• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPARAN BADAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PADA RAKORBANGPUS DI BAPPENAS TGL SEPTEMBER 2002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PAPARAN BADAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PADA RAKORBANGPUS DI BAPPENAS TGL SEPTEMBER 2002"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PAPARAN

BADAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN DAN

PARIWISATA

PADA RAKORBANGPUS DI BAPPENAS

TGL 16 – 17 SEPTEMBER 2002

Sabagai acuan yang digunakan oleh BP BUDPAR dalam mengajukan usul program tahunan adalah Propenas 1999 – 2004 dan Kebijakan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Disamping itu BP BUDPAR memperhatikan pula dan menjadikan sebagai acuan amanat TAP MPR RI No. VI/MPR/2002 tentang Rekomendasi atas Laproan Pelaksanaan Putusan MPR-RI oleh Presiden pada Sidang Tahunan MPR-RI tahun 2002 khususnya butir 8 Bab Pembahasan yang antara lain merekomendasikan kepada Presiden : (1) Memberikan perhatian dan anggaran yang memadai terhadap pengembangan budaya dan pelestarian peninggalan sejarah; (2) Mengembangkan industri pariwisata yang terpadu dan profesional dengan menggalakkan promosi, baik di dalam maupun di luar negeri, serta menciptakan ketenteraman dan keamanan dalam negeri.

Berbagai obyek wisata budaya seperti candi, museum, galeri, upacara adat, bangunan tradisional perlu dlakukan pemerliharaan dan penataan termasuk melanjutkan pembangunan Museum Nasional, penataan situs Dieng, pemberdayaan masyarakat sekitar Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. Sedangkan untuk pengembangan dan pengenalan potensi budaya bangsa dilakukan pengiriman misi kebudayaan/kesenian ke luar negeri.

Keberadaan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor andalan pembangunan perekonomian nasional, merupakan peran yang sangat signifikan. Secara nasional sktor pariwisata sejak awal 1990-an sudah dicanangkan menjadi sumber devisa negara.

(2)

Bahkan pada tahun 1999, sektor pariwisata menjadi penghasil devisa nomor satu untuk sektor nonmigas, dengan jumlah USD 4,7 milyar. Pencapaian ini berada di atas garment (USD 3,8 milyar), dan tekstil (USD 3,4 milyar) serta hasil hutan/kayu (USD 2,2 milyar). Pada tahun 2001 , devisa yang diperoleh dari pariwisata sudah mencapai USD 5,748 milyar.

Dari perhitungan Neraca Satelit Pariwisata Nasional (NESPARNAS) yang dilakukan BPS, diketahui bahwa dampak ekonomi pariwisata tahun 2000, sektor pariwisata telah mampu menghasilkan devisa langsung sebesar Rp.55,16 trilyun serta pengeluaran wisatawan nusantara sebesar Rp 77,6 trilyun. Dampak terhadap lapangan kerja sebesar 7,36 juta kesempatan kerja atau 8,11 % dari lapangan kerja nasional sebesar 89,84 juta orang. Dampak terhadap penciptaan pajak tak langsung sebesar Rp 5,08 trilyun atau 8,29 % dari total pajak nasional sebesar Rp.61,30 trilyun.

Secara umum pariwisata telah menjadi industri sipil yang terpenting di dunia. Menurut Dewan Perjalanan dan Pariwisata Duni (World Travel and Tourism Council – WTTC). Pada tahun 1993 pariwisata merupakan industri terbesar di dunia dengan menghasilkan pendapatan dunia lebih dari USD 3,5 trilyun atau 6% dari pendapatan kotor dunia. Pariwisata merupakan industri yang lebih besar dari industri kendaraan, baja, elektronik maupun pertanian. Industri pariwisata mempekerjakan 127 juta pekerja (satu dalam 15 pekerja dunia). Secara keseluruhan industri pariwisata diharapkan miningkat dua kali pada tahun 2005 (WTTC,1992).

Dalam rencana anggaran pembangunan bidang kebudayaan dan pariwisata yang termasuk program kunci dalam Rakorbangpus mencakup program penanggulangan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pengembangan kebudayaan dan pariwisata pada hakekatnya bertumpu pada keutuhan, keaslian, dan kelokalan sumber daya yang ada (alam dan budaya) serta berorientasi pada pelayanan yang berkaulitas dan berdaya saing tinggi. Filosofi pembangunan kepariwisataan menganut konsep pembangunan yang berkelanjutan,

(3)

pelestarian lingkungan alam dan budaya, peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui konsep paritisipasi masyarakat. Pengembangan pariwisata yang berorientasi dan berlandaskan pada filosofi tersebut diatas antara lain adalah model pengembangan ekowisata dan desa wisata. Yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja BP BUDPAR memprogramkan untuk memfasilitasi mengembangkan antara lain desa wisata di Sragen, Dieng, dan Kepulauan Seribu.

Pembangunan nasional pada dasarnya merupakan usaha untuk peningkatan kualitas sumber daya termasuk sumber daya manusia secara berkelanjutan dengan memperhatikan kemampuan nasional, memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tantangan perkembangan global. Peningkatan kualitas SDM Bidang Kebudayaan dan Pariwisata dilakukan melalui pengembangan SDM di lingkungan unsur pemerintah/aparatur negara maupun SDM pelaku industri/pengelola/masyarakat. Untuk mendukung hal ini, pembangunan kebudayaan nasional diarahkan pada upaya peningkatan revitalisasi dan reinterpretasi nilai-nilai budaya melalui berbagai jalur sehingga menghasilkan manusia yang memiliki ketahanan budaya dalam menghadapi pengaruh perkembangan global. Selain itu, pemahaman terhadap kemajemukan budaya perlu ditingkatkan melalui dialog antar budaya yang bertujuan untuk membentuk sikap saling mengenal dan saling memahami diantara kelompok budaya yang berbeda sehingga tercipta masyarakat yang toleran terhadap kemajemukan.

Sejak adanya reformasi, orientasi pembangunan kebudayaan dan pariwisata mengubah peran pemerintah yang semula merangkap sebagai pelaksana menjadi hanya sebagai fasilitator. Tugas dan fungsi serta tanggungjawab pemerintah dalam memajukan kebudayaan dan pariwisata lebih bersifat “steering” sedangkan tugas-tugas pelaksanaan diserahkan kepada masyarakat, oleh karena itu, peningkatan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata tidak hanya diarahkan agar lebih profesional (be professional), tetapi juga memiliki jiwa kewirausahaan (be enterpreneural). Dengan

(4)

kata lain, selain menjadi tenaga ahli dibidangnya, juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan, melestarikan, dan memanfaatkan kebudayaan serta memfasilitasi pengembangan pariwisata untuk masyarakat.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM bidang kebudayaan dan pariwisata, adalah dengan melaksanakan :

1. Penataran Tenaga Teknis Kebudayaan

2. Pemberian Bantuan Pendidikan untuk PNS yang melanjutkan pendidikannya ke program S2 dan S3.

3. Pengembangan SDM Pariwisata

4. Penyediaan sarana pendidikan untuk STP Bandung, STP Bali, AKPAR Medan, dan AKPAR Makassar.

5. Peningkatan Kapasitas SDM Bidang Kebudayaan dan Pariwisata.

I. PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA.

Untuk tahun 2003 BP BUDPAR akan mengembankan proyek rintisan di 3 lokasi desa wisata di Sragen, Dieng, dan Kepulauan Seribu dan memberikan bantuan pembinaan bagi usaha kecil dan menengah, penyuluhan tentang pengemasan tentang produk pariwisata dan cara memasarkannya. Melalui bantuan tersebut diaharapkan akan berdampak luas bukan saja pada pelestarian alam dan budaya tetapi juga dapat menggerakkan ekonomi setempat yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dengan adanya perluasan kesempatan kerja dan berusaha. Sehingga secara lebih luas lagi dapat mendukung dalam menanggulangi kemiskinan. Dana untuk program ini dianggarkan sebesar Rp. 700 juta..

(5)

II. PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

Perencanaan kegiatan Penataran Tenaga Teknis Kebudayaan dan Pemberian Bantuan Pendidikan Program S2 dan S3 tahun 2003, pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kualitas SDM kebudayaan yang merupakan bagian dari program Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan.

Dalam tahun 2003, Program Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan sebagian dananya sebesar Rp. 900 juta direncanakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang kebudayaan, antara lain meliputi ;

1. Penataran Tenaga Teknis Sejarah , 30 Orang

2. Penataran Tenaga Teknis Kepurbakalaan, 30 Orang 3. Penataran Tenaga Teknis Kesenian , 30 Orang

4. Penataran Tenaga Teknis Tradisi dan Kepercayaan, 30 Orang 5. Penataran Tenaga Teknis Permuseuman , 30 Orang

6. Pemberian Bea Siswa / Bantuan Pendidikan Program S2 = 18 Orang dan S3 = 2 Orang

Pengalokasian anggaran sebesar Rp. 900 juta untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di bidang kebudayaan masih terlalu kecil, bila dibandingan dengan jumlah seluruh PNS yang menangani kebudayaan. Adapun peserta Penataran Tenaga Teknis Kebudayaan tahun 2003 berasal dari Unit Kerja Pusat dan Daerah, antara lain sebagai berikut :

1. Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala 2. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional 3. Balai Arkeologi

(6)

4. Museum Benteng Yogyakarta

5. Balai Studi Konservasi Candi Borobudur 6. Direktorat dan Pusat

7. Galeri Nasional

8. Museum Perumusan Naskah Proklamasi 9. Museum Kebangkitan Nasional

10. Museum Sumpah Pemuda 11. Museum Basoeki Abdullah 12. Museum Nasional

13. Taman Budaya

14. Museum Negeri Propinsi

Peserta yang menerima bea siswa/bantuan pendidikan adalah bagi pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas/bekerja di Kantor/unit Kerja di lingkungan kebudayaan berpendidikan Sarjana (S-1) yang melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri untuk Program S2 dan S3 dan diutamakan yang menduduki jabatan. Besarnya bea siswa/bantuan pendidikan telah ditetapkan sebagai berikut :

1. Program S2, selama 6 Semester

Bea Siswa Per bulan Rp. 200.000,00 Biaya foto copy Rp. 250.000,00

---

Rp. 450.000,00

2. Program S3, selama 8 Semester

Bea Siswa Per bulan Rp. 250.000,00 Biaya foto copy Rp. 250.000,00

---

(7)

Rencana kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas SDM Bidang Pariwisata di dukung melalui 2 Program Pembangunan, yaitu:

1. Program Pembangunan Produk Pariwisata

1.1. Proyek Pengembangan SDM Pariwisata Rp. 1.400.000.000,00

1.2. Bagian Proyek STP Bandung Rp. 4.000.000.000,00 1.3. Bagian Proyek STP Bali Rp. 2.200.000.000,00 1.4. Bagian AKPAR Medan Rp. 2.000.000.000,00

1.5. Bagian Proyek AKPAR Makassar Rp. 2.000.000.000,00

Rp. 11.600.000.000,00

2. Program Peningkatan Kapasitas SDM

2.1. Proyek Peningkatan Kapasitas SDM Bidang

Kebudayaan dan Pariwisata Rp. 1.000.000.000,00 ---

Rp. 12.600.000.000,00

Kegiatan peningkatan kualitas SDM Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2003 merupakan salah satu program kunci yang akan di bahas di RAKORBANGPUS. Secara lebih rinci mengenai inputs, process, outputs, outcomes, dan impacts dari masing-masing kegiatan seperti dalam matrik terlampir.

(8)

III. PENUTUP

Sumber daya manusia merupakan modal utama pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan di Indonesia. Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di bidang kebudayaan dan pariwisata mutlak diperlukan, mengingat mutu dan kualitas tenaga kebudayaan yang ada sekarang masih jauh dari yang diharapkan. Disamping itu, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan Program Pembangunan Nasional. Hal tersebut mengingat bahwa sumber daya manusia adalah sebagai penentu dalam mengembangkan modal, memanfaatkan sumber daya alam, membangun kehidupan sosial, ekonomi dan politik serta menentukan masa depan bangsa Indonesia.

Dalam masa-masa mendatang perlu ada penyempurnaan kebijakan dan strategi pembangunan sektoral dalam kaitannya untuk mendukung program kunci pada tahun 2003 perlu ada penambahan dana yang cukup signifikan dari supra sistem/Bappenas dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di bidang kebudayaan dan pariwisata.

(9)

No. KEGIATAN INPUTS PROCESS OUTPUTS OUTCOMES IMPACTS ( Masukan ) ( Proses ) ( Keluaran ) ( Hasil ) ( Dampak )

I. PENANGGULANGAN KEMISKINAN, PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

1. Pilot Proyek Desa Wisata di Sangiran, ■ Rp. 700 juta ■ Persiapan Adanya bentuk Terbentuknya desa wisata ■ Terciptanya lapangan kerja Dieng dan Kepulauan Seribu. ■ Pelaksanaan pengembangan desa yang bias dimanfaatkan ■ Peningkatan pendapatan

wisata rintisan sebagai obyek wisata masyarakat

■ Terwujudnya konservasi alam dan alam dan budaya

■ Terlaksananya pembangunan yang berkesinambungan II. PENINGKATAN KUALITAS SUMBER

DAYA MANUSIA

1. Penataran Tenaga Teknis Sejarah ■ Rp. 120 Juta ■ Penunjukan Panitia ■ Jumlah Pelaksanaan ■ Jumlah peserta yang ■ Meningkatnya kesadaran masya-■ 36 Orang Penyelenggara Penataran Teknis meningkat pengetahuan rakat di bidang kesejarahan ( Peserta dan ■ Penyusunan KAK Sejarah, 1 Kali dan ketrampilan

Panitia ) dan RAB ■ Jumlah Peserta di bidang sejarah ■ Pelaksanaan Kegiatan 30 Orang

Penataran ■ Pengelolaan dan

Pengawasan Kegiatan ■ Pembuatan Laporan

2. Penataran Tenaga Teknis Kepurbakalaan ■ Rp. 120 Juta ■ Penunjukan Panitia ■ Jumlah Pelaksanaan ■ Jumlah peserta yang ■ Meningkatnya kesadaran masya-■ 36 Orang Penyelenggara Penataran Teknis meningkat pengetahuan rakat dalam melestarikan ( Peserta dan ■ Penyusunan KAK Kepurbakalaan, 1 kali dan ketrampilan obyek purbakala

Panitia ) dan RAB ■ Jumlah Peserta di bidang kepurbakalaan ■ Pelaksanaan Kegiatan 30 Orang

Penataran ■ Pengelolaan dan Pengawasan Kegiatan ■ Pembuatan Laporan

3. Penataran Tenaga Teknis Kesenian ■ Rp. 120 Juta ■ Penunjukan Panitia ■ Jumlah Pelaksanaan ■ Jumlah peserta yang ■ Meningkatnya kesadaran masya-■ 36 Orang Penyelenggara Penataran Teknis meningkat pengetahuan rakat di bidang kesenian

INDIKATOR KEGIATAN

MATRIK RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN 2003

(10)

No. KEGIATAN INPUTS PROCESS OUTPUTS OUTCOMES IMPACTS ( Masukan ) ( Proses ) ( Keluaran ) ( Hasil ) ( Dampak )

INDIKATOR KEGIATAN

( Peserta dan ■ Penyusunan KAK Kesenian, 1 Kali dan ketrampilan Panitia ) dan RAB ■ Jumlah Peserta di bidang kesenian

■ Pelaksanaan Kegiatan 30 Orang Penataran

■ Pengelolaan dan Pengawasan Kegiatan ■ Pembuatan Laporan

4. Penataran Tenaga Teknis Tradisi dan ■ Rp. 120 Juta ■ Penunjukan Panitia ■ Jumlah Pelaksanaan ■ Jumlah peserta yang ■ Meningkatnya kesadaran masya-Kepercayaan ■ 36 Orang Penyelenggara Penataran Teknis meningkat pengetahuan rakat dalam melestarikan adat

( Peserta dan ■ Penyusunan KAK&RAB Tradisi dan Keperca- dan ketrampilan dan tradisinya Panitia ) ■ Pelaksanaan Kegiatan yaan, 1 kali di bidang tradisi dan

Penataran ■ Jumlah Peserta kepercayaan ■ Pengelolaan dan 30 Orang

Pengawasan Kegiatan

■ Pembuatan Laporan

5. Penataran Tenaga Teknis Permuseuman ■ Rp. 120 Juta ■ Penunjukan Panitia ■ Jumlah Pelaksanaan ■ Jumlah peserta yang ■ Meningkatnya apresiasi ■ 36 Orang Penyelenggara Penataran Teknis dapat memanfaatkan masyarakat terhadap museum ( Peserta dan ■ Penyusunan KAK Permuseuman, 1 Kali pengetahuan hasil

Panitia ) dan RAB ■ Jumlah Peserta Penataran Tenaga ■ Pelaksanaan Kegiatan 30 Orang Teknis Permuseuman,

Penataran 30 Orang

■ Pengelolaan dan

Pengawasan Kegiatan ■ Pembuatan Laporan

6. Pemberian Bea Siswa/Bantuan Pendidikan ■ Rp. 115 Juta ■ Penunjukan Pemberian ■ Jumlah Waktu Pem- ■ Jumlah peserta yang ■ Meningkatnya pemanfaatan Program S2 dan S3 Bea Siswa/Bantuan berian Bea Siswa/ lulus program S2 dan tenaga kebudayaan di berbagai

■ S2 = 18 Orang/ Pendidikan Bantuan Pendidikan, S3 bidang pembangunan 6 Semester ■ Penyusunan KAK 12 bulan

■ Pelaksanaan pemberian

■ S3 = 2 Orang/ Bea Siswa/Bantuan ■ Jumlah Peserta 8 Semester Pendidikan Penerima Bea Siswa/

■ Pengelolaan dan Bantuan Pendidikan,

Pengawasan S2 = 18 Orang dan ■ Pembuatan Laporan S3 = 2 Orang

(11)

No. KEGIATAN INPUTS PROCESS OUTPUTS OUTCOMES IMPACTS ( Masukan ) ( Proses ) ( Keluaran ) ( Hasil ) ( Dampak )

INDIKATOR KEGIATAN

7. Pengembangan SDM Budpar ■ Rp. 12,6 juta ■ Persiapan Meningkatnya wawasan Meningkatnya SDM Terpenuhinya kebutuhan akan ■ Penyediaan Sarana Pendidikan ■ Pelaksanaan/Diklat keterampilan dan yang berkualitas di SDM yang berkualitas di bidang

* STP Bandung ■ Evaluasi dan Pelaporan pengetahuan SDM bidang pembangunan pengembangan kebudayaan dan

* STP Bali Bidang Budpar kebudayaan dan pari- pariwisata

* AKPAR Medan wisata yang handal

* STP Makassar dan potensial, tersedianya

fasilitas penunjang

■ Peningkatan Kapasitas untuk kelancaran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator kepatuhan berada pada tingkat penilaian yang baik. Hal ini juga ditunjukkan pada observasi peneliti dan hasil wawancara peneliti di

Tujuan analisis kuantitatif yaitu untuk mengetahui tentang pengaruh status sosial ekonomi orangtua terhadap prestasi belajar siswa di SMP Masmur Pekanbaru dapat

Pembelajaran Muatan lokal musyafahah dan tajwid adalah proses yang diselenggarakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik yang isi dan media penyampaiannnya

Menurut Fajaroh dan Fiva (2005) bahwa kualitas pembelajaran tercermin dari segi proses dan hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas

Double D Jacket merupakan sebuah usaha yang memproduksi berbagai macam jenis jaket dengan motif glow in the dark, terbagi menjadi beberapa jenis jaket bomber, jaket hoodie dan

Rumah Sakit Umum dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto adalah unsur penunjang penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Mojokerto di bidang pelayanan kesehatan. Wahidin

Sumber data penelitian ini adalah acara talk show Sudut Pandang di Metro TV sedangkan data yang digunakan adalah tuturan yang mengandung ketidakpatuhan prinsip kerja

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Sosial tentang Penetapan Desa Dalam Program Pengembangan Model Desa Sejahtera Mandiri