ISSN 1410-1998 Pmsiding Presentasi Hmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-SATAN. Jakarta 18-19Maret 1996
PROSPEKSI SISTEMATIK DI SEKTORII TANAH ME RAH KALIMANTAN BARAT DALAM RANGKA PENCARIAN ASAL BONGKAH MONAZ IT MENGANDUNG U
Manto Widodo, Suhartadi, Sudarmadi, Anang Marzuki, Rahmat Iswanto Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir
ID0100055
ABSTRAKPROSPEKSI SISTEMATIK LANJUTAN DI SEKTOR D TANAH MERAH KALIMANTAN BARAT DALAM RANGKA PENCARIAN ASAL BONGKAH MONAZIT MENGANDUNG U. Hasil penelitian terdahulu oleh CEA-BATAN (1977) dan Djawadi dkk. (1990), di daerah Tanah Merah didapatkan adanya bongkah-bongkah monazit mengandung U yang terdapat pada sebaran batuan kuarsit dan metalanau. Berdasarkan data tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan prospeksi sistematik guna mendapalkan pengetahuan tentang asal bongkah monazit mengandung U. Penelitian ini meliputi pemetaan topografi, pengukuran emanometri, radiometri dan elemen struktural. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa daerah penelitian terletak pada sayap NW (northwest) suatu sinform NE [northeast) - SW {southwest) subhorizontal yang dipotong sesar mendatar dan sesar normal. Sesar mendatar mempunyai arali yang bervariasi, bersinematik sinistral maupun dekstral, sedangkan sesar normal berarah NE - SW dengan blok tenggara tunin. Anomali emanometri, anomali radiometri pada soil dan singkapan serta sebaran bongkah monazit - U mcnjalur sejajar dan berimpit dengan zona frakturasi WNW (westnorthwest) - ESE (eastsoutheasi) yang termanifestasikan sebagai sesar mendatar dekstral. Diinierpretasikan bahwa bongkah monazit-U berasal dari urat-urat yang mengisi zona frakturasi WNW - ESE.
ABSTRACT
EXPANDED SYSTEMATIC PROSPECT1ON TO DISCOVER THE ORIGIN OF URANIUM MINERAL BOULDERS IN SECTOR II TANAH MERAH WEST KALIMANTAN. Result of the previous pros-pections at Tanah Merah area by CEA-BATAN (1977) and by Djawadi et al (1990) has found the existence ofU-bearing monazite boulders, those being found in the intercalation between quarzite and metasilt area. This current systematic prospection is done based on the data of the previous prospection above and intends to get knowledge about the origin of those boulders. This research consists of topographic mapping, emanometric, radiometric, and structural element measurements. The results show that the area is located on the NW flank of subhorizontal NE - SW synform which is cut by strike slip faults in various direction, as a dextral and sinistral tear faults, and NE - SW normal fault with SE block downthrcnm. Emanometric and radio-metric anomalous zonas and the dispersion of the boulders are parallel and follow the WNW - ESE fractures zonas. Finally, it can be concluded that U-bearing monazite boulders come from
veins in the WNW - ESE fractures.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peneliti terdahulu yaitu CEA-BATAN, 1976' menyatakan bahwa di daerah Tanah Merah terdapat indikasi pemineralan U berkadar tinggi (4,l-327oo) pada bongkah-bongkah. Pemineralan tersebut merupakan asosiasi mineral uranium dengan monazit dan apatit yang terdapat pada daerah sebaran batuan kuarsit, dan metalanau.
Menurut Djawadi dkk (1989/1990)2 di
Sektor I dan II Tanah Merah terdapat sebaran bongkah-bongkah mineralisasi monazit mengandung U yang penyebarannya mengikuti jalur anomali radiometri soil (200 - 500 c/s).
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian guna mengetahui sumber/asal bongkah-bongkah mineralisasi monazit-U dengan metode prospeksi sistematik.
Makstid dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang pola sebaran anomali emanometri dan radiometri soil pada permukaan serta stmktur di daerah penelitian, dan bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai sumber/ asal bongkah monazit yang mengandung U.
Lokasi Keria
Daerah penelitian bcrada di Timur Laut Basis Efka dan terletak di sekitar Icmbah Jeronang Hilir(Gambar 1).
METODE KERJA
Metode kerja yang digunakan penelitian diuraikan sebagai berikut ini.
Prosiding Presentasi Hmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Morel 1996
Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian sektor II Tanah Merah
Pemetaan Topografi
Pemetaan topografi dilakukan untuk tnendapatkan:
a. gambaran/bentuk rupabumi yang disajikan dalam wujud Peta Topografi skala 1 : 1000 b. lokasi titik-titik pengiikuran emanometri dan
radiometri soil dengan interval 20 m pada arah E - W dan 5 m pada arah N - S.
Pengiikuran Emanometri dan Radiametri soil Pengukuran emanometri dan radiometri soil dilakukan secara simuluin pada/di sekitar lokasi yang telah ditentukan. Bila hasil pengukuran emanometri pada suatu lokasi menunjukkan harga anomali/relatif tinggi, maka dilakukan pengupas-an guna mengetahui penyebabnya.
Pendataan Geologi
Pendataan geologi dilakukan baik pada sing-kapan/kupasan maupun pada bongkah, khususnya bongkah radioaktif, yang meliputi nama batuan, gejala tektonik, radiometri dan mineralisasi. Pengolahan Data
Data emanometri dan radiometri soil diolah/dihitung dengan menggunakan melode statistik, guna memperoleh harga latar (M), simpangan baku (S), dan harga anomali. Dalam
perhitungan ini harga anomali diasumsikan lebih besar daripada jumlah harga latar ditambah 2 kali lipat simpangan baku, atau apabila dirumuskan: Harga Anomali > M + 2 S
Keluaran dari pengolahan data di atas adalah Peta Isoemanometri dan Peta Isoradiometri.
Data gejala tektonik/ frakturasi dan stratifikasi diolah dan dievaluapi dengan menggunakan alat bantu stereogram equal angle dan dengan metode proyeksi polar Wulff hemisfer atas. Setelah semua data frakturasi tiap-tiap singkapan diolah dan dievaluasi, kemudian dilakukan korelasi tektonik antar singkapan dan keluarannya adalah struktur daerah penelitian, disajikan dalam suatu Peta Geologi. Keluaran dari pengolahan data terhadap semua aspek, ditambah data jalur mineralisasi U serta sebaran bongkah radioaktif khususnya monazit-U dievaluasi secara terpadu untuk mendapatkan jalur mineralisasi dan asal/ sumber bongkah monazit-uranium.
HASIL PENELITIAN Geologi Daerah Penelitian
Daerah penelitian secara regional merupakan bagian utara dari cekungan Kalan dan termasuk dalam keloinpok seri bawah'
Presiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BMAN, Jakarta 18-19Maret 1996
Morfologi
Sektor II Tanah Merah merupakan lereng dari suatu perbukitan dengan slope relatif tajam. Lembah-lembah sungai yang dijumpai umumnya membentuk pola aliran dendritis, sedangkan di beberapa tempat berpola trelis atau subtrelis, dengan penampang berbentuk V, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa daerah ini masih berada dalam stadia erosi muda.
Litologi yang dijumpai di daerah penelitian dapat dibedakan menjadi 4 macam/ satuan (Gambar 3), yaitu;
l.metalanau, dijumpai di bagian selatan; batuan ini berwarna kuning abu-abu, umumnya kurang kompak dan sering dijumpai dalam kondisi agak lapuk, ukuran butir lanauan terdiri dari kuarsa, lempung, serisit, kadang-kadang muskovit.
2.kuarsit muskovit, tersingkap di beberapa tempat; berwarna kuning hingga kuning kecoklatan, segar - agak lapuk, tersusun atas mineral-mineral berukuran pasir sedang dan terdiri atas: kuarsa, muskovit, serisit, kadang-kadang biotit serta andalusit dalam jumlah kecil.
3.kuarsit biotit, berwarna abu-abu kehitaman, abu-abu, kuning kecoklatan, dijumpai dalam kondisi agak lapuk - segar, granoblastik dengan ukuran butir pasir halus-sedang, tersusun atas kuarsa, biotit, kadang-kadang pirit, muskovit, andalusit. Di beberapa tempat biotit atau andalusit dijumpai mengelompok (segresi) berbentuk membulat dengan diameter 1-2 mm. Batuan ini disebut kuarsit leopard.
4.granit biotit, berwarna putih abu-abu, holo-kristalin, fanerik sedang dengan ukuran 1-2 mm, terdiri atas kuarsa, feldspar, dan biotit. Batuan ini menerobos kuarsit biotit.
Stniktur Geologi
Dari pengolahan data struktur, baik stratifikasi maupun frakturasi terhadap elemen-elemen struktural yang dijumpai di lapangan, di daerah penelitian terdapat stniktur perlipatan dan struktur sesar (Gambar 3).
Struktur perlipatan, hasil pengukuran bidang-bidang stratifikasi pada beberapa lokasi, dianalisis secara stereografis. Dapat disimpulkan di sini bahwa bidang-bidang stratifikasi secara umum berarah NE - SW miring lemah ke arah NW atau SE yang dikontrol oleh sumbu-sumbu subhorisontal hingga menunjam lemah ke arah
NE. Bila dikaitkan dengan sektor di sebelah timurnya, daerah penelitian berada pada sayap NW dari suatu sinform NE-SW subhorizontal3'4.
Struktur sesar, pengolahan data elemen-elemen tektonik secara stereografis
menghasilkan jenis sesar mendatar dan sesar normal.
Sesar mendatar terdiri atas:
1. sesar mendatar NE-SW, bersinematik sinistral 2. sesar mendatar WNW-ESE, bersinematik
deks-tral berpasangan dengan sesar mendatar N-S, bersinematik sinistral.
Sesar normal berarah NE-SW, blok bagian tenggara relatif turun.
Emanometri
Data hasil pengukuran emanometri diolah/ dihitung secara statistic menghasilkan harga anomali > 29,40 c/s.
Peta Isoemanometri (Gambar 4) menunjukkan pola penyebaran anomali emanometri secara umum men-jalur dengan arah NW - SE.
Radioimetri soil
Data radiometri soil diolah juga secara statistik menghasilkan harga anomali >197 c/s.
Peta Isoradiometri soil (Gambar 5) menunjukkan bahwa pola penyebaran anomali radiometri mempunyai kecenderungan menjalur dengan arah NW-SE.
Pemineralan Uranium
Pemineralan uranium di daerah penelitian dijumpai pada beberapa singkapan/kupasan/galian dan juga pada bongkah-bongkah yang terdapat di lembah-lembah ataupun di punggung/lereng perbukitan.
Pemineralan U pada Singkapan
Pemineralan U di lapangan ada yang dikenali secara megaskopis terutama mineral asosiasinya, tetapi ada pula yang hanya dapat dikenali berdasarkan pada harga radiometri yang relatif tinggi sehingga orientasinya ditentukan dengan pembuatan peta isoradiometri.
Batuan induk adalah kuarsit yang teiah mengalami frakturasi, diterobos oleh urat yang
Presiding f'resenliisi limiah Dattr Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996
mengandung mineral radioaktif (uraninit, monazit, gumit dan autonit), berasosiasi dengan mineral epidot, apatit, rutil, molibdenit, kuarsa dan pirit serta mempunyai harga radiometri berkisar antara 1000 hingga lebih dari 15.000 c/s. Pemineralan U tersebut menempati bidang-bidang fraktur yang berkedudukan N 120° - 135° miring 60°-85° SW, dan N 170°-10° subvertikal.
Pemineralan U Pada Bongkah/Bongkah Radioaktif Bongkah radioaktif yang dijumpai di daerah penelitian—berukuran antara 0.20 - 2.00 m, beradiometri 400 15.000 c/s dan berbentuk menyudut hingga membundar tanggung. Bongkah-bongkah tersebut tersebar di lembah-lembah (cabang kiri S. Jeronang), di punggung/lereng bukit dari S. Jeronang. Dari analisis mikroskopis, diketahui bahwa bongkah-bongkah tersebut disusun oleh tiga mineral utama yaitu ; monazit (radioaktif), epidot, apatit dan mengandung mineral radioaktif berupa uraninit, gumit, autunit, oksida besi. Berdasarkan pada komposisi mineralogi serta teksturnya, bongkah-bongkah radioaktif tersebut mempunyai kesamaan dengan yang terdapat pada singkapan. Bila diperhatikan penyebaran bongkah-bongkah radioaktif (Gambar 2, Peta Singkapan Dan Bongkah Radioaktif), secara umum terdapat pada zona frakturasi yang berarah WNW - ESE, terutama di bagian tengah danTimur Laut daerah penelitian.
BAHASAN
Dari hasil penelitian yang diuraikan di depan diketahui bahwa pola penyebaran/ jalur anomali emanometri dan radiometri soil berarah NW -SE. Kedua jalur anomali tersebut terletak pada lokasi yang relatif sama, dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa anomali-anomali tersebut dihasilkan oleh sumber yang sama.
Secara mineralogi terdapat adanya kesamaan antara bongkah-bongkah radioaktif dengan singkapan yang menunjukkan anomali radiometri, yaitu merupakan urat monazit (radioaktif), epidot, apatit, yang mengandung mineral U primer (uraninit) dan mineral U sekunder (gumit dan autunit). Bongkah-bongkah radioaktif tersebut tersebar terutama pada daerah/ zona frakturasi yang berarah WNW - ESE, khususnya di bagian tengah dan Timur Laut daerah penelitian, dan pembundarannya bervariasi dari menyiidut hingga membundar tanggnng. Bongkah radioaktif yang terdapat pada punggung/ lereng bukit terorientasi NW - SE, hal ini diinterpretasikan sebagai orientasi awal yang merupakan pencerminan dari
orientasi sumbernya, karena posisi bongkah radioaktif pada punggung/ lereng bukit masih dapat dianggap insitu/ subinsitu.
Berdasarkan pada adanya kesamaan arah dan lokasi dari jalur anomali emanometri, jalur anomali radiometri soil, pola frakturasi yang bermineralisasi U/ monazit U, serta penyebaran bongkah-bongkah monazit-U dan dengan mempertimbangkan pembundaran bongkah-bongkah radioaktif (monazit-U) tersebut, dapat disimpulkan bahwa bongkah-bongkah monazit-U di atas. adalat insitu/subinsitu dan berasal dari urat-urat yang mengisi fraktur-fraktur yang berhubungan dengan fraktur WNW - ESE. SIMPULAN
1. Daerah peneiitian merupakan sayap NW dari suatu sinfonn NE - SW subhorizontal yang dipotong oleh frakturasi-frakturasi yang berarah: NE - SW bersinematik sinistral; WNW-ESE yang berpasangan dengan fraktur N-S dan fraktur NE-SW bersinematik normal. 2. Jalur anomali emanometri, radiometri soil dan
singkapan sejajar dan berimpit dengan zona frakturasi WNW - ESE.
3. Bongkah-bongkah monazit-U tersebar pada zona frakturasi WNW - ESE, bersifat insitu/subinsitu dan berasal dari urat-urat yang mengisi fraktur-fraktur yang berhubungan dengan fraktur-fraktur WNW - ESE.
DAFTAR PUSTAKA
l.CRA -BATAN, Prospect to Develop Uranium Deposits in Kalimantan, Volum II, 1977. 2.DJANADI, SEMEDI, M., dan PAIMIN,
"Prospeksi Ber-sistem Sektor Tanah Merah", Laporan Hasil Penelitian Proyek PTEPBN-BATAN, 1989/1990 (tidak dipublikasikan). 3.SARWIYANA, S.A., SUBIANTORO, L.,
NGADEN1N, SUDAWvfADl dan SULARTO, P.," Prospeksi Lanjutan di Sektor I A Dalam Rangka Pencarian Asal Bongkah Monazit Mengandung U Daerah Tanah Merah Kalimantan Barat", Laporan Hasil Penelitian Proyek PTEPBN-BATAN, 1992/1993 (tidak dipublikasikan).
4. SARWIYANA, A.S., SUHARTADL WIDOSO, M., MOVAN, N.,. SUPARDJO, A.S. dan ANANG MARZUKI, "Prospeksi Sistematik Lanjutan Sektor IB Tanah Merah, Kalimantan Barat Dalam Rangka Pencarian Asal Bongkah Monazit Mengandung U ' \ Laporan Hasil Penelitian Proyek PTEPBN-BATAN,
Presiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN, Jakarta J8-19Maret 1996
5.GR0LIER, J., RUHLAND, M, dan VIALON, P., "Element de Teqtonique Anolitique," Masson, Paris, 1976.
6.SUMEDI, M.( GINTING, M., SOEPRAPTO,
T., dan WTOODO, M., " Studi MineralogiBijih Monazit di Sektor Tanah Merah Kalan, KalitnantanBarat", Laporan Hasil Penelitian Proyek PTEPBN-BATAN, 1990 (tidak dipublikasikan).
7. SOETARNO, D., HAMID, Z., SUMEDI, M., WIDODO, M., dan SUBAGYO, E.S.," Karakter Kimia dan Geokronologi Mineralisasi Uranium di Terowongan Remaja dan Tanah Merah Kalan, Kalimantan Barat", Laporan Hasil Peneltian Proyek PTEPBN-BATAN, 1992 (tidak dipublikasikan).
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN, Jakarta 18-}9Maret 1996
KETERANOAN a. Sunjal b. Lemboh krrtnf Jolon buldoitr X ! Kupajon StngVapan Bonakoh RadlookiH ML. M«talanau KM.Kuqrtll muikovlf KB.Kuar«ltblotll •ftb. Gran?» biotit 3 : Nomor jlngVapan X ! Nama batuon Radtomctri
Gainbar 2 . Pcta Lokasi Singkapan dan bongkah radioaktif Sektor II Tanah Merah Kalimantan Barat
Prosiding Presentasi Umiak Daur Bahan Bakar Nukiir PEBN-BATAN, Jakarta !8-19Maret 1996
777\ Kvrtll biolll
« r i n i t
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN, Jakarta IS-19Maret 1996
Koerdinai i 73569 73 Li. I. 13319 13194 23OS9 J1500
T » - | - r.xo rroo ruoo MJOO
A B C O C t C M I J K U H N O P O f t S T U V W I Y
m
0 «0 80r ISCm
IK 50 LfgL- Suogol.ltmboh harga radiometf! (€/») CZI ^ io» S 1O9-1S3 EH 1 5 3 - 1 9 7 1 9 7 - J i . lProsiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan BakarNuktir PEBN-BATAN, Jakarta 18-!9Maret 1996
n S J K I M N O P 0 B S T 0 V w US9l n$ V 0 *0 K n uses tso JJIU US 1331» »194 »059 « tint. 21(19 i M j / Sungoi , Icmbah
Kijoroo horjo emonemttrtte/»} S IS,«0-M.S0
Vffl JJ.SO-19.tO
E S J9,tO-J*,3O ma > 3C.16