• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN KAWASAN BARAT PULAU NUSA PENIDA. dengan luas wilayah 315 km² atau 5,59% dari luas Provinsi Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN KAWASAN BARAT PULAU NUSA PENIDA. dengan luas wilayah 315 km² atau 5,59% dari luas Provinsi Bali."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

40   

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN KAWASAN BARAT PULAU NUSA PENIDA

Kabupaten Klungkung merupakan salah satu kabupaten yang luasnya terkecil ke dua setelah Kota Denpasar dari sembilan Kabupaten dan Kota di Bali dengan luas wilayah 315 km² atau 5,59% dari luas Provinsi Bali. Secara fisik wilayah Kabupaten Klungkung sepertiganya (112,16 km²) terletak di daratan Pulau Bali dan dua pertiganya (202,84 km²) merupakan daerah kepulauan yaitu : Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, dan Pulau Nusa Ceningan. Memiliki panjang garis pantai sekitar 90 km² yang terdapat di Klungkung daratan 20 km² dan 70 km² di Kepulauan Nusa Penida, sehingga merupakan potensi perekonomian laut dengan budidaya rumput laut dan penangkapan ikan laut.

Secara administrasi Kabupaten Klungkung terdiri dari 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Klungkung, Kecamatan Dawan, Kecamatan Banjarangkan dan Kecamatan Nusa Penida dengan jumlah desa sebanyak 53 desa dan 6 kelurahan serta 244 dusun. Sebanyak 30,2 % atau 16 desa terletak di Kecamatan Nusa Penida dari 53 desa yang ada di Kabupaten Klungkung.(Sumber: RPJMD Kabupaten Klungkung Tahun 2008.2013)

Hasil registrasi tahun 2008 penduduk Kabupaten Klungkung berjumlah 176.822 jiwa. Jumlah penduduk di masing-masing kecamatan yaitu Kecamatan Nusa Penida 47.448 jiwa, Kecamatan Banjarangkan 39.037 jiwa, Kecamatan

Klungkung 54.111 jiwa dan Kecamatan Dawan 36.226 jiwa. (Sumber: RPJMD Kabupaten Klungkung Tahun 2008).

(2)

4.1 Keadaan Geografis

Secara geografis kawasan barat Pulau Nusa Penida berada di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung dan terletak pada 155º30’00’’ dan 155º36’00’’ Bujur Timur dan 8º40’00’’ sampai 8º45’00’’ Lintang Selatan. Batas- batas wilayah kawasan barat pulau NusaPenida, yaitu: di sebelah barat dan utara di batasi oleh Selat Badung, sebelah selatan di batasi oleh Samudra Indonesia, sebelah timur di batasi oleh Desa Sekartaji, Desa Klumpu dan Desa Kutampi.

Luas wilayah kawasan barat Pulau Nusa Penida adalah 100.030 Ha dari luas wilayah Kecamatan Nusa Penida yaitu 202.840 Ha. Secara umum kondisi topografi Pulau Nusa Penida tergolong landai sampai berbukit, yang mana untuk daerah pesisir sepanjang pantai bagian utara berupa lahan datar dengan kemiringan 0-3% dari ketinggian lahan 0-268 m di atas permukaan laut (dpl) dan semakin ke selatan kemiringan lerengnya semakin bergelombang.(Sumber: RPJMD Kab.Klungkung Tahun 2008 - 2013).

Kawasan Barat Nusa Penida termasuk beriklim tropis yaitu musim kemarau yang dalam kondisi normal akan terjadi pada bulan April-Oktober dan musim penghujan yang biasanya terjadi pada musim Oktober-April, dengan temperatur udara berkisar antara 27ºC – 30,9ºC serta kawasan ini memiliki curah hujan rata-rata 1562,67 mm setiap tahun.(Sumber: RPJMD Kab.Klungkung Tahun 2008) 4.2 Pemerintahan

Secara administrasi kawasan barat Pulau Nusa Penida dibagi menjadi delapan desa administrasi yaitu; Desa Ped, Desa Toapakeh, Desa Sakti, Desa Bunga Mekar, Desa Batumadeg, dan Desa Batukandik . Enam desa berada di

(3)

wilayah barat Pulau Nusa Penida sedangkan dua desa lainya, yaitu Desa Lembongan dan Desa Jungutbatu berada di Pulau Lembongan, serta masing - masing Desa Dinas dipimpim oleh seorang Kepala Desa

4.3 Kependudukan dan Mata Pencaharian

Berdasarkan hasil registrasi penduduk pada tahun 2008, jumlah penduduk di kawasan barat Pulau Nusa Penida adalah 24003 jiwa. Jumlah penduduk di Kecamatan Nusa Penida 47.448 jiwa, untuk lebih jelasnya seperti Tabel 4.1

Tabel 4.1

Jumlah Desa Dinas, Dusun, Desa Adat, Pamong Desa, Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Jenis kelamin

No Desa Luas Wilayah

Jumlah Penduduk Jumlah

(Km2) Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa) Desa Adat Dusun (buah) 1 Sakti 13,160 1.750 1.727 3.477 1 4 2 BungaMekar 19,730 1.168 1.272 2.440 - 6 3 Batumadeg 13,560 1.160 1.132 2.292 1 6 4 Klumpu 13.580 1.604 1.620 3.224 1 5 5 Batukandik 21.660 1.842 2.319 4.161 1 8 6 Sekartaji 15.390 759 837 1.596 1 6 7 Tanglad 15,240 998 1.150 2.148 1 4 8 Pejukutan 10,840 1.632 1.746 3.378 - 5 9 Suana 10,420 1.620 1.653 3.273 1 4 10 Batununggul 13,450 1.988 2.197 4.185 3 4 11 Kutampi 13,140 1.491 1.527 3.018 1 6 12 Kutampi Kaler 10,750 1.360 1.263 2.623 - 3 13 Ped 21,150 1.869 1.856 3.725 1 6 14 Toyapakeh 0,650 259 292 551 - - 15 Lembongan 6,150 2.147 2.051 4.198 1 6 16 Jungutbatu 3,970 1.518 1.641 3.159 1 6 Jumlah : 2008 202,840 23.205 24.384 47.448 14 79

(4)

Bertani adalah merupakan mata pencaharian pokok masyarakat di Pulau Nusa Penida. Pertanian tanaman pangan palawija seperti; jagung, ubikayu, dan berbagai jenis kacang – kacangan serta jenis tanaman perkebunan seperti kelapa, jambu mente dan berternak sapi lokal yang merupakan mata pencaharian pokok masyarakat yang berada di daerah perbukitan, sedangkan untuk masyarakat daerah pesisir sebagian besar sebagai nelayan, dan bertani jenis rumput laut Euchema Spinossum. Selain itu terdapat pula masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pegawai negeri dan swasta, pedagang maupun jasa.

4.4 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Nusa Penida

Aturan adat Pulau Nusa Penida pada umunnya dituangkan dalam awig-awig (Hukum adat) yang dihasilkan dari kesepakatan (pararem) bersama. Peraturan adat di pulau ini masih kuat dan mengikat, salah satunya adalah aturan adat yang melarang masyarakatnya untuk tidak mengambil pasir di laut, masyarakat akan dikucilkan dari Banjar Adat jika melakukan tindakan melanggar norma kesusilaan dan terdapatnya aturan tentang pelarangan penangkapan burung.

4.5 Sarana dan Prasarana 4.5.1 Aksesibilitas

Akses untuk menuju kawasan barat Pulau Nusa Penida adalah dengan menggunakan alat transportasi laut, seperti: kapal wisata, speed boat dan perahu tradisional (jukung). Dapat di capai melalui pelabuhan Benoa, Sanur, Padangbai dan pelabuhan Kusamba. Kawasan barat Pulau Nusa Penida berada sekitar 5 mil dari daratan Klungkung. Kawasan barat Pulau Nusa Penida terdapat dua buah

(5)

pelabuhan seperti: pelabuhan Toyapakeh dan pelabuhan Banjar Nyuh serta didukung oleh beberapa pelabuhan lainnya yang ada di Pulau Nusa Penida, seperti; pelabuhan Buyuk dan pelabuhan Mentigi.

Pelabuhan Mentigi merupakan pelabuhan yang terbesar di Pulau Nusa Penida, yang melayani rute dari Nusa Penida menuju pelabuhan Padang Bay dan pelabuhan ini merupakan tempat bersandarnnya dua buah Kapal RORO, seperti Gambar 4.1

Gambar 4.1 Pelabuhan Kapal RORO Sumber: Dokumentasi Peneliti 2011

Akses jalan darat di Pulau Nusa Penida cukup memadai yaitu 3 - 4 meter jalannya sudah diaspal dari 6 meter lebar jalan yang tersedia, dengan demikian sarana angkutan kota dan pedesean yang beroprasi dapat menjangkau wilayah Kecamatan Nusa Penida seperti dengan menggunakan sepeda motor, truk, pick up

(6)

dan mobil pribadi, serta terdapatnya satu unit SPBU, seperti pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Jalan darat dan satu unit SPBU dikawasan barat Pulau Nusa Penida Sumber: Dokumentasi Peneliti 2011

4.5.2 Sarana Air Bersih dan Listrik

Pemenuhan akan kebutuhan air bersih penduduk Pulau Nusa Penida diperoleh dari sumber mata air dan juga berasal sumur gali/ bor serta berasal dari air hujan yang ditampung di Cubang, seperti disajikan pada Tabel 4.2

Tabel 4.2

Sumber Mata Air Yang Ada di Pulau Nusa Penida

No Sumber mata air Debit

I/dt Lokasi Keterangan

1. Guyangan 178 Desa Batukandik Sudah dimanfaatkan 2. Penida 200 Desa Sakti Sudah dimanfaatkan 3. Seganing 75 Desa Bunga Mekar Belum dimanfaatkan 4. Batumeling 25 Desa Batumadeg Belum dimanfaatkan 5. Tabuanan 17 Desa Sekartaji Sudah dimanfaatkan 6. Sekartaji 1,25 Desa Sekartaji Belum dimanfaatkan 7. Wates 0,25 Desa Tanglad Sudah dimanfaatkan 8. Angkal 1,50 Desa Suana Belum dimanfaatkan 9. Toyapakeh 20 Desa Toyapakeh Sudah dimanfaatkan

(7)

Penduduk Pulau Nusa Penida memanfaatkan listrik PLN sebagai jenis penerangan rumah tangga. Berdasarkan hasil regristasi tahun 2008 jumlah masyarakat yang menggunakan listrik (PLN) adalah 12.262 KK( 81,68%) dan 803 KK yang masih menggunakan minyak tanah( 18,325), namun ada juga penduduk yang menggunakan mesin diesel untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka. (Sumber; Kecamatan Nusa Penida Dalam Angka 2009)

4.5.3 Fasilitas Umum

Fasilitas Kesehatan yang tersedia di wilayah barat Pulau Nusa Penida adalah sebanyak 8 Puskesmas pembantu dari 17 puskesmas yang ada di Kecamatan Nusa Penida dan 11 pos KB dari 27 pos KB yang tersedia di Kecamatan Nusa Penida dengan fasilitas rawat inap. Tenaga medis yang tersedia di wilayah barat adalah tenaga dokter yang berjumlah 4 orang, 10 orang tenaga bidan, dan tenaga perawat berjumlah 28 orang

Puskesmas yang tersedia di kawasan barat Pulau Nusa Penida tersebut memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Namun sampai saat ini Kecamatan Nusa Penida belum tersedianya rumah sakit umum dan tenaga medis seperti dokter yang masih terbatas dan belum ditemukan dokter spesialis serta belum tersedianya apotik.

Pulau Nusa Penida sudah terdapat Bank milik pemerintah seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kantor Kas Pembantu, serta layanan keliling BRI unit Kecamatan Nusa Penida yang memberikan pelayanan perbankan kepada masyarakat, Bank Sinar dan LPD yang tersedia di masing - masing desa tetapi

(8)

Bank yang berada di Nusa Penida tidak dilengkapi dengan fasilitas ATM dan money changer, sehingga dari segi layanan kepada wisatawan yang menginginkan uang atau cash money tidak bisa dilayani secara maksimal.

Dalam bidang sarana pendidikan untuk di wilayah barat Pulau Nusa Penida sudah tersedia 8 buah TK, 4 buah SLTP dan 3 buah SLTA. Berdasarkan regristasi data tahun 2008 jumblah lulusan dari SMA/SMK sebanyak 1.823 orang dan lulusan Sarjana/ Diploma berjumlah 436 orang. Pada saat ini di Pulau Nusa Penida sudah terdapat Universitas kelas jauh. (Sumber; Kecamatan Nusa Penida Dalam Angka 2009).

4.6 Kebijakan Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata 4.6.1 Kebijakan Provinsi Bali

Pada prinsipnya kebijakan pengembangan daya tarik wisata mengacu pada karakteristik dan keunikan di setiap kawasan serta memperhatikan daya dukung (carrying capacity). Kebijakan pengembangan daya tarik wisata pada umumnya memperhatikan hirarki perencanaan, baik nasional, wilayah dan lokal.

4.6.1.1 Kebijakan Penetapan Kawasan Pariwisata Bali

Perda Provinsi Bali No. 16/2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali yang telah merevisi SK Gubernur No. 528/1993. Perda tersebut menetapkan 16 (enam belas) kawasan pariwisata prioritas dan 6 (enam) objek dan daya tarik wisata (ODTW) khusus.

(9)

Kawasan pariwisata Nusa Penida sebagai bagian dari kawasan pariwisata prioritas tersebut, diarahkan pengembangannya sebagai berikut :

1) Mewujudkan penataan ruang kawasan pariwisata Nusa Penida yang dijabarkan ke dalam Rencana Detail Tata Ruang wilayah Kabupaten Klungkung dan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pariwisata.

2) Mewujudkan pengembangan objek dan daya tarik wisata serta fasilitas kepariwisataan.

3) Mewujudkan pengembangan prasarana dan sarana transportasi antar kawasan pariwisata secara terpadu dan terintegrasi.

4) Menciptakan kawasan pariwisata Nusa Penida yang dapat memberikan suasana tenang, nyaman dan alami (natural).

5) Mewujudkan pengembangan kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan dilandasi budaya Bali yang dijiwai agama Hindu.

4.6.1.2 Kebijakan Pengembangan Transportasi Wisata

Arah pengembangan transportasi laut sebagai berikut : 1) Peningkatan, penataan dan penetapan fungsi pelabuhan Kusamba, Padangbai, Benoa dan Sanur sebagai Pelabuhan Pariwisata dari wilayah Bali daratan ke Nusa Penida. 2) Peningkatan kondisi bangunan, fungsi dan pelayanan Pelabuhan Jungutbatu, Tanjung Sanghyang, Toyapakeh, Mentigi dan Buyuk sebagai gerbang wisata Nusa Penida. 3) Meningkatkan pelayanan kapal ro-ro sebagai penghubung dari pelabuhan Padang Bay ke pelabuhan Buyuk/Mentigi.

(10)

4.6.1.3 Kebijakan Pengembangan Wisata Tirta

Kebijakan ini ditetapkan dalam SK Gubernur tentang wisata tirta yang tersebar di wilayah perairan Bali. Pengembangan seluruh kawasan dan objek wisata tirta diatur dan dikelola oleh pemerintah Provinsi Bali. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kegiatan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

4.6.2 Kebijakan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Klungkung

4.6.2.1 Arah Pengembangan Kawasan Pariwisata dan Non Pariwisata Nusa Penida.

Kawasan pariwisata Nusa Penida diarahkan kedalam 7 (tujuh) Kawasan Efektif Pariwisata (KEP), yaitu KEP Lembongan, Jungutbatu, Sakti, Toyapakeh, Ped, Suana dan Ceningan. Kawasan non wisata yang direncanakan, adalah pertanian tanaman pangan (palawija), tanaman perkebunan/tahunan (jambu mete, kemiri, jati, jarak, dsb), peternakan, rumput laut dan perikanan tangkap serta industri kecil dan kerajinan. Selain itu, juga terdapat arahan pengembangan tentang pengelolaan kawasan berfungsi lindung.

Kawasan berfungsi lindung, terdiri dari kawasan hutan lindung, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar mata air (campuhan), kawasan suci/kesucian pura (karang kekeran) dan kawasan sempadan jurang. Pengelolaan kawasan lindung diatas dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan berkesinambungan dalam rangka mengamankan kawasan berfungsi lindung dari dampak negatif pembangunan

(11)

4.6.2.2 Arah Pengembangan Transportasi Wisata

Dalam arahan pengembangan pariwisata Nusa Penida terdapat pula rencana pengembangan sarana transportasi sebagai berikut;

1. Pengembangan jaringan jalan wisata yaitu mengantisipasi beroperasinya kapal ro-ro, meruduksi kemacetan terutama di jalur Toyapakeh – Ped – Kutampi dan Batununggul, serta mengklasifikasi perjalanan wisata dengan perjalanan lokal.

2. Pengembangan angkutan laut/penyebrangan, yaitu mengintegrasikan pengembangan transportasi laut dan darat, serta meningkatkan pelayanan pelabuhan Kusamba, Buyuk/Mentigi dan Toyapakeh sebagai gerbang wisata Nusa Penida.

3. Arahan pengembangan angkutan penumpang dan umum, yaitu pengaturan sistem pelayan angkutan penumpang ditujukan untuk mewujudkan kemudahan pergerakan aksesibilitas masyarakat setempat dan perjalanan wisata wisatawan dari pelabuhan ke hotel atau ke daya tarik – daya tarik wisata di Nusa Penida. Pelayanan angkutan wisata khususnya akan dikembangkan secara terpadu antara angkutan transportasi laut dan transportasi darat.

4. Kebijakan pengembangan sistem transportasi, yaitu: a) mewujudkan pembangunan pelabuhan Kusamba sebagai pelabuhan penyanding Kapal ro-ro di Bali daratan. b) meningkatkan pelayanan angkutan umum ke pusat –pusat permukiman pedesaan dan pusat-pusat kegiatan serta mempersiapkan lahan untuk pembangunan terminal. c) membangun jalan-jalan baru dengan mempersiapkan lahan terlebih dahulu, sebagai langkah antisipasi perkembangan wilayah. d)

(12)

meningkatkan aksesibilitas antar pusat pelayanan dan kawasan-kawasan lainnya. e) mengoptimalkan fungsi pelabuhan Buyuk/Mentigi sebagai pintu gerbang utama ke Nusa Penida.

4.6.2.3 Jumlah Objek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Klungkung

Kabupaten Klungkung memeliki beberapa daya tarik wisata yang menarik dan banyak di kunjungi wisatawan yang setiap tahunnya meningkat. Jumlah kunjungan wisatawan ke daya tarik wisata di Kabupaten Klungkung tahun 2010, seperti Tabel 4.3

Tabel 4.3

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Objek Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klungkung Tahun 2010

No Tahun Kertha Gosa Goa Lawah Kawasan Nusa Penida Rafting Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 1 2006 46.286 28.951 49.040 2.566 126.843 2 2007 71.057 34.370 37.157 2.443 145.027 3 2008 79.028 45.870 150.931 1.929 277.758 4 2009 68.218 51.906 76.511 2.053 198.688 5 2010 54.457 51.260 133.633 3.904 243.254 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung Tahun 2010

Berdasarkan SK Bupati Nomor 335 Tahun 1998, Kabupaten Klungkung memiliki 17 Objek daya TarikWisata (ODTW), di antaranya yang sangat populer yaitu Kertha Gosa, Taman Gili, Museum Semarajaya, Monumen Puputan Klungkung, Goa Lawah dan kawasan Nusa Penida. Adapun tempat Wisata Kabupaten Klungkung antara lain: (1) Pura Taman Sari; (2) Goa Jepang; (3) Desa Tihingan; (4) Kertagosa; (5) Desa Wisata Kamasan; (6) Pantai Kusamba; (7) Nusa Penida; (8) Suana; (9) Karang Bolong; (10) Lembongan & Jungut Batu; (11) Pantai Atuh; (12) Teluk Sebila & Labuan Ampuak; (13) Lila Arsana; (14) Museum Nyoman Gunarsa; (15) Desa Budaga; (16) Taman Gili; (17) Goa Lawah; dan (18) Rafting.

Gambar

Gambar 4.1 Pelabuhan Kapal RORO   Sumber: Dokumentasi Peneliti 2011
Gambar 4.2 Jalan darat dan satu unit SPBU dikawasan barat Pulau Nusa Penida                        Sumber: Dokumentasi Peneliti 2011

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum UMKM yang diteliti sudah membuat laporan keuangan secara mandiri karena mempertimbangkan faktor biaya jika menggunakan pihak konsultan yang mahal

Pada penelitian ini akan membahas tentang kepentingan nasional Rusia mendukung pemerintahan Bassar Assad, Penelitian ini akan diawali mulai dari tahun 2011, disaat

Pada tahap ini menghasilkan desain prototype dan produk permainan domino angka yang layak dan efektif untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran mengenal lambang

Saya menyatakan bahwa saya kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan/kebidanan : dengan prosedur teknis seperti tercantum dibawah ini sebagai bagian dari kewenangan klinis

penelitian ini pengaruh senam Tai Chi terhadap tekanan darah dilihat pada wanita usia 50 tahun ke atas, oleh karena salah satu faktor terjadinya peningkatan tekanan darah

Nilai STC 30 dB berdasarkan klasifikasi nilai STC dalam ASTM E413 – 04 dan Introduction to Sound Transmission Class dari Gailer & Assosiates diketahui bahwa nilai STC dari

Makalah ini bertujuan untuk membangun aplikasi pemodelan persyaratan perangkat lunak menggunakan UML, atau secara khusus, untuk membangun aplikasi pemodelan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria