• Tidak ada hasil yang ditemukan

Server VoIP IP PBX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Server VoIP IP PBX"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

di Universitas Kanjuruhan Malang

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Jenjang Pendidikan Strata 1

Disusun Oleh :

Heru Cahyono (070403020014)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

2012

(2)

ii

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN PABX DI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG” oleh Heru Cahyono ini telah

diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Yusriel Ardian, S.Kom Alexius Endy Budianto, S.Kom, MMTi

(3)

iii

DI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

Disusun oleh :

HERU CAHYONO 070403020014

Telah diuji dan di pertahankan dihadapan sidang komisi dan sidang skripsi pada tanggal 21 September 2012

dan telah memenuhi syarat serta dinyatakan lulus

Komisi Sidang, Komisi Penguji,

Yusriel Ardian, S.Kom Wiji Setiyaningsih, M.Kom

Ketua Komisi Sidang/Pembimbing I Penguji I

Alexius Endy Budianto, S.Kom, MMTi Ir. Rachman Kurniawan

Pembimbing II Penguji II

Eko Fachtur Rochman, S.Kom

Penguji III Malang, 17 Oktober 2012

DEKAN FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

Yoyok Seby Dwanoko, S.Kom, M.Kom

(4)

iv

PERSEMBAHAN

(5)

v

ABSTRAK

Cahyono, Heru, 2012. Implementasi Server VoIP IP PBX Untuk Meningkatkan Kualitas Layanan PABX di Universitas Kanjuruhan Malang. Skripsi, Program Studi Sistem Informasi, Universitas Kanjuruhan Malang. Pembimbing I : Yusriel Ardian, S.Kom. Pembimbing II : Alexius Endy Budianto, S.Kom. MMTi.

Kata kunci: Pelayanan, VoIP IP PBX, Quality of Service (QoS), Mean Opinion Score (MOS).

VoIP adalah teknologi yang menawarkan telepon melalui jaringan IP (Internet Protocol) dan mengalami perkembangan menjadi VoIP IP PBX yang dapat menggabungkan VoIP dengan PABX (Private Automatic Branch

Exchange), penggunaan teknologi VoIP IP PBX akan semakin mempermudah

dan menekan biaya untuk penambahan ekstension telepon analog yang ada di PABX tanpa harus menambah PABX.

Universitas Kanjuruhan Malang memiliki struktur jaringan yang masih kurang maksimal, khususnya untuk pemanfaatan jalur lokal sebagai alternatif media dalam berkomunikasi suara di kalangan instansi selain menggunakan PABX.

Dengan menggunakanVoIP IP PBX yang memiliki banyak extension, memungkinkan penambahan extension yang banyak dan bahkan setiap meja staf mempunyai extension, untuk QoS dan MOS dari pengujian sistem memiliki kriteria baik sesuai standart ITU-T.

Dalam segi keamanan enkripsi data kurang terjamin tetapi bisa diatasi dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN) yang memberikan

authentication untuk memastikan bahwa kedua ujung dalam koneksi adalah user

yang sesuai diberikan kewenangan untuk mengakses suatu server.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang bisa terukir untuk mengungkapkan rasa Syukur kepada

Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga laporan

skripsi yang berjudul “Implementasi Server VoIP IP PBX untuk

Meningkatkan Kualitas Layanan PABX di Universitas Kanjuruhan Malang”

ini bisa diselesaikan dengan baik.

Kelancaran penyelesaian skripsi ini juga tidak lepas dari adanya bantuan

moril maupun materiil dan kerja sama dari semua pihak, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi untuk

menyelesaikan Skripsi ini.

2. Teman-teman Fakultas Teknologi Informasi yang selalu membantu dan

memberi motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.

3. Bapak Yusriel Ardian, S.Kom, selaku dosen pembimbing I yang

memberikan semangat, petunjuk dan pengarahan dalam menyelesaikan

laporan Skripsi ini.

4. Bapak Alexius Endy Budianto, S.Kom, MMTi selaku dosen

pembimbing II yang memberikan semangat, petunjuk dan pengarahan

dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.

5. Saudara Rizal Mochtar selaku staf Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kanjuruhan Malang.

6. Bapak Yoyok Seby Dwanoko S.Kom, M.Kom, selaku Dekan Fakultas

Teknologi Informasi Universitas Kanjuruhan Malang.

(7)

vii

7. Bapak Moh. Sulhan, S.T, selaku Kaprodi SI Fakultas Teknologi

Informasi Universitas Kanjuruhan Malang.

8. Bapak Dr. Hadi Sriwiyana, SH, MM, Selaku Rektor Universitas

Kanjuruhan Malang.

Laporan Skripsi yang terselesaikannya ini masih banyak kekurangan

bahkan jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat diharapkan dari pembaca sekalian guna peningkatan mutu

pengembangan pada penyusunan dimasa yang akan datang.

Dengan harapan semoga apa yang telah penulis susun ini dapat menjadi

acuan dalam perkembangan teknologi informasi dan khususnya dalam lingkup

prodi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi dan Universitas

Kanjuruhan Malang secara umum.

Malang, 17 Oktober 2012

Penulis

(8)

viii

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan Penulisan ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Metodologi Penelitian... 4

1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ... 5

(9)

ix

2.2 LAN (Local Area Network) ... 6

2.3 Jaringan Wired ... 7

2.3.1 Komponen-komponen Dalam Jaringan... 7

2.3.2 Topolagi Jaringan ... 11

2.3.3 Layer-layer Jaringan... 15

2.4 Jaringan Wireless ... 19

2.4.1 Model Jaringan WLAN (Wireless Local Area Network) ... 19

2.4.2 Jaringan WLAN dan Ethernet ... 21

2.5 Server ... 21

2.6 Router ... 22

2.6.1 Protokol Rute (Routing Protocol) ... 23

2.7 Analog ... 24

2.8 Digital ... 24

2.9 Earphone, Headphone, dan Headset ... 25

2.10 Sistem Operasi Linux ... 25

2.10.1 Sejarah Linux ... 25

2.10.2 Macam Distro Linux ... 26

2.10.3 Linux Ubuntu ... 27

2.10.4 Fitur-fitur Linux ... 27

2.11 PABX... 28

2.12 VoIP ... 29

(10)

x

2.14.1 Quality of Service (QoS) ... 32

2.14.1.1 Delay ... 33

2.14.1.2 Jitter ... 34

2.14.1.3 Packet Loss ... 35

2.14.1.4 Throughput ... 35

2.14.2 Mean Opinion Score (MOS) ... 36

2.15 IP PBX ... 37

2.15.1 Protokol IP PBX ... 38

2.15.2 Trunk ... 39

2.15.3 Extension ... 39

2.16 Analog Telephony Card ... 40

2.16.1 FXS ... 40 2.16.2 FXO ... 40 2.17 X-Lite... 41 2.18 Briker ... 41 2.18.1 Komponen Briker ... 42 2.19 Iperf ... 43

2.20 Chain & abel ... 44

2.21 Flowchart (Diagram alir ) ... 44

(11)

xi

3.1.1 Kondisi PABX ... 46

3.1.1.1 Topologi Jaringan Staf ... 46

3.1.1.2 Topologi Jaringan PABX ... 47

3.1.1.3 Analisa Kelemahan Sistem ... 49

3.2 Perencanaan Sistem ... 50

3.2.1 Kebutuhan Client atau Pengguna ... 50

3.2.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras Minimal Client VoIP ... 50

3.2.1.2 Kebutuhan Perangkat Keras Minimal Client PABX ... 51

3.2.1.3 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 51

3.2.2 Kebutuhan Sistem ... 51

3.2.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras Minimal ... 51

3.2.2.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 51

3.2.3 Topologi VoIP IP PBX ... 52

3.2.4 Topologi Jaringan Staf dengan Jaringan VoIP IP PBX ... 53

3.3 Desain Sistem ... 53

3.3.1 Perancangan Server ... 54

3.3.2 Alur Pembuatan Extension ... 55

3.3.3 Alur Registrasi Extension ... 55

3.3.4 Alur Call ke Sesama VoIP ... 56

3.3.5 Alur Call dari VoIP ke Telepon Analog ... 57

3.3.6 Alur Call dari Telepon analog ke VoIP ... 58

(12)

xii

4.2 Konfigurasi Pada Sisi Client ... 61

4.3 Perancangan Pengujian ... 61

4.3.1 Perancangan Pengujian Koneksi ... 61

4.3.2 Perancangan Pengujian Server ... 62

4.3.3 Perancangan pengjian Client ... 65

4.4 Pengujian Pada Sisi Server ... 66

4.5 Pengujian Pada Sisi Client ... 68

4.6 Pengujian Sistem ... 70 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 78 5.2 Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN ... 81

heroe_tjahjono@yahoo.com

(13)

xiii

Gambar 2.4 NIC ... 8

Gambar 2.5 Kabel Jaringan ... 8

Gambar 2.6 Konektor RJ-45 ... 9

Gambar 2.7 Hub ... 9

Gambar 2.8 Switch ... 10

Gambar 2.9 Topologi BUS ... 12

Gambar 2.10 Topologi Star ... 13

Gambar 2.11 Topologi Ring ... 14

Gambar 2.12 Topologi Mesh ... 15

Gambar 2.13 OSI 7 Layer ... 16

Gambar 2.14 Mode ad-hoc ... 20

Gambar 2.15 Mode Infrastuktur ... 20

Gambar 2.16 Jaringan WLAN dan Ethernet ... 21

Gambar 2.17 VoIP Card ... 40

Gambar 3.1 Topologi Jaringan Staf Universitas Kanjuruhan Malang ... 47

(14)

xiv

Malang ... 52

Gambar 3.4 Topologi Jaringan Staf Universitas Kanjuruhan Malang dengan VoIP IP PBX ... 53

Gambar 3.5 Alur Kerja Pembangunan server ... 54

Gambar 3.6 Alur Pembuatan Extension ... 55

Gambar 3.7 Alur Registrasi Extension ... 56

Gambar 3.8 Alur Call Sesama VoIP ... 56

Gambar 3.9 Alur Call dari VoIP ke Telepon Analog... 57

Gambar 3.10 Alur Call dari Telepon Analog ke VoIP ... 58

Gambar 4.1 VoIP Card A400P11 ... 60

Gambar 4.2 Pengujian Ping ... 62

Gambar 4.3 Login Briker ... 63

Gambar 4.4 Login Awal Briker ... 63

Gambar 4.5 Tampilan Administrator ... 64

Gambar 4.6 Hardware VoIP Gateway ... 64

(15)

xv

Gambar 4.9 Status VoIP Client ... 68

Gambar 4.10 VoIP Gateway Undetected ... 68

Gambar 4.11 Registrasi Tidak Sukses ... 69

Gambar 4.12 Status Panggilan ... 71

Gambar 4.13 Client Rektorat Kondisi Idle ... 73

Gambar 4.14 Client Rektorat Kondisi Call ... 73

Gambar 4.15 Client Geo Kondisi Idle... 74

Gambar 4.16 Client Geo Kondisi Call ... 74

Gambar 4.17 Alur Data Panggilan ... 75

Gambar 4.18 Penyadapan Data ... 76

Gambar 4.19 Menjalankan Sniffing dan Poison Rouitng ... 76

(16)

xvi

Tabel 2.2 Standar Jitter ... 35

Tabel 2.3 Standar Tingkat Paket Hilang ... 35

Tabel 2.4 Skala Penilain MOS ... 36

Tabel 2.5 Bagan Alir ... 45

Tabel 3.1 Daftar Extension ... 48

Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Lunak ... 60

Tabel 4.2 Pengujian Server ... 67

Tabel 4.3 Pengujian Client ... 69

Tabel 4.4 QoS Client Rektorat ... 72

Tabel 4.5 QoS Client Geo ... 73

(17)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

VoIP adalah teknologi yang menawarkan telepon melalui jaringan IP

(Internet Protocol) dengan terknologi ini mengubah suara menjadi kode digital

melalui jaringan paket-paket data, bukan sirkuit analog telepon biasa. VoIP juga

mengalami perkembangan yaitu VoIP IP PBX yang dapat menggabungkan

VoIP dengan PABX (Private Automatic Branch Exchange), penggunaan

teknologi VoIP IP PBX akan semakin mempermudah dan menekan biaya untuk

penambahan extension telepon analog yang ada di PABX tanpa harus

menambah PABX.

Universitas Kanjuruhan Malang memiliki struktur jaringan komputer yang

dapat dikatakan sebagai jaringan komputer yang besar dan luas cakupannya

tetapi masih kurang maksimal, khususnya untuk pemanfaatan jalur lokal sebagai

alternatif media dalam berkomunikasi suara di kalangan instansi selain

menggunakan PABX. Universitas Kanjuruhan Malang mempunyai 1 PABX

dengan 64 port extension yang digunakan untuk komunikasi antar staf, akan

tetapi jumlah port extension terbatas untuk penambahan extension baru, tentunya

penambahan PABX baru ini akan menambah pembekaan angaran.

Harga yang harus dikeluarkan untuk menambah 8 extension adalah 2,5

juta (agenpabx.com) harga ini hampir sama dengan membuat server VoIP IP

PBX dengan jumlah extension 300 yang tentunya sangat efisien dari pada

membeli PABX baru belum lagi kabel dan telepon analog yang juga perlu

(18)

disediakan.

Dengan jumlah extension server VoIP IP PBX yang demikian banyak,

memungkinkan penambahan extension yang banyak dan bahkan setiap meja staf

mempunyai extension, dan juga teknologi VoIP IP PBX ini bisa diaplikasikan

bukan hanya di telepon analog tetapi juga dapat diintegrasikan di lain device

seperti personal komputer, smartphone, dan device lain yang tentunya support

VoIP, server ini dapat juga digabungkan dengan PABX yang sudah ada di

kampus.

Penelitian ini mencoba merancang sebuah rancangan teknologi VoIP IP

PBX sebagai sistem komunikasi untuk sarana berinteraksi di kalangan akademisi

di wilayah Universitas Kanjuruhan Malang sebagai langkah awal kemajuan

teknologi di kalangan kampus khususnya teknologi ini diharapkan dapat menjadi

langkah awal untuk menerapkan teknologi komunikasi yang dapat diintegrasikan

dengan jaringan di Universitas Kanjuruhan Malang.

1.2 Rumusan Masalah.

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat

dirumuskan masalah yaitu Bagaimana membuat sistem jaringan VoIP IP

PBX yang dapat di gabungkan ke jaringan Universitas Kanjuruhan Malang.

1.3 Batasan Masalah

Supaya tidak meluasnya permasalahan yang akan diteliti, maka

penulis membatasi ruang lingkup permasalahan VoIP IP PBX diantaranya yaitu :

1. Sistem ini hanya ditujukan untuk staf dan karyawan Universitas

Kanjuruhan Malang.

(19)

2. Menggunakan sistem operasi linux Briker 1.2, softphone CounterPath

X-Lite.

3. Tidak membahas video transmission.

1.4 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Institusional

Untuk memenuhi menyelesaikan persyaratan kelulusan program strata 1

program studi sistem informasi di Universitas Kanjuruhan Malang.

b. Tujuan Khusus

Untuk membangun sistem jaringan VoIP IP PBX sebagai alternatif

komunikasi murah dan efesien, sehingga dapat mengoptimalkan

komunikasi dan menghemat anggaran.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dengan judul “Implementasi Server VoIP IP PBX

Untuk Meningkatkan Kualitas Layanan PABX di Universitas Kanjuruhan Malang” adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Untuk menumbuhkembangkan kreativitas di bidang teknologi khususnya

teknologi networking serta sebagai bentuk pemahaman dan penerapan ilmu yang

diperoleh selama kuliah.

2. Bagi instansi

Dapat menggunakan sistem yang telah diimplementasikan untuk

dipakai dalam jaringan di Universitas Kanjuruhan Malang.

Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

(20)

1.6 Metodologi Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:

Studi Literatur

Studi literatur ini dilakukan dengan membaca buku-buku yang

berhubungan dengan VoIP IP PBX, selain itu penulis juga mencari jurnal serta

e-book dari internet, dengan maksud agar diperoleh dasar teoritis dan gambaran

tentang VoIP IP PBX.

Studi Lapangan

Studi lapangan di Universitas Kanjuruhan Malang dilakukan untuk

mendapatkan gambaran yang sebenarnya tentang topologi jaringan, letak hub,

switch dan access point, dan serta mendapatkan data-data yang diperlukan

untuk menjalankan perangkat PABX. Melalui survey dapat ditentukan sistem

yang akan dipakai nantinya.

Pembuatan sistem

Melakukan perancangan sistem untuk diimplementasikan di jaringan

Universitas Kanjuruhan Malang.

Pengujian sistem

Setelah semua perangkat lunak diolah sedemikian rupa maka

dilakukan suatu pengujian apakah perangkat lunak yang telah diolah dapat

bekerja sesuai sistem yang telah dirancang.

(21)

1.7 Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi yang akan disusun memiliki kerangka pembahasan sebagai

berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Penjelasan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan dan manfaat, metodologi serta sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Landasan teori digunakan untuk menunjang penyelesaian skripsi

ini akan diuraikan dalam bab ini sesuai dengan kaitannya dalam

perancangan sistem VoIP IP PBX pada Universitas Kanjuruhan

Malang.

BAB III. PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini akan di bahas mengenai tahap-tahap perancangan

sistem VoIP IP PBX dan proses kerja sistem yang ideal pada

Universitas Kanjuruhan Malang.

BAB IV. IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN JARINGAN DAN UJI

COBA

Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi perencangan dan

pengujian dari desain sistem yang telah dibuat supaya diketahui hasil

dari tujuan yang telah dijelaskan.

BAB V. PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari pembahasan

bab sebelumnya serta beberapa kemungkinan pengembangan dan

penyempurnaan dari tugas akhir ini.

(22)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer (Computer Network) yang disebut secara singkat

dengan jaringan adalah hubungan dari dua atau lebih komputer , dan perangkat

lainnya (seperti printer, hard drive external, modem dan router), yang terhubung bersama sehingga mereka dapat berkomunikasi, berbagi data, perangkat keras dan sumber daya lainnya. (Sulton Harsanto, 2010:7)

2.2 LAN (Local Area Network)

Local area network memberikan fungsi pengiriman data melalui berbagai

jenis jaringan fisik. Local area network beroperasi pada layer 1 (layer physical)

dan 2 (layer data link) dalam model referensi OSI yang bekerja secara sinergi

untuk melaksanakan tugas terbentuknya komunikasi data dengan design yang

bagus dari environment jaringan.

Local area network (LAN) terdiri dari komputer, network interface card

(NIC), networking medium, piranti pengendali traffic jaringan, dan piranti

peripheral jaringan lainnya. LAN memungginkan suatu kantor bisnis yang

menggunakan technology komputer untuk berbagi secara efficient seperti files,

printer, dan memungkinkan komunikasi informasi seperti E-mail, telephone VoIP,

Skype, dan lain-lain.

(23)

Gambar 2.1 Local Area Network (LAN)

2.3 Jaringan Wired

Wired networking ini merupakan dasar dari jaringan komputer, yaitu

dengan menggunakan kabel sebagai penghubung antara komputer satu dengan

komputer lainnya. Pada awalnya kabel jaringan menggunakan coaxial yang

kemudian berkembang menjadi UTP, STP, dan Fiber Optic. Tetapi yang biasa

digunakan saat ini adalah kabel UTP karena relatif lebih murah dibandingkan

dengan STP dan Fiber Optic. Masing–masing kabel mempunyai transmisi data

yang berbeda–beda dimulai dari 10 Mbps hingga 1 Gbps.

2.3.1 Komponen-Komponen dalam Jaringan NIC

NIC atau kartu antarmuka jaringan atau kartu jaringan merupakan

peralatan yang memungkinkan terjadinya hubungan antara jaringan dengan

komputer workstation atau jaringan dengan komputer server. Kebanyakan NIC

merupakan peralatan internal yang dipasangkan pada slot ekspansi dalam

komputer baik slot ekspansi ISA maupun slot ekspansi PCI. Bahkan pada

beberapa mainboard komputer, NIC sudah dipasang secara onboard, artinya

(24)

menyatu dengan mainboard. Dalam komputer netbook NIC kadang – kadang

dipasang pada slot PCMCIA.

Gambar 2.4 NIC

Kabel Jaringan

Sebuah Workstation tidak akan dapat berfungsi bila peralatan NIC secara

fisik tidak terhubung, hubungan tersebut dalan LAN dikenal sebagai media

transmisi yang umumnya berupa kabel adapun beberapa contoh dalam media

transmisi adalah :

1. Kabel Coaxial

2. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

3. Kabel STP (Shielded Twisted Pair)

4. Kabel Fiber Optic

Gambar 2.5 Kabel Jaringan

(25)

Konektor

Konektor digunakan sebagai alat untuk menyambungkan koneksi antara

kabel jaringan dan NIC. Konektor pada kabel jaringan contohnya adalah:

1. BNC konektor

2. Rj-45 konektor

3. Rj-11 konektor

Gambar 2.6 Konektor RJ-45

Hub

Hub digunakan untuk meneruskan sinyal dan digunakan untuk memecah

sinyal jaringan akan tetapi tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan dari

sebuah data. Hub berkerja pada lapisan fisik berbeda dengan switch yang bekerja

pada lapisan data Link Layer.

Gambar 2.7 Hub

(26)

Switch

Switch adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan LAN yang

terpisah serta menyediakan filter paket antar LAN. Switch adalah peraltan

multiport, masing – masing dapat mendukung satu workstation, jaringan Ethernet

atau jaringan Token Ring. Meskipun terhubung dengan jaringan yang berbeda

pada masing – masing port, switch dapat memindahkan paket data antar jaringan

apabila diperlukan. Dalam hal ini switch berlaku seperti bridge multiport yang

sangat cepat (paket data difilter oleh switch sesuai dengan alamat yang dituju).

Switch digunakan untuk meningkatkan kinerja jaringan suatu organisasi

dengan cara membagi jaringan yang besar dalam beberapa jaringan yang lebih

kecil, tetapi masih menyediakan interkoneksi yang memadai antar jaringan.

Switch meningkatkan kinerja jaringan dengan cara menyediakan dedicated bandwith pada masing – masing port tanpa mengganti peralatan yang ada, seperti

NIC, Hub, kabel, router atau bridge yang sudah terpasang. Switch juga dapat

mendukung banyak transmisi secara serentak.

Gambar 2.8 Switch

(27)

Sistem Operasi Jaringan

Sebagaimana dengan halnya dengan perangkat komputer yang bisa

beroperasi setelah ada sistem operasi, maka sebuah jaringanpun dapat berkerja

setelah ada sistem operasi yang mengatur jaringan tersebut. Sistem operasi pula

yang mampu membedakan arsitektur suatu jaringan dan mampu memanfaatkan

fasilitas-fasilitas yang ada pada jaringan. Misalnya, sistem operasi dapat mengatur

pemanfaatan fasilitas seperti print server untuk berbagi pakai perangkat printer.

2.3.2 Topologi Jaringan

Jaringan komputer bisa diklasifikasikan kepada topologi jaringan yang

dibuatnya sebagai topologi Bus, topologi Star, topologi Ring, topologi Mesh,

topologi Star-Bus, topologi Tree atau Hierarchical topology network.

Topologi Network menentukan cara bagaimana peranti dijaringan melihat

relasi logis meraka satu dengan lainnya. Penggunaan kata logical disini

merupakan hal yang signifikan karena topologi jaringan komputer tidak ada

hubungannya dengnan layout fisik dari jaringan. Maksudnya, walaupun jaringan

komputer tersebut diletakkan secara layout linear, tapi apabila dibuat

menggunakan hub maka tetap saja sisebut jaringan fisik dengan topologi star .

Macam – macam topologi:

Bus

Jaringan dengan topologi Bus adalah jaringan dimana beberapa client

dihubungkan menggunakan line komunikasi yang berbagi yang disebut Bus.

Jaringan bus merupakan jaringan yang mudah dibuat untuk menghubungkan

client yang ada. Namun kekurangannya adalah apabila dua client ingin

(28)

mentransmisikan data pada saat yang sama maka akan ada collition atau tabrakan

data.

Gambar 2.9 Topologi BUS

Star

Star merupakan salah satu topologi jaringan yang paling sering diterapkan

di kehidupan nyata. Jaringan ini memiliki bentuk yang paling sederhana. Sebuah

jaringan topologi Star terdiri atas satu switch atau Hub yang berfungsi sebagai

pusat untuk melakukan transmisi data di jaringan.

Sifat dari simpul tengah adalah pasif, simpul asal mentolerir penerimaan

dari pantulan transmisinya sendiri yang di-delay oleh waktu transmisi dua arah

ked an dari simpul tengah. Topologi star mengurangi kemungkinan kegagalan

jaringan karena semua simpul jaringan terhubung ke hub. Hub ini yang akan

melakukan broadcast ulang ke semua simpul yang terhubung kepadanya, kadang

termasuk ke simpul aslinya.

Semua periferal bisa berkomunikasi berkat adanya simpul sentral (hub)

tersebut. Jika ada salah satu line yang putus dari simpul sentral, maka simpul –

simpul di komputer lain akan tetap tidak terganggu dan hanya komputer yang

terputus akan terpengaruh. Namun topologi star juga memiliki kekurangan

(29)

dimana terlalu pentingnya fungsi hub, sehingga ketika hub tidak berfungsi seluruh

jaringan akan down.

Gambar 2.10 Topologi Star

Ring

Topologi ring merupakan topologi jaringan dimana setiap simpul akan

terhubung ke 2 simpul lainnya sehingga membentuk lingkaran yang berfungsi

sebagai line untuk transfer data. Data akan dijalankan dari simpul ke simpul yang

konsekuensinya tiap simpul akan menangani tiap paket.

Karena topologi ring menyediakan hanya satu jalan antara dua simpul,

maka jaringan yang menggunakan topologi ini bisa terganggu dengan

terganggunya sebuah link. Kegagalan sebuah simpul atau rusaknya kabel bisa

membuat semua simpul ring akan terisolasi. Untuk menggulangi hal ini

digunakan FDDI dimana data akan dikirim dalam bentuk searah jarum jam dan

juga kebalikan arah dari jarum jam.

(30)

Gambar 2.11 Topologi Ring

Mesh

Topologi mesh merupakan sebuah cara untuk melakukan routing data,

suara dan instruksi antar simpul. Topologi mesh memungkinkan koneksi kontinyu

dan rekonfigurasi di jalur yang putus atau terblok. Caranya adalah dengan

melakukan lompotan dari simpul ke simpul sehingga simpul tujuan terdeteksi.

Topologi mesh berbeda dengan tipe jaringan yang lain dimana komponen

dari topologi mesh bisa saling terhubung menggunakan rute yang berlainan.

Topologi mesh merupakan salah satu tipe jaringan yang bisa menyembuhkan diri

sendiri atau dengan kata lain jaringan akan tetap beroperasi walaupun ada simpul

yang down atau koneksi jadi jelek, selama masih ada simpul lainnya yang

terhubung.

(31)

Gambar 2.12 Topologi Mesh

2.3.3 Layer-Layer Jaringan

Model OSI (Open System Interconnection) diciptakan oleh ISO

(International Organization for standardization) yang menyediakan kerangka

logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data terinteraksi melalui jaringan.

Standar ini dikembangkan untuk industry komputer agar komputer dapat

berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.

Dalam standarisasi ini suatu jaringan dibagi menjadi 7 lapisan, yang

kemudian sering disebut dengan OSI 7 layer. Ketujuh lapisan tersebut ditujukan

pada gambar 2.13

(32)

Gambar 2.13 OSI 7 Layer

Ketujuh lapisan jaringan model OSI tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Physical layer

Layer (lapisan) ini berhubungan dengan kabel data media fisik lainnya

yang menghubungkan satu peralatan jaringan komputer dengan peralatan jaringan

komputer lainnya. Lapisan ini juga berhubungan dengan sinyal – sinyal listrik,

sinar maupun gelombang radio yang digunakan untuk mengirimkan data. Pada

lapisan ini juga dijelaskan mengenai jarak terjauh yang mungkin digunakan oleh

(33)

sebuah media fisik. Pada lapisan ini juga diatur bagaimana cara melakukan

collision control.

Data link layer

Pada sisi pengirim, lapisan ini mengatur bagaimana data yang akan dikirimkan diubah menjadi deretan angka „1‟ dan „0‟ dan mengirimkannya ke

media fisik. Sedangkan pada sisi penerima, lapisan ini akan berubah deretan angka „1‟ dan „0‟ yang diterima dari media fisik menjadi data yang lebih berarti.

Pada lapisan ini juga diatur bagaimana kesalahan – kesalahan yang mungkin

terjadi ketika transmisi data diperlakukan. Lapisan ini terbagi atas dua bagian

yaitu : Media Acces Control (MAC) yang mengatur bagaimana sebuah peralatan

dapat memiliki akses untuk mengirimkan data dan Logical Link Control (LLC)

yang bertanggung jawab atas sinkronisasi frame, flow control dan pemeriksaan

error. Pada MAC terdapat metode–metode yang digunakan untuk menentukan

siapa yang berhak untuk melakukan pengiriman data. Pada dasarnya metode –

metode ini dapat bersifat terdistribusi (contoh: CSMA/CD atau CSMA/CA) dan

bersifat terpusat (contoh: token ring). Secara keseluruhan, lapisan data link

bertanggung jawab terhadap koneksi dari satu node ke node berikutnya dalam

komunikasi data.

Network layer

Lapisan network bertanggung jawab terhadap koneksi dari pengirim

sampai dengan penerima. Lapisan ini akan menterjemahkan alamat logic sebuah

host menjadi sebuah alamat fisik. Lapisan ini juga bertanggung jawab untuk

mengatur rute yang akan dilalui sebuah paket yang dikirim agar dapat sampai

(34)

pada tujuan. Jika dibutuhkan penentuan jalur yang akan dilalui sebuah paket, maka sebuah router akan menentukan jalur „terbaik‟ yang akan dilalui paket

tersebut. Pemilihan jalur atau rute ini dapat ditentukan secara statis maupun secara

dinamis.

Transport layer

Lapisan ini bertanggung jawab untuk menyediakan koneksi yang bebas

dari gangguan. Ada dua jenis komunikasi data jaringan komputer, yaitu

Connection Oriented dan Connectionless. Pada jenis komunikasi Connection

Orinted data dipastikan sampai tanpa ada gangguan sedikitpun juga. Apabila ada

gangguan, maka data akan dikirimkan kembali. Sedangkan jenis komuniaksi

Connectionless, tidak ada mekanisme untuk memastikan apabila data yang dikirm

telah diterima dengan baik oleh penerima. Biasanya lapisan ini mengubah layanan

yang sangat sederhana dari lapisan network menjadi sebuah layanan yang lebih

lengkap bagi lapisan atasnya. Misalnya, pada layer ini disediakan fungsi control

transmisi yang tidak dimiliki oleh lapisan di bawahnya.

Session layer

Lapisan ini bertanggung jawab untuk membangun, memelihara dan

memutuskan koneksi atar aplikasi. Pada kenyataannya lapisan ini sering digabung

dengan Application Layer.

Presentation layer

Agar berbagi aplikasi jaringan komputer yang ada di dunia dapat saling

terhubung, seluruh aplikasi tersebut harus menggunakan format data yang sama.

Lapisan ini bertanggung jawab atas bentuk format data yang akan digunakan

(35)

dalam melakukan komunikasi. Pada kenyataannya lapisan ini sering pula

digabung dengan Application layer.

Application layer

Lapisan ini adalah dimana interaksi dengan pengguna dilakukan. Pada

lapisan inilah semua jenis program jaringan komputer seperti browser dan email

client berjalan.

2.4 Jaringan Wireless

Jaringan WLAN (Wireless Local Area Network) merupakan salah satu

bentuk jaringan wireless. Jaringan WLAN adalah jaringan yang memungkinkan

dua mesin atau lebih untuk berkomunikasi menggunakan protocol jaringan

standar tetapi tanpa menggunakan media transmisi kabel. Media transmisi yang

digunakan komunikasi pada jaringan WLAN adalah gelombang elektromagnetik

yang dapat berupa sinar infa-merah (infrared, IR), gelombang mikro (microwave)

atau gelombang radio (radio frequency, RF).

2.4.1 Mode Jaringan WLAN (Wireless Local Area Network) Mode Ad-Hoc

Mode Ad-Hoc sering disebut sebagai jaringan peer to peer atau disebut

juga jaringan point to point. Mode Ad-hoc memungkinkan hubungan antar

komputer pada jaringan WLAN tanpa melalui suatu access point.

(36)

Gambar 2.14 Mode ad-hoc

Mode Infrastruktur

Untuk menghubungkan banyak komputer jaringan WLAN harus

dijalankan menggunakan mode infrastruktur. Pada mode infrastruktur diperlukan

peralatan tambahan berupa WAP (wireless access point) atau disebut secara

singkat dengan access point. Access point berlaku seperti hub atau switch pada

jaringan kabel, sehingga access point akan menjadi pusat dari jaringan WLAN.

AP

Gambar 2.15 Mode Infrastruktur

(37)

2.4.2 Jaringan WLAN dan Ethernet

Jaringan WLAN yang bekerja pada mode infrastruktur dapat dihubungkan

dengan jaringan lain misalnya jaringan Ethernet. Untuk berhubungan dengan

jaringan lain diperlukan bridge. Access point yang beredar di pasaran umumnya

sudah dapat difungsikan sebagai bridge.

Gambar 2.16 Jaringan WLAN dan Ethernet

2.5 Server

Menurut Sulton Harsanto yang dijelaskan dalam skripsinya bahwa

server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu

dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan prosesor yang

bersifat scalable dan RAM (Random access memory) yang besar, juga dilengkapi

dengan sistem operasi khusus, yang disebut sebagai sistem operasi jaringan.

Server juga menjalankan perangkat lunak administratif yang mengontrol akses

terhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat di dalamnya, seperti halnya

berkas atau pencetak, dan memberikan akses kepada stasiun kerja anggota

jaringan.

(38)

2.6 Router

Router merupakan perangkat jaringan yang bekerja pada Layer 3 (layer network) model OSI. Karena bekerja pada layer network, maka router mempunyai

kemampuan dalam meneruskan paket informasi berdasarkan alamat grup suatu

kelas jaringan.

Router berfungsi untuk menyeleksi paket informasi yang masuk, memilih

jalur terbaik dan kemudian meneruskan paket tersebut melalui port keluaran.

Router merupakan perangkat regulator trafik/ lintas informasi yang sangat penting

dalam suatu jaringan berskala luas dimana memungkinkan komunikasi antar

komputer tanpa memandang letak geografis. Secara singkat dan mudah, router

berfungsi sebagai penghubung antar dua bagian/segmen jaringan. Berdasarkan

perangkatnya, router dapat dibedakan:

Router Hardware

Router jenis ini terdiri dari rangkaian chip/IC yang terintegrasi untuk

menyeleksi paket informasi yang masuk melalui port masukan (dapat berupa

10BASE-T, AUI, Serial, dan sebagainya) dan mengeluarkan hasilnya ke port

keluaran. Router hardware umumnya identik dengan CISCO, walaupun terdapat

beberapa perusahaan lain yang membuat hardware router, antara lain MikroTik

RouterOSTM , 3COM, Accend, Nortel, dan sebagainya.

Router Software

Router software adalah sebuah aplikasi yang dapat berfungsi sebagai router yang dapat dijalankan pada komputer biasa dengan menambah perangkat.

Kelebihan dari router software adalah dari segi biaya lebih murah tapi kehandalan

(39)

tidak kalah dengan router hardware, sehingga masih banyak yang memanfaatkan

router software untuk pengelolaan jaringan. 2.6.1 Protocol Rute (Routing Protocol)

Routing adalah proses membawa paket data dari satu host asal ke host

tujuan melalui satu atau beberapa host node lainnya. Secara umum mekanisme

koordinasi routing dapat dibagi menjadi dua, yaitu routing statis dan routing

dinamis, dengan penjelasan sebagai berikut:

Routing Statis

Pada routing statis, entri – entri dalam forwarding table router diisi dan

dihapus secara manual sedangkan pada routing dinamis perubahan dilakukan

melalui protocol routing. Routing statis adalah pengaturan routing paling

sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing

statis murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding

table di setiap router yang berada dalam jaringan tersebut.

Penggunaan routing statis dalam sebuah jaringan yang kecil bukanlah

sebuah masalah hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table

disetiap router. Sebaliknya jika harus melengkapi forwarding table disetiap router

yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar.

Routing Dinamis

Routing dinamis adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban

mengisi entri–entri forwarding table secara manual. Protocol routing mengatur

router –router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling

memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table,

(40)

tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router–router mengetahui

keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram kearah yang

benar.

2.7 Analog

Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinu,

yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua

parameter atau karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah

amplitude dan frekuensi. Gelombang pada sinyal analog yang umumnya

berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo,

frekuensi dan phase. Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan

dari sinyal analog. Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam

satuan detik. Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

2.8 Digital

Digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami

perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya

memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh

derau, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau

pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal

diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit

merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau

satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan

nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum,

(41)

jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n

buah.

2.9 Earphone, Headphone, dan Headset

Earphone adalah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi

gelombang suara. Dipakai dengan cara memasangnya disumpalkan ke dalam

telinga.

headphones mempunyai arti demikian dua earphone yang memiliki bando

yang dikenakan di kepala.

Headset adalah gabungan antara headphone dan earphone. Alat ini

biasanya digunakan untuk mendengarkan suara dan berbicara dengan perangkat

komunikasi atau komputer, misalnya untuk VoIP.

2.10 Sistem Operasi Linux

Sistem operasi linux atau biasa disebut linux adalah sebuah sistem operasi

yang tampilan dan cara kerjanya mirip dengan sistem operasi Unix. Sistem

operasi ini dibawah lisensi GPL ( General Public Licence) dimana setiap

pengembang mendapat kebebasan memodifikasi dan mendistribusikan ulang

sistem operasi ini.

2.10.1 Sejarah Linux

Semua berawal dari seorang mahasiswa University Of Helsinki yang

bernama Linus Benedict Torvalds, kelahiran Helsinki, Finlandia tahun 1970. Pada

tahun 1991 dia menggunakan sistem operasi MINIX yang merupakan sistem

operasi berbasis UNIX kecil yang dikembangkan oleh prof. Andrew Tanenbaum

dari der Frein University – Amsterdam. Linus merasakan adanya keterbatasan dan

(42)

kelemahan dari MINIX, sehingga kemudian mencoba mengutak–atik kernel

MINIX dan menjalankannya pada mesin Intel 80386 untuk membuat sebuah

sistem operasi baru yang lebih baik dan gratis.

Akhirnya pada bulan maret 1991, Linus Torvalds mulai mempublikasikan

kernel Linux pertamanya, yaitu versi 0.01, lewat news group dan sekaligus

menawarkannya kepada orang lain untuk mengembangkan sistem itu bersama–

sama. Setelah tiga tahun berlalu dengan berbagai perkembangan yang dilakukan

terhadap kernel-nya, akhirnya pada bulan maret 1994 Linux Versi 1.0 resmi diliris

dan didistribusikan secara gratis ke seluruh dunia, lengkap dengan source

codenya. Sejak saat itulah Linux mulai dikembangkan oleh para hacker sedunia

sehingga menjadikan Linux sebagai sebuah sistem operasi yang diakui

kehadirannya di masa kini.

2.10.2 Macam Distro Linux

Perkembangan Linux sangat pesat, tidak dapat ditentukan secara pasti ada

berapa jumlah distro linux saat ini. Distro yang popular menurut

http://distrowatch.com adalah : 1. Ubuntu 2. Fedora 3. debian 4. Mint 5. Backtrack 6. openSUSE

heroe_tjahjono@yahoo.com

(43)

2.10.3 Linux Ubuntu

Ubuntu merupakan salah satu distribusi linyx yang berbasiskan Debian.

Proyek Ubuntu resmi disponsori oleh Canonical Ltd yang merupakan perusahaan

milik seorang kosmonot asal Afrika Selatan Mark Shuttleworth. Nama Ubuntu

diambil dari nama sebuah konsep ideology dari Afrika Selatan. “Ubuntu” berasal dari bahasa kuno Afrika, yang berarti “rasa perikemanusiaan terhadap sesama

manusia”. Ubuntu juga bisa berarti “aku adalah aku karena keadaan kita semua”.

Tujuan dari distribusi Linux Ubuntu adalah membawa semangat yang terkandung

di dalam Ubuntu ke dalam dunia perangkat lunak. Ubuntu adalah sistem operasi

lengkap berbasis Linux, tersedia secara bebas dan mempunyai dukungan baik

yang berasal dari komunitas maupun tenaga ahli profesional.

2.10.4 Fitur-Fitur Linux

Linux adalah sebuah sistem operasi, dalam distribusinya memiliki fitur –

fitur yang diberikan kepada penggunanya. Beberapa fitur yang diberikan

diantaranya adalah:

Open Source

linux memberikan kesempatan kepada kita untuk melihat kode program

penyusunnya sehingga kita dapat memastikan sendiri apa saja yang terdapat

dalam komputer kita.

Stabil

Linux adalah sistem operasi yang stabil karena selalu dilakukan pengujian

secara mendalam sebelum di distribusikan, sistem operasi ini selalu mengikut

(44)

sertakan aplikasi standard server yang bnayak digunakan, diantaranya web server

Apache, dns server bind, ftp server, dan banyak fitur server lainnya.

Support Komunitas

Hampir setiap distro mempunyai situs dan forum diskusi sebagai tempat

berkumpulnya anggota atau pengguna distro tersebut, yang dapat membantu kita

ketika menemukan masalah.

2.11 PABX

Menurut penjelasan Niken Sri Andayani Private Automatic Branch

Exchange (PABX) merupakan teknologi komunikasi yang mengatur hubungan telephone antar pelanggan tanpa harus melalui sentral lokal, serta berfungsi

sebagai gateway dalam menghubungkan ke jaringan Public Switched Telephone

Network (PSTN). Perangkat ini akan mengatur panggilan yang masuk serta

meneruskan panggilan ke nomor tujuannya, sehingga pengguna dapat dengan

mudah melakukan penggilan ke nomor tujuan, cukup dengan menekan nomor

tujuan-nya (nomor extension atau nomor rumah). PABX sendiri dibagi menjadi

beberapa tipe yaitu sebagai berikut:

PABX Digital

Adalah PABX yang mempergunakan pesawat digital untuk extensionnya,

Pesawat digital ini umumnya telah mendukung beberapa fitur seperti Conference

Call, Party, dan sebagainya. Memilki tombol-tombol line atau Flexsibel buton,

pesawat digital hanya bisa digunakan / dipasangkan dengan PABX yang sama

dengan merk/type pesawat digital itu sendiri.

(45)

PABX Analog

Adalah PABX yang hanya mendukung pesawat telepon biasa (seperti

telepon rumah). Kebalikan dari PABX Digital, umumnya fiturnya sangat

sederhana.

PABX Hybrid

Adalah PABX yang bisa menggunakan telepon Digital dan Analog pada

port-Extensionnya. 2.12 VoIP

Voice Over Internet Protocol atau biasa disebut VoIP adalah teknologi

yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet. Data

suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang

mengirimkan paket-paket data dan bukan lewat sirkuit analog telepon biasa. VoIP

merupakan nama lain internet telephony. Internet telephony adalah hardware dan

software yang memungkinkan pengguna internet untuk media transmisi panggilan

telepon. Kualitas Internet telephony ini belum sebaik kualitas koneksi telepon

langsung. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP.

Dalam komunikasi VoIP, pemakai melakukan hubungan telepon melalui

terminal yang berupa PC atau telepon. Terminal akan berkomunikasi dengan

gateway melalui telefoni lokal. Hubungan antar gateway dilakukan melalui network IP. Network IP dapat berupa network paket apapun, termasuk ATM, FR,

internet, intranet, atau line E1. VoIP menawarkan transportasi sinyal yang lebih

murah, feature tambahan, dan transparansi terhadap data komputer. Hambatan

(46)

VoIP saat ini adalah kehandalannya yang di bawah telefoni biasa, dan soal

standarisasi yang akan menyangkut masalah interoperabilitas.

Bentuk paling sederhana dalam sistem VoIP adalah dua buah komputer

terhubung dengan internet. Syarat-syarat dasar untuk mengadakan koneksi VoIP

adalah komputer yang terhubung ke internet, mempunyai kartu suara yang

dihubungkan dengan speaker dan mikrofon. Dengan dukungan perangkat lunak

khusus, kedua pemakai komputer bisa saling terhubung dalam koneksi VoIP satu

sama lain. Bentuk hubungan tersebut bisa dalam bentuk pertukaran file, suara,

ataupun gambar. Penekanan utama dalam VoIP adalah hubungan keduanya dalam

bentuk suara.

Pada perkembangannya, sistem koneksi VoIP mengalami evolusi. Bentuk

peralatan pun berkembang, tidak hanya berbentuk komputer yang saling

berhubungan, tetapi peralatan lain seperti pesawat telephone bisa terhubung

dengan jaringan VoIP. Jaringan data digital dengan VoIP gateway memungkinkan

terjadinya penggabungan jaringan VoIP dengan jaringan PABX atau jaringan

analog telephone biasa.

2.12.1 VoIP Server

Menurut Hidayat VoIP Server adalah bagian utama dalam jaringan VoIP.

Perangkat ini memang tidak wajib ada di jaringan VoIP, tetapi sangat dibutuhkan

untuk dapat menghubungkan banyak titik komunikasi server. Perangkat ini dapat

digunakan untuk mendefinisikan jalur dan aturan antar terminal. Selain itu VoIP

server juga bisa menyediakan layanan-layanan yang biasa ada di perangkat PBX

(Private Branch Exchange), voice mail, Interactive Voice Response (IVR), dan

(47)

lain-lain. Beberapa jenis SoftSwitch juga menyediakan fasilitas tambahan untuk

dapat berkomunikasi dengan SoftSwitch lain di internet. Ada beberapa SoftSwitch

yang dapat anda pilih untuk membangun jaringan VoIP sendiri, semuanya

memiliki lisensi gratis. Contoh dari VoIP server ini adalah Briker.

2.13 Asterisk

Menurut Widi Atmono asterisk adalah telephony toolkit opensource yang

memungkinkan pengembang untuk membuat beberapa macam aplkasi sebagai

interface pada VoIP, dimana sebagian besar aplikasi menyerupai PBX (Private Branch Exchaneg) yang bisa digunakan sebagai IVR (Interface Voice Response), teleconference, dan juga sebagai voice mail system. Oleh karena itu semua fungsi

tersebut disatukan dalam satu server dengan software yang dinamakan

asterisk.

2.14 Kualitas Layanan VoIP

Ada dua pengujian yang biasa digunakan, yaitu uji obyektif dan uji

subyektif. Uji obyektif dilakukan dengan melakukan pengukuran-pengukuran

seperti pengukuran waktu tunda sedangkan uji subyektif dilakukan dengan cara

melakukan survey terhadap sekelompok orang tentang bagaimana kualitas

percakapan suara tersebut.

Uji obyektif melakukan pengujian terhadap faktor-faktor kualitas layanan

seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Metode ini mudah dilakukan

berulang-ulang, cepat, dan efisien sehingga cocok digunakan untuk pengujian dengan

kombinasi parameter. Pada metode ini, aspek fisiologi dan persepsi manusia harus

dimasukkan supaya menghasilkan hasil pengujian yang akurat. Sinyal masukan

(48)

yang diberikan ke dalam pengujian ini harus memenuhi beberapa persyaratan.

Pertama, sinyal masukan harus difilter terlebih dahulu supaya sinyal tersebut

sesuai dengan yang dibutuhkan oleh skema kompresi yang digunakan. Sinyal

masukan yang berada diluar spesifikasi skema kompresi akan memberikan hasil

yang tidak akurat. Kedua, sinyal tersebut harus memiliki panjang waktu tertentu,

tidak boleh terlalu singkat dan tidak boleh terlalu lama. Dari pengujian-pengujian

yang telah dilakukan, panjang sinyal masukan yang ideal adalah 8 sampai 10

detik. Faktor terakhir adalah jenis suara yang digunakan, jenis suara yang

digunakan untuk pengujian haruslah sama.

Uji subyektif dilakukan untuk mencari persepsi kualitas suara rata-rata dari

suatu sistem. Uji ini dapat dilakukan dengan melakukan survey kepada

sekelompok orang dan meminta pendapat mereka. Mereka diminta untuk menilai

kualitas suara dengan memberikan suatu nilai misalnya antara 1 sampai 5.

Kemudian dari hasil tersebut dapat dicari dari Mean Opinion Score (MOS). (Liza

Yenni, 2010:27)

2.14.1 Quality of Services (QoS)

Quality of Services adalah kemampuan dari sebuah layanan yntuk

menjamin performansi dan merupakan parameter untuk mengukur kualitas dari

sebuah layanan. Lembaga Standarisasi ITU-T mendefenisikan QoS sebagai

pengaruh performansi secara keseluruhan yang menentukan tingkat kepuasan

pengguna layanan. QoS pada jaringan meliputi utilisasi, packet loss, delay, dan

availibilitas, jitter.

(49)

2.14.1.1 Delay

Total waktu tunda merupakan penjumlahan dari waktu tunda

pemrosesan, waktu tunda paketisasi, waktu tunda antrian, waktu tunda propagasi,

dan waktu tunda akibat jitter buffer di sisi penerima. Waktu tunda sangat

mempengaruhi kualitas layanan suara, karena pada dasarnya suara memiliki karakteristik ”timing”. Urutan pengucapan tiap suku kata yang ditransmisikan

harus sampai ke sisi penerima dengan urutan yang sama pula sehingga dapat

terdengar dengan baik secara real-time. ITU (International Telecommunication

Union) G.114 membagi karakteristik waktu tunda berdasarkan tingkat

kenyamanan user, seperti pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pengelompokan Waktu Tunda Berdasarkan ITU-T G.114

Ada beberapa komponen waktu tunda yang terjadi di jaringan. Komponen

waktu tunda tersebut yaitu waktu tunda pemrosesan, waktu tunda paketisasi,

waktu tunda propagasi, dan waktu tunda akibat adanya jitter buffer di terminal

penerima. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa jenis waktu tunda yang dapat

mempengaruhi kualitas layanan telepon internet:

Waktu Tunda Pemrosesan

Waktu tunda yang terjadi akibat proses pengumpulan dan pengkodean

sampel analog menjadi digital. Waktu tunda ini tergantung pada jenis codec yang

digunakan.

(50)

Waktu Tunda Paketisasi

Waktu tunda ini terjadi akibat proses paketisasi sinyal suara menjadi

paket-paket yang siap ditransmisikan ke dalam jaringan.

Waktu Tunda Antrian

Waktu tunda yang disebabkan oleh antrian paket data akibat terjadinya

kongesti atau penimbunan jaringan.

Waktu Tunda Propagasi

Waktu tunda ini disebabkan oleh medium fisik jaringan dan jarak yang

harus dilalui oleh sinyal suara pada media transmisi data antara pengirim dan

penerima.

Waktu Tunda Akibat Jitter Buffer

Waktu tunda ini terjadi akibat adanya jitter buffer yang digunakan untuk

meminimalisasi nilai jitter yang terjadi.

2.14.1.2 Jitter

Jitter merupakan perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di

terminal tujuan. Jitter dapat disebabkan oleh terjadinya kongesti, kurangnya

kapsitas jaringan, variasi ukuran paket, serta ketidakurutan paket. Faktor ini perlu

diperhitungkan karena karakteristik komunikasi voice adalah sensitif terhadap

waktu tunda dan jitter. Untuk meminimalisasi jitter dalam jaringan maka perlu

diimplementasikan suatu buffer yang akan menahan beberapa urutan paket

sepanjang waktu tertentu hingga paket terakhir datang. Namun adanya buffer

tersebut akan memepengaruhi waktu tunda total sistem akibat adanya tambahan

(51)

proses untuk mengompensasi jitter. Tabel 2.2 menjelaskan mengenai standart

nilai jitter yang mempengaruhi kualitas layanan VoIP.

Tabel 2.2 Standar Jitter

2.14.1.3 Packet Loss

Sinyal suara pada telepon internet akan ditransmisikan dalam jaringan

IP dalam bentuk paket-paket IP. Karena jaringan IP merupakan best effort

network maka tidak ada jaminan pada pengiriman paket tersebut. Setiap paket

dapat dirutekan pada jalur yang berbeda menuju penerima. Pada best effort

network tidak ada perbedaan antara paket data voice dengan paket-paket data

lainnya yang mengalir di jaringan. Maka dari itu tentunya akan mempengaruhi

kualitas layanan. Tabel 2.3 memperlihatkan standar tingkat paket hilang pada

jaringan.

Tabel 2.3 Standar Tingkat Paket Hilang

2.14.1.4 Throughput

Throughput adalah jumlah total kedatangan paket IP sukses yang

diamati di tempat pengukuran pada destination selama interval waktu tertentu

dibagi oleh durasi interval waktu tersebut (sama dengan, jumlah pengiriman paket

(52)

IP sukses per service-second). Berikut adalah perhitungan rumus dalam mencari

nilai throughput :

Keterangan :

Throughput = kemampuan suatu jaringan dalam

mengirimkan data (Mbps)

Jumlah bit yang dikirim = total jumlah data yang dikirim (bit)

Total waktu pengiriman = total waktu yang dikirim dalam

pengiriman data (s)

2.14.2 Mean Opinion Score (MOS)

Merupakan sistem penilaian yang berhubungan dengan kualitas suara yang

di dengar pada ujung pesawat penerima. Standar penilaian MOS dikeluarkan oleh

ITU-T pada tahun 1996. Tabel 2.4 adalah tabel yang menunjukkan skala penilaian

MOS. MOS memberikan penilaian kualitas suara dengan skala 1 (satu) sampai 5

(lima), dimana satu mempresentasikan nilai kualitas suara yang paling buruk dan

lima mempresentasikan kualitas suara yang paling baik. Penilaian dengan

menggunakan MOS masih bersifat subyektif karena kualitas pendengaran dan

pendapat dari masing-masing pendengar berbeda-beda.

Tabel 2.4 Skala Penilaian MOS

(53)

Berdasarkan rekomendasi ITU-T G.175, batas minimum dari nilai MOS masih

dapat diterima adalah 2,6 poin dari rata-rata score yang diberikan oleh beberapa

pengguna.

2.15 IP PBX

IP PBX atau Internet Protocol Private Branch Exchange adalah PABX

yang menggunakan teknologi IP. IP PBX adalah perangkat switching komunikasi

telepon dan data berbasis teknologi Internet Protocol (IP)yang mengendalikan

extension telepon analog (TDM) maupun extension IP Phone. Fungsi-fungsi yang

dapat dilakukan antara lain penyambungan, pengendalian, dan pemutusan

hubungan telepon; translasi protocol komunikasi, translasi media komunikasi atau

transcoding, serta pengendalian perangkat-perangkat IP Telephony seperti VoIP gateway, access gateway, dan trunk gateway.

Dapat dikatakan bahwa IP PBX adalah PBX atau PABX yang dapat

dengan mudah kita temui dipasaran tetapi memiliki fitur-fitur yang mendukung

komunikasi berbasiskan Internet atau jaringan komputer. Solusi berbasis IP PBX

merupakan konsep jaringan komunikasi generasi masa depan atau dikenal dengan

istilah NGN (Next Generation Network) yang dapat mengintegrasikan jaringan

telepon konvensional (PSTN/POTS), jaringan telepon bergerak (GSM/CDMA),

jaringan telepon satelit, jaringan Cordless (DECT), dan jaringan berbasis paket

(IP/ATM).

IP PBX sejatinya merupakan sebuah hardware. Tetapi dengan

perkembangan teknologi terkini IP PBX dapat pula dibangun dengan melakukan

instalasi aplikasi IP PBX pada hardware yang tepat.

(54)

2.15.1 Protocol IP PBX

SIP (Session Initiation Protocol)

SIP adalah suatu signalling protocol pada layer aplikasi yang berfungsi

untuk membangun, memodifikasi, dan mengakhiri suatu sesi multimedia yang

melibatkan satu atau beberapa pengguna. Sesi multimedia adalah pertukaran

data antar pengguna yang bisa meliputi suara, video, dan text.

SIP tidak menyediakan layanan secara langsung, tetapi menyediakan

pondasi yang dapat digunakan oleh protocol aplikasi lainnya untuk memberikan

layanan yang lebih lengkap bagi pengguna, misalnya dengan RTP (Real Time

Transport Protocol) untuk transfer data secara real-time, dengan SDP (Session Description Protocol) untuk mendiskripsikan sesi multimedia, dengan

MEGACO (Media Gateway Control Protocol) untuk komunikasi dengan PSTN

(Public Switch Telephone Network). Meskipun demikian, fungsi dan operasi

dasar SIP tidak tergantung pada protocol tersebut. SIP juga tidak tergantung

pada protocol layer transport yang digunakan. (Widi Atmono, 2008:22)

IAX2 (Inter Asterisk eXchange versi 2)

IAX2 merupakan protocol yang cukup andal. Protocol ini dapat

menembus NAT dengan mudah dan hanya menggunakan satu port saja untuk

membentuk sesi dan media transfer. Protocol ini juga dilengkapi dengan layanan

yang dapat mengatur penggunaan bandwith dan komponen penjernih suara.

ZAP/ZAPTEL

Zaptel adalah kumpulan tools dan driver yang mendeteksi perangkat

keras berupa kartu telephony analog dan digital yang terpasang pada slot PCI

(55)

atau mini-PCI. Kartu telephony tersebut digunakan untuk menghubungkan Briker

dengan jaringan Plain Old Telephony System (POTS) atau dengan telepon

analog. H.323

H.323 adalah salah satu dari rekomendasi ITU-T (International

Telecommunications Union–Telecommunications). H.323 merupakan standar

yang menentukan komponen, protocol, dan prosedur yang menyediakan

layanan komunikasi multimedia. Layanan tersebut adalah komunikasi audio,

video , dan data real-time, melalui jaringan berbasis paket (packet-based network).

H.323 berjalan pada jaringan intranet dan jaringan packet-switched tanpa

mengatur media jaringan yang di gunakan sebagai sarana transportasi maupun

protocol networ layer.(Widi Atmono, 2008:20).

2.15.2 Trunk

Merupakan data account yang akan digunakan IP PBX untuk

menghubungi trunk. Trunk adalah sebuah nama atau nomor yang

merepresentasikan server lain atau IP PBX lain yang akan dihubungi oleh IP

PBX.

2.15.3 Extension

Merupakan data account yang akan digunakan oleh extension agar

terhubung dengan IP PBX ini. Extension disini adalah sebuah nama atau nomor

yang merepresentasikan user dari IP PBX.

(56)

2.16 Analog Telephony Card

Analog Telephony Card adalah perangkat untuk menjembatani komunikasi

antara IP PBX dengan perangkat telepon analog. Analog Card Telephony ini mempunyai modul, modul tersebut adalah FXO dan FXS.

2.16.1 FXS

FXS merupakan port yang memiliki sumber tegangan atau terdapat aliran

arus di dalamnya. Port ini biasanya langsung terhubung ke pesawat telepon atau

masuk ke COLine PABX analog.

2.16.2 FXO

FXO merupakan port yang menerima sambungan dari sistem analog

(PSTN line atau EXT line dari PABX). Pada port ini tidak ada sumber tegangan

atau tidak terdapat aliran arus.

Gambar 2.17 VoIP Card

(57)

2.17 X-Lite

X-Lite adalah sebuah aplikasi opensource pendukung VoIP yang

menggunakan teknologi SIP(Session Initiation Protocol). X-Lite di kembangkan

pertama sekali oleh CounterPath. ada 2 release yang telah dikeluarkan untuk

aplikasi ini yang mempunyai perbedaan feature. X-Lite 2.0 digunakan untuk

Macintosh dan Linux yang menggunakan X-Pro code base dan X-Lite 3.0 untuk

windows yang menggunakan eveBeam code base. X-lite 2.0 hanya untuk suara

saja sedangkan X-Lite 3.0 sudah memiliki feature suara, video dan instant

messaging atau media untuk chatting. 2.18 Briker

Briker mulai dikembangkan sekitar pertengahan tahun 2008. Distro

(distribusi) Linux ini dibangun oleh Anton Raharja, bersama beberapa rekannya

yang ikut memelihara VoIP Rakyat.

Briker dikembangkan dengan mengintegrasikan beragam open source

software, yang mempunyai lisensi LGPL, GPL, GPLv3, BSD License. Semuanya

terbuka untuk umum, dapat dibaca, dipelajari dan diubah.

Briker merupakan distro Linux baru yang khusus dibuat untuk membantu

masyarakat dalam memanfaatkan jaringan berbasis IP untuk berkomunikasi, baik

lewat suara atau video. Menurut Anton, Briker bisa digunakan untuk membuat “VoIP Rakyat” versi penggunanya sendiri. Misalnya untuk digunakan dalam skala

kecil seperti di kampus, kantor, pabrik, atau closed user group lain.

Gambar

Gambar 2.4 NIC
Gambar 2.12 Topologi Mesh
Gambar 2.13 OSI 7 Layer
Gambar 2.14 Mode ad-hoc
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait