MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
oleh
Valentino Rizky Pamuji 1000342
DEPARTEMEN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Meningkatkan Kemampuan Kreativitas
Matematis Siswa Dengan Menggunakan
Model Problem Based Instruction
Oleh
Valentino Rizky Pamuji
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Valentino Rizky Pamuji 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
VALENTINO RIZKY PAMUJI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Drs. H. Asep Syarif H., M.Si NIP. 195804011985031001
Pembimbing II
Dra. Dian Usdiyana, M.Si. NIP. 196009011987032001
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Matematika
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Valentino Rizky Pamuji (1000342). Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Problem Based Instruction. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan kreativitas matematis siswa dengan menggunakan model Problem Based Instruction dan mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan kreativitas matematis siswa yang menggunakan model Problem Based Instruction dengan siswa yang menggunakan model Discovery Learning. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI-MIA semester ganjil di SMA Negeri 15 Bandung. Desain penelitian ini adalah kelompok kontrol pretes-postes yang mengambil dua kelas dari populasi untuk dijadikan sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan model Problem Based Instruction sedang pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan model Discovery Learning. Instrumen penelitian ini berupa tes kemampuan kreativitas matematis yang diberikan pretes dan postes, serta non tes berupa angket, jurnal harian dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelas yang menggunakan model Problem Based Instruction secara signifikan memiliki peningkatan kemampuan kreativitas matematis yang lebih baik daipada yang menggunakan model Discovery Learning.
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
Valentino Rizky Pamuji (1000342). Improving Students Mathematical Creativity Using Problem Based Instruction Model.
This research is conducted as quasi-experimental research to discover an
improvement of students’ mathematical creativity using Problem Based Instruction model and to find out the difference between the improvements which are generated by Problem Based Instruction model and Discovery Learning model. The research is conducted at SMAN 15 Bandung, with all students of class XI-MIA as the participants. The design of the research is control group with pretest and posttest that uses two classes as samples of experiment class and control class. The learning and teaching applied in experiment class is Problem Based Instruction model, while that in control class is Discovery Learning model. The instruments used in the research are mathematical creativity test given in the pretest and posttest, questionnaires, daily journal and observation sheet. The research shows that the students in the class where the Problem Based Instruction model is applied have better mathematical creativity improvement compared to those in the class where discovery learning model is applied.
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Rumusan MasalahPenelitian ... 5
D. TujuanPenelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kreativitas Matematis ... 6
B. Model Problem Based Instruction ... 8
C. Model Discovery Learning ... 10
D. Keterkaitan Model Problem Based Instruction dengan Kemampuan Kreativitas Matematis ... 12
E. Penelitian Yang Relevan ... 14
F. Hipotesis ... 14
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 15
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Definisi Operasional ... 16
D. Instrumen Penelitian ... 17
E. Prosedur Penelitian ... 25
F. Teknik Pengolahan Data ... 26
BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Data Pretest Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa .. 31
B. Analisis Data Peningkatan Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa ... 36
C. Pembahasan Data Peningkatan Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa ... 39
D. Analisis Data Angket Siswa ... 44
E. Analisis Data Lembar Observasi ... 49
F. Analisis Data Jurnal Harian ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
LAMPIRAN ... 60
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ciri – ciri Kemampuan Kreativitas ... 6
Tabel 2.2 Hubungan pemecahan dan pengajuan masalah dengan komponen kreativitas ... 13
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Intrumen ... 19
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal Tes Instrumen ... 19
Tabel 3.3 Kriteria Realibilitas ... 20
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda ... 21
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal ... 22
Tabel 3.6 Kriteria Indeks Kesukaran ... 23
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal ... 23
Tabel 3.8 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ... 23
Tabel 3.9 Skor Angket ... 24
Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain ... 28
Tabel 3.11 Interpretasi Persentase Angket ... 29
Tabel 4.1 Output Statistik Deskriptif Data Pretest Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa ... 32
Tabel 4.2 Output Statistik Deskriptif Data Pretest Kelas Kontrol Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa ... 33
Tabel 4.3 Output Statistik Deskriptif Data Pretest Kelas Eksperimen Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa ... 34
Tabel 4.4 Output Uji Mann-Whitney Data Pretest Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa ... 35
Tabel 4.5 Output Statistik Deskriptif Data Indeks Gain Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa ... 36
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.7 Output Uji Mann-Whitney Data Indeks Gain Kemampuan
Kreativitas Matematis Siswa ... 39
Tabel 4.8 Interpretasi Indeks Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 43
Tabel 4.9 Data Hasil Angket Siswa ... 44
Tabel 4.10 Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika ... 46
Tabel 4.11 Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Instruction ... 47
Tabel 4.12 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 50
Tabel 4.13 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 52
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 diagram prosedur pengolahan data kuantitatif ... 28
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1 : Rubrik Soal Uji Instrumen ... 62
Lampiran A.2 : Soal Pretest dan Posttest ... 66
Lampiran A.3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 68
Lampiran A.4 : Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 142
Lampiran B.1 : Nilai Uji Instrumen ... 167
Lampiran B.2 : Analisis Hasil Uji Instrumen ... 168
Lampiran B.3 : Daftar Hadir Siswa ... 171
Lampiran B.4 : Data Hasil Penelitian ... 173
Lampiran B.5 : Contoh Jawaban Uji Instrumen ... 175
Lampiran B.6 : Contoh Jawaban Pretest Siswa ... 179
Lampiran B.7 : Contoh Jawaban Posttest Siswa ... 191
Lampiran B.8 : Lembar Observasi Guru dan Siswa ... 203
Lampiran B.9 : Contoh Angket Siswa ... 215
Lampiran B.10 : Contoh Jurnal Harian Siswa ... 219
Lampiran C.1 : Surat Izin Uji Instrumen dan Penelitian ... 222
Lampiran C.2 : Surat Bimbingan ... 224
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangPenelitian
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan, karena selain dapat mengembangkan pemikiran kritis, kreatif, sistematis, dan logis, matematika juga telah memberikan kontribusi dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal yang sederhana seperti
perhitungan dasar (basic calculation) sampai hal yang kompleks dan abstrak seperti penerapan analisis numeric dalam bidang teknik dan sebagainya.
Menyadari akan pentingnya peran matematika dalam kehidupan, maka matematika selayaknya merupakan kebutuhan dan menjadi mata pelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu, setiap siswa perlu menguasai matematika yang mencakup penguasaan kecakapan matematika agar dapat berhasil dalam kariernya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) PISA pada
tahun 2012, Indonesia berada pada peringkat 62 dari 64 negara yang ikut berparisipasi. Dari penelitian tersebut diperoleh data bahwa lebih 75% siswa hanya mampu menguasai matematika sebatas memecahkan satu permasalahan sederhana, namun belum mampu menyelesaikan yang lebih kompleks.
2
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hal ini menunjukan bahwa rendahnya hasil belajar perlu mendapatkan perhatian dari guru. Rendahnya prestasi belajar matematika yang dicapai siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal siswa maupun faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang juga berpengaruh pada prestasi belajar adalah kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan atau karya nyata, menemukan berbagai kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan dan membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya.
Penulis telah melakukan test terhadap beberapa siswa SMANegeri 15 Bandung kelas XI IPA tahun ajaran 2013/2014 berupa soal-soal turunan untuk mengetahui bagaimana kemampuan kreativitas matematis siswa dengan indikator keterampilan berpikir luwes dan keterampilan berpikir lancar. Dari test ini akan diteliti apakah siswa dapat melihatsuatumasalahdarisudutpandang yang berbeda-bedadan memberikan banyak jawaban dalam menjawab suatu pertanyaan yang diberikan. Setelah ditest, hasilnya dari 40 siswa, hanya 8 orang yang memenuhiindikator tersebut. Ini menunjukan masih rendahnya kemampuan kreativitas matematis, sehingga diperlukan adanya pengembangan suatu model pembelajaran guna meningkatkan kemampuan kreativitas matematis siswa tersebut.
Menurut Satiadarma (dalam Hanggara, 2012, hlm.14) ‘kreativitas didefinisikan dalam empat dimensi yaitu Person, Process, Press, dan Product. Adapun penjabarannya dalah sebagai berikut: Kreativitas dari segi pribadi (person) menunjuk pada potensi daya kreatif yang ada pada setiap pribadi. Kreativitas sebagai suatu proses (process) dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran dimana individu berusaha menemukan suatu hubungan-hubungan yang baru, mendapatkan jawaban, metode, atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah. Kretivitas sebagai pendorong (press) yang datang dari diri sendiri berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi. Kreativitas sebagai hasil (product) yaitu segala sesuatu yang diciptakan oleh seseorang sebagai hasil dari keunikan pribadinya dalam interaksi dengan lingkungannya. Kreativitas sebagai proses mental yang unik dapat menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan orisinal.’
3
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran yang dilakukan guru dapat meningkatkan proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa. Siswa akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru apabila model pembelajaran yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang berdasarkan pada kehidupan sehari-hari (kontekstual), berorientasi pada siswa, berbasis masalah dan dapat membantu mengembangkan pemikirankritis, kreatif, sistematis, danlogis. Salah satunya adalah model ProblemBased Instruction.
Arend mengemukakan bahwa ‘ProblemBased Intruction adalah model
pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasikan keterlibatan siswa dalam belajar dan kreativitas otentik’ (dalam Zahria, 2011, hlm.5). Dengan model pembelajaran ini siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah. Selain itu siswa juga belajar untuk mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai kreativitas, bekerja secara individual atau berkelompok dalam kreativitas. Problem Based Instruction melatih siswa melakukan kreativitas sesuai dengan ide dan kreativitas masing-masing sehingga hasil kreativitas setiap siswa berbeda tergantung bagaimana siswa tersebut menyelesaikannya.
Problem Based Instruction adalah salahsatu model pembelajaran yang dapatdigunakan sebagai usaha peningkatan aktivitas dan kreativitas siswa. Model pembelajaran ini menekankan aktifitas siswa untuk menkonstruksi dan menemukan sendiri ide-ide matematika, membangun sendiri pengetahuannya dengan melakukan eksplorasi, berdiskusi, dan presentasi berdasarkan informasi yang telah dimiliki. Model Problem Based Instruction dimulaidengan guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan siswa melaksanakan eksperimen berdasarkan informasi yang diperoleh sehingga para
4
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mereka. Jadi, ProblemBased Instructionmerupakan model pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan kemampuan kreativitas matematika siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan pengkajian materi tentang “Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Problem Based Instruction”
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian, terdapat beberapa penyebab
rendahnya kreativitas matematis siswa, diantaranya 1. Objek matematika bersifat abstrak
2. Sulitnya mengaplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari 3. Model pembelajaran yang kurang tepat
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam pengkajian materi maka dibatasi dengan bertumpu pada pengembangan bahan ajar menggunakan model pembelajaran yang dinilai tepat untu meningkatkan kreativitas matematis siswa yaitu dengan model ProblemBased Instruction padasiswakelas XI MIA SMA.
Penelitian ini menekankan pada materi matematika peminatan kelas XI yang akan diambil yaitu materi Irisan Dua Lingkaran terutama pada sub bab Persamaan Lingkaran serta bahan ajar yang berbentuk LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dikembangkan dari Silabus dan RPP sesuai dengan kurikulum 2013 dan pendekatan Scientific.
Pada penelitian ini indikator kreativitas yang diambil yaitu
1. Keterampilan berpikir lancar: Memberikan banyak jawaban dalam menjawab suatu pertanyaan,
2. Keterampilan berpikir luwes: Menghasilkan gagasan penyelesaian masalah atau jawaban suatu pertanyaan bervariasi, dan
5
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. RumusanMasalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran matematika dengan model ProblemBased Instruction
dapat meningkatkan kemampuan kreativitas matematis siswa SMA?
2. Apakah peningkatan kreativitas matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran matematika berbasis Problem Based Instruction lebih baik daripada siswa yang menggunakan model Discovery Learning?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti bertujuan untuk memperoleh gambaran:
1. Pembelajaran matematika dengan model Problem Based Instruction dapat meningkatkan kemampuan kreativitas matematis siswa SMA.
2. Pembelajaran matematika dengan model Problem Based Instruction dapat meningkatkan kemampuan kreativitas matematis siswa lebih baik daripada siswa yang menggunakan model Discovery Learning.
E. ManfaatPenelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat :
1. Dapat menjadikan model ProblemBased Instruction sebagai salah satu alternatif pengembangan bahan ajar terhadap kemampuan kreativitas
matematis siswa SMA.
6
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Menjadi masukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian “Kuasi Eksperimen” dengan pemilihan sampel kelas secara acak. Subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi keadaan subjek sudah diterima sebagaimana adanya untuk setiap kelas yang dipilih. Hal ini didasarkan pada pertimbangan
karena kelas telah terbentuk sebelumnya dan tidak mungkin tidak mungkin dilakukan pengelompokan siswa secara acak.
Penelitian ini melibatkan dua kelompok siswa.Kelompok yang satu memperoleh pembelajaran dengan model Discovery Learning sedangkan yang satu lagi memperoleh pembelajaran dengan modelProblem Based Instruction. Selain itu, pretes dan postes diberikan kepada kedua kelompok tersebut, sehingga desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain “ Pre-test-Post-Test Control Group Design” dengan rancangan penelitian sebagai berikut:
O X O
O O
Keterangan:
O = PemberianPre-Test atauPost-Test.
X = Perlakuan pembelajaran matematika dengan menggunakan model Problem Based Instruction.
(Ruseffendi, 2010, hlm. 53)
B. Populasi, Sampel dan Variabel Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di salah satu SMA di kota Bandung
16
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan desain penelitian yang digunakan, maka pengambilan sampel dilakukan secara acak dan dipilih dua kelas untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapatkan perlakuan pembelajaran matematika dengan menggunakan modelProblem Based Instruction, sedangkan kelas kontrol mendapatkan perlakuan pembelajaran
matematika dengan menggunakan model Discovery Learning.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan modelProblem Based Instruction, sedang variabel
terikatnya adalah kemampuan kreativitas matematika.
C. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional
1. Berpikir Kreatif Matematik
Kemampuan berpikir kreatif meliputi kemampuan berpikir lancar, kemampuan berpkir luwes, kemampuan berpikirasli/orisinil, kemampuan berpikirelaborasi, dan kemampuan berpikirevaluasi. Pada penelitian ini indikator kreativitas yang diambil yaitu
1. Keterampilan berpikir lancar: Memberikan banyak jawaban dalam menjawab suatu pertanyaan,
2. Keterampilan berpikir luwes: Menghasilkan gagasan penyelesaian masalah atau jawaban suatu pertanyaan bervariasi, dan
3. Keterampilan mengevaluasi : Dapat mencetuskan gagasan-gagasan penyelesaian suatu masalah dan dapat melaksanakannya dengan benar. 2. Pembelajaran matematika berbasis Problem Based Instruction
17
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.Problem Based Instruction mengacu pada inkuiri, kontruktivisme dan menekankan pada berpikir tingkat tinggi.
Model ini efektif untuk mengajarkan proses – proses berpikir tingkat tinggi, membantu siswa membangun sendiri pengetahuannya dan membantu siswa memproses informasi yang telah dimiliki. Problem based instruction menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan kreativitas. Lingkungan belajar yang
terbuka menuntut peran aktif siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah sehingga menjadi pembelajar yang mandiri.
3. Pembelajaran Discovery Learning
Pada Discovery Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir. 4. Materi Pembelajaran
Penelitian ini menekankan pada materi matematika peminatan yang akan diambil yaitu materi Irisan Dua Lingkaran terutama pada sub bab Persamaan Lingkaran serta bahan ajar yang berbentuk LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dikembangkan dari Silabus dan RPP sesuai dengan kurikulum 2013 dan pendekatan Scientific.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penetian ini terdiri dari instrumen tes dan instrumen non tes. Instrument tes berupa tes kemampuan
kreativitas matematis, sedangkan instrument non tes berupa skala sikap kecerdasan majemuk, jurnal dan lembar observasi.
18
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tes dilakukan sebelum diberikan perlakuan (pretes) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan matematis awal siswa.Kemudian dilakukan postes yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kreativitas matematis siswa setelah pembelajaran (pemberian perlakuan pembelajaran matematika dengan menggunakan modelProblem Based Instruction pada kelas eksperimen).
Sebelum tes instrumen digunakan, soal-soal test instrumen tersebut dikonsultasikan kepada dosen pembimbing agar soal-soal test
instrument tersebut mudah dimengerti siswa dan untuk mengetahui validitas teoritis dari instrumen tersebut. Setelah revisi atau perbaikan pada soal test instrumen, dilakuan uji instrumen pada kelas salah satu kelas XII IPA yaitu kelas XII IPA 3 di SMA Negeri 15 Bandung untuk menganalisis instrumen tes tersebut.
Untuk menganalisis instrument tes tersebut, maka terlebih dahulu dilakukan:
1) Pengujian validitas butir soal
Suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Uji validitas butir ini merupakan pengujian validitas yang dilakukan pada tiap butir soal yang diujikan (Suherman, 2003, hlm.102).
Untuk menghitung validitas butir tiap soal menggunakan rumus Korelasi Product Moment Karl Pearson, yaitu:
(Suherman, 2003, hlm.121) Keterangan :
= banyaknya sampel data.
19
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= Skor setiap item soal yang diperoleh siswa.
Kriterium dari koefisien validitas (Suherman,2003, hlm.112-113) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Validitas Instrumen
Koefisien Validitas (rxy) Kriteria 00
, 1 90
,
0 rxy Validitasnya sangat tinggi (sangat baik)
90
Setelah instrumen diujicobakan dan dilakukan pengolahan data dengan bantuan aplikasi dari anates, diperoleh
nilai koefisien validitas (rxy)sebesar 0,46. Berdasarkan Tabel 3.1
dapat disimpulkan bahwa validitas seluruh butir soal dari instrumen tes yang telah dibuat termasuk kategori sedang (cukup).
Sedangkan perhitungan validitas tiap butir soal serta interprestasinya disajikan dalam tabel 3.2. proses perhitungan validitas butir soal menggunakan aplikasi anates dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3.2
20
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Nomor
3 0,829 Tinggi / Sangat Signifikan
2) Pengujian Reliabilitas
Suatu alat evaluasi (tes dan non tes) disebut reliabel apabila hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama.Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas tes bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha seperti di bawah ini.
n = banyak butir soal. 2
i
s = varians skor tiap item.
2 t
s = varians skor total.
Rumus varians yaitu
=
Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok ukur yang dibuat oleh J.P Guilford (dalam Suherman, 2003, hlm.139) sebagai berikut :
21
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Koefisien Reliabilitas Kriteria
r11 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 r11 0,40 derajat reliabilitas rendah
0,40 r11 0,60 derajat reliabilitas sedang
0,60 r11 0,80 derajat reliabilitas tinggi
0,80 r11 1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi
Setelah instrumen diujicobakan dan dilakukan pengolahan data dengan bantuan aplikasi dari anates, diperoleh nilai koefisien reliabilitasnya sebesar 0,63. Berdasarkan tabel 3.3 di atas, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas instrumen yang digunakan termasuk dalam kategori tinggi.
3) Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah.
Rumus menentukan daya pembeda uraian:
(Suherman, 2003, hlm.160)
Keterangan:
DP = Daya Pembeda.
= jumlah skor kelompok atas.
= jumlah skor kelompok bawah.
= jumlah skor ideal kelompok atas.
Kriteria daya pembeda tiap butir soal yang akan digunakan adalah sebagai berikut(Suherman, 2003, hlm.161) :
22
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Daya Pembeda Kriteria
Setelah instrumen diujicobakan dan dilakukan pengolahan data dengan bantuan aplikasi dari anates, diperoleh hasil perhitungan daya pembeda beserta yang kategorinya yang disajikan dalam tabel 3.5 berikut
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal
No Soal Nilai Daya Pembeda Interprestasi
1 0,225 Cukup
2 0,475 Baik
3 0,225 Cukup
4) Indeks Kesukaran
Suatu hasil dari alat evaluasi dikatakan baik jika menghasilkan skor atau nilai yang membentuk distribusi normal, jika soal tersebut terlalu sukar, maka frekuensi distribusi yang paling banyak terletak pada skor yang rendah karena sebagian besar mendapat nilai jelek. Sebaiknya jika soal yang diberikan terlalu mudah, maka frekuensi distribusi yang paling banyak pada
23
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Suherman, 2003, hlm.170)
Keterangan:
IK = Indeks Kesukaran.
= jumlah skor kelompok atas.
= jumlah skor kelompok bawah.
= jumlah skor ideal kelompok atas.
= jumlah skor ideal kelompok bawah.
Adapun klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan (Suherman,2003, hlm. 170) adalah
Tabel 3.6
Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Kriteria
IK = 0,00 soal terlalu sukar
0,00IK≤ 0,30 soal sukar
0,30IK≤ 0,70 soal sedang
0,70IK1,00 soal mudah
IK = 1,00 soal terlalu mudah
Setelah instrumen diujicobakan dan dilakukan pengolahan data dengan bantuan aplikasi dari anates, diperoleh hasil perhitungan indeks kesukaran soal yang disajikan dalam tabel 3.7
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal
24
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1 0,775 Mudah
2 0,7125 Mudah
3 0,775 Mudah
Berikut adalah hasil rekapitulasi analisis pengolahan data uji coba yang disajikan pada tabel 3.8
Tabel 3.8
Rekapitulasi Analisis Butir Soal
Validitas : 0,46 (Interprestasi Sedang) Reliabilitas : 0,63 (interprestasi Tinggi)
No Validitas Soal Daya Pembeda Indeks Kesukaran
Koef. Ket. DP Ket. IK Ket.
1 0,601 Sedang 0,225 Cukup 0,775 Mudah
2 0,869 Tinggi 0,475 Baik 0,7125 Mudah
3 0,829 Tinggi 0,225 Cukup 0,775 Mudah
Berdasarkan validitas tes, validitas butir soal, reliabilitas,
daya pembeda dan indeks kesukaran dari setiap butir soal yang diujicobakan serta pertimbangan indikator yang terkandung dalam
setiap butir soal tersebut, maka ketiga soal tersebut akan digunakan.
b) Instrumen Non Tes 1) Angket
25
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Instruction untuk meningkatkan kemampuan kreativitas matematis
siswa.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur respon siswa adalah skala Likert. Angket disajikan dalam bentuk pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Skor penilaian dapat dilihat pada tabel 3.9
Tabel 3.9 Skor Angket
Pernyataan Angket Skor
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
2) Lembar observasi
Observasi ini bertujuan memperoleh data tentang proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan oleh rekan mahasiswa atau guru yang telah mengetahui dan telah memahami pembelajaran matematika, sehingga dapat mengamati dengan benar bagaimana
kegiatan pembelajaran berlangsung.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahapan kegiatan, sebagai berikut 1. Tahap Persiapan
26
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Identifikasi masalah mengenai bahan ajar, merencanakan pembelajaran, serta alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Membuat Proposal Penelitian. c. Menentukan materi ajar.
d. Menyusun instrumen penelitian. e. Melakukan proses bimbingan.
f. Melakukan perizinan tempat untuk uji instrumen.
g. Pengujian istrumen penelitian yang akan digunakan untuk
mengetahui kualitasnya. Uji instrumen ini diberikan terhadap subyek lain di luar subyek penelitian, tetapi mempunyai kemampuan yang setara dengan subyek dalam penelitian yang akan dilakukan.
h. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan lembar observasi.
i. Melakukan perizinan tempat untuk penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu sebagai berikut a. Pemilihan dua sampel penelitian dari populasi yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol sesuai beberapa pertimbangan. b. Memberikan pretest pada kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kedua kelas. Di kelas kontrol, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan modelDiscovery Learning. Sedangkan di kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan modelProblem Based Instruction.
d. Memberikan posttestpada kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol.
27
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f. Memberikan jurnal harian pada seiap akhir pertemuan dan angket pada pertemuan terakhir untuk mengetahui kesan dan respon siswa di kelas eksperimen terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. 3. Tahap Refleksi dan Evaluasi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu sebagai berikut a. Pengumpulan hasil data kualitatif dan kuantitatif.
b. Mengolah dan menganalisis data kuantitatif berupa hasil pretest dan hasil posttest.
c. Mengolah dan menganalisis data kualitatif berupa jurnal harian, angket siswa dan lembar observasi.
d. Membuat kesimpulan dari data yang diperoleh.
F. Teknik Pengolah Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian terbagi menjadi dua bagian, yaitu data yang bersifat kuantitatif dan data yang bersifat kualitatif, adapun prosedur analisis tiap data adalah sebagai berikut:
a. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif meliputi data hasil pre-test dan post-test serta data indeks gain.
1) Analisis Data pre-test dan post-test
Analisis data pre-test dan post-test digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Untuk mempermudah dalam melakukan pengolahan data, semua pengujian statistik pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan softwere SPSS 20. Adapun urutan langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
28
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tidak.Untuk menghitung normalitas distribusi masing-masing kelompok sampel digunakan uji Shapirov - Wilk.
b) Uji Homogenitas
Jika masing – masing kelompok berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan pengujian homogenitas varians kedua kelas menggunakan uji F atau Levene’s test Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians populasi yang homogen atau tidak.
c) Uji t atau uji t’
Uji t dilakukan untuk menguji kesamaan dua rataan pretes, menguji perbedaan dua rataan postes.
Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang
homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t (Independent Sample Test).
Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang
tidak homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t` (Independent Sample Test).
Jika data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji
29
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berikut disajikan diagram prosedur pengolahan data kuantitaif
Berdistribusi Tidak Berdistribusi Normal Normal
Homogen Tak Homogen
Gambar 3.1 diagram prosedur pengolahan data kuantitaif
2) Analisis Data Gain Ternormalisasi
Indeks gain digunakan untuk melihat kualitas peningkatan kemampuan kreativitas matematis siswa di masing – masing kelas diberi perlakuan dengan melihat hasil pretes dan postes. Indeks gain adalah gain ternormalisasi yang dihitung dengan menggunakan rumus,
Kriteria indeks gain adalah sebagai berikut(Zahria, 2011, hlm.51): Tabel 3.10
Kriteria Indeks Gain
Skala Indeks Gain Kriteria
Data Skor Pretest, Posttest
Dan Indeks Gain Ternormalisasi
Uji Normalisasi
Uji non-parametrik Mann-Whitney Uji Homogenitas
30
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tinggi
Sedang
Rendah
b. Analisis Data Kualitatif 1) Angket
Angket diberikan setelah seluruh pembelajaran dilakukan (pertemuan terakhir).Data yang diperoleh, kemudian dipersentasekan sebelum dilakukan penafsiran dengan menggunakan rumus:
P = persentase jawaban
f = frekuensi jawaban
n = banyak responden
Kemudian dilakukan penafsiran dengan menggunakan kategori yang pada tabel berikut.
Tabel 3.11
Interpretasi Persentase Angket
Besar Presentase Tafsiran
31
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Jurnal Harian
Data yang terkumpul, dipisahkan mana yang termasuk ke dalam respon positif dan mana yang termasuk respon negatif.Kemudian dianalisis secara deskriptif.
3) Analisis Lembar Observasi
Data yang diperoleh melalui lembar observasi dimaksudkan
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data pembahasan yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran terkait dengan penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pembahasan yang telah diuraikan pada Bab
sebelumnya, terdapat beberapa hal yang dapat penulis simpulkan, yaitu:
1. Pembelajaran matematika dengan model Problem Based Instruction dapat meningkatkan kemampuan kreativitas matematis siswa SMA.
2. Siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan menggunakan model Problem Based Instruction memiliki peningkatan kemampuan kreativitas
matematis siswa lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan model Discovery Learning.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, yaitu:
1. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model Problem Based Instruction disesuaikan dengan materi agar karakteristik dari model ini dapat
57
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Peningkatan kreativitas matematis siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model Problem Based Instruction lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan model Discovery Learning. Hal ini diduga karena langkah-langkah pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model Problem Based Instruction lebih sesuai untuk meningkatkan kemampuan kreativitas matematis siswa. Untuk mengetahui lebih lanjut faktor utama yang menjadi penyebab meningkatnya kemampuan kreativitas matematis siswa maka disarankan melakukan penelitian lebih lanjut.
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, A. (2011). Pembelajaran Connected Mathematics Project (CMP) Untuk Meningkatkan Berfikir Kreatif Matematis Siswa. [Online]. Tersedia di:
http://semnaspendmipa.files.wordpress.com/2012/02/prosiding-seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011.pdf [Diakses 13 Desember 2013]
Hanggara, Y. dkk. (2012) . Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction, Inkuiri Terbimbing dan Konvensional Pada Materi Pokok
Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Kreativitas Siswa SMP Negeri
Se-Kabupaten Blora. [Online]. Tersedia di:
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/s2math/article/view/3478 [Diakses 13 Desember 2013]
Iendah. (2010). Model pembelajaran PBI (Problem Based Instruction). [Online]. Tersedia di: http://iendah09.wordpress.com/2010/01/17/model-pembelajaran-pbi-problem-based-instruction/ [Diakses 16 desember 2012]
Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Marhaeni, A. A. I. N. (2007). Menggunakan CTL dan Assesmen Otentik dalam Rangka Implementasi KTSP di Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia di:
http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/images/img_info/4/6-282.pdf
59
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Moma, L. (2012). Menumbuhkan Kemampuan Kreativitas Matematis Melalui Pembelajaran Generatif Siswa SMP. [Online]. Tersedia di:
http://eprints.uny.ac.id/8102/1/P%20-%2053.pdf [Diakses 13 Desember 2013]
OECD. (2012). PISA 2012 result: Creative Problem Solving StudentS’ SkIllS In tACklIng ReAl-lIfe PRoblemS Volume V. [Online] Tesedia di:
http://www.oecd.org/pisa/aboutpisa/indonesia-pisa.htm [Diakses 2 April 2014)
Ruseffendi, E. T. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non Eksata Lainnya. Bandung: Tarsito
Ruseffendi, E. T. (1993). STATISTIKA DASAR untuk PENELITIAN PENDIDIKAN. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Santoso, R. E. B. (2011). MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION ( PBI ). [Online]. Tersedia di:
http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-problem-based_19.html [Diakses 13 Desember 2013]
Siswono. T. Y. E. (2007) . Desain Tugas untuk Mengidentifikasi kemampuan berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika. [Online]. Tersedia di:
http://tatagyes.files.wordpress.com/2007/10/tatag_jurnal_unej.pdf [Diakses 13 Desember 2013]
60
Valentino Rizky Pamuji,2014
Meningkatkan kreativitas matematis siswa menggunakan model problem based instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wati, W. (2001). Makalah Strategi Pembelajaran Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia di: http://widya57physicsedu.files.wordpress.com/2010/12/no-29-widya-wati-05-model-pembelajaran.pdf [Diakses 13 Desember 2013]
Zahria, T. L. (2011). Skripsi “Penerapan Model Pembelajaran Problem-Based Intruction untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Matematika