PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA
MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOGRAPH
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Matematika
OLEH :
LOLA MANDASARI NIM : 8106172009
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA
MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOGRAPH
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Matematika
OLEH :
LOLA MANDASARI NIM : 8106172009
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
LOLA MANDASARI. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA melalui Model Problem Based Learning dan Problem Based Learning Menggunakan Software Autograph. Tesis. Medan. 2013. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa SMA yang diberi model problem based learning menggunakan software autograph dan model problem based learning. (2) interaksi antara kemampuan awal matematis siswa dengan model pembelajaran terhadap kemampuan berfikir kreatif matematis.(3) interaksi antara kemampuan awal matematis siswa dengan model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa(4) proses penyelesaian masalah kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa melalui problem based learning menggunakan software autograph.
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen di SMA Swasta Panca Budi Medan. Pemilihan sampel yang dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara random. ampel diambil dua kelas secara acak. Kelas eksperimen memperoleh problem based learning menggunakan software autograph. Dan kelas control dengan pembelajaran biasa. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan kreatif dan pemecahan masalah matematis. Reliabilitas untuk kemampuan kreatif dan pemecahan masalah adalah 0,833 dan 0,842.
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan Manova untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa melalui model Problem Based Learning menggunakan software Autograph. Uji Anova untuk mengetahui interaksi kemampuan awal siswa dengan model pembelajaran yang digunakan. Dan analisis deskriptif untuk melihat proses penyelesaian masalah kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa melalui problem based learning menggunakan software autograph
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa yang diberi problem based learning menggunakan software autograph lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran biasa. Peningkatan kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan masalah untuk kelompok eksperimen adalah 0,8 dan 0,7 dengan ketegori tinggi dan kelas kontrol 0,3 dan 0,3 dengan kategori sedang.(2)tidak terdapat interaksi
ABSTRACT
LOLA MANDASARI. The Enhancement of Senior High School Students’ Creative Thinking and Mathematical Problem Solving Ability through Problem Based Learning Model using Autograph Software. Thesis. Medan. 2013. Department Mathematics, Master of Degree Program, State University of Medan.
The aim of this research are to determine: (1) the enhancement of the creative thinking and mathematic problem solving ability of Senior High School Students through problem based
learning using Autograph software and regular learning. (2) the interaction between the students’
initial ability and the learning model used toward the students’ ability of mathematic creatively
thinking. (3) the interaction between the students’ initial ability and the learning model used toward the students’ ability of mathematic problem solving. (4) the completion process of the
students’ creative thinking and mathematic problem solving ability through problem based
learning using autograph software.
This was quasi experimental research in Panca Budi Senior High School Medan. The group of the experiment sample and the control group are chosen by random. There are two classes are taken randomly. The experiment class gets Problem Based Learning using Autograph software and the control class gets Problem Based Learning. The instrument is the ability creative thinking and the mathematic problem solving. The reliability for creatively thinking ability and mathematic problem solving is 0.833 and 0.842.
The data was analyzed by using Manova to see the enhancement of students’ creative
thinking and mathematic problem solving ability through problem based learning using
Autograph software. Anova test is used to determine the interaction between the students’ initial
ability and the model learning used. Descriptive analysis is used to see the process of the
enhancement of students’ ability creative thinking and the ability to solve the mathematic problem through problem based learning using Autograph software.
The result showed that: (1) the enhancement of students’ creative thinking and
mathematic problem solving ability that get Problem Based Learning using Autograph Software is better, with value increasing 0.8 and 0.7 in high category and 0.3 and 0.3 in medium category
for regular class. (2) There is no interaction between the students’ initial ability and the learning model used toward the students’ creative thinking ability (3) There is no interaction between the students’ initial ability and the learning model used toward the students’ problem solving ability.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA melalui Model
Problem Based Learning Menggunakan Software Autograph. Tesis ini disusun untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih Kepada : Ibu Dra. Ida
Karnasih, M.Sc.Ed.,Ph.D (Pembimbing I) dan Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, (Pembimbing II)
yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran pada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku nara sumber sekaligus ketua Prodi Pendidikan
Matematika, Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd dan Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu. M.S
selaku nara sumber yang telah banyak memberikan masukan yang begitu berarti terhadap tesis
ini. Kepada Bapak. Denny Haris, S.Si, M.Pd, Bapak Kairuddin, M.Pd, dan Glory I.D. Purba,
S.Si, M.Pd selaku validator yang banyak memberikan bimbingan dan masukan. Terima kasih
juga saya ucapkan kepada Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi
Pendidikan Mtematika dan Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staf Program Studi
Pendidikan Matematika. Juga kepada seluruh Dosen dan Staf Pegawai di Program Pendidikan
Matematika Pascasarjana yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak terhingga kepada
penulis sehingga bermanfaat bagi peningkatan wawasan dan kreativitas penulis.
Teristimewa kepada ayahanda H. Maliadi, S.IP dan idunda Hj. Hayati dan kedua adik
(Devi Andriani dan Tri Suprima Dani), serta yang tersayang Mizwarsyah Fitra Taufiq, S.Pd yang
telah memberikan doa, dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan
sampai dengan selesai. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah SMA
Swasta Panca Budi Medan dan semua guru yang telah memberikan izin, bantuan dan informasi
bagi penulis selama melakukan penelitian. Kepada sahabat-sahabat saya guru SD Panca Budi
Medan, khususnya yang terlibat dalam (Fika Course) yang saya banggakan dan segenap
teman-teman seperjuangan kelas eksekutif B 2010 angkatan VII Program Studi Pendidikan Matematika
Program Pascasarjana UNIMED yang membuat penulis termotivasi dan membantu saya dalam
disebutkan satu persatu dalam tulisan ini, yang telah banyak memberikan bantuannya dalam
penulisan tesis ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun
penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya tesis ini. Kiranya tesis ini bermanfaat bagi para guru matematika dalam usaha
peningkatan pendidikan dimasa yang akan datang dan dalam menambah khasanah ilmu
pendidikan.
Medan, Maret 2013
DAFTAR ISI
1.6. Manfaat Penelitian ... 15
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 17
2.1 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 17
2.1.1 Kreativitas ... 17
2.1.2 Berfikir Kreatif ... 24
2.1.3 Berpikir Kreatif Matematis ... 33
2.1.4 Tahap Berpikir Kreatif Matematis ... 36
2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 38
2.2.1 Pengertian Masalah ... 38
2.2.2 Pemecahan Masalah Matematis ... 39
2.2.3 Proses Pemecahan Masalah ... 42
2.2.4 Strategi Pemecahan Masalah ... 43
2.2.5 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 44
2.3 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 46
2.4 Problem Based Learning ... 48
2.5 Pembelajaran Biasa ... 57
2.6 Perbedaan Pedagogik Problem Based Learning dengan Pembelajaran Biasa ... 58
2.7 Media Software Autograph dalam Pembelajaran Matematika ... 61
2.8 Problem Based Learning Menggunakan Autograph ... 67
2.9 Bahan Ajar Trigonometri dengan Penerapan Problem Based Learning Menggunakan Autograph ... 68
2.10.1 Teori Belajar Piaget dan Pandangan Konstruktivisme
3.3.1 Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian ... 88
3.3.2 Tahap Uji Coba Perangkat dan Instrumen Penelitin . 93 3.3.3 Tahap Pelaksanaan Eksperimen ... 99
3.4 Defenisi Operasional ... 99
3.5 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 101
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 102
3.7 Tekhnik Analisis Data... 106
3.8 Prosedur Penelitian ... 112
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 114
4.1 Hasil Penelitian tentang Kemampuan Berpikir Kreatif ... 114
4.1.1 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif ... 115
4.1.2 Uji Normalitas dan Homogenitas Data ... 118
4.2 Hasil Penelitian tentang Kemampuan pemecahan Masalah 121
4.2.1 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah ... 121
4.2.2 Uji Normalitas dan Homogenitas Data ... 125
4.3 Peningkatan Kemampuan Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 128
4.3.1 Uji Normalitas dan Homogenitas Data Gain Kemampuan Kreatif Matematis ... 128
4.3.2 Uji Normalitas dan Homogenitas Data Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 130
4.4 Interaksi antara Kemampuan Awal Siswa dengan Pendekatan
Pembelajaran terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif... 138
4.5 Interaksi antara Kemampuan Awal Siswa dengan Pendekatan Pembelajaran terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah .. 140
4.6 Proses penyelesaian masalah peningkata kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan masalah ... 143
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 153
4.7.1 Faktor Pembelajaran ... 153
4.7.2 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 160
4.7.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 160
4.7.4 Interaksi antara Kemampuan Awal Siswa dengan Pendekatan Pembelajaran terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif... 160
4.7.5 Interaksi antara Kemampuan Awal Siswa dengan Pendekatan Pembelajaran terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah ... 161
4.7.6 Proses penyelesaian masalah peningkata kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan masalah ... 162
4.8 Keterbatasan Penelitian ... 166
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 168
5.1 Kesimpulan ... 168
5.2 Saran ... 169
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Validasi Pretes Kemampuan Kreatif dan Pemecahan Masalah
Matematis ... 92
3.2 Hasil Validasi Postes Kemampuan Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis ... 92
3.3 Hasil Validitas Butir Soal Postes Kemampuan Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis ... 95
3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah ... 97
3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematika ... 98
3.6 Rancangan Penelitian ... 99
3.7 Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika ... 103
3.8 Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Berfikir Kreatif ... 103
3.9 Kisi-kisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 105
3.10 Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... ...105
3.11 Rancangan Blok Lengkap Acak ... ...107
3.12 Rancangan Analisis Data Untuk MANOVA ... ...109
3.13 Keterkaitan Antara Rumusan Masalah, Hipotesis, Data, Alat Uji, dan Uji Statistik ... ...111
4.1 Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif ... ...115
4.2 Data Hasil Postest Kemampuan Berpikir Kreatif ... ...116
4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif . ...118
4.4 Hasil Uji Homogenitas Pretest Berpikir Kreatif ... ...119
4.5 Hasil Uji Normalitas Postest Kemampuan Berpikir Kreatif . ...120
4.6 Hasil Uji Homogenitas Postest Berpikir Kreatif ... ...120
4.7 Data Hasil Pretest Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... ...122
4.8 Data Hasil Postest Kemampuan Pemecahan Masalah ... ...123
4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretes Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kontrol ... ...126 4.11 Hasil Uji Normalitas Postes Pemecahan Masalah Kelas
Eksperimen dan Kontrol ... ...127 4.12 Uji Perbedaan Skor Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol ..
...127 4.13 Uji Normalitas Gain Ternormalisasi Kemampuan Kreatif
Matematis ... ...129 4.14 Uji Homogenitas Gain Ternormalisasi Kemampuan Kreatif
Matematis ... ...129 4.15 Uji Normalitas Gain Ternormalisasi Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis ... ...130 4.16 Uji Homogenitas Gain Ternormalisasi Kemampuan
Pemecahan masalah Matematis ... ...130 4. 17 Tabel Between-Subjects Factors ...
...131 4.18 Tabel Descriptive Statistics Gain Ternormalisasi Kemampuan
Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis ... ...132 4.19 Box's Test of Equality of Covariance Matrices ...
...132 4.20 Tabel Levene Test Gain Ternormalisasi Kemampuan Kreatif
dan Pemecahan Masalah Matematis ... ...133 4.21 Tabel Multivariat Test Peningkatan Kemampuan Kreatif dan
Pemecahan Masalah ... ...135 4.22 Tabel Tests of Between-Subjects ...
...136 4.23 Rangkuman Uji ANOVA Dua Jalur Interaksi antara
Kemampuan Awal dengan Pendekatan Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif ... ...138 4.24 Rangkuman Uji ANOVA Dua Jalur Interaksi antara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penyelesaian Siswa untuk Soal Kemampuan Kreatif ... 4
1.2 Penyelesaian Siswa untuk Soal Kemampuan Pemecahan Masalah ... 5
3.1 Tahapan Alur Kerja Penelitian ... 113
4.1 Skor Rata-Rata Pretest Kemampuan Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 115
4.2 Skor Rata-Rata Postest Kemampuan Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 116
4.3 Skor Rata-Rata Pretest Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 122
4.4 Skor Rata-Rata Postest Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 123
4.5. Grafik Interaksi antara Kemampuan Awal Matematika Siswa (Tinggi, Rendah) dengan Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa ... 140
4.6. Grafik Interaksi antara Kemampuan Awal Matematika Siswa (Tinggi, Rendah) dengan Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 142
4.7 Jawaban siswa kelas kontrol untuk soal nomor 1a dan 2a ... 144
4.8 Jawaban siswa kelas eksperimen untuk soal nomor 1a dan 2a ... 144
4.9 Jawaban siswa kelas eksperimen untuk soal nomor 1b ... 145
4.10 Jawaban siswa kelas kontrol untuk soal nomor 1b ... 145
4.11 Jawaban siswa kelas eksperimen untuk soal nomor 1c ... 146
4.12 Jawaban siswa kelas kontrol untuk soal nomor 1c ... 146
4.13 Jawaban siswa kelas eksperimen untuk soal nomor 1d ... 147
4.14 Jawaban siswa kelas kontrol untuk soal nomor 1d ... 147
4.15 Jawaban siswa kelas eksperimen untuk indikator fluency ... 148
4.16 Jawaban siswa kelas kontrol untuk indikator fluency ... 149
4.17 Jawaban siswa kelas eksperimen untuk indikator flexibility ... 149
4.18 Jawaban siswa kelas eksperimen untuk indikator flexibility ... 150
4.19 Jawaban siswa kelas kontrol untuk indikator flexibility ... 150
4.20 Jawaban siswa kelas eksperimen untuk indikator elaboration ... 151
4.21 Jawaban siswa kelas kontrol untuk indikator elaboration ... 151
4.23 Jawaban siswa kelas eksperimen untuk indikator
v
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A (PERANGKAT PEMBELAJARAN)
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 ... 176
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 ... 183
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 ... 188
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 ... 193
5. Lembar Aktivitas Siwa 1 ... 201
2. Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis ... 223
3. Hasil Uji Validasi, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Beda, dan Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 224
4. Hasil Uji Validasi, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Beda, dan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 236
LAMPIRAN C (INSTRUMEN PENELITIAN) 1. Tes Kemapuan Awal ... 245
2. Tes Kemapuan AKhir ... 3. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 250
4. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 257
5. Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 260
6. Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 261
LAMPIRAN D (HASIL PENELITIAN) 1. Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 263
2. Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 264
3. Deskripsi Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 265
4. Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 266
5. Gain Ternormalisasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 267
6. Gain Ternormalisasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 268
LAMPIRAN E (PERLENGKAPAN PENELITIAN) 1. Jadwal Penelitian Kelas Eksperimen ... 270
2. Pembagian Kelompok Belajar Kelas Eksperimen ... 271
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Globalisasi dan perkembangan informasi mengalami perubahan pesat kearah
yang lebih maju yang sedang terjadi pada segala bidang, termasuk ilmu pengetahuan,
teknologi, budaya dan profesi masyarakat. Hal ini menuntut individu untuk memiliki
berbagai kemampuan dan keterampilan. Kemampuan dan keterampilan yang harus
dimiliki tersebut adalah kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan
masalah. Kedua kemampuan ini sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari
setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan
menuntuk kreativitas untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.
Perubahan ini berimplikasi pula terhadap pendidikan. Pendidikan merupakan sarana
terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara. Dengan pendidikan yang
bermutu, akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.
Pada bidang pendidikan, kemampuan kreatif dan kemampuan pemecahan
masalah mendapatkan perhatian yang cukup besar. Hal itu terlihat pada upaya-upaya
pengambil kebijakan dibidang pendidikan untuk memsukkan kedua komponen ini
dalam berbagai kegiatan pendidikan, baik dimuat dalam kurikulum, strategi
pembelajaran maupun perangkat pembelajaran lainnya. Upaya tersebut dimaksudkan
agar supaya setiap kegiatan pendidikan atau pembelajaran, kepada siswa dapat
2
pemecahan masalah. Dengan demikian dunia pendidikan akan memberikan kontribusi
yang besar terhadap pengembangan SDM yang kreatif dan memiliki kamampuan
pemecahan masalah yang handal untuk menjalani mesa depan yang penuh tantangan.
Seperti tercantum dalam UU no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadikan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan kreatif dan pemecahan
masalah bagi siswa pada pendidikan adalah melalui pembelajaran matematika. Dalam
hal ini dapat dikemukakan bahwa dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan Sriyanto (2007:8) bahwa :
“selain matematika sebagai pintu masuk menguasai sains dan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini, dengan belajar matematika seseorang dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, kritis dan kreatif, yang sungguh dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari”.
Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa pada proses pembelajaran matematika,
siswa memperoleh latihan secara implisit maupun secara eksplisit cara berpikir
kreatif dan cara memecahkan masalah. Bahkan dengan jelas dikemukakan dalam
kurikulum matamatika bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika yang
hendak dicapai adalah untuk menjadikan siswa mempunyai pandangan yang lebih
luas serta memiliki sikap menghargai kegunaan matematika, sikap kritis, obyektif,
3
Hal tersebut di atas sesuai dengan standar isi untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 tentang standar isi) telah disebutkan
bahwa:
“mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama”.
Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, pemecahan
masalah maupun bekerja sama sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik
matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik keilmuan
matematika.
Tujuan tersebut berimplikasi pada upaya untuk menjadikan pembelajaran
matematika menarik bagi siswa sehingga mereka menjadiaktif dan kreatif dalam
mengikuti pembelajaran. Dengan aktif dan kreatifnya siswa mengikuti pembelajaran
matematika, maka diharapkan hal itu akan memberikan efek positif terhadap hasil
belajar yang di perolehnya. Hasil belajar yang dimaksud antara lain tercermin pada
kemampuan komunikasi matematik, penalaran, kemampuan kreatif matematik serta
kemampuan pemecahan masalah yang dapat diaplikasikannya pada masalah
matematika dan pada masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Namun, salah satu persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini
adalah rendahnya kualitas pembelajaran matematika. Pendidikan matematika
4
Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan OECD, PISA 2009 yang diikuti oleh 65
negara, Indonesia mendapat peringkat 61 dengan skor 371 untuk literasi matematika.
Sementara untuk ruang lingkup nasional yang terindikasi pada hasil Ujian Nasional
2011, nilai yang diperoleh siswa belum memuaskan pihak-pihak yang terlibat dalam
pendidikan matematika. Kusno (today.co.id) mengatakan bahwa :
“Matematika dan Bahasa Indonesia rupanya menjadi mata pelajaran tersulit dalam Ujian Nasional (UN) 2011 jenjang SMA. Pasalnya, sebanyak 2.391 siswa atau 51,44 persen dinyatakan tidak lulus dalam mata pelajaran Matematika”.
Hal ini juga sesuai dengan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti.
Peneliti memberikan soal berikut untuk melihat kemampuan kreatif matematis siswa.
Berikut adalah sebuah persegi panjang dengan panjang 5 cm dan lebar 3 cm.
Buatlah bangun lain dengan luas yang sama dengan
persegi panjang tersebut!
5
Dari penyelesaian yang diberikan oleh siswa dapat disimpulakan bahwa
kemampuan kreatif matematis siswa masih rendah, karena dalam menjawab soal ini
sekitar 85% siswa menggambar dua buah bangun persegi panjang lain yang
mempunyai luas yang sama dengan persegi panjang dalam soal, maka siswa
belum dikatakan memenuhi unsur berpikir kreatif. Siswa masih terpaku pada
bentuk persegi panjang atau masih mengikuti pola yang ada. Dari hasil observasi
awal, peneliti juga mendapatkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam
bentuk pemecahan masalah. Peneliti memberikan soal berikut untuk melihat
kemampuan pemecahan masalah siswa.
Hitunglah luas daerah yang diarsir pada
gambar disamping!
Gambar 1.2 Penyelesaian Siswa untuk Soal Kemampuan Pemecahan Masalah
Dalam menyelesaikan soal di atas, diharapkan siswa dapat menghitung luas
lingakaran dan luas trapesium kemudian mencari selisih luas trapesiun dan lingkaran.
Namun sekitar 88% siswa tidak bisa menyelesaikan soal tersebut karena kurang
6
merencanakan pemecahan. Soal yang diberikan tersebut seharusnya dapat
diselesaikan dengan mudah, hanya saja karena kurangnya pemaham dan kemampuan
awal siswa mengenai luas bangun datar, soal tersebut terlihat lebih sulit. Jadi ketika
siswa dihadapkan dengan soal non rutin siswa mengalami kesulitan untuk
menyelesaikannya.
Kurangnya pemecahan masalah dan berpikir kreatif siswa ini juga dapat
dilihat dari contoh soal dalam menggambarkan grafik fungsi, menentukan nilai
maksimum dan nilai minimum dari persamaan fungsi
dengan
interval
.
Siswa terkadang mengalami kesulitan dalammenggambarkan grafik tersebut dengan cara mentranslasikan sejauh satuan
dalam arah horisontal ke kanan menentukan nilai minimum dan nilai maksimum
dari fungsi tersebut. Keadaan ini terjadi karena siswa tidak memahami
konsep dasar matematika trigonometri atau dapat dikatakan kemampuan awal
siswa mengenai konsep dasar trigonometri rendah, dan rendahnya kemampuan
berpikir kreatif dan pemecahan masalah yang dimiliki siswa, sehingga siswa
tidak mampu menemukan sendiri konsep belajarnya dan membuat
pembelajaran menjadi tidak bermakna.
Rendahnya kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan masalah tersebut
dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal adalah
7
adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Salah satu faktor internal yang
berpengaruh adalah kemampuan awal. Kemampuan awal merupakan kemampuan
yang dimiliki oleh siswa atau peserta didik sebelum kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Siswa yang memiliki kemampuan awal yang tinggi, biasanya cenderung
lebih mudah dalam menerima materi yang diajarkan oleh guru daripada siswa
yang memiliki kemampuan awal yang rendah.
Kemampuan awal yang dimiliki siswa memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap keberhasilan proses belajar-mengajar. Kemampuan awal merupakan
bekal siswa dalam menerima materi pelajaran selanjutnya. Kesiapan dan
kesanggupan dalam mengikuti pelajaran banyak ditentukan oleh kemampuan awal
yang dimiliki oleh siswa sehingga kemampuan awal merupakan pendukung
keberhasilan belajar. Pelajaran matematika yang diberikan di sekolah telah disusun
secara sistematis sehingga untuk masuk pada pokok bahasan lain, kemampuan awal
siswa pada pokok bahasan sebelumnya akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, setiap materi yang disampaikan hendaknya bisa
diserap oleh siswa yang berkemampuan awal rendah, sedang maupun yang
berkemampuan awal tinggi. Menurut Benyamin S. Bloom seperti yang dikutip
Suhaenah Suparno (2001):
8
Namun tidak selamanya kemampuan awal tinggi pada siswa berimbas pada
prestasi siswa yang tinggi juga atau sebaliknya, semua itu dapat terjadi jika dilakukan
pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong siswa lebih aktif dan penuh
semangat dalam belajar. Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi, akan
tetapi dalam pelaksanaannya perlu adanya perhatian dari guru untuk
mengkombinasikan beberapa metode pengajaran. Hal ini bertujuan agar siswa tidak
mudah bosan ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat lebih baik dari yang sebelumnya.
Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan berfikir
kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa adalah proses pembelajaran di kelas.
Sesuai dengan observasi awal penulis, sejauh ini proses pembelajaran di sekolah
masih didominasi oleh sebuah paradigma yang menyatakan bahwa sebuah
pengetahuan (knowledge) merupakan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Di
samping itu, situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada guru (teacher) sebagai
sumber utama pengetahuan, kurangnya penggunaan media (khususnya media
elektronik) dalam pembelajaran serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan
utama strategi belajar mengajar.
Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan
anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya itu untuk
9
(2007:28) mengatakan bahwa: “untuk dapat mempelajari matematika dengan baik,
siswa harus terlibat secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran matematika”.
Pendidikan tidak diarahkan untuk mengembangkan dan membangun karakter serta
potensi yang dimiliki. Dengan kata lain, proses pendidikan kita tidak diarahkan
membentuk manusia cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta
tidak diarahkan untuk membentuk manusia kreatif dan inovatif.
Pembelajaran yang menyenangkan memang menjadi langkah awal untuk
mencapai hasil belajar yang berkualitas. Nurhadi, dkk (2003:11) menyatakan bahwa
“belajar akan lebih bermakna apabila siswa atau anak didik mengalami sendiri apa
yang dipelajarinya”. Pembelajaran kontekstual merupakan model pembelajaran yang
mampu mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan yang telah diperolehnya
melalui pola pikir mereka sendiri. Nurhadi, dkk (2003:13) menyatakan bahwa
pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut:
“Konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat”.
Berkaitan dengan hal tersebut, melalui model kontekstual pembelajaran yang
dilakukan akan lebih bermakna. Salah satunya dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning). Nurhadi, dkk (2004:56)
mendefinisikan Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah:
10
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran”.
Dalam pembelajaran matematika yang paling penting ditekankan adalah
ketrampilan dalam proses berpikir. Siswa dilatih untuk dapat mengembangkan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, dan konsisten. Untuk membantu
dalam proses berpikir tersebut, gambar dan atau animasi dapat digunakan. TIK dapat
berperan di sini. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media
berbasis teknologi komputer sangat baik apabila kita mendukungnya dengan
software-software matematika yang akan sangat membantu siswa dalam
mengerjakan atau menganalisa persoalan yang ada. Salah satu software yang dapat
digunakan dalam pembelajaran matematika adalah Autograph.
Autograph adalah software atau perangkat lunak yang sangat
membantu dalam proses belajar di sekolah, software ini dikembangkan oleh
Douglas Butter pada tahun 1984. Pemanfaatan Autograph dalam pembelajaran
di kelas merupakan suatu inovasi baru dalam pembelajaran matematika, karena yang
selama ini kita ketahui bahwa dalam pembelajaran matematika di kelas
selama ini bersifat tradisional. Kegiatan pembelajaran lebih didominasi oleh
guru, tetapi dengan menggunakan Autograph siswa dapat mengembangkan
cara belajarnya menjadi lebih baik.
Pembelajaran dengan Autograph dapat mengakomodasi siswa yang lamban
menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang bersifat afektif
11
dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan-latihan. Selain itu
penggunaan Autograph sebagai media pembelajaran bisa memudahkan guru
dalam menyampaikan materi, mempermudah siswa untuk menyerap apa yang
disampaikan guru, dan terjadinya simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna
dan musik yang dapat menambah realisme. Pernyataan ini diperkuat oleh Hamalik
(1994), ia mengemukakan bahwa :
“pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran
akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian
pesan dan pelajaran pada saaat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa,
media pembelajaran juga dapat meningkatkan pemahaman matematis dan
kemampuan berpikir, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan mendapatkan informasi yang lebih banyak.
Implimentasi teknologi pada kemampuan menerapkan suatu
pengetahuan dan kependaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan suatu
produk, yang berhubungan dengan seni, yang berlandaskan pengetahuan ilmu
eksakta bersandarkan pada aplikasi dan implikasi pengetahuan itu sendiri.
Kurikulum KTSP 2006 dan pembelajaran matematika saat ini masih terkesan
banyak kekurangan bila diorientasikan dengan kemajauan teknologi dewasa ini.
12
dunia pendidikan untuk menyesuaikannya. Strategi pembelajaran harus berorientasi
pada kebutuhan teknologi masa kini, artinya setiap materi yang sudah dirancang
dalam jabaran kurikulum dicarikan link dengan masalah kontekstual dan teknologi.
Perkembangan teknologi sekarang ini menuntut penggunaan komputer yang lebih
bervariatif dan efektif, termasuk didalamnya penggunaan aplikasi komputer
dalam proses pembelajaran di sekolah sebagai media pembelajaran atau
media pendidikan, (Cahyo, 2008).
Dengan menggunakan software Autograph pada materi pergeseran grafik
fungsi trigonometri, siswa tidak perlu lagi menggambarkan setiap pergeseran fungsi
yang tentunya akan membutuhkan waktu lebih lama. Siswa hanya perlu menentukan
persamaan dan mendapatkan gambar yang diinginkan dengan Autograph. Sehingga,
kesempatan siswa untuk mengembangkan dan menjelajah lebih besar. Dan hal
tersebut diharapkan dapat berpengaruh kepada penanaman konsep dasar yang
nantinya akan menjadi kemampuan awal siswa untuk materi pelajaran selanjutnya,
dan meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan masalah siswa.
Untuk itu penulis tertarik untuk menerapkan Problem Based Learning
(pembelajaran berbasis masalah) dengan mengangkat judul “Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA
13
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini, adalah:
1. Kualitas pembelajaran matematika masih rendah
2. Kemampuan kreatif matematis siswa masih rendah
3. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah
4. Kemampuan awal siswa masih rendah
5. Siswa mendapatkan kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam bentuk
pemecahan masalah
6. Situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada guru (teacher) sebagai
sumber utama pengetahuan
7. Kurangnya penggunaan media (khususnya media elektronik) dalam
pembelajaran serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan utama
strategi belajar mengajar
1.3 Batasan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis
siswa SMA melalui model problem based learning menggunakan software
autograph.
2. Interaksi antara kemampuan awal matematis siswa dengan model
14
3. Interaksi antara kemampuan awal matematis siswa dengan model
pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis?
4. Proses penyelesaian masalah kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan
masalah matematis siswa melalui model problem based learning
menggunakan software autograph.
1.4 RumusanMasalah
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah
matematis siswa yang diberi model problem based learning menggunakan
software autograph lebih baik dari siswa yang diberi pembelajaran biasa?
2. Apakah terdapat interaksi antara kemampuan awal matematis siswa dengan
model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis?
3. Apakah terdapat interaksi antara kemampuan awal matematis siswa dengan
model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis?
4. Proses penyelesaian masalah kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan
masalah matematis siswa melalui model problem based learning
15
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan
masalah matematis siswa SMA yang diberi model problem based learning
menggunakan software autograph dan pembelajaran biasa.
2. Untuk mengetahui interaksi antara kemampuan awal matemais siswa dengan
model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis.
3. Untuk mengetahui interaksi antara kemampuan awal matematis siswa dengan
model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis.
4. Untuk mengetahui proses penyelesaian masalah kemampuan berfikir kreatif
dan pemecahan masalah matematis siswa melalui problem based learning
menggunakan software autograph.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan untuk guru agar dapat menyesuaikan gaya mengajarnya
yaitu dengan menggunakan model problem based learning dengan gaya belajar
siswa yaitu dengan menggunakan software autograph sehingga tercapai
kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa yang
16
2. Bagi siswa, melalui model Problem Based Learning mengunakan autograph
diharapkan terbina sikap belajar yang positif dan kreatif sehingga meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa.
3. Bagi sekolah, akan menjadi bahan pertimbanan bagi pimpinan sekolah dalam
mengambil kebijakan untuk menyetujui pelaksanaan pembelajaran matematika
dengan model Problem Based Learning menggunakan software autograph di
sekolah yang bersangkutan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa.
4. Tim Pengembangan dan LPTK diharapkan mampu memberikan kelebihan dan
kekurangan Problem Based Learning menggunakan software autograph dan
mensosialisasikannya di sekolah-sekolah untuk meningkatkan kemampuan
168
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian selama pelaksanaan
problem based learning menggunakan software autograph dengan menekankan
pada kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis, diperoleh
beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis
siswa yang memperoleh problem based learning menggunakan software
autograph lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan
masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.
Peningkatan kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan masalah untuk
kelompok eksperimen adalah 0,8 dan 0,7 dengan ketegori tinggi dan kelas
kontrol 0,3 dan 0,3 dengan kategori sedang.
2. Interaksi antara Kemampuan Awal Matematis Siswa dengan Model
Pembelajaran terhadap Kemampuan Berfikir Kratif Matematis Siswa.
Kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terdapat interaksi antara
kemampuan awal matematis siswa dan model pembelajaran yang digunakan
169
3. Interaksi antara Kemampuan Awal Matematis Siswa dengan Model
Pembelajaran terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa.
Kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terdapat interaksi antara
kemampuan awal matematis siswa dan model pembelajaran yang digunakan
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
4. Proses penyelesaian masalah kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan
masalah matematis siswa melalui problem based learning menggunakan
software autograph lebih baik lebih baik dari pembelajaran biasa.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, Problem Based Learning menggunakan
software Autograph yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran memberikan
hal-hal penting untuk perbaikan. Untuk itu peneliti menyarankan beberapa hal
berikut :
1. Bagi guru matematika
a. Problem based learning menggunakan software Autograph pada
pembelajaran matematika yang menekankan kemampuan berpikir kreatif
dan pemecahan masalah matematis siswa dapat dijadikan sebagai salah
satu alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang innovatif
khususnya dalam mengajarkan materi grafik fungsi trigonometri.
b. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai
170
matematika dengan Problem Based Learning menggunakan software
Autograph pada pokok bahasan grafik fungsi trigonometri.
c. Diharapkan guru perlu menambah wawasan tentang teori-teori
pembelajaran dan model pembelajaran yang inovatif agar dapat
melaksanakannya dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran
biasa secara sadar dapat ditinggalkan sebagai upaya peningkatan hasil
belajar siswa.
2. Kepada Lembaga terkait
a. Problem based learning menggunakan software Autograph dengan
menekankan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah
matematis masih sangat asing bagi guru maupun siswa, oleh karenanya
perlu disosialisasikan oleh sekolah atau lembaga terkait dengan harapan
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, khususnya
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah
matematis siswa.
b. Problem Based Learning menggunakan software Autograph dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan koneksi matematika siswa pada pokok bahasan
grafik fungsi trigonometri sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah
untuk dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif untuk
171
3. Kepada peneliti lanjutan
a. Melakukan penelitian lanjutan yang bisa mengkaji aspek lain secara
terperinci dan benar-benar diperhatikan kelengkapan pembelajaran agar
aspek yang belum terjangkau dalam penelitian ini diperoleh secara
maksimal
b. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan Problem Based Learning
menggunakan software Autograph dalam meningkatkan kemampuan
matematika dalam jumlah sampel yang lebih luas, yang berasal dari dua
172
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I.G.N. 2006. Statistika: Penerapan Model Rerata-Sel Multivariat dan Model Ekonometri dengan SPSS. Jakarta : Yayasan SAD Satria Bhakti.
Amir, M. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta : Kencana.
Arends, R. 2008. Learning to Teach Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Cahyo, Nur. A. 2008. Penegembangan Model Creative Problem Solving Berbasis Teknologi. Tersedia di: http://adi-negara.blogspot.com/.
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas.Jakarta: Depdiknas.
Fergusson, George A. 1989. Statistical Analisys In Psychology and Education. Sixth Edition, Singapore : Mc.Graw-Hill Intrnational Book Co.
Hawadi, R. 2001. Kreativitas. Jakarta : Grasindo.
Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Ismaimusa, Dasa. 2010. Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Konflik Kognitif. Tesis tidak diterbitkan. Bandung : Program Pascasarjana UPI Bandung
Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning: What it is and why it’s here to stay. Thousand Oaks: Corwin Press,Inc
Karnasih, Ida. (2008). Paper Presentated in International Workshop: ICT for Teaching and Learning Mathematics. Medan: UNIMED. (In Collaboration Between UNIMED and QED Education Kuala Lumpur. Malaysia. 23-24 May 2008).
173
Noer, S.N. 2007. Pembelajaran open-ended untuk meningkatkan Kemampuan pemecahan masalah matematik Dan Kemampuan berpikir kreatif. Tesis tidak diterbitkan. Bandung : Program Pascasarjana UPI Bandung.
Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Pehkonen, Erkki (1997). The State-of-Art in Mathematical Creativity. http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM Volum 29 (June 1997) Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X.
Pomalato, S.W.Dj. (2005). Pengaruh Penerapan Model Trefinger dalam Mengembangkan Kemampuan Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas 2 Sekolah Menengah Pertama. Disertasi pada PPs UPI: Tidak
Matematika dengan Menggunakan Autograph. Medan: Program Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan Jurusan Matematika Angkatan I.
UNIMED.
Shouksmith, George (1979). Intelligence, Creativity and Cognitive Style. New
York:Wiley-Interscience, A Division of John Wiley & Sons, Inc.
Silver, E.A. (1997). Fostering Creativity through Instruction Rich in Mathematical
Problem Solving and Thinking in Problem Posing.
http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM Volum 29 (June 1997) Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X.
Sudjana, N. 1992. Metode Statistika Edisi ke-5. Bandung : Tarsito.
Sumarmo, U. (2005). Pengembangan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SLTP dan SMU serta Mahasiswa Strata Satu melalui Berbagai Pendekatan Pembelajaran. Lemlit UPI: Laporan Penelitian.
174