• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH DI KABUPATEN SAMBAS ALI RAHMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH DI KABUPATEN SAMBAS ALI RAHMAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH

DI KABUPATEN SAMBAS

ALI RAHMAN

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Disparitas Pembangunan Antar Wilayah di Kabupaten Sambas adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Maret 2009

Ali Rahman NRP A156070234

(3)

ABSTRACT

ALI RAHMAN. Analysis of Regional Disparity in Sambas District. Under direction of ERNAN RUSTIADI and ISKANDAR LUBIS.

Regional disparity at higher level can generate social, economic, politic, and demographic problems. Since then, the effort to decrease the level of disparity is becoming important. The objectives of this research are (1) to identify structure of regional hierarchy and potential sectors; (2) to build regional typology; (3) to analyze regional disparity level (intra and inter-regional); and (4) to analyze primary factors for regional disparity. The study employed image analysis with suvervised and overlay method, scalogram method, entropy index, Klassen typology, Location Quotient (LQ), Shift Share Analysis (SSA), principal components analysis (PCA), cluster analysis, discriminant analysis, Williamson index, Theil index, multiple regression and description analysis. The result of the study shows that most of sub-district area in Sambas District was underdevelop. Sambas District could be divided into 4 typologies, namely: urban area, coastal area, rural area, and border areas. During 2000-2003, the trends of regional disparity declined, and then went up until 2006, with a high level disparity (measured by Williamson index). According to decomposition analysis, shows that the dominant sources of overall regional disparity comes from inter-subdistricts disparity within region (more than 80%). The primary factors influencing of regional disparity level in Sambas District are urban facilities, accessibility and natural resources.

(4)

RINGKASAN

ALI RAHMAN. Analisis Disparitas Pembangunan antar Wilayah di Kabupaten Sambas. Dibimbing oleh ERNAN RUSTIADI dan ISKANDAR LUBIS.

Disparitas pembangunan antar wilayah seringkali menjadi permasalahan serius dan apabila tidak dieleminir secara bertahap dapat menimbulkan permasalahan yang lebih kompleks (seperti masalah kependudukan, sosial, ekonomi, politik dan lingkungan) serta dalam konteks makro sangat merugikan proses pembangunan yang ingin dicapai sebagai suatu bangsa yang utuh. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya disparitas pembangunan antar wilayah. Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi faktor biofisik/karakteristik wilayah (sumberdaya alam), sumberdaya buatan (ketersediaan sarana dan prasarana sosial-ekonomi), sumberdaya manusia, sumberdaya sosial, karakteristik struktur ekonomi wilayah, dan kebijakan pemerintah daerah. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab disparitas tersebut diharapkan dapat dikembangkan kebijakan dan strategi dalam rangka mengurangi tingkat disparitas yang terjadi.

Bertolak dari hal tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan: (1) menentukan tingkat perkembangan/hirarki wilayah; (2) mengidentifikasi sektor unggulan pada tiap wilayah kecamatan; (3) menentukan tipologi dan karakteristik wilayah; (4) mengetahui tingkat disparitas pembangunan antar wilayah (kecamatan dan wilayah pengembangan), dan; (5) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya disparitas pembangunan antar wilayah di Kabupaten Sambas.

Penentuan tingkat perkembangan wilayah dianalisis dengan tiga metode, yaitu metode skalogram berbobot untuk melihat perkembangan wilayah berdasarkan ketersediaan sarana dan prasarana wilayahnya, analisis indeks entropi untuk melihat perkembangan wilayah berdasarkan keberagaman aktivitas/sektor ekonomi wilayah dan analisis tipologi Klassen untuk melihat perkembangan wilayah dari aspek ekonominya (laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita). Identifikasi sektor unggulan dilakukan dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis (SSA), sedangkan analisis biofisik wilayah yang meliputi analisis penggunaan lahan (hutan dan non-hutan) dengan menggunakan citra landsat TM 5 dan kelas kemiringan lereng dilakukan dengan metode klasifikasi terbimbing dan tumpang susun (overlay). Selanjutnya data hasil analisis biofisik wilayah digunakan sebagai variabel dalam penentuan tipologi wilayah yang dilakukan dengan principal components analysis (PCA), analisis klaster (cluster analysis) dan analisis diskriminan (discriminant analysis). Untuk melihat tingkat disparitas pembangunan secara menyeluruh di Kabupaten Sambas digunakan analisis indeks Williamson, kemudian didekomposisi dengan analisis indeks Theil untuk melihat kontribusi atau sumber ketimpangan antar wilayah pengembangan dan antar wilayah dalam wilayah pengembangan. Sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab disparitas digunakan analisis regresi berganda dan analisis deskriptif.

Perkembangan wilayah yang dianalisis dengan metode skalogram menunjukkan bahwa dari aspek ketersediaan sarana dan prasarana wilayah, perkembangan wilayah kecamatan di Kabupaten Sambas pada tahun 2006 sebagian besar (70,59%) masih

(5)

dalam taraf perkembangan yang rendah, sedangkan wilayah maju hanya satu kecamatan (5,88%), yaitu Kecamatan Sambas. Dari aspek ekonomi, perkembangan wilayah yang dianalisis dengan tipologi Klassen menunjukkan bahwa tidak semua kecamatan yang memiliki tingkat perkembangan wilayah yang tinggi (daerah maju) atau daerah berkembang dari aspek ekonomi, diikuti dengan tingkat ketersediaan sarana dan prasarana serta aksesibilitas wilayah yang tinggi. Begitu pula pada daerah yang relatif terbelakang dari aspek ekonomi, juga belum tentu memiliki tingkat ketersediaan sarana dan prasarana serta aksesibilitas yang kurang memadai. Dari kedua analisis tersebut diperoleh hasil bahwa tidak semua kecamatan hasil pemekaran baru memiliki tingkat perkembangan wilayah yang rendah, dari 8 kecamatan hasil pemekaran baru, hanya 4 kecamatan memiliki tingkat perkembangan yang rendah, baik dari aspek ketersediaan sarana dan prasarana wilayah (hirarki III), maupun dari aspek ekonomi (daerah relatif terbelakang). Pada kawasan perbatasan, walaupun dari aspek sarana dan prasarana wilayah memiliki tingkat perkembangan yang rendah (Hirarki III), namun dari aspek ekonomi memiliki tingkat perkembangan yang baik.

Berdasarkan hasil analisis indeks entropi, secara umum komposisi perkembangan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Sambas relatif cukup berkembang, namun perkembangan tersebut tidak merata pada wilayah pengembangan (WP). Pada WP I dan II sektor-sektor perekonomiannya relatif cukup berkembang dan beragam, sedangkan pada WP III dan IV sektor-sektor yang berkembang relatif sedikit atau aktivitas ekonominya lebih memusat. Sedangkan hasil identifikasi sektor unggulan dengan menggunakan metode analisis Location Quotient (LQ ) dan Shift Share Analysis (SSA) menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Sambas memiliki sektor unggulan di bidang pertanian. Sektor-sektor unggulan tersebut apabila dikembangkan diharapkan dapat menjadi penggerak utama (prime mover) perekonomian suatu wilayah dan mampu mengurangi disparitas pembangunan.

Penentuan tipologi wilayah yang dilakukan berdasarkan analisis multivariat dengan metode PCA menunjukkan bahwa dari 24 variabel yang menggambarkan perkembangan wilayah diperoleh 5 faktor utama, yaitu faktor kemiringan lereng dan luas hutan (biofisik wilayah), faktor sarana dan penciri perkotaan, faktor pelayanan sosial, faktor aksesibilitas, dan faktor pelayanan ekonomi. Berdasarkan analisis klaster dan diskriminan terhadap kelima faktor tersebut, pengelompokan kecamatan-kecamatan di Kabupaten Sambas menghasilkan empat klaster, yaitu: klaster 1 yang merupakan tipologi kawasan perdesaan pedalaman, meliputi: Kecamatan Tekarang, Subah dan Sejangkung dengan penciri utamanya faktor pelayanan sosial yang tinggi sedangkan sarana perkotaan dan pelayanan ekonomi yang rendah serta relatif jauh dari pusat ibu kota Kabupaten Sambas. Klaster 2 (tipologi kawasan perkotaan) meliputi: Kecamatan Pemangkat, Semparuk, Tebas dan Sambas dengan penciri utamanya sarana perkotaan yang tinggi. Klaster 3 (tipologi kawasan perdesaan pesisir) meliputi: Kecamatan Selakau, Sebawi, Sajad, Jawai, Jawai Selatan, Teluk Keramat, Tangaran, Galing, dengan penciri utamanya indikator pelayanan ekonomi yang tinggi, sarana pendidikan dasar dan menengah yang rendah, memiliki kemiringan lereng yang datar serta sebagian besar berbatasan dengan laut. Klaster 4 (tipologi kawasan perbatasan), meliputi Kecamatan Sajingan Besar dan Paloh, dengan penciri utamanya hutan yang luas, kemiringan lereng dari agak curam sampai curam, tingkat aksesibilitas, pelayanan sosial dan pelayanan ekonomi serta kepadatan penduduk yang rendah.

(6)

Hasil analisis disparitas pembangunan dengan indeks Williamson menunjukkan bahwa kecenderungan tingkat disparitas di Kabupaten Sambas dari tahun 2000-2003 menurun dari 0,448 menjadi 0,391, akan tetapi setelah itu meningkat menjadi 0,532 pada tahun 2006. Kecenderungan tersebut sama dengan perubahan pada jumlah desa hirarki III di Kabupaten Sambas, dimana pada tahun 2000 jumlah desa hirarki III sebesar 68,36% turun menjadi 67,03% di tahun 2003 dan kemudian naik menjadi 69,02% pada tahun 2006. Sedangkan pada tingkat kecamatan, kecenderungan tersebut sama setelah tahun 2003, yaitu meningkat dari 64,71% menjadi 70,59% pada tahun 2006. Ini menunjukkan adanya dugaan bahwa bertambahnya desa-desa atau kecamatan yang maju dan berkurangnya desa-desa atau kecamatan yang kurang berkembang akan dapat mengurangi tingkat disparitas pembangunan antar wilayah. Oleh karenanya peningkatan pembangunan sarana dan prasarana wilayah pada desa-desa atau kecamatan yang kurang berkembang akan dapat mengurangi disparitas pembangunan antar wilayah.

Bila disparitas tersebut didekomposisi menjadi disparitas antar wilayah pengembangan dan antar wilayah dalam wilayah pengembangan dengan menggunakan indeks Theil, maka diperoleh hasil bahwa lebih dari 80% disparitas antar wilayah berasal dari ketimpangan antar wilayah dalam wilayah pengembangan, sedangkan selebihnya berasal dari ketimpangan antar wilayah pengembangan. Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat disparitas pembangunan antar wilayah di Kabupaten Sambas yang dianalisis dengan metode regresi berganda adalah faktor sarana dan penciri perkotaan, aksesibilitas dan faktor kemiringan lereng dan luas hutan (biofisik wilayah).

(7)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.

(8)

ANALISIS DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH

DI KABUPATEN SAMBAS

ALI RAHMAN

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

(9)

Judul Tesis : Analisis Disparitas Pembangunan Antar Wilayah di Kabupaten Sambas

Nama : Ali Rahman

NRP : A156070234

Disetujui Komisi Pembimbing

Diketahui

Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S

(10)
(11)

Kupersembahkan Karya ini

Kepada:

Ayahanda Muhammad dan Ibunda Hanimah

Mertua yang Ananda Hormati:

Ayahanda Drs. Achmad Dase dan Ibunda R.Tien Fatima

Isteriku tercinta Ir. Nia Kaniawati Ratna Dewi & Kedua putraku tersayang:

Azmi Al Ghifari Rahman & Azfa Alif Arkana Rahman

(12)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni sampai September 2008 di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat ini adalah disparitas pembangunan, dengan judul Analisis Disparitas Pembangunan Antar Wilayah di Kabupaten Sambas.

Penulisan karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr selaku ketua komisi pembimbing sekaligus ketua Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah IPB dan Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS selaku anggota komisi pembimbing atas segala motivasi, arahan dan bimbingan yang diberikan mulai dari tahap awal hinga penyelesaian tesis ini, serta Ir. Dyah Retno Panuju, M.Si selaku penguji luar komisi yang telah memberikan koreksi dan masukan bagi penyempurnaan tesis ini. Di samping itu, penghargaan dan terima kasih penulis haturkan kepada Dr. Ir. Baba Barus, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah beserta segenap staf pengajar dan staf manajemen Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah IPB, Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis untuk mengikuti program tugas belajar ini, Kepala Pusbindiklatren Bappenas beserta jajarannya atas kesempatan beasiswa yang diberikan kepada penulis, rekan-rekan PWL kelas Bappenas angkatan 2007 atas segala do’a, dukungan dan kebersamaannya selama proses belajar hingga selesai, Didit Okta Pribadi, SP.,M.Si (P4W IPB) dan pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini.

Akhirnya ucapan terima kasih yang setinggi-tinginya juga disampaikan kepada ayahanda, ibunda, isteri dan kedua anakku serta seluruh keluarga, atas segala do’a, dukungan, pengertian dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2009

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Parit Lintang, Kabupaten Sambas pada tanggal 12 Juni 1970 dari pasangan Muhammad dan Hanimah. Penulis merupakan putra

kedua dari enam bersaudara. Pendidikan SD hingga SMA diselesaikan di kota kelahiran, sedangkan pendidikan sarjana ditempuh pada Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta dan lulus tahun 1998. Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor diperoleh pada tahun 2007 dan diterima pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah melalui beasiswa pendidikan dari Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).

Pada tahun 2000 penulis diterima sebagai pegawai pada Badan Pengelola Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (BP-KAPET) DAS KAKAB Provinsi KalimantanTengah dan pada tahun 2001 penulis pindah kerja ke BP KAPET Khatulistiwa di Provinsi Kalimantan Barat. Pada Tahun 2002 penulis diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten Sambas dan ditempatkan pada Kantor Camat Pemangkat sebagai staf seksi Pembangunan Masyarakat Desa (PMD). Tahun 2004 penulis dialihtugaskan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Sambas dan ditempatkan sebagai staf pada Bagian Perekonomian.

(14)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 1

Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

Ruang Lingkup Penelitian ... 6

Hipotesis ... 6

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Wilayah dan Pewilayahan ... 7

Hirarki Wilayah ... 9

Pembangunan Wilayah ... 12

Indikator-Indikator Pembangunan ... 13

Sektor Unggulan ... 17

Disparitas Pembangunan antar Wilayah dan Berbagai Implikasinya ... 20

Ukuran Disparitas Pembangunan antar Wilayah ... 22

Faktor-Faktor Penyebab Disparitas Pembangunan ... 25

Urgensi Pembangunan Antar-Wilayah Secara Berimbang ... 29

Upaya Penanggulangan Disparitas Pembangunan ... 30

Paradigma Pembangunan dan Pengembangan Wilayah ... 33

Beberapa Penelitian tentang Disparitas Pembangunan antar Wilayah .... 35

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran ... 40

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

Metode Pengumpulan Data ... 42

Metode Analisis ... 43

Analisis Biofisik Wilayah ... 43

Analisis Perkembangan Wilayah ... 45

Metode Skalogram ... 45

Indeks Entropi ... 46

Tipologi Klassen ... 47

Identifikasi Sektor Unggulan ... 49

Analisis Location Quotient (LQ) ... 49

(15)

xiv

Analisis Tipologi Wilayah ... 51

Principal Components Analysis ... 52

Cluster Analysis ... 54

Dicriminant Analysis ... 56

Analisis Tingkat Disparitas ... 57

Indeks Williamson ... 57

Indeks Theil ... 58

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Disparitas ... 59

Analisis Regresi Berganda ... 59

Analisis Deskriptif ... 60

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Umum Kabupaten Sambas ... 62

Kondisi Demografi ... 64

Karakteristik Biofisik Wilayah Kabupaten Sambas ... 68

Kondisi Sarana dan Prasarana Wilayah ... 71

Prasarana Jalan ... 71

Sarana Pendidikan ... 72

Fasilitas Kesehatan ... 74

Fasilitas Peribadatan ... 75

Fasilitas Ekonomi ... 76

Kondisi Ekonomi Wilayah ... 78

Arah Kebijakan Umum Pembangunan Dareah ... 84

Strategi Pengembangan Tata Ruang ... 87

Alokasi dan Distribusi Anggaran Pembangunan Fisik ... 91

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Wilayah... 93

Identifikasi Sektor Unggulan ... 114

Tipologi Wilayah Kabupaten Sambas ... 128

Disparitas Pembangunan antar Wilayah di Kabupaten Sambas ... 142

Faktor-Faktor Penyebab Disparitas Pembangunan antar Wilayah ... 150

Sintesis dan Alternatif Upaya Pengurangan Tingkat Disparitas Pembangunan antar Wilayah ... 157

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 168

Saran ... 169

DAFTAR PUSTAKA ... 170

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

1 PDRB, luas wilayah dan jumlah penduduk per kecamatan serta

kontribusinya terhadap Kabupaten Sambas Tahun 2006 ... 3

2 Indikator-indikator pembangunan wilayah berdasarkan basis/ pendekatan pengelompokannya ... 16

3 Matrik tujuan, metode, data dan sumber data dalam penelitian ... 43

4 Nilai selang hirarki IPK dan IPD ... 46

5 Jumlah, kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sambas tahun 2006 ... 65

6 Jumlah dan Persentase KK Miskin per Kecamatan di Kabupaten Sambas tahun 2005-2007 ... 67

7 Luas tutupan hutan pada tiap wilayah pengembangan dan wilayah kecamatan di Kabupaten Sambas tahun 2002 dan 2006 ... 68

8 Persentase luas kelas kemiringan lereng pada tiap kecamatan di Kabupaten Sambas ... 70

9 Panjang jalan menurut status pengawasan dan jenis permukaannya ... 72

10 Jumlah dan sebaran prasarana dan prasarana pendidikan di Kabupaten Sambas ... 73

11 Jumlah dan sebaran fasilitas kesehatan di Kabupaten Sambas ... 74

12 Jumlah dan sebaran tenaga kesehatan di Kabupaten Sambas ... 75

13 Jumlah dan sebaran prasarana peribadatan di Kabupaten Sambas ... 76

14 Jumlah dan jenis fasilitas ekonomi di Kabupaten Sambas ... 77

15 PDRB wilayah pengembangan (WP) dan kecamatan serta kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Sambas tahun 2006 atas dasar harga konstan ... 78

16 PDRB Kabupaten Sambas menurut lapangan usaha tahun 2006 atas dasar harga konstan ... 79

17 Kontribusi sektor-sektor PDRB per wilayah pengembangan (WP) dan kecamatan di Kabupaten Sambas tahun 2006 atas dasar harga konstan ... 80

18 Perkembangan PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sambas tahun 2000 – 2006 ... 81

19 Laju pertumbuhan ekonomi wilayah pengembangan (WP) dan kecamatan di Kabupaten Sambas tahun 2001-2006 ... 82

(17)

xvi 20 Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Sambas tahun

2000-2006 ... 83 21 Perkembangan PDRB per kapita wilayah pengembangan (WP)

dan kecamatan di Kabupaten Sambas tahun 2000-2006 ... 83 22 Jumlah anggaran pembangunan fisik per kecamatan di Kabupaten

Sambas tahun 2005-2008 ... 92 23 Jumlah desa-desa di wilayah kecamatan berdasarkan hirarkinya di

Kabupaten Sambas tahun 2006 ... 97 24 Indek perkembangan kecamatan (IPK) di Kabupaten Sambas

Tahun 2000, 2003, dan 2006 ... 100 25 Jumlah dan persentase tingkat hirarki desa dalam wilayah

pengembangan (WP) di Kabupaten Sambas tahun 2000, 2003 dan

2006 ... 102 26 Jumlah dan persentase tingkat hirarki kecamatan dalam wilayah

pengembangan (WP) di Kabupaten Sambas tahun 2000, 2003 dan

2006 ... 105 27 Indeks entropi kecamatan berdasarkan PDRB sektoral atas dasar

harga konstan di Kabupaten Sambas tahun 2000-2006 ... 108 28 Rata-rata laju pertumbuhan PDRB dan PDRB per kapita

kecamatan di Kabupaten Sambas tahun 2000-2006 ... 112 29 Nilai LQ per sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Sambas

Tahun 2006 ... 115 30 Identifikasi sektor unggulan berdasarkan PDRB harga konstan per

kecamatan dengan menggunakan analisis LQ di Kabupaten

Sambas tahun 2006 ... 117 31 Nilai IPK, Indeks entropi dan indikasi sektor unggulan per

kecamatan di Kabupaten Sambas ... 118 32 Hasil analisis shift share terhadap sektor-sektor PDRB kecamatan

di Kabupaten Sambas pada tahun 2000-2003 ... 120 33 Hasil analisis shift share terhadap sektor-sektor PDRB kecamatan

di Kabupaten Sambas pada tahun 2003-2006 ... 122 34 Sektor-sektor kompetitif pada setiap kecamatan di Kabupaten

Sambas tahun 2000-2003 dan 2003-2006 ... 124 35 Identifikasi sektor unggulan berdasarkan kombinasi hasil analisis

LQ (2006) dan SSA (2000-2003 & 2003-2006) pada setiap

kecamatan di Kabupaten Sambas ... 125 36 Identifikasi sektor-sektor unggulan pada tiap-tiap kecamatan di

Kabupaten Sambas ... 127 37 Eigenvalues. Extraction : principal components ... 129

(18)

xvii 38 Factor loadings (varimax normalized) extraction: Principal

components (marked loadings are >,700000) ... 130 39 Factor scores (Rotation : varimax normalized) Extraction:

Principal Components ... 133 40 Hasil analisis klaster dengan teknik K-Mean ... 134 41 Persentase ketepatan hasil pengelompokkan analisis klaster,

tipologi Klassen dan WP di Kabupaten Sambas ... 137 42 Uji ketepatan hasil pengelompokkan tipologi Klassen di wilayah

Kabupaten Sambas dengan analisis diskriminan ... 138 43 Fungsi klasifikasi pengelompokan hasil analisis klaster (metode K

Mean) dan wilayah pengembangan (WP) pada analisis

diskriminan ... 139 44 Karakteristik tipologi wilayah di Kabupaten Sambas ... 141 45 Indeks Williamson PDRB per kapita atas dasar harga konstan

dalam wilayah pembangunan (WP) di Kabupaten Sambas tahun

2000, 2003 dan 2006 ... 144 46 Alokasi anggaran fisik per kapita pada tiap kecamatan di

Kabupaten Sambas tahun 2005-2006 ... 145 47 Dekomposisi disparitas alokasi anggaran fisik di Kabupaten

Sambas tahun 2005-2006 ... 150 48 Produktivitas wilayah tiap kecamatan di Kabupaten Sambas tahun

2006 ... 151 49 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap IPK, PDRB per kapita

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Penyebaran PDRB per Kecamatan di Kabupaten Sambas ... 4

2 Sistematika penyusunan konsep-konsep indikator kinerja pembangunan wilayah ... 14

3 Struktur Proses Pembangunan ... 16

4 Kerangka pikir penelitian ... 41

5 Alur analisis tutupan lahan ... 44

6 Tumpang susun peta kelas kemiringan lereng dan peta administrasi ... 44

7 Klasifikasi tipologi Klassen pendekatan daerah ... 49

8 Kerangka analisis penelitian ... 61

9 Peta wilayah administrasi Kabupaten Sambas ... 62

10 Peta wilayah pengembangan (WP) di Kabupaten Sambas ... 63

11 Peta kepadatan penduduk di Kabupaten Sambas ... 66

12 Peta sebaran hutan di Kabupaten Sambas ... 69

13 Peta kelas kemiringan lereng di Kabupaten Sambas ... 71

14 Peta jaringan jalan di Kabupaten Sambas ... 72

15 Peta rencana pemanfaatan ruang Kabupaten Sambas ... 90

16 Peta penyebaran desa-desa menurut hirarki di Kabupaten Sambas ... 96

17 Peta penyebaran kecamatan menurut hirarki di Kabupaten Sambas ... 99

18 Perkembangan desa-desa hirarki I pada empat wilayah pengembangan (WP) di Kabupaten Sambas ... 103

19 Perkembangan desa-desa hirarki II pada empat wilayah pengembangan (WP) di Kabupaten Sambas ... 103

20 Perkembangan desa-desa hirarki III pada empat wilayah pengembangan (WP) di Kabupaten Sambas ... 104

21 Perkembangan kecamatan hirarki II pada empat wilayah pengembangan (WP) di Kabupaten Sambas ... 106

22 Perkembangan kecamatan hirarki III pada empat wilayah pengembangan (WP) di Kabupaten Sambas ... 107

23 Perkembangan nilai indeks entropi wilayah pengembangan (WP) di Kabupaten Sambas tahun 2000-2006 ... 110

24 Pengelompokan pertumbuhan ekonomi kecamatan berdasarkan tipologi Klassen ... 113

(20)

xix 25 Peta perkembangan wilayah kecamatan di Kabupaten Sambas

berdasarkan klasifikasi tipologi Klassen ... 113

26 Plot of eigenvalue ... 129

27 Grafik nilai tengah dari faktor utama pada setiap klaster ... 135

28 Peta tipologi wilayah Kabupaten Sambas hasil analisis multivariat ... 141

29 Perkembangan indeks Williamson pada wilayah pengembangan (WP) dan Kabupaten Sambas tahun 2000-2006 ... 143

30 Indeks Williamson alokasi anggaran fisik pada wilayah pengembangan (WP) dan Kabupaten Sambas tahun 2005-2006 ... 146

31 Dekomposisi disparitas di Kabupaten Sambas tahun 2000-2006 dengan menggunakan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 ... 147

32 Persentase sumber disparitas di Kabupaten Sambas tahun 2000-2006 dengan menggunakan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 ... 148

33 Dekomposisi disparitas di Kabupaten Sambas tahun 2000-2006 dengan menggunakan PDRB per kaipta atas dasar harga konstan tahun 2000 ... 148

34 Persentase sumber disparitas di Kabupaten Sambas tahun 2000-2006 dengan menggunakan PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2000 ... 149

35 Tingkat perkembangan wilayah kecamatan di Kabupaten Sambas berdasarkan hasil analisis skalogram, indeks entropi dan tipologi Klassen ... 159

(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Jenis data yang digunakan dalam analisis skalogram ... 175 2 Variabel dan Parameter yang digunakan dalam analisis PCA ... 177 3 Citra landsat TM5 tahun 2006 (band 542) wilayah Kabupaten

Sambas (path/row 121/059 dan 122/059) ... 179 4 Akurasi analisis pentupan hutan pada citra landsat TM5 tahun

2006 (band 542) Wilayah Kabupaten Sambas (path/row 121/059

dan 122/059) dengan ERDAS Imagine 9.1 ... 180 5 Hasil analisis skalogram untuk tingkat wilayah desa di

Kabupaten Sambas tahun 2000, 2003 dan 2006 ... 181 6 Jumlah dan persentase tingkat hirarki desa pada wilayah

kecamatan di Kabupaten Sambas tahun 2000, 2003 dan 2006 ... 186 7 Analisis indeks entropi sektor-sektor PDRB kecamatan atas

harga konstan di Kabupaten Sambas tahun 2000... 187 8 Analisis indeks entropi sektor-sektor PDRB kecamatan atas

harga konstan di Kabupaten Sambas tahun 2001 ... 191 9 Analisis indeks entropi sektor-sektor PDRB kecamatan atas

harga konstan di Kabupaten Sambas tahun 2002 ... 195 10 Analisis indeks entropi sektor-sektor PDRB kecamatan atas

harga konstan di Kabupaten Sambas tahun 2003 ... 199 11 Analisis indeks entropi sektor-sektor PDRB kecamatan atas

harga konstan di Kabupaten Sambas tahun 2004... 203 12 Analisis indeks entropi sektor-sektor PDRB kecamatan atas

harga konstan di Kabupaten Sambas tahun 2005 ... 207 13 Analisis indeks entropi sektor-sektor PDRB kecamatan atas

harga konstan di Kabupaten Sambas tahun 2006 ... 211 14 PDRB per kapita kecamatan atas dasar harga konstan di

Kabupaten Sambas tahun 2000-2006 ... 215 15 Laju pertumbuhan ekonomi kecamatan atas dasar harga konstan

di Kabupaten Sambas tahun 2000-2006 ... 216 16 Analisis Location Quotion (LQ) sektor perekonomian di

Kabupaten Sambas tahun 2006 ... 217 17 Analisis Shitf Share (SSA) sektor perekonomian di Kabupaten

Sambas tahun 2000-2003 dan 2003-2006 ... 219 18 Data uji ketepatan pengelompokan hasil analisis tipologi

Klassen, klaster (K Mean) dan wilayah pengembangan (WP)

(22)

xxi 19 Analisis indeks Williamson berdasarkan PDRB kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2000 ... 224 20 Analisis indeks Williamson berdasarkan PDRB kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2001 ... 225 21 Analisis indeks Williamson berdasarkan PDRB kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2002 ... 225 22 Analisis indeks Williamson berdasarkan PDRB kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2003 ... 226 23 Analisis indeks Williamson berdasarkan PDRB kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2004 ... 226 24 Analisis indeks Williamson berdasarkan PDRB kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2005 ... 227 25 Analisis indeks Williamson berdasarkan PDRB kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2006 ... 227 26 Analisis indeks Williamson wilayah pengembangan (WP)

berdasarkan PDRB kecamatan (atas dasar harga konstan tahun

2000) di Kabupaten Sambas tahun 2000 ... 228 27 Analisis indeks Williamson wilayah pengembangan (WP)

berdasarkan PDRB kecamatan (atas dasar harga konstan tahun

2000) di Kabupaten Sambas tahun 2001 ... 229 28 Analisis indeks Williamson wilayah pengembangan (WP)

berdasarkan PDRB kecamatan (atas dasar harga konstan tahun

2000) di Kabupaten Sambas tahun 2002 ... 230 29 Analisis indeks Williamson wilayah pengembangan (WP)

berdasarkan PDRB kecamatan (atas dasar harga konstan tahun

2000) di Kabupaten Sambas tahun 2003 ... 231 30 Analisis indeks Williamson wilayah pengembangan (WP)

berdasarkan PDRB kecamatan (atas dasar harga konstan tahun

2000) di Kabupaten Sambas tahun 2004 ... 232 31 Analisis indeks Williamson wilayah pengembangan (WP)

berdasarkan PDRB kecamatan (atas dasar harga konstan tahun

2000) di Kabupaten Sambas tahun 2005 ... 233 32 Analisis indeks Williamson wilayah pengembangan (WP)

berdasarkan PDRB kecamatan (atas dasar harga konstan tahun

(23)

xxii 33 Analisis indeks Theil data PDRB kecamatan (atas dasar harga

konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun 2000 ... 235 34 Analisis indeks Theil data PDRB kecamatan (atas dasar harga

konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun 2001 ... 237 35 Analisis indeks Theil data PDRB kecamatan (atas dasar harga

konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun 2002 ... 239 36 Analisis indeks Theil data PDRB kecamatan (atas dasar harga

konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun 2003 ... 241 37 Analisis indeks Theil data PDRB kecamatan (atas dasar harga

konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun 2004 ... 243 38 Analisis indeks Theil data PDRB kecamatan (atas dasar harga

konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun 2005 ... 245 39 Analisis indeks Theil data PDRB kecamatan (atas dasar harga

konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun 2006 ... 247 40 Analisis indeks Theil data PDRB per kapita kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2000 ... 249 41 Analisis indeks Theil data PDRB per kapita kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2001 ... 251 42 Analisis indeks Theil data PDRB per kapita kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2002 ... 253 43 Analisis indeks Theil data PDRB per kapita kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2003 ... 255 44 Analisis indeks Theil data PDRB per kapita kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2004 ... 257 45 Analisis indeks Theil data PDRB per kapita kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2005 ... 259 46 Analisis indeks Theil data PDRB per kapita kecamatan (atas

dasar harga konstan tahun 2000) di Kabupaten Sambas tahun

2006 ... 261 47 Hasil analisis regresi berganda IPK (indeks perkembangan

kecamatan), PDRB perkapita dan produktivitas lahan (PrdLhn) terhadap factor score hasil analisis PCA dengan program

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) Kabupaten Pekalongan 2011-2015... Hirarki pusat pertumbuhan sarana dan prasarana Kecamatan Kabupaten Pekalongan 2011-2015

Hasil penelitian, Pengaturan asset pemerintahan Kabupaten Sambas dalam hubungannya dengan pemekaran wilayah Kota Singkawang didasarkan pada Undang- undang Nomor 10

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi keinginan peneliti untuk menemukan pola ritme yang terdapat dalam musik Jepin Lembut di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Metode

Hasil Analisis Gravitasi menunjukkan bahwa sebagian besar kecamatan di Kabupaten Dairi berinteraksi dengan sangat amat lemah.. Kombinasi Analisis Gravitasi dan Skalogram

Sungai Liku, Kecamatan Paloh, kabupaten Sambas, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi terbimbing (supervised classification) , Ground Ceck lapangan

Pengelompokan tingkat kesejahteraan kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur menggunakan metode K-Means dengan jarak Euclidean dan Manhattan menghasilkan 2 klaster berdasarkan

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi keinginan peneliti untuk menemukan pola ritme yang terdapat dalam musik Jepin Lembut di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Metode

Analisis Kontribusi Usaha Ternak Sapi Potong terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas Analisis Pendapatan Usahatani Selain Beternak Pendapatan