1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan
Kemiskinan dapat dikatakan sebagai ketidak mampuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar hidup individu baik dalam sisi ekonomi makanan maupun non makanan. Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata – rata pengeluaran perkapita sebulan di bawah garis kemiskinan (BPS,2019). Dalam hal ini kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensional yang di pengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Seperti halnya, tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses barang dan jasa, lokasi geografis gender, demografi, kemampuan akses bank atau tabungan, lapangan usaha dan kondisi lingkungan.
Badan pusat statistik Indonesia dalam mengukur kemiskinan menggunakan pendekatan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs approach). Dengan menggolongkan masyarakat ke dalam penduduk
miskin yang memiliki rata – rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan Indonesia pada bulan Maret 2018 telah mengalami peningkatan dimana sebesar Rp. 401.220 per kapita perbulan. Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan berdasarkan non makanan. Garis kemiskinan makanan sendiri dilihat dari nilai pengeluaran 52 komoditi dasar makanan yang riil dikonsumsi oleh masyarakat yang disetarakan dengan 2.100 kilokalori
perkapita perhari. Dan garis kemiskinan non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.
Pengentasan kemiskinan di Indonesia telah dilakukan sejak tahun 1970-an hingga sekarang masih menjadi persoalan utama bagi Indonesia. Dengan angka statistik masih terus memberikan informasi banyaknya jumlah penduduk miskin di daerah – daerah Indonesia. Pada gambar grafik 1.1 kondisi kemiskinan Indonesia dari tahun 2008 – 2018 telah berhasil turun sebesar 9,82% pada tahun 2018 atau turun sebesar 25,95 juta jiwa.
Sumber :(BPS:2019) Laporan Perhitungan Dan Analisis Makro Kemiskinan Indonesia 2018
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 2008 – 2018.
Selain penurunan jumlah penduduk miskin, perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat terus meningkat dengan peningkatanya jumlah pendapatan masyarakat yang tercermin dari pola pengeluaran masyarakat. Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia memiliki kepadatan penduduk yang tinggi sebesar 269 juta jiwa. Kondisi jumlah penduduk yang tinggi sering di kaitkan sebagai penghambat tujuan dari pembangunan
15.42 14.15 13.38 12.36 11.66 11.46 10.96 11.13 10.7 10.12 9.82 34.96 32.53 31.02 30.01 28.71 28.6 27.73 28.51 27.76 26.58 25.95 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Persen Jumlah penduduk miskin
2 7 .4 3 2 2 .6 6 2 1 .0 3 1 7 .8 5 1 5 .8 3 1 5 .6 8 1 5 .4 1 1 4 .6 3 1 3 .6 9 1 2 .8 2 1 3 .0 1 1 1 .8 1 1 1 .3 2 1 1 .2 2 1 1 .1 9 1 0 .8 5 8 .9 4 8 .8 7 7 .5 9 7 .8 5 7 .3 7 7 .2 1 7 .2 5 6 .6 2 6 .8 6 6 .5 5 6 .0 6 5 .8 3 5 .2 5 5 .1 4 .7 7 4 .6 5 3 .9 1 3 .5 5 P A P U A P A P U A B A R A T N T T M A L U K U G O R O N T A L O A C E H B E N G K U L U N T B S U L A W E S I … S U M A T E R A … L A M P U N G D I Y O G Y A K A R T A S U L A W E S I … S U L A W E S I B A R A T JA W A T E N G A H JA W A T IM U R S U M A T E R A U T A R A S U L A W E S I … S U L A W E S I U T A R A JA M B I K A L IM A N T A N … R IA U JA W A B A R A T M A L U K U U T A R A K A L IM A N T A N … S U M A T E R A B A R A T K A L IM A N T A N … K E P U L A U A N R IA U B A N T E N K A L IM A N T A N … B A N G K A … K A L IM A N T A N … B A L I D K I JA K A R T A
ekonomi. Kondisi penduduk yang tinggi tanpa adanya modal sumber daya manusia yang baik maka akan memperlambatan pembangunan dan menurunkan kesejahteraan masyarakat yang mengakibatkan kondisi kemiskinan semakin tinggi. Karena itu pemerintah masih terus mengupayakan berbagai penanggulangan dan program kerja guna menurunkan kemiskinan.
Persoalan utama dari kemiskinan di Indonesia yaitu tingginya kondisi disparitas antar provinsi masih cukup tinggi terutama perbedaan kesenjangan tingginya disparitas kemiskinan diantara wilayah daerah perkotaan dan perdesaan. Meskipun penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah telah menyasar ke berbagai kelompok masyarakat dan rumah tangga, masih terdapat beberapa masyarakat yang masih belum terjangkau.
Sumber :(BPS:2018) Laporan Publikasi Berita Resmi Statistik Indonesia 2018
Gambar 1.2 Grafik Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Provinsi di Indonesia Tahun 2018.
Kondisi kemiskinan provinsi di Indonesia berdasarkan gambar grafik diatas sebanyak 16 provinsi angka kemiskinannya masih di atas 10 persen dan
juga diatas angka kemiskinan nasional. Sisanya, 18 provinsi persentase kemiskinan dibawah angka kemiskinan nasional. Berdasarkan data pada badan pusat statistik Provinsi Papua merupakan provinsi dengan penduduk miskin terbesar, yakni mencapai 915.220 ribu jiwa atau 27,43 persen dari total populasi. Yang kedua, Papua Barat dengan persentase penduduk miskin mencapai 22,66% dan Nusa Tenggara Timur sebesar 21,03%. Meskipun masih menjadi provinsi yang tertinggi di antara provinsi lainnya tetapi pada 2018 tiga provinsi tersebut mengalami penurunan kemiskinan bandingkan dengan tahun sebelumnya.
Beberapa negara syarat untuk penurunan kemiskinan dengan mengoptimalkan peningkatan yang tinggi pada pertumbuhan ekonomi. Dalam mengukur pertumbuhan ekonomi pada wilayah daerah dapat diukur dari deviasi antara produk domestik regional bruto (PDRB) baik nominal maupun per kapita setiap daerah dibandingkan dengan rata-rata nasional. Sebagai salah satu indikator pengukur kinerja perekonomian daerah, maka semakin tinggi tingkat PDRB suatu daerah maka kemiskinan cenderung mengalami penurunan.
Secara umum struktur perekonomian Indonesia pada tahun 2018 masih didominasi oleh kelompok pada provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto yaitu Pulau Jawa, yakni sebesar 58,48 persen , dan Pulau Sumatera berkontribusi sebesar 21,58 persen, diikuti Pulau Kalimantan yang berkontribusi sebesar 8,20 persen. Berdasarkan pertumbuhan PDRB ditahun 2018, provinsi dengan
pertumbuhan tertinggi yaitu Provinsi Maluku Utara sebesar 7,92 persen, diikuti oleh Provinsi Papua sebesar 7,37 persen. Sedangkan Provinsi dengan pertumbuhan PDRB terendah pada tahun 2018 yaitu Provinsi Kalimantan Timur sebesar 2,67 persen dan Provinsi Riau 2,37 persen.
Modal adalah salah satu hal yang mempengaruhi produksi karenannya pemberian bantuan modal dalam bentuk kredit diharapakan dapat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah dalam pengembangan usahanya. Pinjaman dalam bentuk kredit mikro merupakan salah satu cara yang ampuh dalam menangani kemiskinan (Supriyanto, 2006). Di Indonesia lebih dari 99 persen pelaku usaha merupakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Serapan tenaga kerja pada sektor UMKM meningkat sebesar 97 persen dalam lima tahun terakhir. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi peluang untuk memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan sehingga dapat mengurangi kemiskinan.
Pengangguran adalah mereka yang tidak bekerja atau sedang mencari kerja, atau mereka yang sedang mempersiapkan usaha dan mereka yang memiliki pekerjaan tapi belum memulai pekerjaan. Tingginya pengangguran akan mempengaruhi kesejahteraan karna tidak adanya pendapatan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehingga kemiskinan akan semakin tinggi. Menurut Berita Resmi Statistik (BRS) pada bulan agustus tahun 2018, sebanyak 124,01 juta orang adalah penduduk yang bekerja, sedangkan sebanyak 7.211.209 juta orang mengganggur dimana pada tahun 2018 penggangguran turun sebanyak 40 ribu orang. Hal ini, sejalan dengan
kenaikan pada jumlah angkatan kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), yang meningkat sebesar 67,26 persen.
Kemiskinan yang terus menurun ini masih perlu adanya perhatian khusus karna dinilai sangat rentan terjadinya pelonjakan. Berdasarkan pada penjelasan diatas kemiskinan pada Indonesia semakian mengalami penurunan pada setiap tahun. Tetapi masih ada beberapa provinsi di Indonesia yang dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dari Nasional. Berdasarkan pemaparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menjadi dasar penelitian yang berjudul “Analisis Kemiskinan Provinsi Di Indonesia Tahun 2013 – 2018”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang yang sudah dijabarkan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Kemiskinan Provinsi di Indonesia Tahun 2013 – 2018 ?
2. Bagaimana Pengaruh Pengangguran terhadap Kemiskinan Provinsi di Indonesia Tahun 2013 – 2018 ?
3. Bagaimana Pengaruh Kredit UMKM terhadap Kemiskinan Provinsi di Indonesia Tahun 2013 – 2018 ?
4. Bagaimana Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Kemiskinan Provnsi di Indonesia Tahun 2013 – 2018 ?
C. Batasan Penelitian
Agar penelitian ini lebih fokus dan tidak melebar sebanding dengan tujuan penelitian maka pembahasan pada objek hanya menganalisis kemiskinan yang ada pada 33 provinsi yang ada di Indonesia dengan mengunakan data sekunder. Dan batasan masalah hanya berfokus pada pengaruh variabel PDRB, pengangguran, Kredit UMKM dan jumlah penduduk terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia tahun 2013 – 2018.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian sebagai berikut
:
1. Untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Kemiskinan Provinsi di Indonesia Tahun 2013 – 2018.
2. Untuk mengetahui pengaruh Pengangguran terhadap Kemiskinan Provinsi di Indonesia Tahun 2013 – 2018.
3. Untuk mengetahui pengaruh Kredit UMKM terhadap Kemiskinan Provinsi di Indonesia Tahun 2013 – 2018.
4. Untuk mengetahui pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Kemiskinan Provinsi di Indonesia Tahun 2013 – 2018.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengatahuan baru dan sebagai hasil pengembangan Ilmu Ekonomi. Serta dapat difungsikan sebagai dasar untuk memperluas cakupan penelitian yang terdapat hubunganya faktor yang berpengaruh dengan kemiskinan.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan yang menyangkut masalah kemiskinan