• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan

Kala II

(Infl uence Way of Straining to Fluently Labor Process Stage of II)

Luluk Susiloningtyas

D-III Kebidanan

Akademi Kebidanan Pamenang Kediri

ABSTRAK

Kasus ketidak-lancaran proses persalinan kala II di Indonesia pada umumnya terjadi karena belum matangnya ibu bersalin menghadapi proses persalinan sehingga melakukan cara meneran yang salah. Akibatnya, masih banyak proses persalinan kala II yang belum lancar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Desain penelitian menggunakan analitik korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional, sampel yang diambil sebesar 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi yang diambil dengan menggunakan lembar check list, variabel kelancaran proses persalinan kala II diukur dengan mengobservasi lamanya persalinan kala II. Kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Rank Spearman. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan lembar check list dengan responden sebanyak 30, didapatkan 76,7% (23 responden) dengan kategori benar dalam meneran dan 23,3% (7 responden) dengan kategori salah dalam meneran. Dan dari hasil observasi lamanya persalinan kala II pada 30 ibu bersalin didapatkan 73,4% (22 responden) lancar, 23,3% (7 responden) kurang lancar, dan 3,3% (1 responden) tidak lancar. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik Rank Spearman didapatkan hasil signifi kan (ρ) = 0,000 pada taraf signifi kan α = 5% (0,05) sehingga ρ < α, berarti H0 ditolak dan H1 diterima yaitu ada pengaruh yang sangat signifi kan dan positif antara cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II, koefi sien korelasi 0,573 dengan tingkat pengaruhnya sedang. Disimpulkan bahwa semakin benar cara meneran maka semakin lancar proses persalinan kala II. Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan oleh bidan di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri sehingga tercapai keberhasilan yang tinggi terhadap layanan kesehatan.

Kata kunci: cara meneran persalinan, kelancaran persalinan kala II

ABSTRACT

Case of non-smooth/non-current second stage of labor processin Indonesia generally occurs due to immaturity of maternal facing childbirth and so doing straining the wrong way. As a result, many second stage of labor processes are not fl uently done. The purpose of this research was to know infl uence way of straining to fl uently labor process stage of II in the Maternity Hospital Kusuma Pertiwi Kepung Village Kepung Sub Province Kediri District. Design of this research use analyticly of correlational by using approach of cross-sectional, samples taken by 30 respondents fulfi lling criterion of inclution taken by using accidental sampling method. Usage variable of way of straining is measured by using a check list sheet, to fl uently labor process stage of II is measured with observation the duration of labor process stage of II. Then is analyzed by using the Rank Spearman test. Based on research which has been executed by using the check list sheet with as many as 30 respondents, got 76.7% (23 respondents) with the correct category of straining and 23.3% (7 respondents) with the wrong category of straining. And from the result observation of to fl uently labor process stage of II duration in 30 maternal is got 73.4% (22 respondents) fl uent, 23.3% (7 respondents) substandard, and 3.3% (1 respondent) is not fl uent. From result of calculation by using Rank Spearman statistic test at level got signifi cant results (ρ) = 0.000 at signifi cant level α = 5% (0.05) so that ρ < α, means H0 is refused and H1 received that there is a very signifi cant impact and positive between the way of straining to fl uently labor process stage of II, with correlation coeffi cient was 0.573 meaning level of the medium infl uence. Concluded that better than correct way of straining the more that better fl uent labor process stage of II. This needs to be maintained and improved by the midwife in the Maternity Hospital Kusuma Pertiwi Kepung Village Kepung Sub Province Kediri District health center in order to reach a high success to health care.

Key words: way of straining labor, fl uently labor stage II

PENDAHULUAN

Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi setiap saat bisa terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai serta

biasanya berlangsung kurang dari 24 jam. Penyebab kelancaran persalinan tidak hanya power, passage,

passanger, psikis dan penolong tapi secara tidak langsung cara meneran ibu juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran persalinan khususnya saat pengeluaran janin. Kala pengeluaran janin yaitu kala pengeluaran oleh karena adanya kekuatan his dan kekuatan meneran

(2)

janin di dorong keluar sampai lahir, pada primigravida berlangsung 1,5 jam dan pada multigravida 0,5 jam. Di Indonesia pada tahun 2010 tingginya angka kematian ibu erat kaitannya dengan kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesiapan persalinan dan pemanfaatan layanan kesehatan selama kehamilan atau persalinan. Beberapa penelitian di salah satu rumah bersalin daerah Jawa Timur menunjukkan bahwa ibu bersalin yang melakukan cara meneran yang benar hanya 45–50% sehingga mengalami kelancaran persalinan kala II sedangkan ibu bersalin yang tidak melakukan cara meneran yang benar hampir 50% dari jumlah persalinan. Penyebabnya masih banyak bidan yang belum memberikan bimbingan meneran yang benar sejak antenatal care (pemeriksaan kehamilan) hingga inpartu (bersalin) sekitar 45–60%. Berdasarkan studi pendahuluan penulis pada bulan Januari 2011 di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri, di jumpai 20 persalinan normal, 12 ibu masih belum bisa melakukan cara meneran yang benar yaitu ibu meneran sebelum pembukaan lengkap (pembukaan 10 cm), ibu melakukan meneran di leher bukan di perut dan ibu meneran sambil mengangkat bokong sehingga waktu kala II lebih panjang dari normalnya. Ada juga 8 ibu bersalin mampu melakukan cara meneran yang benar sehingga mengalami kelancaran persalinan kala II.

Meneran harus sesuai dengan waktu dan kondisi yang telah ditentukan. Kriteria langkah-langkah cara meneran yang benar selama pengeluaran bayi ada 8 kriteria yaitu ibu mengambil posisi berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku, ibu meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi, meneran seperti hendak buang air besar, tidak menahan napas saat meneran dan tanpa mengeluarkan suara, berhenti meneran dan beristirahat jika tidak ada kontraksi, minum cairan yang cukup untuk tenaga ibu, tidak mengangkat bokong saat meneran, melakukan napas pendek jika kepala bayi sudah keluar. Terkadang muncul aplikasi dan persepsi yang salah di saat meneran. Kriteria cara meneran yang salah ada 3 kriteria yaitu meneran sebelum pembukaan lengkap (pembukaan 10 cm) karena dapat memicu pembengkakan atau oedema pada mulut rahim, meneran di leher bukan di perut karena pembuluh darah kecil di mata dapat pecah sehingga mata anda akan nampak merah setelah bersalin bahkan terkadang disertai kebutaan sementara, meneran sambil mengangkat bokong karena selain membuat proses meneran tidak maksimal juga bisa memperparah robekan perineum (antara vagina dengan anus).

Kala II atau kala pengeluaran janin identik dengan waktu di mana seorang ibu bersalin memulai meneran. Apabila cara meneran yang salah tidak diatasi maka menimbulkan masalah lain yaitu meningkatkan rasa khawatir pada ibu bersalin, dampak lain adalah kelelahan pada ibu, leher menjadi tegang, mata menjadi merah serta kekuatan meneran yang tidak terkoordinasi juga dapat mengakibatkan kejadian laserasi perineum yang tidak beraturan.

Desakan meneran adalah tanda paling nyata dari kala II berbarengan dengan pembukaan penuh. Sehingga cara meneran yang benar sangat berpengaruh terhadap kelancaran persalinan. Tapi dalam kenyataannya masih banyak ibu bersalin yang belum mengetahui tentang cara meneran yang benar sehingga persalinan kala II tidak berjalan sesuai waktu yang telah ditentukan. Kelancaran persalinan kala II sangat dipengaruhi oleh cara meneran ibu. Sehingga cara meneran yang kurang benar dapat mengakibatkan partus lama atau persalinan kala II lama, terjadinya ruptur perineum dan bayi bisa terjadi asfiksia neonatorum dan dapat mencegah terjadinya laserasi/robekan jalan lahir. Cara meneran yang benar dapat mempercepat kemajuan persalinan menuju kala II, semakin benar cara meneran maka persalinan kala II juga akan semakin lancar.

Dari masalah tersebut, peneliti memberikan solusi bahwa kerja sama antara ibu bersalin dengan bidan perlu ditingkatkan kembali dengan memberikan bimbingan cara meneran yang benar saat pemeriksaan kehamilan trimester III sampai persalinan kala II dan memberitahu apa yang harus dilakukan selama proses persalinan kala II, bidan juga perlu meningkatkan kemampuan yang dimilikinya dalam memberikan bimbingan cara meneran yang benar dan kesiapan dalam menolong persalinan. Kerja sama antara ibu bersalin dengan bidan sangat penting yaitu kesiapan ibu bersalin sendiri dalam menghadapi persalinan tentang bagaimana cara meneran yang benar karena meneran harus sesuai dengan waktu dan kondisi yang telah ditentukan dan kesiapan bidan dalam menolong persalinan karena bidan termasuk dari faktor yang mempengaruhi kelancaran persalinan. Dengan bimbingan/informasi dari bidan mengenai cara meneran yang baik dan benar dapat menambah pengetahuan ibu, dari pengetahuan tersebut diharapkan ibu bersalin tahu bagaimana cara meneran yang baik dan benar dan bisa menerapkannya dengan benar dan berdampak pada kelancaran proses persalinan kala II.

METODEPENELITIAN

Dalam penelitian Analitik ini menggunakan pendekatan penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu inpartu kala II di Rumah Bersalin Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri pada bulan April tahun 2012 sebanyak 35 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu inpartu kala II di Rumah Bersalin Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Tahun 2012.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Ibu inpartu/bersalin kala II di RB Kusuma Pertiwi desa kepung kecamatan Kepung

2. Ibu inpartu/bersalin baik primigravida maupun multigravida

(3)

4. Ibu inpartu/bersalin yang mempunyai skor KSPR (Kartu Skor Poeji Rochjati) < 6 atau persalinan risiko rendah.

Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah:

1. Ibu inpartu/bersalin yang membatalkan menjadi responden

2. Ibu yang mempunyai komplikasi selama persalinan khususnya kala II.

Teknik Sampling

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Penelitian ini menggunakan uji Rank Coefi sien Correlation Spearman.

HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN Hasil Penelitian

a. Diskripsi Data Hasil Penelitian Data Khusus

1. Distribusi Frekuensi Cara Meneran

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang masuk dalam kategori benar adalah sebanyak 23 responden (76,7%) sedangkan kategori salah adalah sebanyak 7 responden (23,3%).

2. Distribusi Frekuensi Kelancaran Proses Persalinan Kala II

Dari lembar observasi yang telah di lakukan kepada 30 responden diperoleh data frekuensi kelancaran proses persalinan kala II di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri sebagai berikut (lihat tabel 2). Dari tabel diatas menunjukkan dari 30 ibu bersalin yang diteliti sebagian besar mengalami kelancaran persalinan yaitu sebanyak 22 responden (73,4%), mengalami kurang lancar selama persalinan yaitu sebanyak 7 responden (23,3%) dan yang mengalami tidak lancar selama persalinan yaitu sebanyak 1 responden (3,3%).

3. Tabulasi Silang Antara Pengaruh Cara Meneran Terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Pada Bulan April 2012

Dari tabel diatas dapat di ketahui pengaruh cara meneran kategori benar dengan yang mengalami kelancaran persalinan kala II, lebih besar yaitu 20 responden (66,7%) daripada pengaruh cara meneran kategori benar dengan yang mengalami kurang lancar persalinan kala II yaitu 3 responden (10%) dan cara menerannya benar tapi tidak lancar kala II yaitu 0 responden (0%). Sedangkan pengaruh cara meneran kategori salah dengan yang mengalami kurang lancar persalinan kala II lebih besar yaitu 2 responden (6,7%) daripada yang cara meneran kategori salah dengan yang mengalami kurang lancar kala II sebanyak 4 responden (13,3%) dan yang cara menerannya salah kala II tidak ada ditemukan ada 1 responden (3,3%).

Analisa Data

Berdasarkan angka probabilitas dengan uji signifi kan (ρ) = 0,000 dengan taraf kepercayaan α = 5%, di dapatkan ρ < α. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada

Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi Cara Meneran di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Pada Bulan April 2012

No. Cara Meneran Jumlah Persentase (%)

1 Benar 23 76,7

2 Salah 7 23,3

Jumlah 30 100

Tabel 2. Tabel Distribusi Frekuensi Kelancaran Proses Persalinan Kala II di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Pada Bulan April 2012

No. Kelancaran Kala II Jumlah Persentase (%)

1 Lancar 22 73,4

2 Kurang Lancar 7 23,3

3 Tidak Lancar 1 3,3

Jumlah 30 100

Tabel 3. Tabulasi Silang antara Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri pada Bulan April 2012

No. Kelancaran Persalinan Kala II Cara Meneran Kelancaran Kala II Jumlah Lancar Kurang Lancar Tidak Lancar

1 Benar 20 66,7% 3 10% 0 0% 23 76,7% 2 Salah 2 6,7% 4 13,3% 1 3,3% 7 23,3% Total 22 73,4% 7 23,3% 1 3,3% 30 100%

(4)

pengaruh yang sangat signifi kan dan positif antara cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II.

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa angka koefi sien korelasinya adalah 0,573, ini menunjukkan angka positif, berarti semakin benar cara meneran maka persalinan kala II akan lancar. Dan angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengaruh cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II adalah sedang.

Pembahasan 1. Cara Meneran

Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden yang menjadi sampel penelitian maka dapat di ketahui 23 responden (76,7%) memiliki kriteria benar dan 7 responden (23,3%) memiliki kriteria salah. Dari hasil tersebut dihasilkan bahwa ibu bersalin yang melakukan cara meneran yang benar tidak hanya yang berpendidikan sedang saja atau yang pernah melahirkan. Melainkan yang berpendidikan rendah dan yang baru pertama kali melahirkan juga ada yang sudah bisa melakukan cara meneran yang benar. Dilihat dari manfaatnya cara meneran secara benar sangat penting dalam kelancaran proses persalinan kala II. Jika semua ibu bersalin menyadari pentingnya bimbingan meneran yang benar, maka kasus ketidaklancaran persalinan kala II dapat menurun. Sebagaimana diketahui masalah-masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini adalah masih tingginya angka kematian ibu atau bayi. Masalah kesiapan ibu bersalin dan tenaga kesehatan merupakan masalah yang mendasar. Dapat diketahui masih banyak bidan yang belum memberikan bimbingan meneran yang benar sejak ante natal care (pemeriksaan kehamilan) hingga inpartu (bersalin) sekitar 45–60% (Supriatmaja, 2010).

Dalam penelitian di RB Kusuma Pertiwi, peneliti berpendapat bahwa kesiapan ibu bersalin dan kesiapan para tenaga kesehatan khususnya bidan yang mempunyai peranan penting dalam seseorang melakukan tindakan yang benar terutama melakukan cara meneran yang benar. Tidak hanya pendidikan yang tinggi dan pernah melahirkan sebelumnya sehingga mempunyai pengalaman yang bisa

melakukan cara meneran yang benar. Biasanya, jika ibu bersalin belum siap menghadapi persalinan seperti tidak tahan menahan sakit adanya kontraksi yang muncul, kehamilan yang tidak diinginkan, memilih posisi terlentang saat kala I, dan menyepelekan cara meneran itu sendiri sedangkan bidan yang belum pernah memberikan bimbingan sejak antenatal care (pemeriksaan kehamilan) trimester III sampai proses persalinan nantinya berakibat pada cara meneran ibu yang salah selama proses persalinan.

Ada juga pendapat lain yaitu kemajuan persalinan dinyatakan lancar apabila ibu bersalin melakukan posisi miring kiri di mana nantinya penurunan kepala dapat terjadi secara cepat karena dari hasil penelitian dari yang melakukan posisi miring kiri kemajuan persalinannya semakin cepat dan tidak menutup kemungkinan rasa nyeri yang dirasakan juga berlebih. Tapi hasil yang didapatkan juga baik dengan semakin cepatnya persalinan yang berlangsung. Jadi, faktor yang berpengaruh terhadap kelancaran persalinan kala II menurut pendapat peneliti bahwa cara meneran yang benar yang tergantung dengan kesiapan ibu bersalin dalam menghadapi persalinan dan kesiapan bidan dalam membimbing selam proses persalinan serta posisi miring ke kiri.

2. Kelancaran Proses Persalinan Kala II

Dari 30 responden yang menjadi sampel penelitian menunjukkan bahwa 22 responden (73,4%) termasuk dalam kategori lancar, 7 responden (23,3%) termasuk dalam kategori kurang lancar, dan 1 responden (3,3%) termasuk dalam kategori tidak lancar. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa ibu bersalin yang pernah melahirkan sebelumnya karena secara awam jalan lahir sudah pernah dilewati oleh seorang bayi dan sekarang terulang lagi jadi cepat untuk lahir. Dari pengertiannya kelancaran persalinan adalah persalinan yang berjalan normal tanpa adanya komplikasi yang muncul mulai dari awal persalinan sampai persalinan berakhir. Sedangkan persalinan kala II adalah dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi (DEPKES RI, 2008: 77). Secara medis dibenarkan Tabel 4. Hasil Korelasi Rank Spearman Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II

Skor Cara Meneran

Skor Kelancaran Proses Persalinan Kala II

Spearman's rho

Cara Meneran

Correlation Coeffi cient 1.000 .573**

Sig. (1-tailed) . .000

N 30 30

Kelancaran Proses Persalinan Kala II

Correlation Coeffi cient .573** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 30 30

(5)

bahwa jalan lahir orang yang sudah melahirkan dengan yang belum pernah tidak sama. Tapi peneliti menyimpulkan hasil peneliti tidak hanya kesimpulan secara penglihatan melainkan persalinan kala II dapat lancar ada beberapa faktor yang mendukung terutamanya dari power atau tenaga ibu (cara meneran) dalam mengeluarkan bayi dan juga tentunya kesiapan ibu bersalin dan ada tidaknya masalah yang muncul selama persalinan kala II.

Dalam teori kelancaran persalinan kala II juga di pengaruhi oleh faktor posisi persalinan yaitu posisi miring ke kiri saat kala I. Di mana sesuai teori posisi miring ke kiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplai oksigen tidak terganggu, dapat memberi suasana relaks bagi ibu yang mengalami kecapean, dapat mencegah terjadinya laserasi/robekan jalan lahir dan tentunya mempercepat kemajuan persalinan menuju kala II (Sumarah, 2009: 102).

Dari hasil penelitian didapatkan 4 responden (13,3%) yang salah melakukan cara meneran sehingga persalinan kala II kurang lancar dan ada juga 1 responden (3,3%) yang salah melakukan cara meneran sehingga persalinan kala II tidak lancar. Ini semua tidak ada pengaruhnya dengan tingkat pendidikan dan paritas karena dari penelitian walaupun pendidikannya tinggi dan paritas lebih dari 1 masih salah dalam melakukan cara meneran sehingga kala II kurang lancar bahkan tidak lancar. Sehingga pengaruh kelancaran kala II justru berpengaruh pada cara meneran ibu bersalin itu sendiri, semakin benar cara meneran maka persalinan kala II akan lancar.

3. Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan alat bantu ukur lembar check list dan observasi terhadap 30 responden yang dilakukan di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung kabupaten Kediri pada tanggal 02–28 April 2012, didapatkan hasil penelitian yaitu dari 23 responden (76,7%) cara meneran benar, dari 20 responden (66,7%) persalinan kala II lancar, 3 responden (10%) persalinan kala II kurang lancar. Sedangkan dari 7 responden (23,3%) cara meneran salah, dari 2 responden (6,7%) persalinan kala II lancar, 4 responden (13,3%) persalinan kala II kurang lancar, dan 1 responden (3,3%) persalinan kala II tidak lancar.

Dari data yang ada kemudian di lakukan uji statistik dengan menggunakan bantuan komputer untuk menghitung Rank Spearman. Dari hasil uji statistik didapatkan angka probabilitas (ρ) sebesar 0,000 pada

tingkat kesalahan 5% atau 0,05 karena ρ < α sehingga H0 ditolak dan H1 di terima. Berarti ada pengaruh yang sangat signifi kan dan positif antara cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II. Tapi tidak menutup kemungkinan faktor yang lain juga berpengaruh dalam kelancaran proses persalinan kala II walaupun cara meneran termasuk pengaruh yang sangat kuat yaitu faktor posisi miring ke kiri di mana dapat mempercepat kemajuan persalinan (Sumarah, 2009: 102). Sehingga proses untuk menuju ke kala II semakin cepat tapi juga semakin sakit karena posisi miring ke kiri bisa disebut dengan posisi yang sangat menyakitkan sedangkan di saat kala II ibu bersalin tetap menggunakan posisi terlentang/setengah duduk untuk melakukan cara meneran yang benar.

Menurut peneliti terlihat bahwa cara meneran berpengaruh terhadap kelancaran proses persalinan kala II di RB Kusuma Pertiwi. Di RB Kusuma Pertiwi ini responden yang masuk dalam kategori benar lebih banyak yang berada dalam kategori lancar, sedangkan yang masuk dalam kategori salah lebih sedikit yang berada dalam kategori lancar. Oleh karena itu, cara meneran yang benar sangat dibutuhkan dalam mengurangi kejadian kurang lancarnya persalinan kala II.

Adapun beberapa cara agar persalinan kala II lancar, yaitu: cara meneran yang benar, posisi pada kala I dan saat meneran yang harus di perhatikan, asupan nutrisi yang cukup, dan kesiapan antara ibu bersalin dan bidan harus ada. Jadi, kesimpulannya bahwa semakin benar cara meneran yang dilakukan ibu bersalin maka semakin lancar proses persalinan kala II.

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 responden didapatkan 23 responden ibu bersalin (76,7%) masuk kategori benar dalam meneran dan 7 responden ibu bersalin (23,3%) masuk dalam kategori salah dalam meneran, hal ini dikarenakan tingkat kesiapan responden dalam menghadapi persalinan yang kurang.

2. Hasil observasi kelancaran kala II berdasarkan waktu yang telah ditentukan dalam teori Asuhan Persalinan Normal menunjukkan 22 responden (73,4%) lancar, 7 responden (23,3%) kurang lancar, dan 1 responden (3,3%) tidak lancar. Hal ini dikarenakan cara meneran responden yang masih salah.

3. Dari hasil penelitian didapatkan pengaruh yang sangat signifi kan dan positif antara cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II, di mana angka probabilitas (ρ) = 0,000 pada tingkat kesalahan 5%.

(6)

DAFTARPUSTAKA

1. Alimul, A. (2007). "Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa

Data". Jakarta: Salemba Medika.

2. Aminah, S. (2009). "Pengertian Kelancaran". Tersedia pada: www. pengertian/kelancaran/persalinan.com (Diakses tanggal 13 Maret 2012).

3. Anita. (2010). "Belajar Meneran". Tersedia pada: www.belajar-meneran-yang-benar.com. (Diakses tanggal 08 Maret 2012). 4. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

5. Azwar, A. (2003). Metode Penelitian untuk Umum. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

6. Budiarto, E. (2002). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

7. DEPKES RI. (2002). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: DEPKES RI.

8. . (2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: DEPKES RI.

9. Farrer, H. (2001). Perawatan Maternitas. (Alih Bahasa: Andry Hartono). Ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

10. Jawa Pos. (2010). Angka Kematian Ibu di Kupang Semakin Meningkat,

12. Kupang (Diakses tanggal 08 Maret 2012).

11. . (2011). Cara Meneran Selama Persalinan di Rumah

Sakit Jawa Timur, 2-3. Surabaya (Diakses tanggal 08 Maret 2012). 12. Llewellyn, J. (2002). Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi. (Alih

Bahasa: Hadyanto). Ed. 6. Jakarta: Hipokrates.

13. Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Rev. Jakarta: Rineka Cipta.

14. . (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

15. . (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

16. Nursalam & Siti Pariani. (2003). Pendekatan Praktis Metodologi Riset

Keperawatan Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

17. Nursalam. (2005). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Ed.2. Jakarta: Salemba Medika.

18. . (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian

Ilmu Keperawatan. Ed.2. Jakarta: Salemba Medika.

19. Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis

Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

20. Simkin, P. (2008). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, & Bayi. (Alih Bahasa: Lilian Juwono). Ed. Rev. Jakarta: Arcan.

21. Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

22. . (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

23. Supriatmaja, (2010). "Dampak Ketidaklancaran Persalinan". Tersedia pada: www.angka/kematian/ibu indonesia.com. (Diakses tanggal 02 Maret 2012).

24. Sumarah. (2009). "Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada

Ibu Bersalin)". Yogyakarta: Fitramaya.

25. Suyanto. (2008). Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

26. Varney, H. et al. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. (Alih Bahasa: Laily Mahmudah & Gita Trisetyati). Ed. 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

27. Wiknjosastro, H. (2002). Ilmu Kebidanan. Ed. 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

28. . (2005). Fisiologi Obstetri dan Patologi Kebidanan. Ed. 4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 29. Yanti, S. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.

Gambar

Tabel 3.  Tabulasi Silang antara Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II di RB Kusuma  Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri pada Bulan April 2012

Referensi

Dokumen terkait

hipotesis peneliti, dilakukan analisis statistik dengan analisis regresi. Cara pengambilannya menggunakan teknik random sampling, yaitu cara pengambilan/pemilihan

Narasumber dalam seminar ini adalah Philip Iswardono dengan judul makalah “Dampak &amp; Efek Positif dari Pandemi Covid-19 untuk Bisnis Fashion”, Srie Nurkyatsiwi dengan judul

yang terlalu pendek kurang dari 85 hari akan memperpendek panjang laktasi yang berakibat kepada berkurangnya jumlah produksi susu pada laktasi yang sedang berjalan

Uang Rp 6.000.000 tersebut dipotong terlebih dulu oleh Staf Kopontren Nurul Huda Al Hikmah cabang Blora Desa Kutukan untuk biaya administrasi sebesar Rp

[Surajiman – Hukum Asuransi – Untuk Pembelajaran – Tidak dipublikasikan Page Reasuransi quota share adalah suatu perjanjian reasuransi dengan suatu persentase

1) Dalam hal para pihak memilih penyelesaian sengketa melalui arbitrase setelah sengketa terjadi, persetujuan mengenai hal tersebut harus dibuat dalam suatu

Di perusahaan ini proses perawatan dilakukan apabila salah satu komponen sudah mengalami kegagalan fungsi atau kerusakan selama bertahun-tahun dan dilakukan

Kerangka penulisan penelitian berdasarkan proses dan tahapan pekerjaan yang dilakukan. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi mengenai 1) latar belakang penelitian, 2)