• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

63 A. Hasil Perhitungan Rasio Keuangan

Berikut ini penulis sajikan hasil perhitungan dari 7 rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah yang dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu : a. Solvability (CAR), b. Earning Asset Quality (NPL), c. Efficiency (BOPO), d. Rentability (ROA & ROE), e. Liquidy (LDR & Current Ratio)

1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Tabel 4.1

Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,

Periode Jun 2010 s/d Des 2012

(2)

2. PT Bank BNI Syariah

Tabel 4.2

Perhitungan Dari Rasio Keuangan Yang Berhubungan Dengan Kinerja PT Bank BNI SYARIAH

Periode Jun 2010 s/d Des 2012

Sumber : Laporan Keuangan PT Bank BNI SYARIAH, dan data di olah

Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai rasio CAR (Solvability Ratio) Bank BNI Syariah lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio CAR pada Bank BNI Konvensional. Namun nilai CAR pada Bank BNI Konvensional masih dianggap baik, karena masih diatas standar minimum yang ditentukan oleh bank sentra yaitu 8%. Nilai rasio NPL (Earing Aset Quality) Bank BNI Syariah rata-rata terhitung lebih besar dibandingkan dengan Bank BNI Konvensional. Namun nilai rasio NPL keduanya masih dinilai baik karena masih diatas standart minimum bank sentra yaitu kurang dari 5%. Nilai ROA (Rentability Ratio) Bank BNI Syariah walaupun diawal berdirinya masih minus yaitu -12,02%, namun seterusnya terjadi peningkatan ke arah yang baik, walaupun tidak sebaik nilai rasio ROA pada Bank BNI Konvensional. Karena memang standart bank sentra untuk nilai ROA sendiri adalah lebih dari 1.5%. Nilai Rasio BOPO (Efficiency Ratio) Bank BNI Syariah lebih baik dibandingka dengan Bank BNI Konvensional, malah dibeberapa triwulan ditahun 2010 besarnya nilai rasio BOPO sangat signifikan. Kalau dirata-rata nilai rasio BOPO Bank BNI Syariah

(3)

masih dianggap baik yaitu ± 92%. Beda halnya dengan nilai rasio BOPO pada Bank BNI Konvensional, rata-rata nilai rasio BOPO hanya kisaran 70-78% masih dibawah standart Bank Sentra. Nilai rasio LDR (Liquidity Ratio), seperti halnya nilai BOPO Bank BNI Syariah lebih unggul dalam rasio ini. Selain masih diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu 85-90% bank BNI Syariah masih lebih unggul dibanding Bank BNI Konvensional. Nilai rasio ROE (Rentability Ratio) Bank BNI Konvensional sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROE Bank Konvensional. Kalau dirata-rata nilai rasio ROE Bank BNI Syariah sangat jauh dari standart rata-rata Bank Sentra yaitu harus lebih besar dari 12%. Nilai Current Ratio (Liquidity Ratio) Bank BNI Syariah masih diatas Bank BNI Konvensional.

3. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Tabel 4.3

Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,

Periode Jun 2010 s/d Des 2012

(4)

4. PT Bank BRI Syariah

Tabel 4.4

Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank BRI SYARIAH

Periode Jun 2010 s/d Des 2012

Sumber : Laporan Keuangan PT Bank BRI SYARIAH dan data di olah

Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai rasio CAR (Solvability Ratio) Bank BRI Syariah lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio CAR pada Bank BRI Konvensional. Namun nilai CAR pada Bank BRI Konvensional masih dianggap baik, karena masih diatas standar minimum yang ditentukan oleh bank sentra yaitu 8%. Nilai rasio NPL (Earing Aset Quality) Bank BRI Syariah rata-rata terhitung lebih besar dibandingkan dengan Bank BRI Konvensional. Namun nilai rasio NPL keduanya masih dinilai baik karena masih diatas standart minimum bank sentra yaitu kurang dari 5%. Nilai ROA (Rentability Ratio) Bank BRI Syariah masih dibawah Bank BRI Konvensional Karena memang standart bank sentra untuk nilai ROA sendiri adalah lebih dari 1.5%. Nilai Rasio BOPO (Efficiency Ratio) Bank BRI Syariah lebih baik dibandingkan dengan Bank BRI Konvensional, malah dibeberapa triwulan ditahun 2010 besarnya nilai rasio BOPO sangat signifikan. Kalau dirata-rata nilai rasio BOPO Bank BRI Syariah masih dianggap baik yaitu ± 92%. Beda halnya

(5)

dengan nilai rasio BOPO pada Bank BRI Konvensional, rata-rata nilai rasio BOPO hanya kisaran 72-77% masih dibawah standart Bank Sentra. Nilai rasio LDR (Liquidity Ratio), seperti halnya nilai BOPO Bank BRI Syariah lebih unggul dalam rasio ini. Selain masih diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu 85-90% bank BRI Syariah masih lebih unggul dibanding Bank BRI Konvensional. Nilai rasio ROE (Rentability Ratio) Bank BRI Konvensional sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROE Bank Konvensional. Kalau dirata-rata nilai rasio ROE Bank BRI Syariah sangat jauh dari standart rata-rata Bank Sentra yaitu harus lebih besar dari 12%. Nilai Current Ratio (Liquidity Ratio) Bank BRI Konvensional diatas Bank BRI Syariah.

5. PT Bank Mega Tbk,

Tabel 4.5

Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank Mega Tbk,

Periode Jun 2010 s/d Des 2012

(6)

6. PT Bank Mega Syariah Indonesia Tabel 4.6

Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank Mega Syariah Indonesia

Periode Jun 2010 s/d Des 2012

Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mega Syariah Indonesia, dan data di olah

Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai rasio CAR (Solvability Ratio) Bank Mega Konvensional dan Bank Mega Syariah masih dianggap baik karena masih diatas standar minimum yang ditentukan oleh bank sentra yaitu 8%. Namun nilai rasio CAR Bank Mega Konvensional masih diatas rasio CAR Bank Mega Syariah. Nilai rasio NPL (Earing Aset Quality) Bank Mega Syariah rata-rata terhitung lebih besar dibandingkan dengan Bank Mega Konvensional. Namun nilai rasio NPL keduanya masih dinilai baik karena masih diatas standart minimum bank sentra yaitu kurang dari 5%. Nilai ROA (Rentability Ratio) Bank Mega Syariah tidak jauh berbeda dengan Bank Mega Konvensional Karena memang standart bank sentra untuk nilai ROA sendiri adalah lebih dari 1.5%. Nilai Rasio BOPO (Efficiency Ratio) Bank Mega Syariah lebih baik dibandingkan dengan Bank Mega Konvensional, Kalau dirata-rata nilai rasio BOPO Bank Mega Syariah masih dianggap baik yaitu ± 92%. Beda halnya dengan nilai rasio BOPO pada Bank Mega Konvensional, rata-rata nilai rasio BOPO hanya kisaran 56-63% masih dibawah standart Bank Sentra. Nilai rasio LDR (Liquidity Ratio), seperti halnya nilai BOPO Bank Mega Syariah lebih

(7)

unggul dalam rasio ini. Selain masih diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu 85-90% bank Mega Syariah masih lebih unggul dibanding Bank Mega Konvensional. Nilai rasio ROE (Rentability Ratio) Bank Mega Syariah sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROE Bank Mega Konvensional. Kalau dirata-rata nilai rasio ROE Bank Mega Syariah sangat jauh diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu harus lebih besar dari 12%. Nilai Current Ratio (Liquidity Ratio) Bank Mega Konvensional diatas Bank Mega Syariah.

7. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Tabel 4.7

Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,

Periode Jun 2010 s/d Des 2012

Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan data di olah

8. PT Bank Syariah Mandiri

Tabel 4.8

Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja PT Bank Syariah Mandiri

Periode Jun 2010 s/d Des 2012

(8)

Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai rasio CAR (Solvability Ratio) Bank Mandiri Konvensional dan Bank Mandiri Syariah masih dianggap karena masih diatas standar minimum yang ditentukan oleh bank sentra yaitu 8%. Namun rata-rata nilai rasio CAR Bank Mandiri Konvensional masih diatas rasio CAR Bank Mandiri Syariah. Nilai rasio NPL (Earing Aset Quality) Bank Mandiri konvensional rata-rata terhitung lebih besar dibandingkan dengan Bank Mandiri Syariah. Namun nilai rasio NPL keduanya masih dinilai baik karena masih diatas standart minimum bank sentra yaitu kurang dari 5%. Nilai ROA (Rentability Ratio) Bank Mandiri Konvensional masih dibawah Bank Mandiri Syariah. Dan keduanya masih dianggap baik karena memang standart bank sentra untuk nilai ROA sendiri adalah lebih dari 1.5%. Nilai Rasio BOPO (Efficiency Ratio) Bank Mandiri Syariah hamper sama dengan Bank Mandiri Konvensional, Kalau dirata-rata nilai rasio BOPO Bank Mandiri Syariah belum dianggap baij karena masih dibawah standar bank Sentra yaitu ± 92%. Nilai rasio LDR (Liquidity Ratio) Bank Mandiri Syariah lebih unggul dalam rasio ini. Selain masih diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu 85-90% bank Mandiri Syariah masih lebih unggul dibanding Bank Mandiri Konvensional. Nilai rasio ROE (Rentability Ratio) Bank Mandiri Syariah sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROE Bank Mandiri Konvensional. Kalau dirata-rata nilai rasio ROE Bank Mandiri Syariah sangat jauh diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu harus lebih besar dari 12%. Nilai Current Ratio (Liquidity Ratio) Bank Mandiri Konvensional diatas Bank Mandiri Syariah.

(9)

B. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan CAR pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Tabel 4.9

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan CAR pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Grafik 4.1

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan CAR pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Rasio CAR pada Bank Umum Syariah jika dirata-rata memang masih diatas rasio CAR Bank Umum Konvensional, namun setiap tahun mengalami penurunan, beda halnya dengan rasio CAR pada Bank Umum Konvensional yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tetapi

(10)

keduanya masih bisa dianggap baik karena masih diatas rata-rata batas minimum bank sentra yaitu dengan 8%.

C. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan NPL pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Tabel 4.10

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan NPL pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Grafik 4.2

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan NPL pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Rasio NPL Bank Umum Konvensional lebih baik dibandingkan rasio NPL Bank Umum Syariah, karena rasio NPL Bank Umum Konvensional memiliki nilai yang lebih rendah. Rasio NPL Bank Umum Syariah setiap

(11)

tahunnya mengalami menurunan menuju ke arah yang lebih baik. Namun nilai rasio NPL keduanya masih dianggap baik karena masih di bawah batas minimum bank sentra yaitu < 5%.

D. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan BOPO pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Tabel 4.11

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan BOPO pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Grafik 4.3

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan BOPO pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

. Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Nilai rasio BOPO Bank Umum Syariah masih dianggap lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio BOPO Bank Umum Konvensional. Nilai Rasio BOPO

(12)

Bank Umum Konvensional juga masih dikatakan belum begitu baik karena nilai rasio yang masih di bawah standart minimum Bank Sentra yaitu ± 92%. Namun nilai rasio BOPO Bank Umum Syariah masih mengalami penurunan, namun jika dirata-ratakan setiap tahunnya masih dianggap baik.

E. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan ROA pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Tabel 4.12

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan ROA pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Grafik 4.4

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan ROA pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

(13)

Nilai rasio ROA Bank Umum Konvensional masih dianggap jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROA Bank Umum Syariah, walaupun peningkatannya yang tidak begitu signifikan. Beda halnya dengan nilai rasio ROA Bank Umum Syariah, walaupun masih dibawah nilai ROA Bank Umum Konvensional, namun setiap tahunnya masih menunjukkan peningkatan ke arah yang lebih baik. Dan jika dirata-ratakan nilai rasio ROA pada setiap bank masih dianggap baik karena masih di bawah batas minimum Bank Sentra yaitu > 1,5%.

F. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan ROE pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Tabel 4.13

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan ROE pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

(14)

Grafik 4.5

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan ROE pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Beda halnya dengan rasio ROA, nilai rasio ROE Bank Umum Syariah jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROA Bank Umum Konvensional. Dan nilai rasio ROE Bank Umum Syariah pun selalu mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik setiap tahunnya. Berbeda dengan Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional malah masih terlihat mengalami penurunan nilai ROE, walaupun tidak terlalu terlihat signifikan. Dan keduanya masih dianggap baik nilai rasio ROE nya karena masih dibawah standart minimum Bank Sentra yaitu > 12%.

(15)

G. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan LDR pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Tabel 4.14

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan LDR pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Grafik 4.6

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan LDR pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Nilai rasio LDR Bank Umum Syariah jauh lebih baik dibandingkan dengan rasio LDR Bank Umum Konvensional. Dan jika dirata-rata keduanya memiliki nilai rasio LDR yang cukup stabil, perubahannya tidak begitu signifikan. Namun nilai rasio LDR Bank Umum Konvensional masih dianggap kurang baik karena masih di

(16)

bawah standart minimum Bank Sentra yaitu 85%-90%. Beda halnya dengan nilai LDR Bank Umum Syariah yang masih berada pada nilai standart Bank Sentra.

H. Hasil Perbandingan Rasio Keuangan CURRENT RATIO pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Tabel 4.15

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan CURRENT RATIO pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Grafik 4.7

Perhitungan dari Perbandingan Rasio Keuangan CURRENT RATIO pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Nilai Current Ratio Bank Umum Konvensional masih terlihat jauh di atas bank Umum Syariah, dan selalu mengalami kenaikan yang walaupun tidak terlihat

(17)

begitu signifikan. Sedangkan nilai Current Ratio Bank Umum Syariah malah mengalami penurunan setiap tahunnya.

I. Hasil Perhitungan seluruh rasio setelah dirata-ratakan pertahun.

Tabel 4.16

Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

(18)

Grafik 4.8

Perhitungan dari rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional

Periode 2010 s/d 2012

Sumber : Data yang sudah diolah penulis

Setelah dirata-rata pertahunnya, maka peneliti menyederhanakan perhitungan rasio-rasio yang berhubungan dengan kinerja Bank Syariah dan Konvensional. Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai rasio CAR (Solvability Ratio) Bank Syariah di tiga tahun terakhir masih lebih baik dibandingkan rasio nilai CAR Bank Konvensional. Namun masih dianggap baik karena masih diatas standar minimum yang ditentukan oleh bank sentra yaitu 8%. Nilai rasio NPL (Earing Aset Quality) Bank Konvensional rata-rata terhitung lebih kecil dibandingkan dengan Bank Syariah. Namun nilai rasio NPL keduanya masih dinilai baik karena masih diatas standart minimum bank sentra yaitu kurang dari 5%. Nilai ROA (Rentability Ratio) Bank Konvensional masih diatas Bank Syariah. Dan keduanya masih dianggap baik karena memang standart bank sentra untuk nilai ROA sendiri adalah lebih dari 1.5%. Nilai Rasio BOPO (Efficiency Ratio) Bank Mandiri

(19)

Syariah lebih baik dibandingkan dengan Bank Konvensional dan juga rata-rata nilai rasio BOPO Bank Konvensional dianggap kurang baik karena masih dibawah standar bank Sentra yaitu ± 92%. Nilai rasio LDR (Liquidity Ratio) Bank Syariah lebih unggul dalam rasio ini. Selain masih diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu 85-90% Bank Syariah masih lebih unggul dibanding Bank Konvensional. Nilai rasio ROE (Rentability Ratio) Bank Syariah sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai rasio ROE Bank Konvensional. Kalau dirata-rata nilai rasio ROE Bank Syariah sangat jauh diatas standart rata-rata Bank Sentra yaitu harus lebih besar dari 12%. Nilai Current Ratio (Liquidity Ratio) Bank Konvensional diatas Bank Syariah.

Referensi

Dokumen terkait

Supaya pembahasan masalah mendapatkan hasil yang terfokus dan tidak menghasilkan penafsiran yang menyimpang, maka peneliti membatasi masalah pada dua faktor yang

Untuk pelaksanaan penilaian baik tes maupun non tes yang dilaksanakan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebaiknya dilakukan secara variatif. Hal ini

21 orang dengan rata-rata nilai 8,7 dan kadar asam urat responden sesudah dilakukan Pemberian Jus nanas didapatkan bahwa, seluruh responden masih mengalami kadar asam

Nilai p pada variabel indeks massa tubuh adalah 0,234 sehingga tidakada hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar gula darah pada lansia di Desa

Tunas muda tanaman buah naga yang diinokulasi dengan spora patogen dengan cara disemprot, menunjukkan gejala awal serangan patogen setelah 3–4 minggu inokulasi, yaitu

S yukur dan terima kasih kepada Tuhan karena telah memberikan kehidupan yang luar biasa sampai saat ini.  Awalnya saya mengenal Nu Skin sebagai konsumen yang puas dengan

Merujuk pada judul penelitian lebih ditekankan pada kekerasan seksual kategori perkosaan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) merupakan perbuatan pelanggaran

Hasil analisis sidik ragam Bau kecap ikan memberikan pengaruh tidak nyata (P ˃ 0,05), hal ini dikarenakan enzim bromelin yang berperan mengurai protein dari tubuh