• Tidak ada hasil yang ditemukan

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

CHAPTER 5 SUMMARY

BINA NUSANTARA UNIVERSITY

Faculty of Humanities English Department

Strata 1 Program 2013

AN ANALYSIS OF LEXICAL AND STRUCTURAL AMBIGUITY IN “THE JAKARTA GLOBE” NEWSPAPER HEADLINES

Fredy 1301012704

Bahasa Inggris telah menjadi bahasa yang sangat terkenal dan bahasa nomor satu di dunia. Banyak orang yang menggunakan bahasa Inggris di dalam kehidupan sehari-hari, baik lisan maupun tertulis. Di dalam berbagai sektor, seperti bisnis, edukasi, dan media masing-masing menggunakan bahasa Inggris untuk keperluan dan kesibukannya. Beberapa media seperti media cetak, media elektronik, dan media kimia juga menggunakan bahasa Inggris. Buku, majalah, dan surat kabar adalah contoh dari media cetak, sedangkan radio, televisi, dan internet adalah contoh dari media elektronik. Fotografi dan film adalah contoh dari media kimia.

Di beberapa media tersebut sering kita temukan ambigu, seperti di judul surat kabar, kita dapat menemukan banyak ambigu yang terdapat pada judul surat kabar

(2)

tersebut yang membuat pembaca bingung mengartikannya. Menurut Fromkin dan Rodman (1983, p.169), “sebuah kata atau sebuah kalimat dapat di katakan ambigu apabila dapat di artikan lebih dari dua arti.” Dan ada dua macam ambigu yaitu ambiguitas leksikal dan ambiguitas struktural.

Ada tiga masalah yang ingin di pecahkan oleh penulis dalam penelitian ini, yaitu: jenis ambigu yang sering di temukan dalam judul koran “The Jakarta Globe”, arti sesungguhnya dari judul surat kabar “The Jakarta Globe” yang ambigu, dan bagaimana responden mengartikan judul dari surat kabar “The Jakarta Globe” yang ambigu.

Penelitian ini mencakup ambiguitas leksikal dan struktural. Sedangkan pembatasan penelitian ini adalah judul surat kabar “The Jakarta Globe” edisi bulan Januari –Maret 2013. Ada 20 judul surat kabar yang mengandung ambigu yang di kumpulkan.

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca bahwa banyak judul dari surat kabar yang terdapat ambigu dan terkadang membuat pembaca bingung dengan arti sesungguhnya. Oleh karena itu, dengan adanya penelitian ini, pembaca di harapkan akan lebih mengerti jenis ambiguitas apa yang sering muncul dalam judul surat kabar “The Jakarta Globe” dan mengerti akan arti sesungguhnya dari judul-judul yang mengandung ambiguitas tersebut.

Ada 4 bagian yang bisa di jelaskan dalam ringkasan ini, antara lain: landasan teori, metodologi, pembahasan, dan kesimpulan. Penulis menggunakan beberapa teori dari buku maupun situs jaringan sebagai referensi, dan juga untuk mendukung dan memperkuat analisa dalam penelitian ini. Penulis menggunakan beberapa teori untuk menjelasan arti ambiguitas, antara lain: Finegan (1999), Hurford, Heasley, dan Smith (2007), Akmajian, Demers, Farmer, dan Harnish (1998), Cann (1993). Sebagai

(3)

contoh, menurut Finegan (1999, p.184), amibigu adalah saat arti dalam kata-kata membuat sebuah kalimat memiliki dua arti yang berbeda. Sedangkan untuk ambiguitas leksikal, penulis menggunakan teori Fromkin dan Rodman (1983) dan Hurford, Heasley, dan Smith (2007). Fromkin dan Rodman (1983, p.169), menyatakan bahwa ambiguitas leksikal terjadi apabila di dalam sebuah kalimat terdapat satu atau lebih dari satu kata yang ambigu. Dan untuk ambiguitas struktural, penulis menggunakan teori Bach (1994), Fromkin dan Rodman (1983), dan Kreidler (1998).

Selain menggunakan teori ambiguitas, penulis juga menggunakan teori struktur konstituen dan juga diagram pohon. Teori struktur konstituen dan diagram pohon menggunakan teori dari Trask (2007), O’Grady, Archibald, Aronoff, dan Miller (2001), dan Akmajian, Demers, Farmer, dan Harnish (1998). Trask (2007, p.52) mendefinisikan bahwa struktur konstituen bersifat hirarki: sebuah kalimat terdiri dari sepasang bagian yang besar, lalu di dalam nya terdiri lagi bagian yang lebih kecil, dan di dalam nya terdiri bagian yang lebih kecil lagi, dan seterusnya. Sampai kita mencapai bagian paling terkecil dari semuanya yaitu kata-kata atau morfem. Kemudian menurut Akmajian, Demers, Farmer, dan Harnish (1998, p.169), diagram pohon bisa di gunakan untuk menjelaskan ambiguitas stuktural yang dimana sebuah kalimat yang tidak ambigu di asosiasikan dengan satu diagram pohon dasar saja, dan kalimat yang ambigu di asosiasikan dengan lebih dari satu diagram pohon. Lalu struktur di dalam diagram di sederhanakan menggunakan segitiga untuk frasa yang mengandung ambiguitas di banding dengan mengindikasikan struktur intern dari frasa-frasa tersebut. Di bawah ini adalah contoh dari diagram pohon untuk ambiguitas struktural:

(4)

Ambiguous sentence:

(25) The mother of the boy and the girl will arrive soon

Ada dua gambar di bawah ini yang berbeda dalam penggabungan menggunakan segitiga. Arti dalam kalimat akan berbeda apabila di gabungkannya berbeda juga.

S

NP Aux VP

Art N PP

The mother of the boy and the girl will arrive soon Picture 5.1. Tree diagram 16a.

S

NP Aux VP

NP NP

The mother of the boy and the girl will arrive soon Picture 5.1. Tree diagram 16b.

Pada gambar 2.2. Diagram pohon 2a, kata benda utama dari subjek, ‘mother’, di modifikasi oleh frasa preposisi yang memiliki frasa kata benda yang di gabungkan di dalamnya ‘of the boy and the girl. Pada gambar 2.2. Diagram pohon 2b, subjek

(5)

dari kata benda itu sendiri adalah frasa kata benda yang digabungkan menggunakan segitiga ‘the mother of the boy’ lalu diikuti oleh ‘the girl’. Dari contoh di atas, kita bias melihat jika diagram pohon bisa digunakan untuk menjelaskan ambiguitas struktural dengan membuat lebih dari satu diagram pohon.

Selanjutnya, penulis juga menggunakan teori frasa dari Trask (2007) untuk menjelaskan macam-macam frasa yang ada. Lalu, penulis juga menggunakan teori Wells, Burnett, dan Moriarty (2003) dan Croteau dan Hoynes (2003) untuk media massa, dan media cetak.

Penulis menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian ini. Dalam metode kualitatif, penulis akan menganalisis sendiri judul surat kabar yang mengandung ambigu, dan untuk data pendukung, penulis menggunakan metode kuantitatif dimana kuesioner akan di bagikan kepada 20 murid Bina Nusantara jurusan Sastra Inggris semester 8 yang dimana mereka telah mempelajari mata kuliah semantik.

Dalam menganalisis data, pertama-tama penulis mengumpulkan data dari situs jaringan ‘The Jakarta Globe’ edisi bulan Januari-Maret 2013, lalu setelah data berhasil di kumpulkan, penulis membagi data menjadi dua kelompok, yaitu ambiguitas leksikal dan ambiguitas struktural. Setelah itu, penulis menganalisis satu per satu data yang telah di kelompokkan, dan memberikan arti yang sesungguhnya setelah membaca dan mengerti akan konteks berita itu sendiri. Setelah itu, penulis mengecek jawaban dari hasil kuesioner yang didapatkan, lalu di bandingkan dengan arti sesungguhnya.

Hasil dari analisa ini adalah di temukan ada nya beberapa ambiguitas dalam setiap judul surat kabar. Dari 20 judul surat kabar yang di kumpulkan, terdapat 7 ambiguitas leksikal dan 13 ambiguitas struktural. Dari setiap judul yang mengandung

(6)

ambiguitas leksikal, ada dua arti atau interpretasi yang berbeda yang menandakan judul tersebut mengandung ambiguitas. Dari judul surat kabar yang mengandung ambiguitas struktural, terdapat 2 sampai 3 interpretasi yang dapat di jelaskan yang menandakan bahwa judul tersebut mengandung ambiguitas. Lalu, hasil dari kuesioner menandakan 59.75% dapat menginterpretasikan judul surat kabar yang ambigu dengan benar. Itu berarti lebih dari setengah responden yang dapat menjawab dengan benar.

Setelah melakukan analisa dan mendapatkan hasil dari analisa tersebut, penulis dapat menyimpulkan 3 penemuan yang dapat menjawab permasalahan dari penelitian ini.

Penemuan pertama adalah dari 20 judul surat kabar “The Jakarta Globe” yang mengandung ambiguitas, di temukan sebanyak 7 judul yang mengandung ambiguitas leksikal, dan 13 judul mengandung ambiguitas struktural. Jadi, dapat di simpulkan bahwa ambiguitas struktural adalah jenis ambiguitas yang sering di temukan dalam judul surat kabar “The Jakarta Globe”.

Penemuan kedua adalah saat menganalisa data-data yang di kumpulkan, telah di berikan interpretasi atau arti yang memungkinkan dari setiap data yang di analisis, lalu di berikan interpretasi atau arti yang sesungguh nya setelah penulis membaca dan memahami isi dari berita tersebut. Membaca dan memahami isi dari berita tersebut sangat membantu penulis untuk mengartikan judul surat kabar yang sesungguhnya.

Penemuan yang terakhir adalah penulis mendapatkan hasil dari kuesioner yang telah di bagikan yaitu 59.75% dari 20 responden dapat mengartikan atau menginterpretasikan judul surat kabar dengan benar. Jadi, dapat di simpulkan bahwa

(7)

lebih dari setengah dari seluruh responden dapat mengartikan judul surat kabar “The Jakarta Globe” dengan baik dan benar.

Referensi

Dokumen terkait

Pagar Keliling Kantor KPU Kabupaten Kolaka No.5.02/PAN-KPU/IX/2012 Melalui e-Procurement pada LPSE Kabupaten Kolaka alamat situs lpse.kolakakab.go.id dengan ini

Apabila terdapat peserta yang keberatan terhadap keputusan dan pengumuman tersebut, maka dapat mengajukan sanggahan terhitung mulai tanggal 18 – 20 September 2012. Demikian

Melihat begitu besarnya resiko yang dapat terjadi apabila kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan merosot, maka tidak berlebihan apabila usaha

[r]

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

[r]

[r]

Akan tetapi masih ada sebagian guru yang belum menunjukkan kinerja baik, tentunya secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kinerja guru secara makro.Menurut