• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMEN BERBASIS CTL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMEN BERBASIS CTL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES

TOURNAMEN BERBASIS CTL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

KELAS IV

Ni Kadek Somawati

1

, Desak Putu Parmiti

2

, I Wayan Tirka

3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

somawaticiiyummy@yahoo.com

,

dp-parmiti@undiksha.ac.id

,

wayan.tirka@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang signifikan pada pembelajaran IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Teams Games Tournament berbasis CTL dengang siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional kelas IV Semester II di SD Gugus II Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas IV di SD Gugus II Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng yang berjumlah 88 siswa. Sampel penelitian ini yaitu kelas IV SD No 4 Gitgit yang berjumlah 17 siswa dan siswa kelas IV SD No 2 Gitgit yang berjumlah 17 siswa. Data hasil belajar menggunakan tes pilihan ganda. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikansi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament berbasis CTL dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV Semester II di SD Gugus II Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Perbandingan hasil perhitungan rata-rata skor hasil belajar IPA kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Teams Games Tournament berbasis CTL adalah 20,64 lebih besar dari rata-rata skor hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional sebesar 10,35. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh thit= 10,14 dan ttab=2,021 dapat ditarik kesimpulan bahwa, thit > ttab, sehingga

H0 ditolak dan H1 diterima. Adanya perbedaan yang signifikansi menunjukkan bahwa

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament berbasis CTL berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Kata kunci: CTL, hasil belajar, IPA, TGT Abstract

The study aimed at finding out significant difference of natural sciences learning achievement between students who were taught by using CTL based Teams Games Tournament teaching model and students who were taught by using conventional teaching model. The students were all second semester IV Grade Elementary School students at Cluster II Elementary Schools in Sukasada Sub District, Buleleng Regency. This study was a quasi-experimental research that involved 88 elementary school students as the research population. Sample of the study were 17 IV Grade students of SD No.4 Gitgit and 17 IV Grade students of SD No.2 Gitgit. The data were collected by distributing multiple choice test to the students and analyzed by using descriptive statistical analysis technique and inferential statistic technique, that was

(2)

t-2

test. The result of the study showed significant difference of Natural Sciences learning achievement between students who were taught by using CTL based Teams Games Tournament teaching model and students who were taught by using conventional teaching model. Comparison result of mean score of students who were taught by using CTL based Teams Games Tournament teaching model was 20.64, bigger than mean score of students who were taught by using conventional teaching model which gained 10.35. Based on t-test result, tcount was as much as 10.14 while ttab was as

much as 2.021. This meant tcount > ttab therefor H0 was rejected and H1 was accepted.

This significant difference showed that teaching by using CTL based Teams Games Tournament teaching model affected student learning achievement more significantly compared than learning achievement of students who were taught by using conventional teaching model.

Keywords :

: CTL, learning achievement, natural sciences, TGT

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman yang semakin moderen terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan persyaratan untuk mencapai tujuan pembangunan. Berbicara masalah pendidikan di Indonesia, pendidikan hendaknya diberikan perhatian yang khusus. Untuk dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya dapat dilakukan dengan meningkatkan hasil belajar IPA.

Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Pendidikan IPA dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta dapat menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Selain memberikan

pengalaman langsung, proses

pembelajaran melibatkan timbal balik antara guru dan siswa. Guru sebagai salah satu komponen yang sangat penting di dalam sebuah pembelajaran. Guru bukan hanya sebagai penyampai materi pembelajaran saja tapi guru dapat dikatakan sentra pembelajaran. Sebagia pengatur sekaligus pelaku dalam proses mengajar, guru yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar

dilaksanakan. Karena itu guru dituntut untuk menyampaikan materi dengan baik dan menarik karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap lemahnya penangkapan materi siswa, kurangnya minat siswa dalam pembelajaran IPA dan, akan berpengaruh terhadapa hasil belajar IPA siswa.

Segala kegiatan yang tujuannya mendidik siswa melalui pembelajaran mata pelajaran, proses pembelajaran yang nantinya akan memberikan pengalaman yang bermakna untuk siswa dan dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu mata pembelajarannya adalah IPA. IPA merupakan mata pelajaran pokok, mata pelajaran wajib yang ada di setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah. IPA juga mata pelajaran yang di ujikan dalam Ujian Nasional.

Pembelajaran IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Sehingga tidaklah tepat jika pembelajaran hanya dilaksanakan dengan metode ceramah yang kemungkinan kecil dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

Pengajaran IPA tidak menggunakan hanya satu model pembelajaran karena IPA sendiri yang bersifat dinamis. Pada pembelajaran IPA di tingkat sekolah dasar sangat mengandalkan penggunaan model-model pembelajaran yang aplikatif dan menarik. Pembelajaran yang menarik

(3)

3 akan memikat siswa untuk terus dan betah mempelajari IPA. Apabila siswa sudah tertarik dengan pembelajaran maka akan dengan mudah meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Di sebagian siswa, pembelajaran IPA sangat membosankan karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah dalam penangkapan materi tersebut. Salah satu perubahan yang dilakukan

dengan menggunakan model

pembelajaran Teams Games Tournament berbasis CTL.

“Pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament adalah salah satu

tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan

reinforcemen” (Shoimin, 2014:203). Alur

strategi model pembelajaran TGT dimulai dari class presentasion dalam tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi, dan penjelasan singkat tentang LKS. Teams pada tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar. Games merupakan tahap dimana salah satu siswa yang menjadi perwakilan kelompok akan menjawab pertanyaan yang diajukan guru untuk menguji pengetahuan siswa yang didapat dari penyajian kelas, siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapatkan skor. Tahap selanjutnya adalah tournament pada tahap ini siswa dibagi ke dalam beberapa meja tournament sesuai dengan prestasi yang diperoleh. Tahap terakhir teams rekognisi pada tahap ini guru mengumumkan kelompok yang menang dan masing-masing kelompok akan mendapatkan hadiah.

“CTL(Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang

dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapnnya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat” (Nurhadi, dalam Rusman, 2014). Komponen-komponen CTL adalah mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan, mengembangkan sifat ingin tau siswa, menciptakan masyarakat belajar, menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan, dan melakukan penilaian secara objektif.

Adapun keterkaitan proses pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament berbasis CTL adalah pada tahap class

presentasion pada tahap ini penyajian

materi yang dilaksanakan guru siswa dituntut untuk menemukan atau mengaitkan materi yang disajikan guru dengan dunia nyata dan guru menghadirkan media yang sebenarnya,

teams pada tahap ini siswa dibentuk

menjadi beberapa kelompok dibentuk untuk mendalami materi bersama anggota kelompok secara inquiry , games pada tahap ini siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru pada saat menjawab pertanyaan siswa akan mengembangkan sifat ingin untuk menemukan jawab dari pertanyaan yang diajukan oleh guru,

tournament pada tahap ini siswa dibagi ke

dalam beberapa meja tournament sesuai dengan prestasi yang diperoleh dan guru dituntut melakukan penilain secara objektif, teams rekognisi pada tahap ini

guru mengumumkan kelompok yang menang dan masing-masing kelompok akan mendapatkan hadiah.

Berdasarkan latar belakang masalah-masalah tersebut, maka peneliti merasa perlu dilakukan suatu tindakan. Tindakan yang dilakaukan berupa penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament berbasis CTL Terhadap Hasil Belajar IPA pada siswa kelas IV Tahun ajaran 2016/2017 di Gugus II Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng”.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017 di gugus II Kecamatan Sukasada Kabupaten

(4)

4 Buleleng antar siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament berbasis CTL dengan

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Gugus II Kecamatan Sukasada pada rentangan semester II tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu, disebut eksperimen semu karena dalam menentukan subjek penelitian menggunakan teknik simple random

sampling dari kelas yang dijadikan

populasi yang memiliki kesetaraan. Rancangan penelitian ini mengikuti rancangan eksperimen non- equivalen

posttest-only control group design. Desain

ini dipilih karena penelitian yang akan dilakukan hanya ingin mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rancangan ini menggunakan dua kelompok subjek, salah satunya diberikan perlakuan sedangkan kelompok lain ditetapkan sebagai kelompok pengendali atau kontrol.

Populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian. Menurut Sudjana (dalam Agung, 2014:69) , yang dimaksud populasi ialah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Menurut Agung ( 2016:8), pengertian umum populasi adalah sama dengan jumlah penduduk atau jumlah hewan atau jumlah tumbuh-tumbuhan.Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD di Gugus II Kecamatan Sukasada Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV semester II di SD Gugus II Kecamatan Sukasada yang berjumlah 4 Sekolah Dasar. Adapun jumlah seluruh populasi adalah88 siswa.

Pemilihan sampel penelitian menggunakan teknik simple random

sampling. Menurut Agung (2014:72)

“Sampel random sampling adalah mencampur subjek-subjek di dalam

populasi sehingga semua objek dianggap sama, semua subjek mendapat hak yang sama untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi anggota sampel”. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah random sampling, karena tidak mungkin mengubah kelas yang ada. Dari 4 SD yang ada di gugus II Kecamatan Sukasada dilakukan pengundian untuk mengambil 2 kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. Berdasarkan hasil undian diperoleh bahwa kelompok eksperimen yang terpilih adalah kelas IV SD No 4 Gitgit. yang berjumlah 17 siswa. Sedangkan kelompok kontrol yang terpilih adalah kelas IV SD No 2 Gitgit. yang berjumlah 17 siswa. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran TGT berbasis CTL, dan kelompok kontrol diberikan perlakuan berupa pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Menurut Agung (2014) menyatakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang menjadi titik fokus penelitian. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Menurut Agung (2014:42) “Variabel bebas yaitu satu atau lebih variabel yang sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung”. Berdasarkan pengertian tersebut variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran. Model pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran TGT yang diterapkan pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelompok kontrol sebagai suatu perlakuan.

Menurut Agung (2014:43) “Variabel tergantung yaitu variabel yang

keberadaanya atau munculnya

bergantung pada variabel bebas”. Variabel terikat atau tergantung dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data hasil belajar IPA. Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang merupakan variabel terikat dalam penelitian.

(5)

5 Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data tentang hasil belajar IPA adalah tes hasil belajar dengan tes pilihan ganda, dimana butir pertanyaannya berjumlah 30 soal. Tes ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap pembelajaran IPA yang mereka peroleh di kelas IV. Setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dipilih oleh siswa (alternatif a, b, c, dan d) setiap aitem akan diberikan skor 1 bila siswa menjawab dengan benar (jawaban dicocokan dengan kunci jawaban) serta skor 0 untuk siswa yang menjawab salah, skor setiap jawaban kemudian dijumlahkan dan jumlah skor tersebut merupakan skor variabel hasil belajar IPA.

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda alat ukur, dilakukan uji coba instrumen yang langsung dilaksanakan pada saat penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara empirik apakah instrumen hasil belajar layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Setelah dilaksanakannya uji coba, data yang diperoleh dipilih dan dipakai data dalam analisis data yang terbukti valid dan reliabel.

Untuk menguji validitas tes objektif ditentukan melalui analisis butir berdasarkan koefisien korelasi point biserial, karena tes bersifat dikotomi. Soal yang duganakan dalam pos tes adalah soal yang dinyatakan valid, untuk sola yang tidak valid tidak digunakan.

Setelah uji validitas dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel. Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir soal yang dipakai saja, dengan demikian uji reliabilitas bisa dilakukan setelah dilakukan uji validitas. Uji reliabilitas tes yang bersifat dikotomi dan heterogen. Kriteria yang digunakan untuk menentukan butir soal yang reliabel adalah jika koefisien reliabilitas yang didapat dari perhitungan lebih besar dari pada koefisien yang terdapat pada tabel

harga kritis dari = ( .

Setelah uji reliabilitas dilakukan uji tingkat kesukaran butir tes. Tingkat kesukaran butir tes merupakan bilangan yang menunjukkan proporsi peserta ujian (testee) yang dapat menjawab betul butir soal tersebut. Sedangkan tingkat kesukaran perangkat tes adalh bilangan yang menunjukkan rata-rata proporsi testee yang dapat menjawab seluruh perangkat tes (Koyan, 2011:139). Menurut Fernandes (dalam koyan, 2011) menyatakan tes yang baik adalah tes yang memiliki taraf kesukaran antara 0,25–0,7.

Setelah uji tingkat kesukaran butir tes dilakukan uji daya beda. Daya beda butir tes adalah kemampuan butir tes untuk membedakan antara peserta didik yang pandai dan bodoh (Koyan, 2011:141). Artinya, jika tes tersebut diberikan kepada siswa yang pandai akan lebih banyak dijawab dengan benar, sedangkan lebih banyak dijawab salah oleh siswa yang lemah. Jika “D” negatif, soal tersebut sangat buruk dan harus dibuang. Dalam penelitian ini, tes yang akan digunakan harus memiliki kriteria daya beda mulai dari cukup baik sampai sangat baik. Dalam penelitian ini, tes yang akan digunakan harus memiliki kriteria daya beda mulai dari cukup baik sampai sangat baik. Berdasarkan hasil uji daya beda tes, diperoleh DP = 0,68 sehingga perangkat tes yang digunakan termasuk kriteria baik.

Selanjutnya pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran TGT berbasi CTL terhadap kelompok eksperimen dan pemeblajaran konvensional terhadap kelompok kontrol. Setelah diberikan perlakukan pada masing-masing kelompok diberikan pos tes, data yang didapatkan dari pos tes akan dilakukan uji hipotesis. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Sebelum dilakukan pengujian untuk mendapatkan kesimpulan, maka prasyarat yang harus dipenuhi adalah data setiap kelompok berdistribusi normal dan semua harus homogen. Uji normalitas sebaran dilakukan untuk menyajikan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas

(6)

6 data dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian data

berdistribusi normal jika

2 hitung <

2

tabel, dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasannya dk = (k-1).

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Untuk menguji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji F. Kriteria pengujian tolak H0 jika

11, 21

n n

hit F

F  , uji dilakukan pada taraf

signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1.

Setelah uji prasyarat dilakukan uji hipotesis. Hipotesis yang diuji hipotesis kerja (H1) yang berbunyi "terdapat

perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan model

pembelajaran Teams Games Tournament berbasis CTL dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD No 2 Git-Git dengan SD No 4 Git-git ".Sedangkan dalam perhitungan statistik digunakan hipotesis nol (H0) yang berbunyi "tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Teams Games Tournament berbasis CTL dengan siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD No 2 Git-Git dengan SD No 4 Git-Git ". Hipotesis nol diuji secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut. H0: µ1 = µ2 melawan H1 : µ1 ≠ µ2. Jika terbukti bahwa kedua sampel berdistribusi normal dan berasal dari populasi dengan

variasi yang homogen, maka

dipergunakan analisis uji-t (t-test) dengan taraf signifikansi 5% dengan rumus

separated varians. Dengan kriteria

pengujian H0 di tolak jika thitung ≥ ttabel, pada

taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan db = n1 + n2 – 2, jika n1 = n2 dan tidak homogen, maka db = n1–1 atau n2 – 1 (bukan n1 + n2–2). Jika H0 ditolak dan H1 diterima, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran model Teams

Games Tournament berbasis CTL

dengan siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran konvensional. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penghitungan untuk uji prasyarat analisis data hasil belajar IPA kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata atau mean = 20,64 dengan standar deviasi adalah S = 3,51 varians s2= 12,36. Sedangkat data hasil belajar IPA kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata atau mean = 10,35 dengan standar deviasi adalah S = 2,52 varians s2= 6,36.

Uji normalitas sebaran data dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal pada dua kelompok data dalam penelitian ini, yaitu (1) hasil belajar IPA pada kelas eksperimen, (2) hasil belajar IPA pada kelas kontrol. Uji normalitas sebaran data dilakukan dengan bantuan SPSS-16.0 for

windows uji statistik Kolmogorov-Smirnov

pada taraf signifikan 0,05. Uji ini dilakukan terhadap data post-test terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Apabila nilai signifikansi lebih besar daripada signifikansi (ɑ) maka sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Normalitas sebaran data diuji dengan teknik Kolmogorov-Smirnov dan

Shapiro-Wilk menggunakan bantuan

SPSS-16.0 for windows yang diperoleh

hasil seperti yang disajikan pada tabel 01 sebagai berikut.

Tabel 01. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data dengan Teknik Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk dengan Taraf Signifikansi 5%

(7)

7

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Eksperimen .128 17 .200* .972 17 .849

Kontrol .175 17 .177 .937 17 .282

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan data pada tabel diatas, menunjukkan bahwa statistik Kolmogorov-Smirnov memiliki angka signifiknsi lebih

besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan semua sebaran data hasil belajar IPA sudah berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians antar kelompok bertujuan untuk memeriksa kesamaan varians antar kelompok perlakuan. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antar kelompok eksperimen dan kontrol. Uji yang digunakan adalah uji-F dengan kriteria data homogen jika Fhit < Ftab, diketahui Fhit hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kontrol adalah 1,14, sedangkan Ftab pada dbpembilang = 16, dbpenyebut = 16, dan taraf signifikansi 5%

adalah 2,33. Hal ini berarti, varians data hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen. Dari hasil uji prasyarat, yaitu uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Oleh karena itu, uji hipotesis atau analisis data menggunakan uji-t dapat dilakukan. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean uji-t (t-test) dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika thit > ttab, dimana ttab diperoleh dari tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan db = n1 + n2 – 2. Rangkuman hasil analisis uji-t ditampilkan pada tabel 02 berikut.

Tabel 02. Hasil Uji-T

Kelompok N Db Mean s2 thit ttab

Eksperimen 17

34

20,64 12,36

10,14 2,021 Kontrol 17 10,35 6,36

Berdasarkan tabel analisis di atas, dapat diketahui thit = 10,14 dan ttab = 2,021 untuk db = 34 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan kriteria pengujian, karena thit > ttab maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

Teams Games Tournamen Berbasis CTL

dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD di Gugus II Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng.

Berdasarkan data hasil penelitian, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang

signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament berbasis CTL dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional.

Perbedaan yang signifikan antara kelompok yang dibelajarkan dengan model TGT dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran tidak TGT

disebabkan karena perbedaan perlakuan pada langkah-langkah dan proses pembelajaran. Pembelajaran di kelompok kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran TGT ini ditandai dengan pembelajaran yang dilakukan guru setiap harinya. Pembelajaran tidak TGT pada

(8)

8 umumnya siswa hanya menerima materi yang dijelaskan oleh guru. Pembelajaran tidak menggunakan model TGT guru dianggap sebagai pusat informasi. Guru lebih mendominasi proses pembelajaran yang meliputi menerangkan materi pelajaran, memberikan contoh-contoh, memandu penyelesaian soal serta menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Pembelajaran tidak menggunakan model TGT menjadikan siswa pasif karena hanya mendengarkan ceramah yang diberikan oleh guru, siswa hanya mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru tanpa memaknai isi dari materi pelajaran tersebut. Oleh sebab itu pembelajaran tidak TGT ini menyebakan pembelajaran menjadi kurang efektif, dan siswa cenderung merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga menyebabkan hasil pembelajaran yang dicapai menjadi kurang maksimal.

Berbeda dengan pembelajaran dengan model pembelajaran TGT

berbasis CTL. Pembelajaran yang menggunakan model pembalajaran

Teams Games Tournament membuat

siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran tentu saja dalam hal ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dilihat dari pembelajaran model

Teams Games Tournament berbasis CTL

lebih banyak menekankan keterlibatan siswa dalam menemukan sendiri pengetahuannya dengan melakukan kegiatan diskusi kelompok sedangkan guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran.

Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda (Rusman, dalam Marta, 2014). Model pembelajaran TGT yang menggunakan permainan

dalam proses pembelajaran

memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan siswa dalam belajar.

Hal ini didukung oleh hasil

penelitian Saptayanti (2016), dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe TGT (

Teams Games Tournament) Terhadap

Hasil Belajar Matematika. Adanya peningkatan hasil belajar ini dikarenakan oleh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament sesuai dengan karakteristik anak SD. Model teams games tournament dapat mengaktifkan dan memotivasi siswa

dalam proses dalam proses

pembelajaran.. Peran guru dalam

pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe teams games

tournament , sebagai fasilitator dan

moderator yang memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dalam pembelajarannya yang disertai dengan tournament akademik akan mampu melatih siswa untuk berani

berbicara dan mengemukakan

pendapatnya yang bertujuan

membiasakan siswa serta memudahkan siswa untuk mengingat pelajaran yang telah diberikan.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diinterpretasikan bahwa model pembelajaran Teams Games Tournamen berbasis CTL berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD di Gugus II Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.

SIMPULAN DAN SARAN

Maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan model

pembelajaran Teams Games Tournamen Berbasis CTL berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA kelas IV Tahun Ajaran 2016/2017 di Gugus II Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Hal ini terbukti dari penghitungan bahwa thitung lebih besar dari t tabel (thitung = 10,14 > t tabel = 2,021) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Rata-rata skor hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT

berbasis CTL adalah 20,64, sedangkan rata-rata skor hasil belajar dengan model

(9)

9 pembelajaran konvensional adalah 9,35. Hal ini berarti rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournamen Berbasis CTL dan kelompok

siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus II Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017.

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, adapun beberapa saran yang ingin disampaikan sebagai berikut. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan tentang inovasi dalam teori pembelajaran. Selain itu, terdapat beberapa saran yang diberikan kepada pihak yang terkait. Saran-saran tersebut dipaparkan dalam penjelaskan berikut. 1) Bagi Siswa, disarankan kepada siswa di sekolah dasar agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, dan terus mengembangkan pengetahuan yang dimiliki, sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan ke arah yang lebih baik. 2) Bagi Guru, disarankan kepada guru di sekolah dasar, penggunaan model pembelajaran yang inovatif seperti model TGT dan media

pembelajaran sangat perlu

dipertimbangkan untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terlebih lagi untuk mengembangkan kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran sehingga dapat menjadikan pembelajaran yang lebih bermakna. 3)Bagi Peneliti Lain, disarankan kepada peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian lebih yang berkaitan dengan model pembelajaran

TGT agar menambah waktu yang lebih

lama atau menambah variabel penelitian. Di samping itu memperhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Anak Agung Gede. 2016. Satistik

Dasar untuk Pendidikan.

Yogyakarta:Deepulish Publiser Agung. A. A. Gede. 2014. Metodologi

Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Media Publishing

Ariani, M A S, dkk. 2014. Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar IPA dan Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa SMP. E-Journal. Tersedia pada

http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/d ownload/1078/826. Diunduh pada tanggal 5 Juli 2017.

Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen Dalam

Pendidikan. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha Press

Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Universitas Pendidikan

Genesha Perss

Kusumaningrum, Putu Citra Arini, dkk.

2014. Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Gugus XV Kecamatan Buleleng Tahun Ajaran 2013/2014. E-Journal.

Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JJPGSD/article/viewFile/4532/34 91 Diunduh pada tanggal 19 Januari 2017

Marta, I Wayan Dian, dkk. 2014. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Media Grafis Terhadap Hasl Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus Ketut Jelantik Denpasar Utara. E-Journal. Tersedia Pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JJPGSD/article/viewFile/2222/19 21 Diunduh pada tanggal 19 Januari 2017

(10)

10 Rasana, I Dewa Putu Raka. 2009.

Laporan Sabbatical Leave

Model-model Pembelajaran. Singaraja:

Undiksha

Rusman. 2014. Model- Model

Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Jakarta:

Rajawali Pers

Saptayanti, Gusti Ayu Kade Emi, dkk.

2016. Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Teams Games Tournament)

terhadap Hasil Belajar Matematika.

E-Journal. Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JJPGSD/article/download/7274/4 971. Diunduh pada tanggal 5 Juli 2017.

Sayun, I.N, dkk. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (Nht) dan Bentuk Asesmen Terhadap Prestasi Belajar Matematika. E-Journal.

Tersedia padahttp://download.portalgaruda.or g/article.php?article=258492&val=70 28&title=PENGARUH%20MODEL% 20PEMBELAJARAN%20KOOPERA TIF%20TIPE%20NUMBERED%20H EAD%20TOGETHER%20(NHT)%20 DAN%20BENTUK%20ASESMEN% 20TERHADAP%20PRESTASI%20B ELAJAR%20MATEMATIKA.

Diunduh pada tanggal 19 Juli 2017. Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Prenamedia Group.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Inovatif

dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Suartini,Ni Made, dkk. 2015. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Lingkungan Terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 5 Bunutan. E-Journal.

Tersedia pada http://download.portalgaruda.org/arti cle.php?article=306138&val=7030&ti tle=PENGARUH%20IMPLEMENTA SI%20MODEL%20PEMBELAJARA N%20KONTEKSTUAL%20BERBASI S%20LINGKUNGAN%20TERHADA P%20MINAT%20DAN%20HASIL%2 0BELAJAR%20MATEMATIKA%20S ISWA%20KELAS%20V%20SD%20 NEGERI%205%20BUNUTAN .

Diunduh pada tanggal 19 Juli 2017. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: Pt. Raja

Grafindo Persada

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan

Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kharisma Putra Utama Trianto. 2010. Model Pembelajaran

Gambar

Tabel 02. Hasil Uji-T

Referensi

Dokumen terkait

Gerabah atau kereweng (pecahan gerabah) sering kali ditemukan di anatara benda-benda lain pada situs arkeologi. Untuk keperluan studi arkeologi temuan ini sangat

institusi hukum dan profesi hukum, Pembangunan yang komprehensif harus memperhatikan hak-hak azasi manusia, keduanya tidak dalam posisi yang berlawanan, dan dengan

Penelitian ini menunjukan dari 3 sampel yang positif terdapat bakteri Streptococcus agalactiae dan resisten terhadap tetrasiklin terdapat 2 sampel yang positif menunjukan

Dari semua faktor yang diteliti baik jenis kelamin, umur, pendidikan formal, status pekerjaan, pengalaman gula darah rendah, kepemilikan alat pengukur gula darah,

Bapak Montty : ada 3 hal yang ingin saya sampaikan, yang pertama adalah pada tahun depan kita harus melakukan kajian yang spesifik, yang kedua ilmu transparansi itu signifikan

variable, karena variabel ini tergantung dari Jenis Sekolah. Misal untuk jenis sekolah SMA, data 31 tidak dapat dimasukkan, karena data tersebut masuk pada jenis se- kolah SMK.

Bab ini akan menguraikan tentang kondisi biofisik ekosistem gambut di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, pola-pola pemanfaatan lahan gambut oleh masyarakat, komoditas

Wisatawan yang akan menambah anggaran wisata paling besar di tahun 2016 adalah wisatawan Australia, yang mengungguli wisatawan Swiss terkait jumlah nominal anggaran yang akan