• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Antimikroba Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dalam Berbagai Konsentrasi terhadap Bakteri Streptococcus sanguis Secara in Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Antimikroba Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dalam Berbagai Konsentrasi terhadap Bakteri Streptococcus sanguis Secara in Vitro."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia(Ten.) Steenis) DALAM BERBAGAI KONSENTRASI

TERHADAP BAKTERI Streptococcus sanguis SECARA IN VITRO

Melissa Susanto, 2014. Pembimbing I : Riani Setiadhi, drg., Sp.PM. Pembimbing II : Widura, dr., MS.

Latar Belakang Streptococcus sanguis merupakan bakteri kokus gram positif, banyak ditemukan pada plak dan karies gigi, serta pada aliran darah. Streptokokus oral ini berperan penting dalam patogenesis Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR), baik sebagai patogen secara langsung atau sebagai stimulus antigenik. Pada penelitian sebelumnya (2012), esktrak daun binahong dapat menghambat polibakteri penyebab SAR.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efek ekstrak daun binahong dalam menghambat pertumbuhan bakteri S.sanguis dan pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak daun binahong dalam menghambat pertumbuhan S. sanguis.

Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan diuji mengunakan metode ANOVA satu arah dilanjutkan uji LSD dengan α=0,05.

(2)

v ABSTRACT

THE ANTIMICROBIAL EFFECTIVENESS OF BINAHONG LEAF’S EXTRACT (Anredera cordifolia(Ten.) Steenis) IN VARIOUS CONCENTRATIONS AGAINTS Streptococcus sanguis IN VITRO

Melissa Susanto,2014. 1st Tutor: Riani Setiadhi, drg., Sp.PM. 2nd Tutor : Widura, dr., MS.

Background Streptococcus sanguis is a gram-positive bacterium which are found on plaque and dental caries, as well as in the blood stream. The Oral streptoccocci is important in the pathogenesis of Reccurent Aphtous Stomatitis (RAS), the bacteria acting either as direct pathogens or as antigenic stimuli. From studies which had been done previously (2012) revealed that binahong leaf’s extract could inhibit polybacteria of recurrent aphthous stomatitis.

Objective The purpose of this study was to know the effect of binahong leaf’s extract in inhibiting the growth of S. sanguis bacterium and effect of an increased concentrations of binahong leaf’s extract in inhibiting the growth of S. sanguis bacterium.

Method The method used in this study was experimental laboratory and tested using the method of one way ANOVA and LSD as the post-hoc analysis with α=0,05.

Result The result of the research showed that the zone of inhibition binahong leaf’s extract against S.sanguis at the concentration of 80%, 40%, and 20%, while at the concentration of 10% dan 5% there was no inhibition zone. Comparison of all concentrations with the positive control showed the result was statistically significant with p<0,05

Conclusion In conclusion, the binahong leaf’s extract can inhibite the growth of S. Sanguis bacterium in vitro at the concentration of 80%, 40%, 20%. On the other side, increased concentrations of binahong leaf’s extract can’t increase the antibacterial potency.

(3)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Hasil Penelitian ... 3

1.4.1. Manfaat Praktis ... 3

1.4.2. Manfaat Akademik... 3

1.5. Kerangka Pemikiran ... 4

1.6. Metode Penelitian ... 5

(4)

ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bakteri Streptococcus sanguis ... 6

2.1.1. Pengertian Bakteri Streptococcus sanguis ... 6

2.1.2. Struktur Dasar dan Fungsi Sel Bakteri ... 7

2.1.3. Klasifikasi Bakteri Streptococcus sanguis ... 11

2.2. Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) ... 12

2.2.1. Pengertian & Klasifikasi SAR ... 12

2.2.2. Etiologi SAR ... 14

2.2.3. Diagnosa SAR ... 16

2.2.4. Perawatan SAR ... 16

2.3. Binahong ... 18

2.3.1. Deskripsi Tanaman Binahong ... 18

2.3.2. Morfologi Binahong... 20

2.3.3. Khasiat dan Manfaat Tanaman Binahong ... 21

2.3.4. Kandungan Daun Binahong ... 22

2.3.5. Hal yang Diperhatikan Dalam Penggunaan Herbal Binahong 23

2.3.6. Peran Daun Binahong terhadap Stomatitis Aftosa Rekuren .... 24

2.4. Obat Kumur Chlorhexidine ... 25

2.5. Uji Aktivitas Antibakteri ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 27

(5)

x

3.1.2. Bahan Penelitian ... 28

3.2. Metode Penelitian ... 29

3.2.1. Jenis Penelitian... 29

3.2.2. Variabel Penelitian ... 29

3.2.3. Definisi Operasional ... 30

3.2.4. Penentuan Besar Sampel ... 31

3.2.5. Prosedur Penelitian ... 32

3.2.5.1. Sterilisasi Alat ... 32

3.2.5.2. Pembuatan Ekstrak Daun Binahong ... 33

3.2.5.3. Pembuatan Medium TSAD (Tryptic Soy Agar) ... 34

3.2.5.4. Pembuatan Suspensi Bakteri ... 34

3.2.5.5. Prosedur Penelitian ... 35

3.2.5.6. Pengamatan dan Pencatatan Hasil ... 35

3.3. Analisis Data ... 36

3.4. Hipotesis Statistik ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 37

4.2. Pembahasan………. 40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 44

(6)

xi

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN ... 49

RIWAYAT HIDUP ... 52

(7)

xii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

Tabel 4.1.1. Diameter Zona Inhibisi Ekstrak Daun Binahong (Anredera

Cordifolia(Ten.) Steenis) terhadap Streptococcus sanguis .. 37

Tabel 4.1.2. Tabel ANOVA satu arah terhadap Zona Inhibisi pada setiap

Konsentrasi Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia(Ten.)

Steenis) untuk Bakteri Streptococcus sanguis ... 37

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

Gambar 2.1. Streptococcus sanguis ... 7

Gambar 2.2. Struktur Dasar Bakteri ... 7

Gambar 2.3. Struktur Dinding Sel Bakteri Positif dan Negatif... 9

Gambar 2.4 Ulser Minor ... 13

Gambar 2.5 Ulser Mayor... 13

Gambar 2.6 Ulser Herpetiform ... 14

Gambar 2.7 Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) ... 20

Gambar 3.1 Alat penelitian ... 28

Gambar 3.2 Ekstrak Binahong dalam berbagai konsentrasi ... 29

Gambar 3.3 Pengenceran Ekstrak Binahong ... 33

Gambar 4.1 Zona Inhibisi Ekstrak Daun Binahong 80% dan 40%... 38

Gambar 4.2 Zona Inhibisi Ekstrak Daun Binahong 20% dan 10%... 39

Gambar 4.3 Zona Inhibisi Ekstrak Daun Binahong 5% dan kontrol - ... 39

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

Lampiran I Hasil Uji Statistik ... 49

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Streptococcus sanguis merupakan bakteri kokus gram positif dan ditemukan

pada rongga mulut manusia yang sehat. Bakteri ini banyak ditemukan pada plak

dan karies gigi, serta pada aliran darah di katup jantung yang dapat menyebabkan

bakterial endocarditis.1 Bakteri tersebut sudah lama diyakini sebagai kunci utama

kolonisasi bakteri dalam rongga mulut manusia karena berikatan kuat secara

langsung dengan pelikel saliva yang menyebabkan perlekatan mikroorganisme

oral lain, terbentuknya plak gigi, berkontribusi dalam menyebabkan karies dan

penyakit periodontal.2 Streptokokus oral ini berperan penting dalam patogenesis

Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR), baik sebagai patogen secara langsung atau

sebagai stimulus antigenik, pada penderitanya telah ditemukan dalam bentuk

initial L forms.3 Donatsky juga melaporkan adanya kenaikan titer antibodi

terhadap Streptococcus sanguis 2A pada pasien stomatitis aftosa rekuren.4

Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) atau umum dikenal masyarakat Indonesia

sebagai “sariawan”, ialah penyakit mukosa oral yang paling sering diderita

manusia berupa ulser berulang pada mukosa mulut dengan ciri khas ulser single

atau multiple, bulat atau oval berbatas jelas kemerahan, dan dasar abu-abu atau

kuning. 5,6 SAR mempengaruhi sekitar 20% dari populasi umum tetapi bila dilihat

dari kelompok etnis tertentu atau grup sosial ekonomi, maka rata-rata insidensi

(11)

2

Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan salah satu tanaman

yang memiliki khasiat obat tradisional sebagai antibakteri, digunakan sebagai

pengobatan tradisional antara lain untuk melancarkan serta menormalkan

peredaran dan tekanan darah, mencegah stroke, asam urat, gastritis, menambah

dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh, melancarkan buang air besar,

diabetes dan sariawan. Menurut Hidayati (2009) dalam penelitiannya mengenai

aktivitas antibakteri daun binahong, terkandung senyawa alkaloid, polifenol dan

saponin. Antibakteri merupakan zat yang dapat menghambat atau membunuh

bakteri dalam konsentrasi yang aman bagi inang.8 Pada penelitian Lee Yan Ying

(2012), esktrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dapat

menghambat polibakteri penyebab SAR dengan konsentrasi minimal yang

digunakan 6,25%.9

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui daya

hambat ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap

bakteri Streptococcus sanguis yang merupakan salah satu bakteri penyebab

stomatitis aftosa rekuren (SAR).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat identifikasi masalah sebagai

berikut :

1. Apakah ekstrak daun binahong dapat menghambat pertumbuhan bakteri

(12)

3

2. Apakah terdapat pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak daun binahong

(Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

Streptococcus sanguis

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun binahong dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguis dengan mengukur diameter zona

hambat yang terbentuk pada plat agar

2. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak daun binahong

(Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

Streptococcus sanguis

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Sebagai pertimbangan untuk menggunakan ekstrak daun binahong sebagai

salah satu bahan untuk mencegah atau mengobati SAR di bidang kedokteran gigi.

1.4.2 Manfaat Akademik

Menambah informasi ilmiah mengenai ekstrak daun binahong sebagai agen

(13)

4

1.5 Kerangka Pemikiran

Bakteri streptococcus sanguis ialah bakteri aerob α-haemolytic, gram positif,

berbentuk kokus dan memiliki dinding tebal yang terdiri dari peptidoglikan.

Bakteri ini sering ditemukan dalam rongga mulut dan aliran darah.1,2 Stomatitis

aftosa rekuren merupakan kelainan yang paling sering terjadi pada mukosa mulut

non keratin, ditandai dengan keluhan nyeri periodik, lesi single atau multiple,

bulat dan dangkal, dikelilingi oleh peradangan / inflamasi. Etiologi masih belum

diketahui secara pasti, tetapi terdapat hubungan yang kuat dengan faktor herediter

dan juga dengan reaksi imun mukosa oral. Beberapa studi telah menyatakan

adanya keterlibatan bakteri Streptococcus dan Helicobacter pylori pada kejadian

SAR. Menurut teori imunogenetik, terdapat reaksi silang dengan bakteri

Streptococcus sanguis, yang ditemukan pada lesi SAR.10 Keadaan ini diduga

merupakan respon T sel terhadap antigen Streptococcus sanguis, karena adanya

reaksi silang dengan mitokondria hsp (heat shock protein) dan menimbulkan

kerusakan pada mukosa.11

Tanaman binahong telah sejak lama digunakan oleh masyarakat Indonesia,

karena mempunyai banyak khasiat dalam menyembuhkan penyakit ringan

maupun berat dan mudah didapatkan. Potensi pengobatan tanaman ini berasal dari

komponen bioaktif yang terkandung didalamnya dan pada skrining fitokimia

ternyata mengandung flavonoid, saponin, steroid / triterpenoids serta coumarin.

Senyawa flavonoid diketahui dapat berperan langsung sebagai antibakteri dengan

mengganggu fungsi mikroorganisme / bakteri. Selain itu, senyawa lain seperti

(14)

5

membran sel bakteri menyebabkan kerusakan membran sel sehingga sel akan

lisis.12 Pada penelitian Tshikalage, dkk (2007), ekstrak air akar binahong pada

konsentrasi 50 mg/ml memiliki daya hambat bakteri gram positif (Bacillus

pumilis, Bacillus subtilis, dan Staphylococcus aureus).8

Diharapkan ektrak daun binahong ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri

streptococcus sanguis yang merupakan salah satu bakteri penyebab Stomatitis

Aftosa Rekuren.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium dan diuji

mengunakan metode ANOVA dilanjutkan dengan Multiple Comparisson LSD.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha di kota Bandung pada bulan Maret–Juni tahun

(15)

44 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak daun binahong dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada

konsentrasi 80%, 40%, dan 20%.

2. Peningkatan konsentrasi dari 20% ke 40% dan menjadi 80% tidak

menyebabkan perbedaan yang bermakna dalam daya antibakterinya.

5.2. Saran

1. Melanjutkan penelitian mengenai konsentrasi hambat minimal daun

binahong terhadap Streptococcus sanguis.

2. Perlu dilakukan penelitian tentang efek antimikroba ekstrak daun binahong

(Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis ) terhadap bakteri penyebab SAR

lainnya.

3. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas antimikroba

(16)

45

DAFTAR PUSTAKA

1. Sung, O. Streptococcus sanguinis. MicrobeWiki Journals, [serial online]

2010 [cited 2014 january 12]; 1-2. Available at :

http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Streptococcus_sanguinis

2. Ping J. Genome of the Opportunistic Pathogen Streptococcus sanguinis.

Journal of Bacteriology; [serial online] 2007 [cited 2014 january 12];

3166-3175. Available at :

http://www.people.vcu.edu/~pingxu/image/2007_Genome%20of%20the%

20Opportunistic%20Pathogen%20Streptococcus%20sanguinis.pdf

3. Porter SR, Hegarty A, Kaliakatsu F, Hodgson AT, Scully C. Recurrent

Aphthous Stomatitis. New York: Elsevier; 2000 : 569-578.

4. Donatsky, O. Comparison of cellular and humoral immunity against

streptococcal and adult human oral mucosa antigens in relation to

exacerbation or recurrent aphthous stomatitis. Acta Pathologica

Microbiologica Scandinavia (APMS); [serial online] 2009 [cited 2014

january 12]; 84(4) : 270-282. Available at :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/785943

5. Wololy JB. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Desa Wiau Lapi Tentang

Stomatitis Aftosa Rekuren. Biomedik Journal; 2013 :153 - 157.

6. Rosarina AH. Prevalensi Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Yang Dipicu

(17)

46

7. Greenberg MS, Glick M. Burket’s Oral Medicine. 11th Edition. BCDecker

Inc : Hamilton; 2008 : 72.

8. Paju N, Yamlean PV, Kojong N. Uji Efektivitas Salep Ekstrak Daun

Binahong (Anredera cordifolia (Ten.)Steenis) pada Kelinci (Oryctolagus

cuniculus) yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus aureus. Pharmacon

Journal; 2013 : 51 - 62.

9. Ying LY. Daya hambat ekstrak daun Binahong (Anredera Cordifolia

(Ten.) Steenis) terhadap polibakteri pada stomatitis aftosa rekuren (SAR).

Oral Medicine Dental Journal; 2011 : 18-26.

10. Kilic SS. Recurrent aphthous stomatitis. Recent Advances in

Pediatrics, Jaypee Brothers Medical Publishers, New Delhi, ISBN

81-8061-297-X; 2004 : 63-75.

11. Scully C. Aphthous Ulcers. Medscape Journal [serial online] 2013 [cited

2014 Februari 20]; Available at :

http://emedicine.medscape.com/article/1075570-overview#showall

12. Darsana IG. Potensi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore)

Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli.

Indonesia Medicus Veterinus Journal; 2012 : 337-351.

13. Yamaguchi MY. Role of Streptococcus sanguinis sortase A in bacterial

colonization. Microbes and Infection Journal; 2006 : 2791 - 2796.

14. Sehmi P, Lauren S, Sankar D, Jody CN, Cindy LM, and Todd K.

Identification of Virulence Determinants for Endocarditis in Streptococcus

(18)

47

online] 2005 [cited 2014 Mei 13]. Available at : HYPERLINK

http://iai.asm.org/content/73/9/6064.full

15. Jawetz, Melnicks, and Adelberg’s Medical Microbiologi. Alih bahasa: Edi

Nugroho, Maulany, 20th ed. Jakarta: EGC, 1995: 275.

16. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni EW. Eubacteria and

Archaebacteria. [serial online] 2004 [cited 2014 June 14]; 63 - 66.

Available at :

http://books.google.co.id/books?id=Yg2nkcSqNSQC&printsec=frontcover

&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false

17. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Jawetz, Melnick and Adelberg’s medical

microbiology. 23rd ed. New York : Lange medical books; 2004. 15-31,

184-186.

18. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 12 th

edition. Philadephia: John Wiley and Sons Publisher.

19. Kilian M. Streptococcus and Enterococcus. [serial online] 2013 [cited

2014 june 16]. Available at: HYPERLINK

http://www.uib.es/depart/dba/microbiologia/ADSenfcomI/material_archiv

os/strepto%20y%20entero.pdf

20. Scully C, Gorsky M, Nur FL. The Diagnosis and Management Of

Reccurent Aphthous Stomatitis : A Consensus Approach. The Journal of

the American Dental Association; 2003: 200 - 207.

21. Strassler HE. Reccurent Aphthous Stomatitis. Dental Learning. [serial

(19)

48

http://www.dentallearning.net/files/Recurrent-Aphthous-Stomatitis-Dental-CE-Course_0.pdf

22. Melamed F. Aphthous Stomatitis. UCLA Medical School Journal, [serial

online] 2001 [cited 2014 june 16 ]; 5(1) : 45-47. Available at :

http://www.med.ucla.edu/modules/wfsection/article.php?articleid=207

23. Zerlina L. Sirsak, Manggis & Binahong. 1st ed. Indonesia : Cable book.

2013 : 79 -130.

24. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Binahong (Anredera

Cordifolia) Sebagai Obat. [serial online] 2009 [cited 2014 June 9]

Available at : HYPERLINK

"http://www.scribd.com/doc/130930729/Warta-Vol-15-1-2009-Penelitian-Dan-Pengembangan-Ada-Blumea"

25. Masniari P, Praptiwi. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah

Manggis (Garcinia mangostana Linn). Media Lubang Kesehatan. [serial

online] 2010 [cited 2014 june 9]; 20(2):65-69. Available at :

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/784

26. Mathur S, Srivastava R, Khatri R. Chlorhexidine: The Gold Standart in

Chemical Plaque Cntrol. Physiol Pharmacol [serial online] 2011 [cited

2014 Sept 13]; 1(2): 45-50. Available at :

http://www.scopemed.org/fulltextpdf.php?mno=8252

27. Sulistia GG, Setiabudy R, Nafriaidi, Elysabeth. Farmakologi dan Terapi.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. 5th ed. Jakarta : Gaya

Referensi

Dokumen terkait

(1)Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan pas jalan atau surat penggantinya, kartu keamanan, surat perintah jalan atau surat yang diberikan

rule ini akan mencari data level daya tertinggi tiap kanal TV, setelah didapat level daya tertinggi tiap kanal TV maka akan diproses melalui defuzzyfikasi, dimana

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dengan proyek teka-teki silang (crossword) dapat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu terpaan sosialisasi tertib lalu lintas Kementerian

Metode ini menggunakan empat tahap penelitian yaitu, Heuristik (Pengumpulan sumber), Verifikasi (Kritik Sumber), Interpretasi (Penafsiran Sumber), dan Historiografi

Nilai koefisien ACFTA pada elastisitas jangka panjang sebesar 0,19 dengan probabilitas t-statistic 0,0275 menunjukkan bahwa pemberlakuan kebijakan ini berpengaruh

Pondok pesantren Mahfilud Duror menggunakan metode hisāb ‘urfi Khomasi dalam menentukan awal Ramadhan dan Syawal, yakni dengan menghitung lima hari dari Ramadhan

Akan tetapi, nilai tambah yang diberikan dari proses pengolahan satu kilogram ubi kayu pada agroindustri beras siger SU lebih besar jika dibandingkan dengan nilai