• Tidak ada hasil yang ditemukan

Key words: Birth weight, Genetic correlation, Weaning weight.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Key words: Birth weight, Genetic correlation, Weaning weight."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Setya Agus Santosa, A.T Ari Sudewo, dan Dattadewi Purwantini

Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan Unsoed, Jl. dr. Soeparno Purwokerto (Diterima: 17 Nopember 2005, disetujui: 24 Pebruari 2006)

Aims of this research were to know genetic correlation of birth and weaning weight of indigenous sheep. Materials used were 240 birth and weaning weight recorded from 100 days of the indigenous lambs age that were born from 40 dams mated by 8 rams. Nested classification model was used to estimate to genetic correlation. Result of the research showed that the estimated value of genetic correlation from sire, dam, and sire-dam components were 0,32 ± 0,31; 0,52 ± 0,54, and 0,36 ± 0,52, respectively. It could be summarized that genetic correlation between birth and weaning weight of the sheep had a moderate positive. Birth weight characteristic could be used for criteria selection with non-direct selection method for weaning weight.

Key words: Birth weight, Genetic correlation, Weaning weight. ABSTRACT

k o r e l a s i f e n o t i p e s e r i n g t i d a k PENDAHULUAN

menunjukkan keadaan genetika dasar Usaha peningkatan produksi

yang sesungguhnya. ternak domba masih terbuka bila

K o r e l a s i g e n o t i p e a d a l a h d i t i n j a u d a r i m a s i h b e s a r n y a

hubungan antara nilai pemuliaan keragaman produksi. Hal ini

meru-tunggal untuk dua sifat. Nilai korelasi pakan peluang berarti dalam usaha

genotipe menunjukkan hubungan antara peningkatan mutu genetika ternak

dua sifat yang diturunkan dari tetua domba. Usaha pening-katan produksi

kepada keturunannya. Apabila nilai melalui peningkatan mutu genetika

korelasi genotipe antara dua sifat dapat memerlukan seperangkat pengetahuan

diketahui, maka pemilihan pada sifat tentang parameter genetika sifat yang

pertama dapat dipakai untuk menaksir dapat diukur, yang salah satunya

p e r u b a h a n s i f a t k e d u a p a d a adalah korelasi genetika antar-sifat

keturunannya (Edey dkk., 1981). yang berbeda.

Pengetahuan besar dan tanda korelasi Sifat ternak dapat berbeda

genetika antar-sifat dapat digunakan dengan lain-nya secara bebas, yang

untuk menaksir besarnya perubahan d i k a t a k a n s i f a t t e r s e b u t t i d a k

pada generasi yang akan datang, bila berkorelasi. Sifat berkorelasi adalah

digunakan sebagai ciri pemilihan sifat yang mempunyai hubungan, baik

(Warwick dkk., 1995). positif atau negatif, dan korelasi

Penampilan fisik seekor ternak totalnya dikenal sebagai korelasi

meru-pakan informasi penting yang fenotipe, yang terdiri atas korelasi

dapat membantu pelaksanaan pemilihan genetika dan lingkungan. Korelasi

(Janssens dan Vandepitte, 2004). genetika dan korelasi lingkungan dapat

Bobot lahir menjadi pertimbangan berbeda besar atau tandanya, sehingga

(2)

lahir yang terlalu tinggi menyebabkan pemilahan, didapatkan 240 data dystocia, yaitu kesulitan beranak (Al- produksi yang memenuhi syarat. Shorepy, 2001). Beberapa penelitian Catatan produksi dipilih bila data bobot menunjukkan bahwa bangsa dan lahir dan bobot sapihnya lengkap. Data genetika berpengaruh ter-hadap cempe yang tercatat dilahirkan dari 40 keragaman bobot lahir (Tosh dan ekor induk dengan 8 pejantan. Catatan Kemp, 1994; Nasholm dan Danell, produksi tersebut diperoleh dari enam 1996; Al-Shorepy dan Notter, 1998). periode kelahiran dengan jumlah anak Pengetahuan korelasi genetika sekelahiran (litter size) antara satu pada berbagai tahap pertumbuhan sampai tiga ekor.

diperlukan untuk menyusun program Metode Penelitian

pemuliaan agar menjadi lebih efisien M e t o d e p e n e l i t i a n y a n g (Bathaei dan Leroy, 1998). Prakiraan digunakan adalah survei dengan korelasi genetika dari berbagai umur p e n e l u s u r a n c a t a t a n p r o d u k s i pertumbuhan dilakukan agar dapat (recording) bobot lahir dan bobot sapih d i k e t a h u i s i f a t y a n g p a l i n g cempe domba lokal pada umur 100 hari menguntungkan dari sisi ekonomi (Hardjosubroto, 1994). Data diperoleh (Beltran dkk., 1992). dari catatan produksi bobot badan saat Pengetahuan korelasi genetika cempe di-lahirkan dan saat disapih. antar-sifat pada domba lokal dapat Pencatatan meliputi tanggal lahir, tipe digunakan untuk menaksir besarnya k e l a h i r a n , j e n i s k e l a m i n , d a n perubahan yang terjadi dalam generasi p e n d a f t a r a n t e t u a s e t i a p a n a k . yang akan datang, apabila sifat tersebut Penentuan bahan penelitian dilakukan digunakan sebagai ciri pemilihan. Pe- dengan cara mengelom-pokkan ternak naksiran tersebut berguna untuk betina, yang dikawinkan dengan pemilihan satu sifat tertentu, yang akan pejantan yang sama dan anak yang berpengaruh meng-untungkan atau dihasilkan dari perkawinan tersebut. merugikan pada sifat yang lainnya. Data bobot lahir dan bobot sapih Oleh karena itu, perlu diketahui arah kemudian dikelompokkan berdasarkan dan tingkat hubungan antarsifat atau jenis kelamin, tetua, dan anak sifat. Pengetahuan ini penting untuk sekelahiran. Selanjut-nya dilakukan mencegah pe-ngaruh yang tidak analisis ragam untuk mengetahui diinginkan akibat pemilihan yang pengaruh jenis kelamin, tetua, dan anak kemungkinan membahayakan rencana sekelahiran terhadap bobot lahir dan program pemuliaan. Tujuan penelitian bobot sapih. Berdasarkan hasil analisis, adalah untuk mengetahui korelasi kemudian dilakukan koreksi terhadap genetika bobot lahir dengan bobot faktor lingkungan yang berpengaruh sapih pada domba lokal. d e n g a n m e t o d e P e r b a n d i n g - a n Kelompok. Bobot lahir dan bobot sapih METODE PENELITIAN terkoreksi kemudian digunakan untuk penaksir-an korelasi genetika, yang Bahan Penelitian

dilakukan dengan model pola tersarang Bahan yang diteliti berupa 280

tiga tingkat, yaitu pejantan, induk catatan produksi (recording) bobot

dalam pejantan, dan anak dalam induk lahir dan bobot sapih cempe, yang

dalam pejantan. Korelasi genetika dihasilkan pada penelitian Hibah

ditaksir menggunakan formula Becker Bersaing IV di Exfarm Fakultas

(1992). Peternakan Unsoed. Setelah dilakukan

(3)

yang berbeda. Bobot lahir dan bobot tersebut diduga karena adanya sapih berdasarkan jenis kelamin perbedaan genetika dari masing-masing-masing mempunyai rerata 1,33 masing domba dan juga pengaruh ± 0,27 kg dan 9,27 ± 1,39 kg. Bobot lingkungan. Bobot lahir dan bobot sapih lahir berdasarkan anak seke-lahiran juga dipengaruhi oleh umur dan bobot tunggal, kembar dua, dan kembar tiga induk saat bunting, pakan, dan masing-masing adalah 1,62 ± 0,35; p e n g e l o l a a n p e m e l i h a r a a n y a n g 1,28 ± 0,28, dan 1,09 ± 0,19 kg. diberikan.

Bobot sapih berda-sarkan anak Pengaruh jenis kelamin, tetua, sekelahiran tunggal, kembar dua, dan dan anak sekelahiran terhadap bobot kembar tiga masing-masing adalah lahir dan bobot sapih diketahui dengan 9,95 ± 1,43; 9,08 ± 1,45, dan 8,77 ± a n a l i s i s r a g a m . H a s i l a n a l i s i s

1,28 kg. menunjukkan bahwa tetua dan anak

Bobot tersebut lebih rendah dari sekelahiran berpengaruh sangat nyata yang dilaporkan oleh Iniques dan (P<0,01) terhadap keragaman bobot Gunawan (1990), yaitu 2,64 dan 1,68 l a h i r d a n b o b o t s a p i h . F a k t o r kg masing-masing untuk bobot lahir l i n g k u n g a n y a n g b e r - p e n g a r u h kelahiran tunggal dan ganda, sedangkan tersebut (tetua dan anak sekelahiran) bobot sapih untuk kelahiran tunggal dan p e r l u d i l a k u k a n k o r e k s i u n t u k ganda masing-masing 10,0 dan 7,6 kg. keperluan penaksiran parameter Perbedaan bobot lahir dan bobot sapih genetika.

Variabel Jenis kelamin a. Jantan b. Betina c. Rerata Tetua a. Pertama b. Kedua c. Ketiga d. Keempat e. Kelima f. Keenam g. Rerata Anak sekelahiran a. Tunggal b. Kembar dua c. Kembar tiga d. Rerata 1,35 1,30 1,33 1,20 1,30 1,50 1,45 1,28 1,22 1,33 1,62 1,28 1,09 1,33 0,30 0,28 0,27 0,28 0,26 0,25 0,26 0,29 0,25 0,27 0,35 0,28 0,19 0,27 22,22 21,54 20,68 23,33 20,00 16,67 17,93 22,66 20,49 20,68 21,60 21,88 17,43 20,68 9,60 8,94 9,27 9,30 9,34 9,50 9,25 9,18 9,05 9,27 9,95 9,08 8,77 9,27 1,40 1,37 1,39 1,35 1,23 1,36 1,49 1,46 1,43 1,39 1,43 1,45 1,28 1,39 14,63 15,31 14,96 14,52 13,17 14,32 16,11 15,90 15,80 14,96 14,37 15,97 14,60 14,96 Bobot Lahir Simpang

Baku KeragamanKoefisien SimpangBaku (%) Koefisien Keragaman (%) Rerata (kg) Rerata(kg) Bobot Sapih

Tabel 1. Bobot Lahir dan Bobot Sapih Domba Lokal Berdasarkan Jenis Kelamin, Tetua, dan Anak Sekelahiran

(4)

persen. Hasil tersebut menunjukkan sehingga kenaikan bobot lahir akan bahwa pengaruh tetua dan anak diikuti dengan kenaikan bobot sapih. sekelahiran telah diseragamkan ke Berdasarkan alasan tersebut, maka dasar tetua pertama dan anak sifat bobot lahir dapat dijadikan ciri sekelahiran satu. p e m i l i h a n d a l a m u s a h a u n t u k

Hasil taksiran korelasi genetika meningkatan bobot sapih, dengan dan korelasi fenotipe antara bobot lahir metode pe-milihan tidak langsung. dan bobot sapih tertera pada Tabel 3. Dilihat dari komponen genetikanya, P e n a k s i r a n k o r e l a s i g e n e t i k a korelasi genetika komponen pejantan menggunakan pola tersarang tiga adalah komponen genetika tambahan tingkat yaitu pejantan, induk dalam ( C o v + ¼ C o vA A A) , s e h i n g g a pejantan, dan anak dalam induk dalam merupakan taksiran korelasi genetika pejantan. Oleh karena itu, ada tiga yang paling tepat.

komponen genetika yang dihasilkan, Apabila dibandingkan dengan yaitu komponen keragaman genetika peneliti-an di luar negeri, korelasi pejantan, induk, dan pejantan-induk. genetika bobot lahir dengan bobot Perbedaan komponen keragaman sapih pada domba lokal tidak banyak menyebabkan perbedaan hasil taksiran berbeda. Bathaei dan Leroy (1998) parameter genetika, yaitu korelasi melaporkan bahwa korelasi genetika

genetika. pada berbagai umur pertumbuhan

Korelasi genetika komponen berkisar antara 0,17 - 0,61. Korelasi pejantan diperoleh nilai 0,32 ± 0,31 genetika antara bobot sebelum disapih (Tabel 3). Nilai tersebut menunjukkan dengan saat disapih bernilai sedang dan bahwa antara bobot lahir dan bobot positip dengan kisaran 0,18 - 0,49 sapih mempunyai korelasi positif, (Dixit dkk., 2001). Korelasi genetika Tabel 2. Rerata Bobot Lahir dan Bobot Sapih dari Pengaruh Tetua dan Anak Sekelahiran

Tabel 3. Korelasi Genetika Bobot Lahir dan Bobot Sapih Peubah Komponen Keragaman Bobot nyata a. Bobot lahir b. Bobot sapih Bobot terkoreksi a. Bobot lahir b. Bobot sapih Genotipe a. Pejantan b. Induk c. Pejantan-Induk Fenotipe Rerata (kg) 1,33 9,27 1,51 8,79 Simpang Baku

Korelasi Simpang Baku 0,27 1,39 0,25 1,21 0,32 0,52 0,36 0,24 Koefisien Keragaman (%) 20,68 17,96 16,56 13,78 0,31 0,54 0,52 0,34

(5)

Korelasi genetika dari komponen menggunakan metode pemilihan tidak induk dan pejantan induk diperoleh nilai langsung.

yang lebih besar (0,52 ± 0,54 dan

0,36 ± 0,52) diban-dingkan dengan Al-Shorepy, S.A. and D.R. Notter. komponen pejantan (0,32 ± 0,31). 1998. Genetic parameters for lamb birth weight in spring and autumn Besarnya nilai taksiran tersebut diduga

lambing. J. Anim. Sci. 67:322-327. disebabkan adanya pengaruh dominan

Al-Shorepy, S.A. 2001. Estimates of dan epistasi pada komponen keragaman

genetic parameters for direct and induk (Cov = ¼ Cov + ½ Cov + D A D 1/8

maternal effects on birth weight of CovAD) dan pada komponen keragaman local sheep in United Arab pejantan-induk (CovS-D = ½ Cov + A Emirates. Small Ruminant Res. 39:

219-224. ¼ Cov + D 1/8 CovAD). Pengaruh

dominan dan epistasi merupakan Bathaei, S.S. and P.L. Leroy. 1998. Genetic and phenotypic aspects of pengaruh yang kurang tanggap

the growth curve characteristics in terhadap pemilihan. Penggunaan

Mehraban Iranian fat-tailed sheep. pengaruh dominan dan epistasi dalam Small Ruminant Res. 29: 261-269. usaha peningkatan mutu genetika

B e c k e r , W . A . 1 9 9 2 . M a n n u a l ternak lebih banyak dilakukan melalui Quantitative Genetics. Washington sistem perkawinan. Pada penaksiran S t a t e U n i v e r s i t y P r e s s ,

Washington. kemampu-an genetika ternak, pemulia

berusaha melibat-kan komponen Beltran, J.J., W.T. Butts, T.A. Olson, and M. Kolger. 1992. Growth g e n e t i k a t a m b a h a n s e o p t i m u m

patters of two lines of Angus cattle mungkin, karena komponen genetika

selected using predicted growth tambahan lebih tanggap terhadap parameters. J. Anim. Sci. 70:

734-pemilihan. 741.

Hanford dkk. (2005) melaporkan Dixit, S.P., J.S. Dhillon, and G. Singh. bahwa pada domba Rambouillet, 2001. Genetic and non-genetic parameters estimates for growth korelasi genetika antara bobot lahir

traits of Bharat Merino lambs. dangan bobot sapih dari komponen

Small Ruminant Res. 42: 101-104. induk mempunyai nilai positif dan

Edey, T.N., A.C. Bray, R.S. Capland, sedang, yaitu 0,36 ± 0,07, masih lebih

and T. O’shea. 1981. A Course rendah dari yang dilaporkan oleh Manual in Tropics Sheep and Goat Hanford dkk. (2003; 2004), yaitu 0,53 Production. Notes for Training Course at University Brawijaya, pada domba Columbia dan 0,43 pada

Malang. domba Targhee, tetapi masih dalam

Hanford. K.J., L.D. van Vleck, and G.D. kisaran yang dilaporkan oleh Safari dan

Snowder. 2003. Estimates of Fogarty (2003), yaitu 0,16 - 0,82.

genetic parameters and genetic change for reproduction, weight, and wool characteristics of KESIMPULAN

Columbia sheep. J. Anim. Sci. Korelasi genetika antara bobot 80:3086-3098.

lahir dengan bobot sapih domba lokal

. 2004. Estimates of genetic mempunyai nilai positif dan termasuk parameters and genetic change for nilai menengah. Sifat bobot lahir dapat reproduction, weight, and wool dijadikan sebagai ciri pemilihan dalam characteristics of Targhee sheep.

J. Anim. Sci. 81:630-640. usaha untuk meningkatkan bobot sapih

(6)

. 2005. Estimates of genetic Nasholm, A. and O. Danell, 1996. parameters and genetic change for Genetic relationships of lamb reproduction, weight, and wool weight, maternal ability, and characteristics of Rambouillet mature ewe weight in Swedish sheep. Small Ruminant Res. finewool sheep. J. Anim. Sci.

57:175-186. 74:329-339.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Safari, A. and N.M. Fogarty. 2003. P e m u l i a b i a k a n T e r n a k d i Genetic Parameters for Sheep. Lapangan. PT Grasindo, Jakarta. NSW Agriculture and Australian

Sheep Industry, Australia. Iniques, L. dan B. Gunawan. 1990. The

P r o d u c t i v i t y P o t e n t i a l o f Sinha, N.K. and S.K. Singh. 1997. Indonesian Sheep Breeds for the G e n e t i c a n d p h e n o t y p i c Humud Tropics. Proceedings of parameters of body weights, Thirdteenth Annual Conference of average daily gains and first Malaysian Society of Animal s h e a r i n g w o o l y i e l d i n Production. M u z a f f a r n a g r i s h e e p . S m a l l

Ruminant Res. 26:21-29. Janssens, S. and W. Vandepitte. 2004.

Genetic parameters for body Tosh, J.J. and R.A. Kemp. 1994. measurements and linear type Estimation of variance components traits in Belgian Bleu du Maine, for lamb weight in three sheep Suffolk, and Texel Sheep. Small population. J. Anim. Sci.

72:1184-Ruminant Res. 54:13-24. 190.

Mavrogenis, A.P. 1996. Estimates of Warwick, E.J., J.M. Astuti, dan W. e n v i r o n m e n t a l a n d g e n e t i c Hardjosubroto. 1995. Pemuliaan parameters influencing milk and Ternak. Gadjah Mada University growth traits of Awasi sheep in Press, Yogyakarta.

Cyprus. Small Ruminant Res. 20:141-146.

Gambar

Tabel 1. Bobot Lahir dan Bobot Sapih Domba Lokal Berdasarkan Jenis Kelamin, Tetua, dan Anak              Sekelahiran
Tabel 3. Korelasi Genetika Bobot Lahir dan Bobot SapihPeubah Komponen KeragamanBobot nyataa

Referensi

Dokumen terkait

Model regresi spline kubik adalah model terbaik yang dapat memodelkan pertumbuhan balita di Desa Nania tahun 2013 sampai 2014, dengan dua titik knot yaitu 6 dan 42 dan nilai GCV yang

kuesioner kepada responden yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti , yaitu pengaruh kualitas layanan, gengsi merek, risiko yang dirasakan, dan citra

Penelitian ini dilakukan di kolam pendidikan FPK Unair, bertujuan untuk mengetahui dinamika nilai rasio N/P dan kelimpahan plankton dengan pemberian produk komersial yang berisi

Dengan demikian peneliti ingin meneliti tentang pemaknaan desain visual seperti apa yang terdapat pada tempat ngopi dalam memperoleh intensi lebih dari ragam

oleh siswa laki-laki dan perempuan yang memiliki gaya kognitif field independent. (FI) dari tujuan penelitian yang telah ditentukan

Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk meneliti, sejauh mana persepsi pemilik sepeda motor Harley-Davidson terhadap augmented product yang diberikan oleh dealer

pendidikan karena mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan kedewasaanya. 3) Pengembangan berfikir kritis dalam proses pendidikan merupakan suatu cita-cita

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa praktek sewa-menyewa pohon mangga di Desa Cipanas Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon tidak sesuai dengan Hukum