• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet telah mengubah cara pandang, cara kerja dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet telah mengubah cara pandang, cara kerja dan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan internet telah mengubah cara pandang, cara kerja dan implementasi dalam kegiatan perdagangan jual beli produk melalui jaringan internet (Serfiani et al., 2013). Wardani dkk. (2014) menyatakan bahwa kegiatan berbelanja dengan menggunakan internet sering dikenal dengan istilah belanja

online (online shopping).

Berdasarkan kerjasama antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), dan Survei Penggunaan dan Penyerapan Sarana Komunikasi dan Teknologi Informasi (P2SKTI) tercatat pada akhir tahun 2013, pengguna internet di Indonesia mencapai 71,19 juta dan pada kuartal I 2014 angka ini naik menjadi 82 juta. Pertumbuhan ini didukung dari data Menkominfo yang menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013 mencapai angka Rp130 triliun (startupbisnis.com).

Ketua Umum Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan secara jumlah, mayoritas pengguna internet di Indonesia berada di Pulau Jawa dan Bali, yakni sebanyak 52 juta atau 59 persen sedangkan di Sumatera sebanyak 18,6 juta (21 persen), Sulawesi 7,3 juta (8,6 persen), Maluku, Papua dan Nusa Tenggara sebanyak 5,9 juta (6,7 persen), dan Kalimantan 4,2 juta (4,8 persen) (inet.detik.com).

Penelitian ini membahas mengenai situs jual beli online produk kosmetik merek Oriflame pada situs id.Oriflame.com. Sejak bulan September 2013

(2)

2

Online yang bisa digunakan konsultan untuk menjual produk Oriflame secara

langsung kepada pembeli melalui internet dan media sosial. Setiap konsultan akan memiliki satu link e-katalog pribadi. Link dapat langsung disebarkan melalui

email, blog, facebook dan twitter. Setiap orang yang membuka link dan

melakukan order, maka order tersebut akan langsung masuk ke keranjang belanja konsultan. Konsultan dapat menerima atau menolak order dari konsumen. Konsultan tidak perlu bingung dalam menawarkan produk Oriflame secara online, karena Oriflame akan memberikan fasilitas situs e-comerce pribadi (e-Katalog) untuk konsultannya (mirafebrianty.com).

Oriflame adalah sebuah perusahaan kecantikan terkemuka dengan sistem

penjualan langsung. Hadir lebih dari 60 negara dan merupakan perusahaan yang berasal dari Swedia dengan kantor pusat di Swiss. Oriflame menawarkan produk kecantikan berkualitas tinggi. Pada tahun 1967 di Stockholm, Oriflame dimulai oleh dua bersaudara Robert dan Jonas Af Jochnick dan teman mereka. Mereka memutuskan untuk memulai bisnis mereka sendiri dan menggapai impian mereka

(id.oriflame.com).

Oriflame tumbuh menjadi perusahaan produk kecantikan dengan metode

penjualan langsung yang terbesar di Eropa, dengan lebih dari 3 juta konsultan di seluruh dunia dan omset tahunan sekitar 1,5 miliar Euro (id.oriflame.com).

Oriflame menawarkan produk perawatan sehari-hari, perawatan kulit, perawatan

wajah, wewangian dan kosmetik berkualitas tinggi untuk wanita, pria dan anak-anak melalui jaringan penjual mandiri (Independent Consultant Oriflame) dengan sistem penjualan langsung yang memungkinkan pelanggan untuk memperoleh

(3)

3

nasehat dan inspirasi dari orang yang mereka kenal dan mereka percayai (bisniseksklusif.com).

Maghrabi and Charles (2011) menyatakan bahwa melalui situs jual beli

online, seorang pengusah dapat menjangkau target market yang lebih luas serta

biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan cara biasa secara

offline. Darwis (2013) mengatakan banyak pengusaha yang memasarkan barang

dagangannya secara online, mereka biasanya memanfaatkan fasilitas situs-situs forum dan jejaring sosial.

Davis et al. (1989) menyatakan bahwa model penerimaan teknologi atau

Technology Acceptance Model (TAM) memiliki dua variabel eksternal yaitu

persepsi kemudahan penggunaan, dan kegunaan yang dirasakan yang akan mempengaruhi penerimaan teknologi internet. Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa teknologi atau sistem dapat digunakan dengan mudah, dan persepsi kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa menggunakan teknologi atau sistem tertentu akan meningkatkan prestasi kerja pengguna tersebut. Para pakar ahli meyakini bahwa untuk membuat suatu teknologi bisa diterima dengan baik oleh konsumen dan untuk mau mengadopsi suatu teknologi tersebut, maka teknologi tersebut harus memenuhi syarat model penerimaan teknologi atau Technology Acceptance Model

(TAM).

Cho (2015) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan untuk melakukan pembelian online adalah perceived usefulness,

(4)

4

perceived usefulness dalam lingkungan online memiliki efek positif dan signifikan

pada niat beli online dan kurangnya kepercayaan di lingkungan online memiliki efek positif yang signifikan pada niat beli online.

Yulihasri et al. (2011) menyatakan bahwa perceived usefulness memiliki dampak positif yang tidak signifikan terhadap niat untuk berbelanja online pada mahasiswa di Lembaga Pendidikan Tinggi di Penang, Malaysia. Berdasarkan riset gap penelitian Cho (2015) dengan Yulihasri et al. (2011) dan berdasarkan teori model penerimaan teknologi atau Technology Acceptance Model (TAM), peneliti ingin menguji dan menganalisis kembali variabel perceived usefulness terhadap niat untuk berbelanja online pada mahasiswa S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Berikut ini adalah Tabel 1.1

Tabel 1.1

Jumlah Mahasiwa S1 yang Sudah Pernah Membeli Produk secara Online

Jurusan Mahasiswa FEB UNUD

Jumlah Mahasiswa FEB UNUD yang sudah pernah membeli Produk secara Online

(orang)

Manajemen 25

Akuntansi 5

EP 15

Jumlah yang mengisi kuisioner

(orang) 45

Persentase Pengguna Internet (%)

90 Sumber: Data Prasurvei, 2015.

Berdasarkan pada Tabel 1.1 persentase jumlah mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang pernah membeli produk secara

Online menunjukkan bahwa sebesar 90 persen mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana sudah pernah membeli produk secara online.

(5)

5

Universitas Udayana dengan mengisi kuisioer prasurvei. Berikut ini adalah Tabel 1.2.

Tabel 1.2.

Persentase Mahasiwa S1 yang Pernah Membeli Produk Kosmetik & Skin

Care dengan Berbagai Merek tetapi Belum secara Online

Merek Produk Kosmetik & Skin

Care

Jumlah Mahasiswa FEB UNUD yang pernah membeli

produk kosmetik (orang)

Persentase Jumlah Mahasiswa FEB UNUD yang pernah membeli

produk kosmetik (%) Oriflame 30 60 Body Shop 5 10 Maybelline 8 16 Wardah 3 4 Pixy 5 10 Jumlah 45 100

Sumber: Data Prasurvei, 2015.

Berdasarkan data pada Tabel 1.2 persentase mahasiwa S1 yang pernah membeli produk kosmetik & skin care dengan berbagai merek tetapi belum secara

online menunjukkan bahwa merek produk kosmetik dan skin care dengan

persentase paling tinggi adalah Oriflame yaitu sebesar 60 persen. Maybelline sebesar 16 persen, Pixy dan Body Shop sama-sama sebesar 10 persen, dan Wardah sebesar 4 persen. Berdasarkan data prasurvei yang telah dilakukan, maka dipilih produk kosmetik dan skin care merek produk Oriflame dan mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana sebagai subyek penelitian

Ho & Chen (2014) menyatakan bahwa 64,2 persen varians dari niat konsumen untuk menggunakan belanja online dijelaskan oleh technology beliefs,

trusting beliefs dan subjective norm beliefs, technology beliefs (perceived usefulness sebagai faktor terkuat yang mempengaruhi) dan diikuti oleh trusting beliefs (integritas dari vendor online). Hasil penelitian Ho & Chen (2014)

(6)

6

(trusting attitude) terhadap belanja online dan trusting attitude dalam belanja online secara positif mempengaruhi niat perilaku untuk berbelanja online.

Berdasarkan fenomena dan riset gap di atas, penelitian melakukan pengujian pengaruh perceived usefulness pada niat belanja online produk merek

Oriflame dengan menguji trusting attitudes sebagai variabel pemediasi. Penelitian

ini dilakukan pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

1) Apakah perceived usefulness berpengaruh terhadap niat belanja online produk Oriflame pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana?

2) Apakah perceived usefulness berpengaruh terhadap trusting attitude produk Oriflame pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana?

3) Apakah trusting attitude berpengaruh terhadap pada niat belanja online produk Oriflame pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana?

4) Apakah trusting attitude memediasi pengaruh perceived usefulnes terhadap niat belanja online produk Oriflame pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana?

(7)

7 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh perceived usefulness terhadap niat belanja online produk Oriflame pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

2) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh perceived usefulness terhadap

trusting attitude produk Oriflame pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana

3) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh trusting attitude terhadap niat belanja online produk Oriflame pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

4) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh trusting attitude dalam memediasi pengaruh perceived usefulness terhadap niat belanja online produk Oriflame pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara teoritis maupun praktis yaitu:

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan berguna bagi pengembangan ilmu manajemen pemasaran terutama pada topik perceived usefulness dan

(8)

8

trusting attitudes dalam menjelaskan niat berbelanja online di kalangan

mahasiswa. 1.4.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini akan berguna bagi perusahaan dan vendor

online untuk mewujudkan pengelolaan perusahaan yang lebih efektif dan

efisien. Penelitian ini sebagai masukan untuk membantu perusahaan dan

vendor online dalam meningkatkan penjualan produknya secara online,

khususnya di kalangan mahasiswa.

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lainnya dan disusun secara sistematis dan rinci untuk memberi bagaimana gambaran yang ada dan mempermudah pembahasan tentang penelitian ini. Adapun sistimatika dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab ini memuat teori-teori yang berasal dari berbagai literatur yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diangkat untuk dapat mengakomodasi argumentasi yang akurat sesuai dengan pokok permasalahan yang ada serta dengan menyusun hipotesis yang digunakan.

(9)

9 BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini menyajikan hasil-hasil penelitian yang diperoleh secara sistematis setelah dianalisis dengan menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu disajikan pula hasil pengujian hipotesis yang selanjutnya dibahas berdasarkan atas semua hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang telah ada tersebut, yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang dipakai acuan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang menguraikan mengenai simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran-saran bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan (stakeholder) terkait dengan topik penelitian yang telah dihasilkan ini.

Referensi

Dokumen terkait

Sifat aliran CPO ditentukan dengan menggunakan model persamaan fluida yang paling tepat dan dihitung nilai n (indeks tingkah laku aliran) dan nilai K (indeks konsisten)

Serta berdasarkan pengendalian waktu rencana pelaksanaan pekerjaan pembangunan dinding penahan tanah way batu merah kota Ambon dengan metode CPM (Critical Path Method)

Jaringan Syaraf Tiruan dengan Metode Learning Vector Quantization (LVQ) dalam Menentukan Klasifikasi Jenis Tilang Berdasarkan Kendaraan.. Winda Usman 1 , Irfan Sudahri Damanik 2

1. Pengembangan jaringan jalan wisata yaitu mengantisipasi beroperasinya kapal ro-ro, meruduksi kemacetan terutama di jalur Toyapakeh – Ped – Kutampi dan Batununggul,

 Penjelasan prinsip pengambilan sampel tanah dan tanaman  Penjelasan persiapan tanah dan tanaman Kemampuan membedakan metoda pengambilan sampel tanah dan tanaman. 2

Rivers dan kawan-kawan menyebutkan bahwa kepemilikan media ditentukan oleh ; pertama yaitu ketertarikan yang ditentukan oleh profesi, minat dan motivasi, yang kedua

Terkait dengan konten video berita dikanal multimedia Beritaindonesia.link dan program acara Beritaindonesia.link Pagi pada YouTube live streaming yang akan dipublikasikan