• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella Typhi DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIFUSI - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella Typhi DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIFUSI - STIKES Insan Cendekia Medika Repository"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

i

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK CACING TANAH

(Lumbricus rubellus) TERHADAP PERTUMBUHAN

BAKTERI Salmonella Typhi DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DIFUSI

KARYA TULIS ILMIAH

ANGGEL PUTRI PRATOMO

15.131.0054

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(2)

ii

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK CACING TANAH

(Lumbricus rubellus) TERHADAP PERTUMBUHAN

BAKTERI Salmonella Typhi DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DIFUSI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan

Pada Program Studi Diploma III Analis Kesehatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cendekia Medika Jombang

ANGGEL PUTRI PRATOMO

15.131.0049

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(3)
(4)
(5)

v

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella Typhi DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DIFUSI

Abstrak

Oleh:

Anggel putri pretomo

Demam typhoid banyak ditemukan di negara berkembang dimana higiene pribadi dan sanitasi lingkungannya kurang baik. Pravalensi kasus bervariasi tergantung lokasi, kondisi lingkungan setempat, dan perilaku masyarakat. Untuk mengetahui berapakah zona hambat yang di dapatkan dari ekstrak cacing tanah (lumbricus rubellus) dengan masing-masing konsentrasi pada pertumbuhan bakteri salmonella typhi.

Desain penelitian yang digunakan pada peneltian ini adalah eksperimen murni. sampel yang digunakan adalah Isolat bakteri Salmonella thypi yang didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Brawijaya Malang, sampel di ambil dengan teknik sample random sampling dengan penyajian tabulating. Data di analisis secara statistic dengan program statistical (SPSS) 16 dengan menggunakan uji statistic one-way ANOVA dengan nilai normalitas α 0,05.

Hasil penelitian uji daya hambat ekstrak cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi di dapatkan zona hambat 0 mm pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% di dapatkan hasil uji nonparametric menggunakan kruskal-walish test di daparkan hasil 1.000 atau (p) >0.05 maka tidak ada perbedaan zona hambat ekstrak cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri salmonella typhi dengan kelompok kontrol dan pada kelompok perlakuan.

Berdasarkan penelitian diatas di dapatkan kesimpulan dalam penilitian ini adalah penelitian uji daya hambat ekstrak cacing tanah dengan metode difusi terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi menunjukkan bahwa ekstrak cacing tanah dengan masing-masing konsentrasi, tingginya suhu dan lamanya waktu proses penghilangan zat etanol belum mampu menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.

(6)

vi

INHIBITORY TEST OF EARTHWORMS (Lumbrucus Rebellus) EXTRACT AGAINST Salmonella Typhi BACTERIAL GROWTH

BAY USING DIFFUSION METHOR Abstract

By

Anggel Putri Pratomo

Typoid fever is found in many developing countries where personal hygience and environment sanitation are not good. Pravelensi of case is varies depends on location of place, environment situation, and society behavior. To know what inhibitory zones are obtained from extract of earthworms (Lumbricus Rubellus) whit each concentration of Salmonella Typhi bacterial growth.

This researct design which used is pure experiment. The sample used is Salmonella Typhi bacterial isolates obtained from microbiology laboratorium of universitas brawijaya malang. The sample is taken with random sampling technic by tabulating serving. Data is analyzed statisticly with statistic one-way ANOVA with the nolmality value α 0,05.

The research result from inhibitory test of earthworm extracts against Salmonella Typhi bacterial growth obtained 0 mm inhibition zone at each concentration 25%, 50%, 75%, dan 100% obtained nonparametric test results 1.000 or (p) >0,05, so there is no difference of inhibitory zone of earthworm extrak against Sammonella Typhi bacterial whit the control group in the treatmen group.

Based on the tesearch above, the conclusion obtained in this studi is a study of earthworm extrac inhibitory testing by using diffusion method against Salmonella Typhi bacterial growth showed that extract of eartworms with each concentration, high temperature, and duration of ethanol removal process have not been able to inhibit Salmonella Typhi bacterial growth.

Key word : extrak of earthworm (Lumbricus Rebellus), inhibitory, Salmonella

(7)
(8)
(9)

ix

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Anggel Putri Pratomo

NIM : 15.131.0049

Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 25 september 1996

Progam Studi : D-III Analis kesehatan

Institusi : STIKes ICMe Jombang

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “uji Daya Hambat

Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella thypi Dengan Metode Difusi.adalah bukan proposal milik orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang sudah disebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan in tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi.

Jombang, Juli 2018

Saya yang menyatakan,

(10)

x

LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Dengan segala kerendahan hati dan keikhlasan, saya persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua orangtua saya yang tercinta, Bapak Utomo dan Ibu Suparti yang dengan penuh kasih sayang telah merawat, mendidik, dan membesarkan

saya dengan penuh do’a dan harapan hingga saat ini.

2. Kakak-kakak saya yang saya sayangi Ariyanto Putro Utomo yang secara tidak langsung telah membantu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah saya. 3. Kepada teman saya nita nurdianti yang secara tidak langsung telah

membantu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah saya.

(11)

xi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 25 September 1996 dari keluarga pasangan Bapak Utomo dan Ibu Suparti. Penulis merupakan putri kedua dari dua beraudara.

Tahun 2003 penulis lulus dari TK Darmawanita Sumberagung Megaluh Jombang, pada tahun 2009 penulis lulus dari SDN Sumberagung 1 Megaluh Jombang, tahun 2012 penulis dari SMPN 2 Megaluh Jombang, tahun 2015 penulis lulus dari SMA PGRI 2 Jombang, dan pada tahun 2015 penulis lulus

seleksi masuk STIKES “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur PMDK

atau jalur undangan. Penulis memilih Progam Studi D3 Analis Kesehatan dari

lima pilihan progam studi yang ada di STIKES “ICME” Jombang.

Jombang, Juni 2018

(12)

xii

MOTTO

“ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri ” (QS. Ar Ra’ad : 11)

(13)

xiii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “uji Daya Hambat Ekstrak

Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella

thypi Dengan Metode Difusi.” tepat pada waktunya.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada jenjang Program Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang.

Sehubung dengan peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Imam Fatoni, S.KM., MM selaku ketua STIKes ICMe Jombang, Ibu Sri Sayekti, S.Si., M.Ked selaku ketua Progam Studi D-III Analis Kesehatan, Bapak Awaluddin Susanto, S.Pd., M.Kes sebagai pembimbing utama dan Ibu Muaroffah, S.Kep., M.Kes sebagai anggota pembimbing. Ucapan terima kasih kepada kedua oranrtua saya serta teman-teman yang saya sayangi.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan. Penulis juga berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Mengingat kemampuan dan pengetahuan penulis yang terbatas, karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Jombang, Juli 2018

(14)

xiv

LEMBAR PERSEMBAHAN... x

RIWAYAT HIDUP ... xi

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ... 11

(15)

xv

4.5 Identifikasi variable... 13

4.6 Definisi optasional variable ... 14

4.7 Kerangka oprasional ... 15

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Data Hasil Penelitian ... 23

5.2 Pembahasan ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 27

6.2 Saran ... 27 DAFTAR PUSTAKA

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 4.1 Definisi operasional uji Daya Hambat Ekstrak

Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella thypi Dengan Metode Difus………...14 Tabel 4.2 Penyajian data uji Daya Hambat Ekstrak Cacing Tanah

(Lumbricus rubellus) terhadap pertumbuhan Bakteri

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Hal. Gambar 2.1 Cacing tanah Lumbricus rubellus (Rukman 1999) ... 5 Gambar 2.2 Anatomi cacing tanah Lumbricus rubellus (Palungkun

1999) ... 5 Gambar 2.3 Morfiligi bakteri Salmonella thypi (Edhi. S dan

damianus l, 2010) ... 7 Gambar 3.1 Kerangka konseptual uji daya hambat eksusitrak

cacing tanah (lumbricus rubella) terhadap pertumbuhan bakteri salmonella typhi dengan

menggunakan metode difusi ... 10 Gambar 4.1 Kerangka oprasional uji Daya Hambat Ekstrak Cacing

tanah (Lumbricus rubellus) terhadap pertumbuhan

Bakteri Salmonella thypi metode difusi ... 15 Gambar 4.2 Kerangka Kerja Uji Daya Hambat Ekstrak Cacing tanah

(Lumbricusrubellua) terhadap pertumbuhan Bakteri

(18)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

1. mm = millimeter

2. ml = milliliter

3. cm = centimeter

4. mg = milligram

5. SKRT = survey kesehatan rumah tangga

6. one-way = Analysis of variance

7. SPSS = statistical product and service solution

8. ANOVA = Analysis of variance

9. Media MHA = mualler hinton agar

10. Metode EIA = Enzyme Immuno Assay

11. metode ELISIA = Enzyme-Linked Immunosorbent Assay

12. KHM = Kadar Hambat Minimum

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 = Lembar Konsultasi

2. Lampiran 2 = Surat Keterangan Penelitian

3. Lampiran 3 = Uji Kruskal-Wallish Test

(20)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam typhoid dapat menyerang penduduk di seluruh negara. Demam typhoid ini dapat ditemukan di Negara yang berkembang yang memiliki Lingkungan sekitar yang kurang cukup baik. (Widoyono,2010).

Salmonella typhi yaitu kuman pathogen yang di sebabkan oleh demam tifoid, yaitu suatu penyakit infeksi sistemik dengan gambaran demam yang berlangsung lama, adanya bacteremia yang disertai inflamasi yang dapat merusak usus dan organ hati. Demam tifoid merupakan penyekit menular yang tersebar di seluruh dunia.

Menurut WHO pada 5 negara di Asia, termasuk di Indonesia, demam thypoid oleh Salmonella sp. Insiden 1307/100.000 kasus per tahun pada anak 5tahun di regional Asia Timur dan Tenggara pada tahun 2010 dengan angka mortalitas 0,3/100.000 kasus pada setiap tahunya. Negara Indonesia diperkirakan jumlah kasus demam tifoid 200 dari 100.000. Rata-rata pada usia 10 tahun. Berdasarkan hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) 2010 demam tifoid menyebabkan kematian 3% dari seluruh kematian di Indonesia. Rata-rata kasus kematian yang disebabkan oleh penyakit komplikasi demam tifoid disebabkan oleh perbedaan wilayah. Salmonella typhi dapat menimbulkan gejala penyakit yang ringan pada daerah yang berbeda, berarti ada hubungan antara perbedaan wilayah dengan tingkat keparan menyakit (SKRT, 2010).

(21)

2

sedangkan perempuan 323 penderita thypoid.pada tahun 2018 angka tipoid di ketahui laki-laki berjumlah 252 dan perempuan 189 penderita thypoid (DinKes, 2018).

Cacing tanah yang di manfaatkan sebagai bahan obat tradisional untuk dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit deam tifoid, cacing tanah yang sering digunakan adalah Lumbricus rubellus. (Hermawan, 2011). Cacing tanah Lumbricus rubellus mengandung zat anti bakteri yaitu lumbricin. Lumbricin merupakan antimikroba didalamnya terdapat asam aminodan juga memiliki aktifitas antimikroba berspektrum yang luas, seperti dapat menghambat bakteri Gram negatife dan bakteri Gram positif. Mekanisme yang dimiliki oleh peptida cacing tanah dengan memproduksi pori pada dinding sel nya, hal ini menyebabkan sitoplasma sel bakteri menjadi terpapar dengan lingkungan, dan adanya kadar protein yang sangat tinggi sehingga dapat merusak sintesa protein yang berada dalam tubuh bakteri yang nantinya bekerja sebagai penghambat pertumbuhan bakteri. Cacing tanah memiliki kandungan protein yang tinggi (72% - 84,5%). (Rukmana, 2000).

(22)

3

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan zona hambat yang di dapatkan dari ekstrak cacing tanah (lumbricus rubellus) dengan konsentrasi 25%,50%,75%, dan 100% pada pertumbuhan bakteri Salmonella typhi ?

2. Pada konsentrasi berapakah yang paling besar zona hambat ekastrak cacing tanah pada pertumbuhan bakteri salmonella typhi ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui berapakah zona hambat yang di dapatkan dari ekstrak cacing tanah (lumbricus rubellus) dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% pada pertumbuhan bakteri salmonella typhi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetehui perbedaan zona hambat ekstrak cacing tanah (lumbricus rubellus) konsentrasi 25% dengan kontrol dan konsentrasi yang lain terhadap bakteri salmonella typhi.

2. Mengetehui perbedaan zona hambat ekstrak cacing tanah (lumbricus rubellus) konsentrasi 50% dengan kontrol dan konsentrasi yang lain terhadap bakteri salmonella typhi.

3. Mengetehui perbedaan zona hambat ekstrak cacing tanah (lumbricus rubellus) konsentrasi 75% dengan kontrol dan konsentrasi yang lain terhadap bakteri salmonella typhi.

(23)

4

1.4 Manfaat Peneitian

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan untuk mengetahui uji daya hambat ekstrak cacing tanah (Lumbricus rubellus) terhadap bakteri Salmonella typhi.

(24)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 CACING TANAH (Lumbricus rubellus) 2.1.1 Pengertian cacing tanah

Gambar 2.1 Cacing tanah Lumbricus rubellus (Rukman 1999)

Cacing tanah di kenal masyarakat dan berada di tanah yang lembab karena tidak mempunyai tulang belakang (avertebrata). klasifikasi biologi, cacing tanah termasuk dalam atau hewan beruas-ruas atau bergelang-gelang. Cirinya yaitu yang bertubuh simetris bilateral, brtbentuk silindris, dan bersekmen (sekitar 115-200 segmen), bagian permukaan tubuh terdapat dinding yang tipis (Sugiantoro, 2012: 13)

2.1.2 Anatomi Cacing Tanah (Lumbricus rubellus).

(25)

6

cacing tanah mempunyai ciri antara lain di tubuh terdapat segmen luar dan dalam, berambut, tidak mempunyai kerangka luar, tubuhnya dilindungi oleh kutikula (kulit bagian luar), tidak memiliki alat gerak seperti kebanyakan binatang, dan tidak memiliki mata cacing,harus menggunakan otot tubuhnya yang panjang dan tebal yang melingkari tubuhnya. Cacing tanah tidak memiliki mata, tetapi di tubuhnya terdapat prostomium. .

2.1.3 Kandungan Cacing Tanah

Cacing tanah memiliki kandungan gizi yang tinggi, yaitu protein yang mencapai 64-76%. Kandungan gizi lainnya adalah lemak 7-10%,kalsium 0,55%, fosfor 1% dan serat kasar 1,08%. cacing tanah terdapat kandungan auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh untuk tanaman (Palungkun, 1999 : 18).

2.2 BAKTERI SALMONELLA TYPHI 2.2.1 Pengertian Salmonella typhi

Salmonella typhi yaitu penyebab bakteri salmonellosis yang merupakan penyakit edemis yang menimbulkan kerugian yang serius di negara berkembang termasuk Indonesia. Penularan bakteri salmonella yang masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi kotoran dari penderita tifoid. (Wagner, 2014)

2.2.2 Taksonomi Salmonella typhi Kingdom : Bacteria Filum : Proteobacteria

Ordo : Gamma Proteobacteria

Class : Enterobacteriales Family : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

(26)

7

2.2.3 Morfologi dan sifat biakan

Gambar 2.3 Morfoligi bakteri Salmonella thypi (edhi. S dan damianus l, 2010).

Salmonella yaitu bakteri gram negatif berbentuk batang bergerak yang khas membentuk gas yang tidak memfermentasikan laktosa dan sukrosa. (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2006).

2.2.4 Epidemiologi Salmonella typhi

Penderita tifoid merupakan sebagaian besar agen pembawa (carier) yang terletak pada kandung empedu, saluran empedu, dan sebagian pada usus atau saluran kemih (Jawetz ., 2006).

2.2.5 Patogenesis dan gejala klinik Salmonella typhi menyebabkan infeksi pada manusia.

(27)

8

tifoid ditularkan melalui mulut bersama makanan dan minuman yang telah tercemar oleh feses dengan pasien yang mengidap tifoid. Dimana beberapa hal yang berperan adalah :

a. HigIene cuci tangan tidak terbiasa

b. HigIene makanan dan minuman yang pencucianya makanan dengan air yang terkontaminasi oleh bakteri.

2.2.6 Diagnosa

Laboratorium pemeriksaan laboratorium yang berfungsi mendiagnosis demam tifoid dapat berupa pemeriksaan darah tepi, uji serologis, dan kultur atau biakan. Yang dapat dikirakan pada penderita tifoid (Septiawan, 2013).

2.3 Antibiotik

Antibiotik yaitu zat kimia yang alamiah dihasilkan oleh organisme. yang mampu menghambat pertumbuhan organisme lain (Gould & Brooker, 2003). Tetrasiklin yang berfungsi sebagai sintesis protein bakteri dengan berikatan pada ribosom 30S dan mencegah masuknya tRNA aminoasil ke sisi akseptor (A) pada kompleks mRNA ribosom (Goodman & Gilman, 2003). 2005).

2.4Uji Aktivitas Antimikroba

Tujuan pengukuran aktivitas antibakteri adalah untuk menentukan potensi suatu zat yang diduga atau telah memiki aktivitas sebagai antibakteri dalam larutan terhadap suatu bakteri (Jawetz., 2001). Macam-macam metode uji aktivitas antimikroba antara lain :

a. Metode pengenceran agar b. Difusi agar

(28)

9

1. Cara Kirby Bauer 2. Cara sumuran

c. Metode dilusi

Adapun beberapa metode dilusi yaitu dilusi cair dan dilusi padat. 1. Metode dilusi cair

2. Metode dilusi padat 2.5 Jenis-Jenis Metode Ekstraksi

Jenis-jenis ekstraksi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : a. Cara Dingin

1. Maserasi

Proses dengan cara mengekstrak simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali (Depkes RI, 2000). 2. Perkolasi

Pada metode perkolasi, serbuk sampel dibasahi sebuah percolator yang secara perhan (wadah silinder yang dilengkapi kran pada bagian bawahnya).

(29)

10

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. kerangka konsep

Kerangka konseptual dalam peneletian ini dapat dillihat sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka konseptual uji daya hambat eksusitrak cacing tanah

1. Anti bakteri lumbricin yang terdapat asam amino yang dapat merusak sitoplasma dari bakteri.

(30)

11

3.2. penjelasan kerangka konsep

Cacing tanah yang menjadi sampel ekstraksi yang mendapatkan 2 bagian, yaitu filtrat dan residu. Pada filtrat mengandung beberapa senyawa kimia antara lain terdapat anti bakteri lumbricin yang terdapat asam amino yang dapat merusak sitoplasma dari bakteri tersebut sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri,adanya kadar protein yang sangat tinggi sehingga dapat mrusak sintesa protein yang berada dalam tubuh bakteri dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Selanjutnya d lakukan uji dilusi padat terhadap isolat bakteri Salmonella thypi dan menemukan hasil daya hambat ekstark cacing tanah sebagai antibiotik alami.

3.3. Hipotesis

H0 = Tidak ada perbedaan zona hambat ekstrak cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri salmonella typhi di bandingkan dengan

kontrol.

H1 = Ada perbedaan zona hambat ekstrak cacing tanah dengan Terhadap

(31)

12

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2018, dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan laporan akhir dan pengumpulan data yang akan dilakukan pada bulan juli 2018. Penelitian ini dilakukan di laboratorium mikrobiologi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.

4.2 Desain penelitian

Desain adalah dasar berfungsi untuk peneliti untuk menghubungkan antara variabel dalam suatu penelitian. Desain penelitian dapat menjadi dasar petunjuk bagi peneliti yaitu untuk mencapai tujuan yang akan di capai (Handayani, Sujono, 2011, h. 145).

4.3 Subyek penelitian

Subyek penelitian yaitu orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989). Pada penelitian ini subyek penelitian yang digunakan adalah bakteri salmonella typhi.

4.4 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Isolat bakteri Salmonella thypi yang didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Brawijaya Malang.

2. Sampel

(32)

13

Adapun rumus yang akan peneliti pakai yaitu :( loekito,H.1998)

Keterangan : n : Jumlah pengulangan

p : jumlah kelompok perlakuan (kosentrasi ekstrak cacing tanah dan kontrol) .

Penelitian ini menggunakan empat kelompok perlakuan, sehingga:

p(n-1) ≥15

5(n-1) ≥15

5n-5 ≥ 15

5n ≥ 20

n ≥ 4

Jadi,pada setiap kelompok pengulangan melakukukan empat kali pengulangan pemeriksaan.

4.5 IdentIfikasi variabel

Adapun beberapa variable yang akan di gunakan yaitu : 1. Variabel independen

Ekstrak cacing tanah kali ini yang berfungsi sebagai variaber independen atau variable bebas.

2. Variabel dependen

Zona hambat pertumbuhan bakteri Salmonalla thypi kali ini yang berfungsi sebagai fariabel dependen atau variable terikat.

(33)

14

4.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variable penelitian ini adalah :

1. zona hambat antimikroba ekstrak cacing tanah (Lumbricus rubellus) tiap variasi konsentrasi yang ditunjukan sebagai zona bening pada medium kultur setelah di inkubasi,

2. Sampel cacing yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing jenis (Lumbricus rubellus) yang di dapatkan ekstraknya dengan menggunakan metode maserasi.

Tabel 4.1 Definisi operasional uji Daya Hambat Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella thypi

Dengan Metode Difusi.

(34)

15

4.7 Kerangka Operasiona

Gambar 4.1 Kerangka oprasional uji Daya Hambat Ekstrak Cacing tanah (Lumbricus rubellus) terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella thypi metode difusi.

Cacing Tanah

Dicuci

Dikeringkan pada

suhu kamar Ditumbuk Serbuk Direndam

dalam

Bakteri Salmonella dan menggunakan media NA agar

Terjadinya Zona Hambat K0

4 sampel Konsentras

(35)

16

4.8 Kerangka Kerja.

Kerangka kerja adalah bagian struktur konseptual dasar untuk menangani suatu masalah kompleks.

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Uji Daya Hambat Ekstrak Cacing tanah

(Lumbricusrubellua) terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonell tyhpi metode difusi

Penentuan masalah Uji daya hambat

Sampling

Sampel random sampling Penyusunan proposal

Populasi Cacing tanah

Desain penelitian Eksperimental

sampel

Bakteri salmonella typhi

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Analisa data

(36)

17

4.9.1.2 Bahan yang di gunakan : 1. Alumunium foil 2. Aquadest steril

3. Isolat bakteri salmonella typhi 4. Cacing tanah (lumbricus rubellus) 5. Kapas

6. Masker

(37)

18

4.10 Prosedur Kerja

4.10.1 Prosedur Pembuatan ekstrak Cacing Tanah yang di peroleh dari peternakan Cacing Tanah Desa Sebani kec. Tarik Kab. Sidoarjo. 1. Membersihkan cacing tanah sampai bersih

2. Menimbang cacing tanah 1½ kg

3. Mengeringkan cacing tanah dengan cara di angina anginkan selama 7 hari

4. menghaluskan cacing tanah dengan menggunakan bender

5. Melakukan maserasi dengan menggunkan ethanol 96% hingga terendam selama 3 hari

6. Menyasaring dengan kertas saring dan corong glass 7. Memasukan ke beaker glass

8. Menguapkan di atas hot plate hingga mengental dan volumenya berkurang

9. Hasil extrak murni yang di dapatkan adalah 3 ml yang telah didapat dilakukan pengenceran dengan aquadest agar didapat konsentrasi yang diperlukan

4.10.2 Prosedur pembuatan konsentrasi 1. Menyiapkan 5 buah cawan petri

2. Memipet ekstrak cacing tanah 250 ul + 750 ul aquades steril dan di letakkan di capet 1

3. Memipet ekstrak cacing tanah 500 ul + 500 ul aquades steril dan di letakkan di capet 2

4. Memipet ekstrak cacing tanah 750 ul + 250 ul aquades steril dan di letakkan di capet 3

(38)

19

6. Memipet aquades steril sebanyak 1000 ul dan di letakkan ke dalam capet 5 sebagai kontrol

7. Memasukkan kertas saring ke dalam masing-masing cawan petri dan menunggu 2 jam sambapak ekstrak tersebut meresap dengan sempurna

4.10.3 Prosedur pembuatan Media MHA (mualler hinton agar) 1. Menimbang serbuk MHA sebanyak 3,06 gram

2. Melarutkan dengan 90ml aquadest di dalam beaker glass di atas hot plate di standarkan pada pH 7

3. Memasukkan ke dalam erlenmeyer

4. Menutupi dengan kapas dan aluminium foil

5. mensterilkan pada autoclave dengan suhu 121ºC selama 15 menit Di masukkan cawan petri dan biarkankan sampai memadat 4.10.4 Prosedur pembuatan media NB

1. Menimbang media NB sebanyak 0,08 gram

2. Melarutkan degan aquades streril sebanyak 5 ml dan di panaskan di atas hotplate sampai ph 7

3. Memasukkan kedalam tabung reaksi dan di tutup dengan kapan dan aluminiul voil

4. Mensterilisai menggunakan autocave dalam suhu 121°c dengan tekanan 15 psi selama 15 menit

5. Mengambil 1 koloni biakan bakteri menggunakan ose bulan dan di masukkan ke dalam median NB

6. Menginkubasinya seama 24 jam didalam incubator pada suhu 37°C

4.10.5 Prosedur pelaksanaan kerja

(39)

20

2. Meremajakan bakteri pada media NB dengan menggunakan menggunakan larutan pz 0.5 ml + 1 ose bulat isolate bakteri yang di ambil dari media NB tersebut

3. Menuangkan 100 ul bakteri ke masing-masing capet yang berisi medi MHA dan ditarakan menggunakan katenbat steril

4. menghomogen kemudian kertas cakram yang mengandung ekstrak cacing tanah dengan konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%, ditempelkan di permukaan media agar cawan petri (metodedifusi kertas cakram).

5. Menginkubasi selama 24 jam di dalam incubator pada suhu 37°C 6. Setelah 24 jam di lihat diameter zona hambat bakteri salmonella

typhi tersebur 4.11 Pengujian Antibakteri.

Pengujian antibakteri metode difusi kertas cakram, yang merupakan metode yang banyak digunakan dikarenakan lebih sensitife terhadap senyawaanti bakteri baru yang belum diketahui aktivitasnya. Pada metode ini menghambat pertumbuhan ditunjukan oleh luasnya wilayah jernih (zona hambat) di sekitar kertas cakram.

4.12 Teknik Pengumpulan Data.

(40)

21

4.13 Pengolahan data

Adapun pengelolahan data dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan di lakukan sebagai berikut:

a. Editing b. Tabulating 4.14 Analisa Data.

Adapun beberapa sumber atau permasalahan yang sesuwai dengan penelitian yang akan di lakukan analisa data (Notoadmojo, 2010).

1. Analisa Univarite

Analisa Univarite bertujuan untuk menjelaskan setiap variable penelitian (Notoadmodjo, 2010). Analisa univerite pada penelitian ini menjadi 2 variabel, yaitu variable pertama adalah konsentrasi ekstrak cacing tanah (lumbricus rubellus) dan variabelke dua adalah pertumbuhan bakteri salmonella typhi.

2. Analisa Bivariate

(41)

22

4.15 Penyajian Data.

Penyajian adata dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk table yang menunjukkan hasil kemampuan ekstrak cacing tanah pada konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%, terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella thypi .

Tabel 4.2 penyajian data uji Daya Hambat Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella thypi Dengan Metode Difusi.

NO

KELOMPOK PENGULANGAN

ULANGAN

1 2 3 4 5

(42)

23

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Hasil Penelitian

5.1.1 Hasil Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak cacing tanah (lumbricus

Hasil penelitian uji daya hambat ekstrak cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri salmonella typhi dapat diketahui sebagai berikut :

Tabel 5.3 Hasil Pengamatan Daya Hambat Ekstrak cacing tanah (limbricus rebellus) pada Pertumbuhan Bakteri Salmonella Ekstrak cacing tanah (limbricus rebellus) pada pertumbuhan bakteri salmonella typhi dengan konsentrasi 0%,25%,75% dan 100% tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.

5.1.2 Hasil Uji statistik Ekstrak cacing tanah (lumbricus rubellus)

terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi

(43)

24

mengetahui apakah terjadinya perbedaan anatara kelompok, dan di lanjutkan uji tabulasi untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda. Data di analisis secara statistic dengan program statistical product and service solution (SPSS) 16 dengan menggunakan uji statistic one-way ANOVA (Analysis of variance) dan kelompok perlakuan ekstrak cacing tanah dengan berbagai konsentrasi kemudian di analisa dengan menggunakan oji ANOVA, dengan syarat data distribusi dan mempunyai varian yang sama (homogen). Jika tidak memenui syarat maka di gunakan uji statistika nonparametric kruskal-wallish test yang di karenakan nilai (p) < 0.05, Makan dapat di ambil kesimpulan dari uji anova iyalah bahwa data distribusi tidak norimal dan tidak homogenitas. Uji kruskal-wallish digunakan pada analisa komperatif untuk menguji lebih dari 2 (dua) sampel independen (bebas) dan di gunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara sampel tersebut. Hasil dari uji kruskal-wallish dapat di liahat dari table di bawah ini.

(44)

25

Hipotesis untuk uji kruskal-wallish adalah sebagai berikut:

H0 = Tidak ada perbedaan zona hambat ekstrak cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri salmonella typhi di bandingkan dengan kontrol.

H1 = Ada perbedaan zona hambat ekstrak cacing tanah dengan Terhada pertumbuhan bakteri salmonella typhi di bandingkan dengan kontrol.

Pengambilan keputusan iji kruskal:

a. jika nilai probalitas (p) <0.05, maka HO di tolak b. jika nilai probalitas (p) >0.05, maka HO di terima

nilai probolitas pada uji kruskal-wallish di sebut 1.000 atau (p) > 0.05 maka tidak ada perbedaan zona hambat ekstrak cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri salmonella typhi dengan kelompok kontrol dan pada kelompok perlakuan.

5.3 Pembahasan

(45)

26

merusaknya zat aktif yang terkandung di dalam cacing tanah Lumbricus rubellus. Pada penelitian sebelumnya di nyatakan pada konsentrasi 50% sampai 100% sudah mampu menghambat pertumbuhan bakteri salmonella tyupi dan bakteri invitro lainnya yang nilai uji statistikanya menunjukan p = 0.000 (p<0.05) (Shirley fitria 2017).

Pemanasan yang terlalu tinggi dapat merusak struktur kimia dari protein. Terjadinya kerusaknya struktur kimia protein dapat mengubah sifat protein itu sendiri, perubahan akibat aktivitas enzim atau hormon berkurang, kelarutan dalam garam-garam atau asam-asam encer menurun, kemampuan membentuk cristal berkurang, stabilitasnya menurun sehingga terjadi pengumpalan. Protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya (Edward, 1972).

Di harapkan pada penelitian yang selanjutnya di perhatikan dengan menggunakan metode yang berbeda mulai dari pembuatan ekstraksi, pembuatan media, menggunakan suspense bakteri yang berbeda dan di perhatikan. Supaya penelitian menghasilkan hasil yang efektif harus di perhatikan kebersihan daric acing itu sendiri, pemanasan yang tidak berlebihan sehingga menyebabkan rusaknya zat aktif suhu tidak boleh suhu lebih dari 72ºC.

(46)

27

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian diatas di dapatkan kesimpulan dalam penilitian ini adalah:

1. Hasil penelitian pada penelitian tentang uji daya hambat ekstrak cacing tanah Lumbricus rubellus dengan metode difusi dengan konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% belum dapat menghambat adanya pertumbuhan bakteri Salmonella typhi yang ditandai tidak adanya zona hambat (zona jernih) disekitar disk.

2. Berdasarkan hasil penelitian tidak ada zona hambat (zona jernih) didaerah disk dalam metode difusi di sebabkan oleh tingginya suhu dan lamanya waktu proses penghilangan zat etanol.

ڗ.2 Saran

Adapun saran yang di berikan pada penelitian ini adalah:

1. Bagi masyarakat dan tenaga kesehatan di harapkan dapat di jadikan pedoman dalam menlanjutkan penelitian selanjutnya dengan menggunakan metode yang lainnya metode maserasi

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI. 2000. Parameter standart umum eksktrak tumbuhan obat. Direktorat jendral pengawasan obat dan maknan direktorat pengawasan obat tradisional. Jakarta. 17. 31-32

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006. RISERT KESEHATAN DASAR.2006.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Ditjen POM, Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,Departem

Dapartemen Kesehatan RI.(2006a). Kebijakan Obat Nasional, Depkes RI Jakarta.

Edhi S dan Damianus L. 2010. Salmonella typhimurium, Sang jawara penginfeksi dari Genus Salmonella.Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Goodman dan Gilman, 2008, dasar farmakologi terapi,edise 10vol, Dditerjemahkan oleh tim ahli farmasi, penerbit buku kedokteran. Gould dan Brooker, 2003, mikrobiologi terapanuntuk perawat, EGG,

JAKARTA (183-205).

Hermawan, R. 2011. Usaha Budiaya cacing lumbricus. Yogyakarta: penerbit erlangga.

Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A., 2001,Mikrobiologi Kedokteran, Edisi XXII, diterjemahkan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 205-209, Penerbit Salemba Medika, Jakarta

Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran, diterjemahkan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Airlangga, Surabaya, Salemba Medika

Loekito, H.H.1998, Rancangan Percobaan, IKIP Malang.Malang.

notoatmodjo 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta:pt. rineka cipta.

Palungkun,R. 2010. Usaha ternak cacing tanah lumbricus.jakarta: penebar swadaya.

Pratiwi, S. T, 2008. Mikrobiologi farmasi. Erlangga. Jakarta..

(48)

Sugiantoro, ahmad. 201. Harta karun daric acing tanah. Yogykarta: DAFA puplishing

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)

LAMPIRAN 4

LAMPIRAN

DOKUMENTASI GAMBAR

NO GAMBAR KETERANGAN

1 Proses pencucian cacing tanah

2 Pproses pengeringang (di jemur/di

angina-anginkan

3 Proses penghalusan cacing tanah setelah

(56)

4 Proses penimbangan serbuk cacing tanah yang sudah halus

5 Proses maserasi

ڗ Proses penyaringan

(57)

8 Proses pembuaran media

9 Proses penanaman

10 Hasil

Gambar

Gambar 2.1 Cacing tanah Lumbricus rubellus (Rukman 1999)  .............
Gambar 2.1 Cacing tanah Lumbricus rubellus (Rukman 1999)
Tabel 4.1   Definisi operasional uji Daya Hambat Ekstrak Cacing Tanah              (Lumbricus rubellus) terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella
Gambar 4.1  Kerangka oprasional uji  Daya Hambat Ekstrak Cacing tanah
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut evaluasi kemampuan degradasi isolat bakteri lignoselulolitik asal cacing tanah ( Lumbricus rubellus ) dilakukan untuk menggali potensinya sebagai

Pada uji analisis data didapatkan nilai p (Asymp. Sig) = 0,000 atau nilai p&lt;0,05 maka H0 ditolak, berarti bahwa pemberian ekstrak etanol cacing tanah ( Lumbricus rubellus

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan degradasi dari isolat bakteri yang diisolasi dari cacing tanah ( Lumbricus rubellus ) pada berbagai substrat lignin

Keadaan ini membuka pemikiran kami akan peluang usaha budidaya cacing tanah Lumbricus rubellus dan cacing kalung sebagai penghasil biomassa cacing tanah dengan metode

Metode yang dilakukan dalam melakukan wirausaha cacing tanah ( Lumbricus rubellus ) adalah dengan membuat rumah cacing tanah terlebih dahulu,kemudian langkah

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fermentasi menggunakan inokulan cacing tanah ( Lumbricus rubellus ) mampu menghasilkan biosuplemen berbasis limbah dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tetas kokon cacing tanah ( Lumbricus rubellus ) di bawah pengaruh pemberian insektisida organofosfat.. Jenis penelitian

Berdasarkan uji statistik menggunakanAnova One Wey diperoleh nilai (p = 0,00 &lt; 0,05) maka HO ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat perbe - daan daya hambat air rebusan