BAB II
LANDASAN TEORI
1 .
1.1 EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM
1.1.1 DEFENISI EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM
EIS (Executive Information System) didefinisikan sebagai sistem komputerisasi yang memudahkan eksekutif untuk melakukan akses terhadap informasi internal maupun eksternal yang relevan terhadap Critical Success Factor suatu perusahaan. Sprague and Watson (1993)
Sedangkan Rockart dan DeLong (1993) mendefinisikan system informasi eksekutif (EIS) sebagai sistem berbasis computer yang menyediakan kebutuhan informasi bagi para eksekutif. EIS memberikan kecepatan akses terhadap informasi yang tepat waktu dan pengaksesan data secara langsung untuk menghasilkan laporan bagi pihak manajemen. EIS sangat mudah digunakan baik untuk eksekutif awam terhadap teknologi informasi, didukung dengan grafik, menyediakan laporan pengecualian dan kemampuan “drill down”. Kemampuan drill – down sangat membantu dalam mengambil atau memilah data sampai pada data rinci sesuai dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan dari keseluruhan data yang ada dalam suatu sistem.
Gambar 2.1 Executive Information System, Source : “ A firm with an executive information system”, Raymond mc.Leod; 322
1.1.2 KARAKTERISTIK EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM
Adapun karakteristik dari EIS adalah sebagai berikut :• Dibuat untuk memenuhi kebutuhan eksekutif secara individual dimana masing-masing user dapat memiliki user interface yang berbeda-beda
• Dapat melakukan extract, filter, compress dan track terhadap critical data • Menyediakan on-line status access, trend analysis, exception reporting, dan
drilldown (yang mengijinkan user untuk melakukan akses terhadap supporting
detail data
• Mengakses dan mengintegrasikan internal dan external data secara luas/umum • User friendly sehingga hanya membutuhkan sedikit training atau kadang kala
tidak membutuhkan training sama sekali
•
Menghadirkan informasi berupa graphical, tabular, dan textual1.1.3 ALASAN PENGEMBANGAN EXECUTIVE INFORMATION
SYSTEM
EIS dikembangkan berdasarkan beragam alasan. Studi menunjukan bahwa
most common benefit adalah pengembangan dalam kualitas dan kuantitas dari
ketersediaan informasi untuk eksekutif, mencakup :
• Informasi yang up to date berdasarkan waktu tertentu • Akses yang lebih besar terhadap data operasional • Akses yang lebih besar terhadap database perusahaan • Informasi lebih ringkas dan relevan
• Informasi baru maupun informasi tambahan
• Informasi yang lebih lengkap mengenai external environment • Informasti competitif yang lebih banyak
• Akses yang lebih besar terhadap external database • Akses yang lebih cepat terhadap informasi
• Mengurangi biaya kertas
EIS dapat meningkatkan executives job performance abilities yang berkaitan dengan: • Peningkatkan komunikasi
• Peningkatan kemampuan untuk mengidentifikasi trend-trend historical • Peningkatan kinerja eksekutif secara efektif dan efisien
• Lebih sedikitnya meetings, dan lebih sedikit waktu yang diberikan di dalam meeting
• Peningkatan executive mental models
• Peningkatan executive planning, organizing, dan controlling • Lebih berfokus terhadap executive attention
• Support yang lebih besar untuk executive decision making • Meningkatkan jangkauan dari kontrol (span of control)
1.1.4 TUJUAN PENERAPAN EIS DALAM ORGANISASI
• Response yang lebih cepat terhadap kebutuhan customer• Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dari produk dan servis
1.2 DEFENISI MARKETING
Marketing/pemasaran merupakan suatu proses, strategi dan merupakan salah satu bagian terpenting dalam perusahaan karena merupakan factor penentu keberhasilan dalam mencapai sasaran, target dan tujuan dari perusahaan dalam mencapai laba dan memberikan kepuasan kepada customer.
Pada umumnya, kebanyakan orang mengartikan bahwa marketing atau pemasaran itu sama dengan penjualan dan periklanan, namun pada kenyataannya aktivitas marketing lebih dari sekedar kedua hal tersebut. Untuk lebih jelasnya, arti dan konsep marketing dapat dipahami dari definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli marketing sebagai berikut :
Marketing is “ A societal process by which individuals and groups obtain
what they need and what through creating, offering, and freely exchanging product and services of value with other.” (Kotler 2003;8)
Marketing adalah “ Merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan
konsep harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.” (Lamb, Hair, McDaniel 2001;6)
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa marketing merupakan suatu system kegiatan yang terpadu untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen sehingga dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen
1.2.1 DEFENISI MARKETING MIX
Marketing mix merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari system pemasaran karena marketing mix merupakan salah satu alat untuk mengukur kinerja pemasaran suatu organisasi. Adapun definisi dari marketing mix adalah sebagai berikut :
Marketing mix adalah “Istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi
empat besar pembentuk system pemasaran sebuah organisasi” (Kotler
Sedangkan menurut Lamb Hair, Mc Daniel dalam bukunya “Pemasaran” desinisi marketing mix adalah sebagai berikut :
Marketing mix adalah “Paduan strategi produk, distribusi, promosi dan
penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju” (2001;55)
1.2.2 UNSUR-UNSUR DALAM MARKETING MIX
4 faktor utama pembentuk marketing mix menurut Kotler (2000;15) adalah sebagai berikut :
1. Product : merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Product yang ditawarkan dapat meliputi :
a. Benda berwujud (physical goods), misal : mobil, sepatu, buku, dll b. Jasa (service), misal : pemangkas rambut, jasa logistic, ekspedisi, dll c. Orang (person), misal : artis, atlit, dll
d. Tempat (place), missal : café, station, dll e. Organisasi (organization), missal : IMF, dll
f. Gagasan (idea), missal : Keluarga berenca, wajib belajar, hidup sehat, dll.
2. Price : Merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk. Harga merupakan kunci pendapatan yang pada gilirannya merupakan kunci keutungan bagi suatu organisasi / perusahaan. Akan lebih baik apabila harga ditetapkan sama dengan nilai persepsi bagi target konsumen. Yang mencakup variabel harga adalah discount, allowances, commission, serta term of payment.
3. Place : merupakan aktivitas perusahaan agar product mudah didapatkan konsumen, sasarannya mencakup saluran distribusi, ruang lingkup, lokasi, persediaan dan pengangkutan.
4. Promotion : merupakan aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Dalam mengkomunikasikan keunggulan produknya untuk mencapai pasar sasaran dan tujuan organisasi, perusahaan dapat menggunakan kombinasi alat-alat promosi yang dikenal dengan nama promotion mix, yang terdiri dari :
a. Periklanan
b. Promosi penjualan c. Hubungan masyarakat d. Publisitas
Perlu dicatat bahwa 4P menunjukan pandangan penjual tentang alat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Sedangkan dari sudut
pandang customer setiap alat pemasaran dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelanggan.
Robert Lauterborn berpendapat bahwa 4P berhubungan dengan 4C pelanggan sebagai berikut : (Kotler 2003;17)
Tabel 2.1 Marketing Perspective dan Customer Perspective 4P (marketing perspective) 4C (customer perspective)
Product (produk) Customer needs and wants (kebutuhan dan keinginan pelanggan)
Price (harga) Cost to customer (biaya pelanggan) Place (tempat) Convenience (kemudahan)
Promotion (promosi) Communication (komunikasi)
Sedangkan untuk pemasaran dibidang jasa, marketing mix dilengkapi dengan tambahan 3P lagi (Kotler 2000;18) yaitu :
1. Physical evidence : merupakan bukti fisik yang meliputi segala segi fisik yang mempengaruhi proses pertukaran produk dan jasa antara konsumen dan pelanggan.
2. People : adalah orang-orang yang terlibat langsung dan saling mempengaruhi dalam proses pertukaran jasa.
3. Process : adalah suatu usaha perusahaan dalam menjalankan dan melakukan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya.
1.3 MARKETING EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM
Marketing executive information system adalah system informasi yang menyediakan kebutuhan informasi mengenai marketing bagi para eksekutif. Untuk membangun dan mengembangkan marketing system informasi eksekutif, digunakan pendekatan critical success factor dengan menganalisa dari sisi 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical evidence) dan value creation and delivery sequence.
Tabel 2.2 Value Creation dan Delivery Sequence, Source : Philip kotler,
(1997;93) “Marketing management, analysis, planning, implementation and control”
“The value creation and delivery sequence” Choose the
value Provide the value Communicate the value
Customer segmentatio n Market selection/foc u s Value Posisitionin g Product develo p ment Service develo p ment
Pricing Sourcing makin
g Distributing servicin g Sales force Sales promotion Advertising
1.4 PENDEKATAN UNTUK MEMBANGUN SISTEM INFORMASI
EXECUTIVE
Untuk membangun sebuah sistem informasi eksekutif di dalam suatu perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan salah satunya adalah dengan analisa CSF (Critical Success Factor).
1.4.1 DEFINISI CRITICAL SUCCESS FACTOR
Critical Success Factor merupakan pendekatan paling efektif untuk para eksekutif membantu mengidentifikasikan informasi apa yang mereka butuhkan. Pengumpulan data melalui pendekatan CSF dapat dilakukan berdasarkan 3 tahapan sebagai berikut :
1. Mencatat tujuan yang ingin dicapai para eksekutif berdasarkan CSF.
2. Membuat suatu review dari hasil pertama dan menganalisis factor-faktor apa saja yang dapat lebih dipertajam.
3. Membuat suatu laporan kesepakatan dari ukuran CSF no 1 dan 2.
Penggunaan dari analisa CSF dapat berupa :
• Teknik efektif yang melingkupi manajemen senior dalam pengembangan strategi IS
• Memungkinkan untuk menghubungkan IS projects melalui CSF dan menyelaraskannya dengan strategi bisinis
• CSF memaikan perranan penting dalam melakukan prioritas terhadap investasi-investasi yang bersifat potensial.
• Dapat melakukan fokus terhadap aspek-aspek bisnis yang kritis yang membutuhkan aksi yang harus diambil untuk meningkatkan kinerja.
Sumber Utama Pembuatan Critical Success Faktor :
CSF dapat diterapkan hamper di semua industri yang berbeda-beda. Menurut John Rockart (1979), dalam artikelnya di Harvard Business review “Chief
executives define their own data needs” dalam merumuskan suatu CSF diperlukan
informasi / elemen –elemen dari data berikut : 1. Structure of particular industry
Sebagaimana diketahui setiap industri memiliki critical sukses factor masing-masing sesuai dengan karakteristik dari industrinya dan focus terhadap CSF yang sudah ditentukan.
2. Competitive strategy, industry position, and geographic location
Setiap perusahaan dalam suatu industri memiliki situasi yang ditentukan oleh latar belakang industri dan strategi persaingan. Ke depannya strategi persaingan memungkinkan untuk terbentuknya market niche, mengeluarkan lini produk, dan pengulangan saluran distribusi diantara variasi lini produk. Perbedaan letak geografi dan letak strategis suatu perusahaan memungkinkan adanya perbedaan Critical Success Factor.
3. Environmental factor
Struktur ekonomi seperti produk domestic bruto dan fluktuasi ekonomi Negara spserti factor-faktor politik, perubahan populasi dapat juga merubah CSF suatu perusahaan.
Pertimbangan organisasi internal sering mendorong kearah critical success factor. Hal ini merupakan aktifitas yang penting dari suatu organisasi untuk periode waktu tertentu.
1.4.2 HUBUNGAN ANTARA CSF DAN OBJECTIVE
Gambar 2.2 CSF dan Objektif, Source : John Ward, Joe Pepard,, (2002;210) “Strategic Planning for Information Systems”
CSF pada industri dapat membantu untuk menciptakan objektif organisasi, sehingga akan terbentuk CSF organisasi, di mana CSF ini akan membantu untuk menetapkan unit bisnis dan objektif functional sehingga terbentuk bisnis unit dan CSF function. Bisnis unit dan CSF function akan membantu untuk menyusun objektif manager yang pada akhirnya akan terbentuk CSF manager.
1.4.3 KEUNTUNGAN PENDEKATAN CSF
Berikut adalah beberapa keuntungan dari pendekatan Critical Success Factor bagi organisasi :
a. Pendekatan ini membantu para eksekutif untuk menentukan factor-faktor apa saja yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
b. Proses dari CSF membuat para eksekutif membangun ukuran yang tepat terhadap factor-faktor penting dan melaporkannya secara terperinci.
c. Proses identifikasi dari CSF menjauhkan organisasi dari kekeliruan dalam system laporan.