• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK KELAS X SMA E JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK KELAS X SMA E JURNAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS

PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI

KEANEKARAGAMAN HAYATI

UNTUK KELAS X SMA

E JURNAL

SISKA MAIYUNI

NIM. 11010141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS

PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI

KEANEKARAGAMAN HAYATI

UNTUK KELAS X SMA

Siska Maiyuni

1

, Renny Risdawati

2

, dan Ade Dewi Maharani

2 1

Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat:

siskamaiyumi@gmail.com

2

Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat:

rennyrisdawati@gmail.com

adedewimaharani@gmail.com

ABSTRACT

Based on the researcher’s interview gets from some teachers in some schools there is any teacher still do not knowing about developing the teaching equipments curiculum 2013. This research aims to knows the validity of teaching equipments which have base problem based learning on biodiversity materials for Senior High School Grade X. This research is kind of Research and The Development which consists of four steps; Define, Design, Develop and Disseminate. But in this research just until steps Develop, that is validity step. The data which have been collected in this research taken from the result of RPP (lesson plan) validity test, LKS (student work sheet), power point media by lecturer and teacher. This data analized using statica descriptive on presentation . The result of this research are teaching equipments consists of RPP (lesson plan), LKS (student work sheet) and power point media based problem based learning on biodiversity material for Senior High School Grade X. The result of valodity from lecturer and teacher for RPP (lesson plan) in value 87,08% with very valid criterion, LKS (student work sheet) in value 84,42% with very valid criterion, and power point media in value 86,07% with very valid criterion. There for, it can conclude that the teaching equitments based problem based learning on biodiversity material for Senior High School Grade X with the average value up to 86,07% with particularly very valid criterion.

Key Words: Development, Teaching Equitmen, Problem Based Learning, Biodiversity.

PENDAHULUAN

Menurut Kemendikbud (2014:18)

pembelajaran biologi sebaiknya

dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan

berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek

penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara

langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap. Pembelajaran ini akan menuntun siswa untuk berperan aktif selama proses pembelajaran dalam menemukan konsep, prinsip maupun prosedur yang ada dalam suatu materi pembelajaran. Pembelajaran ini sering disebut dengan student center,

dimana siswa cenderung lebih aktif dibandingkan guru.

Perangkat pembelajaran adalah seperangkat alat/bahan yang disusun oleh guru berguna untuk proses pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Pengembangan perangkat pembelajaran

akan menentukan kreatifitas dan

efektifitasnya suatu pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa. Menurut Jaya, dkk., (2014:4) melalui pengembangan perangkat pembelajaran yang baik diharapkan mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menggali pengetahuan yang akan

didiskusikan dikelas, memberikan

kesempatan interaksi siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru dalam diskusi kelompok. Oleh karena itu peran guru sangat

(4)

pengembangan perangkat pembelajaran. Menurut Gagne dalam Hosnan (2014:167) peran guru tersebut, yaitu guru sebagai

designer of instruction (perancang pengajaran), fungsi ini menghendaki guru

untuk senantiasa mampu dan siap

merancang kegiatan belajar mengajar yang berhasil guna dan berdaya guna.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa guru di beberapa sekolah pada tanggal 10 Maret 2014 yaitu SMA N 3 Padang, SMA N 5 Padang, SMA Bunda Padang dan SMA Adabiah 1 Padang, dapat disimpulkan bahwa guru masih kesulitan

dalam mengembangkan perangkat

pembelajaran baik membuat perangkat

pembelajaran maupun pelaksanaanya.

Berbagai kendala yang ditemukan oleh guru

yaitu; sedikitnya pedoman yang

mengarahkan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran, keterbatasan pengetahuan guru terhadap perancangan perangkat pembelajaran, dan kesulitan dalam memilih model pembelajaran yang cocok untuk suatu materi.

Hasil analisa peneliti terhadap perangkat yang sudah ada, bahwa RPP dibuat guru belum sesuai. Ini terlihat dari (1) perumusan indikator yang diturunkan melalui KD belum sesuai, (2) urutan materi tidak sistematis dan tidak sesuai dengan KD, (3) masih terdapat pemilihan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan pendekatan saintifik, (4) LKS yang digunakan belum sesuai dengan tuntutan KD yang harus dicapai siswa, (5) belum menggunakan media power point berbasis

problem based learning, (6) bentuk, tehnik

dan instrumen/pengskoran belum sesuai. LKS yang sudah ada materi yang disajikan pada setiap pertemuan belum sistematis dan

belum menggunakan model berbasis

problem based learning. Media power point

belum menggunakan design tampilan

hyperlink, tidak berbasis problem based learning dan biasanya hanya berupa gambar.

Peneliti memilih perangkat pembelajaran berbasis problem besed learning karena langkah-langkah pada problem based learning ini memberi ruang kepada siswa

untuk belajar lebih mandiri, aktif dan kreatif serta meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa melalui permasalahan yang

dihadapi siswa dalam materi

keanekaragaman hayati. Menurut Saidah

dkk., (2014:553) dalam hasil penelitiannya tentang pengembangan LKS IPA terpadu berbasis PBL berpengaruh positif terhadap

hasil belajar siswa, PBL mampu

meningkatkan kemampuan berfikir dan dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, Hal ini juga didukung oleh Fatimah dan Widiyatmoko (2014:153) yang menyatakan melalui kegiatan pembelajaran tema bunyi dan pendengaran dengan media

scince comic berbasis PBL, terdapat kemampuan berfikir kritis siswa yang dikembangkan sehingga secara tidak langsung kemampuan berfikir kritis siswa dapat meningkat serta tanggapan guru setelah melihat RPP tema bunyi dan pendengaran dengan media science comic berbasis PBL secara keseluruhan sangat baik, dengan rata-rata persentase skor 98,33 %, lalu dapat dijadikan media pembelajaran mandiri bagi siswa dan membantu siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

mengungkapkan validitas perangkat

pembelajaran berbasis problem based learning pada materi keanekaragaman hayati

untuk kelas X SMA.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and The

develop-ment). Menurut Thiagarajan, Semmel dan

Semmel (1974) dalam Triyanto (2012:93) adalah model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan meliputi yaitu; Define,

Design, Develop, dan Disseminate atau

diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu Pendefinisisan, Perancangan, Pengembangan dan Penyebaran. Namun dalam penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan (develop) dengan uji validitas.

Penelitian ini dipersiapkan mulai dari Maret 2014, kemudian pelaksanan penelitian dilaksanakan sekitar bulan Agustus 2015. Penelitian ini dilaksanakan di STKIP PGRI Sumatera Barat dan SMAN 3 Padang. Subjek penelitian pada pengembangan perangkat pembelajaran biologi berbasis

problem based learning ini adalah Dosen

STKIP PGRI Sumatera Barat dan Guru SMAN 3 Padang.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

(5)

adalah angket. Angket uji validitas diisi oleh Dosen dan Guru.

Data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini adalah data hasil uji validitas RPP, LKS, media oleh dosen dan guru. Data pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berbasis problem besed learning ini dilakukan hanya sampai pada

tahap develop (pengembangan) yaitu tahap uji validitas, ini sesuai dengan hasil ujian seminar awal peneliti. Perangkat yang divalidasi adalah RPP, LKS dan media

power point. Dalam memvalidasi peneliti

menggunakan instrumen validasi untuk masing-masing produk yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh

mendapatkan nilai rata-rata validasi perangkat pembelajaran mencapai 86,07 % dengan kriteria sangat valid.

Nilai rata-rata hasil validasi RPP berbasis problem besed learning mencapai 87,08 % dengan kriteria sangat valid. Hal ini membuktikan bahwa RPP valid dari aspek identitas mata pelajaran, indikator pencapaian kompetensi, materi pelajaran,

metode/model pembelajaran, media

pembelajaran, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Penulisan RPP berbasis problem

based learning pada materi

keanekaragaman hayati untuk kelas X SMA ini terdiri dari 4 kali pertemuan yang dibuat terpisah setiap pertemuanya. Menurut Permendikbud No.104 (2014:7) salah satu prinsip penyusunan RPP bahwa satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Hal ini berarti produk RPP yang dikembangkan peneliti sudah sesuai dengan prinsip tersebut.

Huruf yang digunakan pada

penulisan RPP ini adalah times new roman dengan ukuran 12 pt. Menurut Couto (2010:196) bahwa jenis ini adalah yang

ujung-ujung hurufnya berkait atau

melengkung, dari penelitian ternyata jenis ini baik untuk buku, karena dalam pembacaan bisa lama dan tidak meletihkan mata. Ukuran huruf 12 pt menurut Sitepu (2012:136) adalah ukuran yang lazim untuk buku teks.

RPP yang dikembangkan memiliki komponen yaitu identitas, mata pelajaran, kelas/semester, topik dan subtopik, alokasi waktu, KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian dan media/alat, bahan dan sumber belajar yang sesuai dengan Permendikbud No.104 Tahun 2014.

Model pembelajaran yang rancang untuk RPP pada materi keanekaragaman hayati untuk kelas X SMA ini adalah berbasis problem based learning. Pemilihan model ini sesuai dengan pendekatan yang dipilih yaitu pendekatan saintifik. Menurut Abdullah (2014:50) pendekatan saintifik

pada umumnya melibatkan kegiatan

pengamatan atau observasi yang dibutuhkan perumusan hipotesis atau pengumpulan data. Hal ini juga sesuai dengan langkah PBL yang diterapkan yaitu adanya langkah siswa untuk merumuskan hipotesis dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Menurut Fauziah, dkk., (2013:174)

dalam hasil penelitiannya bahwa

menggunakan pendekatan pembelajaran

yang menghasilkan karya berbasis

pemecahan masalah (problem based

learning) dapat memperkuat pendekatan

saintifik dan untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok.

Penilaian yang dirancang pada RPP ini mencakup semua aspek penilaian yaitu

penilaian sikap, pengetahuan dan

keterampilan ini sering disebut dengan

penilaian autentik yang merupakan

penilaian langsung dan terukur. Penilaian ini mencakup format penilaian, pedoman penskoran dan rubrik penilaian. Hal ini

dilakukan untuk memudahkan guru

nantinya dalam menggunakan RPP yang dikembangkan. Menurut Winggins dalam

Majid (2014:59) merancang dan

melaksanakan penilaian kinerja sangatlah efisien, kerena ajek atau konsisten, tidak

mahal dan tidak membuang waktu.

Penilaian teman sebaya yang merupakan salah satu penilaian diri, dirancang untuk setiap pertemuan, yang terdiri dari format penilaian, pedoman penskoran dan rubrik, hal ini dilakukan agar menemukan nilai modus yang diperoleh siswa untuk KD tersebut. Menurut Permendikbud No.104 (2014:12) bahwa penilaian diri dilakukan

(6)

dengan cara memperoleh penilaian akhirnya dihitung berdasarkan modus.

Nilai rata-rata validasi LKS ini mencapai 84,42 % dengan kriteria sangat valid. Hal ini membuktikan bahwa LKS ini valid dari segi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan.

LKS yang dirancang ini memuat beberapa komponen LKS yaitu judul, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, petunjuk belajar, materi, langkah kerja, uji kompetensi. Menurut Prastowo (2011:215) struktur LKS tediri dari 6 komponen yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja serta penilaian. Hal ini menunjukkan komponen yang dipilih telah sesuai.

Penulisan LKS menggunakan huruf

comic san MS dengan ukuran 10 pt,

pemilihan huruf ini untuk menarik minat baca, huruf dan kejelasan untuk dibaca oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011:220) bahwa sesempurna apa pun materi jika peserta didik tidak mampu membacanya dengan jelas, maka LKS tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Huruf comic san MS merupakan salah satu bentuk huruf jenis san serif. Menurut Kalili (2014:8) bahwa huruf san serif adalah bentuk huruf tanpa sirip/serif dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Huruf jenis ini adalah jenis huruf yang memberikan kesan

modern, kontemporer dan efisien.

Sedangkan ukuran huruf yang digunakan menurut Sitepu (2012:136) bahwa ukuran 10, 11, 12 point adalah ukuran yang lazim digunakan untuk buku teks pelajaran.

Warna yang digunakan pada LKS ini adalah biru, merah, hijau, kuning ini sesuai dengan angket yang diberikan kepada siswa tentang warna yang mereka inginkan. Menurut Prastowo (2011:169) bahwa warna biru menandakan ketenangan, persesuaian, kepasifan dan pengunduran diri, kemudian warna merah meransang dan adanya warna

merah hanyat dapat membantu

membangkitkan semangat dan

menghangatkan suasana hati. Kemudian warna hijau juga dapat memberikan pengaruh dingin dan menenangkan.

LKS ini memiliki langkah kerja berbasis problem based learning, dimana

tidak dapat terpisahkan dengan langkah pada RPP. Langkah kerja ini yaitu pada tahap orientasi masalah siswa diberikan sebuah bacaan yang berkaitan dengan subtopik yang dibahas. Bacaan ini berisi permasalahan yang nyata di lingkungan siswa atau dekat dengan siswa. Menurut

Suprihatiningrum (2013:223) bahwa

mengajukan masalah kepada siswa dapat dilakukan dengan menyajikan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Abdullah (2014:153)

permasalahan yang diajukan adalah

permasalahan yang kompleks yang kurang terstruktur dan terkait dengan situasi nyata atau kontekstual.

Tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar ini eratkaitannya dengan tugas belajar yang harus dikerjakan siswa untuk

memecahkan masalahan. Tahap

membimbing penyelidikan individu atau pun kelompok, pada tahap ini siswa diminta untuk membuat rumusan masalah dan rumusan hipotesis. Hal ini sesuai dengan prinsip model pembelajaran berbasis masalah yaitu pengajuan pertanyaan. Menurut Arends (2013:101) bahwa salah satu ciri khusus PBL adalah dengan pengajuan pertanyaan.

Tahap mengembangkan dan

menyajikan karya, pada tahap ini siswa di minta untuk membuat laporan sederhana

yang merupakan kesimpulan atas

pemecahan masalah. Menurut Majid dan Chaerul (2014:161) bahwa salah satu penyajian karya atau produk tersebut dapat dengan sekeder laporan tertulis. Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pemecahan masalah mereka sendiri dengan berdiskusi tentang pemecahan masalah tersebut. Dalam hal ini diberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan pemecahan masalah yang bertujuan untuk menuji kemampuan berfikir kritis siswa terhadap suatu permasalahan. Menurut Suprihatiningrum (2013:227) bahwa seorang pemecah masalah yang baik akan bersikap kritis terhadap pertanyaan yang muncul, menjawab dan kemudian mengevaluasi jawaban yang diberikan, apakah sudah merupakan jawaban yang tepat.

Nilai rata-rata validitas media berbasis problem based learning ini

(7)

mencapai 86.7 % dengan kriteri sangat valid. Hal ini membuktikan bahwa media ini valid dari segi substansi materi,

tampilan, design pembelajaran dan

pemanfaatan software.

Media yang dirancang adalah media

power point, dibuat untuk 4 kali pertemuan

secara terpisah. Menurut Nurseto (2011:31) kelebihan power point antara lain: dapat menyajikan teks, gambar, film, sound efek, lagu, grafik, dan animasi sehingga menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat, mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien, dapat dipakai berulang-ulang, dapat diperbanyak dalam waktu singkat dan tanpa biaya, dapat dikoneksikan dengan internet. Media ini menggunakan desaign hyperlink, ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam memilih slide yang diinginkan.

Menurut Suratman (2007:95) dengan

hyperlink memungkinkan untuk

mengkaitkan satu kata atau kalimat dalam

slide dengan slide lainnya. Sehingga dalam

satu slide dapat hanya menyatakan tema saja kemudian apabila tertarik pada satu tema maka tema yang menarik dapat dikaitkan dengan slide atau file yang memuat lebih detail tentang tema yang menarik tadi.

Rancangan media power point ini meliputi komponen yaitu identitas penulis, KD, indikator pencapaian kompetensi, langkah kegiatan problem based learning,

gambar yang menunjang pemecahan

masalah. Penulisan media ini bertujuan untuk menunjang siswa dalam mengerjakan LKS. Hal ini dapat dilihat dari model yang digunakan adalah berbasis problem based

learning yang juga sama dengan LKS, pada

langkah penyelidikan siswa dibantu dengan gambar pada power point. Menurut Trianto (2011:234) media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1) bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa dan tidak bersifat verbalisme, 2) metode pembelajaran menjadi lebih bervariasi, 3) siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktivitas, 4) pembelajaran lebih menarik dan 5) mengatasi keterbatasan ruang.

Huruf yang digunakan untuk media ini adalah huruf times new roman dengan ukuran 20 pt. Jenis huruf ini merupakan salah satu jenis huruf serif. Menurut Kalili (2014:7) bahwa huruf serif ini dengan ciri

memiliki serif di ujungnya, dan jenis ini dapat membantu keterbacaan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian

terhadap pengembangan perangkat

pembelajaran berbasis problem based

learning pada materi keanekaragaman

hayati untuk kelas X SMA yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis problem

based learning pada materi

keanekaragaman hayati untuk kelas X SMA mencapai nilai rata-rata 86,07 % dengan kriteria sangat valid.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka saran untuk penelitian sebagai berikut.

1. Penelitian selanjutnya disarankan dilakukan sampai pada tahap praktis dan dilakukan di beberapa sekolah.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk sampai pada tahap efektifitas dengan melaksanakan pada situasi pembelajaran yang sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, R.S. 2014. Pembelajaran

Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arends, R.I. 2013. Belajar untuk Mengajar

Learning To Teach. Jakarta: Salemba Humanika

Fatimah, A. & Widiyatmoko. 2014.

Pengembangan Science Comic

Berbasis Problem Based Learning Sebagai Media Pembelajaran Pada Tema Bunyi dan Pendengaran

Untuk Siswa SMP. Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia. 3(2). Hlm. 146-153.

Fauziah, R., Ade G.A, & Dadang L.H.

2013. Pembelajaran Saintifik

Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah.

Jurnal INVOTEC, Volume IX, No.2, Agustus 2013. Hlm. 165-178 Jaya, M.W. Sadia, B.P. & Arnyana. 2014.

Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Biologi Bermuatan Pendidikan Karakter dengan Setting

Guided Inquiry untuk

Meninggkatkan Karakter dan Hasil Belajar Siswa. E-Jurnal Program

(8)

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Hlm. 1-12.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan

Kontektual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kalili, S. 2014. 60 Menit Pintar Desain

Grafis. Jakarta: Kunci Aksara

Kemendikbud. 2013. Model Pengembangan

Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan SMA.

Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan

Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015. Badan

Pengembangan Sumber daya

Manusia Pendidikan dan

Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.

Majid, A. 2011. Perencanaan

Pembelajaran. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Majid, A., & Chaerul R., 2014. Pendekatan

Ilmiah. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nurseto, T. 2011. Membuat Media

Pembelajaran yang Menarik. Jurnal

Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011

Suprihatiningrum, J. 2013. Strategi Pembelajaran. Yogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Suratman, D. 2007. Pemanfaatan MS

Power Point dalam Pembelajaran.

Jurnal Cakrawala Kependidikan. Vol.5. No.1. Maret 2007: 88-97 Sitepu. 2012. Penulisan Buku Teks

Pelajaran. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Trianto. 2011. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta: Kencana.

______. 2012. Model Pembelajaran

Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif

Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Referensi

Dokumen terkait

The study was conducted to find the linguistic features in the announcements issued by the Student Senate and the English Department of Teaching Training faculty

“Kesenian Rebana (Musik dan Lagu Tradisional Islami),” yang ditulis oleh Rubingat, menguraikan fungsi kesenian rebana sebagai hiburan, komunikasi, estetis, pengungkapan

Proses pendaftaran melalui telepon genggam, dimana pelanggan akan memasukkan data yang diperlukan agar dapat melakukan transaksi pemesanan tiket.. Aplikasi pada pihak

NHFDPDWDQ \DLWX 'HVD 0XDUD %DUX 'DUL SHQJDPDWDQ SHQHOLWL GLODSDQJDQ DGDQ\D SHUEHGDDQ SHQJHOXDUDQ UXPDK WDQJJD LQL GLSHQJDUXKL ROHK MDUDN ELD\D GDQ DNVHV WHUEDWDV GL GDHUDK

Saka Kencana adalah salah satu Satuan Karya Pramuka yang merupakan wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan mengetahui atribut layanan yang diprioritaskan untuk

Program Penilaian Poster Sains dan Teknologi Islam (ISnT) dan Islamic Civilization, Science and Technology Coursework Evaluation (i-CiviST) merupakan satu program penilaian

Maka berdasarkan latar belakang ditas, penulis tergugah untuk meneliti tentang perkara Gugat Cerai Istri Hamil, maka dari itu penulis mengambil objek penelitian