• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUAL TATA KERJA KELEMBAGAAN COREMAP II. Selayar Buton. Pangkep. Sikka. Lokasi COREMAP WB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANUAL TATA KERJA KELEMBAGAAN COREMAP II. Selayar Buton. Pangkep. Sikka. Lokasi COREMAP WB"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Indian Pacific Indonesia Buton Selayar Pangkep Raja Ampat Biak Lokasi COREMAP WB Wakatobi Sikka

MANUAL

TATA

KERJA

KELEMBAGAAN

COREMAP

II

(Governance Manual)

Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang Tahap II

COREMAP II

Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN

(2)

SJI Printing

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penyusunan “Manual Tata Kerja Kelembagaan COREMAP II” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Salah satu faktor penentu keberhasilan COREMAP II adalah adanya sistem kelembagaan yang kuat untuk pengelolaan COREMAP II demi terwujudnya tujuan akhir COREMAP II. Kelembagaan ini sangat penting peranannya, karena COREMAP II melibatkan banyak pihak baik di tingkat pusat maupun daerah. Dengan adanya sistem kelembagaan, diharapkan rangkaian tugas, tanggungjawab dan wewenang masing-masing unit beserta jajarannya dapat disinergikan secara jelas dan tidak tumpang tindih guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Manual/Pedoman ini disusun untuk memberikan acuan pelaksanaan unit kerja yang menggambarkan uraian tugas, tanggungjawab dan wewenang serta hubungan tata kerja kelembagaan di dalam dan antar unit kerja

COREMAP II di pusat, provinsi, kabupaten dan desa.

Kami mengucapkan terimakasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga terselesaikannya penyusunan laporan ini

Akhir kata, semoga manual tatakerja kelembagaan ini dapat dijadikan pedoman dalam pengelolaan program COREMAP II, khususnya dalam penguatan kelembagaan serta dapat memberikan manfaat bagi Departemen Kelautan dan Perikanan maupun berbagai pihak atau instansi yang berkepentingan dengan rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang.

Direktur PMO/NCU COREMAP II

(4)

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ...

1

1.1. Latar Belakang ...

1

1.2. Tujuan ...

3

1.3. Sasaran ...

3

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan ...

3

1.5. Landasan Hukum ...

4

BAB. II. KELEMBAGAAN COREMAP II ...

6

BAB III. KELEMBAGAAN PUSAT ...

9

3.1. Struktur Organisasi ...

9

3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... 14

BAB. IV. KELEMBAGAAN PROVINSI ... 24

4.1. Struktur Organisasi ... 24

4.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... 26

BAB. V. KELEMBAGAAN KABUPATEN ... 29

5.1. Struktur Organisasi ... 29

5.2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab ... 32

BAB. VI. KELEMBAGAAN DESA ... 36

6.1. Struktur Organisasi ... 37

6.2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab ... 42

(5)

MANUAL TATA KERJA KELEMBAGAAN

COREMAP II

(Governance Manual)

(6)
(7)
(8)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumberdaya kelautan dan ekosistemnya merupakan sumberdaya potensial yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara berkesinambungan untuk kemakmuran rakyat dan dapat dinikmati dari generasi ke generasi secara berkelanjutan melalui manfaat barang maupun jasa apabila dikelola secara baik dengan memperhatikan karakteristik dan daya dukung lingkungannya.

Pemanfaatan sumberdaya laut baik yang bersifat terbaharui maupun tidak terbaharui semakin meningkat seiring dengan meningkatnya populasi manusia, sehingga tekanan terhadap sumberdaya alam laut dan ekosistemnya semakin meningkat pula. Hal tersebut semakin dipicu oleh kegiatan yang tidak mengacu pada kriteria-kriteria pembangunan berwawasan lingkungan serta pemanfaatan sumberdaya alam laut yang berlebihan. Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya alam laut harus dilakukan secara bijaksana, terencana dan terkendali. Salah satu bentuk untuk melindungi sumbedaya alam ini adalah melakukan konservasi dengan cara menyisihkan lokasi-lokasi yang memiliki potensi keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, gejala alam dan keunikan, serta ekosistemnya menjadi kawasan konservasi laut. Melalui cara tersebut diharapkan upaya perlindungan secara lestari terhadap sistem penyangga kehidupan, pengawetan sumber plasma nutfah dan ekosistemnya serta pemanfaatan sumberdaya alam laut secara lestari dapat terwujud.

Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil tidak terlepas dari pengelolaaan terumbu karang yang lestari. Hal ini disebabkan karena terumbu karang merupakan bagian integral dari ekosistem pantai dan sebagai komponen dasar tempat hidupnya keseluruhan biota laut yang merupakan mata rantai penghubung dari energi matahari kedalam siklus ekosistem pesisir di laut.

(9)

Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (Coral Reef

Rehabilitation and Management Program/COREMAP) bertujuan untuk

melindungi, merehabilitasi dan memanfaatkan ekosistem terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya secara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar ekosistem tersebut melalui penguatan kapasitas pengelolaan sumberdaya karang di Nasional dan Lokal/Daerah. Program ini dilaksanakan dalam 3 fase yaitu : fase inisiasi (1998-2003); fase

akselarasi (2005-2010) dan fase institusionalisasi.

Pada saat ini program COREMAP telah memasuki tahap akselerasi. Tujuan utama dari fase ini adalah (i) memperkuat kapasitas pengelolaan sumberdaya karang di Nasional dan Lokal/Daerah; dan (ii) merehabilitasi dan mengelola ekosistem karang. Adapun cakupan wilayah kerjanya adalah wilayah barat dan wilayah timur. Untuk wilayah timur dengan sumber dana dari world bank (WB) terdiri dari 5 Provinsi dan 7 Kabupaten, yaitu Papua (Biak), Irian Jaya Barat (Raja Ampat), Sulawesi Tenggara (Buton dan Wakatobi), Sulawesi Selatan (Selayar dan Pangkep,) dan Nusa Tenggara Timur (Sikka).

Dalam pengelolaan terumbu karang diperlukan keterlibatan pihak-pihak terkait (stakeholders) demi tercapainya misi dan tujuan sesuai yang diharapkan dari program yang diciptakan oleh pemeritah pusat untuk dilaksanakan di daerah dalam hal ini Coremap II. Kegiatan dan pengelolaan terumbu karang akan berhasil apabila berdasarkan keseimbangan antara pemanfaatan dan kelestarian yang dirancang dan dilaksanakan secara terpadu dan sinergi oleh semua pihak yang terkait dilibatkan dalam program tersebut.

Keberhasilan pelaksanaan program ditentukan antara lain oleh adanya kelembagaan di pusat maupun daerah. Sejalan dengan hal tersebut, maka rangkaian tugas, tanggungjawab dan wewenang masing-masing unit beserta jajarannya perlu dibuat dan disinergikan secara jelas dan tidak tumpang tindih guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Untuk penguatan kelembagaan tersebut diperlukan sebuah pedoman yang dapat dijadikan acuan bagi pengelola program COREMAP II.

(10)

1.2. Tujuan

Tujuan manual tata kerja kelembagaan COREMAP II ini untuk memberikan acuan pelaksanaan unit kerja yang menggambarkan uraian tugas, tanggungjawab dan wewenang serta hubungan tata kerja kelembagaan di dalam dan antar unit kerja COREMAP II di pusat, provinsi, kabupaten dan desa.

1.3. Sasaran

Sasaran manual tata kerja kelembagaan ini adalah:

a. Terumuskan dan terlaksanakannya uraian tugas, fungsi–fungsi, peran, tata kerja, mekanisme, dan koordinasi masing-masing komponen struktural dari tiap lembaga di pusat, provinsi, kabupaten dan desa

b. Terumuskan dan terlaksanakannya uraian tugas, fungsi-fungsi, peran, tata kerja, mekanisme dan koordinasi Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Coastal Community Empowering Board) di kabupaten, serta lembaga pengelola sumberdaya terumbu karang (LPSTK)dan kelompok masyarakat (Pokmas) di Desa

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup manual tata kerja kelembagaan COREMAP II meliputi: a. Penyusunan uraian tugas, tanggungjawab dan wewenang pada

unit-unit kerja COREMAP II, antara lain:

• Organisasi (struktur dan keanggotaan) Proyek di Pusat:

• Rincian tugas, fungsi, tanggungjawab dan wewenang Steering

committee dan technical committee

• Rincian tugas, tanggungjawab dan wewenang NCU termasuk NPIU-LIPI dan NPIU PHKA

(11)

• Peran Provinsi dalam pelaksanaan COREMAP II, Organisasi (struktur dan keanggotaan) unit pelaksana daerah (Provinsi), berupa Uraian tugas, tanggungjawab dan wewenang, RCU dan Komite Pengarah Provinsi (KPP).

• Organisasi (struktur dan keanggotaan) unit pelaksana daerah (Kabupaten), berupa Uraian tugas, tanggungjawab dan wewenang, PMU dan CCEB.

• Kelembagaan Desa, berupa Uraian tugas, tanggungjawab dan wewenang Fasilitator Lapangan Senior (SETO), Fasilitator dan Motivator Desa.

b. Penyusunan hubungan tata kerja kelembagaan COREMAP II di pusat, provinsi, kabupaten dan desa

c. Sinkronisasi, monitoring dan evaluasi kinerja kelembagaan COREMAP II

1.5. Landasan Hukum

Landasan hukum manual tata kerja kelembagaan COREMAP II, antara lain:

a. Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah b. Undang-undang nomor 34 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Pusat dan daerah

c. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan Pemerintah dan kewenangan Provinsi Sebagai daerah Otonom

d. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 2002

e. Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 2002 tentang Pedoman pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara

f. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara perencanaan pembangunan Nasional/Ketua Bappenas nomor 185/KMK.03/1995 dan Kep.031/Ket/5/1995 tentang tata Cara

(12)

Perencanaan, Pelaksanaan/Penatausahaan dan Pemantauan Pinjaman/Hibah Luar Negeri dalam Pelaksanaan APBN

g. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.24/Men/2002 tentang Tata cara dan teknik Penyusunan Perundang-undangan di Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan

h. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.05/Men/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan i. Development Credit Agreement Number 3910-IND between Republic of

Indonesia and International Development Association, date 30 June 2004 j. Global Environmental Facility Trust Fund Grant Agreement between

Republic of Indonesia and International Bank for Reconstruction and Development acting as Implementing Agency of the Global Environmental Facility, date 30 June 2004

k. Loan Agreement Number 4740-IND between Republic of Indonesia and International Bank for Reconstruction and Development, date 30 June 2004

l. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 38./Men/2004 tentang Pedoman Umum Pengelolaan terumbu Karang

m. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep. 13/Men/2006 tentang pembentukan Komite Pengarah, Komite teknis dan Pengelola Proyek Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang Tahap II (Coral

Reef Rehabilitation and Management Program Phase II/COREMAP II)

n. Keputusan Kepala Pusat Penelitian Oceanografi – LIPI Nomor 02/IPK.2/SK/01/06, Tanggal 2 Januari 2006 tentang pembentukan unit Pelaksana Program (Program Implementation Unit) Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang Tahap II (COREMAP-WORLD BANK Phase II) LIPI dan Penunjukan Personalianya

o. Project Appraisal Document on A Proposed Loan in the amount of US$33.2 Million and Proposed Credit in the Amount of SDR 15.7 Million (US$23.0 Million Equivalent) and GEF Grant in the Amount of US$ 7.5 Million to the Republic of Indonesia for the Coral Reef Rehabilitation and Management Project (Phase II), Report No: 28836-IND, date 3 May 2004

(13)

BAB II. KELEMBAGAAN COREMAP II

COREMAP II dirancang sebagai sebuah program terdesentralisasi

namun dikoordinasikan dari pusat dan dilaksanakan terutama oleh lembag-lembaga di kabupaten dan masyarakat pesisir. Struktur kelembagaan terdiri dari organisasi-organisasi di pusat, kabupaten, dan desa. Provinsi dilibatkan dalam kapasitas kooordinasi dan monitoring serta pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan fungsinya. Program dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dengan pedoman dan dukungan kebijakan yang diberikan melalui komite pengarah dan teknis pusat, dan pelaksanaan oleh Executing Agency (EA) dengan sebuah NCU. Di samping itu, terdapat unit pelaksanan program (NPIU) dari LIPI untuk informasi dan riset terumbu karang dan NPIU PHKA untuk pengelolaan taman nasional laut dan taman wisata alam laut. Setiap kawasan lindung memiliki Dewan/Forum Mitra Kerja (D/FMK).

Di Provinsi, kegiatan-kegiatan dilaksanakan oleh Regional Coordinating Unit (RCU) yang diketuai Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, serta dibentuk Komite Pengarah Provinsi.

Di kabupaten, Program diarahkan oleh Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Coastal Community Empowerment Boards/CCEB) dengan pelaksanaan oleh Unit Pengelolaan Proyek (PMU) terkait. Fasilitator Senior SETO direkrut oleh PMU dan bertanggungjawab untuk membantu PMU dalam pelaksanaan program COREMAP II dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Fasilitator dan Motivator Desa. Selain itu SETO juga berkoordinasi dengan Camat dan tinggal di kecamatan.

Di desa, akan direkrut Fasilitator Masyarakat (Community

Facilitator-CF) dan Motivator Desa (Village Motivator-VM) untuk

membantu pemerintah dan masyarakat setempat.

Struktur organisasi COREMAP II pada hakekatnya merupakan struktur hierarki atau hubungan tugas, wewenang dan tanggungjawab dari para pelaku Coremap II dalam rangka pelaksanaan program. Struktur tersebut telah mempertimbangkan kebutuhan lingkup kerja Coremap II serta sistem informasi yang akan digunakan.

(14)

Pelaksanaan kegiatan COREMAP dicirikan oleh pendekatan multi

sektoral. Pada fase inisiasi (COREMAP I) maka koordinasi antar lembaga

dilaksanakan di pusat sedangkan pada fase akselerasi (COREMAP II), maka

tanggung jawab pelaksanaan bergeser ke daerah provinsi dan kabupaten serta pada fase institusionalisasi/kelembagaan (COREMAP III) maka

tanggung jawab akan beralih ke Kabupaten. Peralihan pendekatan terpusat menjadi pendekatan terdesentralisasi akan menjadi dasar bagi keberlanjutan program COREMAP karena perubahan itu akan mendapat

dukungan dari partisipasi penuh masyarakat dan kerjasama Pemerintah Daerah. Dalam fase inisiasi penguatan kelembagaan di provinsi dan kabupaten dilakukan melalui pengembangan kemampuan sumberdaya manusia dan penyediaan pedoman strategi dan operasional.

Struktur organisasi kelembagaan COREMAP II sebagaimana disajikan

pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Struktur Kelembagaan COREMAP II

National Steering Committee

NCU

Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Dept.Kelautan dan Perikanan)

National Technical Committee PMU Biak NPIU PHKA NPIU LIPI TNL Taka Bonerate, Wakatobi KSDA Biak, Rajaampat , Pangkep, Sikka PMU Buton PMU Selayar PMU Pangkep PMU Sikka KPA COREMAP II Kab. Biak PMU RajaAmpat KPA COREMAP II Kab. RajaAmpat KPA COREMAP II Kab. Buton KPA COREMAP II Kab. Selayar KPA COREMAP II Kab. Pangkep KPA COREMAP II Kab. Sikka KPA COREMAP II Kab. Wakatobi PMU Wakatobi RCU NTT RCU IRJABAR RCU PAPU RCU SULTRA RCU SULSEL Ket: _______ = garis instruksi --- = garis koordinasi

(15)
(16)

BAB III. KELEMBAGAAN PUSAT

3.1. Struktur Organisasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.13 /MEN/2006 tentang Pembentukan Komite Pengarah, Komite Teknis dan Pengelola Proyek Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang Tahap II (Coral Reef Rehabilitation and Management Project Phase II/ COREMAP II)

tanggal 9 Mei 2006 maka Struktur organisasi Proyek COREMAP II di pusat terdiri dari (i) Komite Pengarah (National Steering Committee/NSC), (ii) Komite Teknis (National Technical Committee/NTC) dan (iii) Pengelola Proyek (National Coordinating Unit/NCU). Anggota Komite Pengarah terdiri perwakilan instansi terkait di nasional yang mempunyai wewenang dalam melakukan pengelolaan pesisir dan sumberdaya kelautan. Komite ini diketuai oleh Deputi Kepala BAPPENAS Bidang Pengembangan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup, dengan anggota Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, Lembaga Pengetahuan Indonesia/LIPI, Departemen Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Dinas Potensi Maritim/Dispotmar, Polisi Perairan /Pol Air (Tabel 3.1.).

Untuk mendukung pelaksanaan dan pengelolaan proyek COREMAP II maka dibentuk Pengelola Proyek/PP atau National Coordinating Unit di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K). Struktur kelembagaan NCU COREMAP II dapat dilihat pada gambar

(17)

Gambar 3.1a. Struktur Organisasi NCU COREMAP II

Gambar 3.1b. Struktur Organisasi Keproyekan NCU COREMAP II

K

K

u

u

a

a

s

s

a

a

P

P

e

e

n

n

g

g

g

g

u

u

n

n

a

a

A

A

n

n

g

g

g

g

a

a

r

r

a

a

n

n

Bendahara Pengeluaran Procurement Officer Financial Management Officer Administrasi Barang Administrasi Teknis dan Operasional Administrasi Keuangan

Ket: Garis Instruksi

(18)

Tabel 3.1 Susunan Komite Pengarah (National Steering Committee/NSC) No. Kedudukan Jabatan

1. Ketua Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Bappenas

2. Wk. Ketua Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Departemen

Kelautan dan Perikanan

3. Sekretaris Direktur Kelautan dan Perikanan, Bappenas

4. Anggota Dirjen Perbendaharaan, Departemen Keuangan

5. Anggota Dirjen Perimbangan Keuangan, Departemen Keuangan

6. Anggota Dirjen Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan

7. Anggota Dirjen Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan

8. Anggota Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan

Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan

9. Anggota Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen

Kelautan dan Perikanan

10. Anggota Deputi Bidang Ilmu Kebumian, LIPI

11. Anggota Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen

Kehutanan

12. Anggota Dirjen Pembangunan Daerah, Departemen Dalam Negeri

13. Anggota Deputi Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam dan

Pengendalian Kerusakan lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup

Komite Teknis COREMAP II dibentuk untuk melakukan pengawasan secara

teknis Proyek COREMAP II, dan diketuai oleh Direktur Kelautan dan Perikanan

Bappenas serta terdiri dari wakil-wakil instansi teknis terkait (Tabel 3.2.).

Tabel 3.2. Susunan Komite Teknis (National Technical Committee/NTC) No. Kedudukan Jabatan/Nama

1. Ketua Direktur Kelautan dan Perikanan, Bappenas

2. Wk. Ketua Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Setjen,

Departemen Kelautan dan Perikanan

3. Sekretaris Direktur Konservasi dan Taman Nasional Laut, Ditjen P3K,

Departemen Kelautan dan Perikanan

A. Bidang Kebijakan, Pengembangan MCA/MMA dan Dukungan Taman Nasional Laut

4. Anggota Direktur Bina Pesisir, Ditjen P3K, Departemen Kelautan dan

Perikanan

5. Anggota Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Departemen Kelautan dan

(19)

No. Kedudukan Jabatan/Nama

6. Anggota Direktur Keserasian Pembangunan Daerah, Ditjen Bangda,

Departemen Dalam Negeri

7. Anggota Direktur Multilateral dan Pendanaan Luar Negeri, Bappenas

8. Anggota Direktur Konservasi Kawasan, Ditjen PHKA, Departemen

Kehutanan

9. Anggota Asisten Deputi Urusan Pengendalian Kerusakan Pesisir dan Laut,

Deputi Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup

B. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Laut Berbasis Masyarakat dan Monitoring,

Control and Surveillance (MCS)

10. Anggota Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Ditjen P3K,

Departemen Kelautan dan Perikanan

11. Anggota Direktur Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya,

Departemen Kelautan dan Perikanan

12. Anggota Direktur Sumberdaya Ikan, Ditjen Perikanan Tangkap,

Departemen Kelautan dan Perikanan

13. Anggota Direktur Pengawasan Ekosistem Laut, Ditjen P2SDKP, Departemen

Kelautan dan Perikanan

14. Anggota Kepala DISPOTMAR TNI-AL

15. Anggota Direktur POLAIR

C. Bidang Penyadaran Masyarakat dan Coral Reef Information and Training Center

(CRITC)

16. Anggota Sekretaris Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Ditjen

KP3K, Departemen Kelautan dan Perikanan

17. Anggota Direktur Pemberdayaan Pulau-pulau Kecil, Ditjen P3K,

Departemen Kelautan dan Perikanan

18. Anggota Kepala Pusat Penelitian Oseanologi, LIPI

19. Anggota Direktur Tataruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Ditjen P3K,

Departemen Kelautan dan Perikanan

20. Anggota Kapusdiklat Perikanan, Setjen, Departemen Kelautan dan

Perikanan

(20)

Unit Pelaksana Proyek Nasional (NPIU) LIPI dan NPIU PHKA merupakan bagian dari Pengelola Proyek Pusat. Penanggungjawab NPIU LIPI adalah Kepala Pusat Penelitian Oceanologi (P2O) LIPI yang membawahi program koordinator serta program manager. Sedangkan penanggungjawab NPIU PHKA adalah Direktur Konservasi Kawasan, Ditjen PHKA, Departemen Kehutanan.

Struktur Organisasi COREMAP II NPIU- LIPI, berdasarkan Lampiran I

Keputusan Kepala Pusat Penelitian Oceanografi – LIPI Nomor 02/IPK.2/SK/01/06, Tanggal 2 Januari 2006 disajikan pada Gambar 3.2. sedangkan struktur organisasi Coremap KSDA-TNL sebagaimana disajikan pada Gambar 3.3.:

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Coremap II NPIU-LIPI

DIRECTOR NPIU CRITC - LIPI

PROJECT MANAGER ADVISORY BOARD Chairman Secretary Members PROGRAM SECRETARY ADB & WB COORDINATOR RESEARCH AGENDA COORDINATOR TRAINING COORDINATOR MONITORIN & EVALUATION COORDINATOR EDUCATION & PUBLIC

COMMUNICATION KOORDINATOR GIS COORDINATOR W E B COORDINATOR FILLING & LIBRARY

COORDINATOR NETWORKING / OUTREACH COORDINATOR DATABASE COORDINATOR ADMINISTRATION SYSTEMS COORDINATOR REPORTING COORDINATOR PUBLIC SERVICES PROGRAM COORDINATOR WB PROGRAM COORDINATOR ADB BILLINGUAL SECRETARY & ADMINISTRATION STAFFS ADB & WB SECURITY TECHNICIANS DRIVERS OFFICE BOYS TREASURER FINANCE ANALYST ADB & WB FINANCE STAFFS ADB & WB COORDINATOR PUBLIC RELATION Ket: Garis Instruksi

Garis Koordinasi

NCU Coremap II – Ditjen KP3K

(21)

Ket:

_____ = Garis instruksi --- = Garis Koordinasi

TNL = Taman Nasional Laut

KSDA = Konservasi Sumberdaya Alam

Gambar 3.3. Struktur Organisasi Coremap KSDA DAN TNL

3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

a. Komite Pengarah (Steering Committee - SC)

• memberikan arahan kepada Komite Teknis dalam pengembangan kebijakan yang terkait dalam bidang rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang;

• memberikan arahan kepada Komite Teknis dan Pengelola Program dalam pelaksanaan COREMAP II.

• Melakukan pertemuan dan koordinasi dengan Komite Teknis COREMAP II.

Ditjen PHKA (Direktorat Konservasi Kawasan) Balain TNL Takabonerate Balai TNL Wakatobi Balai KSDA NTT II Balai KSDA Sulsel I Balai KSDA Papua II Seksi Konservasi Wil III/Maumeere Seksi Konservasi Wil II/Maros Seksi Konservasi Wil IV Raja Ampat Seksi Konservasi Wil 3, Biak NCU Coremap II – Ditjen KP3K

(22)

b. Komite Teknis (Technical Committee – TC)

• memberikan bimbingan dan pembinaan teknis pelaksanaan COREMAP

II kepada Pengelola Program;

• menetapkan kebijakan dan arahan teknis kepada Pengelola Program COREMAP II sesuai dengan komponen teknisnya;

• memfasilitasi pelaksanaan program baik di pusat maupun daerah. • Melakukan koordinasi dengan Komite Pengarah.

• Melakukan pengawasan dan evaluasi kinerja Kantor Pengelola Program.

• Melakukan koordinasi dengan Komite Pengarah.

• Melakukan pengawasan dan evaluasi kinerja Kantor Pengelola Proyek.

c. Pengelola Proyek/National Coordinating Unit (NCU)

• melakukan kajian terhadap seluruh materi dokumen Program COREMAP II baik dari sumber dana ADB maupun World Bank;

• mempersiapkan rumusan dan substansi yang akan dinegosiasikan dengan pihak donor;

• menyusun perencanaan dan persiapan pelaksanaan Program COREMAP

II;

• melaksanakan pengelolaan administrasi dan teknis Program COREMAP II

di Pusat;

• melakukan kordinasi, sinkronisasi dan pembinaan pelaksanaan COREMAP

II kepada Pemerintah Daerah dan instansi terkait lainnya;

• melaksanakan monitoring, evaluasi dan pengendalian seluruh kegiatan Program COREMAP II di pusat dan di daerah;

• mengambil langkah-langkah strategis dalam mengatasi hambatan pelaksanaan program;

(23)

d. Pengelola Program Direktur NCU

• Menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Tim Pengarah (SC) dan berkoordinasi dengan Tim Teknis (TC) COREMAP II untuk kelancaran pelaksanaan program, sesuai dengan Project Management Manual (PMM);

• Merumuskan dan mengarahkan kebijakan operasional COREMAP II

• Mengkoordinasikan pelaksanaan program dari masing-masing keasdiran. • Menetapkan skala prioritas kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan; • Melaksanakan kebijakan distribusi penganggaran PHLN sesuai PAD dan

FMR.

• Mereview dan menyetujui rencana kegiatan tahunan dan perkiraan anggaran tahunan yang diusulkan PIU dan PMU;

• Melaksanakan pembinaan dan pengendalian atas pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);

• Bertanggungjawab atas pelaksanaan COREMAP II secara keseluruhan

sesuai dengan Loan Agreement dan Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku;

• Melaporkan pelaksanaan teknis operasional COREMAP II kepada EA

(Executing Agency) dan tembusan kepada SC dan TC;

• Dalam melaksanakan tugasnya Direktur NCU bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K); • Menyetujui aplikasi dan disbursement dana bantuan luar negeri dan

dana pemerintah Indonesia yang diusulkan oleh KPA.

Sekretaris Eksekutif

• Bertanggungjawab terhadap kesekretariatan organisasi KPP dan administrasi proyek COREMAP II.

• Melakukan koordinasi dengan lembaga donor (WB, ADB) dalam administrasi bantuan luar negeri (BLN)

• Melakukan koordinasi dengan Bappenas dan departemen keuangan dalam administrasi program dan keuangan

(24)

• Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan ICRI, ICRS dan ITMEMS • Melaksanakan tugas-tugas lainnya sesuai dengan Loan Agreement dan

Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku

Asisten Direktur Bidang Kebijakan dan Pengembangan MMA/MCA

• Menyiapkan dan memformulasikan kebijakan nasional dan regional serta perencanaan strategis di bidang rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang.

• Menyiapkan rumusan peraturan perundang-undangan yang meregulasi pemanfaatan terumbu karang.

• Menyusun kebijakan dan melaksanakan koordinasi pengembangan kawasan konservasi laut (MMA/MCA)

• Memberikan asistensi dalam penyusunan rencana pengelolaan terumbu karang dan pengelolaan konservasi perikanan yang berkalanjutan di daerah

Asisten Direktur Bidang Pengelolaan Sumberdaya Laut Berbasis Masyarakat

• Mengkoordinasikan dan membina daerah dalam penyiapan kelompok masyarakat yang akan melaksanakan kegiatan proyek.

• Mengkoordinasikan dan membina daerah dalam penyusunan perencanaan pengelolaan terumbu karang berbasis masyarakat

• Mengkoordinasikan dan membina daerah dalam pengembangan mata pencahariaan alternatif atau suplemen serta wirausaha skala kecil (microenterprise)

• Mengkoordinasikan dan membina daerah dalam mengembangkan infrastruktur sosial ekonomi

Asisten Direktur Bidang Monitoring Control and Surveillance (MCS)

• Mengkoordinasikan dan membina daerah dalam operasi MCS diluar kawasan konservasi laut.

• Mengkoordinasikan dan membina balai taman nasional laut dalam operasi MCS di kawasan konservasi laut.

(25)

Asisten Direktur Bidang CRITC

• Mengkoordinasikan kegiatan CRITC pusat dalam kegiatan Riset, Monitoring dan Informasi.

• Mengkoordinasikan dan membina CRITC regional atau daerah mendukung pelaksanan Coremap daerah.

• Mengkaji secara ilmah berbagai aspek yg berkaitan dengan pengelolaan yg lestari terumbu karang

Assisten Direktur Bidang Dukungan Taman Nasional Laut

• Mengkoordinasikan kegiatan taman Nasional Laut dan KSDA dalam kaintannya dengan pengelolaan terumbu karang.

• Mengkoordinasikan dan membina TN dan KSDA regional atau daerah mendukung pelaksanan Coremap daerah.

• Melakukan penguatan taman nasional laut

Asisten Direktur Bidang Penyadaran Masyarakat dan Penyuluhan

• Mengkoordinasikan dan membina daerah dalam kampanye penyelamatan terumbu karang secara nasional dan internasional

• Berkoordinasi Lembaga Internasional yang terkait dengan Terumbu Karang ICRI, ISRS, GCRM, Reef Check-WWF

• Mengkoordinasikan dan membina daerah dalam kegiatan penyuluhan dan pendampingan (outreach) dengan perguruan tinggi dan tenaga penyuluh.

• Berkoordinasi dengan LSM, dan Daerah dalam penyadaran masyarakat.

Fasilitator

• Memfasilitasi kelancaran tugas-tugas melalui koordinasi antar instansi

Koordinator

Koordinator Penanganan Bencana Pasca Tsunami aceh dan Sumut

• Melakukan Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan Penanganan Bencana Pasca Tsunami aceh dan Sumut pada program COREMAP II

(26)

• Melakukan penyusunan pelaporan kegiatan Penanganan Bencana Pasca Tsunami aceh dan Sumut pada program COREMAP II

• membantu pelaksanaan kegiatan di pusat dan daerah serta melaporkan kegiatan kepada direktur dibawah koordinasi sekretaris eksekutif.

Koordinator Administrasi BLN

• Melakukan Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan Administrasi Bantuan Luar Negeri, khususnya ADB

• Melakukan penyusunan pelaporan dan administrasi BLN - ADB

• Melaksanakan diseminasi hasil dan evaluasi lapangan ke kabupaten lokasi kegiatan untuk mendapatkan umpan balik (feedback) terkait dengan Administrasi BLN- ADB.

• Melakukan konsolidasi pelaporan di pusat dan daerah

• membantu pelaksanaan kegiatan di pusat dan daerah serta melaporkan kegiatan kepada direktur dibawah koordinasi sekretaris eksekutif.

Unit Monev dan feedback WB

• Melakukan Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan Monitoring, evaluasi dan Feedback yang pendanaannya bersumber dari World bank

• Melakukan penyusunan pelaporan dan administrasi BLN - WB

• Melaksanakan diseminasi hasil dan evaluasi lapangan ke kabupaten lokasi kegiatan untuk mendapatkan umpan balik (feedback) di wilayah timur (yang bersumberdana dari world bank)

• Melakukan konsolidasi pelaporan di pusat dan daerah

• membantu pelaksanaan kegiatan di pusat dan daerah serta melaporkan kegiatan kepada direktur dibawah koordinasi sekretaris eksekutif.

Koordinator Pelatihan

• Mengembangkan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM dalam mengelola terumbu karang secara berkelanjutan.

Koordinator Kemitraan Bahari

• Melakukan Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya • Melakukan penyusunan pelaporan pada bidang yang dikoordinasikan • Melakukan kegiatan bidang kemitraan bahari, mengkoordinasikan

(27)

• Mengkoordinasikan program beasiswa, responsive reseach dan kegiatan lain terkait dengan kemitraan bahari serta Melakukan konsolidasi pelaporan sesuai bidang koordinasi di pusat dan daerah

• membantu pelaksanaan kegiatan di pusat dan daerah serta melaporkan kegiatan kepada direktur dibawah koordinasi sekretaris eksekutif.

Kuasa Pengguna Anggaran

1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek sebagaimana ditetapkan dalam DIPA baik dari segi fisik maupun keuangan.

2. Tugas pokok dan tanggung jawab Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan Rencana Operasional Kegiatan (ROK);

b. Mengadakan ikatan/perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;

c. Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;

d. Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;

e. Membebankan pengeluaran sesuai mata anggaran pengeluaran yang bersangkutan;

f. Memerintahkan pembayaran atas beban APBN;

g. Melakukan pemeriksaan kas terhadap bendahara pengeluaran Satker Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali dalam 1 (satu) tahun anggaran;

h. Meneliti/menyetujui/menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP) serta bukti pengeluaran lainnya yang disusun bendahara pengeluaran Satker Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang untuk diajukan kepada Pejabat Penerbit SPM;

i. Meneliti/menyetujui Laporan Keadaan Kas dan daftar Keadaan Kredit Anggaran dan Kas yang dibuat Bendahara Pengeluaran Satker Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang dan melaporkannya kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Biro Keuangan dan Tembusan Direktur Jenderal/Kepala Badan/Kepala Pusat/Kepala Satuan Kerja

(28)

yang bersangkutan selambat-lambatnya tanggal 7 pada bulan berikutnya;

j. Menyusun laporan realisasi anggaran dan neraca sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

k. Melaksanakan tindak lanjut hasil pemerikasaan aparat pengawasan fungsional;

l. Menyetorkan ke Kas Negara semua penerimaan berupa komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari pengadaan barang/jasa;

3. Bertanggungjawab atas pelaksanaan fisik dan keuangan COREMAP II

secara keseluruhan sesuai dengan Project Management Manual (PMM); 4. Melaporkan pelaksanaan teknis operasional & keuangan COREMAP II

kepada Direktur NCU;

5. Dalam melaksanakan tugasnya KPA bertanggung jawab kepada Direktur NCU dan bertanggungjawab sesuai dengan uraian Surat Keputusan pengangkatan KPA,

6. Authorized Person untuk aplikasi, verifikasi dan disbursement dana bantuan luar negeri dan dana Pemerintah Indonesia.

Bendaha Pengeluaran

1. Tugas, wewenang dan tanggungjawab Bendahara Pengeluaran diatur sesuai Undang-undang Perbendaharaan Indonesia (ICW) dan Keputusan Presiden RI No. 17 Tahun 2000, dan Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003.

2. Bendahara Pengeluaran mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan Buku Kas Umum (BKU) dan buku-buku pembantu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Melaksanakan penatausahaan keuangan dengan kegiatan penerimaan, menyiapkan, dan mengeluarkan atas perintah Kuasa Pengguna Anggaran Satker Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang setelah:

(29)

• Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah pembayaran;

• Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;

c. Wajib menolak perintah bayar dari Kuasa Pengguna Anggaran Satker Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang apabila persyaratan pada huruf b. tidak dipenuhi;

d. Mempersiapkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) untuk diajukan kepada Pejabat Penerbit SPM atas perintah Kuasa Pengguna Anggaran Satker Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang;

e. Melaksanakan pengelolaan atas penerimaan negara yang berasal dari pajak-pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

f. Menyelenggarakan tata kearsipan atas bukti-bukti pembukuan;

g. Membuat Laporan Keadaan Kas dan daftar Keadaan Kredit Anggaran dan Kas tiap akhir bulan menurut bentuk yang telah ditetapkan;

h. Menyampaikan laporan pertanggunjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

i. Bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya

3. bertanggung jawab atas penyelenggaraan tata pembukuan di dalam

mengelola dana sesuai SK MenKeu, SE, Keppres dan Financial

Management Manual (FMM)

e. NPIU- LIPI

a. Dewan Penasehat

• Memberikan nasehat kepada Pelaksana Program mengenai visi, misi dan strategi pelaksanaan COREMAP II serta kaitannya dengan

pembangunan sektor kelautan secara nasional.

• Memberikan nasehat mengenai koordinasi dengan program-program nasional lain yang relevan dengan COREMAP II.

• Memberikan nasehat kebijakan mengenai tujuan dan strategi pelaksanaan COREMAP II.

(30)

b. Penanggung Jawab

• Mengadakan konsultasi dengan Pimpinan LIPI, Pimpinan Unit lain di lingkungan LIPI, dan instansi teknis lainnya mengenai pelaksanaan kegiatan program.

• Mengawasi kinerja Unit Pelaksana Program.

• Mengadakan pertemuan tahunan untuk mengevaluasi pelaksanann program.

• Bertanggung jawab tentang pengelolaan tugasnya kepada Kepala LIPI melalui Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI.

c. Kepala Unit Pelaksana

• Mempersiapkan jadwal aktivitas kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan yang dibiayai oleh masing-masing donor.

• Mengkoordinasikan perencanaan dan aktivitas pelaksanaan dengan National Coordination Unit (NCU)/National Project Implemantation Unit (NPIU) COREMAP dan dengan Coral Reef Implementation and Training Center (CRITC) Propinsi dan Kabupaten.

• Melaksanakan koordinasi dengan Pemimpin Proyek dalam pengalokasian anggaran untuk aktivitas operasional Program.

• Melaksanakan kegiatan Program termasuk pengawasan, pendampingan dan evaluasi Tenaga Konsultan, pengadaan peralatan, serta kerja sama dengan CRITC Daerah.

• Mengelola dana pinjaman dan hibah sesuai dengan aturan-aturan yang disepakati oleh Pemerintah RI dan mitra kerja/donor.

• Membuat dan melaksanakan sistem pemantauan dan evaluasi.

• Menyiapkan laporan-laporan kemajuan triwulan dan tahunan serta laporan tahunan serta laporan keuangan.

• Mengkoordinasikan aktivitas lain, seperti pertemuan, seminar/pendidikan dan pelatihan.

• Mempersiapkan dan melakukan koordinasi dan kerja sama dengan instansi pemerintah, masyarakat, swasta, dan perguruan tinggi baik di nasional dan internasional dalam kegiatan pertukaran data dan informasi.

(31)

BAB IV. KELEMBAGAAN PROVINSI

Peran provinsi adalah memfasilitasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan program COREMAP II di kabupaten dan lintas kabupaten serta

melaksanakan kegiatan COREMAP II di Provinsi.

4.1. Struktur Organisasi

a. Komite Pengarah Provinsi (KPP)/Provincial Advisorry Committe (PAC)

Komite Pengarah Provinsi (KPP) dibentuk melalui SK Gubernur, yang merupakan satu kesatuan degan SK RCU/UKP. Komite Pengarah Provinsi mengadakan pertemuan minimal 2 kali dalam setahun.

Bentuk dan Keanggotaan

• TPP ditetapkan oleh SK Gubernur, dan diketuai oleh pejabat yang ditunjuk oleh Gurbenur yang mempunyai fungsi koordinatif (misalnya: Sekda Prov., Bappeda, dll).

• Beranggotakan sekitar 7 orang dengan komposisi anggota yang mempertimbangkan unsur pemerintah dan non pemerintah.

b. Unit Koordinasi Provinsi (UKP)/Regional Coordinating Unit (RCU) Bentuk dan Keanggotaan UKP:

• UKP/RCU diketuai oleh Dinas Kelautan dan Perikanan.

• Dalam melaksanakan kegiatan, RCU membentuk satuan tugas/koordinator/bidang yang mempunyai fungsi melaksanakankegiatan di provinsi, antara lain: Monev, PA, MCS, dan

PMB. RCU beranggotakan sekitar 10 orang.

• Gurbenur/RCU mengusulkan calon KPA, bendahara pengeluaran kepada Men KP, c.q. Sekjen Dep. KP,

(32)

Arahan kelembagaan di provinsi adalah sebagaimana disajikan pada gambar. 4.1.:

Gambar 4.1a. Struktur Organisasi COREMAP II Provinsi

Gambar 4.1b. Struktur Organisasi Keproyekan COREMAP II - RCU

GUBERNUR

Provincial Advisory Committee (PAC)

Komite Pengarah Provinsi REGIONAL COORDINATING UNIT (RCU)

UNIT KOORDINASI PROVINSI (UKP)

KPA PA-Pendidikan PMB MCS Monev dan Feedback

Ket: Garis Instruksi Garis Koordinasi

KSDA/TNL

PMU Kabupaten Ketua RCU Bendahara Pengeluaran Administrasi Barang Procurement Officer KPA RCU (Provinsi) Financial Management Officer Assisten Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Ket: Garis Instruksi

(33)

4.2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab

a. Komite Pengarah Provinsi (KPP)/Provincial Advisorry Committe (PAC)

Urain tugas pokok dan fungsi KPP, antara lain:

• Memberikan arahan kepada RCU tentang kebijakan dan strategi COREMAP II serta kaitannya dengan pembangunan sektor kelautan di wilayah Provinsi.

• Memberikan arahan mengenai koordinasi program-program lain yang relevan dengan COREMAP II.

• Merekomendasikan kegiatan COREMAP II di Provinsi

• Mengadakan rapat tahunan untuk memberikan arahan dan melakukan evaluasi pelaksanaan COREMAP II.

• Melakukan pemantauan Pelaksanaan COREMAP II Provinsi

b. Unit Koordinasi Provinsi (UKP)/Regional Coordinating Unit (RCU)

Uraian tugas pokok dan fungsi provinsi Unit Koordinasi Provinsi (UKP) antara lain:

a. Fasilitasi dan koordinasi,

b. Monitoring, evaluasi dan feedback

c. Penguatan kapasitas Kabupaten (diwilayah provinsi) melalui pemberian dukungan teknis, pelatihan dan lokakarya.

d. Memberi dukungan kegiatan di kabupaten, antara lain: CBM, PA, MCS, dan MCA- Kelembagaan

e. Melaksanakan kegiatan di propinsi, antara lain: PA, MCS, dan PMB f. Mengembangkan rencana strategis rehabilitasi dan pengelolaan

terumbu karang provinsi

g. Mengembangkan peraturan daerah (perda) untuk mendukung upaya rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang provinsi

h. Mengkoordinasikan peran Angkatan Laut, Polisi serta Instansi terkait lainnya dalam mendukung sasaran pelaksanaan COREMAP II.

(34)

c. Kuasa Pengguna Anggaran Regional Coordinating Unit (KPA-RCU)

Uraian tugas pokok dan fungsi KPA – RCU antara lain:

a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan fisik dan keuangan COREMAP II

RCU secara keseluruhan sesuai dengan Project Management Manual (PMM);

b. Melaporkan pelaksanaan teknis operasional dan keuangan proyek COREMAP II kepada RCU dan NCU;

c. Dalam melaksanakan tugasnya KPA bertanggung jawab kepada ketua RCU/kepala dinas dan bertanggungjawab sesuai dengan uraian Surat Keputusan pengangkatan KPA;

d. Authorized Person untuk aplikasi, verifikasi dan disbursement dana bantuan luar negeri

(35)
(36)

BAB V. KELEMBAGAAN KABUPATEN

Di Kabupaten dibentuk Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Coastal Community Empowerment Board-CCEB), yang diketuai oleh Bupati yang sehari-harinya dikoordinasikan oleh Ketua Bappeda Kabupaten dan Unit Pengelola Proyek (Project Management Unit-PMU) Kabupaten yang diketuai oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan di Kabupaten yang anggotanya berasal dari berbagai instansi/lembaga, Perguruan Tinggi, swasta/dunia usaha dan LSM serta tokoh masyarakat setempat. Unit ini bertugas untuk melaksanakan sistem kegiatan Coremap II secara teknis sesuai dengan komponen dan sub komponen yang telah ditetapkan.

5.1. Struktur Organisasi

a. Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (CCEB)

Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (CCEB) dibentuk melalui SK Bupati. CCEB mengadakan pertemuan minimal 4 kali dalam setahun.

Bentuk dan Keanggotaan

• CCEB ditetapkan oleh SK Bupati, dan diketuai oleh Bupati atau Ketua Bappeda Kabupaten).

• Beranggotakan sekitar 20 orang dengan komposisi yang seimbang yang berasal dari unsur pemerintah dan non-pemerintah (bila memungkinkan, komposisinya masing-masing 50 persen).

• Dalam rangka pencapaian tujuan COREMAP II. Anggota CCEB dari unsur pemerintah diharapkan berasal dari Unsur Dinas KP, Bappeda, Dinas Pendidikan, KSDA/Taman Nasional Laut, Polisi, Angkatan Laut, Camat. Selain itu, dapat pula ditambahkan anggota yang berasal dari dinas-dinas terkait lainnya, seperti: Bapedalda, Dinas Pariwisata, dll. Anggota CCEB dari unsur non pemerintah diharapkan seperti perwakilan dari Kepala Desa/Kampung, Nelayan, Wanita, Pemuka Masyarakat Tokoh Adat, Tokoh Agama, Guru, LSM, Perguruan Tinggi dan Swasta

(37)

b. Unit Pengelola Proyek (PMU) Bentuk dan Keanggotaan:

• PMU diketuai oleh Kepala Dinas KP atau dinas lain yang menangani fungsi kelautan dan perikanan (Kecuali Biak diketuai oleh Ketua Bappeda), dan Bupati dapat menunjuk staf yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam pengelolaan sumberdaya kelautan untuk bekerja full time melaksanakan proyek. Dalam melaksanakan kegiatan

COREMAP II, Bupati/PMU mengusulkan calon KPA, bendahara

pengeluaran kepada Men KP, c.q. Sekjen Dep. KP,

• PMU memiliki komponen kegiatan, antara lain: Penguatan SDM dan Kelembagaan, CRTIC,CBM, MCS, PA, dan MCA. PMU beranggotakan minimal 10 orang, (ketua, sekretaris, KPA, bendahara dan masing-masing 1 orang bidang teknis) dari pemerintah kabupaten yang dipilih dan ditunjuk oleh Bupati

• PMU dibantu oleh tenaga konsultan sesuai dengan yang tercantum didalam dokumen proyek.

(38)

Bendahara Pengeluaran Administrasi Barang Procurement Officer

Gambar 5.1(a). Struktur Kelembagaan COREMAP II – PMU

Coastal Community Empowerment Board (CCEB)

Balai Taman Nasional Laut (TNL)/KSDA KPA PMU (Kabupaten) Ketua PMU PA CBM MCS MCA&kelembagaan CRITC Senior Fasilitator (SETO) Fasilitator Masyarakat (FM) KPA Financial Management Officer Assisten Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Konsultan PMU

BUPATI

Ket: Garis Instruksi Garis Koordinasi

Ket: Garis Instruksi

Gambar 5.1(b). Struktur Organisasi Keproyekan COREMAP II – PMU

Program Management Unit (PMU)

Motivator Desa (MD)

Kelompok Masyarakat (POKMAS)

Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang(LPSTK)

Kelompok Masyarakat

(POKMAS) Kelompok Masyarakat (POKMAS) Desa

(39)

5.2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab

a. Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (CCEB)

Tugas dan tanggungjawab CCEB meliputi:

• Memberikan masukan/saran dalam penyusunan kebijakan dan rencana strategis (Renstra) pengelolaan terumbu karang daerah. • Mereview rencana kerja tahunan dan anggaran biaya dari PMU dan

memberikan rekomendasi kepada PMU untuk diusulkan dan dibahas dengan Panitia Anggaran /Komisi Teknis DPRD.

• Menyediakan rekomendasi untuk pelaksanaan dari aktifitas COREMAP

II, sejalan dengan dokumen proyek.

• Menganalisis masukan dan opini dari masyarakat terhadap pelaksanaan proyek COREMAP II, dan menyampaikan saran

perbaikannya kepada PMU.

• Mengkoordinir dan menggerakkan dukungan pemerintah kabupaten dan non pemerintah untuk mensukseskan pelaksanaan proyek.

• Memantau kesesuaian sarana, prasarana dan jasa kebutuhan program COREMAP II.

• Mengkoordinasikan kegiatan proyek COREMAP II dengan

program/proyek yang lain.

• Memonitor kemajuan pelaksanaan program COREMAP II di

kabupaten.

• Memberikan informasi lain yang dibutuhkan ke DPRD dan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.

b. Unit Pengelola Program (PMU)

Tugas dan tanggungjawab PMU meliputi:

• Menyusun rencana tahunan dan direview oleh CCEB

• Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan COREMAP II di

(40)

• Memonitor dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan COREMAP II di

Kabupaten dan menyampaikan laporan pelaksanaan ke NCU. • Melaksanakan kegiatan CRITC

• Melaksanakan kegiatan Penguatan SDM dan Kelembagaan, pengelolaan terumbu karang berbasis masyarakat, penyadaran masyarakat, pengelolaan kawasan konservasi laut (MCA) and Monitoring, Control and Surveillance (MCS)

• Menyusun dan melaksanakan pengadaan (procurement) barang dan jasa untuk mendukung kegiatan COREMAP II di Kabupaten

• Mengkoordinasikan, memantau dan mengarahkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh konsultan.

• Mendukung proses penegakan hukum di masyarakat (law enforcement)

• Menyusun laporan monitoring keuangan (Financial Monitoring Report), serta memfasilitasi audit terhadap pelaksanaan COREMAP II dengan mengundang BPKP.

• Melakukan evaluasi staf setiap tahun untuk diganti/disesuaikan pada pelaksanaan tahun anggaran berikutnya.

c. Unit Pelaksana Teknis Kabupaten (PMU)

Uraian tugas dan tanggungjawab PMU sebagaimana disajikan pada Tabel 5.1.

(41)

Tabel 5.1. Uraian tugas dan tanggungjawab Unit Pelaksana Teknis Kabupaten (PMU)

No. Bidang Uraian Tugas

1. Marine

Conservation Area dan

Kelembagaan

• Menyusun kegiatan Penguatan di bidang MCA, SDM dan Kelembagaan

• Merekomendasikan kebijakan dan Strategi pengelolaan terumbu karang, mengembangkan jejaring MCA.

• Mengkaji usulan pengelola proyek COREMAP II

Kabupaten

• Memfasilitasi proses penyusunan Peraturan daerah • Melaksanakan kegiatan pengembangan MCA dan

penguatan kelembagaan PMU

• Meningkatkan kemampuan masyarakat dan aparat Pemerintah Daerah dalam upaya rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang

• Mengadakan pemantauan dan evaluasi pengelolaan di kabupaten 2. Pengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat Masyarakat (Community based Management)

• Menyusun kegiatan pengelolaan terumbu karang berbasis masyarakat

• Merekomendasikan kebijakan pengembangan mata pencaharian alternatif masyarakat

• Mengkaji usulan pengelola proyek COREMAP II

Kabupaten

• Memfasilitasi proses usulan Kelompok Masyarakat (Pokmas) agar dapat direalisasikan

3. Peningkatan

Kesadaran Masyarakat (Public

Awareness)

• Menyusun kegiatan peningkatan kasadaran masyarakat

• Mensosialisasikan Program COREMAP II terutama yang

berkaitan dengan pengelolaan masyarakat dan penyadaran masyarakat

• Merekomendasikan kebijakan peningkatan kesadaran masyarakat

• Mengadakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan komponen

• Menyusun kegiatan pelatihan dan penyuyluhan

4. Penydaran dan Penegakan Hukum (Law Enforcement) dan Monitoring, Controling and Surveillance (MCS)

• Menyusun kegiatan penegakan hukum yang efektif di kabupaten.

• Merekomendasikan kebijakan penegakan hukum, khususnya untuk mengurangi laju degradasi terumbu karang akibat racun sianida dan pemboman karang. • Mengkoordinasikan pengendalian perusakan terumbu

karang akibat tindakan manusia. • Melakukan MCS

(42)

No. Bidang Uraian Tugas 5. Jaringan Informasi dan Penelitian Terumbu Karang (Coral Reef Research Information and Training Centers/CRITC)

• Mengadakan koordinasi dengan komponen CRITC di bawah LIPI untuk menentukan topik-topik penelitian, studi kebijakan (policy studies) sesuai dengan kepentingan daerah serta memantau kondisi fisik terumbu karang

• Mengembangkan CRITC di provinsi yang meliputi kelembagaan, sumberdaya manusia, dan keberlanjutan pengelolaan data dan informasi

• Memfasilitasi implementasi kegiatan pemantauan Proyek COREMAP

d. Kuasa Pengguna Anggaran Program Managemen Unit (KPA - PMU)

Tugas dan tanggungjawab KPA- PMU meliputi:

• Bertanggungjawab atas pelaksanaan fisik dan keuangan COREMAP II

PMU secara keseluruhan sesuai dengan Project Management Manual (PMM);

• Melaporkan pelaksanaan teknis operasional dan keuangan proyek COREMAP II kepada PMU dan NCU;

• Dalam melaksanakan tugasnya KPA bertanggung jawab kepada ketua PMU dan bertanggungjawab sesuai dengan uraian Surat Keputusan pengangkatan KPA;

• Authorized Person untuk aplikasi, verifikasi dan disbursement dana bantuan luar negeri

(43)

BAB VI. KELEMBAGAAN DESA

Pada setiap kecamatan, akan ditempatkan Fasilitator Penyuluh Senior/Senior Extension and Training Officer (SETO) yang bertugas antara lain untuk membantu PMU dalam pelaksanaan program COREMAP II dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Fasilitator dan Motivator Desa. Fasilitator Masyarakat/Community Facilitator (CF) dan Motivator Desa/Village Motivator (VM) direkrut dan ditempatkan di desa untuk membantu pelaksanaan program COREMAP II di desa.

Terdapat lebih dari 67 kecamatan di 7 kabupaten Program. Diharapkan Camat akan bersikap proaktif dalam menangani permasalahan pemanfaatan sumberdaya antar masyarakat di tiap kecamatan. Sumberdaya disiapkan agar memungkinkan Camat untuk mengumpulkan pimpinan masyarakat berdasarkan kebutuhan demi menjamin dukungan bagi pengelolaan terumbu karang. SETO, CF dan VM akan membentuk tim ekstensi di kecamatan. Tim-tim ini akan mendukung masyarakat yang melakukan kegiatan-kegiatan CBM di kecamatan.

Pada setiap desa lokasi COREMAP II, masyarakat dapat membentuk

kelompok (Pokmas), dan lembaga pengelola sumberdaya terumbu karang (LPS-TK) dan memadukan segala upayanya untuk mengatasi permasalahan kerusakan terumbu karang. LPS-TK terdiri dari perwakilan dari setiap pokmas yang terbentuk dan berfungsi

Pokmas diberdayakan untuk mengembangkan unsur budaya/norma-norma mereka dalam mengelola sumberdaya alam secara bijaksana dan lestari. Sekurang-kurangnya ada 3 Pokmas yang perlu dibentuk/diberdayakan, yakni (i) Kelompok Produksi yang bertujuan membantu penduduk lokal untuk meningkatkan penghasilan, antara lain dengan memperbaiki manajemen kegiatan perikanan atau melalui kegiatan Mata Pencaharian Alternatif (MPA); (ii) Kelompok Konservasi yang

(44)

mengusahakan konservasi habitat berbagai spesies dan berbagai sumberdaya lainnya seperti sumber air tawar; dan (iii) Kelompok Wanita yang menangani berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan kaum wanita.

Kegiatan lapangan yang direncanakan dan diusulkan oleh kelompok masyarakat (Pokmas) disampaikan oleh Fasilitator Lapangan Senior ke Kabupaten (PMU), tetapi akan dilaksanakan oleh Pokmas tersebut. Apabila Pokmas sudah dianggap mampu dan dapat mandiri maka Pokmas ini menjadi Kelompok Swadaya Mandiri (KSM) atau kelompok adat seperti Sasi. Selanjutnya kelompok ini dapat secara langsung mengajukan kegiatan dan mengelola dananya.

Kegiatan pengembangan diarahkan pada peningkatan kemandirian pengelolaan kegiatan, memperoleh akses informasi, sumber dana dan kemampuan pengelolaan pasca panen terutama aspek pemasaran hasil produksi, termasuk pengembangan ke arah terbentuknya koperasi.

Fasilitator disiapkan oleh proyek, atas usulan Pokmas. Peranan fasilitator adalah membentuk masyarakat atau kelompok masyarakat agar dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan tujuan COREMAP II .

Ada lebih dari 416 desa yang akan dilibatkan di 7 Kabupaten Program. Masyarakat ini akan menjadi sasaran upaya penjangkaun (outreach) dan pelaksanaan Program. COREMAP II akan

mengembangkan kegiatan-kegiatan dengan stakeholder terkait lainnya, terutama melalui sekolah-sekolah dan organisasi kemasyarakatan di desa yang ada.

6.1. Struktur Organisasi

a. Fasilitator Senior (SETO)

Fasilitator senior adalah tenaga yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi manajerial PBM di kabupaten, dan berperan dalam mengarahkan, mendukung, dan membantu kelancaran pelaksanaan seluruh kegiatan fasilitator masyarakat di desa.

(45)

b. Fasilitator Masyarakat

Fasilitator Masyarakat/community facilitator (CF) adalah orang yang ditunjuk untuk menjalankan peran pendampingan bagi masyarakat desa dan melaksanakan sebagian besar kegiatan PBM bersama-sama dengan masyarakat di desa. Tiap-tiap desa ditempatkan 1 (satu) orang fasilitator masyarakat, seorang laki-laki dan seorang perempuan.

c. Motivator Desa

Motivator Desa (MD) adalah warga desa terpilih yang bertugas untuk memfasilitasi atau memandu masyarakat dalam mengikuti atau melaksanakan tahapan Pengelolaan Berbasis Masyarakat di desa dan kelompok masyarakat pada tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan. Tiap desa diwakili oleh dua orang MD yang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan. Dalam musyawarah desa pertama,

Community Fasilitator (CF) dan SETO memfasilitasi proses pemilihan untuk

mendapatkan MD yang paling memenuhi syarat

d. Pengorganisasian Masyarakat di Desa

Pengorganisasian Masyarakat di Desa meliputi penyiapan Kelompok Masyarakat (Pokmas) dan penyiapan Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang dan pengorganisasian Lembaga Desa yang sudah ada seperti BPD dan Perangkat Desa.

e. Kelompok Masyarakat (POKMAS)

Kelompok masyarakat adalah kelompok kecil yang dibentuk di desa. Proses pembentukan kelompok masyarakat difasilitasi oleh fasilitator lapangan. Dalam satu desa dapat dibentuk beberapa kelompok masyarakat menurut kesamaan minat. Seperti: Kelompok konservasi/pelestari karang, kelompok produksi,, kelompok wanita, kelompok pengawas, dan lain-lain

(46)

f. Kelompok Pengawas Terumbu Karang

Pengawas Terumbu Karang adalah bagian dari anggota Kelompok Konservasi/ Lingkungan yang dipilih dan diangkat untuk menjalankan tugas-tugas pengawasan terhadap terumbu karang desa.

g. Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang (LPS-TK).

Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang (LPS-TK) adalah lembaga inti dari beberapa perwakilan kelompok masyarakat di desa yang memiliki peran dalam menjalankan RPTK yang akan disusun secara bersama-sama oleh seluruh Pokmas dan Kelompok Pengawasan Terumbu Karang dan difasilitasi oleh Fasilitator Lapangan.

LPS-TK dibentuk dan diarahkan menjadi lembaga resmi yang berbadan hukum jika memungkinkan. LPS-TK berperan dalam membantu Pemerintah Desa dalam menjalankan fungsi pengelolaan sumberdaya terumbu karang di desa. Dalam pengelolaan suatu kawasan lintas desa, LPS – TK melakukan koordinasi dan kerjasama dengan LPS-TK dari desa tetangga.

LPS-TK beranggotakan wakil-wakil dari para motivator desa, pengurus Pokmas dan Pengawas Terumbu Karang, kepala desa dan Perwakilan Desa. LPS-TK memiliki pengurus yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan staf administrasi, dengan anggota terdiri dari seluruh motivator desa, anggota Pokmas dan anggota pengawas terumbu karang.

LPS-TK dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat yang difasilitasi oleh fasilitator masyarakat dan disahkan oleh Kepala Desa, serta disetujui oleh PMU kabupaten.

(47)

Gambar 6.1. Struktur Kelembagaan COREMAP II – Kecamatan/Desa

Program Management Unit (PMU)

Fasilitator Lapangan Senior/ Senior Extension & Training Officer

(SETO) Fasilitator Lapangan/ Community Facilitator (CF) DESA A Masyarakat Kepala desa Dewan perwakilan desa

Official desa Nelayan Adat Agama Guru wanita

Fasilitator Desa Pria Fasilitator Desa Wanita

DESA B Masyarakat

Kepala desa Dewan perwakilan desa

Official desa Nelayan Adat Agama Guru wanita

Fasilitator Desa Pria Fasilitator Desa Wanita

(48)

Gambar 6.2. Hubungan Tata Kerja Organisasi PBM-COREMAP II KPP/ NCU RCU PMU Fasilitator Masyarakat Motivator

LPS-TK

BPD

POKMAS POKMAS POKMAS POKMAS POKMAS POKMAS

Konsultan NGO

Keterangan :

: Koordinasi dan Konsultasi

: Masukan/input dan pendampingan Fasilitator Lap

(49)

6.2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab

a. Fasilitator Senior (SETO)

• Mengkoordinir pekerjaan para fasilitator Masyarakat; • Melakukan koordinasi dengan Sekretariat UPP kabupaten; • Mengembangkan kerjasama antar desa;

• Melaksanakan pelatihan bagi CF dan VM

• Membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh fasilitator Masyarakat;

• Melakukan konsultasi dengan konsultan regional;

• Melakukan konsultasi dengan NCU c.q. Asdir Pengelolaan Berbasis Masyarakat;

• Memfasilitasi penyiapan draft Peraturan Daerah untuk mendukung pengelolaan berbasis masyarakat;

• Melaksanakan asistensi Penyusunan PRA dan RPTK

• Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan PBM di desa

• Membuat laporan kemajuan kegiatan PBM seluruh desa di kabupaten kepada UPP.

Persyaratan fasilitator senior adalah sebagai berikut:

a. Memiliki pengalaman bekerja di desa, minimal 3 (tiga) tahun;

b. Berpendidikan minimal Sarjana dalam bidang ilmu-ilmu sosial, lingkungan, kelautan, perikanan.

c. Memiliki pengalaman dalam menangani proyek-proyek terkait dengan bantuan luar negeri, khususnya proyek-proyek WB;

d. Memiliki pengalaman dalam menangani proyek-proyek pemberdayaan masyarakat;

e. Memiliki kemampuan komunikasi masyarakat yang baik; f. Memiliki pengalaman dalam melatih masyarakat;

(50)

b. Fasilitator Masyarakat

• Melakukan koordinasi dengan fasilitator senior dalam proses persiapan; • Melakukan sosialisasi diri untuk dapat diterima oleh masyarakat

setempat;

• Memperkenalkan program COREMAP II dan kegiatan PBM secara umum

untuk dapat diterima oleh masyarakat;

• Mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan guna masuk ke proses pengelolaan berbasis masyarakat;

• Memfasilitasi penyiapan motivator-motivator desa; • Mengkoordinir kegiatan-kegiatan motivator desa

• Memfasilitasi pembentukan kelompok-kelompok masyarakat;

• Memfasilitasi pembentukan kelompok pengawas terumbu karang yang personilnya dipilih dari tiap-tiap anggota kelompok masyarakat;

• Memfasilitasi pembentukan LPS-TK;

• Memfasilitasi kegiatan-kegiatan pelatihan bagi masyarakat;

• Memfasilitasi kegiatan-kegiatan pertemuan dan workshop di desa; • Memfasilitasi proses penyusunan RPTK dan pelaksanaan PBM;

• Membantu Pokmas dan LPS-TK dalam aspek-aspek administrasi teknis dan keuangan;

• Memfasilitasi LPS-TK dalam penyiapan rencana program dan kegiatan PBM guna mengimplementasikan RPTK;

• Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PBM di Desa;

• Memfasilitasi kelompok masyarakat dan LPS-TK dalam kegiatan pengembangan mata pencaharian alternatif, pengembangan infrastruktur, pengembangan dana bergulir;

Persyaratan bagi Fasilitator Masyarakat:

a. Memiliki pengalaman bekerja di desa dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan/atau pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, minimal 1 (satu) tahun;

b. Berpendidikan minimal SLA, lebih disukai sarjana baru lulus di bidang perikanan, kelautan, dan ilmu-ilmu sosial;

c. Memiliki kemampuan komunikasi masyarakat yang baik; d. Memiliki pengalaman dalam melatih masyarakat;

(51)

c. Motivator Desa

Motivator Desa (MD) adalah warga desa terpilih yang bertugas untuk memfasilitasi atau memandu masyarakat dalam mengikuti atau melaksanakan tahapan Pengelolaan Berbasis Masyarakat di desa dan kelompok masyarakat pada tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan. Tiap desa diwakili oleh dua orang MD yang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan. Dalam musyawarah desa pertama, Community Fasilitator (CF) dan SETO memfasilitasi proses pemilihan untuk mendapatkan MD yang paling memenuhi syarat

d. Pengorganisasian Masyarakat pada Desa Kepala Desa

• Ikut mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam program dan kegiatan pengelolaan terumbu karang di desanya sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam pemantauan dan evaluasi. • Mengangkat Motivator Desa dan Pengurus Pokmas sesuai hasil

musyawarah dan kesepakatan masyarakat

• Bersama-sama dengan masyarakat dan Badan Perwakilan Desa (BPD) menyusun Peraturan Desa yang berkaitan dengan Program Pengelolaan Terumbu Karang, termasuk juga mensyahkan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu yang disusun oleh masyarakat untuk diajukan ke UPP-COREMAP II Kabupaten.

• Menjadi penengah yang objektif bila terjadi perselisihan dalam masyarakat berkaitan dengan kegiatan pengelolaan terumbu karang termasuk memberikan sanksi bila terjadi pelanggaran terhadap Peraturan Pengelolaan Terumbu Karang yang telah ditetapkan.

Badan Perwakilan Desa (BPD)

• Ikut aktif memberikan masukan dan pertimbangan-pertimbangan dalam proses penyusunan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu.

(52)

• Bersama-sama dengan Pemerintah Desa menyusun dan mensyahkan berbagai peraturan yang diperlakukan dalam program pengelolaan terumbu karang.

• Bersama-sama dengan masyarakat dan Kepala Desa mensyahkan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu (RPTK Terpadu) yang telah disusun oleh masyarakat.

• Ikut melakukan pengawasan terhadap implementasi RPTK terpadu, termasuk memantau penggunaan dana bantuan desa oleh Pokmas.

Kelompok Masyarakat

• Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat tentang arti dan nilai penting ekosistem terumbu karang, adanya ancaman terhadap kelestarian ekosistem terumbu karang serta upaya-upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang.

• Berperan aktif dalam penyusunan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu (RPTK Terpadu) yang mencakup Program Pengelolaan Terumbu Karang, Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif, Pengembangan Prasarana Dasar dan Peningkatan Kapasitas dan Kesadaran Masyarakat.

• Mengimplementasikan RPTK sesuai dengan bidang Pokmas yang bersangkutan, misalnya Pokmas Konservasi melaksanakan program-program pengelolaan terumbu karang.

• Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program kegiatan masing-masing Pokmas.

Persyaratan pembentukan kelompok masyarakat:

- Kelompok masyarakat dianjurkan dibentuk dengan anggota minimal

5 orang dengan anggota yang memiliki kesamaan minat;

- Kelompok masyarakat memilih 2 (dua) orang pengurus, yaitu ketua

dan bendahara, yang bertanggung jawab dalam aspek administrasi teknis dan keuangan,

(53)

- Anggota kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan secara

proporsional;

- Anggota kelompok yang dipilih adalah orang yang tergolong

dewasa;

- Kelompok masyarakat disahkan oleh Kepala Desa; Kelompok Pengawas Terumbu Karang

• Melakukan patroli secara teratur pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan.

• Mengamati, mencatat, dan melaporkan setiap terjadinya pelanggaran atau kegiatan perusakan terumbu karang.

• Mengisi log book setiap selesai melaksanakan patroli dan melaporkannya kepada Fasilitator Lapangan.

• Melakukan perawatan berbagai peralatan termasuk perahu, dan melaporkannya segera kepada Fasilitator Lapangan bila terjadi kerusakan.

Syarat-syarat menjadi Pengawas Terumbu Karang :

1. Memiliki minat yang kuat dalam kegiatan pengawasan terumbu karang.

2. Memiliki pengalaman dan atau pengetahuan dalam penangkapan ikan atau kegiatan lain yang berkaitan dengan laut.

3. Mengerti dan dapat memelihara kapal motor. 4. Dapat membaca dan menulis secara baik. 5. Sehat jasmani dan rohani.

6. Memiliki kemampuan penglihatan dan pendengaran yang baik. 7. Disiplin, rajin, dan memiliki tanggungjawab tinggi.

Pemilihan dan Pengangkatan Pengawas Terumbu Karang : Pengawas

Terumbu Karang dipilih dari anggota Pokmas dan disyahkan oleh Kepala Desa.

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Kelembagaan COREMAP II National Steering
Gambar 3.1a. Struktur Organisasi NCU C OREMAP  II
Tabel 3.1 Susunan Komite Pengarah (National Steering Committee/NSC)
Gambar 3.2. Struktur Organisasi Coremap II NPIU-LIPI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Kualitas Kehidupan Kerja ( Quality of Work Life ) dan

 Trigger SQL adalah pernyataan SQL atau satu set pernyataan SQL yang disimpan dalam database dan harus diaktifkan atau dijalankan ketika suatu event terjadi pada suatu

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Kelas IPA SLTA Bakti Ponorogo sebanyak 10 responden di dapatkan 6 responden atau 60 % Gejala

1 في" ةدام نع ةيبرعلا ةغللا ملعت جئاتن ةيقرت في سرهفلا ةقاطب ةقباطم ملعتلا ةيجيتاترسا قيبطت جناديرس ليد نياثلا ةيمسوحكا ةطسستمتا ةسسدرمتبا نياثلا

261 SANGGAR TARI DHARMA CADU JAYA PUTU ADI KRISTYANI DESA TUKADMUNGGA PURA,T.UMUM 0362 41348 AKTIF. 262 SANGGAR TARI SANTHI BUDAYA I GUSTI

 Penetapan Status Keadaan Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Sumatera Selatan berlangsung sejak ditetapkannya keputusan ini tanggal

Milano Kebun Marbau Labuhanbatu Utara dipengaruhi oleh komunikasi kerja hal tersebut dilihat dari Konstanta (α) yang bernilai 6,633 hal ini menunjukkan jika tidak ada hubungan

Berapa harga kotoran sapi perkilogram jika dijual ke pasar sebelum adanya pengolahan