• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Diare

1. Pengertian diare

Diare merupakan gejala yang timbul karena meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari dengan konsisitensi tinja yang lebih lembek atau cair.4

2. Penyebab diare

Beberapa penyebab diare adalah : a. Faktor infeksi 1,5

1) Infeksi enteral

Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi bakteri (vibrio cholera, E. coli), infeksi virus (enteroviris, adenovirus, rotavirus), infeksi parasit (ascaris, trichiuris).

2) Infeksi parenteral

Infeksi bagian di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti Otitis Media Akut (OMA), Transilofaringitis, Broncopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya.

b. Faktor malabsorbsi

1) Malabsorpsi karbohidrat

Sebagian besar karbohidrat yang dimakan sehari-hari terdiri dari disakarida dan polisakarida. Setelah masuk kedalam usus, disakarida akan diabsorbsi dan masuk ke dalam mikrovili usus halus dan dipecah menjadi monosakarida oleh enzim disakaridae (laktase, sukrase, dan maltase) yang ada dipermukaan mikrovili tersebut. Dengan demikian laktosa dipecah oleh laktase menjadi glukosa dan galaktosa. Intoleransi timbul bila tubuh mengalami defisiensi salah satu atau lebih enzim disakaridase dan atau adanya gangguan absorbsi serta pengangkutan monosakarida dalam usus halus. Jadi dua faktor yang dapat menimbulkan intoleransi ialah faktor pencernaan (digesti) dan faktor absorbsi.5

(2)

Gangguan absorbsi lemak dapat terjadi karena lipase kurang atau tidak ada, garam empedu dalam lumen usus halus (Conjugated bile salts) tidak ada atau kurang, mukosa usus halus (vili) rusak, gangguan sistem limfe usus seperti menurunnya fungsi saluran limfa.4,5

3) Malabsorpsi protein

Gangguan absorpsi protein dapat terjadi karena gangguan pankreas dan kerusakan mukosa usus halus, yaitu adanya adanya defisiensi tripsin dan enterokinase intestinal. Enterokinase dihasilkan oleh sel epitel usus halus. Dalam keadaan ini hormon pankreozimin yang merangsang sekresi enzim pankreas (enzim proteolitik atau protase) tidak dilepaskan secara sempurna.4

c. Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, alergi).1

d. Faktor hygiene makanan dan sanitasi

Masa bayi mulai makan makanan tambahan bisa sebaliknya menjadi saat yang berbahaya bagi bayi. Di beberapa daerah, bayi yang pada masa ini tidak tumbuh dengan baik, malah sering terserang penyakit infeksi terutama diare.6

Faktor hygiene sanitasi lingkungan yang buruk juga akan berpengaruh terhadap terjadinya diare. Interaksi antara agent penyakit, tuan rumah (manusia) dan faktor-faktor lingkungan yang mengakibatkan penyakit perlu diperhatikan dalam penanggulangan diare. Masalah sanitasi meliputi: kurangnya penyediaan air minum yang bersih, kurangnya pembuangan kotoran yang sehat, usaha hygiene dan sanitasi yang belum menyeluruh, pembuangan limbah yang pemukimannya kurang baik menimbulkan berbagai penyakit akan menyerang seluruh golongan usia terutama anak-anak seperti penyakit diare.4

e. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi dengan BBLR menunjukkan kecenderungan untuk lebih mudah menderita berbagai penyakit infeksi karena daya tahan terhadap infeksi rendah.1,2

(3)

Anak yang menderita kurang gizi mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menderita infeksi terutama yang menyebabkan terjadinya diare.1,2,7

3. Pengaruh kejadian diare

Akibat buruk diare akan terjadi:1 a. Kehilangan air/dehidrasi

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pada pemasukan air (input). Dehidrasi merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

b. Gangguan keseimbangan asam-basa(metabolik asidosis)

Metabolik asidosis terjadi karena: kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja, Adanya ketosis kelaparan yaitu metabolik lemak tidak sempurna sehingga benda keton tidak sempurna tertimbun dalam tubuh, penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan, Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal. Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernapasan, yaitu pernapasan bersifat cepat.

c. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi karena penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu, Adanya gangguan absorpsi glukosa. Gejala yang timbul berupa: lemas, apatis, berkeringat, pucat, kejang sampai koma.

d. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan (shok) akibatnya asidosis bertambah berat, perdarahan dalam otak, kesadaran menurun dan bila tidak segara ditolong penderita dapat meninggal.

e. Gangguan gizi

Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini disebabkan karena makanan sering dihentikan oeh orang tua karena takut

(4)

diare/muntahnya akan bertambah berat, makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpi dengan baik.

4. Pencegahan diare

Diare pada anak usia muda biasanya disebabkan oleh infeksi usus. Cara mencegahnya yang terbaik adalah:

a. pemberian ASI karena mengandung bahan anti-infeksi yang akan melindungi anak terhadap penyakit diare.7

b. Higiene sanitasi lingkungan seperti penyediaan air yang baik, menjaga kebersihan makanan dan alat makan, pembuangan kotoran pada tempat yang khusus seperi jamban keluarga karena tinja yang mengandung penyebab penyakit perlu diisolasi dalam suatu wadah/jamban untuk mencegah proses penularan pada orang lain.4

B. Pemberian ASI Ekslusif

1. ASI Ekslusif

Gangguan gizi pada masa bayi dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa bayi akan tumbuh lebih sehat dan lebih cerdas dengan diberi ASI ekslusif selama 4 bulan pertama kehidupannya. Yang dimaksud dengan pemberian ASI ekslusif adalah bayi hanya diberikan ASI, tanpa diberi tambahan cairan lain dan makanan padat.8

Ketika di dalam uterus, bayi mendapat suplai makanan yang beredar secara teratur melalui plasenta. Setelah lahir, bayi harus sesegera mungkin minum ASI. Pada awal kelahiran bayi mungkin minum ASI 8 atau 10 kali sehari. Pada waktu umur 2 bulan bayi akan meminta 5 hingga 6 kali sehari.9

Dalam 2 hari pertama produksi ASI belum terlalu banyak sehingga tidak perlu menyusui terlalu lama, cukup beberapa menit saja untuk merangsang keluarnya ASI. Pada hari-hari berikutnya bayi dapat disusui selama 15-20 menit tiap kalinya. Jadwal menyusui hendaknya disesuaikan dengan aktivitas sehari-hari ibunya, misalnya tiap 3 jam dimulai pada jam 6 pagi. Walaupun demikian jadwal

(5)

itu tidak perlu kaku, jika setelah 2 jam bayi sudah menangis dapat saja diberikan lagi.7

a. Komposisi ASI

Komposisi ASI tidak sama antara satu ibu dengan ibu lainnya, tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah:

1) Stadium laktasi

Stadium laktasi terdiri dari 3 tingkatan yaitu:8,10 a). Kolostrum

Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mammae atau payudara dan berlangsung sekitar 4-7 hari setelah ASI pertama keluar. Karakteristik kolostrum

- Cairan ASI ini lebih kental dan berwarna lebih kuning dari pada ASI mature

- Lebih banyak mengandung protein,

- Lebih banyak mengandung zat anti infeksi 10-17 kali dari ASI mature.

- Kadar karbohidrat dan lemaknya rendah dari pada ASI mature. - Total energinya lebih rendah daripada ASI mature.

- Volume kolostrum berkisar 150-300 ml/24 jam - Bila dipanaskan akan menggumpal.

b). ASI masa transisi/peralihan

ASI masa peralihan adalah peralihan dari kolostrum sampai menjadi mature. ASI peralihan berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dan 14 dari masa laktasi. Karakteristik ASI masa peralihan:

- Kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi dibandingkan kolostrum.

- Volumenya semakin tinggi dari pada kolostrum. c). ASI mature

Adalah ASI yang disekresi pada hari ke-10 atau 14 dan seterusnya. Komposisi ASI ini relatif konstan. Karakteristik ASI mature:

(6)

- Cairan berwarna putih kekuning-kuningan. - Tidak menggumpal bila dipanaskan.

- Volume ASI mature antara 300-850 ml/24 jam. 2) Ras

Suku bangsa (ras) juga mempengaruhi susunan zat gizi dari ASI. Hal ini disebabkan oleh keadaan ekonomi dan budaya, kebiasaan makan dan pola hidup ibu-ibu di setiap negara tidaklah sama. Perbedaan yang paling nyata adalah pada kadar lemak, vitamin dan mineral.10

3) Keadaan gizi

Beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan gizi ibu berpengaruh terhadap komposisi zat gizi ASI.10

4) Konsumsi makanan ibu (diit)

Beberapa penelitian menyatakan bahwa komsumsi protein yang baik pada ibu yang menyusui dapat meningkatkan konsentrasi protein ASI. Demikian juga kadar lemak, karbohidrat, kalori, vitamin, mineral.11

b. Manfaat ASI

Manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif bagi bayi antara lain:

1) Nutrisi terbaik

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi dalam masa pertumbuhan. Didalam ASI terdapat nutrien-nutrien khusus yang tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi seperti taurin, laktosa, asam lemak.8

2) Meningkatkan daya tahan tubuh

Kolostrum merupakan cairan yang kaya akan zat kekebalan terhadap infeksi (sel darah putih dan imunoglobin dan sebagainya) yang pertama-tama beraksi dalam usus dalam membunuh kuman dalam jumlah yang paling tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa kolostrum adalah

(7)

imunisasi pertama yang diterima bayi. Colostrum ini tidak merugikan bahkan harus diterima oleh bayi.8

Bayi yang mendapat kolostrum segera setelah lahir terdapat sejumlah bakteri yang secara bermakna jauh lebih rendah pada tinjanya. Hal ini karena fungsi SigA yang predominan pada colostrum, dimana colostrum tersebut seolah-olah merupakan lapisan yang melindungi permukaan mukosa usus dari invasi mikroorganisme patogen dan protein asing.1

Bayi yang segera setelah lahir (60 menit setelah lahir) diberi ASI lebih jarang menderita infeksi dan keadaan gizinya dalam tahun pertama usianya jauh lebih baik dibanding bayi yang terlambat diberi ASI.2

Terdapatnya faktor proteksi pada ASI sebagai perlindungan terhadap infeksi tergantung pada perlindungan dan perawatan puting. Puting harus dijaga sesering dan sebersih mungkin. Ibu harus mandi tiap hari dan berbaju bersih. Jika puting menjadi luka, pengobatan satu-satunya adalah puting yang luka harus diurut pelan-pelan. Bila sangat sakit menyusui pada susu yang sakit dihentikan, air susu harus diperas.9

Masa bayi ditandai oleh pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi. Pertumbuhan dan perkembangan badan anak usia 0-4 bulan mencerminkan kecukupan zat gizi dan kesehatannya. Bila pertumbuhan dan perkembangan naik, berarti anak itu mendapat cukup zat gizi yang diperlukan dan berada dalam kondisi sehat, bila zat gizi tidak tercukupi maka anak dapat menderita gizi kurang. Gambaran Gizi kurang yaitu Kurang Energi Protein (KEP). Akibat kekurangan zat gizi, maka simpanan zat gizi dalam tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Pada saat ini sudah dapat dikatakan malnutrisi, dengan ditandai penurunan berat badan dan pertumbuhan terhambat. Keadaan gizi kurang tingkat berat pada masa bayi dan anak-anak ditandai dengan tiga macam sindrom yaitu: kwashiorkor , marasmus, marasmik-kwashiorkor.9,12,13

Salah satu indikator pertumbuhan adalah berat badan. Berat badan sangat mudah dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan keadaan mendadak seperti

(8)

terserang penyakit salah satunya adalah diare. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan diantaranya adalah faktor lingkungan dan makanan.2

Selama masa bayi, anak tergantung sepenuhnya pada perawatan dan pemberian makanan oleh ibu. Pada saat bayi mulai membutuhkan makanan lain selain ASI untuk keperluan gizinya, ia belum siap untuk menerima makanan orang dewasa karena secara fisiologik saluran pencernaannya belum sempurna. Masa peralihan antara penyusuan dan makan makanan orang dewasa sebagai masukan energi serta gizi yang utama disebut masa penyapihan. Untuk sebagian negara berkembang masa ini meliputi usia 4-24 bulan dan merupakan masa yang paling kritis karena adanya bahaya ketidak cukupan gizi dan penyakit infeksi.2

Pada usia 4-6 bulan sampai dengan usia 24 bulan, bayi harus mendapat makanan pendamping ASI disamping ASI karena pada usia ini ASI saja tidak dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Makanan pendamping ASI harus berupa makanan lunak atau makanan lembek yang mudah dicerna oleh bayi dan mengandung zat-zat gizi yang seimbang. Makanan pendamping ASI antara lain susu formula, buah-buahan, biskuit,bubur susu, kue, nasi tim atau makanan lain yang sejenis. Dalam pemberian makanan pendamping ASI seba iknya dipertimbangkan beberapa faktor antara lain:6,8,14,15

c. saat pemberian makanan yang tepat dengan melihat usia bayi dan anak d. pemilihan jenis makanan harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak. 2. Pengaruh pemberian ASI ekslusif terhadap penyakit diare

ASI ekslusif merupakan makanan ideal untuk bayi khususnya anak usia 0 – 4 bulan. ASI merupakan makanan bayi yang paling alamiah, sesuai dengan kebutuhan gizi bayi. Selain memenuhi kebutuhan zat gizi anak juga mengandung zat imunologik dan proteksi yang dapat melindungi bayi dan anak dari infeksi yang tidak bisa ditiru oleh pabrik susu manapun juga. Angka kejadian dan kematian diare pada anak masih sangat tinggi lebih-lebih pada anak yang tidak mendapat ASI.1 Pada bayi yang mendapat susu botol 4 kali lebih banyak menderita diare dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI.2Hal ini dapat disebabkan karena kontaminasi.5

(9)

C. Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah tingkat kesehatan sebagai akibat dari pemasukan semua zat gizi dalam makanan sehari-hari. Dapat juga dikatakan bahwa status gizi adalah derajat kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh tingkat kecukupan makanan yang dikonsumsi. Dalam pengertian status gizi ada 3 konsep yang satu sama lain saling berkaitan. Ketiga konsep tersebut adalah:10

a. Gizi (Nutrition)

Adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ.

b. Nutriture

Adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh.

c. Status Gizi (Nutrition Status)

Adalah tanda-tanda dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.

Varibel-variabel yang digunakan untuk menentukan status gizi selanjutnya disebut sebagai indikator status gizi, yaitu ukuran-ukuran klinis, biokimia, biofisik dan antropometri.10

2. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan cara yaitu:10 a. Survei Konsumsi Makanan

Adalah metode penentuan secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

(10)

Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi . hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata dan rambut.

c. Penilaian secara biokimia

Adalah pemeriksaan dimana spesimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh seperti darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

d. Penilaian biofisik

Metode ini dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan stuktur dari jaringan seperti kejadian buta senja epidemik dengan tes adaptasi gelap.

e. Penilaian secara antropometri

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia seperti: lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, tebal lemak di bawah kulit, berat badan, tinggi badan dan umur. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan adalah:

1) Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linier terhadap tinggi badan. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini (sekarang).

2) Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitive terhadap masalah kurang gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu.

3) Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitive terhadap

(11)

perubahan-perubahan yang mendadak seperti terserang infeksi. Berat badan merupakan parameter antropometri yang sangat labil, sehingga dapat menggambarkan status gizi saat ini.

3. Klasifikasi Status Gizi

Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS. Untuk klasifikasi status gizi diperoleh dengan pengukuran antropometri yaitu: berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan berdasarkan WHO-NCHS dengan berdasarkan Z Scor.

a. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur: 1) Status gizi lebih : > + 2 SD

2) Status gizi baik : > - 2 SD sampai + 2 SD 3) Status gizi Kurang : > - 3 SD sampai < - 2 SD 4) Status gizi buruk : < - 3 SD

b. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks Tinggi Badan menurut Umur: 1) Normal : > - 2 SD

2) Pendek : > - 3 SD sampai < - 2 SD

c. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan: 1) Gemuk : > 2 SD

2) Normal : > - 2 SD sampai + 2 SD 3) Kurus : > - 3 SD sampai < - SD 4) Kurus sekali : < - 3 SD

4. Faktor yang mempengaruhi

Masalah gizi dikenal sebagai masalah multikompleks, karena disamping banyaknya faktor yang berpengaruh juga saling berkaitnya faktor satu dengan faktor yang lainnya. Walaupun demikian, faktor-faktor di dalam menentukan status gizi antara lain :

a. Faktor pertanian

Produksi pertanian yang rendah dan ketidakmerataan lahan pertanian merupakan penghambat bagi usaha-usaha untuk memperbiki keadaan gizi

(12)

penduduk. Masalah yang sering dihadapi tentang kekurangan pangan adalah kecenderungan para petani beralih ke tanaman perdagangan dan pada saat yang bersamaan jumlah penduduk makin meningkat. Petani yang biasa memproduksikan berbagai tanaman pangan seperti beras, jagung, singkong, ubi jalar, kedele dan lain-lain hasilnya makin banyak yang dijual sehingga untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri tidak cukup.16

b. Faktor ekonomi

Kemiskinan sebagai penyebab gizi kurang menduduki posisi pertama. Pada kondisi umum, keadaan ekonomi relatif mudah diukur dan berpengaruh besar pada konsumsi pangan. Golongan miskin menggunakan sebagian besar pendapatan untuk memenuhi kebutuhan makanan.16

c. Pendidikan

Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan gizi anak telah banyak diungkapkan oleh para ahli. Pada masyarakat yang rata-rata pendidikan rendah menunjukkan prevalensi gizi kurang yang tinggi dan sebaliknya pada masyarakat yang tingkat pendidikan cukup tingkat prevalensi gizi kurang rendah.12,16

Memburuknya gizi anak dapat terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai tata cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai aspek kehidupan kota telah membawa pengaruh terhadap banyak ibu untuk tidak menyusui bayi. Pengaruh itu semakin menjalar ke daerah pedesaan. Penghentian pemberian ASI atau penyapihan sering dilakukan tanpa persiapan terlebih dahulu akibatnya anak belum siap menerima makanan pengganti ASI. Hal ini sebanarnya tidak perlu terjadi apabila ibu cukup mengetahui kelebihan ASI sebagai makanan bagi bayi dan bahaya yag mungkin timbul akibat pengganti ASI dengan makanan buatan lain.2

d. Besar keluarga

Dalam suatu penelitian yang dilakukan di India, konsumsi kalori pada anak-anak dari keluarga yang mempunyai anak lebih dari 3 adalah lebih rendah dibanding dengan konsumsi kalori pada anak-anak dari keluarga yang mempunyai anak kurang dari 3 orang.2,12

(13)

e. Tingkat konsumsi gizi

Tingkat konsumsi memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah makanan yang di konsumsi orang setiap hari. Makanan untuk bayi dan anak sampai usia 24 bulan yag sehat terdiri dari makanan utama yaitu ASI dan makanan pendamping ASI yang terdiri dari buah-buahan, biscuit, bubur susu, nasi atau makanan lain yang sejenis karena pada usia ini ASI saja tidak dapat memenuhi kebutuhan gizinya.2,7

f. Faktor fisiologi

Faktor fisiologi dalam kebutuhan gizi atau kemampuan dalam metabolisme zat gizi merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam pemanfaatan pangan oleh tubuh. Ibu hamil atau menyusui yang mengalami kurang gizi akan berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya atau bayi yang disusuinya. Oleh karena itu kualitas bayi atau anak akan sangat tergantung pada status gizi ibunya. Bagi anak kecil, periode sejak mulai disapih sampai umur 5 tahun meerupakan masa-masa rawan dalam siklus hidupnya. Pertumbuhan yang cepat dan hilangnya kekebalan pasif berada dalam periode ini. Apabiala dalam masa ini anak tidak mendapatkan perhatian khusus akan terjadi kurang gizi.16

g. Faktor infeksi

Adanya penyakit infeksi dalam tubuh anak akan membawa pengaruh buruk terhadap keadaan gizi anak. Reaksi pertama akibat adanya infeksi adalah menurunnya nafsu makan anak sehingga anak menolak makanan yang diberikan. Penolakan terhadap makanan berarti berkurangnya pemasukan zat gizi kedalam tubuh. Keadaan akan menjadi memburuk jika infeksi disertai dengan muntah yang mengakibatkan hilangnya zat gizi. Kehilangan zat gizi dan cairan akan semakin banyak apabila anak juga menderita diare. Kehilangna nafsu makan, muntah dan diare akan mengubah tingkat gizi anak kearah gizi buruk. Adanya infeksi mengakibatkan terjadinya penghancuran jaringan tubuh, baik oleh bibit penyakit maupun untuk memperoleh protein yang diperlukan untuk pertahanan tubuh.2

(14)

Dalam keadaan gizi yang baik tubuh mempunyai cukup kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap penyakit infeksi. Jika keadaan gizi buruk maka reaksi kekebalan tubuh menjadi menurun yang berarti kemampuan tubuh mempertahankan diri terhadap serangan infeksi menurun. Gizi buruk mengakibatkan terjadinya gangguan gangguan terhadap produksi zat anti badan dalam tubuh. Penurunan produksi zat badan anti tertentu akan mengakibatkan mudahnya bibit penyakit masuk ke dalam dinding usus. Dinding usus dapat mengalami kemunduran sehingga mengganggu produksi berbagai enzim untuk pencernaan makanan. Makanan tidak dicerna dengan baik hal ini berarti penyerapan zat gizi akan mengalami gangguan, sehingga dapat memperburuk keadaan gizi. Antara keadaan gizi buruk dan diare terdapat hubungan yang sangat erat, sungguhpun sulit untuk mengatakan apakah terjadinya gizi buruk akibat adanya diare ataukah kejadian diare disebabkan keadaan gizi buruk.2

Hubungan antara status gizi dan penyakit terdapat interaksi bolak-balik. Infeksi dapat menimbulkan gizi kurang melalui berbagai mekanismenya. Makin buruk gizi seorang anak , makin banyak episode diare yang dialami. Hubungan gizi dengan diare di negara yang sedang berkembang sering merupakan lingkaran tertutup yang sulit dipecahkan. Bila gangguan gizi dan rawan infeksi mempunyai kaitan yang sangat erat, maka perlu ditinjau kembali kaitannya satu sama lain.4

D. Kerangka teori

Berdasarkan dari buku-buku yang dijadikan sumber rujukan, maka yang menjadi kerangka teori adalah:

Pemberian ASI Ekslusif MP ASI

Frekuensi kejadian diare Status gizi

BBLR

(15)

Sumber: modifikasi DB Jellife, Solihin Pudjiadi, Sjahmien Moehji, Suharyono, Haroen Noerasid, Sudaryat Suraatmadja, dan Parman 0. Asnil.

Higiene makanan dan sanitasi

E. Kerangka konsep

Variabel Bebas Variabel terikat

Pemberian ASI Ekslusif Status Gizi Frekuensi kejadian Diare F. Hipotesa

1. Ada hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan frekuensi diare. 2. Ada hubungan antara Status gizi dengan frekuensi diare.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk risiko prioritas yang sudah didapatkan dari Qualitative Risk Matrix tersebut akan diolah dengan diagram tornado untuk mengukur risiko biaya prioritas atau

Survei BI: Desember 2017, Optimisme Konsumen Indonesia Menguat AS Hanya Catatkan 148.000 Tenaga Kerja pada Desember.. Indonesia Economic Data Monthly Indicator Last

Perlakuan fortifikasi tepung daging ikan lele dumbo dengan perbedaan konsentrasi memberikan pengaruh nyata (p≤0,05) pada biskuit terhadap asam amino lisin, kadar protein,

Etika Deep Ecology, dengan hidup sederhana dan selaras dengan alam akan menjadi pengendali manusia untuk tidak memuaskan pemenuhan kebutuhannya yang jumlahnya

Teknologi pengolahan air dari air baku air hujan yang ditampung dalam sub reservoir bawah tanah. Prinsip teknologi adalah air baku diolah menggunakan sistem ultrafiltrasi dan air

Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,

Gatot Subroto Km.1 Blora, KOTA BLORA, KAB. Sragen 8

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sifat fisis seperti tebal, diameter, massa, struktur; sifat mekanis seperti kuat tarik saat putus dan pemuluran panjang