• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tutik Setyawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tutik Setyawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur ABSTRAK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

   

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI BENIH (BAG LOG)

JAMUR TIRAM PUTIH (PLEUROTUS ASTREATUS STRAIN FLORIDA)

DI KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

Tutik Setyawati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur ABSTRAK

Berkembangnya usaha jamur tiram (Pleurotus astreatus) menyebabkan permintaan benih (bag log) terus meningkat, mendorong berkembangnya usaha benih (bag log) jamur ini. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan biaya dan besarnya pendapatan, sehingga dapat digunakan untuk menentukan harga dasar atau mengetahui kegiatan usaha tertentu pada periode kerja tidak memperoleh laba namun tidak menderita kerugian. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung pada pengusaha benih jamur. Pemilihan pengusaha dilakukan secara sengaja di kecamatan Karangploso pada bulan Agustus-Oktober 2011. Analisis yang digunakan adalah menghitung nilai Break Even (BE). Dari hasil observasi diketahui bahwa rata-rata biaya tetap per bag log untuk pengusahaan benih 10.000 bag log adalah Rp. 1.610,-, rata- rata biaya variabel sebesar Rp. 958,-. Apabila harga jual mencapai Rp. 1.800,-/bag log maka pengusaha akan rugi sejumlah Rp. 768,/ bag log. Jumlah produksi pada posisi BE adalah 19.130 bag log. Dengan demikian untung yang didapat pengusaha akan tercapai apabila memproduksi benih di atas 19.130 bag log atau modal sejumlah Rp. 33. 734.000,-.

Kata kunci: Jamur tiram putih, industri benih, biaya, pendapatan

PENDAHULUAN

Jamur tiram putih (Pleurotus astreatus) adalah salah satu jenis jamur kayu yang dapat dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan, pegunungan atau daerah alam bebas yang sejuk. Di alam liar, jamur tiram merupakan tumbuhan saprofit yang hidup dipermukaan batang pohon yang sudah melapuk atau batang pohon yang sudah ditebang dan memperoleh makanan dengan memanfaatkan sisa-sisa bahan organik, termasuk dalam famili Tricholomataceae, mulai dibudidayakan pada tahun 1900 (Gunawan, 2000).

Jamur tiram memiliki berbagai manfaat yaitu (1) sebagai bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori (Tabel 1), serta (2) manfaat kesehatan yaitu menurunkan kolesterol, berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernakan, serta berkhasiat sebagai anti tumor. Di samping itu jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin,histidin dan fenilalanin. Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan Magnesium. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%. Mineral

(2)

Kalori 367 kalori Protein 10,5 – 30,4 % Karbohidrat 56,6% Lemak 1,7 – 2,2% Thiamin 0,20 mg Ribloflavin 4,7-4,9 mg Niacin 77,2 mg Kalsium 314,0 mg Serat 7,4-24,6%,

Di Indonesia usahatani jamur mulai berkembang sejak tahun 2003, dominasi produksi adalah jamur tiram. Data produksi, luas panen dan produktivitas jamur di Indonesia dan Jawa Timur dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 terlihat usahatani jamur di Jawa Timur terus meningkat, lebih dari 50% produksi nasional dipasok dari Jawa Timur. Sentra produksi jamur di Jawa Timur adalah Kabupaten Pasuruan, Kodya Batu dan Kabupaten Malang. Pasar jamur tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.

Tabel 2. Luas panen, produksi dan produktivitas Jamur di Indonesia dan jawa Timur Tahun 2000 – 2010

Tahun Luas panen (Ha) Produksi (ton) Produktivitas (ku/Ha) Nasional Jatim Nasional Jatim Nasional Jatim

2000 0 0 0 0 0 0 2001 0 0 0 0 0 0 2002 0 0 0 0 0 0 2003 278 0 31.233 0 1.123,5 0 2004 263 3 10.543 94,2 400,9 310,4 2005 254 56 30.854 2.548 1.213,6 455,13 2006 298 80 23.559 10.231 790,57 1278,8 2007 377 174 48.246 18.295 1.279,8 1050,6 2008 637 385 43.047 35.378 675,8 916,7 2009 700 385 38.465 28.557 549,3 741,6 2010 684 308 61.376 39.649 897 119,3

Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura

Meningkatnya luas panen dan produksi, serta beragamnya kreasi produk yang berkembang mengindikasikan bahwa konsumsi jamur saat ini makin diminati dan makin meyakinkan masyarakat bahwa usahatani jamur merupakan peluang bisnis yang realistis, sehingga di berbagai daerah banyak bermunculan usaha pertanian yang khusus membudidayakan dan memproduksi tanaman

(3)

   

jamur menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Peluang bisnis budidaya jamur tiram dapat meliputi beberapa bidang yaitu :

• Memproduksi benih induk generasi 1 (F1)/mother spawn). • Memproduksi benih induk generasi 2 (F2)

• Memproduksi bag log (substrat/media tanam yang telah diinokulasi dengan benih F2)

• Memproduksi tubuh buah jamur tiram dan • Kombinasi dari berbagai bagian tersebut diatas

Banyaknya pemula yang terjun dalam dunia bisnis jamur tiram namun menghendaki cepat menghasilkan, modal cepat kembali maka langkah yang paling praktis adalah dengan membeli bag lognya langsung, karena praktis, tidak perlu banyak pekerja yang telah memahami budidaya jamur tiram, tidak tergantung pada musim, dapat panen setiap hari dan cocok untuk lahan yang sempit. Untuk memproduksi jamur tiram selalu dibutuhkan bag log pengganti, karena bag log yang ada periode produksinya sekitar 2-4 bulan.

Dengan adanya hal diatas maka diperlukan ketersediaan bag log setiap saat dengan tepat jumlah, harga, waktu dan kualitas. Untuk itu perlu diketahui efektifitas industri kecil bag log, karena peluangnya besar tetapi kompetisi harga dan kualitas sangat ketat. Selain itu, bagi para pemerhati tentang teknik produksi, data biaya dan pendapatan dapat digunakan sebagai salah satu masukan untuk memahami apakah biaya masih dapat ditekan ataukah pendapatan dinaikkan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan biaya dan besarnya pendapatan, sehingga dapat digunakan untuk menentukan harga dasar atau mengetahui kegiatan usaha tertentu pada periode kerja tidak memperoleh laba namun tidak menderita kerugian.

BAHAN DAN METODE

Bahan yang diperlukan dalam industri ini adalah, media tanam yang terdiri dari serbuk gergaji halus, bekatul beras, kapur, gipsum, benih jamur F2 media gabah, dan limbah kapas. Sarana pendukung untuk membuat bag log diperlukan juga alkohol untuk sterilisasi alat dan tempat. Media tanam dikemas dalam kantong plastik transparan tahan panas, dengan kapasitas 1,2 kg. Media ini dipasteurisasi selama 8 jam menggunakan uap air panas dari drum dengan sumber api dari kompor bahan bakar gas. Setelah pasteurisasi, media didinginkan sampai mencapai temperatur kamar, selanjutnya media tanam diinokulasi dengan benih jamur F2 dan disimpan pada suhu ruang dengan intensitas cahaya remang-remang sampai miselium benih jamur tiram tumbuh. Bag log yang sudah diinokulasi selanjutnya dipindahkan ke dalam rumah jamur (kumbung bambu), diletakkan pada rak-rak bambu. Untuk itu diperlukan adanya kumbung dan rak-rak penyimpan baglog. Pengiriman bag log dilakukan apabila miselium sudah tumbuh sekitar 30-50% untuk menghindari pecah media. Produksi jamur tiram diekspresikan dengan berat bag log yang diprediksi sekitar 40% dari bobot media tanam (Oei, 2003).

(4)

Break Even (BE) dengan rumus : Biaya tetap Penjualan BE = ___________________ Biaya variabel 1 - ________________ (Sigit, 1979). Penjualan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jamur tiram dapat menghasilkan tubuh buah secara optimum apabila suhu ruangan mencapai 26-280C, sedangkan pertumbuhan miselium menghendaki suhu 28-300C, kelembaban udara 80-90% dan pH media tanam sekitar 6-7. Media juga diharuskan mengandung selulosa, hemiselulosa, lignin, karbohidrat terlarut dan makroelemen penting (N,P,K,Ca) dan air 65-70% (Senyah et al., 1989; Shim, 2001).

Dari hasil wawancara dan observasi diketahui biaya bahan untuk membuat 10.000 bag log sebesar Rp 9.580.000,- (Tabel 3), dan biaya tetap sebesar Rp. 16.100.000,- (Tabel 4).

Tabel 3. Perhitungan biaya variabel pembuatan 1000 bag log jamur tiram putih

No Uraian Volume Harga satuan

(Rp)

Jumlah (Rp)

1. Serbuk gergaji halus 1,5 ton 800.000 1.200.000

2. Bekatul 150 kg 2.000 300.000

3. Kapur 15 kg 600 9.000

4. Gipsum 5 kg 5000 25.000

5. Alkohol 10 l 7000 70.000

6. Benih jamur F2 200 botol 15.000 3.000.000

7. Limbah kapas 10 kg 2.400 24.000

8. Kertas koran 5 kg 400 2.000

9. Kantong plastik (18 X 30) 75 kg 10.000 750.000

10. Gas 25 tabung (3kg) 14.000 350.000

11. Tenaga kerja 10.000 baglog 350 3.500.000

12. pemeliharaan 14 hari 25.000 350.000

Total 9.580.000

(5)

   

Tabel 4. Perhitungan biaya tetap pembuatan baglog jamur tiram putih

No Uraian Volume Harga satuan

(Rp)

Jumlah (Rp)

1. Kumbung bambu 48 m 2 200.000 9.600.000

2. Rak Bambu 4 tingkat 5 400.000 2.000.000

3. Kotak sterilisasi (inkas) 1 300.000 300.000

4. Kompor gas 2 150.000 300.000

5. Drum pengukus 4 100.000 400.000

6. Cincin pralon 10.000 150 1.500.000

7. pH meter 1 500.000 500.000

8. Timbangan, ember, pacul, skop dll

1 set 500.000 500.000

9. Sewa lahan 1 tahun 1.000.000 1.000.000

Total 16.100.000

Dari hasil perhitungan di atas diketahui biaya tetap per bag log sebesar Rp.1.610,- dan biaya variabel sebesar Rp.958,- dengan memakai rumus di atas maka diketahui BE produksi dicapai pada penjualan sejumlah 19.130 bag log dengan harga jual per bag log Rp. 1800,- Dari data di atas terlihat bahwa penekanan biaya tetap hanya dapat dilakukan dengan produksi bag log yang semakin banyak, sedangkan pengeluaran pada biaya variabel yang tinggi terjadi pada tenaga kerja, pembelian benih F2 dan media serbuk gergaji, sehingga penekanan biaya dapat dilakukan antara lain dengan mempercepat tumbuhnya miselium, atau mencari pengganti serbuk gergaji, atau mencari benih F2 yang lebih murah dengan kualitas sama.

Namun dari hasil penelitian tentang media tanam yang telah dilakukan oleh Sumiati et al. (2006), menunjukkan bahwa pertumbuhan awal miselium jamur tiram putih yang paling cepat (2-3 hari setelah inokulasi benih F2/HSI), terjadi pada media tanam kulit polong kacang jogo + bekatul 5-10 %, juga pada sabut kelapa, daun alang-alang, bagas tebu, kulit polong kacang tanah ( semuanya ditambah bekatul antara 5-20%), namun waktu akhir tumbuh miselium jamur tiram memenuhi bag log yang tercepat (15-17 HSI) berasal dari aplikasi jenis bahan baku media tanam serbuk kayu gergaji (SKG) albasia+ 5-10% bekatul, kulit kacang polong + bekatul 5%, SKG campuran dan jerami padi (keduanya ditambah bekatul 5-20%) yaitu antara 19,2-21,55 hari. Dari hal diatas terlihat bahwa waktu awal pertumbuhan miselium tidak menentukan kecepatan tumbuh miselium memenuhi bag log. Hal tersebut kemungkinan karena kandungan selulosa, nutrisi dan lignin lebih tinggi pada media SKG albasia,kulit kacang polong, SKG campuran dan jerami padi ( Kaul et al., 1981; Gujral et al., 1989).

351

Mencermati hasil penelitian di atas dimana pemakaian serbuk gergaji tetap menunjukkan hasil yang tetap baik, maka pemakaian serbuk gergaji yang sudah halus merupakan pilihan yang tepat untuk menghemat biaya tenaga kerja, namun adanya penambahan persentase bekatul perlu diuji cobakan untuk penambahan percepatan penumbuhan miselium dan diharapkan dapat menambah persentase perbandingan hasil jamur dengan bobot media tanam. Meningkatnya permintaan bag log mengindikasikan adanya peningkatan

(6)

352

KESIMPULAN

1. Agribisnis jamur tiram putih merupakan bisnis yang realistis, karena keluar masuknya pelaku pasar masih tidak mempengaruhi produksi, harga dan pasarnya.

2. Bisnis benih sebar (bag log) tiap 10.000 membutuhkan biaya tetap per bag log mencapai Rp.1.610,- dan biaya variabel mencapai Rp.958,- Break Even produksi dicapai pada penjualan sejumlah 19.130 bag log dengan harga jual per baglog Rp. 1800,-

3. Modal awal yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel untuk memproduksi 19.130 bag log diperlukan dana sejumlah Rp. 33.734.000,-, dapat dilakukan secara bertahap karena perputaran uang cepat.

4. Media tanam sangat menentukan hasil badan buah per bag log, oleh karenanya komposisi media memegang peranan yang sangat penting.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, A.W.2000. Usaha pembibitan jamur. Jakarta. Penebar Swadaya. Gujral, G., S. Jain, and P. Vasudevan.1989. Studies on mineral uptake of

Ipomoea aquatica treated with saline water and translocation of these minerals to the fruit body Pleurotus sayorcaju. Mushroom Sci, 12(2):1-6 Kaul,T., M.Khurana, and J. Kachroo. 1981. Chemical composition of Cereal

Straw of Khasmir Valey. Mushroom Sci. 11(2): 19-25

Oei, P. 2003. Mushroom Cultivation. 3rd ed Appropiate technology for mushroom growers. Beckhuiys Publisher, leiden. The netherlands. Pp. 28-31

Sigit, S. 1979. ANALISA BREAK – EVEN. Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP). Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah mada. Yogyakarta.

Senyah,J., R.Robinson, and J. Smith. 1989. The Cultivation of oyster mushroom Pleurotus ostreatus on cocoa waste. Mushroom Sci. 12(2):207-218

Shim, M.S. 2001. Physiology of Substrate fermentation and substrate making. Mushroom Sci. 12(2):207-218

Sumarmi. 2006. Botani dan Tinjauan Gizi jamur tiram putih. Jurnal Inovasi pertanian. 4(2): 124-130.

Sumiati, E., E. Suryaningsih, dan Puspitasari. 2006. Perbaikan Produksi Jamur Tiram Pleurotus ostreatus strain Florida dengan Modifikasi Bahan Baku Utama Substrat. Jurnal Hortikultura 16(2):96-107. Pusat penelitian dan pengembangan Hortikultura. Jakarta.

Gambar

Tabel 2. Luas panen, produksi dan produktivitas Jamur di Indonesia dan jawa        Timur  Tahun 2000 – 2010
Tabel 3. Perhitungan biaya variabel pembuatan 1000 bag log jamur tiram putih
Tabel 4. Perhitungan biaya tetap pembuatan baglog jamur tiram putih  No Uraian  Volume  Harga  satuan

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian waktu dimaksudkan untuk mengefektifkan waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak sehingga penyelesaian proyek tersebut tidak akan

Kutipan yng paling sering diutarakan :”seperti nitrat oksida dalam operasi yang liuas muncul dengan kemampuan untuk menghilangkan rasa nyeri, benda itu mungkin

Penggunaan piridin sebagai pelarut dalam sintesis flutamida dengan starting material 4-nitro-3-trifluorometil anilin dan turunan asam isobutirat bertujuan untuk

Namun, pada waktu t = 120 menit sampai dengan t = 200 menit energi kalor yang dilepas kondensor mulai tetap atau stabil dengan nilai Qout = 240 kJ/kg dan mengalami perubahan

Hasil analisis uji Chi Square untuk data berat badan dan tekanan darah sistolik dan diastolik akseptor KB suntik menunjukkan nilai p > 0.05, hasil analisis tersebut

Arah hubungan yang negatif menunjukkan bahwa semakin rendah performance goal orientation, maka akan diikuti dengan makin positifnya sikap terhadap sertifikasi guru

Hasil dari penyusunan House of Quality (HoQ) menunjukkan 6 tindakan operasional yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan farmasi oleh RKZ, yaitu:.  Penambahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Joko Tingkir Kabupaten Pemalang berpotensi untuk dijadikan kawasan wisata bahari dengan produk wisata yang dapat dikembangkan adalah