• Tidak ada hasil yang ditemukan

Durasi waktu penelitian dan Agenda Penelitian direncanakan dilakukan dari Desember Nov. 2020, mengalami penundaan karena pandemi Covid 19.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Durasi waktu penelitian dan Agenda Penelitian direncanakan dilakukan dari Desember Nov. 2020, mengalami penundaan karena pandemi Covid 19."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Hasil Survey

Dampak Penghentian Sementara (Moratorium)

Pengiriman Pekerja Migran Indonesia

terhadap Sikap Masyarakat pada Perdagangan Manusia di Nusa Tenggara

Timur

PENGANTAR

• Pada tahun 2017, pemerintah Indonesia menetapkan zona merah perdagangan orang. Provinsi Nusa Tenggara Timur menempati posisi teratas. Kompleksitas persoalan perdagangan orang – khususnya Nusa Tenggara Timur- adalah ketidaktersediaan data terintegrasi yang secara konkret menjadi basis pemetaan permasalahan perdagangan orang. Dimensi praktik perdagangan orang beririsan dengan eksistensi migrasi tenaga kerja berisiko, ditunjukkan dengan kasus kematian pekerja migran asal NTT yang massif. Pemerintah Provinsi NTT menerbitkan Keputusan Gubernur NTT Nomor 357/KEP/HK/2018 tentang Penghentian Pemberangkatan Calon Pekerja Migran Migran Asal Provinsi Nusa Tenggara Timur ke Luar Negeri. Kebijakan ini juga berpotensi tidak mengakhiri permasalahan dan justru membuka ruang-ruang permasalahan baru.

• Efektivitas dan signifikansi kebijakan moratorium sebagai strategi pemberantasan persoalan pekerja migran yang di dalamnya termasuk praktik-praktik perdagangan orang juga sangat bergantung dengan penyikapan masyarakat terhadap kebijakan tersebut atau bagaimana kebijakan tersebut mendorong sikap masyarakat terhadap situasi permasalahan yang terjadi. Peninjauan terhadap dampak kebijakan terhadap sikap masyarakat atas praktik perdagangan orang di Nusa Tenggara Timur menjadi penting untuk dibahas.

• Durasi waktu penelitian dan Agenda Penelitian direncanakan dilakukan dari Desember 2019 -Nov. 2020, mengalami penundaan karena pandemi Covid 19.

PERTANYAAN PENELITIAN:

1. Bagaimana kebijakan moratorium mempengaruhi sikap masyarakat atas praktik perdagangan orang di Nusa Tenggara Timur?

2.

3. Apakah ada korelasi antara moratorium penempatan pekerja migran terhadap praktik perdagangan orang yang disebabkan oleh sikap masyarakat NusaTenggara Timur?

(2)

METODOLOGI

• Kajian mengenai perdagangan manusia adalah bagian dari persoalan mobilitas sosial horizontal terkait dengan globalisasi. Kajian ini menggunakan dua pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan untuk memahami persoalan tersebut.

• Pendekatan kuantitatif berguna untuk menganalisis sikap masyarakat secara luas terhadap persoalan perdagangan manusia. Sementara kajian kualitatif berguna untuk memahami proses pembelajaran sosial secara kualitatif dari munculnya perdagangan manusia.

SITUS PENELITIAN

Dalam tahapan survei, pengumpulan data dilakukan di 16 desa dari 8 kecamatan yang tersebar di tiga kabupaten/kota tersebut, dengan sampel bertingkat (stratified sampling).

Kab.Kota Kecamatan Desa Jumlah

Kab.Sikka Magepanda Done 124

Alok Barat Hewuli 153

Mego Dobo 107 Kab.Manggarai Barat Lembor Daleng 193 Poco Dedeng 52 Ndoso Waning 98 \ Momol 60

Kota Kupang Maulafa Penfui 44

Belo 35 Fatukoa 28 Alak Manual II 33 Pengkase 57 Alak 20 Naioni 68

(3)

Kota Raja Bakunase II 57

Bakunase I 44

Total Sample 1173

Hasil pengukuran terhadap sikap masyarakat yang dilakukan melalui survei kepada 1173 responden (505 laki-laki dan 668 perempuan) di tiga wilayah penelitian Kota Kupang, Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Sikka menunjukkan sejumlah temuan yang menggambarkan bagaimana kesadaran kritis dan sikap masyarakat terhadap perdagangan orang sesuai dengan konteks situasi dan wilayah masing-masing.Secara umum pengetahuan masyarakat masih terbatas terkait perdagangan orang: 1. Salah satu penyebab rendahnya pengetahuan masyarakat tentang perdagangan orang adalah

masih lemahnya sosialisasi.

2. Sebagian masyarakat masih belum memiliki kesadaran dan sikap kritis dalam merespons praktik perdagangan orang.

3. Dua wilayah (Kota Kupang dan Kabupaten Sikka) menunjukkan derajat yang cukup tinggi dalam pengetahuan tentang perdagangan orang yakni Kota Kupang = 80,9% mengetahui, Kabupaten Sikka =62,6% mengetahui. Hal ini berbeda dengan Kabupaten Manggarai Barat, dimana 56% responden tidak mengetahui perdagangan orang,

4. Pengetahuan secara lebih spesifik terkait sumber informasi tentang perdagangan orang menunjukkan derajat yang dominan dari peranan media massa dan media sosial sebagai agen informasi tentang perdagangan orang

5. Isu perdagangan orang dan aktivisme sosial - politik warga dalam agregasi gender.Dalam pengukuran pengetahuan masyarakat berjenis kelamin perempuan memiliki derajat kecenderungan yang lebih tinggi pada aspek pengetahuan tentang perdagangan orang dan aktivisme dalam organisasi sosial/politik/keagamaan.Laki laki 59% tidak tahu, sementara Perempuan 55% mengetahui

6. Pengukuran aspek pembentuk sikap/kesadaran kritis menyangkutKognitif – Afeksi - Perilaku dengan melihat keterkaitan ke3 aspek ini yang ikut membentuk perhatian pada pembentukan sikap masyarakat yang positif untuk terlibat dalam upaya penanggulangan perdagangan orang. Di sisi lain, pengukuran yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa sikap masyarakat dalam menghadapi fenomena perdagangan orang masih memiliki derajat kepercayaan/keyakinan yang tinggi terhadap institusi struktural pemangku kebijakan (pemerintah dan penegak hukum di tingkat lokal). :

KOGNITIF :

Sebagian besar responden menilai moratorium tersebut tidak melanggar hak masyarakat, namun pemerintah perlu menyediakan lapangan kerja.

Survey juga menunjukkan bahwa ada derajat yang tinggi yang menyatakan setuju bahwa walaupun ada keterdesakan ekonomi semua orang tanpa memandang umur bisa bekerja ke luar negeri. Ada kesadaran pada masyarakat bahwa anak-anak tidak boleh menjadi pekerja migran.

(4)

Namun pada kondisi yang teragregasi tiap wilayah, derajat paling positif terkait pertimbangan usia dalam bekerja ditunjukkan dari wilayah Sikka. Sebaliknya, wilayahKupang menunjukkan derajat paling negatif terkait batasan usia untuk menjadi pekerja migran

AFEKSI:

Hasil survei untuk aspek afeksi di ketiga daerah menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak setuju pada adanya para perekrut ilegal yang diindikasi memiliki peranan dalam praktik perdagangan orang. Walaupun ada “uang terima kasih” dan walaupun tenaga kerja tidak dirugikan. Sebagian besar responden juga sangat memedulikan dan merasa bahwa informasi tentang bahaya perdagangan orang penting, tidak hanya bagi keluarga dekat, atau hanya apabila responden memiliki kerabat yang berpotensi menjadi korban.

PERILAKU:

70% responden konsisten dengan pendapat bahwa calo tidak boleh melakukan perekrutan di desa, walaupun perekrutan tersebut tidak merugikan masyarakat.

Para responden cukup terbelah antara siapa yang paling bertanggung jawab untuk menanggulangi perdagangan orang di NTT, apakah pemerintah atau masyarakat. Ada yang lebih percaya bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab lebih besar dan ada yang melihat masyarakatlah yang peran dan tanggung jawabnya lebih besar di sini. Sebagian besar responden juga menilai keluarga, tokoh masyarakat dan pemerintah desa punya peranan yang sama penting dalam mencegah dan menanggulangi perdagangan orang di NTT.

7. Korelasi atas konteks lokal terkait aspek demografis, mencakupi dinamika situasi sosial dan ekonomi. Salah satu temuan yang tersorot adalah kondisi spesifik yang ditunjukkan di Kabupaten Sikka atas derajat pengetahuan tentang perdagangan orang yang masih rendah.Selain itu, hasil pengukuran sikap secara kuantitatif ini menunjukkan adanya paradoks yakni pertentangan antara perhatian yang positif pada pembentukan sikap masyarakat terhadap fenomena perdagangan orang dan kebijakan moratorium penempatan pekerja migran, dengan masih tingginya potensi terjadinya kasus perdagangan orang.

8. Situasi paradoksal ini kemudian dipetakan dalam pendekatan kualitatif untuk melihat fenomena-fenomena berkaitan dalam konteks ekonomi, sosial, politik dan kultural dalam praktik perdagangan orang di NTT :

• Migrasi kerja masih menjadi strategi untuk mendapatkan keamanan (sekuritas) secara ekonomi dan budaya bagi diri pribadi dan keluarga.

• Moratorium berdampak pada penurunan remitansi yang sebelumnya berperan besar pada pembangunan regional dan ekonomi keluarga. Walaupun terdapat keraguan mengenai pengelolaan remitansi dan dampaknya pada pengentasan kemiskinan, namun membandingkan dengan struktur pendapatan masyarakat yang basisnya agraria maka remitansi memiliki dampak sosial ekonomi yang tidak kecil bagi masyarakat NTT.

• Hasil kajian juga menunjukkan eksistensi migrasi berisiko yang masih dilalui warga NTT, termasuk jalur-jalur migrasi tanpa dokumen atau jalur-jalur yang tidak diakui dalam tata kelola migrasi tenaga kerja.

• Gambaran situasi dalam survei terkonfirmasi dalam pemetaan situasi yang dirangkum dalam wawancara yang mendalam dan FGD yang menunjukkan adanya indikasi terhadap lemahnya fungsi sosialisasi dan penegakan hukum. Berbanding terbalik dengan peranan calo dan perusahaan penempatan pekerja migran yang semakin masif dan bergerak secara sistemik.

(5)

9. Tinjauan kualitatif juga melihat adanya perkembangan pola/moda dalam praktik perdagangan orang di Nusa Tenggara Timur.

MODA REKRUTMEN LAMA:

• Migrasi swadaya yang menjadi tradisi turun menurun / lintas generasi dengan jaringan kekerabatan/komunitas yang kuat.

• Peranan calo kuat dalam merekrut di desa (luring)

• Potensi perdagangan orang muncul karena negara masih cenderung mengkategori migrasi swadaya sebagai migrasi non-prossedural

MODA REKRUTMEN BARU:

• Berada dalam model pemberangkatan pekerja migran dilakukan secara individual dengan sistem terputus.

• Interaksi fisik calo lebih terbatas, (daring)

• Potensi perdagangan orang pekerja migran beririsan dengan perdagangan orang Antar Kota Antar Provinsi (AKAD).

KESUMPULAN

• Secara umum, pengukuran pembentukan sikap masyarakat dalam aspek Kognitif, Afektif dan Perilaku menunjukkan derajat yang positif terhadap fenomena perdagangan orang di Nusa Tenggara Timur.

• Ada korelasi atas konteks lokal terkait aspek demografis yang di dalamnya mencakupi dinamika situasi sosial dan ekonomi. Salah satu temuan yang tersorot adalah kondisi spesifik yang ditunjukkan di Kabupaten Sikka atas derajat pengetahuan tentang perdagangan orang yang masih rendah. Serta aspek kognisi tentang hak asasi manusia dalam pengetahuan tentang isu perdagangan orang.

• Adanya skip paradoks yakni pertentangan antara perhatian yang positif pada pembentukan sikap masyarakat terhadap fenomena perdagangan orang dan kebijakan moratorium penempatan pekerja migran, dengan masih tingginya potensi terjadinya kasus perdagangan orang di Nusa Tenggara Timur.

• Terbaca bahwa moratorium penempatan pekerja migran di Nusa Tenggara Timur tidak bisa menjadi solusi tunggal untuk mengurai dan memutus praktik perdangangan orang yang masih marak di propinsi ini, karena tidak adanya upaya-upaya perbaikan dalam tata kelola dan peta jalan penanggulangan perdagangan orang yang konkret.

• Kebijakan moratorium penempatan pekerja migran hanya akan menjadi langkah politis yang berpotensi membuka ruang-ruang permasalahan baru, tanpa mengurai akar permasalahannya.

(6)

Penelitian ini diselenggarakan oleh Gugus Tugas Penelitian Zero Human Trafficking Network

Pemerintah

• Meningkatkan frekuensi, jangkauan dan kualitas sosialisasi terkait perdagangan orang dengan melibatkan gereja, sekolah, kepolisian, NGO, komunitas, tokoh adat dan elemen masyarakat lainnya.

• Meningkatkan akses lapangan pekerjaan yang berkelanjutan.

• Mempertimbangkan kebijakan Universal Basic Job (UBJ) dan

mengimplementasikan Universal Basic Income (UBI) sebagai strategi

perlindungan sosial dan memutus ketimpangan.

• Memperkuat tata kelola dan kelembagaan penanggulangan perdagangan orang, serta integrativitas dengan tata kelola

perlindungan pekerja migran Indonesia.

Kelompok Masyarakat

• Kelompok lintas iman perlu meningkatkan perhatian dan upaya-upaya strategis untuk mencegah dan menangani perdagangan orang.

• Tokoh-tokoh adat perlu mentransformasikan adat dan komunitas adat agar masyarakat lebih waspada terhadap perdagangan orang termasuk waspada terhadap pendekatan sirih pinang dalam rangka perdagangan orang. Adat perlu lebih mendengar suara dan kepentingan perempuan, melindungi perempuan dan anak-anak agar tidak menjadi korban perdagangan orang.

Zero Trafficking Network

• Melalui Gugus Tugas Advokasi Kebijakan, ZTN perlu membangun kerangka advokasi untuk mempengaruhi pemangku kebijakan di tingkat nasional dan daerah untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan strategis dalam pencegahan perdagangan orang. Seperti Universal Basic Income dan Universal Basic Jobs.

• ZTN juga perlu mengadvokasi unsur adat agar tidak menjadi peluang dari praktik-praktik pemiskinan yang membuka ruang terhadap praktik perdagangan orang.

• Melalui Gugus Tugas Pemberdayaan Ekonomi, Pemberdayaan Komunitas Desa dan AHT Goes to School, kerangka pemberdayaan tidak hanya mengintervensi desa. Namun juga mengintervensi dan melibatkan perempuan untuk melakukan penolakan terhadap praktik perdagangan orang.

• AHT Goes to School perlu memperkuat advokasi untuk mengaktivasi sosialisasi pencegahan perdagangan orang,

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Scientific Approach, peserta didik diharapkan mampu meningkatkan rasa syukur dalam belajar, meningkatkan sikap

Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik dan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang cepat, mudah dan lengkap maka Direktorat Jenderal

Berikut indikator-indikator yang mengadopsi dari penelitian sebelumnya dari (Parasuraman, 2000) untuk mewakili konstruk optimis dalam kuisioner adalah sebagai

Narasi dan visual dipilih sebagai unit analisis, karena menurut penulis dengan meneliti narasi dan visual dari program berita kriminal Patroli, diharapkan dapat

Sampel yang digunakan adalah produk suplemen kesehatan yang tersedia di salah satu apotek di Surakarta pada 3 bulan sebelum pandemi COVID-19 dan 3 bulan awal pandemi

Senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Nurhasanah, 2020) yang berjudul “Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Kelompok B.5

Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Syswianti e.al (2020) tentang “Evaluasi Pembelajaran Daring dengan Menggunakan Aplikasi Zoom di Masa Pandemi Covid-19

Pada ayat diatas telah dijelaskan bahwa apabila telah ditunaikan shalat maka segeralah mencari karunia Allah, kembali kepada kegiatan masing-masing untuk mencari rezeki