• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG

(2)
(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Ikhtisar Eksekutif iii

I . Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Tugas dan Fungsi 3

C. Struktur Organisasi 4

D. Sistematika Penyajian 6

II. Perencanaan Kinerja Tahun 2015 7

A. Umum 7

B. IKU 9

B. Arah Kebijakan 14

C. Program Utama 15

D. Strategi 16

E. Program dan Kegiatan Pokok 18

F. Rencana Strategis Tahun 2013 – 2018 21

G. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 24

III. Akuntabilitas Kinerja 27

A. Pengukuran Capaian Kinerja 27

B. Capaian Kinerja Organisasi 28

C. Sumber Daya 66 IV. Penutup 77 A. Simpulan 77 B. Saran 77 Lampiran 1. Struktur Organisasi 2. RPJMD Kota Palembang 2013-2018 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

(4)

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2015 ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Perencanaan Strategis (Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan pemecahan masalahnya.

Renstra Kota Palembang merupakan suatu rencana jangka menengah tahun 2013 - 2018 yang sangat menentukan dalam meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan dan memuat 1 (satu) pernyataan Visi, 4 (empat) pernyataan Misi yang diemban, serta 4 (empat) tujuan yang harus dicapai pada akhir tahun 2018.

Sesuai Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah disusun untuk tahun 2015 terdapat 9 sasaran, 5 kebijakan, 32 progam, 148 kegiatan yang harus dicapai / dilaksanakan, dengan dukungan anggaran DPA-SKPD Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2015 yang tersedia sebesar Rp 188.862.631.302,41,- termasuk belanja tidak langsung.

Pencapaian Sasaran

Nilai Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dari 38 indikator yang ada 22 telah mencapai target (100%), sedangkan yang belum mencapai ada 16 indikator yaitu Cakupan Kelurahan Siaga Aktif, Obat esensial generik di sarana kesehatan, Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO, Cakupan Alat kesehatan essensial puskesmas yang terkaliberasi, Jumlah Puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan, Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin, Cakupan pelayanan Gawat Darurat Level I yang harus diberikan di Sarana Kesehatan (RS) Kab/Kota, Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin, Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa, Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia, Cakupan Penderita TB BTA positif yang ditangani, Cakupan penemuan penderita pneumonia balita, Jumlah Rumah Sakit Pratama yang disediakan, Penyediaan alat kesehatan untuk RS Pratama, Cakupan Kelurahan UCI, Cakupan Penyakit DBD yang

(5)

Rencana dan Realisasi Anggaran

Anggaran yang tersedia untuk Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2015 sebesar Rp 190.880.504.847,41,- Dana yang terealisasi sebesar Rp.188.862.631.302,41,- atau 98,9% dari anggaran tersebut.

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dalam pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan nasional.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dimasa mendatang diperlukan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2015, yang berisi visi, misi serta tahapan-tahapan kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka mencapai target (indikator) yang telah ditetapkan.

Dinas Kesehatan Kota Palembang sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Palembang mempunyai tugas untuk membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesehatan dalam rangka mewujudkan visi Kota Palembang yaitu “Palembang Emas Tahun

(7)

1. Menciptakan Kota Palembang lebih aman untuk berinvestasi dan mandiri dalam pembangunan

2. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta peningkatan pelayanan masyarakat

3. Meningkatkan ekonomi kerakyatan dengan pemberdayaan masyarakat kelurahan

4. Meningkatkan pembangunan bidang keagamaan sehingga terciptanya masyarakat yang religius

5. Meningkatkan pembangunan yang adil dan berwawasan lingkungan di setiap sektor

6. Melanjutkan pembangunan Kota Palembang sebagai kota metropolitan bertaraf internasional, beradat, dan sejahtera

Dari 7 misi tersebut misi yang sangat erat terkait dengan sektor kesehatan adalah misi ke 5 (lima) dan 6 (enam) dan dalam mencapai Visi dan Misi Pemerintah Kota Palembang menetapkan bidang urusan pemerintahan dan program prioritas pembangunan yaitu :

1. Program obat dan perbekalan kesehatan 2. Program upaya kesehatan masyarakat 3. Program pengawasan obat dan makanan 4. Program pengembangan obat asli Indonesia

5. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 6. Program perbaikan gizi masyarakat

7. Program pengembangan lingkungan sehat

8. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 9. Program standarisasi pelayanan kesehatan

10. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya

11. Program pengadaan, pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru

12. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan 13. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

(8)

14. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia

15. Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan 16. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

Program prioritas tersebut seluruhnya sangat berpengaruh terhadap pembangunan bidang kesehatan, sedangkan program prioritas Kota Palembang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2014-2018 dalam upaya Meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH), Menurunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan, Angka Kematian Bayi, dan Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan jaminan kesehatan masyarakat

2. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang optimal dan bermutu

3. Pengentasan masalah penyakit menular dan tidak menular 4. Peningkatan mutu layanan kesehatan dan SDM kesehatan 5. Peningkatan kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi 6. Perbaikan gizi masyarakat

7. Peningkatan kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat 8. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat (PHBS) 9. Penguatan sistem informasi kesehatan

10. Peningkatan kualitas lingkungan

11. Peningkatan pelayanan kesehatan khusus

12. Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan 13. Penguatan pelayanan rujukan

Sebagai pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang selama tahun anggaran 2015, disusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2015 sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 Tanggal 20 November 2015 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini semata-mata untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Dinas Kesehatan Kota

(9)

Palembang mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja organisasi yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcome, disisi yang lain, penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang juga dimaksudkan sebagai pengejawantahan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang merupakan pilar penting pelaksanaan good governance dan menjadi cermin untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat melaksanakan kinerja ke depan secara lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya.

B. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun 2008 Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Palembang.

1. Kedudukan

Dinas Kesehatan Kota Palembang unsur pelaksana urusan daerah dibidang kesehatan berdasarkan kewenangan yang dimiliki berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah

2. Tugas Pokok

Dinas Kesehatan Kota Palembang mempunyai tugas membantu Walikota Palembang dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan.

3. Fungsi.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kesehatan Kota Palembang menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan,

2) Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kesehatan,

(10)

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan

4) Pengaturan, pengawasan dan pemberian perizinan dibidang kesehatan 5) Pelaksanaan pelayanan tekhnis ketatausahaan dinas

6) Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

C. Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja tersebut, sesuai Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang, dibantu oleh:

1. Sekretariat, yang membawahi :

1) Sub Bagian Penyusunan Program 2) Sub Bagian Tata Usaha

3) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

2. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi : 1) Seksi Kesehatan Dasar

2) Seksi Kesehatan Rujukan 3) Seksi Kesehatan Khusus

3. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi : 1) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit 2) Seksi Pengendalian Wabah dan Bencana

3) Seksi Penyehatan Lingkungan

4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi 1) Seksi Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan

2) Seksi Data dan Informasi Kesehatan 3) Seksi Registrasi, Perizinan dan Akreditasi

(11)

5. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi : 1) Seksi Jaminan Kesehatan

2) Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan 3) Seksi Kefarmasian

6. Unit Pelaksana Tekhnis Dinas,

7. Kelompok Jabatan Fungsional.

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Palembang terlampir.

D. Sistematika Penyajian

Pada dasarnya Laporan Kinerja ini berisi pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang selama tahun 2015. Capaian kinerja (performance

results) 2015 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja 2015 sebagai tolok

ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2015 adalah sebagai berikut ini.

Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis Dinas Kesehatan Kota Palembang dan struktur organisasi;

Bab II – Perencanaan Kinerja 2015, menjelaskan berbagai kebijakan umum Dinas Kesehatan Kota Palembang, rencana strategis Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk periode tahun 2014 - 2018 dan penetapan kinerja untuk tahun 2015.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2015.

Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2015 ini dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja dimasa datang.

(12)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015

A. Umum

Dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis yang ada di Kota Palembang, Dinas Kesehatan menyadari sepenuhnya akan peran di masa yang akan datang sebagai tumpuan dan harapan masyarakat kota untuk mengatasi masalah kesehatan yang timbul akibat perubahan pola hidup masyarakat perkotaan. Masalah kesehatan yang disadari antara lain masalah lingkungan pemukiman, gizi, kesehatan reproduksi maupun penanggulangan penyakit menular yang ada di lingkungan kota maupun yang datang dari luar kota.

Untuk menjalankan peran penting kesehatan tersebut, Dinas Kesehatan Kota Palembang memiliki visi yaitu “Tercapainya Palembang Sehat ”.

Dilandasi dengan pemikiran di atas maka selayaknya Dinas Kesehatan bertanggung jawab untuk mengemban amanah yang diberikan Walikota Palembang yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan sesuai standar Kementerian Kesehatan RI pada masyarakat, seperti yang dinyatakan dalam visi GBHN yaitu “Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air berkesadaran hukum dan lingkungan sehat, menguasai teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin”

Visi tersebut dinyatakan sejalan dengan perubahan - perubahan di era reformasi ini, yaitu Palembang sehat adalah penduduk yang hidup di lingkungan sehat, memperaktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal dengan indeks pembangunan manusia semakin baik antara lain dengan meningkatnya Umur Harapan Hidup dari 69,9 tahun menjadi 70,6 tahun; menurunnya Angka Kematian Bayi dari 35 menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup. menurunnya Angka Kematian Ibu dari 307 menjadi 266 per 100.000 kelahiran hidup. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita sampai dengan < 5%.

(13)

Untuk mencapai visi tersebut diperlukan misi Dinas Kesehatan Kota Palembang sehingga hal yang abstrak pada visi akan terlihat lebih nyata. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh insan kesehatan dan pihak yang berkepentingan dapat lebih mengenal cara hidup sehat di tengah-tengah masyarakat mengetahui program-program kesehatan serta hasil yang akan dicapai di masa yang akan datang.

Dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, terdapat 4 (empat) misi yang diemban dan akan dilaksanakan yaitu:

1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat; 2. Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia;

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana yang bermutu prima

4. Menurunkan resiko kesakitan dan kematian.

Dalam mempercepat Tercapainya Palembang Sehat dan sesuai dengan misi yang telah ditetapkan dijabarkan dalam bentuk kegiatan pembangunan kesehatan yaitu Misi 1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat, kegiatannya antara lain meningkatkan kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat, Misi 2. Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia, kegiatan yang dilaksanakan antara lain tersedianya SDM yang berkualitas dan bekerja sesuai dengan Standard Of Procedure (SOP) yang ditetapkan. Misi 3 Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana yang bermutu prima kepada masyarakat yang membutuhkan sehingga pelayanan dapat dilaksanakan dengan tepat, cepat, dan nyaman. Misi 4 Menurunkan resiko kesakitan dan kematian merupakan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA), serta meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Balita Kurang Gizi.

(14)

B. Indikator Kinerja Utama (IKU) Sasaran Indikator Kinerja Penanggung Jawab Keterangan Meningkatkan Mutu Kesehatan Masyarakat Jumlah balita dengan gizi buruk Ka. Bid. Yankes

Jumlah balita dengan gizi buruk adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).

Jumlah kematian bayi

Ka. Bid. Yankes

Jumlah Kematian Bayi adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup di tahun yang sama.

Jumlah kematian ibu

Ka. Bid. Yankes

Jumlah Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain.

Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat Cakupan Kelurahan Siaga Aktif Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan

Cakupan kelurahan siaga aktif adalah desa yang mempunyai pos kesehatan kelurahan (poskeskel) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dibandingkan dengan jumlah kelurahan siaga yang dibentuk

Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

Cakupan Rumah Tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan

Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada lurun waktu tertentu

(15)

Sasaran Indikator Kinerja Penanggung Jawab Keterangan Meningkatnya Sarana dan Prasarana Kesehatan Obat generik di sarana kesehatan Ka. Bid Jaminan dan Sarana Kesehatan

Obat Generik di sarana kesehatan adalah obat dengan nama, kandungan zat aktifnya serta khasiatnya sama, yang diadakan dengan sumber dana APBD dan APBN di sarana pelayanan kesehatan pemerintah (Dinkes + RSUD BARI) dibandingkan dengan perkalian jumlah penduduk Kota Palembang dikalikan standar WHO (kebutuhan obat per orang)

Cakupan puskesmas berstandar manajemen mutu ISO

Sekretariat Cakupan Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO adalah Quality Managemen System ISO 9001:2008 adalah merupakan prosedur terdekumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen system,yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu,dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut di tentukan atau di spesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.

Meningkatnya Sarana Prasarana dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Cakupan Alat Kesehatan Essensial Puskesmas yang Terkalibrasi Ka. Bid Jaminan dan Sarana Kesehatan

Cakupan alat kesehatan esensial puskesmas yang terkalibrasi adalah alat kesehatan yang di lakukan pengujian secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun, untuk menjamin kebenaran nilai keluaran atau kinerja keselamatan pemakaian yang dilakukan oleh instansi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.

Jumlah puskesmas yang Memenuhi Standar Pelayanan Kesehatan Ka. Bid Jaminan dan Sarana Kesehatan

Cakupan puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan adalah puskesmas yang memiliki alat kesehatan yang minimal untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar dan alat kesehatan tersebut telah di lakukan pengujian dan kalibrasi secara berkala oleh instansi yang berwenang Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Khusus Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin Ka. Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan

Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien

Masyarakat Miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyartkat miskin di sarana kesehatan strata

pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu

(16)

Sasaran Indikator Kinerja Penanggung Jawab Keterangan Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/Kota Ka. Bid. Yankes

Cakupan pelayanan gawat darurat level I adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/atau ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin Ka. Bid. Yankes

Cakupan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien miskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan baru).

Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Khusus Cakupan Sarana Diperiksa Makanan Kadaluarsa Ka. Bid. Jaminan Sarana Kesehatan

Cakupan sarana yang di periksa makanan

kadaluarsa adalah Sarana distribusi,toko, swalayan, supermarket,minimarket yang menjual makanan dan minuman berkemasan

Puskesmas yang Merekomendasi kan Obat Asli Indonesia

Ka. Bid. Yankes

Cakupan Puskesmas yang merekomendasi obat asli Indonesia adalah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional alternative dan komplementer (keterampilan dan herbal), serta melakukan pembinaan dan pemamfaatan taman Obat Keluarga (TOGA) Jumlah Klinik Upaya Kesehatan Kerja di Perusahaan Ka. Bid. Yankes

Cakupan Klinik Upaya Kesehatan kerja adalah tempat yang memberikan pelayanan kesehatan terutama bidang pelayanan kesehatan kerja di mana pelayanan yang diberikan berfokus kepada :

a. Pendidikan Kesehatan

Promosi kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang bertujuan agar masyarakat pekerja berprilaku hidup dan bekerja secara sehat meliputi:

a. Pendidikan penyuluhan PHBS di tempat kerja

(17)

Sasaran Indikator Kinerja

Penanggung Jawab

Keterangan

b. Perbaikan gizi kerja

c. Kesehatan reproduksi pada pekerja d. Pemeliharaan tempat kerja

e. Olahraga fisik dan kebugaran b. Pelayanan Kesehatan Kerja

- Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan penyakit Akibat Hubungan kerja (PAHK)

- Pelayanan perawatan kesehatan umum,kuratif dan rehabilitative

- Pencatatan, pelaporan dan dokumentasi c. Pembinaan lingkungan kerja

Bentuk kegiatan pembinaan lingkungan kerja difokuskan pada asesmen risiko di lingkungan tempat kerja dan pengendalian risiko yang mungkin terjadi baik di sebabkan faktor fisik, kimia, biologi maupun psikososial.

Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Acute Flacid Paralysys (AFP)

Ka. Bid. PMK Jumlah kasus Acute Flacid Paralysys (AFP) Non Polio yang ditemukan di antara 100.000 penduduk < 15 tahun pertahun di satu wilayah tertentu Penemuan

Penderita Pneumonia Balita

Ka. Bid. PMK Persentasi balita dengan Pneumonia yang

ditemukan dan diberikan sesuai tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun

Penemuan pasien baru TB-BTA Positif

Ka. Bid. PMK Angka penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate (CDR) adalah persentasi jumlah penderita baru TB BTA Positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA Positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita DBD

Ka. Bid. PMK Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar di satu wilayah dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang di temukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama

Penemuan Penderita Diare

Ka. Bid. PMK Penemuan Penderita Diare adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun

(18)

Sasaran Indikator Kinerja Penanggung Jawab Keterangan Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam

Ka. Bid. PMK Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam adalah Desa/Kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam oleh Kab/Kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Ka. Bid. PMK Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa/Kelurahan dimana > 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun

Meningkatnya kualitas lingkungan Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan (TTU)

Ka. Bid. PMK Tempat Tempat Umum (TTU) adalah jumlah tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan maupun perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat umum, mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap serta mempunyai fasilitas yang memenuhi syarat kesehatan Air Bersih

Rumah Tangga

Ka. Bid. PMK Air Bersih Rumah Tangga adalah Air yang

memenuhi syarat kesehatan yang digunakan dalam kegiatan rumah tangga pada kurun waktu tertentu. Meningkatnya status Gizi masyarakat Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan dari keluarga miskin

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standarpaling sedikit 4 kali dalam satu wilayahkerja pada kurun waktu tertentu

(19)

Sasaran Indikator Kinerja Penanggung Jawab Keterangan Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK) Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan kunjungan usia lanjut yang berumur mulai dari pralansia 45 th s.d 59 th, lansia berumur 60 s.d 69 th dan resti > 75 th Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mmiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga

kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan Cakupan kunjungan bayi Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Cakupan pelayanan anak balita Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 - 59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertunbuhan dan perkembangan

C. Arah Kebijakan.

Arah kebijakan pembangunan di Kota Palembang bidang kesehatan yang merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2014 – 2018 pada Sasaran Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat, Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan, Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus, Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan

(20)

Meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi, dan Meningkatnya kualitas pelayanan kantor.

Arah kebijakan pembangunan kesehatan adalah :

1. Menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar

2. Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini dan Penyelidikan Epidemiologi serta penanggulangan Kejadian Luar Biasa / KLB melalui deteksi dini KLB 3. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

4. Memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat

D. Program Utama.

Program Utama yang tercantum Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2014 – 2018 (Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang Nomor 050/4636/Program/Kes/2015) sejalan dengan sasaran pembangunan kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN (Perpres No.7 Tahun 2005) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Palembang Tahun 2005 – 2025 (Perda Nomor 5 Tahun 2009) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun 2013 – 2018, Program Utama Dinas Kesehatan Kota Palembang sebagai berikut :

1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2) Program Peningkatan Disiplin Aparatur

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerka Keuangan

5) Program Dana Alokasi Khusus (DAK) 6) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 7) Program Upaya Kesehatan Masyarakat 8) Program Pengawasan Obat dan Makananan 9) Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

(21)

11) Program Perbaikan Gizi Masyarakat 12) Program Pengembangan Lingkungan Sehat

13) Program Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Menular 14) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

15) Progran Pengadaan, peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya

16) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

17) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 18) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak 19) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

20) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan 21) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

E. STRATEGI

Strategi pembangunan kesehatan dalam mempercepat tercapainya indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1) Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat a. Cakupan kelurahan siaga aktif

b. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya 2) Meningkatnya budaya hidup bersih dan sehat

a. Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 3) Meningkatkan sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan

a. Obat essensial generik di sarana kesehatan b. Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO

c. Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi d. Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan 4) Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan khusus

a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin

b. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS di Kab/Kota

(22)

c. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin d. Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak menular e. Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa

f. Puskesmas yang merekomendasi obat asli Indonesia g. Jumlah upaya kesehatan kerja di perusahaan

5) Meningkatnya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

a. Cakupan desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI) b. Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun c. Cakupan penemuan penderita pneumonia balita

d. Cakupan penemuan pasien baru TB-BTA Positif e. Cakupan penderita DBD yang ditangani

f. Cakupan penemuan penderita diare

g. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam

6) Meningkatnya Kualitas Lingkungan :

a. Cakupan Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan (TTU) b. Cakupan Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi syarat kesehatan

(TPM)

c. Cakupan penggunaan air bersih rumah tangga 7) Meningkatnya Status Gizi Masyarakat :

a. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin.

b. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 8) Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi.

a. Cakupan pelayanan anak balita b. Cakupan pelayanan kesehatan lansia c. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)

d. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

e. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

f. Cakupan pelayanan nifas

(23)

h. Cakupan kunjungan bayi i. Cakupan peserta KB aktif

9) Meningkatkanya Kualitas Pelayanan Kantor.

a. Meningkatkan tingkat pelayanan administrasi perkantoran

b. Meningkatkan tingkat ketersediaan sarana dan prasarana aparatur c. Meningkatkan tingkat disiplin aparatur

d. Meningkatkan tingkat ketersediaan aparatur yang kompeten

e. Meningkatkan rasio dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan yang disusun tepat waktu

F. PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK.

Seluruh tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan hanya dapat dicapai apabila telah disusun, ditetapkan dan dilaksanakannya strategi yang tepat. Strategi yang dibangun ini dilandasi informasi dan data yang relevan dari analisis lingkungan, nilai-nilai yang ada dan faktor-faktor kunci keberhasilan. Penjabaran strategi ini diwujudkan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pokok .

1. Program Dana Alokasi Khusus (DAK)

a) Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan, kendaraan pusling dan pembangunan puskesmas serta pustu

b) DAK pelayanan farmasi c) DAK pelayanan dasar

- Pengadaan mobil puskesmas keliling/ambulance - Pembangunan gedung puskesmas pembantu 2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

a) Pengadaaan obat dan perbekalan kesehatan (larvasida dan reagensia) 3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

a) Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan b) Peningkatan kesehatan masyarakat

c) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan d) Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan

(24)

4. Program Pengawasan Obat dan Makanan

a) Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya 5. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

a) Pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alam Indonesia 6. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

a) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat b) Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat

c) Peningkatan pendidikan pramuka saka bakti husada 7. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

a) Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi b) Pemberian tambahan makanan dan vitamin

c) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya

d) Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi e) Penanggulangan gizi lebih

8. Program Pengembangan Lingkungan Sehat a) Pengkajian pengembangan lingkungan sehat b) Penyuluhan lingkungan sehat

c) Pengendalian dampak kesehatan lingkungan d) Pengembangan Kota Sehat

9. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular a) Penyemprotan/fogging sarang nyamuk

b) Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah c) Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik

d) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah 10. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

a) Penyusunan standarisasi pelayanan kesehatan

b) Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan

(25)

11. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana & Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringan

a) Pembangunan puskesmas

b) Pembangunan puskesmas pembantu

c) Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas d) Pengadaan puskesmas keliling

e) Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas f) Rehabilitasi sedang/berat puskesmas dan puskesmas pembantu

12. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

a) Pembangunan rumah sakit

b) Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit 13. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan

a) Kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis b) Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan 14. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak

a) Penyuluhan kesehatan anak balita

b) Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita c) Monitoring evaluasi dan pelaporan

15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia a) Pelayanan pemeliharaan kesehatan

b) Pendidikan dan pelatihan perawatan lansia

16. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

a) Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga

b) Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan restoran 17. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

a) Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu b) Perawatan secara berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu c) Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang mampu

(26)

G. RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2014 – 2018, merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang yang terdiri dari sasaran dan indikator kinerja yang harus dicapai Dinas Kesehatan Kota Palembang selama 5 tahun mulai 2014 – 2018, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1

MATRIKS PROGRAM LIMA TAHUNAN RPJMD DI BIDANG KESEHATAN Program Kota Palembang Indikator Kinerja Satuan 2014 2015 2015 2016 2017 2018 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

1 Cakupan desa siaga aktif

% 70 70 70 70 70 80

2 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat

% 60 61 62 63 64 65 3 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat % 100 100 100 100 100 100 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

4 Obat essensial generik di sarana kesehatan US $ per pddk 0.94 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 5 Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO

pkm 3 5 7 8 10 12

6 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi % 0.0 50 75 100 100 100 Program Dana Alokasi Khusus (DAK) 7 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan pkm 39 39 40 40 41 42 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 8 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin % 100 100 100 100 100 100 9 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota % 100 100 100 100 100 100 10 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin % 100 100 100 100 100 100 11 Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak menular

(27)

Program Kota Palembang Indikator Kinerja Satuan 2014 2015 2015 2016 2017 2018 Program Pengawasan Obat dan Makanan

12 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa objek 80 90 100 110 120 120 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia 13 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia

pkm 1 1 2 4 6 8 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

14 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan klinik 8 12 14 16 18 20 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 15 Cakupan penderita TB Paru BTA positif yang ditangani % 85 100 100 100 100 100 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 16 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD % 53 52 51 50 49 49 17 Cakupan penemuan penderita diare % 100 100 100 100 100 100 18 Cakupan penderita pneumonia balita % 85 100 100 100 100 100 19 AFP rate per 100.000

penduduk <15 tahun % 100 100 100 100 100 100 20 Cakupan kelurahan UCI % 100 100 100 100 100 100 21 Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi kurang< 24 jam % 100 100 100 100 100 100 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 22 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan % 80 81 82 83 84 85

23 Cakupan rumah tangga yang menggunakan air bersih

(28)

Program Kota Palembang Indikator Kinerja Satuan 2014 2015 2015 2016 2017 2018 Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan 24 Cakupan Pengawasan tempat pengolahan makanan memenuhi syarat kesehatan % 80 81 82 83 84 85 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 25 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan kurang gizi keluarga miskin

% 100 100 100 100 100 100

26 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan % 100 100 100 100 100 100 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 27 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita

% 90 90.5 91 91.5 92 92.5 Program Pelayanan Kesehatan Lansia 28 Cakupan pelayanan kesehatan lansia % 70 71 72 73 74 75 Program Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak 29 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) % 93 94 94.5 95 95 95 30 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani % 80 80 80 80 80 80 31 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan % 90 90 90 90 90 90 32 Cakupan pelayanan nifas % 90 90.5 91 91.5 92 93 Program Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak 33 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani % 80 80 80 80 80 80 34 Cakupan kunjungan bayi % 90 90 90 90 90 90 35 Cakupan peserta KB aktif % 70 71 71 72 73 74

(29)

Program Kota Palembang Indikator Kinerja Satuan 2014 2015 2015 2016 2017 2018 Program Pengadaan/ Peningkatan Sarana & Prasarana Rumah Sakit

36 Jumlah rumah sakit pratama

RS 0 0 1 0 1 0

37 Cakupan penyediaan alkes RS pratama

% 0 0 80 100 80 100

H. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Sasaran umum pembangunan kesehatan Kota Palembang sejalan dengan sasaran pembangunan kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN (Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun 2014 – 2018

Tabel 2

Sasaran dan Indikator Kinerja

Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2015

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target

1

Meningkatnya Mutu Kesehatan Masyarakat

1 Jumlah balita dengan gizi buruk % <0,9

2 Jumlah kematian bayi Per 10000 KH 23

3 Jumlah kematian ibu

Per 100.000 KH 102 2 Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat

4 Cakupan kelurahan siaga aktif % 70

3

Meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

5 Cakupan rumah tangga dengan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) % 62

6 Cakupan penjaringan kesehatan pada siswa

SD dan setingkat % 100 4 Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan

7 Cakupan obat generik di sarana kesehatan US $ 1.4 8 Cakupan puskesmas berstandar

manajemen mutu ISO pkm 7

9 Cakupan alat kesehatan essensial

puskesmas yang terkalibrasi % 75

10

Jumlah puskesmas yang memenuhi standar

(30)

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target

5

Meningkatnya pelayanan

kesehatan khusus

11 Cakupan pelayanan kesehatan dasar

masyarakat miskin % 100

12

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota

% 100

13 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan

pasien masyarakat miskin % 100

14 Cakupan puskesmas pengembangan

penyakit tidak menular pkm 9

15 Cakupan sarana yang diperiksa makanan

kadaluarsa objek 100

16 Puskesmas yang merekomendasikan obat

asli Indonesia pkm 2

17 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di

perusahaan klinik 14

6 Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit

18 Cakupan penderita penyakit TB paru BTA

positif yang ditangani % 100 19 Cakupan penemuan dan penanganan penderita

DBD % 51

20 Cakupan penemuan penderita diare % 100 21 Cakupan penemuan penderita pneumonia

balita % 100

22 AFP rate per 100.000 penduduk usia <15 tahun % 100 23 Cakupan kelurahan UCI % 100 24 Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan

penyelidikan epidemiologi <24 jam % 100 7 Meningkatnya

kualitas lingkungan 25

Cakupan tempat-tempat umum (TTU) yang

memenuhi syarat kesehatan % 82 26 Cakupan rumah tangga yang menggunakan air

bersih % 92

27

Cakupan pengawasan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

% 82 8 Meningkatnya

status gizi masyarakat

28 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI

pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin % 100 29 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan % 100

(31)

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target

9 Meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta

kesehatan reproduksi

30 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita % 91 31 Cakupan pelayanan kesehatan lansia % 72 32 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) % 94,5 33 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani % 80 34 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan dengan kompetensi kebidanan % 90 35 Cakupan pelayanan nifas % 91 36 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang

ditangani % 80

37 Cakupan kunjungan bayi % 90 38 Cakupan peserta KB aktif % 71

(32)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai degan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi pemerintah Kota Palembang.

Kinerja Pemerintah Kota Palembang diukur berdasarkan tingkat capaian sasaran dan indikator kinerja sasaran serta menggambarkan pula tingkat capaian pada program/kegiatan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat capaian sasaran dan program/kegiatan dilakukan.

A.1 Kerangka Pengukuran Kinerja

Capaian Indikator Kinerja Sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi indikator kinerja sasaran melalui media

Formulir Pengukuran Kinerja pada Indikator Kinerja Utama sebagaimana disajikan berikut ini :

1) Semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus :

2) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah capaian kinerja, maka digunakan rumus

A.2 Kategori Pengukuran kinerja

Untuk mempermudah kategori atas capaian indikator kinerja sasaran dan program/kegiatan diberlakukan nilai disertai makna/kategori dari nilai tersebut yaitu:

 85 s.d. >100 = Baik Sekali

 70 s.d. <85 = Baik

Persentase capaian Realisasi x 100 % rencana tingkat capaian Rencana =

Persentase capaian Rencana – (Realisasi-Rencana) x 100% rencana tingkat capaian Rencana =

(33)

 55 s.d. <70 = Cukup

 >0 s.d <55 = Kurang

 - = Tidak bisa di ukur

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis capaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapainya atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Sesuai dengan Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 terdiri dari 38 Indikator kinerja program untuk mendukung 9 sasaran strategik. Capaian kinerja (perfomance

results) selama tahun 2015 terdapat 29 indikator kinerja yang mencapai 100 % dan

9 indikator kinerja yang belum mencapai target. Capaian untuk masing- masing sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat

No Sasaran Indikator Kinerja

2015 % Capaian Program Target Realisasi 1 Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat 1 Jumlah balita dengan gizi buruk <0,9 0,012 100 2 Jumlah Kematian Bayi 23 0,99 100 3 Jumlah Kematian Ibu 102 47,9 100

1. Sasaran 1: ”Meningkatnya Mutu Kesehatan Masyarakat” dengan 3 indikator yang seluruhnya telah mencapai target, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Indikator Kinerja 1 Jumlah balita dengan gizi buruk adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).

Target tahun 2015 angka gizi buruk <0,9%, jumlah gizi buruk yang ada 14 balita dari 118.920 balita yang ada, maka cakupan masih dibawah 1% sehingga capaian kinerja 100%.

(34)

Hal ini didukung oleh peran aktif petugas puskesmas, kader posyandu, dan peran aktif masyarakat dalam penemuan dan tatalaksana kasus. Juga didukung oleh meningkatnya kegiatan deteksi dini gangguan pertumbuhan pada balita melalui kegiatan penimbangan di posyandu, meningkatnya kualitas hidup atau derajat kesehatan ibu hamil termasuk remaja putri, meningkatnya akses masyarakat terhadap informasi tentang ASI Ekslusif, pemberian ASI eksklusif di tempat kerja yang cenderung meningkat, meningkatnya kompetensi petugas kesehatan dalam tatalaksana gizi buruk sehingga mutu pelayanan kesehatan semakin baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas) maupun fasilitas kesehatan lanjutan (rumah sakit), adanya kebijakan yang mendukung kualitas hidup bayi yaitu Perda No 2 Tahun 2014 tentang ASI Eksklusif termasuk mensosialisasikannya ke lintas sektor terkait, serta meningkatnya pembentukan kelompok pendukung ibu menyusui.

Selain dukungan, masih ada hambatan yang ditemukan yaitu seluruh kasus gizi buruk didasari oleh penyakit penyerta, tetapi penanganannya terutama didominasi oleh sektor kesehatan, keterlibatan lintas sektor terkait masih kurang. Intervensi gizi sensitif ini (keterlibatan lintas sektor) mempunyai kontribusi yang cukup besar (70%) dalam penanganan masalah gizi. Kesadaran masyarakat untuk menimbang bayi/balitanya setiap bulan ke posyandu masih kurang, terutama setelah jadwal imunisasi selesai. Serta kerjasama lintas sektoral untuk menggerakkan masyarakat di bidang kesehatan masih kurang, misalnya kegiatan di posyandu atau poskeskel.

Untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut, beberapa strategi telah disusun antara lain meningkatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan (surveilans gizi) pada anak balita dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program terkait. Meningkatkan promosi kesehatan tentang kesehatan dan gizi, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dan gizi dengan pendekatan siklus kehidupan terutama fokus pada 1000 hari pertama kehidupan (sejak hamil sampai anak berusia 2 tahun), meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dalam perbaikan gizi, serta penguatan peran lintas sektoral dalam intervensi masalah gizi sensitif dan spesifik.

(35)

b. Indikator kinerja 2 Jumlah Kematian Bayi adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup di tahun yang sama. Target tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup yang ditetapkan berdasarkan target MDG’s. Di Kota Palembang tahun 2015 jumlah kematian bayi sebanyak 25 kasus per 29.091 kelahiran hidup atau 0,86 per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut diperoleh dari kematian bayi yang terlaporkan pada sarana kesehatan dan masih dibawah target MDG’s.

Jumlah kematian bayi masih dibawah target, keberhasilan ini didukung oleh beberapa faktor antara lain sistem pelaporan, pelacakan dan pendataan kematian bayi pada semua fasilitas layanan kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta dan rumah sakit yang ada semakin baik. Juga meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan bayi sudah semakin membaik, terutama dalam penanganan kasus kegawatdaruratan neonatal. Termasuk adanya kegiatan kajian kasus kematian maternal perinatal yang fokus pada pembelajaran dan perbaikan mutu pelayanan KIA, tidak hanya menyalahkan. Serta meningkatnya kegiatan pembinaan fasilitas kesehatan pemberi pelayanan kesehatan KIA.

Hambatan yang masih ditemui antara lain cakupan pelayanan kesehatan neonatal sudah sangat baik, namun kualitas pelayanan masih belum optimal. Disamping itu kompetensi tenaga kesehatan dalam penanganan kegawatdaruratan masih kurang (perlu di-update), juga peran rumah sakit PONEK yang belum optimal. Serta penyebab tersering kematian bayi terkait masalah gizi (BBLR) dan infeksi, sehingga untuk penangannya memerlukan keterlibatan lintas sektor terkait.

Strategi untuk perbaikan ke depan adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar (10T) dengan distribusi 1-1-2, meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan remaja di puskesmas dan sekolah (melalui kegiatan UKS dan skrinning anak sekolah) sesuai dengan standar nasional PKPR, meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan neonatal dengan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam penanganan kegawatdaruratan neonatal secara berkala, serta menjamin

(36)

ketersediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan bayi.

c. Indikator Kinerja 3 Jumlah Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain. Target tahun 2015 jumlah kematian ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, sesuai dengan target MDG’s. Di Kota Palembang tahun 2015 jumlah kematian ibu sebanyak 13 kasus per 29.091 kelahiran hidup atau 47,9 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih dibawah angka target dari MDG’s.

Faktor yang mendukung keberhasilan capaian ini antara lain akses dan mutu pelayanan KIA di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan rujukan yang sudah semakin membaik, termasuk sistem pelaporan, pelacakan, dan pendataan kematian ibu yang juga membaik. Adanya kegiatan kajian kasus kematian perinatal yang fokus pada upaya pembelajaran dan perbaikan mutu pelayanan KIA, tidak hanya menyalahkan. Serta meningkatnya upaya perbaikan gizi pada ibu hamil dan remaja putri.

Sedangkan hambatan yang masih ditemui adalah peran puskesmas PONED dan rumah sakit PONEK belum optimal, belum seluruh fasilitas pemberi layanan KIA (Bidan Praktek Mandiri dan Rumah Bersalin) memberikan pelayanan antenatal sesuai standar antenatal terpadu (10T), kompetensi tenaga kesehatan dalam penanganan kegawatdaruratan neonatus (asfiksia) dan deteksi dini dan ibu hamil resiko tinggi masih kurang, serta sistem rujukan yang belum optimal.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, beberapa strategi telah disusun antara lain optimalisasi peran puskesmas PONED dan rumah sakit PONEK, meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap fasilitas kesehatan pemberi pelayanan KIA dalam rangka memantau dan meningkatkan mutu pelayanan KIA, meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan secara berkala, dan optimalisasi sistem rujukan maternal neonatal.

(37)

Tabel 3.2 Realisasi Sasaran tahun 2014 - 2015 Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat

Sasaran

Indikator Kinerja Daerah

Realisasi Tahun 2015

Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP

Selisih realisasi 2014 dan 2015 Target 2016 Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bidang Kesehatan 1. Angka gizi buruk % 0.01 0,012 <0,9 0,012 100 BS 0 <0,9 2. Jumlah Kematian Bayi Per 1000 KH 1,8 0,99 23 0,99 100 BS 0,81 23 3. Jumlah Kematian Ibu Per 100.000 KH 41 47,9 102 47,9 100 BS 6,9 102

Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk indikator angka gizi buruk cenderung stabil, tidak terdapat selisih realisasi namun masih dibawah 1%. Di Indonesia prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) sebesar 19.6% di tahun 2014 (Riskesdas, 2014)

Sedangkan untuk indikator jumlah Kematian Bayi terlihat penurunan kematian bayi, terdapat selisih sebesar 0,81 di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014. Angka Kematian Bayi di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2012 sebesar 34 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Propinsi Sumatera Selatan sebesar 29 per 100.000 kelahiran hidup.

Untuk indikator jumlah kematian ibu terlihat penurunan kematian ibu, terdapat selisih sebesar 6,9 di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014. Angka Kematian Ibu di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2012 sebesar 369 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.

Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran

Peningkatan Kemitraan pada Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat

No Sasaran Indikator Kinerja

2015 % Capaian Progra m Target Realisasi 2 Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat

4 Cakupan kelurahan siaga

(38)

2. Sasaran 2 ”Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat” dengan indikator kinerja yang sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :

a. Indikator Kinerja 4 Cakupan kelurahan siaga aktif adalah desa yang mempunyai pos kesehatan kelurahan (poskeskel) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dibandingkan dengan jumlah kelurahan yang ada.

Target kelurahan siaga tahun 2015 sebesar 70% sedangkan cakupannya seluruh kelurahan di Kota Palembang sebanyak 72 kelurahan sudah menjadi kelurahan siaga atau realisasi sebesar 67,3% sehingga capaian program 96,12%.

Ralisasi sudah hampir mendekati target pada tahun 2015 dikarenakan masyarakat sudah mengerti dan sadar akan pentingnya program keluarga siaga. Juga didukung dengan adanya poskeskel yang baru dibentuk dimana setiap poskeskel dikelola oleh bidan desa.

Tabel 3.4 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015

Peningkatan Kemitraan pada Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat

Sasaran

Indikator Kinerja Daerah

Realisasi Tahun 2015

Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP

Selisih realisasi 2014 dan 2015 Target 2016 Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat Cakupan kelurahan siaga aktif % 70,1 67,3 70 67,3 96,12 BS 2,8 70

Dari tabel di atas terlihat realisasi untuk indikator Cakupan Kelurahan Siaga Aktif fluktuatif, namun telah mencapai target yang ditentukan setiap tahunnya, terdapat selisih realisasi yang menurun sebesar 2,8% di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014.

Terdapat perbedaan antara target dari Kemenkes RI dengan Kota Palembang.Menurut Permenkes RI No 741 Tahun 2008, target desa siaga aktif

(39)

capaian sekarang maka dari 107 kelurahan yang ada, pada tahun 2015 mendatang diharapkan minimal ada 86 kelurahan siaga aktif.

Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran

Peningkatan Kesadaran Masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat

No Sasaran Indikator Kinerja

2015 % Capaian Program Target Realisasi 3 Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

5 Cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkatnya

100 100 100

6 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat

62 64,8 104

3. Sasaran ke 3 : “Meningkatnya Kesadaran Masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat”, dengan 2 indikator kinerja yang seluruhnya telah mencapai target, dengan penjelasan sbb :

a. Indikator Kinerja 5 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, jumlah murid SD/MI yang diperiksa kesehatannya sebanyak 32.181 murid SD/MI dibandingkan dengan sasaran 32.181 murid maka cakupan sebesar 100% sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 100%.

Target tercapai karena dukungan dari sekolah terutama peran aktif guru UKS dan dokter kecil dalam melakukan kegiatan penjaringan kesehatan murid sekolah. Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun oleh puskesmas bersama guru UKS dan dokter kecil terhadap SD yang ada di wilayah kerjanya sebagai upaya deteksi dini gangguan kesehatan yang diderita siswa baru.

(40)

b. Indikator Kinerja 6 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 62%, jumlah rumah tangga ber-PHBS sebanyak 140.430 rumah tangga dibandingkan dengan 216.674 rumah tangga yang diperiksa maka cakupan sebesar 64.81% sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 104%.

Tercapainya target karena peran aktif kader PHBS dalam mendata rumah tangga dengan PHBS dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari-hari. Adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mendukung upaya promotif dan preventif di puskesmas dalam pelaksanaan survei dan pembinaan rumah tangga ber-PHBS.

Rumah tangga sehat merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Rumah tangga sehat juga dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota rumah tangga.

Tabel 3.6 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015

Peningkatan Kemitraan pada Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat

Sasaran

Indikator Kinerja Daerah

Realisasi Tahun 2015

Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP

Selisih realisasi 2014 dan 2015 Target 2016 Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat Cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkatnya % 100 100 100 100 100 BS 0 100 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat % 64,4 64,8 62 64,8 100 BS 0,4 63

Untuk indikator Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan setingkatnya terlihat kecenderungan realisasi bersifat stabil dan mencapai target yang ditentukan setiap tahunnya, tidak terdapat selisih realisasi antara tahun 2015 dengan tahun 2014. Tidak ada perbedaan target antara Kementerian Kesehatan RI

(41)

Sedangkan untuk indikator Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat terlihat fluktuatif, terjadi peningkatan sebesar 0,4% dibanding tahun 2014, namun tetap mencapai target setiap tahunnya. Di dalam Permenkes RI No 741 Tahun 2008 tentang SPM Bidang Kesehatan, tidak ditetapkan target untuk cakupan rumah tangga dengan PHBS.

Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Kinerja

Sasaran Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan

No Sasaran Indikator Kinerja

2015 % Capaian Program Target Realisasi 4 Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan

7 Obat essensial generik di

sarana kesehatan 1,4 1,1 78,6

8 Puskesmas berstandar

manajemen mutu ISO 7 5 71,4

9

Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi

75 0 0,0

10

Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan

40 0 0,0

4. Sasaran ke 4 : “Meningkatnya Sarana Prasarana dan Kualitas Pelayanan Kesehatan”, dengan 4 indikator kinerja yang belum seluruhnya mencapai target, dengan penjelasan sbb :

a. Indikator kinerja 6 Obat Essensial dan Generik di Sarana Kesehatan yaitu obat dengan nama, kandungan zat aktifnya serta khasiatnya sama, yang diadakan dengan sumber dana APBD dan APBN di sarana pelayanan kesehatan pemerintah (Dinkes + RSUD BARI) dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Palembang dikalikan standar WHO (kebutuhan obat per orang).

Target kinerja tahun 2015 adalah $ 1.4 US per penduduk sedangkan dana yang tersedia untuk pengadaan obat adalah sebesar Rp 22,8 Miliyar. Dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun 2015 sebanyak 1.580.517 jiwa maka didapat cakupan $ 1,1 US sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 78,6%. Target belum tercapai karena alokasi dana untuk pengadaan obat belum sesuai dengan kebutuhan obat per orang. Namun Kota Palembang juga

(42)

memperoleh bantuan obat dari Propinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Pusat sehingga persediaan obat mencukupi.

b. Indikator kinerja 7 Puskesmas Berstandar Manajemen Mutu ISO merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan untuk menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.

Target tahun 2015 sebanyak 7 puskesmas dengan ISO sedangkan puskesmas yang telah sertifikasi ISO sebanyak 5 puskesmas sehingga capaian kinerja sebesar 71,4%.

Sejak tahun 2011, manajemen mutu ISO telah diterapkan di Dinas Kesehatan Kota Palembang, kemudian puskesmas secara bertahap. Hingga sekarang tahun 2015 total ada 11 puskesmas berstandar manajemen mutu ISO 9001:2008.

c. Indikator kinerja 8 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi adalah alat kesehatan yang dilakukan pengujian secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun untuk menjamin kebenaran nilai luaran atau kinerja keselamatan pemakaian yang dilakukan oleh instansi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.

Di tahun 2015 belum dilakukan kegiatan kalibrasi, sehingga capaian 0%. Adanya penghematan penggunaan dana APBD tahun 2015 sehingga dana untuk kegiatan kalibrasi alat kesehatan di puskesmas yang sudah dianggarkan sebelumnya harus dihapuskan.

Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2015 pasal 15 ayat 1 disebutkan bahwa peralatan kesehatan di puskesmas harus memenuhi persyaratan diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang. Untuk itu perlu adanya pengalokasian dana untuk kalibrasi alat essensial puskesmas di tahun anggaran berikutnya.

d. Indikator kinerja 9 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan adalah puskesmas yang memiliki alat kesehatan yang minimal untuk

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran   Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat
Tabel 3.2 Realisasi Sasaran tahun 2014 - 2015  Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat
Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran
Tabel 3.6 Realisasi Sasaran Tahun 2014  – 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Eksistensi suatu Undang-Undang dapat menjadi suatu produk hukum yang dapat memenuhi keadilan bagi rakyat apabila dalam penyusunannya telah memenuhi kaidah penuntun

Pada uji ekstraksi yang telah dilakukan dengan variasi suhu dan massa terhadap solven atau pelarut pada variasi suhu 55 o C, 60 o C, 65 o C dari hasil

Beban mati dan beban hidup seringkali selama konstruksi dari satu lantai melampaui kemampuan pikul dari lantai pendukung perancah dibawahnya, maka perlu dibutuhkan

Menyadari akan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang relatif kecil, maka Pemerintah Kabupaten Nagan Raya akan mengoptimalkan penerapan pola intensifikasi

Selama penelitian di perairan mang- rove di beberapa sungai sekitar Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) diperoleh 32 jenis ikan yang tergolong ke dalam 27 marga dan 20 suku dan

Bioproses substrat padat (campuran tepung jagung dan bungkil kedele dengan kandungan protein 20%) oleh ragi Saccharomyces cerevisiae yang diperkaya dengan mineral Zn dan Cu layak

Malah tapak BTAR yang terletak bersebelahan dengan Malah tapak BTAR yang terletak bersebelahan dengan Sungai Langat memungkinkan pengunjung BTAR  Sungai Langat

Retensi siswa juga lebih baik pada kelompok pengguna wacana multimedia karena keunggulan multimedia sebagaimana yang dikemukakan Arsyad 14 dapat mengakomodasi siswa yang