• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN PADA KABUPATEN KOTA DI PULAU MADURA | Panjaitan | MEDIA MANAJEMEN JASA 409 1348 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN PADA KABUPATEN KOTA DI PULAU MADURA | Panjaitan | MEDIA MANAJEMEN JASA 409 1348 1 SM"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

86

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI

PULAU MADURA

Ingrid Panjaitan

Program Studi Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Email : ingridpanjaitan@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of the General Allocation Fund and Local Revenue to shopping are as, economic growth, unemployment and poverty at district/city on the island of Madura. The type of data in this study is secondary data and using time series data with the period 2002-2011. The population in this study is a data Local Government Revenues and Expenditures district/city on the island of Madura, Economic Growth Rate Data Regency/City in the island of Madura, as well as the data rate of unemployment and poverty district/city on the island of Madura. Data analysis techniques using descriptive statistic analysis, the classical assumption test, F tes t (simultaneous), the coefficient of determination (R2) and hypothes is testing. The first and second hypotheses testing usings imple linear regression analysis, while the third hypothesis, fourth, fifth and sixth using multiple linear regression analysis. Unemployment and poverty at district/city on the island of Madura. The results ofthis study proveth at PAD affects the DAU and shopping areas. In the shopping area prediction models, predictive power DAU higher predictive power than the PAD. This shows that there has been a fly paper on the financial district/city on the island of Madura. The results of this experiment indicate that the DAU effect on regional economic growth, but revenue will not affect the economic growth of the Regency/Cityin the island of Madura . This study also proves that DAU and PAD has no effect on the reduction of unemployment and poverty levels of the district/city on the island of Madura.

Keywords: General Allocation Fund, Local Revenue, Expenditure, flypaper, Economic Growth, Unemployment and Poverty.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Daerah untuk belanja adalah sebagai, pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan di kabupaten / kota di Pulau Madura. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder dan menggunakan data time series dengan periode 2002-2011. Populasi dalam penelitian ini adalah data Pendapatan Pemerintah Daerah dan Pengeluaran kabupaten / kota di Pulau Madura, Pertumbuhan Ekonomi Data Rate Kabupaten / Kota di Pulau Madura, serta data tingkat pengangguran dan kemiskinan kabupaten / kota di pulau Madura. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, tes F t (simultan), koefisien determinasi (R2) dan hypothes pengujian. Pertama dan kedua pengujian hipotesis usings analisis regresi linear imple, sedangkan hipotesis ketiga, keempat, kelima dan keenam menggunakan analisis regresi linier berganda. Pengangguran dan kemiskinan di kabupaten / kota di Pulau Madura. Hasil penelitian proveth di PAD mempengaruhi daerah DAU dan belanja. Dalam model prediksi belanja daerah, daya prediksi prediksi daya DAU lebih tinggi dari PAD. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kertas lalat pada keuangan kabupaten / kota di Pulau Madura. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efek DAU terhadap pertumbuhan ekonomi regional, namun pendapatan tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten / Cityin pulau Madura. Penelitian ini juga membuktikan bahwa DAU dan PAD tidak berpengaruh pada pengurangan pengangguran dan kemiskinan tingkat kabupaten / kota di Pulau Madura.

(2)

87

PENDAHULUAN

Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi merupakan pengertian dari DAU. Sedangkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Belanja Daerah merupakan semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan angka yang ditunjukkan oleh besarnya tingkat pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah yang diukur atas dasar harga konstan. Pengangguran merupakan keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum memperolehnya (Sukirno, 2008).BAPPENAS (1993) mendefinisikan kemiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak oleh si miskin, melainkan karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya.

Penelitian yang meneliti tentang pengaruh DAU dan PAD terhadap Belanja Daerah sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu, misalnya oleh Prakosa (2004), Masdjojo dan Sukartono (2009), Mentayani dkk., (2012), Afrizawati (2012), Maimunah (2006) serta Nugraeni (2011). Hasil penelitian Prakosa (2004) membuktikan bahwa DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah. Dalam model prediksi belanja daerah, daya prediksi DAU terhadap belanja daerah tetap lebih tinggi dibanding daya prediksi PAD. Hal ini menunnjukkan telah terjadi flypapereffect. Hasil penelitian Afrizawati (2012), Maimunah (2006), Nugraeni (2011), Masdjojo dan Sukartono (2009) juga membuktikan bahwa DAU dan PAD berpengaruh terhadap belanja daerah.

Penelitian tentang pengaruh DAU dan PAD terhadap pertumbuhan ekonomi pernah dilakukan sebelumnya oleh Maryati dan Endrawati (2010), Setiyawati dan Hamzah (2007) serta Santosa (2013). Hasil penelitian tersebutkan membuktikan bahwa DAU dan PAD tidak berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah (Santosa, 2013), sedangkan hasil penelitian Maryati dan Endrawati (2010) serta penelitian Setiyawati dan Hamzah (2007) membuktikan bahwa DAU dan PAD berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Penelitian yang meneliti tentang pengaruh DAU dan PAD terhadap pengangguran dan kemiskinan sudah dilakukan sebelumnya oleh Santosa (2013). Hasil penelitian Santosa (2013) membuktikan bahwa DAU dan PAD berpengaruh terhadap penurunan tingkat pengangguran daerah, serta DAU dan PAD juga berpengaruh terhadap penurunan tingkat kemiskinan daerah. Peneliti bermaksud menguji pengaruh DAU dan PAD terhadap belanja daerah, pertumbuhan ekonomi, penangguran dan kemiskinan.

(3)

88 kerakyatan(http://www.iradiofm.com/informatif/i-fakta/220-ekonomi-jakarta/2756-pemerintah-anggarkan-rp-1-5-trilyun-untuk-infrastruktur-di-madura).

Berdasarkan fakta tersebut, penting dilakukan penelitian mengapa daerah Madura masih tergolong miskin. Daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura tergolong miskin bisa disebabkan oleh banyak faktor.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan faktor DAU dan PAD sebagai treatment untuk melihat apakah DAU dan PAD berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura. Faktor DAU dan PAD juga digunakan peneliti untuk melihat bagaimana pengaruh nya terhadap belanja daerah, pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura dengan menggunakan tahun penelitian mulai tahun 2002 s/d 2011. Dalam penelitian-penelitian sebelumnya hanya menggunakan sampel anggota dewan, padahal dengan munculnya otonomi daerah menuntut adanya partisipasi masyarakat. Baru dalam penelitian Sopanah dan Wahyudi (2007) yang menggunakan sampel anggota dewan dan masyarakat.

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

a. apakah DAU berpengaruh terhadap belanja daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura?

b. apakah PAD berpengaruh terhadapbelanja daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura?

c. apakah DAU dan PAD berpengaruh terhadap prediksi belanja daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura?

d. apakah DAU dan PAD berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten/kota di Pulau Madura?

e. apakah DAU dan PAD berpengaruh terhadap tingkat pengangguran daerah Kabupaten/kota di Pulau Madura?

f. apakah DAU dan PADberpengaruh terhadap tingkat kemiskinan daerah Kabupaten/kota di Pulau Madura?

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah (UU RI Nomor 32 Tahun 2004). Halim (2007) mengatakan ada enam fungsi APBD, yaitu fungsi otorisasi, fungsi perencanaan, fungsi pengawasan, fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi.

Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Menurut PERMENDAGRI Nomor 13 tahun 2006, struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayan Daerah. Pendapatan Daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Belanja Daerah terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Pembiayaan Daerah terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.

Pengertian Pendapatan Daerah

(4)

89 tahun 2004 dan UU No. 33 tahun 2004). Pendapatan daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah dimaksudkan untuk membiayai berbagai pengeluaran pemerintah sehubungan dengan tanggung jawab sebagai pelayan publik (public service).

Sumber Pendapatan Daerah

Sesuai dengan UU RI No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, sumber-sumber pendapatan bagi daerah terdiri atas:

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Menurut PERMENDAGRI Nomor 13 tahun 2006 PAD terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain PAD yang sah.

b. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan bertujuan mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah dan antar Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri atas Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH). DAU merupakan dana yang berasal dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pembelanjaan.DAU digunakan untuk menutup celah yang terjadi karena kebutuhan daerah melebihi dari potensi penerimaan daerah yang ada.

c. Pendapatan Lain-lain

Belanja Daerah

Belanja daerah merupakan semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun bersangkutan yang mengurangi kekayaan pemerintah daerah. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang terdiri daru urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Menurut PERMENDAGRI Nomor 13 tahun 2006, belanja daerah menurut kelompok belanja dibagi menjadi dua (2), yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan/atau jasa serta belanja modal. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan serta belanja tidak terduga.

Pertumbuhan Ekonomi

(5)

90 pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja, kemajuan teknologi, urbanisasi, ekspansi Negara maju, arus barang, modal dan orang antar bangsa.

Pengangguran

Menurut Nanga (2005), pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Menurut Sukirno (2008), pengangguran biasanya dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan keadaan yang menyebabkannya, yakni pengangguran friksional, struktural, pengangguran konjungtur. Menurut Edwards (1974), bentuk-bentuk pengangguran terdiri dari pengangguran terbuka, setengah pengangguran, tenaga kerja yang lemah serta tenaga kerja yang tidak produktif.

Kemiskinan

BAPPENAS (1993) mendefinisikan kemiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak oleh si miskin, melainkan karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya. Menurut UU RI Nomor 25 Tahun 2000 penyebab terjadinya kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan kronis dan kemiskinan sementara. Menurut Chriswardani (2005) kemiskinan dibagi dalam empat bentuk, yaitu kemiskinan absolut, kemiskinan relative, kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural.

Rerangka Pemikiran: Lampiran Gambar 1 Pengembangan Hipotesis

a) Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Daerah

Studi Legrenzi & Milas dalam Abdullah & Halim (2003),menggunakan sampel municipalities di Itali, menemukan bukti empiris bahwadalam jangka panjang transfer berpengaruh terhadap belanja daerah. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh DAU terhadap belanja daerah, Maimunnah (2004) menyatakan bahwa DAU berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah Kabupaten/Kota di Sumatera. Dalam penelitian Prakosa (2004) membuktikan bahwa DAU berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja Daerah (BD). Dalam penelitian Maimunah (2006) juga membuktikan bahwa DAU berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah (BD). Dalam penelitian Mentayani, dkk., (2012) menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa DAU berpengaruh signifikan terhadap Belanja daerah pada Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan. Dalam penelitian Afrizawati (2012) membuktikan bahwa DAU berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah tujuh Kabupaten/Kota induk di Sumatera Selatan. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :

H1 = Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.

b) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah

(6)

91 menunjukkan PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah Kabupaten/Kota di Sumatera.Dalam penelitian Mentayani, dkk., (2012) menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa PAD berpengaruh signifikan terhadap Belanja daerah pada Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan. Dalam penelitian Mangunkusumo (2012) terbukti bahwa PAD berpengaruh positif terhadap belanja daerah. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :

H2 = Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.

c) Pengaruh DAU dan PAD terhadap Prediksi Belanja Daerah

Tujuan pemberian DAU adalah pemerataan dengan memperhatikan potensi daerah, luas daerah, keadaan geografis, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan. Jaminan keseimbangan penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka penyediaan pelayanan dasar kepada masyarakat. Sebagai tujuan dari desentralisasi yaitu untuk mempercepat pembangunan, selain itu tetap memaksimalkan potensi daerah untuk membiayai kebutuhan daerah, dengan demikian juga DAU terhadap belanja daerah. PAD merupakan sumber pendapatan penting bagi suatu daerah dalam memenuhi belanjanya sekaligus menunjukkan tingkat kemandirian suatu daerah, di samping itu PAD memiliki peran yang penting dalam menentukan kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas pemerintah dan program-program pembangunan daerah. Semakin banyak PAD yang diperoleh, maka semakin memungkinkan daerah tersebut untuk memenuhi kebutuhan belanjanya sendiri tanpa harus bergantung pada pemerintah pusat.

Dalam penelitian Mentayani, dkk., (2012) menunjukkan hasil bahwa PAD dan DAU secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, diketahui juga pada Realisasi APBD tahun 2010, pengaruh PAD lebih besar daripada pengaruh DAU terhadap Belanja Daerah, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi flypaper effect pada keuangan daerah pemerintah Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan pada tahun 2010. Hasil penelitian Afrizawati (2012) membuktikan bahwa DAU dan PAD secara signifikan berpengaruh terhadap besarnya Belanja Daerah (BD) tujuh Kabupaten/kota di Sumatera Selatan, dari hasil pengujian ini juga diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terjadi flypaper effect pada keuangan daerah pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan.

(7)

92 H3 = DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap prediksi belanja daerah

serta terjadi flypaper effect.

d) Pengaruh DAU dan PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Dana Alokasi Umum dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran pemerintah daerah, untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada publik (Santosa, 2013). Adanya kenaikan PAD akan memicu dan memacu pertumbuhan ekonomi daerah menjadi lebih baik daripada pertumbuhan ekonomi daerah sebelumnya. Penelitian Maryati dan Endrawati (2010) membuktikan bahwa PAD berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian Setiyawati dan Hamzah (2007) memperoleh pengujian secara langsung bahwa DAU menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan PAD berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian Maryati dan Endrawati (2010) terbukti bahwa DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uraian di atasdapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H4 = DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

e) Pengaruh DAU dan PAD terhadap Tingkat Pengangguran Daerah

Peran DAU dalam menurunkan tingkat pengangguran di daerah diharapkan sesuai dengan tujuannya yaitu untuk pemerataan keuangan antar daerah, membiayai kebutuhan pengeluaran pemerintah daerah dan memberi pelayanan yang lebih baik kepada publik dalam bentuk misalnya, gaji PNS dan belanja pegawai lainnya (Santosa, 2013). Pengaruh PAD terhadap penurunan jumlah pengangguran di daerah dapat dilihat sebagai keberhasilan PAD sebagai cermin dari produktivitas dan pendapatan akibat kemunculan usaha baru (ekstensifikasi) dan juga yang terjadi adalah adanya perkembangan secara intensifikasi yang menyerap banyak tenaga kerja (Santosa, 2013). Dalam penelitian Santosa (2013) membuktikan bahwa DAU dan PAD berpengaruh dan signifikan terhadap penurunan jumlah pengangguran daerah. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis seperti:

H5 = DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran daerah.

f) Pengaruh DAU dan PAD terhadap Tingkat Kemiskinan Daerah

(8)

93 H6 = DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan

daerah.

METODE PENELITIAN Obyek Penelitian

Topik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah, Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran dan Kemiskinan daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura dengan periode 2006-2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Variabel-variabel bebasnya yaitu Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Variabel-variabel terikatnya yaitu Belanja Daerah, Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran dan Kemiskinan.

Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah data Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pemda Kabupaten/Kota di Pulau Madura, data laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Pulau Madura, serta data tingkat pengangguran dan kemiskinan Kabupaten/Kota di Pulau Madura dengan periode 2006-2015. Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2005).

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Berdasarkan waktu pengukuran datanya, jenis data dalam penelitian ini berupa data time series (runtun waktu). Data dari penelitian ini diperoleh dari instansi terkait, yaitu dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Surabaya.

Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini menggunakan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah belanja daerah, pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan.

Cara menghitung Dana Alokasi Umum (DAU) adalah : DAU = Celah Fiskal + Alokasi Dasar Cara menghitung Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah :

PAD = Pajak daerah + Retribusi daerah + Hasil pengelolaan kekayaa n daerah yang dipisahkan + lain-lain PAD yang sah

Cara menghitung Belanja Daerah (BD) adalah :

BD = Belanja Tidak Langsung + Belanja Langsung Cara menghitung Pertumbuhan Ekonomi adalah :

(9)

94 ⅀

Cara menghitung Tingkat Kemiskinan adalah :

Keterangan :

α= 0,1,2

z = Garis Kemiskinan (GK)

yi = rata-rata pengeluaran perkapitasebulan penduduk yang berada dibawah GK( I= 1,2,3, ...., q), yi < z

q = banyaknya penduduk yang berada dibawah GK n = jumlah penduduk

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi empiris atas data yang dikumpulkan dalam penelitian (Ferdinand, 2006: 289). Analisis ini menggunakan alat-alat seperti rata-rata, nilai maksimum, minimum dan standar deviasi.

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji ini juga digunakan untuk menghasilkan angka yang lebih detail, apakah suatu persamaan regresi yang akan dipakai lolos normalitas. Suatu persamaan regresi dikatakan lolos normalitas apabila nilai signifikasi uji Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2009).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi (Priyatno, 2008,39).Cara untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas atau tidak yakni dengan melihat nilai Tolerance dan Inflation Factor (VIF).Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2009).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.Autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Durbin Watson. Singgih (2001) mengatakan bahwa bila angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak terjadi autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi.

d. Analisis Regresi Linier

(10)

95 BD = α + β1X1 + e…………...(3.1)

BD = α + β2X2+ e………….……….(3.2)

BDt = α + β1DAUt-1 + β2PADt-1 + e..(3.3)

P= α + β1X1+ β2X2 + e...……..(3.4)

K = α + β1X1+ β2X2 + e...…(3.5)

Keterangan :

BD = Belanja Daerah BDt = Belanja Daerah tahun

berjalan/sekarang P = Tingkat Pengagguran K = Tingkat Kemiskinan α = Konstanta

β1, β2 = koefisien regresi

X1,X2 = DAU dan PAD

e = eror

Uji Hipotesis

Alat untuk menganalisis data dari data statistik tersebut yang digunakan untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis yakni dengan menggunakan uji F, koefisien determinasi, dan uji t yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran dalam analisis. Uji t (parsial) dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung

dengan ketentuan :

1) Jika signifikansi < 0,05 , maka Ha diterima 2) Jika signifikansi > 0,05 , maka Ha ditolak

atau dengan membandingkan t hitung dengan t tabel

1) t hitung < t tabel maka Ho diterima atau Ha ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

2) t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependent variable). Artinya semakin besar nilai R2, maka akan semakin baik model regresi dengan data yang ada. Adapun untuk menarik kesimpulan apakah hasil hipotesis dapat diterima atau ditolak adalah dengan membandingkan signifikan f dengan taraf signifikan 0,05 (Priyatno 2008,146). Ketentuan Uji f (simultan) syarat-syaratnya sama dengan uji t (parsial).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Hasil analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini ada dalam halaman lampiran.

Hasil Uji Normalitas

(11)

96 tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga data yang digunakan dapat dikatakan berdistribusi normal serta dapat disimpulkan bahwa variabel DAU,PAD, Belanja Daerah, Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran dan Kemiskinan dapat memenuhi uji normalitas. Hasil Uji Normalitas dengan menggunakan analisis Uji One Test Kolmogorov Smirnov ada pada halaman lampiran.

Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa nilai VIF Dana Alokasi Umum (X1) dan Pendapatan Asli Daerah (X2) adalah masing-masing sebesar 2,202.

Semuanya lebih kecil dari 10 sehingga tidak ada masalah multikolinearitas pada kedua variabel bebas tersebut. Hasil olah data uji multikolinearitas ada pada halaman lampiran.

Hasil Uji Autokorelasi

Berdasarkan tabel 4.4, nilai DW sebesar 1,923. Nilai DW di antara -2 sampai +2, hal ini menunjukkan bahwa model regresi antara variabel DAU, PAD dan Belanja Daerah tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini ada dalam halaman lampiran.

Hasil Analsis Regresi Linier Sederhana (Simple Regression)

Hasil uji analisis regresi sederhana untuk uji hipotesis pertama dan hipotesis kedua ada dalam halaman lampiran 4.5 dan 4.6. Berdasarkan tabel 4.5, nilai statistik tampak bahwa variabel DAU secara signifikan berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah (BD), yaitu sebesar 21,266 dengan nilai signifikansi 0,000. Hal ini berarti semakin besar DAU maka semakin besar pula Belanja Daerah.

Berdasarkan tabel 4.6, nilai statistik tampak bahwa variabel PAD secara signifikan berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah (BD) yaitu sebesar 5,894 dengan nilai signifikansi 0,000. Hal ini berarti semakin besar PAD maka semakin besar pula Belanja Daerah.

Hasil Uji Hipotesis Ketiga

Untuk menguji hipotesis ketiga, digunakan analisis dengan menggunakan lag dan tanpa menggunakan lag. Hasil uji hipotesis ketiga dengan dan tanpa menggunakan lag ada dalam halaman lampiran. Berdasarkan tabel 4.7 dijelaskan bahwa nilai t hitung DAU sebesar 4,650 dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,000. Berdasarkan tabel di atas terbuktiDAU secara signifikan berpengaruh positif terhadap belanja daerah. Nilai t hitung PAD sebesar 0,072 dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,943. Berdasarkan tabel di atas terbuktiPAD tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap belanja daerah. Dalam model prediksi belanja daerah, daya prediksi PAD lebih kecil dibanding daya prediksi DAU.

(12)

97 berpengaruh positif terhadap belanja daerah, akan tetapi PAD tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap belanja daerah. Hal ini juga menunjukkan bahwa dengan dan tanpa menggunakan lag terbukti telah terjadi flypaper effect pada keuangan daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura pada periode 2006-2015.

Hasil Uji Hipotesis Keempat

Untuk menguji hipotesis keempat, digunakan analisis dengan menggunakan lag dan tanpa menggunakan lag. Hasil uji hipotesis keempat dengan dan tanpa menggunakan lag ada dalam halaman lampiran. Berdasarkan tabel 4.9 dijelaskan bahwa nilai t hitung DAU sebesar -2,460 dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,020. Berdasarkan tabel di atas terbukti DAU secara signifikan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura. Nilai t hitung PAD sebesar 0,639 dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,528. Berdasarkan tabel di atas terbukti PAD tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten/Kota di Madura.

Berdasarkan tabel 4.10 dijelaskan bahwa nilai t hitung DAU sebesar -2,302 dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,028. Berdasarkan tabel di atas terbukti DAU secara signifikan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura. Nilai t hitung PAD sebesar 0,427 dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,672. Berdasarkan tabel di atas terbukti PAD tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten/Kota di Madura. Kabupaten/Kota di Madura. Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis keempat dengan dan tanpa menggunkan lag ditolak karena PAD tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura.

Hasil Uji Hipotesis Kelima

Untuk menguji hipotesis kelima, digunakan analisis dengan menggunakan lag dan tanpa menggunakan lag. Hasil uji hipotesis kelima dengan dan tanpa menggunakan lag ada dalam halaman lampiran. Berdasarkan tabel 4.11 dijelaskan bahwa nilai t hitung DAU sebesar -1,593 dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,122. Berdasarkan tabel di atas terbukti DAU tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura. Nilai t hitungPAD sebesar 0,739 dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,466. Berdasarkan tabel di atas terbukti PAD tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran daerah Kabupaten/Kota di Madura.

(13)

98

Hasil Pengujian Hipotesis Keenam

Untuk menguji hipotesis keenam, digunakan analisis dengan menggunakan lag dan tanpa menggunakan lag. Hasil uji hipotesis keenam dengan dan tanpa menggunakan lag ada dalam halaman lampiran. Berdasarkan tabel 4.13 dijelaskan bahwa nilai t hitung DAU sebesar -1,379 dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,178. Berdasarkan tabel di atas terbukti DAU tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura. Nilai t hitung PAD sebesar -0,603 dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,551. Berdasarkan tabel di atas terbukti PAD tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan daerah Kabupaten/Kota di Madura.

Berdasarkan tabel 4.14 dijelaskan bahwa nilai t hitung DAU sebesar -1,479 dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,149. Berdasarkan tabel di atas terbukti DAU tidak berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura. Nilai t hitung PAD sebesar -0,776 dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,443. Berdasarkan tabel di atas terbukti PAD tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan daerah Kabupaten/Kota di Madura. Berdasarkan tabel 4.13 dan 4.14 dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis keenam dengan dan tanpa menggunkan lag ditolak karena DAU dan PAD tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan tabel 4.15, koefisien determinasi adalah sebesar (0,934)2 x 100% = 93,4%. Nilai ini menunjukkan bahwa kontribusi DAU dan PAD terhadap Belanja Daerah secara simultan adalah sebesar 93,4%. Sementara itu 6,6% sisanya merupakan kontribusi dari faktor-faktor lain yang tidak terdeteksi dalam penelitian ini. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ada dalam halaman lampiran.

Hasil Uji F Statistik

Berdasarkan tabel 4.16 diperoleh nilai f statistik sebesar 263,758 dengan tingkat signifikansi (sig.) sebesar 0,000 untuk variabel DAU dan PAD. Hal ini berarti DAU dan PAD secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah sebesar 263,758. Hasil Uji F Ststistik ada dalam halaman lampiran.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

(14)

99 pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura. Penelitian ini juga membuktikan bahwa DAU dan PAD tidak berpengaruh terhadap penurunan tingkat pengangguran serta tingkat kemiskinan daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura.

Saran

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini, maka dapat disarankan bahwa Pempus lebih bijak dalam memberikan transfer dana berupa Dana Alokasi Umum (DAU)kepada daerah-daerah yang benar-benar membutuhkan bantuan dana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan daerah seperti Kabupaten/Kota yang ada di Pulau Madura, agar transfer DAU sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yakni untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah dalam membiayai kebutuhan pembelanjaan. Disarankan juga bahwa Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota di Pulau Madura agar lebih lagi menggali lagi potensi kekayaan daerah agar pertumbuhan ekonomi daerah di Pulah Madura meningkat, tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan daerah juga semakin menurun. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan :

a. Dalam pemilihan data menggunakan data terbaru.

b. Menambah variabel-variabel lainnya yang dapat mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan.

c. Menggunakan obyek penelitian, yakni DAU, PAD, Belanja Daerah (BD), Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran dan Kemiskinan di daerah Provinsi ataupun Pemda di seluruh Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy & Abdul Halim, 2003. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dan Bali. Simposium Nasional Akuntansi VI.Surabaya.

Afrizawati, 2012. Analisis Flypaper Effect pada Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS)volume 2 nomor 1.

Arsyad, Licolin, 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Aziz, Mariam Abdul, Muzafar Shah Habubullah, dkk., 2000. The Causal Relationship Between Tax Revenue dan Goverment Spending In Malaysia. Working Paper. Malaysia: Universitas Putra Malaysia.

Badan Pusat Statistik. Data dan Informasi Kemiskinan Tahun 2002-2011. Surabaya. Badan Pusat Statistik. Statistik Keuangan Pemerintahan Kabupaten/Kota Tahun

2006-2015. Surabaya.

Bappenas, 1993. Panduan Program Inpres Desa Tertinggal. Jakarta.

Chriswardani, Suryawati, 2005. Memahami kemiskinan secara multidimensional. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan.

(15)

100 Friedman, Jhon. 1982. Empowerment: The Politics of Alternative Development.

Cambridge: Blackwell.

Gujarati, Domodar N, 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. McGrawHill Singapore.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit-Undip.

Halim, Abdul, 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Hanke John E., & Dean W. Wichern, 2008. Business Forecasting. Edisi Delapan. Maimunah, Mutiara, 2006. Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang.

Mangunkusumo, Srikandi Cipto, 2012. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Alokasi Belanja Daerah (ABD) (Studi pada Kabupaten/Kota Provinsi Wilayah Pulau Jawa Periode 2009-2011).

Maryati, Ulfi & Endrawati, 2010, Pengaruh Pendapatan Asli daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Aloaksi Khusus (DAK) terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Sumatra Barat.

Masdjojo, Gregorius N. dan Sukartono, 2009. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah serta Analisis Flypaper Effect Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2006-2008. TEMA.

Mentayani, Ida, dkk., 2012.Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah pada kota dan Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan.Jurnal Spread.

Nanga,Muana. (2005). Makro Ekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafika Persada.

Nugraeni, 2011. Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Prediksi belanja Daerah (Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. Akmenika UPY.

Prakosa, Kesit Bambang, 2004. Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah, Studi di Wilayah Propinsi Jawa Tengan dan DIY.JAAI.

Priyatno, Dwi,.2008. Mandiri Belajar SPSS: untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta: Mediakom.

Santosa, Budi, 2013. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan Daerah terhadap Pertumbuhan, Pengangguran dan Kemiskinan 33 Provinsi di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Bisnis.

Singgih, Santoso, 2001.Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Setiyawati, Anis & Ardi Hamzah, 2007. Analisis Pengaruh PAD, DAU, DAK dan Belanja Pembangunan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran: Pendekatan Analisis Jalur.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.

(16)

101 Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif serta R&D.

Bandung: Tarsito

Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Todaro, Michael P, 1994. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Kedua. Terjemahan Haris Munandar. Jakarta: Erlangga.

Wijaya, Tony, 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.

_____. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

_____. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 104Tahun 2000 Tentang Dana Perimbangan.

_____. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

_____. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004-2005.

_____. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 2 Tahun 2005 Tentang Laporan Realisasi Anggaran.

_____. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

_____. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000-2004.

_____. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000TentangPerubahan UU No. 18 Tahun 1997tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

_____. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003Tentang Keuangan Negara.

_____. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004Tentang Pemerintah Daerah. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika.

_____. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004Tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika.

(http;//ainiarie2012.blogspot.com/2013/02/belanja-daerah-proyeksi-dan.html) (http://www.djpk.kemenkeu.go.id/)

(17)

102

40 1.79E11 6.65E11 3.8103E1 1 Belanja Daerah (BD) 40 2.05E11 1.15E12 5.7954E1

1

Sumber : data diolah, 2015

Tabel 4.2

Hasil Uji One Sample Test Kolmogorov Smirnov Dana

.90696 3.20702 11.64137

Most

(18)

103

a. Dependent Variable: Belanja Daerah (BD) Sumber : Data diolah, 2015

Tabel 4.4

a. Predictors: (Constant), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU)

b. Dependent Variable: Belanja Daerah (BD) Sumber : data diolah 2015

Tabel 4.5

Hasil Analisis Regresi Sederhana untuk uji hipotesis pertama

Model

a. Dependent Variable: Belanja Daerah (BD)

(19)

104

Tabel 4.6

Hasil Analisis Regresi Sederhana untuk uji hipotesis kedua

Model

a. Dependent Variable: Belanja Daerah (BD) Sumber : data diolah 2015

Tabel 4.7

Hasil Uji Hipotesis Ketiga dengan menggunakan lag

Model

a. Dependent Variable: Belanja Daerah (BD0 Sumber : data diolah 2015

Tabel 4.8

Hasil Uji Hipotesis Ketiga tanpa menggunakan lag

Model

(20)

105

Tabel 4.9

Hasil Uji Hipotesis Keempat dengan menggunakan lag

Model

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi (PE) Sumber : data diolah, 2015

Tabel 4.10

Hasil Uji Hipotesis Keempat tanpa menggunakan lag

Model

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi (PE) Sumber : data diolah, 2015

Tabel 4.11

Hasil Uji Hipotesis Kelima dengan menggunakan lag

(21)

106

a. Dependent Variable: Pengangguran (P) Sumber : data diolah, 2015

Tabel 4.12

Hasil Uji Hipotesis Kelima tanpa Menggunakan lag

Model

a. Dependent Variable: Pengangguran (P) Sumber : data diolah, 2015

Tabel 4.13

Hasil Uji Hipotesis Keenam dengan Menggunakan lag

Model

(22)

107

Tabel 4.14

Hasil Uji Hipotesis Keenam tanpa Menggunakan lag

Model

Unstandardize d Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) .184 .076 2.411 .022

Dana Alokasi Umum (DAU)

-.859 .581 -.355 -1.479 .149

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

-.114 .147 -.186 -.776 .443

a. Dependent Variable: Kemiskinan (K) Sumber : data diolah, 2015

Tabel 4.15

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .967a .934 .931 6.88903E7

a. Predictors: (Constant), PAD, DAU

Sumber : data yang diolah, 2015

Tabel 4.16 Hasil Uji F Statistik

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.504E24 2 1.252E24 263.758 .000a

Residual 1.756E23 37 4.746E21

Total 2.679E24 39

a. Predictors: (Constant), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU)

b. Dependent Variable: Belanja Daerah (BD)

(23)

108

GAMBAR

Gambar 2.1

Skema Kerangka Konseptual

Dana Alokasi Umum (DAU)

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pengangguran

Kemiskinan Belanja Daerah

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Sederhana untuk uji hipotesis kedua
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Keempat dengan menggunakan
+4

Referensi

Dokumen terkait

jawawaban semula dengan penghapus sampai bersih (jangan sampai rusak), kemudian hitamkan jawaban yang menurut anda benar7. PILIHLAH JAWABAN YANG

jika diasumsikan variabel GDP negara-negara Uni Eropa, GDP Indonesia, jarak ekonomi, nilai tukar riil, kualitas bandara Indonesia, stabilitas politik Indonesia dan

Hasil penelitian pada penelitian tentang uji daya hambat ekstrak cacing tanah Lumbricus rubellus dengan metode difusi dengan konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% belum

[r]

Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan pukul 09:00-17:00 WIB selama enam hari berturut-turut diperoleh, kinerja alat desalinasi berada pada temperatur

Pada aplikasi ini telah di implementasikan dengan mengambil 10 data dari kuisoner dimana terdapat 6 pria dan 4 wanita, dengan status pelajar, mahasiswa dan usia 16-20 tahun

al divergence in Gossypium occurred between the ancestor of the A-, D-, E-, and AD-taxa and the ancestor of the C-, G-, and K-genome species (Wendel and Albert, 1992; Seelanan et

In this study, we have experimented with multi-temporal Landsat 7 and Landsat 8 high resolution satellite data, coupled with the corresponding hyperspectral data from a