• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TINJAUAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN KALUNGHARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV TINJAUAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN KALUNGHARJO"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

56

BAB IV

TINJAUAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

KALUNGHARJO

Bab ini berisi mengenai gambaran umum Kawasan Minapolitan Kalungharjo. Gambaran umum Kawasan Minapolitan diuraikan untuk masing – masing aspek di mana tiap aspek akan dijabarkan lagi untuk masing- masing variabel. Pada bab ini juga berisi mengenai analisis yaitu analisis kesesuaian pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo terhadap Konsep Minapolitan Berkelanjutan.

4.1. Gambaran Umum Kawasan Minapolitan Kalungharjo Kabupaten Klaten

Gambaran Umum Kawasan Minapolitan Kalungharjo didiskripsikan masing- masing aspek yakni fisik, ekonomi dan sosial yang mana pada masing- masing aspek dijelaskan pula untuk masing- masing sub variabel.

4.1.1. Aspek Fisik Kawasan Minapolitan Kalungharjo Kabupaten Klaten a) Guna Lahan

Kawasan Minapolitan Kalungharjo terbagi atas tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Tulung, Kecamatan Karanganom dan Kecamatan Polanharjo. Berikut merupakan batas wilayah Kawasan Minapolitan Kalungharjo :

Sebelah Utara : Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali

Sebelah Timur : Desa Sidoarjo, Desa Kebonarjo, Desa Wangen, Desa Karanglo, Desa Turus Sebelah Selatan : Desa Ngabean, Desa Pondok

Sebelah Barat : Desa Kucangmiliran, Desa Cokro, Desa Dalangan

Kawasan Minapolitan Kalungharjo dengan sebesar 975,01 Ha memiliki komoditas unggulan ialah ikan nila merah. Berikut merupakan tabel luas wilayah penelitian :

Tabel 4.1 Luas Wilayah Penelitian

No Kecaatan Desa Luas Wilayah (Ha)

1. Tulung Daleman 175,30 Wunut 110,20 2. Karanganom Jeblog 71,51 3. Polanharjo Janti 148,32 Sidowayah 227,85 Jimus 89,80 Nganjat 74,34 Ponggok 85,07 Jumlah 975,01

(2)

commit to user

57

Gambar 4.1PETA ADMINISTRASI

(3)

commit to user

58

Gambar 4.2 PETA GUNA LAHAN

(4)

commit to user

59 b) Sarana Penunjang

Sarana penunjang Kawasan Minapolitan Kalungharjo terdiri dari sarana permodalan, sentra produksi, sentra pengolahan dan sentra pemasaran. Berikut merupakan data yang diperoleh dari lapangan:

1) Sarana Permodalan

Sarana permodalan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sarana permodalan yang digunakan masyarakat untuk mengembangkan usaha perikanan yang bias berupa bank, koperasi, bantuan modal, dan kerjasama modal. Indikator untuk sarana permodalan ada tiga yaitu 1) Modal sendiri/pribadi, 2) Hanya salah satu dari Bank/koperasi atau bantuan modal/kerja sama modal dan 3) Bank/koperasi dan bantuan modal/kerja sama modal. Berikut merupakan data yang telah diperoleh di lapangan terkait dengan sarana permodalan:

Tabel Resume 4.2

Sarana Permodalan Kawasan Minapolitan Kalungharjo

No Jawaban pada kuesioner Jumlah

1. Modal sendiri/pribadi 43

2. Salah satu dari Bank/koperasi atau bantuan modal/kerja sama modal 39 3. Bank/koperasi dan bantuan modal/kerja sama modal 3

JUMLAH 85

Sumber :Kuisioner,2015

Gambar 4.3 Diagram Sarana Permodalan Kawasan Minapolitan Kalungharjo

Sumber :Kuesioner,2015

Dari tabel dan diagaram di atas dapat disimpulkan bahwa sarana permodalan yang digunakan oleh masyarakat untuk mengembangkan usaha perikanan di Kawasan Minapolitan Kalungharjo mayoritas ialah termasuk dalam indikator

51% 46%

3%

Diagram Sarana Permodalan

Modal sendiri

Hanya salah satu dari

Bank/koperasi atau bantuan modal/kerjasama modal Bank/koperasi dan bantuan modal/kerjasama modal

(5)

commit to user

60 pertama yaitu dengan modal sendiri sebanyak 45 orang atau sebesar 51% dan yang paling sedikit ialah sumber permodalan yang berasal dari bank/koperasi dan bantuan modal/ kerja sama modal yakni sebanyak 3 orang atau sebesar 3% yang biasanya adalah para petani ikan yang mempunyai banyak kolam sehingga memerlukan lebih banyak modal. Selain itu para petani hanya mengambil modal dari salah satu dari bank atau kerja sama modal dengan investor dan selebihnya menggunakan modal pribadi karena belum berani mengambil modal dari bank. 2) Sentra Produksi

Sentra produksi yang dimaksud dalam penelitian ini ialah unit pembenihan/pembibitan dan pembudidayaan. Berikut merupakan tabel perkembangan luas areal objek perikanan dan jenisnya di Kawasan Minapolitan Kalungharjo per Kecamatan mulai dari tahun 2011 sampai 2015:

Tabel 4.3 Perkembangan Luas Areal Objek Perikanan (Kolam Ikan) Tahun 2011-2015 No Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015 1 POLANHARJO 29,79 30,23 30,25 30,69 31,00 2 KARANGANOM 13,67 13,67 13,70 13,76 13,81 3 TULUNG 5,87 6,88 7,32 8,06 8,22 JUMLAH 49,33 50,78 51,27 52,51 53,03

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Klaten,2015

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun sentra produksi terus mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan semakin luasnya areal objek perikanan khususnya kolam dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena hampir di semua desa di kawasan minapolitan tiap tahunnya mendapat bantuan kolam dari pemerintah rata-rata dua kolam per tahunnya.

47 48 49 50 51 52 53 54 2010 2011 2012 2013 2014

Grafik Perkembangan Luas Areal Objek Perikanan (Kolam Ikan) Tahun 2011-2015

2012

(6)

commit to user

61 Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Luas Areal Objek Perikanan Tahun 2011 -2015

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Klaten,2015

3) Sentra Pengolahan

Sentra pengolahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sentra pengolahan perikanan berupa rumah olahan ikan, restoran atau rumah makan ikan. Berikut merupakan data yang diperoleh di lapangan:

Tabel 4.4 Perkembangan Sentra Pengolahan Kawasan Minapolitan Kalungharjo Tahun 2011-2015

No Kecamatan Desa Jumlah

2011 2012 2013 2014 2015* 1 Polanharjo Ponggok 1 1 1 1 1 Nganjat - - - - - Jimus - - 1 1 1 Janti 13 13 13 13 13 Sidowayah - - 1 1 1 2 Karanganom Jeblog - - 2 2 2 3 Tulung Daleman 2 2 3 3 4 Wunut 3 4 4 5 5 Jumlah Total 19 20 25 26 27

*Keterangan: Data sampai Bulan Juni

Sumber : Pemerintah Desa di Kawasan Minapolitan Kalungharjo,2015

Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2011 hingga 2015 mengalami peningkatan jumlah sentra pengolahan berupa restoran atau rumah makan ikan di Kawasan Minapolitan Kalungharjo. Kenaikan jumlah restoran atau rumah makan ikan tertinggi terjadi pada tahun 2012.

4) Sentra Pemasaran

Sentra pemasaran yang dimaksud dalam kawasan minapolitan adalah berupa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) atau pasar ikan/koperasi ikan, ditambah dengan distributor atau pedagang ikan baik pedagang besar, pedagang pengumpul, dan pedagang eceran yang ada di kawasan minapolitan, restoran/rumah makan ikan juga merupakan salah satu cara pemasaran. Data yang dibutuhkan adalah jumlah sentra pemasaran yang bisa digunakan oleh masyarakat yang diperoleh dari hasil wawancara dan hasil observasi lapangan. Berikut merupakan data yang diperoleh di lapangan:

Tabel 4.5 Jumlah Sentra Pemasaran

No Sentra Pemasaran Jumlah

1. Tempat Pelelangan Ikan/ Pasar Ikan atau Koperasi

Ikan -

2. Distributor atau Pedagang Ikan (baik besar,

pengumpul, dan pengecer) 11

3. Restoran/ Warung Makan Ikan 19

(7)

commit to user

62 4.1.2. Aspek Ekonomi Kawasan Minapolitan Kalungharjo Kabupaten Klaten

a. Pendapatan masyarakat

Pendapatan masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan masyarakat lokal di Kawasan Minapolitan yang bersumber dari bisnis perikanan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Berikut merupakan data mengani pendapatan masyarakat:

Tabel Resume 4.7

Pendapatan Masyarakat Kawasan Minapolitan Kalungharjo

No Jawaban Kuesioner Jumlah

1. Rata-rata mengalami penurunan 23

2. Rata-rata tetap atau stabil, tidak mengalami peningkatan atau penurunan yang

signifikan 35

3. Rata-rata mengalami peningkatan 27

JUMLAH 85

Sumber :Kuisioner,2015

Dalam kurun waktu lima tahun pendapatan masyarakat yang bersumber dari bisnis perikanan mayoritas adalah tetap atau stabil, tidak mengelami peningkatan dan penurunan yang signifikan yaitu sebanyak 35 responden atau sebesar 41 % menyatakan bahwa pendapatan mereka selama lima tahun terakhir ialah tetap. Kemudian sebanyak 23 responden menyatakan pendapatan mereka selama lima tahun terakhir ialah mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena beberapa petani ikan kesulitan dalam hal permodalan, kebanyakan petani ikan yang mengalami penurunan adalah yang berada di Desa Janti.

Gambar 4.7 Diagram Pendapatan Masyarakat Dalam Kurun waktu 5 Tahun Kawasan Minapolitan Kalungharjo

Sumber :Kuisioner,2015 27%

41% 32%

Pendapatan Masyarakat

Rata-rata mengalami penurunan

Rata-rata tetap atau stabil, tidak mengalami peningkatan atau penurunan yang signifikan Rata-rata mengalami peningkatan

(8)

commit to user

63 b. Lapangan Pekerjaan

Lapangan pekerjaan yang dimaksud di sini ialah Penyerapan tenaga kerja penduduk lokal untuk bekerja pada sektor perikanan di Kawasan Minapolitan. Dengan kata lain sebagian besar penduduk yang bekerja di sektor perikanan di Kawasan Minapolitan berasal dari desa-desa yang berada di Kawasan Minapolitan tersebut. Berikut merupakan data jumlah pekerja yang bekerja di sektor perikanan di kawasan minapolitan Kalungharjo:

Tabel 4.8 Jumlah Pekerja yang bekerja di Sektor Perikanan di Kawasan Minapolitan Kalungharjo:

No Desa Jumlah Pekerja Asal Pekerja

1 Janti 204

Penduduk Lokal Kawasan Minapolitan Kalungharjo 2 Ponggok 74 3 Nganjat 82 4 Jimus 37 5 Sidowayah 45 6 Jeblog 49 7 Daleman 43 8 Wunut 55

Sumber:Pemerintah Desa di Kawasan Minapolitan Kalungharjo,2015

Berdasarkan hasil wawancara kepada Pemerintah Desa yang berada di Kawasan Minapolitan Kalungharjo bahwa keseluruhan pekerja yang bekerja pada sektor perikanan merupakan penduduk lokal yang berasal dari kedelapan desa yang ada di Kawasan Minapolitan Kalungharjo itu sendiri. Terlihat pada gambar 4.7 bahwa jumlah pekerja yang paling banyak ialah tenaga kerja yang bekerja di desa Janti sebanyak 204 pekerja atau sebesar 35%. Sedangkan untuk proporsi jumlah tenaga kerja yang paling sedikit ialah tenaga kerja di desa Daleman sebanyak 43 orang atau sebesar 7%.

Gambar 4.8 Diagram Proporsi Jumlah Tenaga Kerja Per- Desa di Kawasan Minapolitan Kalungharjo

Sumber :Pemerintah Desa,,2015 c. Pendapatan Kawasan

Pendapatan daerah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bisnis perikanan di kawasan Minapolitan dapat meningkatkan pendapatan desa yang berada di kawasan

35% 13% 14% 6% 8% 8% 7% 9%

PROPORSI JUMLAH TENAGA KERJA PER-DESA DI KAWASAN MINAPOLITAN KALUNGHARJO

(9)

commit to user

64 Minapolitan tersebut. Berikut merupakan data perkembangan pendapatan desa di Kawasan Minapolitan Kalungharjo tahun 2011-2015:

Tabel 4.9 Pendapatan Kawasan Minapolitan Kalungharjo Berdasarkan Desa Tahun 2011-2015

No Desa Pendapatan Desa (Rupiah)

2011 2012 2013 2014 2015 1. Janti 6.800.000 6.800.000 6.800.000 6.800.000 6.800.000 2. Ponggok 38.250.000 38.000.000 34.750.000 34.000.000 33.150.000 3. Nganjat 22.700.000 23.600.000 26.300.000 26.800.000 26.800.000 4. Jimus 5.400.000 6.000.000 6.600.000 7.200.000 7.200.000 5. Sidowayah 11.000.000 11.000.000 11.000.000 11.000.000 11.000.000 6. Jeblog 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 7. Daleman 8.000.000 8.250.000 8.400.000 8.200.000 8.500.000 8. Wunut 8.000.000 8.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000 JUMLAH 115.150.000 116.650.000 116.850.000 119.000.000 120.450.000 Sumber: Pemerintah Desa di Kawasan Minapolitan Kalungharjo,2015

Kelompok Buduidaya Ikan Kawasan Minapolitan Kalungharjo,2015 BUMDes Tirta Mandiri,2015

Gambar 4.9 Grafik Perkembangan Pendapatan Kawasan Minapolitan Kalungharjo Tahun 2011-2015

Sumber :Pemerintah Desa,,2015

Pendapatan desa-desa rata-rata meningkat karena sejalan dengan bertambahnya kolam dari bantuan dari pemerintah, pendapatan desa-desa ini berasal dari menyewakan paket kolam untuk masyarakat untuk digunakan sebagai usaha perikanan.

112000000 113000000 114000000 115000000 116000000 117000000 118000000 119000000 120000000 121000000 2010 2011 2012 2013 2014

Grafik Perkembangan Pendapatan Kawasan Minapolitan Kalungharjo Tahun 2011 - 2015

(10)

commit to user

65 d) Jaringan Hulu-hilir

Jaringan hulu hilir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kerja sama atau jaringan antara:

• Sub sistem hulu (penelitian dan pengadaan benih) • Sub sistem produksi (budidaya)

• Sub sistem hilir (pengolahan dan pemasaran) dan ditambah • Sub sistem penunjang (permodalan dan penyuluhan/pelatihan)

Untuk variabel jaringan hulu hilir terdapat tiga indikator,yakni 1) Tidak ada kerja sama dengan pihak lain, 2) terjadi kerjasama dengan 2 – 3 dari empat pihak (Pembenihan, pembesaran, pengolahan/pemasaran, dan permodalan) dan 3) terjadi kerjasama antar 4 dari empat pihak (pembenihan, pembesaran, pengolahan/pemasaran, dan permodalan). Berikut merupakan data yang telah diperoleh di lapangan terkait dengan jaringan hulu-hilir:

Tabel Resume 4.6

Jaringan Hulu- Hillir Kawasan Minapolitan Kalungharjo

No Jawaban Kuesioner Jumlah

1. Tidak ada kerja sama dengan pihak lain 0

2. Terjadi kerjasama 2 – 3 dari empat pihak atau subsistem 47 3. Terjadi 4 dari empat pihak (pembenihan, pembesaran,

pengolahan/pemasaran, dan permodalan 38

JUMLAH 85

Sumber :Kuisioner,2015

Gambar 4.6 Diagram Jaringan Hulu- hilir Kawasan Minapolitan Kalungharjo

Sumber :Kuisioner,2015

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa untuk variabel jaringan hulu – hilir hanya terdapat dua indikator yang dipilih oleh responden yaitu masyarakat lokal. Sebanyak 47 responden atau sebesar 55% menyatakan bahwa kerja sama yang ada

0%

55% 45%

Jaringan Hulu- Hilir

Tidak ada kerja sama dengan pihak lain

terjadi kerja sama antara 2 – 3 dari empat pihak atau sub sistem

terjadi kerjasama antara 4 empat pihak atau sub sistem

(11)

commit to user

66 dengan 2 – 3 dari empat pihak (Pembenihan, pembesaran, pengolahan/pemasaran, dan permodalan). Selanjutnya sebanyak 38 responden atau sebesar 45% menyatakan bahwa kerjasama yang ada antara empat pihak (pembenihan, pembesaran, pengolahan/pemasaran, dan permodalan.

4.1.3. Aspek Sosial Kawasan Minapolitan Kalungharjo Kabupaten Klaten a. Kelembagaan

Kelembagaan yang dimaksud di sini adalah kelembagaan pelaku utama kegiatan perikanan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang aktif berjalan dalam mengelola kawasan minapolitan (KepMen No.14 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Penumbuhan Dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan). Untuk mengetahui keaktifan lembaga pelaku utama kegiatan perikanan dalam hal ini pokdakan maka dilakukan wawancara kepada masing-masing ketua Pokdakan.

Dari hasil lapangan diketahui bahwa hanya terdapat delapan pokdakan dari 12 pokdakan atau sebesar 70% yang berada di Kawasan Minapolitan Kalungharjo yang aktif dalam mengelola Kawasan Minapolitan Kalungharjo sementara sisanya yakni 4 atau sebesar 30% podakan tidak aktif.

Tabel 4.10 Keaktifan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan Kawasan Minapolitan Kalungharjo

No. Pokdakan Keterangan

1 Nila Sari Aktif, pertemuan rutin satu bulan sekali 2 Mina Mandiri Aktif, pertemuan rutin dua bulan sekali 3 Wahyu Tirta Aktif, pertemuan rutin dua bulan sekali 4 Mina Makmur Aktif, pertemuan rutin satu bulan sekali 5 Mina Sari Mulya Tidak aktif (Vakum)

6 Bogo Raharjo Tidak aktif (Vakum) 7 Nila Sejahtera Tidak aktif (Vakum) 8 Mina Sejahtera Tidak aktif (Vakum)

9 Gemahripah Aktif, pertemuan rutin enam bulan sekali 10 Mina Dumbo Lestari Aktif, pertemuan rutin satu bulan sekali 11 Dharma Mina Tani Aktif, pertemuan rutin enam bulan sekali 12 Karya Mandiri Aktif, pertemuan rutin satu bulan sekali

Jumlah

Sumber :Pokdakan di Kawasan Minapolitan b. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Peran serta masyarakat dalam merencanakan dan mengelola Kawasan Minapolitan. Terdapat tiga indikator untuk variabel kesejahteraan masyarakat yaitu 1 (Masyarakat tidak pernah ikut serta dalam

(12)

commit to user

67 merencanakan dan mengelola Kawasan Minapolitan Kalungharjo), 2 (Masyarakat pernah ikut serta dalam merencanakan dan mengelola Kawasan Minapolitan) dan 3 (Masyarakat sering ikut serta dalam merencanakan dan mengelola Kawasan Minapolitan). Berikut merupakan data yang telah diperoleh di lapangan terkait dengan partisipasi masyarakat dalam merencanakan dan mengelola Kawasan Minapolitan):

Tabel Resume 4.11

Partisipasi Masyarakat Dalam Merencanakan dan Mengelola Kawasan Minapolitan Kalungharjo

No Jawaban Kuesioner Jumlah

1. Masyarakat tidak pernah ikut serta dalam merencanakan dan mengelola

Kawasan Minapolitan Kalungharjo 16

2. Masyarakat pernah ikut serta dalam merencanakan dan mengelola Kawasan

Minapolitan 44

3. Masyarakt sering ikut serta dalam merencanakan dan mengelola Kawasan

Minapolitan 25

JUMLAH 85

Sumber :Kuisioner,2015

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa dalam merencanakan dan mengelola Kawasan Minapolitan Kalungharjo mayoritas penduduk lokal yang berprofesi sebagai petani ikan pernah ikut serta dalam merencanakan dan mengelola Kawasan Minapolitan. Salah satu bentuk merencanakan dan mengelola Kawasan Minapolitan adalah Musrenbang, FGD, Musyawarah kelompok budidaya ikan dan Study banding ke Kawasan Perikanan lain. Hanya ada 16 penduduk lokal atau sebesar 19% yang bekerja di sektor perikanan yang tidak pernah ikut serta dalam merencanakan dan mengelola Kawasan Minapolitan Kalungharjo. Kebanyakan yang tidak pernah ikut serta dalam mengembangkan kawasan adalah mereka yang tidak ikut dalam paguyuban atau pokdakan.

Gambar 4.10 Diagram Partisipasi Masyarakat 19%

52% 29%

Partisipasi Masyarakat

Tidak pernah ikut serta Pernah ikut serta Sering ikut serta

(13)

commit to user

68 Dalam Merencanakan dan Mengelola Kawasan Minapolitan Kalungharjo

Sumber :Kuisioner,2015

c. Peran Pemerintah

Peran pemerintah yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan kontribusi pemerintah dalam mengembangkan Kawasan Minapolitan Kalungharjo. Peran pemerintah dapat dibagi menjadi dua yakni bisa dilihat dari kontribusi pembiayaan serta dan program pengembangan. Kontribusi pembiayaan bisa berasal dari APBD, APBN, dan sumber-sumber pendanaan lain yang sah. Program Pengembangan yang dimaksud adalah program-program dari berbagai dinas atau instansi yang masuk ke Kawasan Minapolitan Kalungharjo. Berikut merupakan data yang diperoleh dari survei instansional dan wawancara.

Tabel 4.12

Realisasi Program Pengembangan Beserta Instansi Pelaksana dan Sumber Pendanaannya di Kawasan Minapolitan Kalungharjo

No Nama Program Lokasi Instansi Pelaksana Tahun Anggaran Jumlah Dana (Juta Rupiah) Sumber Dana 1. Peningkatan peralatan pengembangan kawasan budidaya perikanan 8 Desa di Kawasan Minapolitan Dinas Pertanian 2012 396,3 DAK/ APBD 2013 210,9 2014 359,2 2. Pembangunan saluran irigasi tersier Desa Wunut, Desa Daleman Dinas Pertanian 2012 207,8 APBN 3. Pembangunan kolam

pembesaran ikan dan saluran irigasi tersier

Desa Ponggok, Desa Nganjat, Desa Jeblog, Desa Sidowayah Dinas Pertanian 2012 601,2 APBN 4. Pengembangan dan peningkatan perluasan kesempatan kerja

Desa Ponggok Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

2012 150,3 APBN 5. Pembangunan jalan

penghubung kampong lele

Desa Sidowayah Dinas Pekerjaan

Umum 2011 683 DPID

6. Penghijauan Desa Janti, Desa Sidowayah, Desa Ponggok Badan Lingkungan Hidup 2014 50 APBD

7. Pembuatan audio visual untuk pemasaran kawasan minapolitan

Seluruh kawasan Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

2013 16,5 APBD

8. Normalisasi sungai Desa Daleman Dinas Pekerjaan

Umum 2013 80 APBD

9. Pembangunan kantor dan gudang BUMDes

Desa Ponggok Bapermas

2012 25 APBD

Prov 10. Bantuan keuangan pada

pemerintah desa Desa Ponggok, Desa Nganjat, Desa Jeblog Bapermas 2013 90 APBD Provinsi

(14)

commit to user

69 No Nama Program Lokasi Instansi Pelaksana Tahun

Anggaran Jumlah Dana (Juta Rupiah) Sumber Dana 11. Pelatihan produksi

pasca panen ikan tawar (pengolahan produk ikan tawar) Desa Nganjat, Desa Jeblog Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi 2013 40 APBD

12. Perbaikan saluran air kekolam Desa Ponggok, Desa Nganjat, Desa Daleman Dinas Pertanian 2013 100 APBD 13. Pengembangan system jaringan air bersih

Desa Ponggok, Desa Nganjat, Desa Daleman Dinas Pekerjaan Umum 2014 100 APBD Provinsi 14. Bantuan mesin pembuat

pelet

Desa Nganjat Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi

2013 15 APBD

15. Pelatihan pengolahan dan bantuan modal UED-SP

Desa Jeblog Bapermas

2012 10 APBD

Provinsi 16. Pembuatan leaflet dan

booklet untuk pemasaran kawasan minapolitan Seluruh kawas an Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

2011, 2012,

2013, 2014 25 APBD 17. Pembuatan Baliho Seluruh

Kawasan

Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

2013, 2014 35 APBD

Sumber :Review RPIJM Kawasan Minapolitan Kabupaten Klaten Tahun 2011-2015

Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa ada tujuh SKPD atau instansi pemerintah yang ikut berkontribusi dalam pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo yakni Dinas Pertanian, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olah Raga, Bapermas, dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Selain itu sumber pendanaannya berasal dari empat sumber yang berbeda yakni Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), APBD Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID).

d. Pelatihan Minabisnis

Pelatihan Minabisnis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelatihan kepada masyarakat tentang bisnis perikanan. Indikator untuk variabel pelatihan minabisnis terdiri dari tiga yaitu :1 (tidak pernah mengikuti pelatihan sama sekali),2 (Mengikuti 1-2 dari empat pelatihan yaitu pembenihan,pembesaran,pengolahan dan pelatihan),3 (Mengikuti 3-4 dari empat pelatihan yaitu pembenihan,pembesaran,pengolahan dan

(15)

commit to user

70 pelatihan lainnya). Berikut merupakan data yang diperoleh di lapangan terkait dengan pelatihan minabisnis di Kawasan Minapolitan Kalungharjo:

Tabel 4.13

Pelatihan Minabisnis Kawasan Minapolitan Kalungharjo

No Jawaban Kuesioner Jumlah

1. Tidak pernah mengikuti pelatihan sama sekali 13 2. Mengikuti 1-2 dari empat pelatihan yaitu

pembenihan,pembesaran,pengolahan dan pelatihan 38 3. Mengikuti 3-4 dari empat pelatihan yaitu

pembenihan,pembesaran,pengolahan dan pelatihan) 34 JUMLAH 85

Sumber :Kuisioner,2015

Gambar 4.11 Diagram Pelatihan Minabisnis Kawasan Minapolitan Kalungharjo

Sumber :Kuisioner,2015

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk lokal yang bekerja sebagai petani ikan yakni sebanyak 38 orang atau sebesar 45 % mengikuti pelatihan 1-2 dari empat macam pelatihan. Dan hanya terdapat 13 orang atau sebesar 15 % yang tidak pernah sama sekali mengikuti pelatihan Minabisnis di Kawasan Minapolitan Kalungharjo, biasanya mereka yang tidak pernah mengikuti pelatihan adalah mereka yang tidak tergabung dalam pokdakan atau paguyuban.

4.2. Analisis Kesesuaian Pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo Kabupaten Klaten Terhadap Konsep Minapolitan Berkelanjutan

Analisis kesesuaian Kesesuaian Pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo Kabupaten Klaten Terhadap Konsep Minapolitan Berkelanjutan dilakukan

15%

45% 40%

Pelatihan Minabisnis

Tidak pernah mengikuti pelatihan sama sekali

1 – 2 dari empat pelatihan (pembenihan, pembesaran,

pengolahan/pemasaran dan pelatihan lainnya)

3 – 4 dari empat pelatihan (pembenihan, pembesaran,

pengolahan/pemasaran,dan pelatihan lainnya)

(16)

commit to user

71 untuk keseluruhan variabel pada tiap- tiap aspek yakni fisik, lingkungan dan sosial. Berikut merupakan analisis pada setiap aspek:

4.2.1. Kesesuain Aspek Fisik Kawasan Minapolitan Kalungharjo Terhadap Konsep Minapolitan

a) Tata Guna Lahan

- Kesesuaian Lahan Terhadap Peraturan

Kesesuaian lahan terhadap peraturan merupakan kesesuaian penggunaan lahan yang biasanya dibedakan menjadi dua kategori yakni kawasan lindung dan budidaya harus sesuai dengan arahan pola ruang yang ditetapkan dalam peraturan. Dalam arahan pola ruang RTRW Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031 disebutkan bahwa kawasan lindung di antaranya sempadan sungai dan sempadan mata air. Untuk sempadan sungai tanpa tanggul ditetapkan bahwa jaraknya adalah 50 m, sedangkan untuk sempadan mata air ditetapkan jarak sejauh 200 m mengelilingi sumber mata air dan di arahkan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Untuk mengetahui kesesuaiannya makan dilakukan overlay peta arahan dengan kriteria seperti di atas untuk kawasan lindung terhadap peta eksisting penggunaan lahan dengan bantuan software ArcGIS. Dari perhitungan pada software ArcGIS diketahui bahwa luas kawasan lindung seharusnya adalah 178,16 ha. Sedangkan luas wilayah atau luas penggunaan lahan yang seharusnya difungsikan sebagai kawasan lindung (RTH) akan tetapi pada kenyataannya difungsikan untuk .permukiman adalah seluas 32,75 ha. Dengan kata lain penggunaan lahan yang penggunaannya tidak sesuai adalah kurang lebih 18,38%. (Analisis/ilustrasi lihat peta halaman selanjutnya). Sehingga dapat disimpulkan kesesesuaian lahan dengan peraturan adalah sebesar 81,62% yakni dikategorikan dalam kategori kesesuaian tinggi karena nilai menunjukkan antara 66,8 – 100% .

- Kesesuaian Lahan Dengan Potensi

Kesesuaian penggunaan lahan bisa dinilai dengan cara menghitung persentase luasan masing-masing penggunaan lahan pada kawasan minapolitan lalu dikalikan dengan skor tingkat kesesuaian lahan dengan potensi untuk pengembangan budidaya ikan, skor 3 dengan kesesuaian tinggi, skor 2 dengan kesesuaian sedang, skor 1 dengan kesesuaian rendah. Selain itu juga terdapat penggunaan lahan yang tidak dihitung skornya karena berfungsi sebagai pembatas.

(17)

commit to user

72 Tabel 4.14 Perhitungan Skor Potensi Lahan Untuk Pengembangan Budidaya Ikan Nila di

Kawasan Minapolitan Kalungharjo

No. Penggunaan Lahan Keterangan Skor Luas (Ha)

Persentase Luas (%)

Total Skor 1. Belukar/semak Kesesuaian Tinggi 3 - - - 2. Empang/Kolam Kesesuaian Tinggi 3 34,26 3,51% 10,53

3. Rumput Kesesuaian Tinggi 3 - - -

4. Tegalan Kesesuaian Tinggi 3 - - -

5. Sawah Kesesuaian Sedang 2 814,50 83,54% 167,08

6. Kebun Kesesuaian Rendah 1 - - -

7. Pasir darat Kesesuaian Rendah 1 - - - 8. Tanah berbatu Kesesuaian Rendah 1 - - - 9. Hutan Pembatas (Tidak

digunakan) - - - -

10. Permukiman Pembatas (Tidak

digunakan) - 126,25 12,95% - 11. Sungai Pembatas (Tidak

digunakan) - - - -

Jumlah 177,61

Sumber : Analisis,2015

Hasil skor perhitungan akhir adalah 177,61 maka kesesuaian lahan terhadap potensi pengembangan budidaya ikan nila adalah dikategorikan dalam kesesuaian sedang karena skor bernialai 100,1 ≤ x ≤ 200.

(18)

commit to user

73

GAMBAR 4.12 KESESUAIAN RTRW

(19)

commit to user

74

(20)

commit to user

75

(21)

commit to user

76

(22)

commit to user

77

(23)

commit to user

78 b) Sarana Penunjang

Sarana penunjang Kawasan Minapolitan Kalungharjo terdiri dari sarana permodalan,, sentra produksi, sentra pengolahan, dan sentra pemasaran. Berikut merupakan analisis kesesuaian masing- masing sarana berdasarkan konsep minapolitan berkelanjutan:

- Kesesuaian Sarana Permodalan

Tabel 4.15 Skoring Sarana Permodalan

No Jawaban pada kuesioner Jumlah Skor Total Skor

1. Modal sendiri/pribadi 43 1 43

2. Salah satu dari Bank/koperasi atau bantuan

modal/kerja sama modal 39 2 78

3. Bank/koperasi dan bantuan modal/kerja sama modal 3 3 9

JUMLAH 85 130

Sumber :Analisis,2015

Dari Tabel 4.15 bisa dilihat bahwa hasil skor perhitungan menunjukkan pada angka 130, sehingga dengan kata lain sub variabel sarana permodalan memenuhi indikator dengan kategori kesesuaian rendah karena skor perhitungan dari kesesuaian sarana permodalan adalah 85 ≤ x ≤ 141, 7.

- Kesesuaian Sentra Produksi

Untuk mengetahui tingkat kesesuaian sub variabel sentra produksi maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.16 Perhitungan Peningkatan Luas Kolam

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Luas (Ha) X5 = 49,33 X4 = 50,78 X3 = 51,27 X2 = 52,51 X1 = 53,03 Persentase Peningkatan 𝑋4−𝑋5 𝑋4 × 100% 𝑋3−𝑋4 𝑋3 × 100% 𝑋2−𝑋3 𝑋2 × 100% 𝑋1−𝑋2 𝑋1 × 100% 2,9% 1,0% 2,4% 1,0% Rata-rata peningkatan 1,8% Sumber: Analisis, 2015

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka untuk subvariabel sentra produksi dikategorikan pada kesesuaian sedang karena terjadi peningkatan rata-rata jumlah luasan unit (kolam) pembibitan dan pembesaran sebesar 1,8% ≤ x ≤ 3,5%.

- Kesesuaian Sentra Pengolahan

Untuk mengetahui tingkat kesesuaian sub variabel sentra pengolahan maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

(24)

commit to user

79 Tabel 4.17 Perhitungan Peningkatan Jumlah Sentra Pengolahan

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah X5 = 19 X4 = 20 X3 = 25 X2 = 26 X1 = 27 Persentase Peningkatan 𝑋4−𝑋5 𝑋4 × 100% 𝑋3−𝑋4 𝑋3 × 100% 𝑋2−𝑋3 𝑋2 × 100% 𝑋1−𝑋2 𝑋1 × 100% 5,0% 20,0% 3,8% 3,7% Rata-rata peningkatan 8,1% Sumber: Analisis, 2015

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka untuk subvariabel sentra pengolahan dikategorikan pada kesesuaian sedang karena terjadi peningkatan rata-rata jumlah sentra pengolahan ikan (rumah olahan ikan dan restoran/warung makan ikan) sebesar 6,8% ≤ x ≤ 13,5%.

- Kesesuaian Sentra Pemasaran

Setelah mendapatkan data terkait dengan sentra pemasaran yang didapat dari wawancara dan observasi lapangan kemudian dilakukan penilaian kesesuaian pada sub variabel sentra pemasaran dan hasilnya adalah masyarakat dapat memanfaatkan dua sentra pemasaran yakni memasarkan ke distributor atau pedagang ikan serta ke rumah makan ikan, tidak ada TPI atau pasar ikan pada kawasan minapolitan Kalungharjo, sehingga dalam hal ini kesesuaian sentra pemasaran termasuk dalam kesesuaian sedang.

(25)

commit to user

80

(26)

commit to user

81 Dari variabel dan sub variabel di atas, berikut merupakan rangkuman skor yang diperoleh terkait pengembangan kawasan minapolitan Kalungharjo terkait aspek fisik.

Tabel 4.19 Skor Kesesuaian Aspek Fisik Minapolitan Kalungharjo Terhadap Konsep Minapolitan

No Variabel Sub Variabel Kesesuaian Skor

1. Tata Guna Lahan

Kesesuaian dengan

Peraturan Tinggi 1 1 2⁄

Kesesuaian lahan

dengan potensi Sedang 1

2. Sarana Penunjang

Sarana Permodalan Rendah 1⁄4

Sentra Produksi Sedang 1⁄2

Sentra Pengolahan Sedang 1⁄2

Sentra Pemasaran Sedang 1⁄2

Sumber: Hasil Analisis, 2015

4.2.2. Kesesuain Aspek Ekonomi Kawasan Minapolitan Kalungharjo Terhadap Konsep Minapolitan

- Pendapatan Masyarakat

Dari data yang telah diperoleh di lapangan terkait dengan pendapatan masyarakat kemudian dilakukan penilaian untuk penghitungan skor guna mengetahui tingkat kesesuaian pada variabel pendapatan masyarakat.

Tabel 4.20 Skoring Variabel Pendapatan Masyarakat

No Jawaban Kuesioner Jumlah Skor Total Skor 1. Rata-rata mengalami penurunan 23 1 23 2. Rata-rata tetap atau stabil, tidak mengalami

peningkatan atau penurunan yang signifikan 35 2 70 3. Rata-rata mengalami peningkatan 27 3 81

JUMLAH 85 174

Sumber :Analisis,2015

Dari Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa hasil skor perhitungan menunjukkan pada angka 174, sehingga dengan kata lain variabel ini memenuhi indikator dengan kategori kesesuaian sedang karena skor perhitungan dari kesesuaian pendapatan masyarakat adalah 141,8 ≤ x ≤ 198,5.

- Lapangan Pekerjaan

Kesesuian untuk lapangan pekerjaan diketahui dari persentase tenaga kerja dari masyarakat setempat yang bekerja pada sektor perikanan terhadap jumlah total tenaga kerja yang bekerja pada sektor perikanan di Kawasan Minapolitan Kalungharjo. Dari data yang diperoleh di lapangan tenaga kerja yang bekerja pada sektor perikanan 100% merupakan penduduk lokal di sekitar kawasan minapolitan.

(27)

commit to user

82 Berdasarkan hasil tersebut maka untuk variabel lapangan pekerjaan dikategorikan dalam

kesesuaian tinggi.

- Pendapatan Kawasan

Untuk mengetahui tingkat kesesuaian pendapatan kawasan maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.21 Perhitungan Pendapatan Kawasan

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Pendapatan (Rupiah) X5 =115.150.000 X4 = 116.650.000 X3 = 116.850.000 X2 = 119.000.000 X1 =120.450.000 Persentase Peningkatan 𝑋4−𝑋5 𝑋4 × 100% 𝑋3−𝑋4 𝑋3 × 100% 𝑋2−𝑋3 𝑋2 × 100% 𝑋1−𝑋2 𝑋1 × 100% 1,3% 0,2% 1,8% 1,2% Rata-rata peningkatan 1,1% Sumber: Analisis, 2015

Dari perhitungan di atas maka untuk subvariabel dikategorikan pada kesesuaian rendah karena terjadi peningkatan rata-rata jumlah luasan unit (kolam) pembibitan dan pembesaran sebesar x ≤ 1,7%.

- Jaringan Hulu- Hilir

Dari data yang telah diperoleh di lapangan terkait dengan jaringan hulu- hilir kemudian dilakukan penilaian untuk penghitungan skor guna mengetahui tingkat kesesuaian pada variabel jaringan hulu hilir.

Tabel 4.22 Skoring Variabel Jaringan Hulu Hilir

No Jawaban Kuesioner Jumlah Skor Total Skor 1. Tidak ada kerja sama dengan pihak lain 0 1 0 2. Terjadi kerjasama 2 – 3 dari empat pihak atau

subsistem 47 2 94

3.

Terjadi 4 dari empat pihak (pembenihan, pembesaran, pengolahan/pemasaran, dan permodalan

38 3 114

JUMLAH 85 208

Sumber :Analisis,2015

Dari Tabel 4.22 bisa dilihat bahwa hasil skor perhitungan menunjukkan pada angka 208, sehingga dengan kata lain variabel ini memenuhi indikator dengan kategori kesesuaian tinggi karena skor perhitungan dari kesesuaian jaringan hulu hilir adalah 198,6 ≤ x ≤ 255.

(28)

commit to user

83 Tabel 4.23 Skor Kesesuaian Aspek Ekonomi Minapolitan Kalungharjo

Terhadap Konsep Minapolitan

No Variabel Kesesuaian Skor

1. Pendapatan Masyarakat Sedang 2

2. Lapangan Kerja Tinggi 3

3. Pendapatan Kawasan Rendah 1

4. Jaringan Hulu hilir Tinggi 3

Sumber: Hasil Analisis, 2015

4.2.3. Kesesuaian Aspek Sosial Kawasan Minapolitan Kalungharjo Terhadap Konsep Minapolitan

- Kelembagaan

Tabel 4.24 Skor Keaktifan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan Kawasan Minapolitan Kalungharjo

No. Keaktifan Skor Jumlah

Pokdakan

Jumlah Skor 1 Pokdakan aktif berjalan dan sering melakukan

pertemuan (minimal dua bulan sekali)

3 5 15

2 Pokdakan aktif berjalan dan jarang melakukan pertemuan (minimal enam bulan sekali)

2 1 2

3 Pokdakan tidak aktif berjalan (vakum) 1 6 6

Jumlah 23

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Dari tabel di atas diketahui bahwa kelembagaan pada Kawasan Minapolitan Kalungharjo memiliki skor 23, sehingga dikategorikan dalam kesesuaian sedang karena skor hasil perhitungan kesesuaian kelembagaan adalah 20,1 ≤ x ≤ 28,2.

- Partisipasi Masyarakat

Dari data terkait partisipasi masyarakat dilakukan penilaian untuk penghitungan skor guna mengetahui tingkat kesesuaian pada variabel partisipasi masyarakat.

Tabel 4.25 Skoring Variabel Partisipasi Masyarakat

No Jawaban Kuesioner Jumlah Skor Total Skor

1. Masyarakat tidak pernah ikut serta dalam merencanakan

dan mengelola Kawasan Minapolitan Kalungharjo 16 1 16 2. Masyarakat pernah ikut serta dalam merencanakan dan

mengelola Kawasan Minapolitan 44 2 88

3. Masyarakt sering ikut serta dalam merencanakan dan

mengelola Kawasan Minapolitan 25 3 75

JUMLAH 85 179

(29)

commit to user

84 Dari Tabel 4.4 bisa dilihat bahwa hasil skor perhitungan menunjukkan pada angka 179, sehingga dengan kata lain variabel ini memenuhi indikator dengan kategori kesesuaian sedang karena skor perhitungan dari kesesuaian partisipasi masyarakat adalah 141,8 ≤ x ≤ 198,5.

- Peran Pemerintah

Kesesuaian untuk variabel peran pemerintah diketahui dari sub variabel kontribusi pembiayaan dan program pembangunan.

a. Kontribusi Pembiayaan

Tabel 4.26 Jumlah Sumber Dana untuk Pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo Tahun 2011 - 20114

No Tahun Jumlah Sumber Dana Keterangan

1. 2011 2 APBD, DPID

2. 2012 3 APBD, APBN, APBD Provinsi,

3. 2013 2 APBD, APBD Provinsi

4. 2014 2 APBD, APBD Provinsi

Sumber :Review RPIJM Kawasan Minapolitan Kabupaten Klaten Tahun 2011-2015 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sumber pendanaan program yang berada di sekitar Kawasan Minapolitan Kalungharjo terdapat minimal dua sumber pendanaan tiap tahunnya. Dengan begitu maka sub variabel kontribusi pembiayaan dikategorikan dalam kesesuaian tinggi.

b. Program Pengembangan

Tabel 4.27 Jumlah Instansi /SKPD Yang Mempunyai Program Pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo

No Tahun Jumlah Program

Keterangan

1. 2011 2 DPU, Disbudparpora

2. 2012

4 Dinas Pertanian, Dinsosnakertrans, Disbudparpora, Bapermas 3. 2013

5 Dinas Pertanian, DPU, Disbudparpora, Bapermas, Disperindagkop

4. 2014 4 Dinas Pertanian, BLH, DPU, Disbudparpora,

Sumber :Review RPIJM Kawasan Minapolitan Kabupaten Klaten Tahun 2011-2015 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah instansi pelaksana program atau SKPD yang memiliki program bantuan pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo berjumlah lebih dari satu tiap tahunnya. sub variabel program pengembangan dikategorikan dalam kesesuaian tinggi.

(30)

commit to user

85 - Pelatihan Minabisnis

Dari data terkait dengan pelatihan minabisnis dilakukan penilaian untuk penghitungan skor guna mengetahui tingkat kesesuaian pada variabel pelatihan minabisnis.

Tabel 4.28 Skoring Variabel Pelatihan Minabisnis

No Jawaban Kuesioner Jumlah Skor Total Skor 1. Tidak pernah mengikuti pelatihan sama sekali 13 1 13

2.

Mengikuti 1-2 dari empat pelatihan yaitu pembenihan,pembesaran,pengolahan dan pelatihan

38 2 74

3.

Mengikuti 3-4 dari empat pelatihan yaitu pembenihan,pembesaran,pengolahan dan pelatihan)

34 3 102

JUMLAH 85 189

Sumber :Analisis,2015

Dari Tabel 4.4 bisa dilihat bahwa hasil skor perhitungan menunjukkan pada angka 181, sehingga dengan kata lain variabel ini memenuhi indikator dengan kategori kesesuaian sedang karena skor perhitungan dari kesesuaian pelatihan minabisnis adalah 141,8 ≤ x ≤ 198,5.

Dari variabel dan subvariabel di atas berikut merupakan rangkuman skor kesesuaian pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo terhadap konsep minapolitan berkelanjutan dalam hal aspek sosial.

Tabel 4.29 Skor Kesesuaian Aspek Sosial Minapolitan Kalungharjo Terhadap Konsep Minapolitan Berkelanjutan

No Variabel Sub Variabel Kesesuaian Skor

1. Kelembagaan - Sedang 2

2. Partisipasi Masyarakat - Sedang 2

3. Peran Pemerintah Kontribusi pembiayaan Tinggi 1 1 2⁄ Program pengembangan Tinggi 1 1 2

4. Pelatihan Minabisnis - Sedang 2

(31)

commit to user

86 4.2.4. Skoring Total Semua Variabel Pengembangan Kawasan Minapolitan

Kalungharjo Kabupaten Klaten

Bahasan yang pertama ialah skoring total untuk keseluruhan varibel yang ada, baik yang tergolong dalam aspek fisik, ekonomi maupu sosial. Berikut merupakan tabel skoring total semua variabel Pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo Kabupaten Klaten:

Tabel 4.30 Skoring Semua Variabel Pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo Kabupaten Klaten

Aspek Variabel Sub Variabel Skor

Fisik

Tata Guna Lahan

Kesesuaian dengan

Peraturan 1 1 2⁄

Kesesuaian lahan dengan

potensi 1 Sarana penunjang Sarana permodalan 1 4 ⁄ Sentra Produksi 1 2 ⁄ Sentra Pengolahan 1 2 ⁄ Sentra Pemasaran 1 2 ⁄ Ekonomi Pendapatan Masyarakat - 2 Lapangan Kerja - 3 Pendapatan Kawasan - 1

Jaringan Hulu Hilir - 3

Sosial Kelembagaan - 2 Partisipasi Masyarakat - 2 Peran Pemerintah Kontribusi pembiayaan 1 1 2⁄ Program pengembangan 1 1 2 Pelatihan Minabisnis - 2 Jumlah 22 1 4⁄ Sumber: Peneliti, 2015

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah perhitungan akhir skoring secara keseluruhan adalah 22,25. Sehingga dapat dikatakan tingkat kesesuaian perkembangan kawasan minapolitan Kalungharjo berdasarkan kriteria minapolitan berkelanjutan dalam kategori kesesuaian sedang karena skor hasil perhitungan berada pada 16,68 ≤ x ≤ 23,35.

(32)

commit to user

87 Gambar 4.17 Kesesuaian Perkembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo Berdasarkan

Kriteria Minapolitan Berkelanjutan

Sumber: Peneliti, 2015

Jika dikonversi ke dalam persentase untuk mengetahui berapa persen kesesuaian perkembangan kawasan minapolitan Kalungharjo berdasarkan kriteria minapolitan berkelanjutan adalah sebagai berikut:

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kesesuaian persentase kesesuaian keseluruhan perkembangan kawasan minapolitan Kalungharjo berdasarkan kriteria minapolitan berkelanjutan adalah 74,17%, yakni dengan kesesuaian sedang yang hampir mendekati ke kesesuaian tinggi.

Kesesuaian Tinggi ∑ = 23,36 ≤ x ≤ 30 Kesesuaian Sedang ∑ = 16,68 ≤ x ≤ 23,35 Kesesuaian Rendah ∑ = 10 ≤ x ≤ 16,67  Jumlah Keseluruhan Variabel Pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo ialah 22,25

Dengan jumlah total 22,25 maka Tingkat kesesuaian Perkembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo berdasarkan kriteria minapolitan berkelanjutan ialah “Kesesuaian Sedang” Kesesuaian Tinggi 78,01% ≤ x ≤ 100% Kesesuaian Sedang 55,67% ≤ x ≤ 78,00% Kesesuaian Rendah 33,33 ≤ x ≤ 55,66% Persentase kesesuaian keseluruhan perkembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo berdasarkan kriteria minapolitan berkelanjutan adalah 74,17% dengan kesesuaian sedang.

Gambar 4.18 Persentase Kesesuaian Pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo Terhadap Konsep Minapolitan Berkelanjutan

(33)

commit to user

88 Untuk penilaian atau skoring pencapaian kesesuaian tiap variabel atau komponen berdasarkan kriteria minapolitan berkelanjutan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.19 Kesesuaian Perkembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo Berdasarkan Kriteria Minapolitan Berkelanjutan

Sumber: Peneliti, 2015

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa variabel atau komponen yang memiliki kesesuaian tinggi adalah tata guna lahan, lapangan pekerjaan, jaringan hulu-hilir, dan peran pemerintah. Selanjutnya komponen yang memiliki kesesuaian sedang adalah sarana penunjang, pendapatan masyarakat, kelembagaan, partisipasi masyarakat, dan pelatihan minabisnis. Sedangkan hanya terdapat satu komponen yang memiliki kesesuaian rendah yakni pendapatan kawasan.

0 0,33 0,66 0,99 1,32 1,65 1,98 2,31 2,64 2,97

Grafik Hasil Skoring Tiap Variabel

Kesesuaian Sedang Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Rendah Ket:

Gambar

Tabel 4.1 Luas Wilayah Penelitian
Gambar 4.1PETA ADMINISTRASI
Gambar 4.2 PETA GUNA LAHAN
Tabel Resume 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pertemuan dengan kelompok tani mitra yaitu Kelompok Tani Jaya dan Kelompok Tani Karya Jaya, kegiatan ini dilaksanakan oleh tim

1 Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki curah jantung dan

Jumlah Saham yang ditawarkan 412.981.464 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal Rp.

Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik

Search engine implementation involves keyword attached to paper with one word keyword input can be seen in Figure 9. Search engine which involves keyword attach

Dari struktur ceritanya, perbedaan yang terdapat dalam dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih dengan dongeng Komebukuro Awabukuro adalah sebagai berikut. 1) Objek yang

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena subyek yang diteliti adalah orang dengan segala aktivitas dan alam sekitarnya, dalam hal ini

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, pertama, terdapat pengaruh