• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B A B III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Paradigma Penelitian

Paradigma pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebeneran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh pada filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. Paradigma menutut Bogdan dan Biklen adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dalam penelitian.26

Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dari hubungannya) atau bagaiman bagian-bagian berfungsi (perilaku yang didalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu). Khuns dalan The Structure of Scientific Revolutions mendefinisikan paradigma ilmiah sebagai contoh yang diterima sebagai praktek ilmiah sebenarnya,contoh-contoh termasuk hukum teori, aplikasi dan instrumental secara bersama-sama yang menyediakan model darinya dan muncul tradisi yang koheren dari peneltian ilmiah. 27

26 Lexy J,Moleong. Metode Penilitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010. Hal 49. 27 Ibid.. hal 49.

(2)

Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penilitian yang telah dituliskan, maka penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivistik atau konstruktivisme. Dimana paradigma ini memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan suatu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus.

Paradigma konstruktivisme merupakan pendekatan yang memandang realitas sebagai kontruksi individu-individu. Kebenaran realitas bersifat relaitive dan berlaku dalam konteks dan waktu yang spesifik. Karena realitas dihasilkan oleh kontruksi individu maka realitas dimaknai beragam yang dipengaruhi latar belakang sosial ekonomi, budaya individu tersebut. 28

Jadi paradigma konstruktivisme ialah paradigma yang memandang dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat dan dinilai sebagai hasil konstruksi sosisal, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relative yang artinya kebenarannya tersebut bersifat sementara. Sehingga alasan peneliti memakai paradigma konstruktivisme dikarenakan terlihat bagaimana realisasinya.

28 Op.cit.Rachmat Kryanto. Hal 30

(3)

3.2 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat fenomenologi. Istilah phenomenon mengacu pada sebuah benda, kajadian atau kondisi yang dilihat. Oleh karena itu, fenomenologi merupakan cara yang digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung. Dengan demikian, fenomenologi membuat pengalaman nyata sebagai data pokok sebuah realitas. Fenomenologi berarti membiarkan segala sesuatu menjadi jelas sebagaimana adanya 29

Didalam penelitian fenomenologi juga untuk menggambarkan tentang pengalaman alami yang tidak terelakan terjadi dengan hanya tinggal di dunia. Realitas sesuatu itu tidak diketahui dengan analisis yang cermat atau pengurangan, tetapi oleh pengalaman alami yang diciptakan oleh pengalaman alami yang diciptakan oleh penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Sesuatu yang nyata adalah apa yang dialami melalui pengunaan bahasa dalam konteksnya.30

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu metode/cara yang digunakan untuk meneliti suatu masalah dengan akhir akan menghasilkan hasil

29 ibid. Rachmat Kryanto. hal 146 30 Ibid. Rachmat Kryanto. Hal 148

(4)

akhir. Metode penelitian sangatlah mempengaruhi bagaimana suatu masalah untuk menemui suatu kesimpulan.

Metode penelitian yang dipergunakan yakni Kualitatif-Fenomenologi. Metode penelitian tersebut merupakan suatu metode yang digunakan untuk memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka. Inkuiri fenomenologis memulai dengan diam. Diam merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti. Yang ditekankan oleh fenomenologis ialah aspek subyektif dari perilaku orang. Mereka berusaha masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari. Para fenomenolog percaya bahwa mahluk hidup memiliki berbagai cara untuk menginterpretasikan pengalaman melalui interaksi dengan orang lain, dan bahwa pengertian pengalaman kita yang membentuk kenyataan.31

Kata yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data yang didapatkan bersasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan lain sebagainya. Dengan demikian peneliti menganalisis data tersebut dalam bentuk aslinya dan

31 Ibid. Rachmat Kryanto Hal 65

(5)

peneliti tdak akan memandang bahwa sesuatu itu sudah memang demikian keadaannya.

Latar belakang permasalahan yang ingin diteliti adalah bagaimana Komunikasi simbolik tarian hip-hop sebagai wahana kreatifitas remaja. Hal ini dilakukan guna Untuk mengetahui bagaimana Komunikasi Simbolik tarian hip-hop sebagai wahana kreatifitas remaja.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah para remaja umur 16-30 tahun. Dan Objek peneltian ini adalah Tarian Hip-Hop.

Pada koreografer dan para anggota Tangerang Hip-Hop Dance . narasumber penelitian ini meliputi beberapa sumber informasi antara lain :

1. Key informan : Steiv Latupeirissa Jabatan : Koreografer

Alasan : Karena Steiv merupakan koreografer yang mendalami komunitas ini yang sangat memhami sejarah Freedom squad Tangerang, karena Steiv juga yang mebuat Koreografi pada tarian Hip-Hop Freedom Squad Tangerang

(6)

2. Informan : Anda Juanda Jabatan : Team Leader

Alasan : karena Anda bertugas sebagai Team Leader dimana iya bertugas memberitahu konsep gerakan serta formasi pada saat tampil kepada anggota, khususnya anggota yang baru saja masuk

3. Informan : Rezy Pratama Jabatan : Anggota Dancer

Alasan : karena Rezy merupakan anggota yang cukup lama bergabung di Freedom Squad Tangerang.

4. Informan : Andrika Angga Jabatan : Anggota Dancer

Alasan : karena Andrika merupakan anggota yang cukup lama bergabung di Freedom Squad Tangerang.

5. Informan : Ituina Jani Jabatan : Anggota Baru

Alasan : Karena tertarik dengan Komunitas Freedom Squad yang sering mengkolaborasikan tarian Hip-Hop dengan tarian tradisional.

(7)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini :

3.5.1 Data Primer

Data primer adalah sumber data utama dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melelui in-dept interview atau wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.

Dalam penelitina kualitatif dikenal beberapa teknik pengumpulan data. Menurut, teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari: wawancara mendalam (intensive/depth interview), observasi atau pengamatan lapangan (field observation), wawancara kelompok (focus group

discussion) dan studi kasus (case study).32

32 Ibid. Rachmat Kryanto. Hal 178

(8)

1. Wawancara

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam. Peneliti melakukan wawancara mendalam secara langsung dengan narasumber dan telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Dalam penelitian in penulis menggunakan jenis wawancara mendalam (in depth interview). yaitu wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara agar lebih menfokuskan persoalan-persoalan yang menjadi pokok dari minat penelitian. Pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tetapi sekedar garis besar tentang data atau informasi yang ingin didapatkan dari informan yang nanti dapat dikembangkan dengan mekkperhatikan perkembangan, konteks, dan situasi wawancara.33

2. Observasi

Observasi menurut Rosandy Ruslan merupakan

“metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengamati suatu peristiwa secara langsung dengan menyaksikan suatu objek peristiwa yang sedang diteliti.”34

Observasi non partisipan

Observasi non partisipan adalah jenis metode observasi,

33 Michael Quinn Patton Qualitative research and evaluation methods. London:Sage Publication.

2002. Hal 342-347

34 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Raja Grafindo Persada.

(9)

dimana seorang peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang di observasi. Dalam observasi non partisipan, peneliti tidak ambil bagian secara langsung dalam didalam kegiatan yang di observasi, dan dapat dikatakan sebagai penonton dan tidak sebagai pemain. Jadi, ketika mengamati kelompok yang menjadi subjek penelitian, peneliti seolah menjaga jarak, tidak terjun langsung berbaur dengan kelompok penelitiannya. Dengan instrument data yang dimilikinya, yaitu pedoman observasi, peneliti dapat mengamati dan men-ceklis atau mendata fenomena atau segala kejadian yang diperlukan dalam penrlitian itu.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data primer juga dapat diperoleh dari data primer penelitian terdahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti table, grafik, gambar, dan sebagainya sehingga menjadi informasi bagi pihak lain.35

Data sekunder yaitu data untuk memperkuat data primer dalam melengkapi penulisan dengan melakukan penelitian lapangan dengan cara mencatat dan menganalisa peristiwa-peristiwa yang terjadi dan mengubah catatan tersebut menjadi laporan lengkap dan terinci yang bisa juga dengan disertai gambar atau foto. Dan untuk memperkuat data dalam melengkapi

35

(10)

penulisan dengan melakukan studi kepustakaan untuk melengkapi kerangka pemikiran sesuai dengan permasalahan terdapat berbagai referensi, dokumen, dan buku-buku.

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif. Menurut Rachmat Kriyantono, tujuan penelitian yang dianalisis secara kualitatif yakni “untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau samping.”36

Menurut model Miles dan Huberman, ada 3 jenis kegiatan dalam analis data Metodologi Penelitian Kualitatif, antara lain sebagai berikut:.37

1. Mereduksi data

Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian laporan yang terperinci. Laporan ini akan terus menerus bertambah. Bila tidak dianalisis sejak awal, akan menambah kesulitan. Laporan laporan tersebut perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal hal yang pokok, difokuskan pada hal hal yang penting. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencapai kembali data bila diperlukan.

2. Mendisplay data 36 Op,Cit. . Lexy J. Moleong Hal 41 37 Op.cit. Elvinaro Ardianto. Hal 223

(11)

Agar dapat memberi gambaran keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian itu, harus diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik, networks, dan charts. Dengan demikian, peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail.

3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi

Sikap awalnya, peneliti berusaha mencari makna dari data yang dikumpulkan. Untuk itu peneliti, mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya.

Jadi dari data yang diperoleh sejak awal peneliti mencoba mengambil kesimpulan. Kesimpulan itu mula-mula masih tentative, kabur, dan diragukan. Akan tetapi dengan bertambahnya data kesimpulan lebih grounded. Selama penelitian berlangsung kesimpulan senantiasa harus di verifikasi.

3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam teknik pemeriksanaan keabsahan data, penelitian menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan data sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu.38

38 Op.cit. Lexy J, Moleong. Hal 330

(12)

Analisis triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Disini jawaban subjek di-cross-check dengan dokumen yang ada. Menurut Dwidjowinoto triangulasi data sumber yaitu membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi dari sumber yang berbeda.39 Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berkut:40

1. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

2. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

3. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.

4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen terkait. Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan data peneliti yang telah terkumpul, maka perlu dilakukan pengecekan keabsahan data.

39. Op.Cit. Kriantono

(13)

Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan dengan teknik triangulasi data. Triangulasi dalam penguji kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.41

41 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Alfabeta. 2008. Bandung. Hal

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat geladikarya yang diharapkan bagi perusahaan adalah diketahuinya struktur permodalan yang optimal guna mencari sumber pembiayaan yang memiliki biaya paling minimum,

Sedangkan perbedaan yang terjadi antara periode pertama dan kedua mengenai pendidikan dan sosial kemasyarakatan, jika pada periode pertama penddikan Al-Qur’an sebagai satu

Pada tahap definisi sekolah telah mempunyai visi yang sejalan dengan tujuan dibuatnya program Standar Pelayanan Minimal dengan didukung oleh SDM yang memadai dari

Multimedia pembelajaran interaktif adalah softwear yang dikembangkan untuk mengenalkan huruf pada anak usia dini.. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa kelemahan

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segalaa anugerah-Nya sehinga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PEMBERDAYAAN KARYAWAN DAN

Multi Scan Average Dose (MSAD) merupakan metode pengukuran dosis radiasi yang dilakukan dengan menghitung dosis rerata dari profil dosis untuk beberapa scanning.. Dosis

Quraish Shihab, adalah satu corak tafsir yang menjelaskan petunjuk- petunjuk ayat-ayat al-Qur‟an yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat, serta usaha-usaha

Keistimewaan ikan glodok ini yaitu hanya dapat dijumpai di kawasan pesisir hutan mangrove serta memiliki kemampuan merangkak naik ke darat atau bertengger ke