PERSEPSI BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI
TERHADAP KOMPETENSI DAN SIKAP LULUSAN SMK
JURUSAN BANGUNAN DALAM MENGISI LAPANGAN
KERJA PADA JASA KONSTRUKSI DI KOTA PADANG
Meri Sufina
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
Abstrak
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dunia kerja terhadap kompetensi dan sikap lulusan SMK jurusan bangunan dalam mengisi lapangan kerja pada jasa konstruksi di Kota Padang, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi persepsi dunia kerja dunia kerja terhadap lulusan SMK jurusan bangunan dalam mengisi lapangan kerja pada jasa konstruksi di kota padang. Yang menjadi populasi adalah pimpinan perusahaan jasa konstruksi kota padang dengan jumlah populasi 708 perusahaan. Dengan pengambilan sampel stratified propotional random sampling dengan jumlah sampel 88 badan usaha.
Kata kunci: Jasa Konstruksi, Kompetensi, Sikap Lulusan
1. PENDAHULUAN
Salah satu bidang keahlian di SMK adalah bidang keahlian bangunan, lapangan pekerjaannya bisa bekerja diperusahaan jasa konstruksi yang terbagi atas jasa perencana, pelaksana (kontraktor), dan pengawasan. Jasa perencanaan memberikan layanan jasa konsultasi perencanaan yang bertugas membuat perencanaan sesuai standar yang berlaku dalam bentuk gambar-gambar lengkap dengan uraian pekerjaan dan syarat pelaksanaan bestek dalam bidang bangunan. Sedangkan jasa pelaksanaan (kontraktor) memberikan layanan jasa pelaksanaan dengan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan pembangunan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan . dan terakhir konsultan pengawas yang akan mengawasi jalannya pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana (kontraktor) pada batas-batas yang telah ditentukan. Ketiga sub bidang tersebut merupakan ladang pekerjaan yang besar bagi lulusan SMK Jurusan Bangunan.
Perusahaan jasa konstruksi membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang baik untuk bisa melaksanakan tugas dan perannya di dalam bekerja. Untuk itu sesuai dengan tujuannya pihak sekolah akan menuntun siswanya untuk memiliki kompetensi yang dapat dipakai saat bekerja.
Ilmu pengetahuan bidang teknik sipil bersifat dinamis yang selalu berkembang. Untuk mengikuti kemajuannya perlu ditambah lagi kompetensi-kompetensi siswa. Sehingga pihak sekolah perlu mengetahui kebutuhan dunia kerja, agar tidak terjadi masalah link and match antara pendidikan dan kebutuhan dunia indutri yang berjalan sendiri-sendiri.
2. TINJAUAN LITERATUR
2.1. Persepsi
Jalaludin Rahmat (2003:15) mengemukakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Tebentuknya persepsi dimulai dengan pengamatan yang melalui proses hubungan melihat, mendengar, menyentuh, merasakan, dan menerima sesuatu hal yang kemudian seseorang menseleksi, mengorganisasi, dan menginterprestasikan informasi yang diterimanya menjadi suatu gambaran yang berarti. Persepsi tidak bertahan seumur hidup dapat berubah sesuai dengan perkembangan pengalaman, perubahan kebutuhan, dan sikap dari seseorang.
Persepsi dunia kerja merupakan pandangan dari dunia kerja yang nantinya menghasilkan penafsiran atau penginterprestasian yang berupa penilaian dari dunia kerja khususnya badan usaha jasa konstruksi.
2.2. Badan Usaha Jasa Konstruksi
Menurut Permen PU No.8 tahun 2011 tentang pembagian subklasifikasi dan subkualifikasi usaha jasa konstruksi, jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layangan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Perencana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional dibidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan atau bentuk fisik lain. Pelaksana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatanya untuk mewujudkan suatu hasil perncanaan menjadi bangunan atau bentuk fisik lain. Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional dibidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan.
Dalam penyelenggaraannya, untuk melakukan sertifikasi profesi dan badan usaha jasa konstruksi , lembaga yang berwenang adalah LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi). LPJK adalah badan/ lembaga resmi yang mengeluarkan sertifikat badan usaha sesuai perwujudan dari undang-undang (UU) Nomor 9 Tahun 1999. Dalam peraturan LPJK No.2 Tahun 2013 dalam pasal 9 disebutkan penggolongan kualifikasi usaha jasa pelaksana konstruksi didasarkan pada kriteria tingkat/kedalaman kemampuan usaha. Penggolongan kualifikasi usaha meliputi gred 1 sampai gred 7. Kualifikasi gred 1 berlaku untuk usaha perseorangan. Kualifikasi gred 2-7 berlaku untuk badan usaha. Penetapan atas tingkat/kedalaman kemampuan usaha pelaksana konstruksi didasarkan pada penilaian atas pengalaman, sumber daya manusia, dan kekayaan bersih.
2.3. Lulusan SMK Jurusan Bangunan
2.3.1. Kompetensi Lulusan
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Di dunia kerja digunakan Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI). Standar kompetensi adalah pernyataan ukuran atau patokan tentang kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu aktifitas merujuk pada beberapa karakteristik, baik yang bersifat dasar, pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku dengan tingkat kemampuan yang dapat diubah-ubah , tergantung sejauh mana pengetahuan, keterampilan maupun perilaku tersebut di asah. Penetapan SKKNI disusun berdasarkan jabatan kerja yang tersedia. Berikut contoh untuk jabatan mandor konstruksi : SKKNI mandor konstruksi menurut keputusan mentri pekerjaan umum no. 340/KPTS/M/2007 ; 1) Pendidikan : min SMK Teknik Bangunan ; 2) Kemampuan; a) Mampu membaca gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam langkah-langkah operasional; b) mampu menjelaskan kualitas bangunan yang baik; c) mampu menilai tukang dan pekerja yang cakap dan terampil; d) mampu menetapkan jenis alat dan bahan /material yang baik; e) mampu menjelaskan teknik operasional pekerjaan konstruksi sesuai bidang pekerjaanya; f) mampu mengatur dan mengawasi para tukang dan pekerja; g) mampu menghitung perkiraan volume pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat; h) mampu menghitung harga satuan ongkos kerja; i) mampu membuat jadwal dan rencana kerja.
Dan masih banyak ketetapan SKKNI lainnya yang digunakan untuk rekutmen tenaga kerja. SKKNI juga dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan. Sesuai dengan peraturan mentri pendidikan nasional nomor 28 tahun 2009 tentang standar kompetensi kejuruan sekolah menengah kejuruan program studi keahlian teknik bangunan. Contoh pada bidang konstruksi batu dan beton ; 1) Menghitung Konstruksi sederhana ; 2) Membuat
gambar pelaksanaan konstruksi; 3) Menyusun Rencana Anggaran Biaya; 4) Menggunakan peralatan tangan dan mekanik listrik pada konstruksi batu dan beton; 5) Mengelola pekerjaan konstruksi; 6) Melaksanakan pemeriksaan bahan bangunan; 7) Melaksanakan pengukuran konstruksi; 8) Melaksanakan pekerjaan perancah; 9) Melaksanakan pekerjaan scafolding; 10) Melaksanakan pekerjaan pembesian; 11) Melaksanakan pengecoran beton; 12) Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan; 13 ) Melaksanakan pekerjaan beton pracetak; 14 ) Melaksanakan pekerjaan jalan.
Dari standar kompetensi diatas dapat dipahami bahwa lulusan SMK sudah dibekali dengan kompetensi-kompetensi yang akan mereka manfaatkan di dunia kerja. Melihat dari standar kompetensi seharusnya lulusan SMK yang dihasilkan sudah memiliki kompetensi keahlian dan siap bersaing di dunia kerja. Namun apakah lulusan sudah memiliki kompetensi tersebut?. Untuk menjawab pertanyaan itu , perlu ditanyakan ke pihak dunia kerja bagaimana pandanganya terhadap kompetensi lulusan dalam mengisi lapangan kerja.
2.3.2. Sikap lulusan
Sikap lulusan merupakan bagian ranah efektif yang sangat diperlukan seseorang dalam bekerja. Sikap ini meliputi disiplin, ketelitian, etos kerja dan sikap dalam bekerja sama yang nantinya dapat mempengaruhi kualitas kerja. Sikap seseorang dapat tergambar dari caranya menerapkan kedisiplinan dan segala hal yang terkait dengan ranah afektif yang diukur berdasarkan penilaian objektif yang dimaksud dalam bekerja. Secara sederhana sikap dalam bekerja merupakan inti pengawasan yang ada pada diri seseorang terhadap dirinya sehingga dia dapat mengontrol dirinya tanpa perlu diawasi adanya pengawasan dari orang lain.
3. METODOLOGI
Penelitian ini tergolong dekriptif kuantitatif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh irawan (2000;60) bahwa “Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.”
Populasi dalam penelitian adalah perusahan konstruksi di kota padang. Menurut LPJK (lembaga Pengembangan jasa Konstruksi ) jumlah badan usaha jasa konstruksi di kota pdang adalah sebanyak 708 badan usaha yang terdiri dari 508 pelaksana, dan 123 perencana/ pengawas. Berikut tabelnya :
Table 1: Jumlah Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi di Kota Padang
Jumlah Badan Usaha Pelaksana Konstruksi
TOTAL Gred - 2 Gred - 3 Gred - 4 Gred - 5 Gred - 6 Gred - 7
221 87 149 97 25 6 585
Table 2: Jumlah Badan Usaha Jasa Perencana/ Pengawas Konstruksi di Kota Padang
Jumlah Badan Usaha Perencana/ Pengawas
TOTAL
Gred - 2 Gred - 3 Gred - 4
117 6 0 123
Berdasarkan jumlah polulasi yang telah diketahui, maka dapat dihitung jumlah sampel yang akan digunakan dengan teknik stratified propotional random sampling yaitu pengambilan sampel secara proporsional pada bagian populasi. Sesuai teknik tersebut maka diambil sampel sebanyka 88 badan usaha yang merata pada populasi. Utnuk menentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut :
N= ukuran populasi dan
e = presentase kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel (10%) sehingga diperoleh sampel sebagai berikut
Table 3: Pembagian sampel responden penelitian
Bidang Kualifikasi Jumlah populasi Presentase Sampel
Jasa pelaksana Konstruksi Gred - 2 221 31 27 Gred – 3 87 12 11 Gred – 4 149 21 19 Gred – 5 97 14 12 Gred – 6 25 4 3 Gred – 7 6 - - Jasa Perencana/ pengawas Gred – 2 117 17 15 Gred – 3 6 1 1 Gred – 4 0 - - Total 708 100 88
Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data adalah berupa kuisioner/ angket kepada perusahaan jasa konstruksi yang menjadi responden dalam penelitian ini.
Table 4: Instrumen penelitian
Variabel Indikator/ item
Jabatan
Acuan Quantity
Surveyor Mandor Drafter
Kompetensi
lulusan
SMK
Jurusan
Bangunan
1. Keterampilan dasar √ √ √ Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Kompetensi Kejuruan SMK Jurusan Bangunan 2. Komputer √ √ √ 3. IPTEK √ √ √ 4. Penerapan Keahlian √ √ √ 5. Wawasan √ √ √ 6. Manajemen proyek √ - - 7. RAB √ √ - 8. Pemakaian Bahan √ √ - 9. Gambar Sket √ √ √ 10. AutoCAD 2D - - √Variabel Indikator/ item
Jabatan
Acuan Quantity
Surveyor Mandor Drafter
Kompetensi
lulusan
SMK
Jurusan
Bangunan
11. AutoCAD 3D - - √ Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Kompetensi Kejuruan SMK Jurusan Bangunan 12. Gambar dengan program pendukung - - √ 13. Gambar sederhana √ √ √ 14. Gambar Pembesian √ √ √ 15. Mekanika Dasar √ √ -16. Beban dan Gaya √ √ -
17. Material Baik √ √ - 18. PBI √ √ √ 19. Beton √ √ - 20. Rumah Sederhana √ √ √ 21. Plumbing √ √ √ 22. Survey √ - √
23. Drainase √ √ √ 24. Konstruksi Baja √ √ √ 25. Pondasi √ √ √ 26. Dinding √ √ √ 27. Kayu √ √ √ 28. Atap √ √ √ 29. Lantai √ √ √ 30. Gempa √ √ √ 31. Pemimpin Proyek - √ - 32. Pengawas proyek - √ - 33. Mendesain - - √ 34. Gambar pelaksanaan kostruksi - - √ 35. Konstruksi sederhana √ √ - 36. Gambar lay-out interior, eksterior - - √ 37. Gambar utilitas gedung - - √ Sikap lulusan SMK Jurusan Bangunan 38. Kejujuran SKKNI, Hasibuan (2002), Mangkunegara (2005)
39. Hubungan dengan rekan kerja 40. Tata tertib
41. Tanggung jawab 42. Loyalitas 43. Adaptasi 44. Produktif
45. Kesiapan dalam melaksanakan tugas 46. Kerja sama 47. Kepribadian 48. Kreativitas 49. Prakarsa 50. Disiplin
4. HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian didapat bahwa persepsi dunia kerja pada jasa konstruksi terhadap kompetensi lulusan SMK jurusan bangunan secara keseluruhan termasuk kategori rendah dengan pencapaian responden 60,28 %. Sedangkan pada sikap secara keseluruhan rata-rata pencapaiannya sebesar 71,49 % termasuk kategori sedang.
Table 5: Persepsi jasa Konstruksi terhadap kompetensi dan sikap
Bidang Kualifikasi Persepsi terhadap kompetensi (%) Persepsi terhadap Sikap (%) Jasa pelaksana Konstruksi Gred - 2 63,76 74,07 Gred – 3 63,10 74,13 Gred – 4 55,82 70,20 Gred – 5 54,64 67,44 Gred – 6 46,49 64,10 Gred – 7 - - Jasa Perencana/ pengawas Gred – 2 65,15 75,38 Gred – 3 55,68 56,92 Gred – 4 - -
Table 6: Persepsi jasa Konstruksi terhadap kompetensi berdasarkan jabatan Jabatan Persepsi terhadap kompetensi (%) Kualifikasi
Quantity surveyor 66,52 Sedang
Mandor 64,00 Sedang
Drafter 61,78 Rendah
Table 7: Persepsi jasa Konstruksi terhadap kompetensi lulusan
Indikator/ item Jumlah
nilai TCR (%) Kategori
1. Keterampilan dasar 342 77,7 Sedang
2. Komputer 343 78,0 Sedang
3. IPTEK 337 76,6 Sedang
4. Penerapan Keahlian 336 76,4 Sedang
5. Wawasan 334 75,9 Sedang
6. Manajemen proyek 289 65,7 Sedang
7. RAB 285 64,8 Sedang
8. Pemakaian Bahan 193 43,9 Sangat rendah
9. Gambar Sket 311 70,7 Sedang
10. AutoCAD 2D 309 70,2 Sedang
11. AutoCAD 3D 210 47,7 Sangat rendah
12. Gambar dengan program
pendukung 151 34,3 Sangat rendah
13. Gambar sederhana 292 66,4 Sedang
14. Gambar Pembesian 220 50,0 Sangat rendah
15. Mekanika Dasar 324 73,6 Sedang
16. Beban dan Gaya 256 58,2 Sedang
17. Material Baik 326 74,1 Sedang
18. PBI 238 54,1 Sedang
19. Beton 291 66,1 Sedang
20. Rumah Sederhana 328 74,5 Sedang
Indikator/ item Jumlah
nilai TCR (%) Kategori
21. Plumbing 327 74,3 Sedang
22. Survey 304 69,1 Sedang
23. Drainase 256 58,2 Sedang
24. Konstruksi Baja 196 44,5 Sangat rendah
25. Pondasi 320 72,7 Sedang
26. Dinding 331 75,2 Sedang
27. Kayu 327 74,3 Sedang
28. Atap 323 73,4 Sedang
29. Lantai 328 74,5 Sedang
30. Gempa 212 48,2 Sangat rendah
31. Pemimpin Proyek 145 33 Sangat rendah
32. Pengawas proyek 138 31,4 Sangat rendah
33. Mendesain 144 32,7 Sangat rendah
34. Gambar pelaksanaan
kostruksi 197 44,8 Sangat rendah
35. Konstruksi sederhana 226 51,4 Sangat rendah
36. Gambar lay-out interior,
eksterior 153 34,8 Sangat rendah
Table 8: Persepsi jasa Konstruksi terhadap Sikap lulusan
Indikator/ item Jumlah
nilai TCR (%) Kategori
1. Kejujuran 320 72,7 Sedang
2. Hubungan dengan rekan
kerja 328 74,5 Sedang
3. Tata tertib 320 72,7 Sedang
4. Tanggung jawab 322 73,2 Sedang
5. Loyalitas 326 74,1 Sedang
6. Adaptasi 335 76,1 Sedang
7. Produktif 312 70,9 Sedang
8. Kesiapan dalam
melaksanakan tugas 300 68,2 Sedang
9. Kerja sama 331
75,2
Sedang10. Kepribadian 320 72,7 Sedang
11. Kreativitas 267 60,7 Rendah
12. Prakarsa 287 65,2 Sedang
13. Disiplin 321 73,0 Sedang
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan:
1. Persepsi Badan usaha jasa konstruksi kota Padang terhadap kompetensi lulusan SMK jurusan bangunan secara keseluruhan rata-rata tergolong rendah. Dunia kerja menganggap lulusan SMK jurusan bangunan belum mampu memenuhi standar kompetensi kerja (SKKNI) di dunia kerja
2. Persepsi Badan usaha jasa konstruksi kota Padang terhadap sikap lulusan SMK jurusan bangunan secara keseluruhan kategori pencapaian sedang. Menurut dunia kerja lulusan belum sepenuhnya memenuhi sikap yang diinginkan dunia kerja.
Impilkasi dari penelitian ini adalah perlunya peningkatan kualitas lulusan baik
kompetensi maupun sikap lulusan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Departemen Pekerjaan umum, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia: Kepala Tukang
Pembesian/ Penulangan Beton, Kepala Tukang Kayu, Kepala Tukang Batu/Bata, Jakarta; 2007
[2] Hasibuan, Malayu.2002. Manajemen SDM Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara [3] Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Relika Aditama
[4] Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Perubahan Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Registrasi Ulang, Perpanjangan Masa Berlaku Dan Permohonan Baru Sertifikasi Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi
[5] Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.8 tahun 2011 tentang pembaggian subklasifikasi dan subkualifikasi usaha jasa konstruksi
[6] Peraturan mentri pekerjaan umum no.340/KPTS/M/2007 tentang penetapan SKKNI tenaga terampil dan tenaga ahli di bidang jasa konstruksi untuk mandor konstruksi (no.registrasi : KJI 700.75)