• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI PCR: SIKLUS DAN VOLUME TEMPLAT DNA PADA AMPLIFIKASI mtdna IKAN MEDAKA Oryzias spp. DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) SADDANG ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI PCR: SIKLUS DAN VOLUME TEMPLAT DNA PADA AMPLIFIKASI mtdna IKAN MEDAKA Oryzias spp. DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) SADDANG ABSTRAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI PCR: SIKLUS DAN VOLUME TEMPLAT DNA PADA AMPLIFIKASI mtDNA IKAN MEDAKA Oryzias spp. DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) SADDANG

Muhammad Iqram 1), Irma Andriani 2), Rosana Agus 2), Onny Nurrahman Marwayana 3) 1)

Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

2) Dosen Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3)

Peneliti, Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Jakarta

Alamat korespondensi email : andrianiirma@yahoo.com

ABSTRAK

Pada umumnya, keberhasilan dalam memperoleh produk DNA pada metode PCR dipengaruhi oleh efisiensi primer, DNA templat dan optimasi proses PCR yang meliputi suhu dan siklus annealing. Produk PCR yang baik akan berpengaruh terhadap kualitas hasil sekuensing yang akan mempermudah dalam analisis keanekaragaman. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil PCR yang baik perlu dilakukan optimasi yang tepat pada siklus amplifikasi dan volume templat DNA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi PCR yang tepat pada amplifikasi mtDNA ikan Medaka Oryzias spp. yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Saddang. Sampel ikan berasal dari tiga titik di DAS Saddang. Primer yang digunakan adalah 12S rRNA dan 16S rRNA. Optimasi kondisi PCR dilakukan pada siklus amplifikasi dan volume templat DNA. Hasil dari optimasi PCR menunjukkan bahwa siklus amplifikasi yang tepat adalah 35 siklus dengan volume templat DNA adalah 1 µL.

Kata Kunci: Ikan Medaka, DAS Saddang, PCR, mtDNA

ABSTRACT

Generally, success in obtaining DNA product on PCR method is influenced by the efficiency of primer, template DNA and PCR process optimization which includes temperature and annealing cycle. PCR products were either going to affect the quality of the sequencing results that will facilitate the analysis of diversity. Therefore, to obtain the results PCR that either need to be done in the proper optimization of amplification cycles and the volume of DNA template. The purpose of this study was to determine the appropriate condition of the PCR amplification of mtDNA Medaka fish Oryzias spp. which is in the Watershed (DAS) Saddang. Fish samples from three points in the watershed Saddang. Primer was used 12S rRNA and 16S rRNA. Optimization of PCR conditions performed on the amplification cycle and the DNA template volume. Results from the optimization of PCR showed that proper amplification cycle was 35 cycles with the volume of DNA template was 1 µL.

(2)

PENDAHULUAN

Famili Adrianichthyidae merupakan kelompok kecil ikan asli Asia, yang terdiri atas empat genus yaitu Oryzias, Adrianicthys, Horaichthys dan Xenopoecilus (Rosen dan Parenti, 1981), akan tetapi direvisi pada tahun 2008 menjadi dua genus (Parenti, 2008), yaitu genus Oryzias (Medaka) yang terdiri atas 33 spesies dan Adrianichthys terdiri atas empat spesies (Eschmeyer and Fong, 2015). Ikan yang masuk ke dalam genus Adrianichthys dan 13 spesies dari genus Oryzias adalah spesies endemik yang hanya ada di pulau Sulawesi (Parenti et al., 2013). Namun, pada tahun 2014 telah ditemukan Oryzias soerotoi (Mokodongan et al., 2014), yang berarti menambah jumlah spesies ikan Medaka endemik di Sulawesi menjadi 14 spesies.

Sungai Saddang merupakan sungai terpanjang di Sulawesi Selatan (KemenHut, 2013). Berdasarkan hasil observasi, kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Saddang dari hulu ke muara relatif berbeda. Dari kondisi lingkungan yang berbeda-beda ini diperkirakan akan ada pola-pola adaptasi yang berbeda dari tiap spesies sehingga ada kemungkinan variasi

genetik yang akan memunculkan

keanekaragaman spesies.

Menurut Suryanto (2003), ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam analisis keanekaragaman pada tingkat molekuler Deoxyribonucleic Acid (DNA). Salah satu teknik dalam analisis keanekaragaman hayati yakni menggunakan teknik analisis sekuens

DNA dengan proses sekuensing. Hal penting dan sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil sekuensing adalah proses Polymerase Chain Reaction (PCR). Reaksi polimerase berantai atau lebih dikenal dengan istilah Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah suatu proses enzimatis dalam mengamplifikasi nukleotida DNA secara in vitro menggunakan enzim Taq Polimerase. Metode PCR yang berlangsung pada thermocycler ini dapat meningkatkan jumlah sekuen DNA ribuan hingga jutaan dari jumlah awal.

Beberapa faktor seperti konsentrasi DNA templat, primer, konsentrasi ion Mg, dan suhu hibridisasi primer harus dikontrol dengan hati-hati agar dapat diperoleh band DNA yang utuh dan baik (Suryanto, 2003). Pada umumnya, keberhasilan dalam memperoleh produk DNA pada metode ini dipengaruhi oleh efisiensi primer, DNA templat dan optimasi proses PCR yang meliputi suhu dan siklus annealing. Produk PCR yang baik akan berpengaruh terhadap kualitas hasil sekuensing yang akan mempermudah dalam analisis keanekaragaman. Oleh karena itu, untuk memperoleh produk DNA hasil PCR yang baik perlu dilakukan optimasi yang tepat pada siklus amplifikasi dan volume templat DNA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi PCR yang tepat pada amplifikasi mtDNA ikan Medaka Oryzias spp. yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Saddang.

(3)

METODE PENELITIAN

Bahan yang digunakan pada saat pengambilan sampel yaitu etanol 96% dan es batu. Sampel ikan yang akan diambil adalah yang berukuran 2-3 cm sebanyak 10 ekor di setiap pengambilan sampel. Bahan-bahan yang digunakan pada saat ekstraksi DNA dan amplifikasi adalah sampel jaringan otot Ikan Medaka Oryzias sp., DNeasy® Blood and Tissue Kit (QIAGEN, Germany), Qiaquick PCR Purification Kit (QIAGEN, Germany), primer L1091 (F), H1478 (R), L2606 (F), H3056 (R), KAPATaq ReadyMix™, Fwd-Rev Primer, DNA template, Nuclease Free Water (QIAGEN, Germany), gel Agarose 1,5%, buffer TAE, GelRed™ (BIORAD), EtBr 0.001%, DNA Ladder, loading dye, gel agarose.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah jaring sendok, gill net, plastik sampel, kamera, cool box/box styrofoam, pinset, gunting, pisau Scapel, Thermal Cycle Machine, PCR tube, rak PCR tube, mikropipet, shaking waterbath, tube 1,5 ml, rak tube, flush sentrifuge, vortex, gelas kimia, erlenmeyer, cetakan gel, sendok timbangan, neraca analitik, power supply, UV transiluminator, parafilm, dan kamera.

Metode Penelitian 1. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel ikan Medaka Oryzias sp. diambil dari beberapa titik di hulu (Toraja), pertengahan (Batulappa), dan hilir

(Paria) Daerah Aliran Sungai Saddang Jumlah ikan Medaka yang digunakan untuk dianalisis adalah 10 ekor per titik lokasi. Sampel yang diambil dari lapangan kemudian dimasukkan dalam plastik sampel dan disimpan dalam cool box yang berisi es batu, kemudian ikan dibiarkan mati dengan cara membeku. Sampel ikan Medaka diambil secara random menggunakan jaring sendok.

2. Preparasi Sampel

Setelah tiba di Laboratorium, sampel dikeluarkan dari cool box, kemudian ikan di-fillet pada bagian kanan ikan. Setelah itu, sampel daging ikan Medaka disimpan dalam etanol 96% sebagai sampel untuk analisis genetik dan sisa ikan disimpan dalam formalin 4% untuk pengamatan morfologi.

3. Ekstraksi DNA

Ekstraksi DNA dilakukan dengan mengikuti standar protokol: Purification of total DNA from animal tissues (Spin-Column Protocol) (QIAGEN, Jerman). Sampel otot ikan Medaka dipotong sebanyak 25 mg atau gunting berbentuk kotak dengan panjang 2x2 mm. Setelah itu, potongan jaringan otot dimasukkan ke dalam larutan PBS 1% untuk membersihkan sampel dari kemungkinan kontaminan yang ikut pada saat pengambilan sampel lalu ditiriskan. Setelah itu, dimasukkan ke dalam 180 µL buffer ATL dan dipotong hingga tampak halus agar lebih cepat pada saat di lisis, lalu disentrifuge 5-10 detik. Kemudian jaringan otot di lisis menggunakan 20 µL enzim

(4)

proteinase K dan disimpan dalam shaking waterbath dengan suhu 560C selama 1-3 jam hingga jaringan terlisis sempurna. Lalu ditambahkan buffer AL dan etanol 96%-100% sebanyak 200 µL dan disentrifuge selama 10 detik. Semua larutan dalam tube dipindahkan dalam DNeasy Mini Spin Column, lalu disentrifuge 8000 rpm selama satu menit. Larutan dalam collection tube dibuang kemudian ditiriskan, lalu DNeasy Mini Spin Column dimasukkan kembali pada collection tube baru dan ditambahkan 500 µL buffer AW 1 kemudian disentrifuge selama satu menit dengan kecepatan 8000 rpm. Larutan dalam collection tube dibuang dan ditiriskan, lalu tempatkan kembali DNeasy Mini Spin Column untuk kemudian diisi 500 µL buffer AW 2 dan disentrifuge 14.000 rpm selama 3 menit. Lalu larutan pada collection tube dibuang, dan tanpa penambahan larutan lagi DNeasy Mini Spin Column disentrifuge 14.000 rpm selama satu menit. DNeasy Mini Spin Column ditempatkan pada tube 1.5 ml kemudian ditambahkan buffer AE 100 µL, lalu diinkubasi selama satu menit sebelum disentrifuge 8000 rpm selama satu menit. Ekstrak DNA kemudian disimpan dalam

freezer dengan suhu -280C (QIAGEN,

Jerman).

4. Amplifikasi

Ekstrak DNA yang diperoleh kemudian diamplifikasi melalui reaksi Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan primer 16S rRNA dan 12S rRNA (DNA Mitokondria).

Proses amplifikasi dilakukan dengan mengikuti kondisi siklus, yaitu predenaturasi 940C (5 menit), 35 siklus {denaturasi 940C (30 detik), annealing 550C (30 detik), extension 720C (30 detik)}, final extension 720C (5 menit). Koktail PCR yang digunakan untuk satu kali reaksi adalah 25 µl 2x KAPATaq ReadyMix™ with Mg2+; 2 µl Fwd-Rev Primer 1 µM; 1 µl template DNA; dan 20 µL Free Nuclease Water (QIAGEN, Germany) hingga mencapai volume 50 µl.

5. Elektroforesis

Selanjutnya, DNA hasil amplifikasi dipisahkan berdasarkan molekulnya melalui proses elektroforesis menggunakan gel agarosa 2% yang terlarut dalam buffer TAE 1X. Langkah awal yang dilakukan adalah pembuatan gel agarosa 2%. 2 gram agarosa dimasukkan dalam Erlenmeyer ditambahkan 100 ml TAE 1X. kemudian dipanaskan di dalam microwave hingga semua agarosa larut. Gel agarosa dituangkan di cetakan dan dipasang sisir pembuat sumur (well) lalu didiamkan selama 30 menit. Saat proses elektroforesis, gel dimasukkan pada alat elektroforesis yang berisi larutan penyangga, kemudian sampel produk PCR dimasukkan ke dalam sumur (well). Setelah itu, running elektroforesis dilakukan selama 15 menit menggunakan minirun GE-100, kemudian diwarnai menggunakan GelRed™ (BIORAD) selama 20 menit dan divisualisasi di bawah sinar UV menggunakan UV Transluminator.

(5)

Sampel produk PCR yang positif mengandung DNA dapat dilihat dengan adanya pita terang pada gel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Optimasi Siklus Amplifikasi mtDNA Ikan Medaka Oryzias spp. dengan Primer 16S rRNA

Berdasarkan hasil penelitian Takehana (2005), kondisi siklus amplifikasi mtDNA ikan Medaka Oryzias spp. dengan primer 16S rRNA adalah predenaturasi 940C (5 menit), 30 siklus amplifikasi {denaturasi 940C (30 detik), annealing 550C (30 detik), extension 720C (30 detik)}, final extension 720C (5 menit). Sedangkan komposisi reagen pada reaksi PCR ini mengikuti komposisi standar KAPA Biosystems untuk volume total 20 µL, dengan konsentrasi primer 1 µM dan templat DNA 1 µL. Berdasarkan hasil elektroforesis, band tampak pada gel agarosa tapi sangat tipis sehingga kurang jelas. Produk PCR seperti ini kurang baik jika akan digunakan untuk analisis selanjutnya. Selanjutnya dilakukan optimasi dengan kondisi siklus baru yaitu, predenaturasi 940C (5 menit), 35 siklus amplifikasi {denaturasi 940C (30 detik), annealing 550C (30 detik), extension 720C (30 detik)}, final extension 720C (5 menit). Dilakukan penambahan jumlah siklus amplifikasi menjadi 35 siklus dengan komposisi reagen yang sama. Setelah di elektroforesis Pita DNA kelihatan lebih jelas dan bersih tidak ada smear atau excess primer (gambar 1). Dengan hasil band seperti ini, berarti produk PCR tersebut sudah

baik digunakan untuk analisis selanjutnya. Hasil dari dua produk PCR yang berbeda jumlah siklus amplifikasinya yakni 30 dan 35 kali siklus menunjukkan bahwa pentingnya jumlah siklus yang tepat untuk menghasilkan produk PCR yang optimal. Grunenwald (2003), menyatakan bahwa kebanyakan PCR akan mencapai amplifikasi yang cukup setelah 20 hingga 40 siklus.

Gambar 1. Hasil Elektroforesis 35 Siklus Amplifikasi mtDNA Ikan Medaka Oryzias spp. dengan Primer 16S rRNA. Keterangan: PRA 1 dan 2, TRJ 1 dan 2, BTL 1 dan 2, MR (Medium Range)

2. Optimasi Siklus Amplifikasi mtDNA Ikan Medaka Oryzias spp. dengan Primer 12S rRNA

Sama halnya dengan jumlah siklus amplifikasi mtDNA ikan Medaka Oryzias spp. dengan primer 16S rRNA, hasil elektroforesis produk PCR dengan menngunakan primer 12S rRNA pun menunjukkan hasil sama. Dimana pada kondisi siklus Takehana (2005) dan komposisi reaksi yang sama, menyajikan band DNA yang kurang optimal. Hal ini ditandai dengan kondisi band yang kurang jelas karena pita sangat tipis. Sama halnya menurut Prana dan Hartati (2003), menyatakan perbedaan kualitas hasil amplifikasi dapat dilihat dari

(6)

jumlah pita DNA yang dapat diidentifikasi dan tingkat resolusi pita fragmen DNA yang diamplifikasi. Sedangkan hasil optimal diperoleh pada amplifikasi dengan 35 siklus dan komposisi reaksi PCR yang sama. Dimana band DNA setelah dielektroforesis tampak bright dan tebal, seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Hasil Elektroforesis 35 Siklus Amplifikasi mtDNA Ikan Medaka Oryzias spp. dengan Primer 12S rRNA. Keterangan: PRA 1 dan 2, TRJ 1 dan 2, BTL 1 dan 2, MR (Medium Range)

Berdasarkan hal tersebut, pemilihan siklus yang tepat sangat berpengaruh terhadap maksimal atau tidaknya hasil amplifikasi DNA.

3. Pengaruh Volume Templat DNA Terhadap Hasil Amplifikasi mtDNA Ikan Medaka Oryzias spp.

Menurut Weeden et al. (1992), konsentrasi templat DNA yang terlalu kecil sering menghasilkan band DNA amplifikasi yang redup dan tidak jelas. Sejalan dengan hal tersebut volume templat DNA sangat berkaitan dengan konsentrasi primer dan volume total reaksi sehingga perlu dicari optimalisasi rasio antara volume templat DNA dengan primer. Dari dua volume templat DNA yaitu 1 µL dan 2 µL serta konsentrasi primer sama yaitu 1 µL. Hasil elektroforesis primer 12S dan 16S dapat

dilihat berturut-turut pada gambar 3 dan gambar 4.

(a)

(b)

Gambar 3a). Hasil Elektroforesis Produk PCR dengan 1 µL Templat DNA

3b). Hasil Elektroforesis Produk PCR dengan 2 µL Templat DNA. Keterangan: PRA 1, TRJ 7, BTL 3, MR (Medium Range) (a) 394 bp 394 bp 394 bp 477 bp

(7)

(b)

Gambar 4a. Hasil Elektroforesis Produk PCR dengan 1 µL Templat DNA

4b. Hasil Elektroforesis Produk PCR dengan 2 µL Templat DNA Keterangan: PRA 1, TRJ 7, BTL 3, MR (Medium Range)

Berdasarkan hasil elektroforegram diatas, terlihat jelas perbedaan resolusi band DNA yang dihasilkan dari volume templat DNA 1 µL dan 2 µL dengan 30 siklus amplifikasi mtDNA ikan Medaka Oryzias spp. menggunakan primer 12S dan 16S. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan konsentrasi primer dengan volume templat DNA yang tepat dapat berpengaruh terhadap hasil amplifikasi DNA secara optimal.

4. Amplifikasi

Setelah dilakukan optimasi pada kondisi siklus amplifikasi dan volume templat DNA, selanjutnya dilakukan PCR untuk ketiga sampel dan visualisasi elektroforesis dilakukan sebanyak 6 kali secara bertahap, masing-masing tiga kali dengan primer 12S rRNA dan 16S rRNA dengan kondisi siklus PCR predenaturasi 940C (5 menit), 35 siklus amplifikasi {denaturasi 940C (30 detik), annealing 550C (30 detik), extension 720C (30 detik)}, final extension 720C (5 menit). Volume templat DNA yang digunakan yaitu 1 µL,

sedangkan konsentrasi primer yang digunakan yaitu 1 µM. Hasil pita DNA yang ditunjukkan baik dan seragam. Hal tesebut menunjukkan bahwa proses amplifikasi menggunakan primer 12S rRNA dan 16S rRNA dapat teramplifikasi dengan sempurna pada Oryzias spp.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, hasil optimasi siklus amplifikasi dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) primer 12S rRNA dan 16S rRNA, maka dapat disimpulkan bahwa siklus amplifikasi yang tepat adalah 35 siklus dengan volume templat DNA adalah 1 µL.

DAFTAR PUSTAKA

Eschmeyer, W.N. and J.D. Fong. 2015. Catalog of Fishes, Species by Family: Versi Online, Update 02 Juni 2015. http://researcharchive. calacademy.org/

research/ ichthyology/ catalog/

speciesbyfamily. asp. Diakses pada 10 Juni 2015, pukul 13.50 WIB.

Grunenwald, H. 2003. Optimization of Polymerase Chain Reactions. Dalam Bartlett dan Stirling (Eds). Method in Molecular Biology: PCR Protocols Second Edition (hlm 89-99). Humana Press

Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. 2013. Profil Kehutanan 33 Provinsi Mokodongan, D.F., T. Rieko, Y. Kazunori.

2014. A New Ricefish of the Genus

Oryzias (Beloniformes,

Adrianichthyidae) from Lake Tiu,

Central Sulawesi, Indonesia. Copeia 2014 (3) : 561-567.

(8)

Parenti, L.R. 2008. A Phylogenetic Analysis and Taxonomic Revision of Ricefishes, Oryzias and Relatives (Beloniformes, Adrianichthyidae). Zoological Journal of The Linnean Society 154: 494-610. Parenti, L.R., R.K. Hadiaty, D. Lumbantobing

and F. Herder. 2013. Two new ricefishes of the genus Oryzias (Atheirnomorpha:

Beloniformes: Adrianichthyidae)

augment the endemic freshwater fish

fauna of southeastern Sulawesi,

Indonesia. Copeia 2013(3):403-414.

Prana, T.K. dan Hartati, S.N. 2003. Identifikasi Sidik Jari DNA Talas (Colocasia esculenta L. Schott) Indonesia dengan Teknik RAPD: Skrining Primer dan Optimalisasi Kondisi PCR. J. Natur Indonesia, 5(2): 107-112.

Rosen, D.E. and L.R. Parenti. 1981. Relationships of Oryzias, and The

Groups of Atherinomorph Fishes.

American Museum Novitates 2719, 1-178.

Suryanto, D. 2003. Melihat Keanekaragaman Organisme Melalui Beberapa Teknik Genetika Molekuler. USU Library. Weeden, N.F., Timmerman, G.M., Hemmat,

M., Kneen, B.E., dan Lodhi, M.A. 1992. Inheritance and Reliability of RAPD Markers. In Applications of RAPD Technology to Plant Breeding, Symposium Proceeding, Crop Science Society of America, Madison, WI., p. 12-17.

Gambar

Gambar 1. Hasil Elektroforesis 35 Siklus Amplifikasi  mtDNA  Ikan      Medaka  Oryzias  spp
Gambar 2. Hasil Elektroforesis 35 Siklus Amplifikasi  mtDNA  Ikan      Medaka  Oryzias  spp
Gambar 4a. Hasil Elektroforesis Produk   PCR  dengan 1 µL Templat DNA

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan jalan alternatif kota Idi bertujuan untuk menghindari masalah kemacetan di sekitar kota idi, pembangunan jalan tersebut telah dimulai sejak tahun 2010 dengan

Arthritis gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium

RMA2 adalah model numerik elemen hingga dua dimensi dengan perataan-kedalaman, yang dapat digunakan menghitung elevasi muka air dan komponen kecepatan

Penyetaraan (equating ) UASBN SD tahun 2009/ 2010 yang dilakukan untuk setiap mata pelajaran menggunakan propinsi Jawa Barat sebagai acuan, pemilihan Jawa Barat sebagai

Pemeriksaan ekokardiografi memperlihatkan gambaran klasik ekokardiografi myxoma atrium kiri yaitu tampak massa atrium kiri yang menempel di septum atrium yang prolaps

IAIN Syekh Nurjati Cirebon menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan tujuan agar lulusan memiliki kompetensi yang menjadi tujuan dan sasaran jurusan/ prodi.. Mata

gel ekstrak dan fraksi metanol daun kesum dengan metode Simplex Lattice Design (SLD) sehingga dapat diperoleh sediaan gel.. yang bersifat hidrofilik

Pemilihan informan disesuaikan dengan tujuan dari penelitian ini yang ingin melihat pengaruh promosi melalui jejaring sosial Twitter terhadap minat beli pengunjung