• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Dan Informasi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Sistem Dan Informasi Manajemen"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Pada Usaha Perberasan UD. Makmur Jaya di Kabupaten Klaten

Tugas Kelompok Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Dosen Bp. Catur Suwastanto. S.IP. M.Si

Di Susun Oleh Kelompok I :

n

Arief Wicaksono

( . .. … …. )

n

Eddy Santosa

( . .. … …. )

n

Sidik Kuswatun

( . .. … …. )

n

Siti Nurjanah

( . .. … …. )

n

Alfian Eka Ramadhan

( . .. … …. )

n

Vera Rusdiana W

( . .. … …. )

n

Uswatun Khasanah

( . .. … …. )

n

Nur Annas

( . .. … …. )

n

Lia Nur Hidayah

( . .. … …. )

n

Muhammad Aji P

( . .. … …. )

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

(2)

BAB. I.

Pendahuluan

I. 1. Latar Belakang

Usaha perberasan UD. Makmur Jaya adalah usaha yang bergerak pada usaha jual beli

beras dengan melalui proses pengerjaan beras bahan baku yang di produksi menjadi beras

barang jadi dalam kemasan dengan spesifikasi tertentu sesuai standar mutu SNI atau standar

mutu pangsa pasar tujuan. Hal ini berbeda dengan penggilingan padi yang bahan bakunya

dari Gabah Kering Panen (GKP) atau Gabah Kering Giling (GKG). Alur proses produksinya

seperti gambar di bawah ini :

Usaha UD. Makmur Jaya ini dimulai dari usaha jasa giling gabah petani pada tahun

2006 dengan wilayah kecamatan Kalikotes sebagai pasar sasarannya. Namun mulai tahun

2010 UD. Makmur Jaya meninggalkan usaha jasa giling gabah petani beralih pada usaha

perberasan yang meliputi jual beli beras dan proses beras kemasan dengan wilayah Jogja,

Jawa Tengah dan Kalimantan sebagai pasar sasarannya. Tahun 2014 mulai merambah

sebagai kontraktor pengadaan beras di Perum BULOG serta institusi lainnya baik swasta

maupun BUMN, antara lain PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk dan PT. Pupuk Indonesia Pangan.

Pengembangan sistem informasi manajemen di UD. Makmur Jaya berjalan secara

generatif, artinya berjalan mengalir sesuai kebutuhan perusahaan yang semakin kompleks.

Perkembangan akan SIM yang terjadi pada tahun 2010 ketika mulai dibentuk divisi

Pemasaran Penjualan, bidang Produksi , bidang Administrasi dan Keuangan, tahun 2012

aliran data dan informasi pesanan pelanggan, pasokan supliyer dan proses produksi di

gabungkan dalam group WhatsApp dari bidang Pemasaran Penjualan, Produksi ,

Beras Bahan

• Mixing / pencampuran bahan - Di Grading dengan pengayakan • Di Bersihkan kotorannya - Di Kemas

• Di Poles / di Putihkan lagi - Penataan Barang Jadi di Gudang

Beras Barang Jadi

(3)

Administrasi dan Keuangan. Lalu pada tahun 2014 pengelolaan data dan informasi mulai

menggunakan software Accurate 3 Manufaktur.

I. 2. Perumusan Masalah

Berikut kami sampaikan tahap perkembangan Sistem Informasi Manajemen di UD.

Makmur Jaya mulai dari :

a. Tahap Analisis

b. Tahap Perancangan

(4)

BAB. II.

LANDASAN TEORI

Setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dalam bidang dagang maupun

manufaktur baik itu perusahaan besar ataupun kecil, memerlukan suatu sistem informasi yang

baik dalam menjalankan operasi perusahaannya. Sistem informasi ini merupakan suatu sarana

bagi manajemen perusahaan guna mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk

memimpin dan mengawasi jalannya perusahaan serta untuk pengambilan keputusan.

Sistem informasi ini merupakan bagian yang terpenting bagi manajemen didalam

memperoleh informasi yang tepat dan dapat dipercaya, terutama mengenai data keuangan

dari suatu perusahaan. Data-data dan informasi ini yang diperoleh dari suatu Sistem informasi

dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan itu sendiri dari Top Management,Middle

Management dan Low Management serta pihak luar yang terdiri dari pemegang

saham,invetor,bank,fiskus dan lain-lain.

Para pemakai intern perusahaan khususnya pimpinan puncak sangat berkepentingan

atas berbagai informasi dalam mengelola perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan

sebagaimana yang telah ditetapkan, sedangkan pihak pemakai ekstern sangat berkepentingan

atas informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam membantu menilai efektif tidaknya

hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan. Kemampuan

mengelola informasi bagi suatu perusahaan akan mempengaruhi kualitas informasi yang

dihasilkan.

2.1. System Informasi dan Tujuan Sistem Informasi

Berdasarkan kepada konsep manajeman, manajemen memiliki fungsi untuk

merencanakan, menyusun(mengorganisir), menempatkan, mengarahkan dan mengendalikan

apakah rencanan yang dibuat telah terealisasi dengan baik. Untuk menjalankan fungsi

tersebut manajemen tidak mungkin dapat melakukannya tanpa memiliki informasi berkualitas

yang diperlukan. Informasi yang diterima oleh manajemen selain harus berkualitas (akurat,

tepat waktu, lengkap, relevan) juga informasi tersebut harus selaras dan saling berkaitan

(5)

oleh manajemen untuk membantu melaksanakan fungsinya disebut sebagai informasi

manajemen, informasi manajemen dihasilkan oleh suatu sistem informasi manajemen.

Jadi peran sistem informasi manajemen bagi suatu organisasi adalah mendukung

operasi bisnis perusahaan, sistem pengambilan keputusan dan keunggulan bersaing secara

strategis.

Menurut DR.Azhar Susanto,Mbus, Ak.(2004) dalam bukunya Sistem Informasi

Manajemen:

” Sistem Informasi Manajemen merupakan kumpulan dari sub-sub sistem yang saling

berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan

yaitu mengolah data menjadi informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam proses

pengambilan keputusan saat melaksanakan fungsinya”.

Informasi manajemen yang disajikan oleh sistem informasi manajemen bagi

kepentingan manajemen harus dapat mendukung pelaksanaan fungsi manajemen sehingga

informasi manajemen yang dihasilkan haruslah berkualitas. Seperti yang diungkapkan oleh

Mc Leod(1993) bahwa pada intinya informasi harus :

1. Relevan : Informasi yang diterima harus sesuai dengan yang dibutuhkan

2. Tepat waktu : Informasi harus tersedia pada saat diperlukan

3. Akurat : Informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya

4. Lengkap : Informasi yang diberikan tidak sepotong-sepotong dan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Penyusunan Sistem informasi yang

dilakukan oleh suatu perusahaan mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk Meningkatkan informasi

Yaitu informasi yang tepat guna, terpercaya dan tepat waktu. Dengan kata lain sistem

informasi harus dengan cepat dan tepat dapat memberikan informasi yang diperlukan.

(6)

Yaitu sistem pengendalian intern yang diperlukan agar dapat mengamankan kekayaan

perusahaan.. Ini berarti bahwa sistem informasi yang disusun juga harus mengandung

kegiatan sistem Pengendalian Intern (Internal Cek)

3. Untuk Dapat Menekan Biaya

Ini berarti bahwa biaya tata usaha untuk menyusun sistem informasi harus seefisien

mungkin.

2.2. Prinsip Umum Penyusunan Sistem Informasi

Pada dasarnya dalam menyusun Sistem Informasi suatu perusahaan sangat tergantung

selain pada jenis-jenis perusahaan juga pada organisasi perusahaan berikut aktivitasnya dan

kadang-kadang persepsi manajemen sangat menentukan atau bangunan sistem informasi yang

akan disusun. Akan tetapi prinsip umum sebagai dasar yang harus ditempuh dalam

penyusunan Sistem Informasi untuk berbagai perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Menganalisa semua transaksi yang ada pada perusahaan baik secara harian atau

bulanan

2. Mengumpulkan catatan berbagai jenis transaksi dalam bentuk formulir-formulir,

buku-buku dan catatan yang tepat

3. Menganalisa kegiatan intern cek atau uji coba untuk seluruh kegiatan perusahaan

4. Mencatat dalam buku-buku, transaksi-transaksi yang telah dikumpulkan dalam

formulir

5. Merancang daftar dan laporan-laporan yang harus disusun dari transaksi-transaksi

yang telah dicatat.

6. Mengurus secara terus menerus kegiatan pengawasan intern secara periodik

7. Menyusun berbagai laporan yang teratur untuk pihak intern dan ekstern

(7)

Dalam penyususunan Sistem informasi juga harus mempunyai unsur-unsur Sistem

Pengendalian intern sebagai berikut :

1. Pemisahan Fungsi dalam organisasi

2. Sistem Otorisasi

3. Praktek Yang sehat

4. Karyawan yang berkualitas

5. Satuan Pengawas Intern

2.3. Tahap-tahap Penyusunan Sistem Informasi

Menurut Mc Leod (1993) tahap-tahap penyusunan Sistem Informasi dibagi dalam

beberapa tahap sebagai berikut :

1. Fase Perencanaan

Keuntungan dari merencanakan proyek CBIS, yaitu :

∑ Menentukan lingkup dari proyek

Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang terlibat dan mana yang tidak ?

Hal tersebut akan memberikan perkiraan awal dari skala sumber daya yang diperlukan.

∑ Mengenali berbagai area permasalahan potensial

Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya, sehingga

hal tersebut dapat dicegah.

∑ Mengatur urutan tugas

Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai sistem. Tugas tersebut

diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan agar efisien.

∑ Memberikan dasar untuk pengendalian

(8)

Langkah-langkahnya

1.Menyadari masalah

Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non

manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.

2. Mendefinisikan masalah

Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar

dapat mengatasi permasalah tersebut. Ia melakukan identifikasi dimana letak

permasalahannya, penyebabnya dan berusaha mengumpulkan semua informasi. Jika

perusahaan mempunyai kebijakan untuk mendukungend user computing, dan manajer ingin

memakai pendekatan tersebut untuk pengembangan sistem, maka ia bertanggung jawab untuk

membuat definisi. Selain itu, manajer memerlukan bantuan analis sistem yang saling bekerja

sama dengan manajer.

3. Menentukan tujuan sistem

Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus

dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Sehingga tujuan hanya dinyatakan secara

umum, yang nantinya akan dibuat lebih spesifik.

4. Mengidentifikasi kendala sistem

Sistem baru dalam pengoperasiannya tidak bebas dari kendala. Beberapa kendala

mungkin ditimbulkan oleh lingkungan, seperti laporan pajak yang diminta oleh pemerintah

dan informasi pembayaran yang dibutuhkan oleh konsumen. Kendala lainnya, seperti

keharusan menggunakan perangkat keras yang telah ada atau menyiapkan dan menjalankan

sistem pada tanggal tertentu. Kendala-kendala tersebut penting untuk diidentifikasi sebelum

sistem benar-benar mulai dikerjakan. Dengan demikian, baik rancangan sistem maupun

kegiatan proyek akan berada di antara kendala-kendala tersebut.

5. Membuat studi kelayakan

Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan

mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ada enam

(9)

1. Teknis; tersediakan hardware dan software untuk melaksanakan pemrosesan yang

diperlukan ?

2. Pengembalian ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan

dengan membandingkan kegunaan dan biayanya ?

3. Pengembalian non ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan

keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?

4. Hukum dan etika; akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hokum dan

etika ?

5. Operasional; apakah rancangan sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan

menggunakannya ?

6. Jadual; mungkinkah penerapan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan ?

Analis sistem mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menyawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mewawancarai beberapa pegawai penting dalam area

pemakai.

6. Menyiapkan usulan penelitian sistem

Jika suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem secara

menyeluruh. Penelitian sistem (sistem study) akan memberikan dasar yang terinci bagi

rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan sistem itu dan bagaimana sistem

tersebut melakukannya. Analis akan menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberi

dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisis. Hal penting

yang harus diingat tentang usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar isinya didasarkan

pada perkiraan (perkiraan merupakan informasi terbaik yang tersedia) dan perkiraan jauh

lebih baik daripada tanpa informasi sama sekali. Selebihnya akan dipelajari ketika siklus

hidup mulai berjalan.

7. Menyetujui atau menolak proyek penelitian

Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek dan rancangan

sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan keputusan teruskan /

(10)

1. Akankah sistem yang diusulkan dapat mencapai tujuannya ?

2. Apakah penelitian proyek yang diusulkan merupakan cara terbaik untuk melakukan

analisis sistem ?

Jika keputusannya adalah teruskan maka proyek akan berlanjut ke tahap penelitian

(analisis). Namun, jika keputusannya hentikan maka semua pihak mengalihkan perhatiannya

ke masalah-masalah lain.

8. Menetapkan mekanisme pengendalian

Sebelum penelitian sistem dimulai, SC MIS menetapkan pengendalian proyek dengan

menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan

dilaksanakan. Setelah jadual ditetapkan, jadual tersebut harus didokumentasikan dalam

bentuk yang memudahkan pengendalian. (misalkan gunakan Microsoft Project).

2. Fase Analisis dan Disain

Ketika perencanaan selesai dan mekanisme pengendalian telah berjalan, tim proyek

beralih pada analisis sistem yang telah ada.Analisis sistemadalah penelitian atas sistem

yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbarui. Adapun

tahapannya yaitu :

1. Mengumumkan Penelitian Sistem

Manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru yang mempengaruhi

kerja para pegawainya. Sehingga perlu dikomunikasikan kepada para pegawai tentang :

a. alasan perusahaan melaksanakan proyek

b. bagaimana sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.

2. Mengorganisasikan Tim Proyek

Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Agar proyek

berhasil, pemakai sangat perlu berperan aktif daripada berperan pasif. Banyak perusahaan

mempunyai kebijakan menjadikan pemakai sebagai pemimpin proyek dan bukannya spesialis

informasi.

(11)

Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai

kegiatan pengumpulan informasi (wawancara, pengamatan, pencarian catatan, dan survei).

Dari semua metode tersebut, wawancara perorangan lebih disukai, dengan alasan :

∑ Menyediakan komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap bahasa tubuh.

∑ Dapat meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis maupun pihak

pemakai.

∑ Dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi.

∑ Memberi kesempatan bagi peserta proyek untuk mengungkapkan pandangan yang

berbeda bahkan bertentangan.

Dokumentasi dapat berupa flowchart, diagram aliran data (data flow diagram), dan

grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data. Istilah kamus proyek sering digunakan

untuk menggambarkan semua dokumentasi yang menjelaskan suatu sistem.

4. Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem

Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai

oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem. Misalkan,

∑ Laporan harus disiapkan dalam bentuk salinan kertas dan tampilan komputer;

∑ Laporan harus tersedia tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan;

∑ Laporan harus membandingkan pendapatan dan biaya actual dengan anggarannya

baik untuk bulan lalu maupun sepanjang tahun hingga sekarang (year to date).

5. Menyiapkan Usulan Rancangan

Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan

teruskan atau hentikan untuk kedua kalinya. Dalam hal ini manajer harus menyetujui tahap

rancangan dan dukungan bagi keputusan tersebut termasuk di dalam usulan rancangan.

6. Menerima atau Menolak Proyek Rancangan

Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan

(12)

diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya kembali atau mungkin proyek

ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju ke tahap rancangan.

3. Tahap Perancangan

Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem

baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis

peralatan yang akan digunakan. Langkah-langkah tahapan rancangan yaitu :

1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci

Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru

dengan alat-alat yang dijelaskan dalam modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis

untuk menyiapkan dokumentasi secaratop-down, dimulai dengan gambaran besar dan secara

bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatantop-downini merupakan cirirancangan

terstruktur(structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat

subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu diagram arus data (data flow diagram),

diagram hubungan entitas (entity relationship duagram), kamus data (data

dictionary),flowchart, model hubungan objek, dan spesifikasi kelas.

2. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem

Analis mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau model – peralatan komputer

yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

Identifikasi merupakan suatu proses berurutan, dimulai dengan berbagai kombinasi yang

dapat menyelesaikan setiap tugas.

3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem

Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang

dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan

kendala-kendala yang ada.

4. Memilih konfigurasi terbaik

Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi

peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analis

membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi

(13)

5. Menyiapkan usulan penerapan

Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang

mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan,

dan biayanya.

6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem

Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan

sangat meningkatkan jumlah orang yang telibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem

melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.

Contoh format untuk dokumen usulan penerapan, yaitu sebagai berikut :

1. Ikhtisar eksekutif

Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik

dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Adapun tahapannya yaitu :

1. Merencanakan penerapan;

Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang

diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem dan untuk mengembangkan rencana

penerapan yang sangat rinci.

2. Mengumumkan penerapan;

Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama pada

penelitian sistem. Tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada para pegawai mengenai

(14)

3. Mendapatkan sumber daya perangkat keras;

Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis perangkat keras yang

terdapat pada konfigurasi sistem yang disetujui. Setiap pemasok diberikanrequest for proposal(RFP), yang berisi antara lain :

1. Surat yang ditransmisikan

2. Tujuan dan kendala sistem

3. Rancangan sistem : deskripsi ringkasan, kriteria kerja, konfigurasi peralatan,

dokumentasi sistem ringkasan, perkiraan volume transaksi, perkiraan ukuran file.

4. Jadwal pemasangan

Selanjutnya mereka membuat usulan tertulis, bagaimana peralatan yang diusulkan

akan membuat sistem mencapai kriteria kinerjanya. Ketika semua usulan telah diterima dan

dianalisis, SC MIS memilih satu pemasok atau lebih. Spesialis informasi memberi dukungan

bagi keputusan tersebut dengan mempelajari usulan dan membuat rekomendasi. Setelah

disetujui, perusahaan melakukan pemesanan.

4. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak;

Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak

aplikasinya, programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem

sebagai titik awal. Programmer dapat menyiapkan dokumentasi yang lebih rinci seperti

flowchart atau bahasa semu (psedudo code) yang terstruktur, dilakukan pengkodean, dan

pengujian program. Hasil akhirnya adalahsoftware librarydari program aplikasi. Jika

peangkat lunak aplikasi jadi (prewritten application software) dibeli, pemilihan pemasok

perangkat lunak dapat mengikuti prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk memilih

pemasok perangkat keras, yaitu RFP dan Usulan.

5. Menyiapkan database;

Pengelola database (database administrator– DBA) bertanggung jawab untuk semua

kegiatan yang berhubungan dengan data, dan mencakup persiapan database. Hal tersebut

memerlukan pengumpulan data baru atau data yang telah ada perlu dibentuk kembali

sehingga sesuai dengan rancangan sistem baru dan menggunakan sistem manajemen basis

(15)

6. Menyiapkan fasilitas fisik;

Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu

dilakukan konstruksi baru atau perombakan. Sehingga pembangunan fasilitas tersebut

merupakan tugas berat dan harus dijadualkan sehingga sesuai dengan keseluruhan rencana

proyek.

7. Mendidik peserta dan pemakai;

Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang

akan membuat sistem bekerja. Mereka disebut dengan peserta, yang meliputi operatorentry

data, pegawaicoding, dan pegawai administrasi lainnya. Semuanya harus dididik tentang

peran mereka dalam sistem. Pendidikan harus dijadwalkan jauh setelah siklus hidup dimulai,

tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.

8. Menyiapkan usulancutover;

Proses menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai menggunakan sistem

baru disebutcutover. Ketika seluruh pekerjaan pengembangan hampir selesai , tim proyek

merekomendasikan kepada manajer agar dilaksanakancutover(dalam memo atau laporan

lisan)

9. Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru;

Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui atau menolak

rekomendasi tersebut. Bila manajemen menyetujui maka manajemen menentukan

tanggalcutover. Namun, bila manajemen menolak maka manajemen menentukan tindakan

yang harus diambil dan tugas yang harus diselesaikan sebelumcutoverakan dipertimbangkan

kembali, kemudian manajemen menjadwalkan tanggal baru.

10. Masuk ke sistem baru.

Ada 4 pendekatan dasar (cutover), yaitu :

1. Percontohan(pilot) yaitu suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi.

(16)

3. Bertahap(phased), sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.

4. Paralel(parallel), mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh. Akan memberikan pengamanan yang paling baik

terhadap kegagalan tetapi yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus

dipertahankan.

5. Fase Penggunaan

Tahap penggunaan terdiri dari 5 langkah, yaitu :

1. Menggunakan sistem

Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada

tahap perencanaan.

2. Audit sistem

Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa

baik sistem baru itu memenuhi kriteria kinerja. Studi tersebut dikenal dengan istilah

penelaahan setelah penerapan (post implementation review). Hasil audit dilaporkan kepada

CIO, SC MIS dan pemakai. Proses tersebut diulangi, mungkin setahun sekali, selama

penggunaan sistem berlanjut.

3. Memelihara sistem

Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem

terus memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasinya disebut pemeliharaan sistem

(sistem maintenance). Pemeliharaan sistem dilaksanakan untuk 3 alasan, yakni :

a. Memperbaiki kesalahan

b. Menjaga kemutakhiran sistem

c. Meningkatkan sistem

4. Menyiapkan usulan rekayasa ulang

Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem tersebut

(17)

ulang (reengineered). Usulan itu dapat berbentuk memo atau laporan yang mencakup

dukungan untuk beralih pada suatu siklus hidup sistem baru. Dukungan tersebut mencakup

penjelasan tentang kelemahan inheren sistem, statistik mengenai biaya perawatan, dan

lain-lain.

5. Menyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem

Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa ulang sistem dan

(18)

BAB. III.

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen di perusahaan Perberasan

UD. Makmur Jaya Gentongan, Gemblegan, Kalikotes, Klaten.

III. 1. Tahapan Analisis

A. Menentukan masalah utama dan lingkup kegiatan

Lingkup kegiatan di dalam usaha perberasan UD. Makmur Jaya, seperti pada

perusahaan manufaktur lainnya, meliputi suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan

berbagai variasi sumber daya dan aktifitas perancangan produk, pembelian bahan baku,

pemasaran barang jadi, mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses,

production control, pengiriman material, support service, dan customer service serta

administrasi dan keuangan.

Jika keseluruhan aktifitas tersebut di dalam pengelolaan sumber informasi masih

dikerjakan dengan asal-asalan saja, tidak di kelola dengan sistem informasi manajemen yang

baik, maka akan banyak permasalahan yang terjadi di bidang produksi, bidang pemasaran

penjualan, bidang administrasi dan keuangan yang ujungnya terjadi tidak efektif dan efisien

didalam mencapai tujuan perusahaan, antara lain :

1. Pengambilan keputusan tidak bisa tepat dan cepat

2. Pembengkakan biaya overhead perusahaan yang akhirnya mengurangi laba usaha.

3. Pengawasan akan uang, barang dan kegiatan sangat susah.

4. Resiko kehilangan uang dan barang semakin besar.

5. Pengendalian di dalam pelaksanaan usaha sulit terjadi, sehingga tidak bisa terjadi

pendelegasian tugas dan wewenang.

6. Kurang dipercaya bank dan investor.

7. Tidak bisa memproduksi produk produk berkwalitas tinggi.

8. Tidak bisa mempertahankan penyerahan produk tepat waktu.

9. Tidak bisa meningkatkan produktifitas agar menjadi kompetitif dalam harga

produk.

(19)

B. Mengumpulkan fakta yang berhubungan dengan masalah

a. Masalah di bidang Pemasaran dan Penjualan

1. Keluhan pelanggan

2. Pengiriman barang yang sering tertunda

3. Tingginya biaya operasional pengiriman

4. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan

5. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar

6. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien

7. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan

8. Gagal Bayar

9. Kesulitan untuk Segmentasi, Targeting dan Positioning pasar sasaran.

b. Masalah di bidang Administrasi dan Keuangan

1. Laporan yang tidak tepat waktu (Neraca harian, laporan laba rugi, persediaan barang

dll)

2. Isi laporan yang sering salah (karena banyak dan besarnya transaksi)

3. Ketidakberesan Kas (sering terjadi selisih antara pembukuan dan nilai kas

sesungguhnya)

4. Berkas hilang (karena banyak dokumen pembukuan dan transaksi sering terselip)

5. File-file yang kurang teratur

6. Pengerjaan secara manual membutuhkan waktu yang lama (setiap hari lembur)

7. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran

8. Investasi yang tidak efisien (karena tidak berdasarkan keakuratan data dan informasi)

(20)

1. Tanggung jawab yang tidak jelas

2. Waktu kerja yang berlebihan

3. Produktivitas tenaga kerja yang rendah

4. Banyaknya pekerja yang menganggur

5. Kegiatan yang tumpang tindih

6. Persediaan barang yang terlalu tinggi

7. Biaya operasi yang tinggi

8. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat

9. Kapasitas produksi yang menganggur (mesin dan ruang tidak optimal)

10. Ketidaktepatan dalam pembelian bahan baku. (kualitas dan harga)

C. Menganalisa fakta

a. Menganalisa fakta masalah di bidang Pemasaran dan Penjualan

Permasalahan yang timbul di bidang Pemasaran dan Penjualan disebabkan oleh :

1. Data dan informasi pelanggan yang tidak valid dan akurat, antara lain tentang

karakter pelanggan, kapasitas pelanggan, dan area lokasi pelanggan.

2. Data dan informasi permintaan pelanggan yang tidak di atur dengan baik, hal ini

disebabkan kurang lancarnya komunikasi data dan informasi karena belum adanya

bagian yang mengkoordinasi dan belum ada skema alur kerja pesanan yang baik.

3. Data dan informasi permintaan pelanggan yang tidak di atur dengan baik karena

belum menggunakan perangkat teknologi.

b. Menganalisa fakta masalah di bidang Administrasi dan Keuangan

Permasalahan yang timbul di bidang Administrasi dan Keuangan disebabkan oleh : 1. Pencatatan data dan informasi masih menggunakan cara manual hanya mengisi

pemasukan dan pengeluaran saja.

2. Belum di terapkannya sistem informasi akuntansi yang baik.

(21)

4. Belum adanya SDM yang mumpuni di bidang administrasi dan keuangan

c. Menganalisa fakta masalah di bidang Produksi

Permasalahan yang timbul di bidang Produksi disebabkan oleh :

1. Belum adanya alur kerja dan jadwal perencanaan proses produksi yang baik. 2. Belum adanya fasiltas produksi yang memadai sesuai alur proses produksi beras

yang baik seperti mesin peralatan dan pergudangannya. 3. Belum adanya penanggung jawab proses produksi.

D. Menentukan alternatif pemecahan yang mungkin

Alternatif utama yang harus dilakukakan dalam pemecahan masalah didalam

perusahaan manufaktur adalah membuat alur kerja manajemen sistem informasinya

(22)

a. Alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan di bidang Pemasaran dan

Penjualan :

1. Membuat alur kerja pemesanan barang

2. Membentuk tim di bidang Pemasaran dan Penjualan

3. Membuat group WhatsApp khusus pemesanan barang antara tim Pemasaran

Penjualan dengan tim Administrasi dan tim Produksi untuk mempermudah

komunikasi data dan informasi. Dimana untuk pelaksanaannya mulai tahun

(23)

Indonesia sudah murah dan mudah. Coba hal ini dilakukan pada tahun

sebelum tahun 2000an kebelakang pasti akan sangat super mahal sekali

pengadaannya, hanya perusahaan besar saja yang mampu melakukannya.

4. Menggunakan software Accurate 3 Enterprise .

b. Alternatif pemecahan

1. Membuat alur kerja sistem

akuntansi

2. Membentuk tim di bidang Administrasi dan Keuangan

3. Mengaplikasikan software Accurate 3 Enterprise.

c. Alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan di bidang Produksi :

1. Membuat alur kerja produksi

manufaktur, seperti gambar di

samping ini:

2. Membentuk tim di bidang Produksi

(24)

E. Memilih alternatif pemecahan masalah

Dari berbagai alternatif yang ada tersebut diatas sebelumnya, akhirnya dalam

pengembangan sistem informasi manajemen UD. Makmur Jaya difokuskan untuk

mengaplikasikan Software Accurate 3 Enterprise. Di aplikasikannya software Accurate 3

dengan pertimbangan sudah muncukupi kebutuhan untuk sistem informasi manajemen UD.

Makmur Jaya dari semua bidang divisi baik bidang Pemasaran Penjualan, bidang Produksi,

bidang Administrasi dan Keuangan, karena di dalam Accurate Accounting 3 Enterprise

terdapat beberapa modul yang dikemas dalam satu paket terdiri dari:

a. Sales/Account Receivable

Sales Order, Delivery Order, Sales Invoice, Sales Return, Customer Receipts

b. Purchase/Account Payable

Purchase Order, Receive Item, Purchase Invoice, Purchase Return, Vendor

Payment

c. Item & Inventory

Item, Warehouse, Inventory Adjustment, Item Price Adjustment, Grouping,

Item Transfer, dan Job Costing.

d. General Ledger

Company Information, Company Preference, Journal Voucher, General

Ledger

e. Cash & Bank

Other Deposit, Other Payments, Bank Transfer, Reconcile, Bank Book

f. Fixed Asset

Fiscal Fixed Asset Type, Fixed Assets Types, Fixed Asset List.

g. Manufacturing (untuk ACCURATE 3 Edisi Enterprise)

Item Standart Cost, Standart Convension Cost, Bill Of Material, Work Order,

Work Order Execution, Material Release, Material Adjustment, Product And

Material Result, Cancel Production.

Selain itu hampir semua software paket mempunyai karakteristik dan prosedur yang sama,

(25)

menghasilkan laporan keuangan perusahaan. Berikut ini adalah alasan mengapa UD. Makmur

Jaya memilih ACCURATE Accounting Software sebagai software akuntansinya

dibandingkan dengan software paket lainnya :

∑ Client Server Technology

∑ Multi User dengan tiga tingkat kewenangan yaitu Create, Edit dan Report ∑ Multi Currency dengan menghitung otomatis realize & unrealized gain/loss ∑ Multi Unit dengan tiga tingkat perhitungan unit setiap barang

∑ Multi Warehouse (Banyak Gudang)

∑ Multi Discount (Discount Item, Discount Invoice, dan Discount Payments) ∑ Project & Department ( versi Deluxe Edition dan Enterprise Edition) ∑ Real Time Processing dengan Backward & Forward Transaction

∑ Fungsi pilihan tampilan menu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ∑ Perubahan Desain template setiap voucher dan invoice

∑ Report yang dapat dicustomize (designer) sendiri oleh user jika memahami proses

report dengan Fast Report.

∑ Digit transaksi sampai dengan 15 digit dan dua decimal 920 trilliun (920.000.000.000.000,00).

∑ Keakuratan perhitungan kuantitas barang sampai dengan 4 desimal.

∑ Bisa custom financial statement dengan berbagai macam pengelompokan untuk

tipe Balance Sheet dan Income Statement.

∑ Fasilititas Grouping di dalam item yaitu mengelompokkan beberapa barang dalam satu kelompok barang baru dengan tanpa proses penggabungan.

∑ Fasilitas Job Costing yaitu mengelompokkan barang dalam satu kelompok barang

baru dengan proses penggabungan dan dengan nilai cost yang baru.

∑ Fitur Extract Import yang memungkinkan Anda mengekstrak transaksi penjualan dari perusahaan cabang untuk dikirimkan ke perusahaan pusat

F. Pembuatan studi kelayakan (Ekonomi, teknik, hukum, jadwal, operasional)

Dalam mengimplementasikan software Accurate 3 Enterprise didalam sistem

informasi manajemen UD. Makmur Jaya dibutuhkan berbagai persyaratan, antara lain

(26)

v Secara Teknik

a. Pengadaan hardware dengan harga dan spesifikasi :Rp 8.723.000,

-intel LGA 1155 : intel i5 3570K (Box) 6M Cache,up to 3.80 GHz intel LGA 1155

MB. Intel 1155 : Gigabyte GA-Z77X-UD3H intel Socket 1155

Memory DDR3 : Corsair CMZ8GX3M2A1600C9 (2X4Gb) DDR3

Harddisk 3.5Inch : WDC SATA III Caviar Black 2 TB 64Mb 3.5Inch Int 3,5 Inch

NVidia PCI Exp. : Gigabyte GTX 660 2Gb 192Bit DDR5 GV-N660OC-2GI NVidia

PCI Exp

Casing : Power Up Ultimate PX-03 500W Gaming

Optical Drive : Samsung DVDRW SATA OEM Internal

LCD : Samsung 21 Inch U2412M LED IPS Size 21 inch

Keyboard Mouse : LOGITECH LOGITECH G100 Keyboard Mouse

b. Pengadaan software Accurate Accounting 3 Enterprise : Rp

15.000.000,-v Secara Hukum

Semua pengadaan barang yang diadakan dan sistem yang di kerjakan harus legal secara hukum.

v Secara Jadwal

Jadwal untuk pengimplementasian dan pelatihan serta uji coba sistem di agendakan

selama 1bulan selama bulan Desember 2014.

1 minggu untuk entry data dan pelatihan : tanggal 1 – 7 Desember 2014

3 minggu untuk uji coba program : tanggal 8 – 31 Desember 2014

Dievaluasi sampai tutup buku bulanan dan tahunan.

Mengkonversi sistem baru / cutover : tanggal 1 Januari 2015

v Secara Operasional

Secara operasional melibatkan pihak pemakai yaitu pihak manajemen untuk diikut

sertakan dalam merancang dan mengevaluasi hasil keluaran dari program tsb.

Di butuhkan tambahan 1 karyawan lagi sebagai peserta untuk calon operator sistem

tersebut. Dengan gaji per bulan Rp

2.000.000,-Biaya backup hard copy setiap bulan yaitu print out laporan setiap bulan dianggarkan Rp

200.000,-Ditambah biaya entry data dan pelatihan selama 1 minggu dengan biaya Rp

500.000,-per hari jadi selama 1 minggu dibutuhkan biaya Rp

(27)

Total anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan SIM UD. Makmur Jaya :

1. Pengadaan hardware : Rp

8.723.000,-2. Pengadaan software : Rp

15.000.000,-3. Biaya entry data dan pelatihan : Rp

3.500.000,-4. Biaya backup hardcopy 1 bulan : Rp

200.000,-5. Biaya Gaji Karyawan 1 bulan : Rp

2.000.000,-Total Biaya : Rp

29.423.000,-Dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp 29.423.000,- dan dengan waktu 1

bulan untuk entry data, pelatihan dan uji coba program, serta tambahan biaya untuk

setiap bulan sebesar Rp. 2.200.000- untuk biaya gaji karyawan dan backup hard copy.

Maka UD. Makmur Jaya akan memperoleh manfaat secara ekonomi maupun

non-ekonomis dalam penerapan pengembangan Sistem Informasi Manajemen yang

antara lain sbb :

1. Pengambilan keputusan bisa tepat dan cepat

2. Bisa menekan biaya overhead perusahaan.

3. Pengawasan akan uang, barang dan kegiatan lebih mudah.

4. Resiko kehilangan uang dan barang semakin kecil.

5. Pengendalian di dalam pelaksanaan usaha mudah dilaksanakan , sehingga bisa

terjadi pendelegasian tugas dan wewenang.

6. Semakin dipercaya bank dan investor.

7. Bisa memproduksi produk produk berkualitas tinggi.

8. Bisa mempertahankan penyerahan produk tepat waktu.

9. Bisa meningkatkan produktifitas agar menjadi kompetitif dalam harga produk.

10. Bisa memberikan suatu struktur manufakturing yang fleksibel.

G. Laporan ke manajemen

Dari hasil analisa sampai pembuatan study kelayakan tentang pengembangan

Sistem Informasi Manajemen di tubuh UD. Makmur Jaya laporannya disampaikan

kepada manajemen UD. Makmur Jaya.

Manajemen sebagai pihak pemakai memeriksa laporan yang diajukan.

Berdasarkan laporan yang di terima tentang manfaat ekonomis dan non-ekonomis

(28)

menerima dan melanjutkan pengembangan Sistem Informasi Manajemen dengan ke

tahap perancangan desain dalam aplikasi software Accurate Accounting 3 Enterprise .

III. 2. Tahapan Perancangan

A. Review Kebutuhan

Kebutuhan akan aliran data dan informasi dari UD. Makmur Jaya sebagai perusahaan

manufaktur di dalam pengembangan sistem informasi manajemennya, meliputi ruang

(29)

B. Desain Umum Sistem / Desain Logik

Desain Umum dari sistem informasi manajemen UD. Makmur Jaya terdiri dari :

a. Buku Besar e. Pembelian

b. Kas Bank f. Aktiva Tetap

c. Persediaan g. Daftar Database

d. Penjualan h. Pabrikasi / Manufaktur

(30)

c. Persediaan d. Penjualan

e. Pembelian

f. Aktiva Tetap

(31)

C. Desain Terinci /Desain Fisik (Input, Proses, Output, Basis Data, Dialog

Desain)

v Tampilan Antar Muka Sistem untuk Input, Proses, Output, Basis Data,

Dialog Desain.

(32)

Daftar Aktifitas

Laporan Jendela

(33)

D. Laporan Ke Manajemen

Dari laporan gambaran desain umum ditambah dengan desain terinci / desain fisik

sistem, manajemen UD. Makmur Jaya memutuskan ke tahap pengimplementasian

aplikasi software Accurate Accounting 3 Enterprise ke dalam sistem informasi

manajemen UD. Makmur Jaya .

III. 3. Tahap Implementasi

A. Review desain

Dari desain umum dan desain terinci / desain fisik dianggap sudah cukup memenuhi

syarat oleh manajemen UD. Makmur Jaya sebagai pemakai, dalam menampung data

dan informasi untuk kemudian di olah sistem untuk menghasilkan output laporan

yang dibutuhkan.

B. Penjadwalan tugas pengembangan

Seperti yang sudah direncanakan dalam study kelayakan tahap analisis, bahwa :

∑ Operasional :

a. Pihak manajemen sebagai perancang kebutuhan dan pengevaluasi program

b. 1 orang karyawan sebagai peserta calon operator

c. 1 orang programer dari Accurate (CPSoft) sebagai pengaplikasi dan pelatih.

∑ Waktu Pelaksanaan :

a. 1 minggu untuk entry data dan pelatihan : tanggal 1 – 7 Desember 2014

b. 3 minggu untuk uji coba program : tanggal 8 – 31 Desember 2014

c. Mengkonversi sistem baru / cut over : tanggal 1 Januari 2015

C. Coding program

Coding program disini tidak di perlukan lagi, karena yang akan di pakai adalah

program yang sudah jadi, tinggal disesuaikan antara fitur program dengan karakter

(34)

Ada 20 langkah tahapan yang diperlukan dalam membuat data base baru di software

Accurate Accounting 3 Enterprise, yaitu :

1. Buat data perusahaan baru

2. Memilih bahasa yang akan di gunakan

3. Tipe Persiapan Standar / Mahir

4. Pilih mata uang yang digunakan

5. Isi informasi perusahaan

(35)

7. Membuat akun default mata uang 8.

Mengisi Tipe Pelanggan dan Jasa pengiriman

9. Membuat dan mengisi kode Pelanggan 10. Membuat dan mengisi kode Pemasok

11. Mengisi daftar Proyek & Departemen

(36)

13. Membuat akun Deferensiasi Barang

13. Menentukan Metode Persediaan

15. Membuat dan mengikisi kode barang

16. Mengisi tipe aktiva tetap fiskal

17. Membuat & Mengisi tipe aktiva tetap

(37)

19. Mengecek Neraca Percobaan

20. Selesai

D. Testing program (modul, menyeluruh)

(38)

2. Laporan Neraca

(39)

4. Laporan Penjualan

5. Laporan Pembelian

E. Pelatihan petugas

Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang

akan membuat sistem bekerja. Pelatihan petugas diambil dari karyawan calon operator

program yang diikutsertakan juga dalam peimplementasian program, yang selanjutnya ketika

sistem sudah di konversi / cut over , operator tersebut di dampingi oleh karyawan lain untuk

belajar program sistem informasi manajemen UD. Makmur Jaya.

F. Konversi sistem

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen UD. Makmur Jaya dalam aplikasi

software Accurate Accounting 3 Enterprise di evaluasi sampai tutup buku bulanan dan

(40)

Jika hasilnya sudah memuaskan, maka proses menghentikan penggunaan sistem lama

dan memulai menggunakan sistem baru disebutcutover. Ketika seluruh pekerjaan

pengembangan hampir selesai , tim proyek merekomendasikan kepada manajer agar

dilaksanakancutover(dalam memo atau laporan lisan).

Baru kemudian mengkonversi sistem baru, menjalankan sistem yang lama dengan

sistem yang lebih baru, di dalam sistem informasi manajemen UD. Makmur Jaya.

G. Laporan ke manajemen

Dengan laporan dari semua tahapan pengembangan Sistem Informasi Manajemen

yang telah di sajikan dari tahap analisis, tahap perancangan dan tahap implementasi program

Accurate Accounting 3 Enterprise, maka manajemen UD. Makmur Jaya memutuskan untuk

cut over program lama tanggal 31 Desember 2014 dan mengkonversi program baru mulai 1

Januari 2015.

BAB. IV.

Penutup

IV. 1. Kesimpulan.

a. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen sudah diterapkan pada

manajemen UD. Makmur Jaya sejak tahun 2014.

b. UD. Makmur Jaya menggunakan program dari sofware Accurate Accounting

3 Enterprise dalam pengembangan sistem informasi manajemennya.

(41)

IV. 2. Saran :

a. Mempersiapkan sistem untuk bisa di gunakan secara online, supaya lebih

cepat dan tepat dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan oleh

manajemen.

b. Kedepan, UD. Makmur Jaya, harus mempersiapkan divisi yang khusus

menangani sistem informasi manajemen dengan membentuk divisi IT

(Informasi Teknologi) agar lebih fokus dalam audit sistem, memelihara

sistem, memperbaiki kesalahan, menjaga kemutakhiran sistem, meningkatkan

sistem, dan mempersiapkan usulan rekayasa ulang sistem.

DAFTAR PUSTAKA

McLeod, R, 1993, Management Informasion Systems, A Study of Computer Based

Information Systems,MacMillan Publising Co., New York

Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak.2004. Sistem Informasi Manajemen Konsep dan

Pengembangannya, Lingga Jaya

Gambar

gambar di
gambar di

Referensi

Dokumen terkait

Membuat strategi lain Disajikan sebuah pernyataan masalah dan satu strategi untuk menyelesaikan masalahnya, siswa dapat menyelesaikan masalah itu dengan menggunakan strategi

Secara keseluruhan, sektor lain juga memiliki nilai yang positif di mana hal tersebut mengindikasikan bahwa keseluruhan sektor di Kabupaten Kampar memiliki

Apabila jumlah petak yang ada saat penelitian dibandingkan dengan jumlah petak dari hasil analisis daya dukung waduk berdasarkan total fosfor, maka tingkat

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Bamboo Dancing Berbantuan Media Komik Kelas V SD Negeri Margorejo 01 Pati.Program Studi

Adanya kebijakan pemerintah terkait labelisasi AC hemat energi dan SKEM serta madatori bagi bangunan gedung yang lebih dari 6.000 TOE energi untuk mengimplementasikan

Pada tanggal 5 Agustus 2005, Yupi Haryanto sebagai pemilik CV. Mitra Karya Mandiri yang beralamat di Jl. Bromo V RT.04 RW.17 Kadipiro, Banjarsari, Surakarta yang bergerak

1) Alasan hukum MK melakukan pengujian kembali materi muatan ayat, dan/atau bagian dalam Undang-undang yang sudah pernah di uji konstittusionalitasnya adalah adanya

Untuk menghitung nilai angka partisipasi angkatan kerja (APAK) dan kesempatan kerja (ER) dengan karakteristik model lengkap digunakan sakernas tahun 2000 hingga tahun 2007