• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA TAHUN 2014"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

TAHUN 2014

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN

KELUARGA BERENCANA

PROVINSI JAWA TIMUR

(2)
(3)

DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR i IKHTISAR EKSEKUTIF ii DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ….………...………. 1 1.2 Landasan Hukum .…..………. 2 1.3 Tujuan .………….…………..…………... 5 1.4 Gambaran Umum SKPD …..……….. 5 BAB II : PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2014 ... 18 1. Visi ……… 18 2. Misi ……… 18 3. Tujuan ………. 19 4. Sasaran ..………. 21 5. Program Kegiatan .………. 22

2.2 Rencana Kinerja Tahunan 2014.……… 25

2.3 Penetapan Kinerja Tahun 2014 ……… 26

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi ………. 29

B. Realisasi Anggaran ……….……….. 44 BAB IV : PENUTUP 1.1 Kesimpulan ………..……….……… 48 1.2 Permasalahan/Kendala....………. 47 1.3 Saran/Rekomendasi/Pemecahan………. 48 LAMPIRAN - LAMPIRAN 4.1 Matrik Renstra

4.2 Penetapan Kinerja Tahun 2014 4.3 Pengukuran Kinerja Eselon 2 s/d 4 4.4 Lain-lain (Penghargaan yang diterima)

(4)

EXECUTIVE SUMMARY

( IKHTISAR EKSEKUTIF )

 Mekanisme Penyusunan

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Setiap Program dan kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggung jawabkan kinerja atau hasil akhir kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (TAP MPR XI/1998 & UU No.28 Tahun 1999).

 Mekanisme Pengukuran

Prioritas kebijakan pembangunan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur adalah “Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan di Semua Bidang, Perlindungan Perempuan dan Anak dan Terjaminnya Kesetaraan Gender”.

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 telah menetapkan 3 (tiga) tujuan dan 3 (tiga) sasaran strategis, Ketiga sasaran strategis tersebut selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan 5 (lima) indikator kinerja.

Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :

(5)

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

NO URAIAN TARGET REALISASI %

1. Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 67,78 68.53 101.11 2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 70.50 71.56 101.50 2. Meningkatnya kualitas Penanganan dan Pelayanan Kasus Kekerasan dan Trafiking terhadap Perempuan dan Anak 1. Persentase Pengaduan Korban Kasus KDRT, Non KDRT dan Trafiking yang Diselesaikan oleh Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 100 % 100 % 100 2 Indek Kepuasan Masyarakat pada Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 85.00 84.68 99,62 3. Pelayanan Keluarga Berencana yang Responsif Gender 1. Persentase Pasangan Usia Subur yang Mengikuti Program KB di BPPKB 0,016 % Pemasangan Alkon terhadap 1279 Akseptor 0.013 % 1031 akseptor 7.999.479 (Pasangan Usia Subur) x 100 % 81.25 %

 Ringkasan Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur :

Ikthtisar pencapaian sasaran tahun 2014 sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur yang mendukung kebijakan strategis Pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu Pro Poor / Pro Job dan MDG’s. Selain itu, juga mendukung kebijakan strategis Pemerintah Pusat yaitu Pro Poor dan MDG’s, capaian kinerja sasaran rata-rata dengan katagori baik yaitu sebesar 96.6 %, dengan perincian untuk sasaran satu (1) Menurunnya kesenjangan Pencapaian Pembangunan antara Perempuan dan Laki-laki capaian kinerjanya rata-rata sebesar 101.3% sasaran dua (2) Meningkatnya kualitas penanganan dan pelayanan kasus kekerasan dan trafiking terhadap Perempuan dan Anak dengan capaian kinerja rata-rata sebesar 99.6 %, dan untuk sasaran tiga (3) Pelayanan Keluarga Berencana yang Responsif Gender sebesar

(6)

 Pemanfaatan Laporan Kinerja untuk :

- Bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan; - Penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang; - Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang; - Penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan;

(7)

1.1. LATAR BELAKANG

Pengarusutamaan gender merupakan Salah satu strategi pokok pembangunan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014. Pengarusutamaan gender merupakan strategi untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Pengarusutamaan gender ditujukan agar semua program pembangunan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesempatan dan akses perempuan terhadap program pembangunan, dengan adanya kendali dan manfaat untuk perempuan.

Keberhasilan pencapaian pembangunan tidak hanya diukur dari pencapaian pembangunan ekonomi semata, tetapi juga dilihat dari pembangunan sumber daya manusianya. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya terus- menerus yang dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik. Upaya pembangunan ini ditujukan untuk kepentingan seluruh penduduk tanpa membedakan jenis kelamin tertentu. Namun demikian tidak dapat dipungkiri, pada pelaksanaannya masih terdapat kelompok penduduk yang tertinggal dalam pencapaian kualitas hidup. Ketertinggalan ini disebabkan oleh berbagai persoalan pelik yang seringkali saling berkaitan satu dengan lainnya. Persoalan yang paling penting yang menghalangi upaya peningkatan kualitas hidup yang setara adalah pendekatan pembangunan yang mengabaikan isu tentang kesetaraan dan keadilan gender.

Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, maka dipandang perlu dibentuk Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Timur yang salah satunya adalah Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Sesuai dengan Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur dan Pergub No. 109 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub

(8)

Bagian dan Sub Bidang Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur. Hal ini terkait dengan diberlakukannya Undang-Undang 32 Tahun 2004, yang salah satu misinya menitik beratkan pada peningkatan peran Provinsi dalam menjalankan tugas-tugas pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten/Kota serta mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mensinkronkan dan mensinergikan bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

Mengingat betapa pentingnya kesetaraan gender dalam pembangunan khususnya di Jawa Timur, maka dituntut kepedulian konkret lebih besar dengan menempatkannya sebagai salah satu bidang program dengan tujuan kian mempercepat terciptanya kesetaraan gender dalam seluruh sendi kehidupan masyarakat Jawa Timur, tidak terbatas dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kebijakan, program dan proyek pembangunan.

1.2 LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 pasal 28 I ayat (2) menegaskan bahwa setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif;

2. Undang-Undang Dasar RI Nomor 7 tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita;

3. Undang-Undang Dasar Nomor 30 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) pada pasal 3 disebutkan bahwa " . . . Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat ... "

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilu terutama pada bagian keterwakilan perempuan 30 % di parlemen;

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah pada pasal 26 disebutkan bahwa " Tugas Wakil Kepala Daerah adalah ... melaksanakan pemberdayaan perempuan ...;

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekeasan Dalam Rumah Tangga;

8. Tap MPR RI Nomor 4 / MPR / 1999 tentang GBHN 1999, dijelaskan bahwar bidang sosial dan budaya, kedudukan dan peranan perempuan terdiri dari :

- Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional yang diemban oleh

(9)

lembaga yang mampu memperjuangkan Kesetaraan dan Keadilan Gender ( KKG ).

- Meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan dengan tetap mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan, serta nilai historis perjuangan perempuan dalam melanjutkan usaha pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

9. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

10. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional;

11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2014 tentang Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak;

12. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2001 tentang Komite Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak;

13. Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak;

14. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Exploitasi Seksual Komersial Anak;

15. Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan (Trafiking perempuan dan anak);

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan di Daerah; 17. Peraturan Bersama Tiga Menteri : Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan,

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17/Men-PP/Dep.II/VII/2005, Nomor 1/PB/2005 tanggal 18 Juli 2005 tentang Percepatan Pemberantasan Buta Aksara Perempuan;

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah pada pasal 22 ayat 5 disebutkan bahwa Perempuan urusan Pemerintahan yang diwadahi dalam bentuk Badan, ... Terdiri dari ... Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana ...

19. Kesepakatan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Menteri Kesehatan dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan tanggal 12 Maret 2002 tentang Gerakan Sayang Ibu;

20. Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Sosial Nomor : 75/HUK/2002 perihal : Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak;

(10)

21. Komitmen Sentani dalam memerangi HIV / AIDS di Indonesia antara Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI dengan Gubernur 7 (Tujuh) Daerah tanggal 19 Juni tahun 2004;

22. Nota Kesepahaman antara Departemen Sosial RI, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, Departemen Komunikasi dan Informasi RI dengan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan Plan Indonesia Nomor : K. Tel. 232/HK 840/UTP cc/06 dan Nomor : 206/Plan/CO/CD/VII/2006.

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 16 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan dan Anak korban kekerasan.

24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur ;

25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 01 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa TimurTahun 2005 – 2025; 26. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 109 Tahun 2008, tanggal 25 Agustus

2008 tentang Uraian Tugas Sekretaris, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang. Susunan struktur organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

1.3 TUJUAN

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;

2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

1.4 GAMBARAN UMUM SKPD

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur yang merupakan pemekaran dari Bidang Pemberdayaan Perempuan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2001. Bidang Pemberdayaan Perempuan Bapemas Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 3 (tiga) Sub Bidang yaitu Sub Bidang Kesetaraan Gender, Sub Bidang Peran Perempuan dan Sub Bidang Kesejahteraan Keluarga .

Sedangkan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No.10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur yang mempunyai kedudukan merupakan unsur pendukung Gubernur dalam meningkatkan

(11)

kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur No.109 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur.

Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jawa Timur di Jl. Ngagel Jaya Tengah 102 Surabaya, Kelurahan Baratajaya, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya.

STRUKTUR ORGANISASI

PELAKSANA TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik yaitu dibidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan Daerah. c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.

Kesi

KEPALA BADAN

STRUKTUR BPPKB

Sekretariat Bidang Perlindungan Perempuan & Anak Sub Bag TU Sub Bag Penyusunan Program Sub Bag Keuangan Bidang Kelembagaan

PUG & PUA

Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Bidang Keluarga Berencana Sub Bidang Perlindungan Perempuan Sub Bidang Perlindungan Anak Sub Bidang Pemberdayaan Lembaga Masy Sub Bidang Data & Informasi Sub Bidang Peningkatan Kesejaht. Kel. Sub Bidang Peranserta Perempuan Sub Bidang Pengendalian Pertumb Pendd. Sub Bidang Sarana & Prasarana. Kelompok Jabatan Fungsional

(12)

d. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

SEKRETARIS

1. Tugas Pokok : Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan Administarasi Umum , Kepegawaian, Perlengkapan, Penyusunan Program dan Keuangan.

2. Fungsi :

a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; b. Pengelolaan administrasi kepegawaian;

c. Pengelolaan administrasi keuangan; d. Pengelolaan administrasi perlengkapan e. Pengelolaan urusan rumah tangga;

f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan;

g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang; h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan badan;

i. Pelaksanaan monitoring , evaluasi organisasi dan tata laksana; j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan. Susunan organisasi di Sekretariat terdiri atas :

1. Sub Bagian Tata Usaha, yang mempunyai tugas :

 Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, penggandaan naskah-naskah dinas, kearsipan dinas

 Menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan

 Melaksanakan tugas di bidang hubungan masyarakat

 Mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai penempatan formasi, pengusulan dalam jabatan usulan pensiun, peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, DP-3, DUK, Sumpah / Janji Pegawai, Gaji Berkala, kesejahteraan, mutasi dan pemberhentian pegawai, diktat, ujian dinas, izin belajar, pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai, menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional dan menyelenggarakan tata usaha kepegawaian lainnya

(13)

 Melakukan penyusunan kebutuhan perlengkapan, pengadaan dan perawatan peralatan kantor, pengamanan, usulan penghapusan aset serta menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang-barang inventaris

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. 2. Sub Bagian Penyusunan Program, yang mempunyai tugas :

 Menghimpun data dan menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program

 Melaksanakan pengolahan data

 Melaksanakan perencanaan program

 Menyiapkan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan perundang-undangan

 Menghimpun data dan menyiapkan bahan penyusunan program anggaran

 Melaksanakan monitoring dan evaluasi

 Melaksanakan penyusunan laporan

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. 3. Sub Bagian Keuangan, yang mempunyai tugas :

 Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai

 Melaksanakan pengadministrasian dan pembukua keuangan

 Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

BIDANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK

1. Tugas Pokok :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan program dan kegiatan Perlindungan Perempuan dan Anak.

2. Fungsi

a. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak;

b. Melaksanakan koordinasi jaringan perlindungan perempuan dan anak;

c. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan program perlindungan perempuan dan anak

d. Melaksanakan dan memfasilitasi perlindungan perempuan dan anak pada pusat pelayanan terpadu (PPT) korban kekerasan pada perempuan dan anak;

(14)

e. Melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan perlindungan perempuan dan anak;

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak terdiri atas :

1. Sub Bidang Perlindungan Perempuan, yang mempunyai tugas :

1. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan kebijakan dalam rangka perlindungan perempuan dari tindak kekerasan

2. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dibidang perlindungan perempuan

3. Menyiapkan bahan upaya pencegahan dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan

4. Menyiapkan bahan fasilitasi perlindungan perempuan

5. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. 2. Sub Bidang Perlindungan Anak, yang mempunyai tugas :

1. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman pelaksanaan perlindungan anak 2. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dibidang perlindungan anak 3. Menyiapkan bahan upaya pencegahan dan penghapusan segala bentuk

kekerasan terhadap anak

4. Menyiapkan bahan pencegahan terhadap pornografi dan pornoaksi terhadap anak

5. Menyiapkan bahan fasilitasi perlindungan anak

6. Menyiapkan bahan program peningkatan partisipasi anak 7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

BIDANG KELEMBAGAAN PENGARUSTAMAAN GENDER DAN

PENGARUSTAMAAN ANAK

1. Tugas Pokok:

1. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan program dan kegiatan Pengarustamaan Gender (PUG) Dan Pengarustamaan Anak (PUA). 2. Fungsi :

a. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di bidang PUG dan PUA; b. Melaksanakan koordinasi di bidang PUG dan PUA;

(15)

d. Melaksanakan pengembangan informasi dan edukasi tentang PUG dan PUA; e. Melaksanakan fasilitasi jaringan PUG dan PUA;

f. Melaksanakan pelestarian nilai-nilai sosial budaya yang responsive Gender; g. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi PUG dan PUA;

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Bidang Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Pengarusutamaan Anak, terdiri atas :

1. Sub Bidang Pemberdayaan Lembaga Masyarakat, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan koordinasi dan kemitraan dengan jaringan pemberdayaan perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman teknis pemberdayaan perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan pengembangan dan penguatan lembaga pemberdayaan perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan fasilitasi jaringan pemberdayaan perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pelestarian nilai-nilai sosial budaya yang responsif gender

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang. 2. Sub Bidang Data dan Informasi, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan data base dan informasi perempuan dan anak - Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan pendataan dan informasi tentang

perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan pengembangan data base tentang komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pemberdayaan perempuan, perlindungan dan kesejahteraan anak - Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pemberdayaan perempuan dan

anak

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

BIDANG PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN

1. Tugas Pokok:

a. Melaksanakan koordinasi program dan kegiatan kualitas hidup dan peran perempuan;

(16)

a. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di bidang kualitas hidup perempuan, kesejahteraan keluarga dan peran perempuan di bidang pembangunan.

b. Melaksanakan koordinasi di bidang bidang kualitas hidup perempuan; c. Menyiapkan dan melaksanakan program kualitas hidup perempuan;

d. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan peingkatan kualitas hidup perempuan;

e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, terdiri atas :

1. Sub Bidang Peningkatan Kesejahteraan Keluarga, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait di bidang kesehatan, pendidikan, dan ketenagakerjaan

- Menyiapkan bahan pedoman pelaksanaan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan perempuan

- Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan pemberdayaan perempuan dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS, NAPZA

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pemberdayaan perempuan dalam rangka pelaksanaan penguatan kelembagaan di bidang pendidikan kesehatan dan ketenagakerjaan

- Menyiapkan bahan pemberian bimbingan, motivasi dan petunjuk dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

2. Sub Bidang Peranserta Perempuan, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait dalam rangka peningkatan peran perempuan di bidang ekonomi, sosial budaya, politik, hukum dan lingkungan hidup

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan pelaksanaan dalam rangka peningkatan peran serta perempuan di bidang ekonomi, sosial budaya, politik, hukum dan lingkungan hidup

- Menyiapkan bahan analisis dan kajian peran serta perempuan

- Menyiapkan bahan pelaksanaan peningkatan produktivitas ekonomi perempuan - Menyiapkan bahan pelaksanaan peningkatan peran perempuan dalam

pengambilan keputusan

(17)

BIDANG KELUARGA BERENCANA

1. Tugas Pokok:

a. Merencanakan, melaksanakan dan koordinasi program dan kegiatan di Bidang Keluarga Berencana.

2. Fungsi :

a. Melaksanakan perumusan kebijakan di Bidang Keluarga Berencana ; b. Melaksanakan dan memfasilitasi program kegiatan Keluarga Berencana ; c. Melaksanakan dan memfasilitasi sarana , prasarana Keluarga Berencana ; d. Melaksanakan sosialisai pengendalian pertumbuhan ;

e. Melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan tentang Keluarga Berencana ;

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Bidang Keluarga Berencana, terdiri atas :

1. Sub Bidang Pengendalian Pertumbuhan Penduduk, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan fasilitasi pengendalian pertumbuhan penduduk

- Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi program dan kegiatan pengendalian pertumbuhan penduduk

- Menyiapkan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengendalian pertumbuhan penduduk

- Menyiapkan bahan sosialisasi pengendalian pertumbuhan penduduk - Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. 2. Sub Bidang Sarana dan Prasarana, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan fasilitasi di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana

- Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pengkajian kebutuhan di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pembinaan dan supervisi di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana

- Menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring, pemantauan, evaluasi pelaksanaan pengembangan di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana

(18)

 KONDISI KEPEGAWAIAN

Jumlah Personil Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Propinsi Jawa Timur Tahun 2014 sebanyak 86 orang yang terdiri dari :

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Jenis Pendidikan

di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur

No. Pendidikan Jenis Satuan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. S 3 Orang 0 1 1 2. S 2 Orang 10 11 21 3. S 1 Orang 15 14 29 4. D 3 Orang 1 3 4 5. SLTA Orang 22 7 29 6. SLTP Orang 2 0 2 Jumlah Orang 50 36 86

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Provinsi Jawa Timur

No. Golongan Satuan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. IV / d Orang 0 1 1 2. IV / c Orang 0 0 0 3. IV / b Orang 2 3 5 4. IV / a Orang 4 7 11 5. III / d Orang 9 6 15 6. III / c Orang 5 2 7

No Golongan Satuan Laki-Laki Perempuan Jumlah

7. III / b Orang 5 5 10

8. III / a Orang 2 5 7

9. II / d Orang 2 1 3

(19)

11. II / b Orang 1 1 2

12. II / a Orang 0 0 0

13. Tenaga Kontrak Orang 18 4 22

Jumlah Orang 50 36 86

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Jabatan

di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur

No. Jabatan Satuan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Eselon II Orang 0 1 1

2. Eselon III Orang 2 3 5

3. Eselon IV Orang 4 7 11

4. Staf Orang 26 21 69

5. Tenaga Kontrak Orang 18 4 22

Jumlah Orang 50 36 86

SISTEMATIKA LAPORAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini memberikan penjelasan mengenai pertanggung jawaban kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur dalam mencapai tujuan/sasaran strategis selama tahun 2014. Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur berpedoman Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, Pada bab ini disajikan penjelaskan umum organisasi serta

permasalahan utama yang sedang dihadapi Organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategi organisasi tentang Latar Belakang, Kedudukan , Tugas Pokok dan Fungsi, Aspek Strategis, Struktur Organisasi serta Sistematika Penyajian.

(20)

BAB II PERENCANAAN KINERJA, menjelaskan secara ringkas dokumen perjanjian

kinerja yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis Tahun 2009 - 2014.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA, menjelaskan terkait dengan capaian kinerja

organisasi, untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategi tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Membandingkan anatara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakir;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standart nasional (jika Ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;

6. Analisis atau efisiensi penggunaan sumber daya;

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian perjanjian kinerja.

BAB IV PENUTUP, menjelaskan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi

serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

LAMPIRAN, mencantumkan Dokumen Perjanjian Kinerja, Matriks Rencana Strategis

2009-2014, Indikator Kinerja Utama (IKU), Dokumen Pengukuran Kinerja 2009 – 2014, serta Foto Penghargaan Nasional yang diterima.

(21)

2.1 RENCANA STRATEGI DAN RENCANA KINERJA

 VISI

Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Mewujudkan Keluarga Kecil sejahtera yang Handal, Berakhlak Mulia, dan Berbudaya.

 MISI

1. Memperkuat kelembagaan yang mendukung pengarusutamaan gender dan anak melalui :

- Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kesetaraan Gender ;

- Tersedianya data base terpilah tentang kesetaraan dan keadilan Gender, Pemberdayaan Perempuan serta Keluarga Berencana.

2. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak melalui :

- Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan, sosial, politik, hukum dan lingkungan hidup.

- Mencegah dan meminimalkan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak serta perdagangan orang ;

- Mewujudkan anak sehat, tumbuh dan berkembang secara optimal, cerdas, ceria, berpartisipasi aktif sesuai usianya melalui Kab/Kota Layak Anak (KLA).

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program Keluarga Berencana melalui :

- Tersedianya alat kontrasepsi dan pelayanan KB yang responsif gender; - Simulasi KB Responsif Gender;

(22)

TUJUAN

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Adapun Tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Pemberdayaan Perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki;

2. Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai tindak kekerasan dan perdagangan orang;

3. Terwujudnya Program Keluarga Berencana yang Responsif Gender.

Hubungan antara Misi dan Tujuan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur dapat dijelaskan pada matriks di bawah ini.

Tabel 2.1 Matriks Hubungan Antara Visi, Misi dan Tujuan

 SASARAN

Sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2009 – 2014), dapat dirumuskan yaitu :

VISI MISI TUJUAN INDIKATOR

Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender, Pemberdaya an Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Mewujudkan Keluarga Kecil Sejahtera yang Handal, Berakhlak Mulia, dan Berbudaya 1. Memperkuat kelembagaan yang mendukung pengarusutamaan gender dan anak

1 Pemberdayaan Perempuan agar dapat mencapai

kemajuan yang setara dengan laki-laki

1 Rasio IPG (Indeks Pembangunan Gender) terhadap IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 2. Meningkatkan Kualitas Hidup Perempuan dan Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak

2 Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai tindak kekerasan dan perdagangan orang

1 Persentase Pengaduan Korban Kasus KDRT, Non KDRT dan Trafiking yang diselesaikan oleh Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap Program Keluarga Berencana 3 Terwujudnya Program Keluarga Berencana yang Responsif Gender

1 Persentase Pasangan Usia Subur yang Mengikuti Program KB di BPPKB

(23)

1. Sasaran-1 adalah Menurunnya Kesenjangan Pencapaian Pembangunan antara Perempuan dan Laki-laki.

2. Sasaran-2 adalah Meningkatnya kualitas penanganan dan pelayanan kasus kekerasan dan trafiking terhadap perempuan dan anak.

3. Sasaran-3 adalah Pelayanan Keluarga Berencana yang Responsif Gender. Adapun hubungan antara Tujuan dan Sasaran Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur dapat dijelaskan pada matriks di bawah ini.

Tabel 2.2 Matriks Hubungan Antara Tujuan dan Sasaran

TUJUAN SASARAN

Uraian Indikator Uraian Indikator

1 Pemberdayaan

Perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki

Rasio IPG (Indeks Pembangunan Gender) terhadap IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 1 Menurunnya Kesenjangan Pencapaian Pembangunan antara Perempuan dan Laki-laki Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 2 Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai Tindak Kekerasan dan Perdagangan Orang Persentase Pengaduan Korban Kasus KDRT, Non KDRT, dan Trafiking yang

diselesaikan oleh Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 2 Meningkatnya kualitas Penanganan dan pelayanan Kasus Kekerasan dan Trafiking terhadap Perempuan dan Anak - Persentase Pengaduan Korban Kasus KDRT, Non KDRT, dan Trafiking yang diselesaikan oleh Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) - Indek Kepuasan

Masyarakat pada Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 3 Terwujudnya Program Keluarga Berencana yang Responsif Gender Persentase Pasangan Usia Subur yang Mengikuti Program KB di BPPKB 3 Pelayanan Keluarga Berencana yang Responsif Gender

Persentase Pasangan Usia Subur yang Mengikuti Program KB di BPPKB

 PROGRAM DAN KEGIATAN

Berbagai program dan kegiatan yang mendukung Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut : 1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

1.1 Kegiatan Pengembangan Sistem Pendataan Dinamika Gender, dengan sub kegiatan :

a. Penyusunan Data dan Informasi di BPPKB Prov. Jatim sebagai Penunjang Pusat Data Prov. Jatim;

b. Penyusunan Buku Pembangunan Manusia Berbasis Gender c. Penyusunan Buku Profil Anak;

(24)

e. Workshop Pengelolaan Data Terpilah Gender dan Anak; f. Pengelolaan Web Site BPPKB Prov Jatim.

1.2. Kegiatan Penguatan dan Pengembangan Jaringan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Anak (PUA), dengan sub kegiatan :

a. Pendampingan Penyusunan PPRG di 4 Bakorwil dan SKPD Prov. Jatim; b. Fasilitasi Pengembangan Menuju KLA;

c. Fasilitasi Bina Keluarga Setara Bidang PUG; d. Evaluasi Pelaksanaan PUG dan PUHA;

e. Pemetaan Potensi Organisasi dan Lembaga Masyarakat yang berperan dalam Pemberdayaan Perempuan.

2. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

2.1. Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Peran Perempuan dalam rangka Pemberdayaan Perempuan, dengan sub kegiatan :

a. Sosialisasi dan Advokasi Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan; b. Bimbingan Manajemen Usaha bagi Perempuan Kepala Keluarga dan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dalam Mengelola Usaha; 2.2. Kegiatan Sosialisasi dan Pelaksanaan Lomba Gerakan Sayang Ibu (GSI),

dengan sub kegiatan :

a. Sosialisasi Pemahaman Pentingnya Air Susu Ibu (ASI) b. Kab/Kota yang dievaluasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) c. Pemahaman Pedum Gerakan Sayang Ibu (GSI)

2.3. Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Perempuan menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS), dengan sub kegiatan :

a. Penyusunan Pedum Pemberdayaan Perempuan Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS).

b. Evaluasi Pelaksana Terbaik P2WKSS

2.4. Kegiatan Peningkatan Upaya Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai Tindak Kekerasan dan Perdagangan Orang, dengan sub kegiatan : a. Fasilitasi Perlindungan Anak di Taman Posyandu

b. Evaluasi dan Sinkronisasi Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

c. Forum Koordinasi terkait Penanganan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (Gugus Tugas) Tingkat Provinsi.

d. Fasilitasi Advokasi Pelayanan Kinerja P2TP2A di 3 Kab/Kota

e. Fasilitasi Validasi Data Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Jatim

f. Hibah Pelayanan Korban Tindak Kekerasan dan Perdagangan Orang Pada Pusat Pelayanan Terpadu Prov. Jawa Timur

2.5. Kegiatan Pelaksanaan Forum Anak dan Lokakarya Pengukuran Capaian Indikator Kota Layak Anak

a. Pelaksanaan Forum Anak Provinsi Jawa Timur b. Peringatan Hari Anak Nasional

(25)

c. Penyusunan Pergub tentang Sistem Penyelenggaraan Perlindungan Anak

d. Lokakarya Pengukuran Capaian Indikator Kota Layak Anak 3. Program Keluarga Berencana didukung oleh kegiatan sebagai berikut :

3.1. Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Program KB dan Kesehatan Reproduksi yang Berkualitas, dengan sub kegiatan :

a. Orientasi Konseling Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK) bagi tenaga PLKB

b. Orientasi Reproduksi Health Cost bagi SKPD KB Kab/Kota c. Penyusunan Pergub Keluarga Berencana

d. Penyuluhan Penanggulangan Narkoba dan PMS bagi anak dan remaja 3.2. Kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi tentang Program Keluarga Berencana,

dengan sub kegiatan :

a. Sosialisasi Upaya Pendewasaan Usia Pernikahan b. Evaluasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Program KB c. Lomba KB Award

d. Bantuan keuangan untuk pengadaan alat kontrasepsi KB untuk Kabupaten/Kota

2.2 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

Adapun Rencana Kinerja Tahun 2014 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur

Tujuan Sasaran Indikator Target

1 Pemberdayaan Perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki

1 Menurunnya kesenjangan pencapaian

pembangunan antara perempuan dan laki-laki 1 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 67,80 2 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 70.50 2 Perlindungan

Perempuan dan Anak dari berbagai tindak kekerasan dan perdagangan orang 2 Meningkatnya kualitas penanganan dan pelayanan kasus kekerasan dan trafiking terhadap perempuan dan anak

1 Persentase Pengaduan Korban Kasus KDRT, Non KDRT, dan Trafiking yang Diselesaikan oleh Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 100% 2 Indek Kepuasan Masyarakat pada Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 85.00

(26)

3 Terwujudnya Program Keluarga Berencana yang Responsif Gender 3 Pelayanan Keluarga Berencana yang Responsif Gender 1 Persentase Pasangan Usia Subur yang Mengikuti Program KB di BPPKB 0,016% 1279 Akseptor

2.3 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014

Rencana Kinerja Tahunan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 yang telah dibuat untuk melaksanakan kegiatan, program dan sasaran di tahun 2014 menjadi tumpuan bagi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur untuk mewujudkan kinerja Output ataupun Outcome yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 berdasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Perjanjian Kinerja dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil dalam rentang waktu satu tahun. Perjanjian Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 dijadikan acuan untuk mengukur Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 dan melaporkannnya dalam LAKIP.

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur telah membuat Perjanjian Kinerja Tahun 2014, sebagai berikut :

Tabel 2.4 Matriks Perjanjian Kinerja Tahun 2014

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target Program/Kegiatan Anggaran

1. Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki Indeks Pembangunan Gender Indeks Pemberdayaan Gender 67,80 70,50 Program Penguatan Kelembagaan

Pengarusutamaan Gender dan Anak

Kegiatan :

- Pengembangan Sistem Pendataan Dinamika Gender

- Penguatan dan Pengembangan Jaringan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Anak (PUA)

Rp. 2.276.728.500

Rp. 805.922.000

(27)

Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

Kegiatan :

- Fasiitasi Peningkatan Peran Perempuan dalam rangka Pemberdayaan Perempuan

- Sosialisasi dan Pelaksanaan Lomba Gerakan Sayang Ibu (GSI)

- Fasilitasi Pemberdayaan Perempuan menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) - Koordinasi Sinkronisasi Program

BPPKB

- Penyusunan Program Kerja BPPKB

Rp. 3.074.000.000 Rp. 945.020.000 Rp. 717.480.000 Rp. 470.000.000 Rp. 239.900.000 Rp. 711.700.000 2. Meningkatnya kualitas Penanganan dan pelayanan kasus Kekerasan dan Trafiking terhadap Perempuan dan Anak - Persentase Pengaduan Korban kasus KDRT, Non KDRT dan trafiking yang diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim - Indek Kepuasan Masyarakat pada Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 100 % 85.00

Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

Kegiatan :

- Peningkatan Upaya Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai Tindak Kekerasan dan Perdagangan Orang

- Pelaksanaan Forum Anak dan Lokakarya Pengukuran Capaian Indikator Kota Layak Anak - Penyaluran Dana Hibah untuk

Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Rp. 3.432.500.000 Rp. 1.338.060.000 Rp. 1.494.440.000 Rp. 600.000.000 3. Pelayanan Keluarga Berencana yang Responsif Gender - Persentase Pasangan Usia Subur yang Mengikuti Program KB di BPPKB 0,016 % 1.279 Akseptor

Program Keluarga Berencana

Kegiatan :

- Peningkatan dan Pengembangan Program KB dan Kesehatan Reproduksi yang berkualitas - Sosialisasi dan Fasilitasi tentang

Program Keluarga Berencana - Bantuan keuangan untuk

pengadaan alat kontrasepsi KB untuk Kabupaten/Kota

Rp. 2.232.500.000

Rp. 1.453.505.800

Rp. 778.994.200 Rp. 416.000.000

(28)

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP merupakan perwujudan dari pelaksanaan kewajiban Pemerintah dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan kinerja pelayanan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat sesuai misi dan Rencana Stratejik. Keberhasilan/kegagalan kinerja tersebut diukur berdasarkan pencapaian sasaran stratejik yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan (goal) serta visi/misi yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.

Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggungjawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat.

Selanjutnya, pemaknaan dari capaian nilai kinerja dibagi berdasarkan klasifikasi berikut :

SKALA PENILAIAN

SKALA NILAI KATEGORI PENILAIAN

>100 Sangat Baik

80 > 100 Baik

> 55 – 80 Sedang

< 55 Kurang

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis sesuai dengan hasil pengukuran kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur.

Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut, dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :

(29)

Sasaran Strategis 1

Menurunnya Kesenjangan Pencapaian Pembangunan antara Perempuan dan Laki-laki

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

% Kategori

1. Indeks Pembangunan

Gender (IPG) 67,80 (estimasi 68.53 sementara)

101.08% Sangat Baik

2. Indeks Pemberdayaan

Gender (IDG) 70,50 (estimasi 71.56 sementara)

101.50% Sangat Baik

1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) dengan target 67,80 realisasi capaian sementara sebesar 68.53 Capaian kinerja kategori sangat baik yaitu 101,08%; 2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), dengan target 70,50 realisasi capaian

sementara sebesar 71.56 atau capaian kinerja sangat baik yaitu sebesar 101,50%.

Sasaran Strategis 2

Meningkatnya Kualitas Penanganan dan Pelayanan Kasus Kekerasan dan Trafiking terhadap Perempuan dan Anak

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

% Kategori

- Persentase Pengaduan korban Kasus KDRT, Non KDRT dan Trafiking yang diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim

100 % 100 % 100% baik

- Indek Kepuasan

Masyarakat pada Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim

85.00 84.68 99.62 % baik

Target Persentase Pengaduan Korban Kasus KDRT, non KDRT, Trafiking yang diselesaikan oleh Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi Jawa Timur sebesar 100 %, realisasi 100 % yaitu dengan cara membandingkan jumlah pengaduan korban yang diselesaikan oleh PPT dengan jumlah korban yang melapor ke PPT untuk capaian kinerja tercapai dengan baik yaitu sebesar 100 %. Dan Target Indeks Kepuasan Masyarakat pada Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim sebesar 85.00 dengan realisasi mencapai 84,68 atau sebesar 99,62 % ini menunjukkan bahwa kinerja PPT Prov. Jatim termasuk dalam kategori baik.

(30)

Sasaran Strategis 3

Pelayanan Keluarga Berencana yang Responsif Gender

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

% Kategori

1. Persentase Pasangan Usia Subur yang Mengikuti Program KB di BPPKB 0,016 % 1.279 Akseptor 0.013% (1.031) Akseptor 81.25 % Baik

Target Persentase Pasangan Usia Subur yang Mengikuti Program KB di BPPKB 0,016 % terhadap 1.279 Akseptor, realisasi pencapaian sebesar 0.013 % (1.031 Akseptor) atau 81.25%. Hal ini disebabkan ada perubahan kebijakan dari Pusat ke Provinsi hingga Daerah untuk menggalakkan program metode kontrasepsi jangka panjang yang lebih efektif dan efisien baik untuk umum maupun KB pascapersalinan. Sehingga 1.031 akseptor KB yang terlayani adalah akseptor KB peserta MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang).

Membandingkan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan

tahun lalu, beberapa tahun terakhir sesuai dokumen perencanaan strategis

Sasaran Strategis 1 : Menurunnya Kesenjangan Pencapaian Pembangunan

antara Perempuan dan Laki-laki. Tabel 1

Realisasi IPG dan IGD antara tahun 2009 - 2014 sebagai berikut :

Sumber data : dari BPS Prov. Jatim angka masih sangat sementara

TUJUAN 1 STRATEGIS 1 SASARAN INDIKATOR KINERJA

TARGET REALISASI CAPAIAN TAHUN 2013

Tahun

2014 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 67,85 1. Pemberda yaan Perem puan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki 1. Menurunnya Kesenjangan Pencapaian Pembangu nan Antara Perempuan dan Laki-laki 1 Indeks Pembangu nan Gender (IPG) 67,80 63,48 65,11 65,61 66,56 68.53 = 68.53 x 100% % = 67,78 101,08 2 Indeks Pemberda yaan Gender (IDG) 70,50 60,26 67,91 68,62 69,29 70.77 71.56 = 71.56 x100% = 70,50 101,50 %

(31)

Analisis dan Evaluasi Kinerja Tahun 2014

Dari tabel 1 diatas dapat digambarkan bahwa Indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG) Pada tahun 2009 capaiannya adalah 63,48 , sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 65,11 atau naik sebesar 2,56 persen, kemudian pada tahun 2011 kembali meningkat menjadi 65,61 atau naik sebesar 0,76 persen. Pada tahun 2012 capaiannya meningkat menjadi 66,56 atau naik sebesar 1,45 persen, kemudian pada tahun 2013 capaiannya kembali meningkat sebesar 67,85 atau naik sebesar 1,29 persen dibandingkan capaian Tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 67,80 dan capaiannya sebesar 68.53 naik 0.68 % dibanding capaian tahun 2013.

Indikator Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Pada tahun 2009 capaiannya adalah 60,26, sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 67,91 atau naik sebesar 12,69 persen, kemudian pada tahun 2011 capaiannya kembali meningkat menjadi 68,62 atau naik sebesar 0.71% dari capaian tahun 2010. Pada tahun 2012 capaiannya sebesar 69,29 naik sebesar 0,67 persen dibandingkan capaian tahun 2011. Kemudian pada tahun 2013 capaiannya sebesar 70.77 naik sebesar 1.48% dari capaian tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 70,50 dan capaian sementara sebesar 71.56 naik 0.79% dari capaian tahun 2013.

Tabel 2

Tabel Pembanding antara IPM, IPG dan IDG tahun 2009 – 2014 Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Jawa Tengah

TAHUN IPM IPG IDG

Jatim Jateng Jatim Jateng Jatim Jateng

2009 71,06 72,10 63.48 65,03 60,26 59,96 2010 71.62 72,49 65.11 65,79 67,91 67,96 2011 72,18 72,94 65.61 66,45 68,62 68,99 2012 72,83 73,36 66,56 66,80 69,29 70,66 2013 73,54 74.05 67,85 - 70.77 - 2014 68.53 71.56

Angka sementara Angka sementara

Sumber Data : data IPM, IPG dan IDG dari BPS Prov. Jatim

Dari tabel 2 diatas dapat digambarkan bahwa Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 mencapai angka 73.54 (data tahun 2013) Angka tersebut merupakan angka dibawah Provinsi Jawa Tengah yaitu mencapai 74.05 (Data tahun 2013) . Angka IPM untuk provinsi Jawa Timur masih diatas rata-rata angka IPM Nasional yaitu 73.54.

Secara umum pencapaian pembangunan gender di Jawa Timur dari waktu ke waktu memperlihatkan perkembangan yang semakin membaik. Hal ini dapat

(32)

diindikasikan dengan adanya peningkatan IPG dan IDG selama kurun waktu 2009 - 2014. Namun perlu diperhatikan bahwa peningkatan IPG dan IDG dalam kurun waktu tersebut belum memberikan gambaran yang menggembirakan apabila dilihat dari kerangka pencapaian persamaan status dan kedudukan menuju kesetaraan gender. Apabila dibandingkan antara IPM dan IPG selama kurun waktu tersebut masih belum mampu mengurangi jarak secara nyata dalam pencapaian kapabilitas dasar antara laki-laki dan perempuan. Gap antara IPM dan IPG masih terlihat tetap dan cenderung tidak berubah dari besarannya, meskipun IPG memperlihatkan perkembangan yang selalu meningkat.

Untuk mengurangi Gap tersebut, diperlukan upaya-upaya yang lebih serius dalam meningkatkan kapabilitas dasar baik laki-laki dan perempuan melalui berbagai kebijakan dan program pembangunan diberbagai bidang kehidupan. Program-program dan kegiatan untuk meningkatkan capaian IPG yang berpihak kepada kaum perempuan terus dilakukan oleh BPPKB Provinsi Jawa Timur antara lain :

a) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas, status, posisi, dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki. Keberhasilan program tersebut didukung oleh melalui kegiatan sebagai berikut :

1. Fasilitasi Peningkatan Peran Perempuan dalam rangka Pemberdayaan Perempuan dengan kegiatan :

- Bimbingan manajemen usaha bagi perempuan kepala keluarga dan korban kekerasan dalam mengelola usaha yang bertujuan memberikan kesempatan pada perempuan agar dapat memanfaatkan potensi diri dan sumber daya yang ada di sekitarnya, menumbuhkan kemandirian serta kesetaraan dalam berwirausaha.

- Sosialisasi dan advokasi kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi, meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dan menjamin hak-hak anak keluarga tenaga kerja perempuan. 2. Meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya Air Susu Ibu (ASI)

bagi bayi/anak dalam rangka meningkatkan SDM unggul, khususnya dalam rangka ASI Eksklusif;

3. Sosialisasi dan Pelaksanaan Lomba Gerakan Sayang Ibu (GSI) dengan hasil meningkatnya pengetahuan, wawasan tentang GSI bagi penyelenggaraan terkait Gerakan Sayang Ibu didaerah dalam upaya

(33)

penurunan AKI dan AKB melalui peningkatan kualitas hidup perempuan sebanyak 280 orang.

Pelaksanaan Lomba Gerakan Sayang Ibu (GSI) di 38 Kab/Kota menghasilkan 3 (tiga)nominator pelaksana terbaik yaitu :

- Pelaksana terbaik I : Kec. Malo, Kab. Bojonegoro; - Pelaksana terbaik II : Kec. Karangjati, Kab. Ngawi; - Pelaksana terbaik III : Kec. Donomulyo, Kab. Malang.

4. Fasilitasi Pemberdayaan Perempuan menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) dengan hasil Meningkatnya Peranan Perempuan dalam upaya menciptakan lingkungan Desa/Kelurahan Sehat dan Sejahtera melalui berbagai bidang pembangunan antara lain Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, Hukum dan HAM, Pertanian dll untuk perempuan di desa miskin yang ada di 38 Kab/Kota. serta memberikan penghargaan kepada para pelaksana program terpadu P2WKSS untuk mendorong dan meningkatkan semangat pembangunan di daerah.

Menghasilkan 3 (tiga) nominator pelaksana terbaik, yaitu :

- Pelaksana terbaik I : Ds. Sumberejo, Kec. Gedangan, Kab. Malang.

- Pelaksana terbaik II : Kel. Kanigoro, Kec. Kareharjo, Kota Madiun. - Pelaksana terbaik III : Ds. Mlaten, Kec. Kalitidu, Kab. Bojonegoro. 5. Koordinasi dan Sinkronisasi Program Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana hasil yang diharapkan terkoordinasinya dan tersinkronisasinya program kegiatan yang ada di BPPKB Prov. Jatim dan BPPKB Kab/Kota.

b) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak. bertujuan meningkatkan koordinasi dan sinergitas program kegiatan jejaring kelembagaan pemberdayaan perempuan dengan Kab/Kota se Jawa Timur melalui perencanaan, penganggaran yang responsive gender atas kebijakan pembangunan pengarusutamaan gender program tersebut dicapai melalui kegiatan sebagai berikut :

1. Pengembangan Sistem Pendataan Dinamika Gender :

- Penyusunan Data Terpilah Gender dan Anak Jawa Timur

- Pendistribusian 100 (seratus) buah buku Statistik Gender 100 (seratus) buah buku Profil Anak dan 100 (seratus) buah buku Indeks Pembangunan manusia berbasis gender ke 61 SKPD Provinsi dan 38 BPPKB Kab/Kota se Jatim dalam rangka percepatan pelaksanaan PUG di Kab/Kota se Jatim.

(34)

2. Penguatan dan Pengembangan Jaringan Pengarusutamaan Gender dan Pengarusutamaan Anak :

- Penyusunan naskah akademik RAPERDA Kesetaraan Gender

- Penyusunan dokumen Anggaran Responsif Gender (ARG) SKPD Provinsi dalam rangka percepatan pelaksanaan pengausutamaan gender dan anak

- Meningkatkan pengetahuan peserta Bina Keluarga Setara dalam rangka menyelesaikan masalah keluarga serta bagaimana mewujudkan keadilan dan kesetraan gender.

Permasalahan dan Upaya Pemecahan : Permasalahan :

1. Lemahnya Kelembagaan dan Jaringan Pengarusutamaan Gender dan anak di Provinsi dan Kabuaten/Kota, terutama perihal belum seluruh para pimpinan pengambil kebijakan berkomitmen untuk melaksanakan perencanaan dan pengaanggaran yang responsif Gender dan anak kedalam dokumen pelaksanaan pembangunan daerah.

2. Belum optimalnya SDM Pengelolaan Data Terpilah Gender dan anak Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam penyediaan dan Sitematis dan Berkala.

3. Pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu (GSI) di daerah belum maksimal karena kondisi dan lingkungan pada masing-masing daerah tidak sama.

Upaya Pemecahan masalah :

1. Provinsi melakukan pendampingan pada Kabupaten/Kota dalam penyusunan program kegiatan pembangunan yang responsif gender, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, penganggaran, pemantauan hingga evaluasi .

2. Meningkatkan kapasitas SDM Pengelola Data Terpilah Gender dan Anak di daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) dengan kegiatan Workshop Pengelolaan Data Terpilah Gender dan Anak.

3. Mengkoordinasikan semua unsur sehingga dapat tertampung dan terkondisi untuk keberlangsungan dan keberhasilan pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu (GSI) pada tahun-tahun mendatang;

4. Mengoptimalkan kegiatan Pemberdayaan Perempuan Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) di daerah yang didukung oleh Badan/Dinas/Instansi terkait.

(35)

Penghargaan :

Untuk penghargaan tingkat Nasional pada Tahun 2014 Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerima penghargaan ANUGERAH PARAHITA EKAPRAYA bidang Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak dari Presiden RI yang ke-9 (sembilan) kalinya dengan Kategori MENTOR.

Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya kualitas penanganan dan pelayanan kasus

kekerasan dan trafiking terhadap perempuan dan anak

Sumber Data : PPT Prov. Jatim

Persentase korban kasus kekerasan dan perdagangan orang selama kurun waktu 6 (enam) tahun 2009 - 2014 capaian yang mengadu, dan diselesaikan oleh Pusat Pelayanan Terpadu adalah 100 % data dapat dilihat pada tabel tersebut diatas.

Pada tahun 2009 target jumlah korban yang mengadu dan diselesaikan oleh PPT sebesar 100% atau sebanyak 379 orang, dari target tersebut semuanya dapat ditangani dan diselesaikan kasusnya sehingga capaian kinerja mencapai 100%. Pada tahun 2010 jumlah korban yang melapor sebanyak 324 orang atau mengalami penurunan, dari target semua kasusnya dapat terselesaikan atau capaian 100 %. Pada tahun 2011 jumlah korban yang terlayani dan diselesaikan kasusnya sebanyak 359 orang atau naik 35 orang dari capaian tahun 2012 , dari 359 kasus tersebut semuanya dapat diselesaikan dengan baik atau realisasi dari target sebesar 100%.

TUJUAN 2 STRATEGIS 2 SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN TAHUN 2014

Tahun

2014 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Perlindu ngan Perem puan dan Anak dari berbagai tindak kekerasan dan perdaga ngan orang Meningkatnya Kualitas Penanganan dan Pelayanan Kasus Kekerasan dan Trafiking terhadap Perempuan dan Anak 1 Persentase Pengaduan korban Kasus KDRT, Non KDRT dan Trafiking yang diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 100% 100% (jumlah korban yang ditangani sebanyak 379 orang) 100% (jumlah korban yang ditangani sebanyak 324 orang) 100% (jumlah korban yang ditangani sebanyak 359 orang) 100% (jumlah korban yang ditangani sebanyak 357 orang) 100% (jumlah korban yang ditangani sebanyak 399 orang) 100% (jumlah korban yang ditangani sebanyak 349 orang = = 100% 1 100% 100% x100% 2 Indek Kepuasan Masyarakat pada Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 85.00 - - - 79.05 84.38 84.68 = = 84.68 85.00 99.62% x100%

(36)

Pada tahun 2012 jumlah korban yang mengadu turun menjadi 357 orang jika dibanding dengan tahun 2011, realisasi penyelesaian sebesar 100%. Pada tahun 2013 jumlah korban meningkat menjadi 399 orang atau 42 orang, jika dibanding dengan tahun 2012, realisasi penyelesaian sebesar 100%. Pada Tahun 2014 jumlah korban yang mengadu turun menjadi 349 orang atau 50 orang, realisasi penyelesaian 100%. atau capaian kinerja baik sebesar 100%.

Peningkatan dan penurunan kasus kekerasan dan perdagangan perempuan dan anak biasanya dipengaruhi karena pertumbuhan kasus. Tapi bisa juga karena banyaknya korban yang sudah berani melapor, karena masyarakat sudah mulai memahami tentang bahaya serta dampak KDRT dan Trafiking, Sosialisasi berbagai produk hukum yang berkaitan dengan kasus KDRT, Non KDRT dan Traffiking juga terus dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya, dan untuk Penanganan Pelayanan korban yang melapor di Pusat Pelayanan Terpadu juga sudah dilayani dan ditangani sesuai dengan SPM. Capaian SPM Tahun 2014 adalah sebesar 100 %. Kedepan BPPKB berharap untuk korban kasus kekerasan dan perdagangan orang agar lebih berani lagi untuk melapor ke pihak yang berwenang, sehingga kasus-kasus tersebut akan lebih transparan dan dapat dimonitor oleh Pemerintah khususnya Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur melalui Pusat Pelayanan Terpadu.

Untuk pelayanan penanganan korban diukur dengan Indeks Kepuasan Masyarakat. Pada tahun 2012 IKM ditargetkan sebesar 80,00 terealisasi sebesar 79.05 capaian kinerjanya sebesar 98,81 %. sedangkan pada tahun 2013 target IKM sebesar 85.00 dan terealisasi sebesar 84.38. dengan capaian kinerja sebesar 99,27 %. Pada Tahun 2014 target IKM sebesar 85,00 dan terealisasi sebesar 84.68 (sangat baik) dengan capaian kinerja sebesar 99.62 %. Selama kurun waktu 2 (dua) tahun IKM di Pusat Pelayanan Terpadu mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kualitas penanganan dan pelayanan kasus kekerasan dan trafiking terhadap perempuan dan anak pada Pusat Pelayanan Terpadu Prov. Jawa Timur.

Indeks Kepuasan Masyarakat ini di nilai berdasarkan 14 (Sembilan) unsur penilaian yaitu :

1. Prosedur Pelayanan; 2. Persyaratan Pelayanan;

3. Kejelasan Petugas Pelayanan; 4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan; 5. Tanggungjawab Petugas Pelayanan; 6. Kemampuan Petugas Pelayanan;

(37)

7. Kecepatan Pelayanan;

8. Keadilan mendapatkan pelayanan; 9. Kesopanan dan Keramahan Petugas; 10. Kewajaran Biaya Pelayanan;

11. Kepastian Biaya Pelayanan; 12. Kepastian Jadwal Pelayanan; 13. Kenyamanan Lingkungan 14. Keamanan Pelayanan

Keberhasilan dalam rangka mencegah, mengurangi dan menyelesaikan berbagai kasus kekerasan dan perdagangan orang tidak terlepas dari Program Kegiatan yaitu :

Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak melalui kegiatan :

1. Peningkatan Upaya Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai Tindak Kekerasan dan Perdagangan Orang dengan :

- Menyusun Perda Perlindungan Anak sebagai payung hukum terhadap perlindungan anak;

- Mewujudkan Perlindungan Anak dalam Taman Posyandu;

- Sosialisasi Berbagai produk Hukum tentang Perlindungan Anak, KDRT, TPPO dan Pornografi.

2. Implementasi Rencana Aksi Daerah (RAD) tentang Kab/Kota Layak Anak di Prov. Jatim;

3. Pelaksanaan Forum Anak dan Lokakarya Pengukuran Capaian Indikator Kota Layak Anak dalam rangka :

 Pemilihan Delegasi Forum Anak Jatim yang akan mengikuti Forum Anak Nasional dalam rangka meningkatkan kualitas, peran (partisipasi) dan perlindungan anak;

 Meningkatkan kapasitas Tim Fasilitator Kab/Kota Layak Anak dalam memfasilitasi pengembangan KLA di Kab/Kota.

Permasalahan dan Upaya pemecahan masalah Permasalahan :

(38)

- 38 Kabupaten/Kota se Jawa Timur sudah memiliki Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, namun belum semuanya berfungsi secara optimal. Beberapa hal yang menjadi penyebab belum optimalnya fungsi PPT di Kabupaten/Kota adalah : (1) Masih minimnya sarana dan prasarana pelayanan korban, (2) SDM pengelola PPT banyak yang belum dilatih, (3) Masih minimnya alokasi anggaran terhadap penanganan kasus kekerasan di Kabupaten/Kota.

- Banyaknya materi-materi bermuatan pornografi yang membawa dampak buruk bagi masyarakat terutama generasi muda sehingga berpotensi terjadinya kekerasan seksual dan dekadensi moral di masyarakat.

- Belum maksimalnya pelaksanaan kesetaraan dan keadilan gender dari fungsi reproduksi (maternal) mengakibatkan perempuan bekerja mengalami kesulitan dalam pemberian ASI.

- Rendahnya komitmen dan pemahaman dari lintas sektor dan masyarakat umum tentang tindak kekerasan dan perdagangan orang.

- Kurangnya komitmen dan pemahaman dari Kab/Kota tentang hak-hak anak ataupun Konvensi Hak Anak (KHA) serta pembentukan forum anak di tingkat Kab/Kota.

- Pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu (GSI) di daerah belum maksimal karena kondisi dan lingkungan pada masing-masing daerah tidak sama.

- Masih kurangnya ketrampilan perempuan dalam meningkatkan usaha ekonomi poduktif ketrampilan.

- Masih kurangnya peranan perempuan untuk mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat sejahtera dan bahagia dalam pembangunan.

Upaya pemecahan masalah :

– Melakukan Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan tentang Perlindungan Anak, KDRT, TPPO dan Pornogafi secara rutin;

– Memberikan advokasi kepada pengelola PPT di Kabupaten/Kota; – Memberikan pelatihan kepada SDM pengelola PPT;

- Menginformasikan kepada dunia usaha, tempat kerja, fasilitas/sarana umum tentang pentingnya manfaat Air Susu Ibu (ASI) dan guna menyediakan tempat/ruang khusus untuk menyusui/memerah serta menyimpan ASI;

- Melakukan koordinasi secara intens terhadap instansi lintas sektor melalui implementasi program yang telah dituangkan dalam Rencana Aksi Daerah yang ada dalam Gugus Tugas Traficking dan Eksploitasi Seksual Anak (ESA);

Gambar

Tabel 2.2 Matriks Hubungan Antara Tujuan dan Sasaran
Tabel 2.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 Badan Pemberdayaan  Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur
Tabel 2.4 Matriks Perjanjian Kinerja Tahun 2014  Sasaran

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV SDN 03 Taman

Tampilannya mirip seperti game dari bahasa program Java, yang bisa dimainkan di handphone dan desktop sekarang ini.Seperti kita ketahui, pada setiap PC umumnya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan teknologi sistem informasi baru terhadap kinerja individu dalam perusahaan/organisasi terdukung dan hubungan kepercayaan

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Prasetyono &amp; Kompyurini (2007) ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung maupun

Perbedaan distribusi potongan karkas antara ternak kerbau dan sapi yang diberi perlakuan pakan adalah pada otot bagian belakang dan pengaruh interaksinya dapat

Dengan demikian, rata-rata class pada perangkat lunak ERP memiliki nilai DIT yang kecil di bawah nilai batas atas yang disarankan oleh RefactorIT, yaitu sebesar

Hal yang tepat jika gereja sudah saatnya untuk mempunyai keprihatinan yang mendalam terhadap fenomena ini, dimana keprihatinan ini tidak terletak kepada pandangan yang

Menu ini berfungsi bagi nasabah untuk melihat saham mana saja yang sedang mengalami kenaikan atau penurunan ( Gainer/Loser ) pada perdagangan hari ini atau