• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA. dan PENGGULINGAN BUNG KARNO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA. dan PENGGULINGAN BUNG KARNO"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 Kolom IBRAHIM ISA

Minggu, 15 Desember 2013 ---

Menyambut Hangat Karya Penting SUAR SUROSO:

“AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA

dan PENGGULINGAN BUNG KARNO”

* * *

Senin, 16 Desember 2013, buku terbaru Suar Suroso “AKAR DAN DALANG

PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSa DAN PENGGULINGAN BUNG KARNO”

diluncurkan oleh Penerbit Ultimus, di Bandung dengan bekerja sama dengan Jurusan Antropologi FISIP Universitas Pajajaran.

Peluncuran dan diskusi berlangsung di Graha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjadjaran Jl. Dipatiukur no. 35 Bandung.

* * * Diskusi diawali oleh pembicara

1. Dr. Asvi Warman Adam (Sejarawan LIPI)

2. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum. (Sejarawan FIB Universitas Padjadjaran) Moderator : Budi Rajab (Antropolog Universitas Padjadjaran)

* * *

Sinopsis AKAR dan DALANG:

PEMBANTAIAN manusia tak berdosa dan penggulingan Bung Karno adalah maha-malapetaka menimpa Indonesia di pertengahan abad ke-20. Ini merupakan halaman hitam sejarah. Bukan saja sejarah Indonesia, bahkan sejarah dunia. Betapa tidak! Indonesia waktu itu adalah negeri besar kelima di dunia dalam jumlah penduduk. Rakyat Indonesia yang besar dan beradab telah jadi korban kebiadaban strategi negara adikuasa. Indonesia yang cemerlang, mercusuar perjuangan

(2)

2 rakyat-rakyat sedunia melawan kekuasaan lalim imperialisme, berubah wajah jadi pengekor negara adidaya. Ini dipicu oleh Peristiwa Gerakan 30 September 1965. Peristiwa ini bukanlah hanya menyangkut Indonesia. Lebih-lebih lagi bukan hanya menyangkut Bung Karno, PKI, dan Angkatan Darat. Ini terjadi dalam dunia yang sedang dilanda Perang Dingin. Para pelaku, jagal-jagal pembantai manusia sampai para pelaku penggulingan Bung Karno hanyalah eksekutor, pelaksana sadar atau tidak sadar dari strategi Perang Dingin, yaitu pembasmian kaum komunis di mana saja muncul, termasuk pembasmian atas kaum komunis Indonesia; strategi yang bertujuan membikin punah PKI di Indonesia untuk selama-lamanya. Maka akar peristiwa ini tidaklah terdapat di Indonesia. Hanyalah dengan mengupas secara menyeluruh, mengupas saling hubungannya dengan dunia yang sedang dilanda Perang Dingin, barulah bisa membongkar akar dan menemukan dalangnya, barulah jelas-jemelas hakikat sesungguhnya peristiwa itu. (Penerbit Ultimus)

* * *

Berikut ini adalah sambutan hangat Ibrahim Isa berkenaan dengan peluncuran buku penting Suar Suroso tsb:

* * *

Menyambut Hangat Karya Penting SUAR SUROSO:

“AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA dan

PENGGULINGAN BUNG KARNO”

* * *

Dalam Rangka Usaha Pelurusan Sejarah Bangsa, ratusan bahkan ribuan tulisan,

analisis dan buku-buku studi telah terbit di Indonesia oleh penulis-penulis Indonesia sendiri, bersangkutan dengan masalah krusial bangsa dewasa ini, yaitu

MASALAH PELURUSAN SEJARAH. Masaalah Pelurusan Sejarah Indonesia juga

sudah berpuluh kali menjadi tema utama seminar-seminar di Indonesia maupun di luar negeri.

Situasi pemberlakuan dan pemanfaatan hak-hak demokrasi. khususnya hak dengan bebas menyatakan pendapat, i.e. "freedom of speech dan freedom of expression"

(3)

3 dewasa ini, sedang tumbuh subur dan berkembang terus. Baik dalam kwantitas maupun kwalitas. Tidak sedikit tulisan tsb ditimba dari pengalaman langsung penulisnya sendiri, korban akibat pemelintiran sejarah bangsa yang dilakukan penguasa Orba.

Berbagai lapisan masyarakat, dalam jumlah tak terhitung, khususnya yang disebut "orang-orang biasa" dengan sadar menggunakan kebebasan media komunikasi demi perjuangan untuk Reformasi, Demokrasi dan HAM. Termasuk media internet, seperti website (meliputi diskusi inter-aktif), atau bloggerspot pribadi, mailing-list, Youtube, Facebook, Twitter dll.

Situasi yang dimulai dan berlangsung terus sejak Gerakan Massa Reformasi dan Demokrasi Mei 1998 telah secara formal mengakhiri rezim Orde Baru. Sejak Presiden BJ Habibie menggantikan Presiden Suharto, sebagai Presiden Ke-3 Republik Indonesia, secara luas dan leluasa kesempatan demokrasi ini digunakan oleh para aktivis dan pejuang-pejuang reformasi dan demokrasi demi perubahan yang konsisten, untuk tegaknya negara Republik Indonesia sebagai NEGARA HUKUM.

Secara lebih spesifik kegiatan dan perjuangan tsb berlangsung dengan mengajukan tuntutan diakhirinya pelanggaran hak-hak azasi manusia serta dipulihkannya hak-hak kewarganegaraan dan politik para korban Peristiwa 1965, yang sampai detik ini masih mengalami diskriminasi dan stigmatisasi dari jurusan penguasa dan para pendukung rezim Orde Baru. Perjuangan tsb semakin sengit terfokus sekitsars tuntutan adil agar Kejaksaan Agung mengambil langkah kongkrit melaksanaan Rekomendasi KomnasHAM 23 Juli 2012 sekitar penanganan pelanggaran HAM berat oleh aparat negara di sekitar Peristiwa 1965.

Secara formal rezim Orde Baru sudah runtuh, tetapi dalam kenyataan hidup sehari-hari kebijakan politik dan tindakan penguasa tetap menolak Rehabilitasi hak-hak kewarganegaraan dan hak politik jutaan korban Peristiwa 1965.

* * *

SUAR SUROSO (82 th), mantan Wakil Pemuda Indonesia di organisasi

mancanegara, i.e. Gerakan Pemuda Demokratis Sedunia, GPDS, dengan tekun mengikuti perkembangan politik di tanah air. Dalam periode setelah ambruknya rezim Orde Baru, Suar Suroso termasuk salah seorang penulis sejarah bangsa, – – - yang dengan tekun dan teliti secara efektif memanfaatkan situasi keberadaan kebebasan menyatakan pendapat di Indonesia.

(4)

4 Dalam waktu panjang, Suar Suroso mengadakan riset, menekuni, menggeluti, serta menulis karya-karya penting dalam rangka PELURUSAN SEJARAH BANGSA yang direkayasa dan dibengkokkan oleh rezim Orde Baru. Sehubungan dengan ini, Suar Suroso pernah menulis sebuah aretikel khusus yang mengungkap pemelintiran sejarah Indonesia yang dilakukan oleh akhli sejarah Orde Baru, Dr Nugroho Notosusanto.

Kiranya sudah jelas, ---- Dalam rangka mengakhiri kehidupan politik dan ideologi Orde Baru, ada satu masaalah yang mutlak harus ditangani bersama. Yaitu, menyangkut masalah PELURUSAN SEJARAH bangsa, khususnya sejarah gerakan politik sejak masa kolonialisme sampai dewasa ini.

Menelusuri sejumlah besar literatur yang diterbitkan dalam periode pasca-Suharto, --- Suar Suroso adalah salah seorang penulis langka yang dengan berencana

melakukan studi dan penulisan sejarah gerakan politik di Indonesia secara

gamblang. Ia mengedepankan sejumlah dokumen dan fakta-fakta yang diakui kebenarannya, sesuai dengan bahan-bahan dokumentasi dan literatur Kiri di Indonesia dan mancanegara. Atas dasar itu Suar Suroso melakukan analisis dan mengemukakan kesimpujlannya. Ia dengan rinci menguraikan dalam artikel-artikel dan buku-bukunya, tentang perkembangan gerakan politik bertujuan kemerdekaan

di Indonesia, -- yang berporoskan gerakan revolusioner Marxis, nasionalis dan agama. Meliputi periode sejak didirikannya Budi Utamo, Sarikat Islam, Sarikat Rakyat dan ISDP, Partai Sosial Demokrat Indonesia yang kemudian menjelma menjadi Partai Komunis Indonesia, PKI.

Dengan jelas Suar Suroso menguraikan dan menganalisisis perkembangan gerakan politik Kiri Marxis yang berkembang menjadi PKI. Suatu parpol yang tak henti-hentinya berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Menurut Suar Suroso inilah yang menyebabkan PKI merupakan ancaman terbesar bagi dominasi AS di Asia Tenggara, teristimewa setelah makin kuatnya kerjasama dan persatuan kekuatan politik yang diwakili Bung Karno dan kekuatan Kiri yang diwakili oleh PKI.

* * * Buku Suar Suroso yang baru berjudul:

“AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA dan

(5)

5 . . . . adalah buku politik penting yang menjadi khazanah berharga dalam literatur sejarah gerakan politik Kiri di Indonesia. Sekaligus merupakan karya serius dan penting oleh penulis, dalam perjuangan besar demi pencerahan di Indonesia, teristimewa menyangkut PELURUSAN SEJARAH YANG DIREKAYASA oleh rezim Orde Baru.

Buku terbaru Suar Suroso, bersama dengan tulisan-tulisan yang banyak dan buku-buku yang telah diterbitkannya, – – – sekitar Marxisme dan Bung Karno; mengenai campur tangan dan subversi CIA (A.S) dalam urusan dalam negeri Indonesia khususnya yang menyangkut “Red Drive Proposals AS” (1948) , mengenai Peristiwa Madiun; tentang bantuan senjata dan keuangan CIA pada pemberontakan separatis PRRI/Permesta (1957); dan Peristiwa Pembantaian Masal 1965/67/68; --- teristimewa perebutan kekuasaasn negara dan pemerintahan Presiden Sukarno oleh Jendral Suharto, ---- , merupakan sumber pengetahuan yang ditulis atas dasar studi dan penelitian cukup lama dan menyeluruh.

Buah pena Suar Suroso tsb merupakan literatur-historis yang berharga dan bahan referensi dan studi yang tidak-boleh-tidak harus dibaca dan dipelajari oleh setiap pemeduli sejarah kontemporer Indonesia dan bagi siapa saja yang ingin mendalami sejarah perkembangan politik kemerdekaan Indonesia.

(Amsterdam, 19 Januari 2013).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan variabel fundamental makro sebelum krisis global dan sesudah kriris global berpengaruh terhadap Risiko Sistematik.Variabel fundamental mikro dan makro

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN AKADEMIK 2013/2014.. 1)

electrode setelah mendapatkan arus tegangan tinggi akan timbul medan magnet dan collecting plate akan berfungsi sebagai pengumpul atau collection ash, karena

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merancang sistem pakar zakat pertanian dan peternakan berbasis web agar lebih memudahkan umat muslim dalam melakukan pembayaran zakat

Bentuk diskrimnasi menurut Newman (dalam Mikarso, 2009: 88) bentuk diskriminasi berupa (1) diskriminasi verbal ( Verbal exspression ), diskriminasi yang dijalankan dengan

6.3.2 Kakitangan DILARANG SAMA SEKALI membayar untuk atau mengambil bahagian dalam apa-apa aktiviti yang terlalu mewah, menyalahi undang-undang dan tidak bermoral

Hal tersebut akan tercapai ketika tiap-tiap orang telah mampu menguasai atau mengendalikan dirinya dari sifat-sifat tercela, dan telah tertanam sifat-sifat terpuji

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar dapat berpikir secara rasional, dan berakhlak mulia dalam kaitannya dengan nilai- nilai Pancasila,