan menggunakan kostum bali tempo dulu, dengan peralatan-peralatan tradisional yang digunakan baik dalam meracik kopi hingga menyajikan kopi di atas meja semakin menambah kesan tradi-sional dan tempo dulu pada café. Pengunjung juga dapat meihat proses cara peracikan biji kopi secara langsung dari menyangrai hingga menjadikannya secangkir minuman.
KONSEP PERANCANGAN Pembagian zona tapak pada Mu-seum dan Cafe Kopi ini menggunakan penzoningan tradi-sional Bali (Tri Mandala) dimana terdapat tiga zona yaitu zona Nista Mandala terdiri dari area parkir dan area pameran temporer. Zona kedua yaitu Madya Mandala terdiri dari halaman transisi, ruang pengelola, lobby dan museum shop. Zona ketiga yaitu Utama Mandala merupakan zona utama yang terdiri dari ruang pameran museum dan ruang cafe. Ketiga zona ini membujur dari arah utara hingga ke selatan, sesuai dengan konsep gunung dan laut. Suasana penataan tapak dibuat seperti ru-mah bali, dimana pengunjung akan memasuki Angkul-angkul atau pintu bali sebagai pembatas dari area Nista Mandala dan Madya Mandala.
Konsep tempo dulu pada tampilan bangunan ditonjolkan pada gaya bangunan yang mengadaptasi bangunan dengan gaya arsitektur bali yang menggunakan material-material yang memiliki karakter rastik. Memasuki bagian dalam museum dan cafe pengunjung akan melewati angkul-angkul tradisional bali dengan material batu pilah, bata expose dan atap alang-alang. Material pada bangunan pada umumnya menggunakan material yang memiliki karakter rastik dan kuno seperti panel-panel kayu yang ditempel pada dinding, dinding dengan bata expose dan bagian depan bangunan museum yang menonjolkan sisi dinding penuh kaca dengan frame besi rastik. Bagian kaca tersebut dapat terlihat aktifitas pengunjung di dalam mu-seum yang sedang menaiki tangga mumu-seum. Sisi dining penuh kaca tersebut juga akan merefleksikan ba-yangan dari pohon pinus yang terkena cahaya matahari pada pagi hari. Sisi dinding penuh kaca tersebut berfungsi sebagai focal point pada bangunan utama museum.
Gambar 3. Konsep Ruang Dalam Cafe Kopi
Sumber: Sudapradnyani 2016
Gambar 4. Konsep Ruang Dalam Museum Kopi
Sumber: Sudapradnyani 2016
Gambar 5. Konsep Ruang Dalam Museum Kopi
Gambar 7. Tampilan Luar Bangunan
Sumber: Sudapradnyani 2016
Konsep rastik juga diterapkan pada bagian interior museum dimana penataan pajangan koleksi menggunakan fitrin-fitrin dari kayu dengan tetap memadukannya dengan bata expose dan besi-besi rastik. Penataan cahaya dominan menggunakan downlight dan spotlight yang menyorot pada koleksi agar terkesan lebih menonjol.
Pada bagian cafe menerapkan tema yang sama dengan tambahan dekorasi yang memanfaatkan benda-benda antik dan kuno. Cafe dilengkapi dengan furniture kursi kayu, sofa dan meja dengan karakter rastik, dengan material kayu dan besi.
SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Tema Arsitektur yang menarik dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk datang ke museum. Melalui tema arsitektur yang unik, gaya bngunan dan sua-sana yang menyenangkan dapat menarik perhatian pengunjung dan merubah kesan museum yang slama ini terkesan membosankan. Keunikan dari koleksi museum yang dipamerkan juga membawa daya tarik tersendiri, terlebih jika benda yang dimuseumkan lain dari museum pada umumnya, seperti Museum dan Café Kopi di Kintamani ini. Tema unik yang diangkat yaitu “Rastik Tempo Dulu” memberi warna yang unik pada Museum dan Cafe Kopi di Kintamani sehingga diharapkan memberi kesan yang menyenangkan pada museum dan cafe tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Kabupaten Bangli. RTRW Kabupaten Bangli Tahun 2013-2033. BAPPEDA Bangli.2015.
Sutaarga, Amir. 2000. Museologi dan Museografi. Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Snayder, Antony dan J. Catanase. 1990. Pengantar Arsitektur. Erlangga. Jakarta.
Sudapradnyani, Nalatri. 2016. Museum dan Cafe Kopi di Kintamani. Jurusan Arsitektur. Fakultas Teknik. Universitas Udayana. Denpasar
Gambar 8. Ruang Dalam Museum Kopi
Sumber: Sudapradnyani 2016
Gambar 9. Ruang Dalam Café Kopi