• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM SD NEGERI 03 KARANGASEM KEC. PETARUKAN KAB. PEMALANG. A. Sejarah Berdirinya SDN 03 Karangasem Kec. Petarukan Kab.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM SD NEGERI 03 KARANGASEM KEC. PETARUKAN KAB. PEMALANG. A. Sejarah Berdirinya SDN 03 Karangasem Kec. Petarukan Kab."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

28

KEC. PETARUKAN KAB. PEMALANG

A. Sejarah Berdirinya SDN 03 Karangasem Kec. Petarukan Kab. Pemalang

Sekolah Dasar Negeri 03 berada di jalan Raya Inpres Karangasem timur ini berdiri pada tahun 1975. Di desa Karangasem ini pada awalnya ada dua Sekolah Dasar Negeri. Letak sekolahnya di sebelah selatan desa. Sehingga ada terdapat warga yang letak rumahnya jauh dari sekolah. Untuk mengantisipasi warga agar tidak kesulitan ke sekolah terutama warga yang rumahnya di sebelah utara dan timur, maka pemerintah mendirikan kembali sebuah Sekolah Dasar Negeri yang ketiga yang ditempatkan di sebelah timur ujung desa berdekatan dengan desa tetangga.

Sekolah ini didirikan di atas pemakaman yang sudah tidak terpakai. Dan syukur alhamdulillah selesai dibangun tiga lokal yaitu untuk kelas 1-3. Dan SDN 03 ini dikepalai oleh salah satu guru warga Karangasem yaitu bapak Wasto Muntoro. Atas kerja keras beliau SDN 03 Karangasem memperoleh murid yang sangat banyak sehingga satu kelas mencapai 70 siswa. Kemudian dibangun gedung lagi sebanyak tiga lokal. Dari kerja keras beliau dan guru-guru yang membantunyalah SDN 03 Karangasem menjadi sekolah favorit dan terkenal karena kedisiplinannya dan uletnya para guru

(2)

mengajar anak didik mereka. Hingga sekarangpun SDN 03 Karangasem menjadi sekolah yang diidamkan masyarakat.1

1. Letak Geografis SDN 03 Karangasem

Sekolah Dasar Negeri 03 terletak di Desa Karangasem, Kec. Petarukan, Kab. Pemalang. Batas-batas letak SDN 03 Karangasem adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Persawahan b. Sebelah Timur : Desa Widodaren c. Sebelah Selatan : Desa Kendalsari d. Sebelah Barat : Desa Petanjungan2

SDN 03 berada di jalan Raya Inpres Karangasem Timur dibangun di atas tanah pemakaman milik desa dengan luas 1600 m2. Dengan letak sekolah yang strategis sekolah ini mudah dijangkau oleh sarana transportasi karena di pinggir jalan utama. Sekolah Dasar Negeri 03 ini letaknya tidak jauh dari perumahan penduduk sehingga warga mudah menyekolahkan anak-anaknya karena letaknya yang dekat dengan rumah sehingga mudah memantau anak-anaknya.

2. Visi Dan Misi

Dalam upaya memberikan arah, motivasi dan gerak langkah SD Negeri 03 Karangasem perlu memiliki visi dan misi sebagai dasar dalam melakukan tugasnya sebagai lembaga pendidikan.

1

Wawancara dengan Bu Eriyah yang diambil pada tanggal 16 November 2013

(3)

a. Visi

Taqwa, belajar, berlatih dan berprestasi. b. Misi

a) Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b) Terciptanya pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

c) Meningkatkan kegiatan yang terampil dan kreatif. d) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.3 3. Struktur Organisasi Guru SDN 03 Karangasem

Dalam usaha memperlancar pelaksanaan pendidikan formal disuatu lembaga pendidikan maka diperlukan adanya struktur organisasi yang baik sehingga aktifitas akan lebih terarah. Adapun struktur organisasi SD Negeri 03 Karangasem adalah sebagai berikut :

(4)

STRUKTUR ORGANISASI SD NEGERI 03 KARANGASEM KEC. PETARUKAN KAB. PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEPALA SEKOLAH NURFALAK, S.Pd SEKRETARIS UTOMO W. BENDAHARA ERIYAH, S.Pd.SD GR. PENJAS SUGIHARTI GR. KLS IV HADI S., BA GR. AGAMA 1. MASHADI, MSI 2. KATRIMA, S.Pd GR. KLS III ERIYAH, S.Pd.SD GR. KLS V SLAMET B, S.Pd GR. KLS VI SUMAJI, S.Pd.SD GR. KLS II EKA SRI A. GR. KLS I RUMIASIH, S.PdSD PENJAGA SOLIKHIN SEKSI UKS RUMIASIH,S.Pd.SD SEKSI AGAMA MASHADI, MSI SEKSI KETRAMP EKA SRI A SEKSI HUMAS SITI BAROKHAH SEKSI PRAMUKA ENI S, A.Ma SEKSI OLAHRAGA SUGIHARTI SEKSI KESENIAN DHINI EKA S, S.Pd

(5)

4. Keadaan Guru4

Seorang guru bertanggungjawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan belajar-mengajar secara efektif dan efisien. Tenaga pendidik dan kependidikan di Sekolah Dasar Negeri 03 Karangasem tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 15 orang, yang bertugas sesuai dengan jabatannya masing-masing yaitu : kepala sekolah, guru kelas, guru mapel, penjaga, dengan klasifikasi pendidikan seperti pada tabel 1 berikut :

TABEL 1

NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN

1. NURFALAK, S.Pd NIP.19660912 199103 1 010 S1 KEPSEK 2. SLAMET BUSAERI, S.Pd NIP.19531017 197701 1 003 S1 GURU KLS V 3. HADI SUNYOTO, BA NIP.19600228 198201 1 002 D3 GURU KLS IV 4. ERIYAH, S.Pd.SD NIP.19600128 198201 2 006 S1 GURU KLS III 5. SUMAJI, S.Pd.SD NIP.19660423 199207 1 001 S1 GURU KLS VI 6. RUMIASIH, S.Pd.SD NIP.19670327 198903 2 005 S1 GURU KLS I 7. MASHADI, MSI NIP.19670520 200003 1 001 S2 GURU PAI 8. SUGIHARTI NIP.19640313 198405 2 005

SGO GURU PENJAS 9. KATRIMA ANGGRAENI, S.Pd.Kris

NIP.19591012 198201 2 009

S1 GURU KRIS

10. DHINI EKA SUSANTI, S.Pd

NIP.-

S1 GURU INGG.

11. UTOMO WIWOHO, A.Ma.Pd

NIP.-

D2 GURU KOMP

(6)

12. EKA SRI AMBARWATI NIP.-

SMA GURU KLS II 13. ENI SUMARNI, A.Ma

NIP.- D2 GURU BTQ 14. SITI BAROKHAH NIP.- SMA PERPUS 15. SOLIKHIN NIP.- SMA PENJAGA 5. Keadaan Siswa5

Jumlah siswa Sekolah Dasar Negeri 03 Karangasem tahun ajaran 2013/2014 yaitu 216 siswa dengan perincian seperti pada tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2

5

Dokumen SDN 03 Karangasem

RUANG L P ISLAM KRISTEN JUMLAH

KELAS I 29 25 49 5 54 KELAS II 15 16 29 2 31 KELAS III 6 22 26 2 28 KELAS IV 14 21 34 1 35 KELAS V 12 17 29 - 29 KELAS VI 17 22 36 3 39 JUMLAH 93 121 203 13 216

(7)

6. Sarana Prasana6

Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 03 Karangasem telah disediakan sarana prasana diantaranya:

a. Fasilitas bangunan

Fasilitas bangunan terdiri dari : rumah penjaga, ruang kantor, ruang guru, ruang tamu, ruang ibadah, ruang perpus, ruang uks, tempat ibadah, kamar kecil.

b. Fasilitas perkantoran

Fasilitas perkantoran terdiri dari peralatan dan perlengkapan administrasi perkantoran, yaitu: meja siswa (112 buah), kursi siswa(146 buah), meja guru, almari, papan statistik, meja kursi tamu, alat peraga, komputer, papan absen, radio, televisi, globe, peta Indonesia, peta Jateng & DIY, peta Kabupaten Pemalang, peta Kecamatan Petarukan.

c. Fasilitas olahraga

Sarana olahraga yg dimiliki diantaranya lapangan sepak bola, matras, bola sepak, bola basket, bola voly, sepak takraw, dan bola kasti.

d. Fasilitas keterampilan

Keterampilan komputer memiliki 3 unit komputer. Yang masih membutuhkan 17 unit komputer lagi. Jangka panjang ke depan rencananya akan dibeli tiap tahunnya 2 unit komputer, dan

(8)

bantuan dari pemerintah yang saat ini belum terpenuhi. Karena masih sedikitnya sarana komputer maka anak didik bergiliran untuk praktek secara langsung. Sehingga butuh waktu yang cukup banyak.

B. Faktor-Faktor Penyebab Siswa Tidak Dapat Membaca Al-Qur’an

Faktor-faktor penyebab siswa tidak dapat membaca Al-Qur‟an diantaranya adalah:

1. Faktor intern

Faktor ini yaitu dari dalam diri siswa itu sendiri yakni: a. Tidak adanya keinginan untuk mempelajari Al-Qur‟an.

b. Malas belajar dikarenakan lebih suka bermain daripada belajar Al-Qur‟an.

c. Siswa lebih suka belajar dan bermain internet/face book, playstation, sekolah sepak bola, les pelajaran, pencak silat daripada harus pergi mengaji ke madrasah.

d. Menganggap belajar Al-Qur‟an tidak penting, dan beranggapan lebih penting belajar pelajaran umum.

e. Menganggap belajar Al-Qur‟an sangat sulit dipelajari. 2. Faktor ekstern

Faktor ini terdapat di lingkungan siswa sendiri, seperti:

a. Tidak adanya dukungan orangtua siswa untuk belajar Al-Qur‟an di sekolah madrasah setempat.

(9)

b. Orangtua lebih cenderung membawa anak-anaknya ke tempat les pelajaran, les olahraga atau les nyanyi daripada ke madrasah.

c. Kurang sadarnya orangtua siswa tentang pentingnya pendidikan Al-Qur‟an.

d. Anggapan para orangtua bahwa belajar di TPQ/Madrasah mahal karena harus bayar setiap bulannya.7

C. Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Kualitas Membaca Al-Qur’an Di SD Negeri 03 Karangasem.

Dari faktor-faktor tersebut di atas maka guru PAI di SD Negeri 03 Karangasem mencari jalan yang terbaik agar siswa dapat belajar Al-Qur‟an dan dapat membacanya serta dapat meningkatkan kualitas membaca Al-Qur‟an dengan baik sesuai qoidah ilmu tajwid. Dengan izin dari kepala sekolah dan dukungan dari para guru maka kegiatan itupun dilaksanakan. Upaya yang dilakukan diantaranya:

1. Memberi nasihat kepada siswa bahwa mempelajari Al-Qur‟an itu penting.

2. Memberikan semangat dan mendorongnya agar mau belajar membaca Al-Qur‟an dan tidak banyak bermain.

3. Memberitahukan bahwa belajar membaca Al-Qur‟an tidak sulit jika mau mempelajarinya terkecuali malas.

4. Mengadakan jam belajar tambahan di luar jam sekolah, yaitu sebelum pelajaran dimulai dipagi hari dan setiap hari.

(10)

5. Minta dukungan kepada orangtua anak didik agar terlaksana dan lancar kegiatan yang dilakukan sekolah demi anak-anak mereka agar pandai dalam membaca Al-Qur‟an dan mengerti hukum-hukum bacaan didalamnya.

6. Menciptakan suasana yang menyenangkan ketika belajar agar siswa tidak jenuh dan senang belajar membaca Al-Qur‟an.8

D. MATERI QIRO’ATI

Adapun Materi dalam pembelajaran metode Qiro‟ati dari jilid I sampai jilid VI diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Jilid I

Pada jilid ini adalah merupakan jilid awal yang mengajarkan cara-cara melafazkan makhraj yang benar, semuanya berharakat fathah namun tidak boleh mengenalkan harakat fathah tersebut. Guru tidak boleh menuntun, hanya membimbing saja. Guru memberi contoh cara membaca beberapa huruf kemudian anak didik membaca sendiri dengan tidak dibaca panjang, pada jilid ini semuanya dibaca pendek-pendek. Dalam mengajar, seorang guru harus mengingat dengan patcarnatun (cepat, lancar tanpa dituntun). Jika murid sudah patcarnatun maka boleh pindah ke halaman berikutnya.9

8Wawancara dengan guru PAI, diambil pada tanggal 13 November 2013

9Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an (Semarang: Yayasan

(11)

2. Jilid II

Di jilid dua ini, tidak berbeda dengan jilid satu cara mengajarkannya, hanya saja pada jilid ini ditambah dengan mengenalkan harakat, yaitu fathah, kasroh, dhumah, fathah tain, kasroh tain, dhumah tain, mad thobi‟i, dan angka arab dari angka 1 sampai dengan angka 99. Pada jilid dua ini cara mengajarkannya yaitu dibaca langsung huruf hidup, tidak diurai; setelah guru menjelaskan pokok pelajaran murid baca sendiri; setiap tulisan dalam kotak baris bawah, termasuk pelajaran yang harus dibaca oleh murid; supaya murid mengerti nama-nama harakat, maka guru seharusnya sering menanyakan nama harakat; pelajaran angka Arab tidak harus berbahasa Arab, terserah guru; guru supaya berusaha agar setiap murid dapat membaca lancar, tanpa salah baca; pada halaman 25 mulai diajarkan pelajaran mad thobi‟i, murid supaya jelas panjang pendeknya; murid diperbolehkan melanjutkan ke jilid berikutnya, apabila telah dapat membaca lancar tanpa ada salah baca.10

3. Jilid III

Materi pada jilid tiga ini berisi tentang mengulang kembali mad thobi‟i pada jilid dua, mad shilah, Al-Qomariyah, idzhar syafawi, rho tafhim, rho tarqiq, suara hamzah sukun dan „ain sukun, dan angk Arab dari seratus sampai sembilan ratus. Metode mengajarkan jilid tiga ini seperti mengajar jilid-jilid sebelumnya yaitu dibaca langsung, tidak

10Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an (Semarang: Yayasan

(12)

diurai dan guru tidak menuntun membaca; murid membaca sendiri setiap halaman; setelah guru menjelaskan pokok pelajaran dan memberikan contoh membaca sekedar satu baris; setiap murid diharuskan menguasai pokok bahasan dan guru jangan memindahkan ke pokok bahasan berikutnya jika murid belum lancar membaca dan banyak salah baca.11

4. Jilid IV

Pada jilid empat ini yaitu mengenalkan bacaan ikhfa haqiqi, mad wajib muttashil, mad jaiz munfashil, makhraj sin dan syin yang benar, cha dan kho, ghunnah, huruf bertasydid, Al-syamsiyah, hukum mim sukun, idghom bighunnah, idghom bilaghunnah, harakat sukud/tasydid, dan pengenalan membaca huruf fawatihussuwar.

Cara mengajarkan pada jilid ini, mengenalkan huruf nun sukun/tanwin harus dengan bacaan tajwid dan dibaca dengung karena ikhfa haqiqi; mengenalkan bacaan mad wajib/jaiz supaya dibaca panjang yang nyata; pelajaran makhraj sin dan syin serta cha dan kho guru supaya berusaha agar muridnya dapat membaca dengan makhraj sebaik mungkin; mengenalkan nun/mim tasydid supaya dibaca ghunnah nyata; setiap mim sukun tidak boleh dibaca dengung kecuali mim sukun berhadapan dengan mim; setiap nun sukun berhadapan dengan mim sukun suara nun suun hilang diganti dengan suara mim; setiap nun

11Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an (Semarang: Yayasan

(13)

sukun/tanwin jika berhadapan dengan lam//rho, suara nun sukun/tanwin hilang, ditukar dengan suara lam/rho.12

5. Jilid V

Pada jilid lima ini diajarkan Mad „Arid Lissukun, Mad Iwad, Qolqolah, Mad Lazim harfi Musaqqal, membaca Lafad Allah, Iqlab, Ikhfa Syafawi, makhraj tsa, Membaca Waqaf, Makhraj Ghain. Cara mengajarkan pada jilid lima ini yaitu : mengenalkan Mad Arid Lissukun yaitu bila ada huruf mad berhadapan dengan huruf hidup dibaca waqaf maka dibaca panjang 1, 2, 3 alif boleh (2, 4, 6 harakat); mengenalkan Mad Iwadh yaitu bila terdapat harakat fathah tain dibaca waqaf selain ta‟ marbuthah maka dibaca fathah panjang satu alif/dua harakat; mengenalkan bacaan Qalqalah, guru memberi contoh cara membalnya huruf dibaca Qalqalah.13

6. Jilid VI

Pada jilid enam ini pelajarannya yaitu Idzhar Halqi dan Al-Qur‟an juz satu sebagai latihan baca. Cara mengajar pada jilid ini yaitu dengan cara klasikal, guru menjelaskan pokok pelajaran, selanjutnya seluruh murid membaca bersama halaman yang telah diterangkan oleh guru, dilanjutkan setiap murid membaca dua baris halaman satu, halaman dua, halaman tiga, sampai halaman empat; jika setiap murid dalam membaca dua baris tak pernah salah baca dalam bacaan

12Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an (Semarang: Yayasan

Pendidikan Al-Qur‟an Raudhatul Mujawwidin, 1990), Jilid IV, hlm. 1-44.

13Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an (Semarang: Yayasan

(14)

tajwidnya, pada hari berikutnya dilanjutkan ke halaman lima, namun jika ada yang salah baca, supaya mengulang dari halaman pertama lagi, setiap hari satu bab.14

Dalam pembelajaran metode Qiro‟ati, seorang guru harus memperhatikan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyampaikan metode Qiro‟ati, diantaranya :

1. Praktis, artinya : langsung (tidak dieja)

Contoh : بَ بَ baca, A-BA (bukan alif fathah A, Ba fathah BA), dan dibaca pendek. Jangan dibaca panjang Aa Baa, atau Aa Ba atau A Baa.

2. Sederhana

Artinya kalimat yang dipakai menerangkan diusahakan sederhana asal dapat dipahami, cukup memperhatikan bentuk

hurufnya saja, jangan menggunakan keterangan yang

teoritis/definitif. Cukup katakan : perhatikan ini ! بَ bunyinya = BA, cukup katakan perhatikan titiknya ! ini BA, ini TA, dan ini TSA. Dalam mengajarkan pelajaran gandeng, jangan mengatakan = “ini huruf di depan, di tengah atau di belakang”, contohnya seperti :

ﻬ- ﻫ -ﻪ

/ cukup katakan : semua sama bunyinya, bentuknya memang macam-macam. Yang penting dalam mengajarkan Qiro‟ati adalah bagaimana anak bisa membaca dengan benar. Bukan masalah

14Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an (Semarang: Yayasan

(15)

atik tulisan, oleh karena itu disini tidak diterangkan tentang huruf yang bisa digandeng dan yang tidak, sederhana saja !

3. Sedikit Demi Sedikit, Tidak Menambah Sebelum Bisa Lancar Mengajar Qiro‟ati tidak boleh terburu-buru, ajarkan sedikit demi sedikit asal benar, jangan menambah pelajaran baru sebelum bisa dengan lancar.

4. Mendorong Murid Untuk Saling Berpacu

Setelah kita semua tahu mengajarkan Qiro‟ati tidak boleh menambah pelajaran baru sebelum bisa membaca dengan benar dan cepat, maka cara yang tepat adalah menciptakan suasana kompetisi dan persaingan sehat dalam kelas, cara ini insya Allah akan memacu semangat dan mencerdaskan anak.

5. Tidak Menuntun Untuk Membaca

Seorang guru cukup menerangkan dan membaca berulang-ulang pokok bahasan pada setiap babnya sampai anak mampu membaca sendiri tanpa dituntun. Metode ini bertujuan agar anak faham terhadap pelajarannya, tidak sekedar hafal.

6. Waspada Terhadap Bacaan Yang Salah

Anak lupa terhadap pelajaran yang lalu itu soal biasa dan wajar, anak lupa dan guru diam saja itulah yang tidak wajar. Terlalu sering anak membaca salah saat itu ada guru dan gurunya diam saja, maka bacaan salah itu akan dirasa benar oleh anak didik, dan salah merasa benar itulah bibit dari salah kaprah. Maka agar ini

(16)

tidak menerus terjadi dalam bacaan Al-Qur‟an, maka harus waspada setiap ada anak baca salah tegur langsung, jangan sampai menunggu bacaan berhenti. Kewaspadaan inilah cara satu-satunya memberantas salah kaprah itu.

7. Driil (Bisa karena biasa)

Metode driil banyak tersirat pada buku Qiro‟ati, adapun yang secara khusus menggunakan metode ini adalah pada pelajaran: Ghorib Ilmu Tajwid, dan hafalan-hafalan. Biarpun tanpa ada kewajiban menghafal di rumah, insya Allah dengan metode driil ini semua pelajaran hafalan akan hafal dengan sendirinya.

Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan penulis dalam kegiatan belajar siswa pada pembelajaran PAI yang dilakukan setiap minggunya ditambah jam di luar pelajaran setiap harinya menunjukkan hasil bahwa ada peningkatan pada kualitas membaca Al-Qur‟an pada siswa kelas IV di SD N 03 Karangasem Petarukan Pemalang. Dari hasil bimbingan yang dilakukan oleh guru PAI di SD N 03 Karangasem menunjukkan adanya perubahan kemampuan siswa untuk bisa membaca Al-Qur‟an. Dari pemantauan penulis menunjukkan bahwa siswa kelas IV di SD N 03 Karangasem telah bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

Referensi

Dokumen terkait