• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejak dahulu Indonesia terkenal sebagai negara maritim. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sejak dahulu Indonesia terkenal sebagai negara maritim. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

18

S

ejak dahulu Indonesia terkenal sebagai negara maritim. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia terdiri lebih dari 13 ribu pulau yang dipisahkan oleh lautan. Kondisi geografis ini disadari oleh pemerintah sebagai dasar dalam pembangunan Indonesia. Pembangunan di Indonesia tidak bisa hanya berfokus di pulau Jawa, tetapi juga harus berdasarkan wawasan Nusantara. Moda transportasi yang paling cepat dan efisien sebagai penghubung antar pulau-pulau di Indonesia adalah pesawat terbang. Mengingat luasnya wilayah perairan di Indonesia dan sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia, maka dibutuhkan sebuah moda transportasi yang bisa beroperasi di darat maupun di air. Pesawat amfibi adalah pesawat yang bisa melakukan take-off dan landing di daratan maupun di perairan. Ada 2 jenis pesawat amfibi:

PEMANFAATAN PESAWAT AMFIBI

UNTUK MENDUKUNG INDONESIA

SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA

Abian Nurrohmad - Pusat Teknologi Penerbangan, LAPAN e-mail: abian.nurrohmad@lapan.go.id

Gambar 1. Pesawat amfibi tipe flying boat (sumber : traveler.com.au)

Vol. 13 No. 2 Desember 2018

SOSIALITA

(2)

19

23

Gambar 2. Pesawat amfibi tipe floatplane/seaplane (sumber : couriermail.com.au)

Teknologi pesawat amfibi sebenarnya telah

dikembangkan sejak pertengahan abad 20. Pemerintah

Indonesia dahulu menggunakan pesawat ini untuk

menembus blokade Belanda terutama melalui

sungai-sungai yang ada di Pulau Kalimantan. Sampai saat ini

kebutuhan akan pesawat amfibi masih ada dan terus

meningkat. Hal yang menarik lainnya adalah beberapa

perusahaan pesawat di dunia mengembangkan

pesawat amfibi dengan memodifikasi pesawat

transport atau komuter. Salah satunya adalah pesawat

Twin Otter pabrikan Kanada yang dimodifikasi menjadi

pesawat amfibi dengan cara menambahkan komponen

tambahan berupa float. Komponen ini berguna untuk

memberikan daya apung pada saat pesawat berada di

air. Akan tetapi konsekuensi dari pilihan ini adalah

jumlah penumpang yang bisa ditampung pada pesawat

semula akan berkurang untuk mengakomodir

pemasangan komponen tambahan ini.

Pemanfaatan Pesawat Amfibi di Indonesia

Salah satu upaya untuk menjadikan Indonesia

sebagai poros maritim dunia adalah meningkatkan

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dengan

memanfaatkan potensi sektor laut. Banyak sekali

potensi lautan di Indonesia yang belum dieksplorasi

secara maksimal. Pemerintah dalam hal ini

Kementerian Perhubungan juga tengah menggodok

peraturan tentang penggunaan pesawat amfibi atau

seaplane ini. Aturan tersebut akan mengatur

aerodrome (pelabuhan amfibi) untuk amfibi maupun

seaplane. Hal ini merupakan wujud keseriusan

pemerintah dalam pengembangan pesawat amfibi di

Indonesia. Berikut akan dipaparkan beberapa

pemanfaatan pesawat tipe amfibi untuk mendukung

Indonesia sebagai poros maritim dunia:

1. Pendukung Potensi Pariwisata Bahari Indonesia

Pesawat tipe amfibi sangat cocok digunakan

untuk mendukung pengembangan pariwisata

khususnya yang bertema kelautan atau bahari.

Sebagaimana yang diketahui bahwa Indonesia

merupakan salah satu destinasi wisata lautan yang

terkenal di dunia. Terumbu karang Indonesia

menyumbang sebanyak 21% kekayaan terumbu karang

dunia dan 75% jenis karang di dunia dapat ditemui di

Indonesia. Beberapa obyek wisata bahari yang

dimaksud antara lain adalah Taman Laut Bunaken, Bali,

Kepulauan Seribu, Raja Ampat, dan lain-lain.

Di negara lain seperti Maladewa sudah banyak

pesawat tipe amfibi yang digunakan untuk menjelajah

keindahan alam lautan yang ada. Pemerintah

Indonesia sendiri menargetkan penerimaan devisa

pada tahun 2019 dari pariwisata sebesar 20 milyar

USD. Tahun ini pemerintah telah menetapkan 4

(empat) tujuan wisata super prioritas yaitu: Borobudur,

Mandalika, Labuan Bajo, dan Danau Toba. Tiga nama

terakhir ini merupakan kawasan yang berbasis wisata

air. Dengan begitu pengembangan pariwisata di lokasi

tersebut akan menjadi prioritas utama.

Flying boat: pesawat amfibi yang mengambang di permukaan air menggunakan fuselage atau lambung pesawat. Lambung pesawat didesain atau dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa memberikan gaya apung pada saat berada di air. Pesawat ini banyak digunakan untuk misi pemadam kebakaran karena memudahkan pada saat mengambil air karena fuselagenya mengalami kontak langsung dengan air.

Seaplane/floatplane: pesawat amfibi yang mengambang di permukaan air menggunakan komponen tambahan yang sering disebut sebagai float. Fuselage pesawat jenis ini berada di atas permukaan air.

Teknologi pesawat amfibi sebenarnya telah dikembangkan sejak pertengahan abad 20. Pemerintah Indonesia dahulu menggunakan pesawat ini untuk menembus blokade Belanda terutama melalui sungai-sungai yang ada di Pulau Kalimantan. Sampai saat ini kebutuhan akan pesawat amfibi masih ada dan terus meningkat. Hal yang menarik lainnya adalah beberapa perusahaan pesawat di dunia mengembangkan pesawat amfibi dengan memodifikasi pesawat transport atau komuter. Salah satunya adalah pesawat Twin Otter

pabrikan Kanada yang dimodifikasi menjadi pesawat amfibi dengan cara menambahkan komponen tambahan berupa float. Komponen ini berguna untuk memberikan daya apung pada saat pesawat berada di air. Akan tetapi konsekuensi dari pilihan ini adalah jumlah penumpang yang bisa ditampung pada pesawat semula akan berkurang untuk mengakomodir pemasangan komponen tambahan ini.

Pemanfaatan Pesawat Amfibi di Indonesia

Salah satu upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan potensi sektor laut. Banyak sekali potensi lautan di Indonesia yang belum dieksplorasi secara maksimal. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan juga tengah menggodok peraturan tentang penggunaan pesawat amfibi atau seaplane ini. Aturan tersebut akan mengatur aerodrome (pelabuhan amfibi) untuk amfibi maupun seaplane. Hal ini merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam pengembangan pesawat amfibi di Indonesia. Berikut akan dipaparkan beberapa pemanfaatan pesawat tipe amfibi untuk mendukung Indonesia sebagai poros maritim dunia:

1. Pendukung Potensi Pariwisata

Bahari Indonesia

Pesawat tipe amfibi sangat cocok digunakan untuk mendukung pengembangan pariwisata khususnya yang bertema kelautan atau bahari. Sebagaimana yang diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu destinasi wisata lautan yang terkenal di dunia. Terumbu karang Indonesia menyumbang sebanyak 21% kekayaan terumbu karang dunia dan 75% jenis karang di dunia dapat ditemui di Indonesia. Beberapa obyek wisata bahari yang dimaksud antara lain adalah Taman Laut Bunaken, Bali, Kepulauan Seribu, Raja Ampat, dan lain-lain.

Di negara lain seperti Maladewa sudah banyak pesawat tipe amfibi yang digunakan untuk menjelajah keindahan alam lautan yang ada. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan penerimaan devisa pada tahun 2019 dari pariwisata sebesar 20 milyar USD. Tahun ini pemerintah telah menetapkan 4 (empat) tujuan wisata super prioritas yaitu: Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Danau Toba. Tiga nama terakhir ini merupakan kawasan yang berbasis wisata air. Dengan begitu pengembangan pariwisata di lokasi tersebut akan menjadi prioritas utama.

Gambar 2. Pesawat amfibi tipe floatplane/seaplane (sumber : couriermail.com.au)

(3)

20

SOSIALITA

Gambar 3. Potensi wisata bahari di Indonesia (sumber :teknologiraf.com)

Gambar 4. Pesawat amfibi sebagai sarana evakuasi medis(sumber : aerosociety.com)

Pesawat amfibi dapat digunakan sebagai

wahana untuk mengangkut wisatawan dari daratan,

mengelilingi area wisata untuk melihat keindahan

alamnya, mendarat di air untuk mendukung aktivitas

seperti snorkeling dan olahraga air, dan kemudian

mengantar wisatawan kembali lagi ke daratan. Selain

itu ada pula beberapa tempat wisata yang sulit diakses

menggunakan kapal atau pesawat konvensional karena

lokasinya yang terpencil. Penggunaan kapal akan

menjadi tidak efisien untuk lokasi wisata yang berada

cukup jauh dari pelabuhan utama.

2. Wahana Pendukung Medevac dan Penanggulangan

Bencana

Pesawat amfibi merupakan wahana transportasi

yang memiliki keunggulan gabungan dari pesawat

terbang dan kapal laut. Dibandingkan pesawat

konvensional, pesawat amfibi bisa melakukan

pendaratan dan tinggal landas dari perairan.

Sedangkan dibandingkan kapal laut, pesawat amfibi

bisa bergerak lebih cepat karena beroperasi di udara

sehingga gaya hambatnya lebih kecil. Keunggulan ini

yang bisa dimanfaatkan untuk sarana pengangkutan

SOSIALITA

Gambar 3. Potensi wisata bahari di Indonesia (sumber :teknologiraf.com)

Gambar 4. Pesawat amfibi sebagai sarana evakuasi medis(sumber : aerosociety.com)

Pesawat amfibi dapat digunakan sebagai

wahana untuk mengangkut wisatawan dari daratan,

mengelilingi area wisata untuk melihat keindahan

alamnya, mendarat di air untuk mendukung aktivitas

seperti snorkeling dan olahraga air, dan kemudian

mengantar wisatawan kembali lagi ke daratan. Selain

itu ada pula beberapa tempat wisata yang sulit diakses

menggunakan kapal atau pesawat konvensional karena

lokasinya yang terpencil. Penggunaan kapal akan

menjadi tidak efisien untuk lokasi wisata yang berada

cukup jauh dari pelabuhan utama.

2. Wahana Pendukung Medevac dan Penanggulangan

Bencana

Pesawat amfibi merupakan wahana transportasi

yang memiliki keunggulan gabungan dari pesawat

terbang dan kapal laut. Dibandingkan pesawat

konvensional, pesawat amfibi bisa melakukan

pendaratan dan tinggal landas dari perairan.

Sedangkan dibandingkan kapal laut, pesawat amfibi

bisa bergerak lebih cepat karena beroperasi di udara

sehingga gaya hambatnya lebih kecil. Keunggulan ini

yang bisa dimanfaatkan untuk sarana pengangkutan

Pesawat amfibi dapat digunakan sebagai wahana untuk mengangkut wisatawan dari daratan, mengelilingi area wisata untuk melihat keindahan alamnya, mendarat di air untuk mendukung aktivitas seperti snorkeling dan olahraga air, dan

kemudian mengantar wisatawan kembali lagi ke daratan. Selain itu ada pula beberapa tempat wisata yang sulit diakses menggunakan kapal atau pesawat konvensional karena lokasinya yang terpencil. Penggunaan kapal akan menjadi tidak efisien untuk

lokasi wisata yang berada cukup jauh dari pelabuhan utama.

2. Wahana Pendukung Medevac

dan Penanggulangan Bencana

Pesawat amfibi merupakan wahana transportasi yang memiliki

Gambar 3. Potensi wisata bahari di Indonesia (sumber :teknologiraf.com)

Gambar 4. Pesawat amfibi sebagai sarana evakuasi medis(sumber : aerosociety.com)

Vol. 13 No. 2 Desember 2018

SOSIALITA

(4)

21

keunggulan gabungan dari pesawat terbang dan kapal laut. Dibandingkan pesawat konvensional, pesawat amfibi bisa melakukan pendaratan dan tinggal landas dari perairan. Sedangkan dibandingkan kapal laut, pesawat amfibi bisa bergerak lebih cepat karena beroperasi di udara sehingga gaya hambatnya lebih kecil. Keunggulan ini yang bisa dimanfaatkan untuk sarana pengangkutan medis untuk daerah-daerah terpencil di Indonesia dan untuk sarana penanggulangan bencana.

Banyaknya pulau-pulau kecil yang tersebar di Indonesia memunculkan masalah tersendiri di bidang pelayanan kesehatan. Pembangunan fasilitas kesehatan yang memadai di daerah kepulauan terpencil tentunya memakan biaya yang besar dan waktu yang lama. Akan lebih murah dan efisien jika pesawat amfibi digunakan sebagai “ambulans” darurat yang mengangkut tenaga kesehatan ke pulau-pulau terpencil.

Pesawat ini bisa juga digunakan untuk mengangkut pasien dari daerah terpencil ke rumah sakit besar di perkotaan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut apabila keadaannya cukup parah. Selain itu apabila terjadi bencana atau kecelakaan di kepulauan terpencil, maka pesawat amfibi bisa digunakan untuk melakukan evakuasi atau mengangkut bahan-bahan bantuan dengan efektif dan lebih cepat.

3. Sarana Pengangkut Logistik

Potensi Hasil Laut Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Berdasarkan data statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016 produksi perikanan tangkap di laut sebesar 6 juta ton. Tidak hanya perikanan untuk dikonsumsi tapi juga potensi perikanan hias mengingat keanekaragaman hayati yang tinggi. Potensi ekonomi sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia mencapai USD 82 Milyar per tahun.

Tantangan dalam pengembangan potensi perikanan di Indonesia adalah upaya menjaga kesegaran hasil perikanan. Dibutuhkan sarana

angkut yang bisa bergerak cepat dan taktis dalam mengangkut ikan baik dari sungai maupun lautan. Dengan pesawat amfibi maka masalah logistik pengangkutan ikan dari perairan ke daratan bisa teratasi. Keunggulan ini pula yang bisa digunakan untuk mengangkut ikan hias dengan lebih baik. Nilai ekspor ikan hias indonesia pada tahun 2015 mencapai USD 19,7 juta dan menjadi negara eksportir terbesar kelima di dunia. Pada bisnis ikan hias sangat dibutuhkan kecepatan sarana angkut untuk menjaga ikan agar tetap pada kondisi yang segar sehingga nilai jual ikan tidak turun.

Peran LAPAN dalam pengembangan pesawat amfibi di Indonesia

Keberhasilan terbang perdana pesawat N219 pada tahun 2017 memberikan semangat baru pada dunia dirgantara di Indonesia. Pemerintah melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan PT. Dirgantara Indonesia (PT.DI) sedang menyiapkan sebuah program pengembangan pesawat transport nasional varian amfibi. Pesawat N219 akan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa melakukan misi tinggal landas dan pendaratan di air.

Sebagaimana diketahui N219 adalah pesawat komuter dengan jumlah penumpang terbesar di kelasnya. Selain itu, pengalaman PT. DI sebagai produsen pesawat

maupun supplier part untuk pabrikan Boeing dan Airbus telah diakui kemampuannya oleh dunia. Hal ini yang menjadikan pesawat N219 amfibi ini memiliki peluang besar untuk mengungguli pesawat pesaingnya yang telah lama beroperasi di dunia.

Kondisi geografis di Indonesia juga mendukung pengoperasian pesawat amfibi ini. Banyaknya teluk dan perairan yang tenang di pantai-pantai Indonesia memudahkan pesawat amfibi melakukan take-off dan landing. Pembangunan “landasan” untuk pesawat amfibi juga tidak terlalu banyak memakan anggaran jika dibandingkan membangun bandara di daratan. Pesawat N219 amfibi diharapkan juga akan banyak menggunakan material maju “komposit” yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan material alumunium.

Pengembangan pesawat N219 amfibi juga diperkirakan dapat dijalankan dalam waktu yang lebih cepat karena tidak memulai dari awal. Mengacu pada CASR (Civil Aviation Safety Regulation) yang merupakan regulasi pesawat di Indonesia, ada pilihan “Change” yaitu mengubah sebuah desain pesawat tanpa harus melakukan beberapa tahap pengujian untuk mendapatkan sertifikasi. Di dunia penerbangan, sertifikasi laik terbang adalah hal yang mutlak untuk dimiliki pesawat karena menunjukkan bahwa pesawat memiliki keamanan

25

untuk sarana penanggulangan bencana.

Banyaknya pulau-pulau kecil yang tersebar di Indonesia memunculkan masalah tersendiri di bidang pelayanan kesehatan. Pembangunan fasilitas kesehatan yang memadai di daerah kepulauan terpencil tentunya memakan biaya yang besar dan waktu yang lama. Akan lebih murah dan efisien jika pesawat amfibi digunakan sebagai “ambulans” darurat yang mengangkut tenaga kesehatan ke pulau-pulau terpencil.

Pesawat ini bisa juga digunakan untuk mengangkut pasien dari daerah terpencil ke rumah sakit besar di perkotaan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut apabila keadaannya cukup parah. Selain itu apabila terjadi bencana atau kecelakaan di kepulauan terpencil, maka pesawat amfibi bisa digunakan untuk melakukan evakuasi atau mengangkut bahan-bahan bantuan dengan efektif dan lebih cepat.

3. Sarana Pengangkut Logistik Potensi Hasil Laut Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki potensi perikanan yang sangat besar.

Perikanan pada tahun 2016 produksi perikanan tangkap di laut sebesar 6 juta ton. Tidak hanya perikanan untuk dikonsumsi tapi juga potensi perikanan hias mengingat keanekaragaman hayati yang tinggi. Potensi ekonomi sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia mencapai USD 82 Milyar per tahun.

Tantangan dalam pengembangan potensi perikanan di Indonesia adalah upaya menjaga kesegaran hasil perikanan. Dibutuhkan sarana angkut yang bisa bergerak cepat dan taktis dalam mengangkut ikan baik dari sungai maupun lautan. Dengan pesawat amfibi maka masalah logistik pengangkutan ikan dari perairan ke daratan bisa teratasi. Keunggulan ini pula yang bisa digunakan untuk mengangkut ikan hias dengan lebih baik. Nilai ekspor ikan hias indonesia pada tahun 2015 mencapai USD 19,7 juta dan menjadi negara eksportir terbesar kelima di dunia. Pada bisnis ikan hias sangat dibutuhkan kecepatan sarana angkut untuk menjaga ikan agar tetap pada kondisi yang segar sehingga nilai jual ikan tidak turun.

Gambar 5. Sebaran lokasi beberapa jenis ikan (sumber:Departemen Perikanan dan Kelautan, kkp.go.id)

Peran LAPAN dalam pengembangan pesawat amfibi

di Indonesia pada tahun 2017 memberikan semangat baru pada Keberhasilan terbang perdana pesawat N219 Gambar 5. Sebaran lokasi beberapa jenis ikan (sumber:Departemen Perikanan dan Kelautan,

kkp.go.id)

Vol. 13 No. 2 Desember 2018

SOSIALITA

(5)

22

SOSIALITA

27

Gambar 7. Roadmap Program N219 Amfibi (source: bahan presentasi program N219 Amfibi)

Program N219 amfibi juga telah direncanakan dengan sangat matang untuk meminimalisir hambatan yang mungkin muncul ke depan. Berdasarkan bahan presentasi program N219 amfibi dari LAPAN, pengembangan ini akan dilaksanakan dalam tempo 4 tahun. Dimulai dari feasibility study dan technology

readiness di tahun 2018, dilanjutkan dengan float development pada tahun 2019. Pada tahun 2020 akan

memasuki tahap modifikasi pesawat supaya N219

basic bisa compatible dengan desain float yang telah

“freeze”. Barulah di tahun 2021 diharapkan

N219-Amfibi mendapat STC (Supplementary Type Certificate) Award sehingga memiliki izin untuk beroperasi. Program ini tidak hanya melibatkan LAPAN dan PT DI, tapi juga beberapa stakeholder baik di dalam maupun luar negeri.

Harapan kita bersama dengan dikembangkannya pesawat N219 amfibi ini, selain membangkitkan kembali gairah dunia industri dirgantara, juga turut meningkatkan perekonomian nasional baik dari segi pariwisata, perikanan dan lain sebagainya.

yang memadai sehingga diijinkan untuk beroperasi.

Program N219 amfibi juga telah direncanakan dengan sangat matang untuk meminimalisir hambatan yang mungkin muncul ke depan. Berdasarkan bahan presentasi program N219 amfibi dari LAPAN, pengembangan ini akan dilaksanakan dalam tempo 4 tahun. Dimulai dari feasibility study dan technology

SOSIALITA

dunia dirgantara di Indonesia. Pemerintah melalui

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

bekerjasama dengan PT. Dirgantara Indonesia (PT.DI)

sedang menyiapkan sebuah program pengembangan

pesawat transport nasional varian amfibi. Pesawat

N219 akan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa

melakukan misi tinggal landas dan pendaratan di air.

Sebagaimana diketahui N219 adalah pesawat

komuter dengan jumlah penumpang terbesar di

kelasnya. Selain itu,pengalaman PT Dirgantara

Indonesia sebagai produsen pesawat maupun supplier

part untuk pabrikan Boeing dan Airbus telah diakui

kemampuannya oleh dunia. Hal ini yang menjadikan

pesawat N219 amfibi ini memiliki peluang besar untuk

mengungguli pesawat pesaingnya yang telah lama

beroperasi di dunia.

Kondisi geografis di Indonesia juga mendukung

pengoperasian pesawat amfibi ini. Banyaknya teluk

dan perairan yang tenang di pantai-pantai Indonesia

memudahkan pesawat amfibi melakukan take-off dan

landing. Pembangunan “landasan” untuk pesawat

amfibi juga tidak terlalu banyak memakan anggaran

jika dibandingkan membangun bandara di daratan.

Pesawat N219 amfibi diharapkan juga akan banyak

menggunakan material maju “komposit” yang memiliki

banyak keunggulan dibandingkan material alumunium.

Pengembangan pesawat N219 amfibi juga

diperkirakan dapat dijalankan dalam waktu yang lebih

cepat karena tidak memulai dari awal. Mengacu pada

CASR (Civil Aviation Safety Regulation) yang

merupakan regulasi pesawat di Indonesia, ada pilihan

“Change” yaitu merubah sebuah desain pesawat tanpa

harus melakukan beberapa tahap pengujian untuk

mendapatkan sertifikasi. Di dunia penerbangan,

sertifikasi laik terbang adalah hal yang mutlak untuk

dimiliki pesawat karena menunjukkan bahwa pesawat

memiliki keamanan yang memadai sehingga diijinkan

untuk beroperasi.

Gambar 6. Ilustrasi Pesawat N219 Amfibi (doc. PT DI) readiness di tahun 2018, dilanjutkan dengan float development pada tahun 2019. Pada tahun 2020 akan memasuki tahap modifikasi pesawat supaya N219 basic bisa compatible dengan desain float yang telah “freeze”. Barulah di tahun 2021 diharapkan N219-Amfibi mendapat STC (Supplementary Type Certificate) Award sehingga memiliki izin untuk beroperasi. Program ini tidak hanya melibatkan LAPAN dan PT

DI, tapi juga beberapa stakeholder baik di dalam maupun luar negeri.

Harapan kita bersama dengan dikembangkannya pesawat N219 amfibi ini, selain membangkitkan kembali gairah dunia industri dirgantara, juga turut meningkatkan perekonomian nasional baik dari segi pariwisata, perikanan, dan lain sebagainya.

Gambar 6. Ilustrasi Pesawat N219 Amfibi (doc. PT DI)

Gambar 7. Roadmap Program N219 Amfibi (source: bahan presentasi program N219 Amfibi)

Vol. 13 No. 2 Desember 2018

SOSIALITA

Gambar

Gambar 1. Pesawat amfibi tipe flying boat (sumber : traveler.com.au)
Gambar 2. Pesawat amfibi tipe floatplane/seaplane (sumber : couriermail.com.au)
Gambar 3. Potensi wisata bahari di Indonesia (sumber :teknologiraf.com)
Gambar 5. Sebaran lokasi beberapa jenis ikan (sumber:Departemen Perikanan dan Kelautan, kkp.go.id)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lainnya, metaa- nalisis menyatakan bahwa pemberdayaan petugas pelayanan kesehatan kepada penderita diabetes dan pemberdayaan diri diabetes menunjukkan hasil posi-

Dengan membandingkan nilai rata-rata hitung pada masing-masing kelompok usia diketahui bahwa konsumen dengan usia lebih dari 49 tahun (mean 4,1667) memiliki tingkat komitmen

Based on the results of the study, it is concluded that the implementation of PTSL through stages based on the Regulation of the Minister of Agrarian and Spatial Planning / Head

Menimbang, bahwa dengan demikian putusan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan harus dikuatkan dan oleh karena itu Penggugat/Pembanding sebagai pihak

Simulasi dilakukan untuk mengetahui penyebaran jumlah penderita HIV di setiap kabupaten/kota dan mengetahui daerah yang berpotensi endemik HIV/AIDS di Provinsi Jawa Tengah

Kaitannya antara citra dan komunikasi adalah ketika suatu perusahaan dapat menginformasikan sesuatu dengan baik, dan apabila adanya suatu masalah, perushaan

Peran Purchasing Department dalam Alur Penanganan Daily Market List di Syariah Hotel Solo .... Peran Purchasing Department dalam Pengadaan Barang di Hotel secara