• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Abd. Aziz Latjompoh, S.Pd, MM. Di sekolah ini bangunannya terdiri dari 12 buah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Abd. Aziz Latjompoh, S.Pd, MM. Di sekolah ini bangunannya terdiri dari 12 buah"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

28 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada dasarnya SDN 5 Telaga merupakan sekolah dalam lingkungan Cabang Dinas pendidikan Nasional yang terletak di Desa Luhu Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Sekolah ini dipimpin oleh Kepala Sekolah yang bernama Abd. Aziz Latjompoh, S.Pd, MM. Di sekolah ini bangunannya terdiri dari 12 buah ruangan yang terdiri dari tujuh ruang kelas, satu ruang kepala sekolah, satu ruang kerja guru, satu ruang UKS, satu ruang perpustakaan, satu ruang komputer/tata usaha.

Adapun Visi dan Misi dari SDN 5 Telaga yaitu: a. Visi Sekolah

“Menanamkan Ilmu, Memetik Mutu dan Prestasi” b. Misi Sekolah

 Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan serta pelaksanaan disiplin yang mantap untuk mencapai prestasi belajar yang Maksimal, Berkualitas dan Bermoral.

 Mengembangkan Pengetahuan di Bidang IPTEK, Bahasa, Kenistetis dan Estetis sesuai Bakat, Minat dan Potensi Siswa yang Berdaya Saing Tinggi, Inovatif dan Produktif.

 Menjalin Kerja Sama yang Harmonis antara Warga Sekolah dan Lingkungan.

(2)

29 c. Tujuan Sekolah

 Tercapainya siswa yang berprestasi diberbagai bidang karakter kebangsaan dan moral yang tinggi.

 Terbentuknya Team Kesenian dan Olahraga yang mampu bersaing diberbagai event.

4.1.2 Keadaan Guru Dan Siswa

Di SDN 5 Telaga terdapat tenaga pengajar yang terdiri dari 7 orang guru PNS dan 5 orang guru sebagai guru bantu disekolah ini. Dalam menjalankan tugas pokok disekolah umumnya mereka memiliki disiplin yang tinggi di dalam menjalankan tugas dan kewajiban mereka sebagai tenaga pengajar yang berada di SDN 5 Telaga, serta patuh terhadap berbagai ketentuan yang berlaku disekolah. Pelaksanaan kegiatan administrasi sekolah di SDN 5 Telaga Kecamaten Telaga Kabupaten Gorontalo dilakukan kepala sekolah bersama guru kelas.

Pada SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo telah dilakukan pembinaan siswa baik dalam proses pembelajaran khusunya kegiatan olahraga, kesenian dan pembinaan akhlaq seperti membimbing mereka tentang cara melaksanakan wudhu. Perpustakaan sekolah sebagai sarana untuk mengembangkan bakat membaca dari siswa, kondisinya cukup bagus walaupun jumlah judul buku yang tersedia masih terbatas.

(3)

30 Tabel. 2

Keadaan Siswa SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo

Sumber data: SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo Telaga

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa SDN 5 Telaga, Kabupaten Gorontalo mengalami perubahan disetiap tahun, ini semua dipengaruhi oleh faktor ada siswa baru yang masuk dan siswa yang berada disekolah ini pindah sekolah dengan alasan tertentu.

4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian A.Temuan Umum

Secara Umum sesuai hasil observasi dan wawancara di lapangan, yang dilakukan peneliti pada Jum’at 26 April 2013 Peneliti mengantar surat Rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kepada pihak Sekolah dan membicarakan kapan penelitian akan dilaksanakan peneliti. Tepat pada waktu itu juga peneliti mengadakan wawancara dengan guru-guru yang ada di SDN 5 Telaga sehubungan dengan penelitian yang berjudul Deskripsi kemampuan Siswa Dalam menentukan Hasil Perkalian Pecahan di SDN 5 Telaga kabupaten Gorontalo. Selanjutnya pada Senin 29 april 2013 peneliti mulai melakukan penelitian dengan mengadakan wawancara dengan Bapak M.M selaku guru kelas V dan Siswa kelas V.

Tahun Pelajaran Jl.Pendaftar (Calon Siswa Baru) Jumlah Siswa Kelas 1 Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI 2010 / 2011 31 35 33 34 38 34 34 2011/ 2012 31 44 36 35 35 37 33 2012 / 2013 33 37 37 39 37 34 28

(4)

31

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, peneliti menemukan gambaran bahwa di SDN 5 Telaga dari seluruh kelas yaitu kelas I sampai VI peneliti menemukan gambaran bahwa pada kelas I dan II materi pecahan baru pada pengenalan materi bagaimana bentuk pecahan kepada siswa, pada kelas III dan IV materi pecahan dengan menggunakan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan, pada kelas V materi pecahan mulai menggunakan operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan mulai diajarkan pada awal semester ganjil dan pada kelas VI para siswa mulai mempelajari materi dengan cara menyederhanakan dan mengurutkan pecahan.

Jadi, yang menjadi fokus penelitian tentang deskripsi kemampuan siswa di dalam menentukan hasil perkalian pecahan di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo hanya kelas V.

B. Temuan Khusus

Berdasarkan temuan umum diatas maka peneliti memfokuskan penelitian dengan judul Deskripsi Kemampuan Siswa Menentukan Hasil Perkalian Pecahan Di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo pada kelas V dengan jumlah siswa 33 orang.

Berikut uraian kemampuan siswa dalam meyelesaikan materi perkalian pecahan di SDN 5 Telaga. Data tersebut berasal dari hasil kerja siswa melalui tes yang diberikan oleh guru. Dengan rincian nilai sebagai berikut:

1. A.R.L, siswa ini termasuk kurang mampu di dalam menganalisa konsep perkalian, kurang memahami soal sehingga tidak mampu untuk menentukan

(5)

32

hasil berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar, siswa ini memperoleh nilai 66,66.

2. A.Y, siswa ini sudah mampu untuk menganalisa konsep perkalian, tetapi belum mampu memahami soal dengan baik sehingga tidak mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar, siswa ini memperoleh nilai 66,66.

3. A.S.A, siswa ini termasuk siswa yang sudah mampu untuk menganalisa konsep perkalian, mampu memahami soal sehingga mampu menentukan hasil berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar, siswa ini memperoleh nilai 88,88. 4. A.A, siswa ini juga sudah mampu untuk menganalisa konsep perkalian,

memahami soal sehingga mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar, siswa ini memperoleh nilai 88,88.

5. A.U, siswa ini termasuk siswa yang tidak mampu untuk menganalisa konsep perkalian, tidak memahami soal sehingga tidak mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan, siswa ini memperoleh nilai 44,44.

6. A.S.I, siswa ini termasuk siswa yang mampu untuk menganalisa konsep perkalian, tetapi karena kurang pemahami soal yang diberikan oleh guru sehingga tidak mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalin pecahan dengan baik dan benar, siswa tersebut memperoleh nilai 66,66.

7. D.K, siswa tersebut sudah mampu di dalam menganalisa konsep perkalian, mampu memahami soal sehingga mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan, siswa tersebut memperoleh nilai 88,88.

(6)

33

8. I.L, siswa tersebut mampu untuk menganalisa kosep perkalian, mampu untuk memahami soal sehingga mampu untuk menentukan hasil berbagai soal perkalian pecahan dengan baik dan benar, siswa tersebut memperoleh nilai 88,88.

9. K.B, siswa tersebut mampu menganalisa konsep perkalian, memahami soal, sehingga mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan, siswa tersebut memperoleh nilai 88,88.

10. M.A,N, siswa tersebut termasuk kurang mampu di dalam menganalisa konsep perkalian, tetapi mampu untuk memahami soal sehingga mampu untuk menentukan berbagai perkalian pecahan. Siswa tersebut memperleh nilai 66,66.

11. M.B.K, siswa tersebut mampu untuk menganalisa konsep perkalian, memahami soal sehingga mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan. Siswa tersebut memperoleh nilai 88,88.

12. R.S, siswa tersebut termasuk siswa yang tidak mampu untuk menganalisa konsep, memahami soal,sehingga tidak mampu untuk menentukan hasil soal berbagai perkalian pecahan, siswa tersebut memperoleh nilai 33,33.

13. R.T, siswa ini juga termasuk siswa yang tidak mampu menganalisa konsep perkalian sehingga tidak mampu untuk memahami soal dan menentukan hasil berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar. Siswa tersebut memperoleh nilai 44,44.

(7)

34

14. S.H, siswa tersebut mampu untuk menganali konsep perkalian sehingga mampu untuk memahami soal dan menentukan hasil berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar, siswa tersebut memperoleh nilai 88,88. 15. S.U, siswa tersebut mampu untuk menganalisa konsep perkalian tetapi kurang

mampu untuk memahami soal sehingga tidak mampu di dalam menentukan hasil berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar, siswa tersebut memperoleh nilai 77,77.

16. T.A, siswa tersebut kurang mampu untuk menganalisa konsep perkalian, kurang mampu di dalam memahami soal sehingga tidak mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan, siswa tersebut memperoleh nilai 55,55.

17. W.F.P, siswa tersebut termasuk siswa yang mampu untuk menganalisa konsep perkalian, memahami konsep perkalian, sehingga mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar, siswa tersebut memperoleh nilai 88,88.

18. W.Y.D, siswa tersebut termasuk siswa yang kurang mampu menganalisa konsep perkalian, kurang mampu untuk memahami soal tetapi mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan dengan baik, siswa tertsebut memperoleh nilai 77,77.

19. Y.A,siswa tersebut termasuk tidak mampu untuk menganalisa konsep perkalian, memahami soal sehingga tidak mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar. Siswa tersebut memperoleh nilai 44,44.

(8)

35

20. A.M.M, siswa tersebut termasuk siswa yang mampu untuk meganalisa konsep perkalian, mampu memahami soal, sehingga mampu untuk menentukan hasil berbagai soal perkalian pecahan dengan baik dan benar. Siswa tersebut memperoleh nilai 88,88.

21. A.A.A, siswa tersebut termasuk siswa yang mampu untuk menganalisa konsep perkalian, sehingga mampu untuk memahami soal dan mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan, siswa tersebut memperoleh nilai 77,77.

22. E.S, siswa tersebut termasuk siswa yang mampu untuk meganalisa konsep perkalian,memahami soal sehingga mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar, siswa tersebut memperoleh nilai 100.

23. K.A, siswa tersebut termasuk kurang memahami konsep perkalian, tetapi mampu untuk memahami soal dan mampu untuk menentukan hasil berbagai soal perkalian pecahan dengan baik,siswa terasebut memperoleh nilai 88,88. 24. M.U, siswa tersebut juga termasuk siswa yang mampu untuk menganalisa

konsep perkalian, memahami soal dan mampu untuk menentukan hasil soal berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar, siswa tersebut memperoleh nilai 88,88.

25. M.A, siswa tersebut termasuk siswa yang sudah mampu untuk memahami konsep, memahami soal sehingga mampu untuk menentukan hasil soal berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar. Siswa tersebut memperoleh nilai 88,88.

(9)

36

26. N.A, siswa tersebut termasuk siswa yang mampu untuk memahami konsep perkalian dengan dengan baik, sehingga mampu untuk memahami soal dan mampu untuk menentukan hasil soal berbagai perkalian pecahan, siswa tersebut memperoleh nilai 100.

27. R.R, siswa ini juga termasuk siswa yang mampu untuk memahami konsep perkalian dengan dengan baik, sehingga mampu untuk memahami soal dan mampu untuk menentukan hasil soal berbagai perkalian pecahan, siswa tersebut memperoleh nilai 100.

28. L.P, siswa tersebut termasuk siswa yang kurang mampu di dalam menganalisa konsep perkalian, sehingga kurang memahami soal dan tidak mampu untuk menentukan hasil soal berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar, siswa tersebut memperoleh nilai 66,66.

29. P.F.I, siswa tersebut termasuk siswa yang mampu untuk memahami konsep perkalian dengan dengan baik, sehingga mampu untuk memahami soal dan mampu untuk menentukan hasil soal berbagai perkalian pecahan, siswa tersebut memperoleh nilai 100.

30. S.M, siswa tersebut termasuk siswa yang tersebut termasuk siswa yang mampu untuk menganalisa konsep perkalian, sehingga mampu untuk memahami soal dan mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan, siswa tersebut memperoleh nilai 77,77.

31. S.D.A, siswa tersebut termasuk siswa yang sudah mampu untuk memahami konsep, memahami soal sehingga mampu untuk menentukan hasil soal

(10)

37

perkalian pecahan dengan baik dan benar. Siswa tersebut memperoleh nilai 88,88.

32. S.N.L, siswa tersebut termasuk siswa yang tersebut termasuk siswa yang mampu untuk menganalisa konsep perkalian, sehingga mampu untuk memahami soal dan mampu untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan, siswa tersebut memperoleh nilai 77,77.

33. S.S, siswa tersebut termasuk siswa yang kurang mampu di dalam menganalisa kosep perkalian, sehingga kurang memahami soal dan tidak mampu untuk menentukan hasil soal berbagai perkalian pecahan dengan baik dan benar, siswa tersebut memperoleh nilai 66,66.

Dari uraian dapat dilihat kemampuan masing-masing siswa di dalam menentukan hasil perkalian pecahan di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo. Pada saat peneliti melakukan penelitian dan mengambil hasil tes guru dari sekolah ada 6 siswa yang tidak mempunyai tes guru, dengan alasan masing-masing yaitu lima orang siswa pada saat pelaksanaan ujian mereka tidak masuk sekolah dengan alasan tertentu (sakit, izin, alpa) dan untuk satu orang siswa yang bernama R.S, siswa tersebut sudah tidak sekolah lagi.

Ke lima siswa yang tidak hadir tersebut, guru kelas yaitu Bapak M.M mengambil alternatif untuk memberikan nilai kepada 5 orang siswanya yang tidak hadir, dengan nilai sesuai dengan kemampuan siswa tersebut.

Menurut bapak M.M Bahwa KKM untuk mata pelajaran matematika khususnya untuk materi perkalian pecahan adalah 75.

(11)

38 1. Hasil Wawancara Dengan Guru

Selain mengambil dokumen hasil belajar siswa tentang materi perkalian pecahan, peneliti juga mengadakan wawancara langsung dengan guru kelas dan siswa untuk melengkapi data tentang kemampuan siswa dalam menetukan hasil perkalian pecahan yang diambil oleh peneliti. Dengan uraian hasil wawancara sebagai berikut:

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru dengan pertanyaan pertama “Bagaimana kemampuan siswa di dalam menyelesaikan soal materi perkalian pecahan?”

Jawaban dari Bapak M.M selaku guru kelas V pada Senin, 29 April, 2013 menyatakan bahwa Kemampuan siswa di dalam menentukan hasil perkalian berbeda-beda di dalam setiap kelas, ada siswa yang mempunyai daya tangkap cepat dan lambat, jika siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang diajarkan maka siswa tersebut dapat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Dari jawaban guru Bapak M.M di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan masing-masing siswa di dalam menentukan hasil perkalian pecahan tergantung dari pemahaman siswa itu sendiri dalam proses kegiatan belajar mengajar berlangsung jika siswa mengerti dengan penjelasan guru maka siswa tersebut mampu untuk menyelesaikan soal dengan baik dan benar.

Pertanyaan ke dua “Apakah siswa senang dengan materi perkalian pecahan?”

Jawaban dari Bapak M.M “Ya para siswa senang belajar materi perkalian pecahan (senang bagi siswa yang mengerti dengan penjelasan guru tentang materi yang diajarkan)”.

Dari jawaban guru untuk pertanyaan kedua ini dapat disimpulkan bahwa di dalam mempelajari materi perkalian pecahan ini ada siswa yang senang dengan

(12)

39

materi tersebut dan ada juga yang tidak senang, senang apabila siswa mengerti dengan soal-soal yang diberikan oleh guru, berarti siswa tersebut mampu untuk menentukan hasil perkalian pecahan, di dalam menetukan hasil perkalian pecahan juga para siswa di tuntut untuk terlebih dahulu memahami konsep perkalian, karena jika siswa tidak mengerti dengan konsep perkalian maka siswa tersebut tidak akan mampu untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.

Pertanyaan ke tiga “Di dalam mengajarkan materi perkalian pecahan, apakah bapak/ibu pernah mengalami hambatan? Jika “Ya” apa solusinya?”

Jawaban dari Bapak M.M menyatakan bahwa Hambatan yang dialami oleh guru yaitu kurangnya tingkat pemahaman siswa terhadap perkalian sehingga guru mengalami kesulitan di dalam mengajarkan materi perkalian pecahan tersebut. Tetapi guru mengambil alternatif pemecahan masalah dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menyuruh siswa untuk menghafal perkalian.

Dari pernyataan guru kelas V di atas tentang pertanyaan yang ketiga dapat disimpulkan bahwa jika ada siswa yang tidak mampu untuk menentukan hasil perkalian pecahan tidak dibiarkan begitu saja, tetapi diberikan bimbingan khusus agar dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru.

Pertanyaan ke empat “ Dari macam-macam pecahan yang Bapak/Ibu ajarkan, pecahan apakah yang sulit dikerjakan oleh siswa dalam materi perkalian pecahan?”

Jawaban dari bapak M.M yaitu dari keseluruhan penjelasan guru pecahan yang sulit dikerjakan oleh siswa yaitu pecahan desimal, di dalam menyelesaikan pecahan desimal para siswa tidak mampu untuk menentukan angka yang berada dibelakang koma dan didepan angka koma dari hasil perkalian pecahan desimal tersebut.

Dari jawaban pertanyaan di atas dapat disimpulkan bahwa dari macam-macam pecahan seperti pecahan biasa, pecaham campuran, desimal dan persen,

(13)

40

yang pelajari siswa yaitu para siswa tidak mampu memahami di dalam mempelajai pecahan desimal tentang bagaimana menentukan letak koma dari hasil kali bilangan desimal, hal tersebut dapat teratasi dengan cara guru memberikan penjelasan secara berulang-ulang tentang materi perkalian pecahan desimal, agar para siswa mampu untuk menentukan letak koma dari hasil perkalian pecahan desimal tersebut.

Pertanyaan Ke lima “ Menurut Bapak/Ibu bagaimana tingkat penguasaan siswa terhadap materi perkalian pecahan?”

Jawaban dari Bapak M.M bahwa di kelas V penguasaan siswa terhadap materi perkalian pecahan mencapai ketuntasan belajar sampai 69,69%. Dari jawaban pertanyaan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap materi perkalian pecahan sudah lebih dari 50% yaitu mencapai 66,66%, ini sudah dikategorikan siswa kelas V sudah mampu memahami konsep perkalian dan mampu untuk menentukan hasil perkalian pecahan.

2. Hasil Wawancara Dengan Siswa

Hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas V pada Senin, 29 april 2013 yaitu, P.F.I, E.S, dan R.R.

Pertanyaan pertama “Apakah adik-adik sudah pernah belajar materi perkalian pecahan?”

Jawaban dari siswa kelas V yaitu P.F.I mengatakan “Ya”.

Dari jawaban siswa di atas dapat disimpulakn bahwa materi perkalian pecahan ini mulai dipelajari pada kelas V. Pada kelas III dan VI juga sudah mulai

(14)

41

menggunakan perkalian dalam pecahan yaitu untuk menyamakan penyebut bagi pecahan yang berpenyebut tidak sama.

Pertanyaan Ke dua “ Menurut adik-adik soal perkalian pecahan itu sulit atau mudah?”

Jawaban dari siswa kelas V yang bernama E.S “Mudah apabila di mengerti dengan penjelasan guru tentang soal yang diberikan”.

Dari jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa dari berbagai macam pecahan yang dipelajari oleh siswa kelas V terutama untuk pecahan biasa, pecahan campuran, pecahan desimal, dan persen bagi siswa yang memahami konsep perkalian maka siswa tersebut menganggap bahwa materi perkalian itu mudah dan bagi siswa yang tidak terlalu mengerti dengan konsep perkalian maka siswa tersebut merasa susah atau tidak mampu untuk mengerjakan soal yang diberikan guru dengan benar.

Pertanyaan ke tiga “ kesulitan apa yang adik-adik hadapi ketika belajar perkalian pecahan?”

Jawaban dari siswa kelas V R.R mengatakan Kesulitan dalam mengerjakan soal yang tidak dimengerti.

Dari jawaban siswa di atas dapat simpulkan bahwa ada siswa yang tidak mampu untuk mengerjakan soal tentang materi perkalian pecahan, hal ini terjadi karena para siswa belum mengerti dengan jelas mengenai soal yang telah diberikan oleh guru. Ada juga siswa yang tidak mampu untuk menentukan letak koma dari hasil kali pecahan desimal, ini terjadi karena kurangnya tingkat pemahaman siswa tentang materi perkalian pecahan desimal.

(15)

42

Pertanyaan ke empat “ Dari macam-macam soal perkalian pecahan yang adik-adik pelajari, pecahan apakah yang adik-adik rasa kurang mampu untuk dikerjakan?”

Jawaban dari siswa kelas V yaitu tidak mampu di dalam menentukan pecahan desimal di dalam menentukan letak koma dari hasil kali.

Dari jawaban siswa tersebut sama dengan dengan jawaban sebelumnya, yaitu tidak mampu di dalam menetukan letak koma dari hasil kali bilangan desimal.

Pertanyaan ke lima “ Apakah adik-adik senang dengan materi perkalian pecahan?”

Jawaban siswa kelas V “Ya” mereka senang belajar materi perkalian pecahan.

Dari jawaban siswa di atas dapat disimpulkan bahwa para siswa senang dengan materi perkalian pecahan.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan siswa dan guru di atas serta melihat hasil kerja siswa tentang materi perkalian pecahan bahwa tingkat Kemampuan siswa di dalam menentukan hasil perkalian pecahan ini berbeda-beda, hal ini dapat dilihat dari nilai siswa melalui tes guru, ini semua tergantung dari tingkat pemahaman masing-masing individu tentang materi yang diajarkan oleh guru. Tingkat kemampuan siswa yaitu ada siswa yang cepat tanggap dan ada juga siswa yang lamban berpikir dan tidak mengerti dengan materi pecahan tersebut.

(16)

43

Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat kemapuan siswa diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Nilai 75-100 Kategori Mampu

2. Nilai 60 – 74 Kategori Kurang Mampu 3. Nilai 0-59 Kategori Tidak Mampu.

 Langkah-langkah Menentukan Hasil Perkalian Pecahan.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan hasil berbagai perkalian pecahan yaitu terlebih dahulu harus menganalisa soal perkalian pecahan, jika siswa sudah mampu untuk menganalisis konsep perkalian pecahan, kemudian memahami soal perkalian pecahan dan langkah selanjutnya adalah menentukan hasil kali dari pecahan biasa, campuran, desimal dan persen.

1. Perkalian pecahan biasa.

Untuk mengalikan pecahan biasa dilakukan dengan cara mengalikan pembilang dan pembilang kemudian penyebut dengan penyebut.

Contoh :

x

=

2. Pecahan campuran.

Untuk mengalikan pecahan campuran terlebih dahulu untuk mengubah pecahan campuran kedalam bentuk pecahan biasa kemudian dilakukan perkalian dengan cara mengalikan pembilang dan pembilang dan penyebut dengan penyebut.

Contoh : 2

x 1

=

x

=

(17)

44 3. Pecahan desimal

Perkalian pecahan desimal dengan pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara mengalikan pecahan tersebut dengan cara mendatar atau bersusun, setelah diperoleh hasil kali kemudian memperhatikan letak koma dari hasil kali bilangan tersebut.

Contoh : 3,5 x 2,5 = 8,75 4. Persen

Persen dikalikan dengan cara hanya melakukan perkalian pada bilangan asli saja setelah menemukan hasil lalu dipindahkan persen.

Contoh : 5% x 6% = 30%

Dari uraian kemampuan siswa di dalam menentukan hasil perkalian pecahan dapat dilihat melalui tabel dibawah ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel. 3

Hasil Belajar Siswa kelas V

No Skor Nilai Jumlah Presentase

1. 100 4 orang 12,12% 2. 88,88 14 orang 42,42% 3. 77,77 5 orang 15,15% 4. 66,66 6 orang 18,18% 5. 55,55 1 orang 3,03% 6. 44,44 3 orang 9,10% 7. 33,33 1 orang 3,03% 8. 0 - - Jumlah 33 orang 100%

Sumber : Hasil belajar siswa kelas V

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 4 orang atau 12,12%,yang memperoleh nilai 88,88 sebanyak 13 orang atau 39,39%, yang mendapat nilai 77,77 sebanyak 5 orang atau 15,15%, yang mendapat nilai 66,66 sebanyak 6 orang atau 18,18%, yang mendapat nilai 55,55

(18)

45

sebanyak 1 orang atau 3,03%, yang mendapat nilai 44,44 sebanyak 3 orang atau 9,10% dan yang mendapat nilai 33,33 sebanyak 1 orang atau 3,03%.

Nilai tersebut diperoleh dari hasil belajar siswa melalui tes guru dengan memeperhatikan bagaimana kemampuan siswa menganalisa konsep perkalian pecahan, kemampuan memahami soal perkalian pecahan dengan baik dan benar sehingga mampu untuk menentukan berbagai perkalian pecahan yaitu:

- Mengalikan pecahan biasa - Mengalikan pecahan campuran - Mengalikan pecahan desimal - Mengalikan persen.

Berikut tabel uraian tingkat presentase jumlah siswa dengan memperhatikan kriterian penilain.

Tabel. 4

Persentase Hasil Belajar Siswa kelas V Dalam Perkalian Pecahan

No Nilai Jumlah Presentase

1. 75-100 23 orang 69,69%

2. 60-74 6 orang 18,18%

3. 0-59 4 orang 12,12%

Jumlah 33 orang 100%

Sumber: Hasil Belajar kelas V SDN 5 Telaga

Dari tabel di atas dapat dilihat tingkat kemampuan siswa di dalam menentukan hasil perkalian pecahan dari jumlah siswa secara keseluruhan 33 orang yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan.

Dari 33 orang siswa, ada 23 orang siswa atau 69,69% yang termasuk mampu dan memperoleh nilai dari 75-100, yang kurang mampu sebanyak 6 orang

(19)

46

orang atau 18,18% yang memperoleh nilai 60-74 dan yang termasuk tidak mampu sebanyak 4 orang atau 12,12% dengan nilai perolehan 0-59.

Tabel.5

Persentase Kemampuan Siswa kelas V Dalam Menentukan Hasil Perkalian Pecahan

No Kriteria Jumlah Presentase

1. Mampu 23 orang 69,69%

2. Kurang Mampu 6 orang 18,18%

3. Tidak Mampu 4 orang 12,12%

Jumlah 33 orang 100%

Sumber: Hasil Belajar kelas V SDN 5 Telaga

Siswa yang tidak mampu di dalam menentukan hasil perkalian pecahan tidak dibiarkan oleh guru begitu saja, tetapi guru mengambil alternatif untuk memberikan bimbingan khusus kepada siswa tersebut dan menjelaskan kembali secara berulang-ulang materi perkalian pecahan.

Referensi

Dokumen terkait

Suawardi Endraswara (2005:5) membuat definisi bahwa, “penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tidak menyertakan angka-angka, tetapi mengutarakan kedalaman

Ibn Ḥajar turut menyatakan penilaiannya terhadap Saʻīd iaitu ‘ṣadūq lah awhām’ (Ibn Hajar, 1994). Oleh yang demikian, secara kesimpulannya kritikan al-Dhahabī adalah

Perbedaan kandungan komponen anorganik saliva mungkin dipengaruhi oleh bahan- bahan yang digunakan dalam aktivitas menyirih, misalnya penggunaan kapur sirih yang mungkin

Jika Anda ingin mengubah artikel yang telah Anda tulis dengan tampilan seperti pada saat Anda membuat artikel baru, maka silahkan Anda menekan link “Sunting”... Namun jika

Jika setelah penghentian secara paksa kegiatan, sarana, dan penutupan tempat hiburan sebagaimana dimaksud pada huruf c, pengelola dan/atau pemilik tempat hiburan tetap

Pencucian sisa residu di kertas saring kembali dilakukan dengan menggunakan 200 ml larutan NaOH mendidih sampai samua residu masuk ke dalam erlenmeyer dan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Di

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulan bahwa titik miquel yang berlaku pada sebuah segitiga, ternyata dapat dikembangkan pada sebuah segilima yang