• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANTARA PERUM LPPNPI CABANG PALEMBANG BANDARA INTERNASIONAL SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II DENGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANTARA PERUM LPPNPI CABANG PALEMBANG BANDARA INTERNASIONAL SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II DENGAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KESEPAKATAN BERSAMA

..;..;",;z-BMKG

ANTARA

PERUM LPPNPI CABANG PALEMBANG

BANDARA INTERNASIONAL SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II

DENGAN

BADAN MATEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI KELAS II SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II PALEMBANG

TENTANG

PELA YANAN INFORMASI METEOROLOGI PENERBANGAN DI BANDARA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II PALEMBANG

-Pada hari ini, Selasa Tanggal Dua Pulub Tiga Bulan Desember Tahun 2014 Bertempat di

-

Kantor Operasional Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, kami yang

..-bertanda tangan di bawah ini :

1. RIZA F AHMI, selaku General Manager, Perum LPPNPI cabang Palembang, berkedudukan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perum LPPNPI cabang Palembang, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

1-II. FERRY SITORUS, selaku Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, berkedudukan di Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II Km 10,5 Alang-alang Lebar Palembang, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Stasi un Meteorologi Kelas II Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

(2)

1. 2.

-3.

...-4.

~-PIHAK PERTAMA dan ~-PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA ~-PIHAK sepakat untuk membuat Kesepakatan Bersama tentang Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasall DASARHUKUM

Kesepakatan Bersama ini didasarkan pada :

Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan; Undang-Undang No.31 tahun 2009 tentang MKG;

Peraturan Pemerintah No. 77 tahun 2012 tentang Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia;

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2009 tentang Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 170 Air Traffic Rules CASR 171, Aeronautical Telecommunication Service Providers;

5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2013 tentang Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 171 Aeronautical Telecommunication Service Providers;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2011 tentang Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 172 Air Traffic Services Provider;

7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 52 Tahun 2010 tentang Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 174 Aeronautical Meteorology;

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 22 Tahun 2009 tentang Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 175 Aeronautical Information Service (AIS);

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 80 Tahun 2011 tentang Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 91 amdt 3, General Operating and Flight Rules;

10. MoU BMKG dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Nomor HK.20111l21IDRJU.KUM-2014 dan KS.301l0071KB/II/2014 tentang Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan;

11. MoU BMKG dengan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia Nomor KS.303/0041KB/V/2014 dan PJJ.04.04.03/00ILPPNPII06/20 14/00 1 tanggal 02 Juni 2014 tentang Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan.

(3)

Pasal2

MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud pembuatan Kesepakatan Bersama ini adalah untuk menetapkan mekanisme koordinasi antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan pemberian pelayanan informasi meteorologi penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

2. Kesepakatan Bersama ini bertujuan untuk memastikan tersedianya informasi meteorologi penerbangan yang cukup, akurat, terkini, dan tepat waktu yang diperlukan untuk keselamatan, kelancaran dan efisiensi penerbangan.

Pasal3 RUANG LINGKUP

.--Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi :

1. Ketentuan Penyediaan Informasi Hasil Pengamatan Meteorologi Penerbangan 2. Ketentuan Penyediaan Informasi Prakiraan Meteorologi Penerbangan

3. Ketentuan Penyediaan Informasi SIGMET, AIRMET, Aerodrome Warning dan Wind Shear Warning

4. Ketentuan Penyediaan Informasi Klimatologi Bandara

5. Ketentuan Penyediaan Informasi untuk operator dan anggota kru penerbangan

6. Ketentuan Penyediaan Informasi untuk Air Traffic Services, Search and Recsue Services dan Aeronautical Information Services.

7. Ketentuan Penggunaan Sarana Komunikasi untuk pelayanan meteorologi penerbangan

-Pasal4

HAK PIHAK PERTAMA

-1. Pihak Pertama berhak menerima informasi meteorologi penerbangan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku dari pihak Kedua.

2. Pihak Pertama berhak mendapatkan sosialisasi perubahan format informasi meteorologi penerbangan dari pihak kedua.

(4)

HAK PIHAK KEDUA

1. Pihak kedua berhak memperoleh sarana komunikasi untuk penyampaian infonnasi meteorologi penerbangan berupa:

a. Client AMSC (Automatic Message Switching Center) untuk pertukaran informasi meteorologi penerbangan

b. Client ADPS (Automatic Data Processing System) untuk komunikasi langsung antara pihak pertama dengan unit pelayanan lalu lintas penerbangan.

2. Pihak kedua berhak memperoleh infonnasi penerbangan yang berhubungan dengan operasi penerbangan dari pihak pertama.

Pasal6

KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. Pihak Pertama wajib menyediakan lahan dan/atau bangunan untuk operasional meteorologi penerbangan.

2. Pihak Pertama wajib menyediakan fasilitas komunikasi untuk penyampaian infonnasi meteorologi penerbangan berupa:

a. Client AMSC (Automatic Message Switching Center) untuk pertukaran informasi meteorologi penerbangan

b. Client ADPS (Automatic Data Processing System) dan/atau Telepon PABX untuk komunikasi langsung antara pihak pertama dengan unit pelayanan lalu hntas penerbangan.

3. Air Traffic Controller di bawah koordinasi Pihak Pertama:

a. Wajib menyampaikan informasi meteorologi penerbangan yang diterima dari pesawat udara kepada Pihak Kedua.

b. Segera menyampaikan informasi yang diperoleh mengenai aktivitas pre-erupsi vulkanik, erupsi vulkanik dan awan abu vulkanik kepada Unit Pelayanan Meteorologi Penerbangan apabila SIGMET belum diterbitkan.

(5)

Pasal7

KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. Pihak Kedua wajib menyampaikan hasil pengamatan meteorologi penerbangan rutin dan non rutin kepada Pihak Pertama;

2. Pihak Kedua wajib menyampaikan informasi prakiraan meteorologi penerbangan kepada Pihak Pertama;

3. Pihak Kedua wajib memberikan Informasi SIGMET, AIRMET, Aerodrome Warning dan Wind Shear Warning kepada Pihak Pertama;

4. Pihak Kedua wajib menyiapkan informasi klimatologi bandara (ACS);

5. Pihak Kedua wajib memberikan briefing dan konsultasi meteorologi penerbangan jika diperlukan;

6. Pihak kedua wajib menyiapkan flight document.

Pasal8

JENIS INFORMASI BASIL PENGAMA TAN METEOROLOGI PENERBANGAN

-Informasi hasil pengamatan meteorologi penerbangan terdiri dari Local Routine/Local Special Report dan METARIISPECI, sesuai ketentuan Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part

174 Aeronautical Meteorology memuat unsur-unsur sebagai berikut: 1. Identifikasi jenis laporan;

2. Indikator lokasi; 3. Waktu pengamatan;

4. Identifikasi missing report, atau laporan dari alat otomatis jika ada;

5. Arah dan kecepatan angin permukaan; 6. 1arak pandang;

7. RVR, jika ada;

8. Laporan cuaca terkini;

9. lumlah awan, jenis awan (hanya untuk awan cumulonimbus dan towering cumulus) dan tinggi dasar awan atau jarak pandang vertikal jika terukur;

10. Suhu udara dan titik embun; dan

11. QNH dan, apabila terdapat, QFE (QFE hanya masuk dalam local routine and special report).

12. Supplementary Information

(6)

-Pasal9

LOCAL ROUTINE/ LOCAL SPCIAL REPORT DAN METARISPECI

Local RoutinelLocal Special Report, METAR dan SPECI dibuat Pihak Kedua, METAR dan SPECIdibuat sesuai ketentuan dalam Peraturan Kepala BMKGNomor: KEP.OOITahun 2009 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Sandi METAR dan SPECI dan Instruksi Deputi Bidang Meteorologi Nomor: SK.3351ME.403IDIIBMKG-2009 tentang Penyebaran dan Pertukaran Informasi.

PasallO

JENIS INFORMASI BASIL PRAKIRAAN METEOROLOGI PENERBANGAN

~

-Informasi hasil prakiraan meteorologi penerbangan terdiri Aerodrome Forecast dan Trend Forecast dibuat oleh Pihak Kedua, sesuai ketentuan Civil Aviation SafetyRegulation (CASR) Part 174 Aeronautical Meteorology, Aerodrome Forecast memuat unsur-unsur sebagai berikut:

-1. Identifikasi jenis prakiraan; 2. Indikator lokasi;

3. Waktu dikeluarkannya prakiraan;

4. Identifikasi prakiraan yangmissing. apabila ada 5. Tanggal dan periode validitas prakiraan;

6. Identifikasi adanya pembatalan prakiraan, apabila ada; 7. Angin Permukaan;

8. Jarak pandang; 9. Cuaca;

10.Awan;dan

11.Perubahan yang diharapkan dari satu atau beberapa unsur di atas selama periode validitas TAF. Unsur tambahan harus dimuat dalam TAF sesuai peranjian navigasi penerbangan regional.

(7)

-Pasalll

AERODROME FORECAST (TAF)

Aerodrome Forecast (TAF) dibuat sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Kepala BMKG Nomor: KEP.13 Tahun 2009 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Penyandian Aerodrome Forecast untuk Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan di Lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Peraturan KBMKG No. Kep 007 Tahun 2010 tentang Penyiapan dan Penyebaran Aerodrome Forecast untuk Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan.TAF dibuat dengan validitas (30/24) jam.

Pasal12 TREND FORECAST

Trend Forecast dibuat sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Kepala BMKG Nomor:

KEP.OOITabun 2009 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Sandi METAR dan SPEC!.

I -I

i

-

I-I

-I-

1. Pasal14

INFORMASI SIGMET, AIRMET,AERODROME WARNING DAN WINDSHEAR

Informasi Sigmet, Airmet, Aerodrome warning dan Windshear disediakan Pihak Kedua,

dimana selain dibuat Pihak Kedua juga hasil diseminasi sesuai dengan ketentuan Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 174Aeronautical Meteorology.

2. Informasi Sigmet dibuat berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Kepala BMKG dalam SOP Nomor : 124IKPMlIVIBMKG-2013 Tahun 2013 tentang Pelayanan Informasi

Sigmet.

Pasal15

INFORMASI KLIMATOLOGI BANDARA (ACS)

Informasi Klimatologi Bandara (Aerodrome Climatology Sumary) sesuai dengan ketentuan Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 174 Aeronautical Meteorology, mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), disediakan dan dibuat oleh Pihak Kedua berdasarkan peraturan Kepala BMKG Nomor KEP.lO Tahun 2010 tentang Aerodrome Climatological Summary (ACS).

(8)

Pasal16

INFORMASI UNTUK OPERATOR DAN ANGGOTA KRU PENERBANGAN

Pasal17

INFORMASI AIR TRAFFIC SERVICE, SEARCH AND RESCUE SERVICES DAN

AERONAUTICAL INFORMATION SERVICES

Pasal18

FASILITAS PELAYANAN METEOROLOGI PENERBANGAN

Pasal19

PEMBIAYAAN

Segala biaya yang timbul dari Kesepakatan Bersama ini menjadi beban PARA PlHAK dan disepakati sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal20

JANGKA WAKTU

1. Perjanjian Kesepakatan Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) Tahun sejak

tanggal ditetapkan;

2. Perjanjian Kesepakatan Bersama ini menjadi batal dengan sendirinya atau batal demi

hukum bilamana ada ketentuan peraturan perundang-undangan dari pemerintah yang secara nyata dan dapat dibuktikan menjadi penyebab perjanjian kerja sama ini tidak dapat dilaksanakan danlatau bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dimaksud;

3. Evaluasi atas Kesepakatan Bersama ini dapat dilaksanakan berdasarkan kesepakatan

(9)

Pasal21

FORCE MAJEURE

1. Kegagalan PARA PlliAK rnelaksanakan kewajiban berdasarkan Perjanjian Kerja

SarnaPerjanjian Kerja Sarna ini tidak dianggap sebagai kelalaian atau pelanggaran Perjanjian Kerja SarnaPerjanjijan Kerja Sarna apabila kegagalan tersebut disebabkan

olehforce majeure.

2. Yang dirnaksud denganforce majeure dalarn Perjanjian Kerja Sarna adalah keadaan

tidak terduga yang terjadi di luat kekuasaan PARA PIHAK, terrnasuk pada kebakaran, perang, pernogokan, sabotase, epiderni, huru-hara akibat politik, dan bencana alarn, tetapi hanya dalarn batas dirnana keadaan tersebut secara langsung dan substansial rnernpengaruhi kernampuan pihak yang terkena untuk rnelaksanakan kewajibannya sesuai dengan Perjanjian Kerja Sarna ini.

3. Bila teIjadiforce majeure, rnaka pihak yang rnengalami wajib rnernberitahukan kepada pihak yang lainnya secara tertulis disertai dengan bukti-bukti dan konfirmasi tertulis

dari instansi yang berwenang dirnana telahterjadiforce majeure.

4. Dalarn hal terjadi force meajure, PlliAK PERTAMA berkewajiban rnenunjuk unit

pelayanan informasi rneteorologi untuk rnernberikan pelayanan informasi rneteorologi

pada PIHAK KEDUA.

Pasal22

AMANDEMEN

Dalam hal terjadi perubahan atau kebijakan Pernerintah yang menyangkut isi Perjanjian Kerja Sarna ini, maka akan dilakukan penyempurnaan/pengernbangan sebagai arnandemen yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sarna ini

Pasal23

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Segala perselisihan yang tirnbul sebagai masalah dalam irnplementasi Perjanjian Kerja Sarna ini, akan diselesaikan secara rnusyawarah untuk rnufakat oleh PARA PIHAK

(10)

PENUTUP

Demikian Kesepakatan Bersama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari

dan tanggal sebagaimana tersebut di atas, dalam rangkap 3 (tiga) asli bermaterai cukup,

masing-masing untuk PlHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta mempunyai kekuatan hukum yang sama.

-PIHAK KEDUA, PI.

Perum LPPNPI Cabang Palembang

~~If·ologi Kelas II, adaruddin II Palembang

(11)

-BMKG

I. PENDAHULUAN

1. Dalam rangka pelaksanaan pelayanan lalu-lintas penerbangan untuk tujuan keselamatan

penerbangan dibutuhkan pelayanan informasi

cuaca (QAM) yang cepat, akurat dan terkini

2. Unit ATS Operation [TWR/APP] Perum LPPNPI Palembang dan Unit Observasi Stasiun Meteorologi

5MB II BMKG Palembang adalah dua unit yang berhubungan langsung dalam pemberian pelayanan informasi cuaca penerbangan (OAM).

3. Untuk keteraturan dalam pelaksanaan tugas dipandang perlu dibuat suatu prosedur koordinasi

dalam bentuk nota kesepahaman operasional

antara unit terkait.

1. Nota kesepahaman operasional ini adalah untuk menetapkan mekanisme koordinasi antara Unit ATS Operation Perum LPPNPI Palembang dan Unit

Observasi Stasiun Meteorologi 5MB II BMKG Palembang

2. Nota kesepahaman operasional ini bertujuan untuk memastikan tersedianya pelayanan informasi cuaca bagi penerbangan

II. MAKSUD DAN

TUJUAN

1. Penyediaan informasi cuaca [OAM] hasil

pengamatan meteorologi penerbangan.

2. Sarana komunikasi yang digunakan oleh kedua unit terkait dalam penyampaian informasi cuaca.

III. RUANG LlNGKUP

1. UU No 1 Tahun 2009 tentang penerbangan 2. UU No 31 Tahun 2009 tentang BMKG

3. PP No 77 Tahun 2012 tentang Perum LPPNPI 4. CASR Part 170 Air Traffic Rules

5. CASR Part 172 Air Traffic Service Provider 6. CASR Part 174 Aeronautical Meteorology

IV. DASAR HUKUM

Kasie Obs dan Informasi ATS Operation and System

(12)

BMKG

V. TANGGUNG JAWAB Unit Observasi Stasiun Meteorologi 5MB II BMKG

Palembang bertanggung jawab untuk :

ATS Operation [TWRIAPP] bertanggung jawab untuk :

1. Menyampaikan informasi cuaca [QAM] terkini

kepada penerbang baik secara langsung

maupun tidak langsung ( via ATIS )

2. Menyampaikan informasi mengenai

perpanjangan jam operasi kepada unit Observasi Stasiun Meteorologi 5MB II BMKG Palembang berkaitan dengan pelayanan informasi cuaca.

1. Unit Observasi Stasiun Meteorologi 5MB II

BMKG Palembang berwenang dalam mengelola dan pembuatan data informasi cuaca (QAM) 2. Menyampaikan informasi cuaca (QAM) kepada

Unit ATS Operation [TWR/APP] mengenai hasil pengamatan meteorologi penerbangan secara rutin setiap 30 menit..

3. Menyampaikan informasi cuaca kepada Unit ATS Operation (TWRIAPP] apabila terjadi perubahan

cuaca secara mendadak seperti kecepatan

angin, jarak pandang, hujan lebat dan lain-lain

VI. KESEPAKATAN

1. Penyampaian informasi cuaca (QAM) melalui

fasilitas AFTN setiap 30 menit sekali.

2. Apabila fasilitas AFTN dalam kondisi abnormal

maka penyampaian QAM dilakukan melalui

telepon PABX.

3. Apabila terjadi perubahan cuaca secara

mendadak seperti kecepatan angin, jarak

pandang, hujan lebat dan lain-lain, penyampaian

informasi dilakukan via telepon PABX.

4. Dalam hal pengamatan jarak pandang, arah dan

kecepatan angin, petugas TWR dan Penerbang

dapat memberikan masukan dan saran apabila terdapat perbedaan pengamatan,

I

A TS Operation and System

t1r

Kasie Obs dan Informasi

I

I

~

I

(13)

-

-

-BMKG

5. Untuk keseragaman pengamatan jarak pandang kurang dari 2400 meter dari titik pusat Tower

disepakati menggunakan Visibility Chart

sebagaimana gambar terlampir.

VII. SARAN A KOMUNIKASI

1. Fasilitas AFTN

2. Fasilitas telepon PABX 3. Handy Talky

.--VIII. PENYIMPANGAN

Penyimpangan dari nota kesepahaman ini hanya dapat dilakukan atas pertimbangan keselamatan penerbangan

dan telah mendapat persetujuan masing-masing unit dan di setujui oleh ATS Ops Manager Perum LPPNPI

Palembang, dan KASI Observasi dan Informasi BMKG Palembang.

-IX. PENUTUP

1. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam Nota Kesepahaman Operasional ini harus dikoordinasikan dengan sebaik-baiknya dengan tetap mengutamakan keselamatan penerbangan 2. Nota Kesepahaman Operasional ini berlaku

mengikat kedua belah pihak sejak ditanda tangani

3. Perubahan Nota Kesepahaman Operasional

dapat dilakukan apabila ada pihak yang mengusulkan adanya perbaikan

X.

CONTACT DUTY

Tower : [0711] 7079755 : PABX 2901 APP : [0711] 385008

: PABX 2064 Unit Observasi BMKG : PABX 3508

(14)

-..

-

-;-'

BMKG

Visibility Chart kurang dari 2400 meter dari titik pusat Tower

/ISIBILITy CHART IN 200 M SRACING

Referensi

Dokumen terkait

Adapun dampak kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa istri adalah kekerasan fisik langsung atau tidak langsung dapat mengakibatkan istri menderita rasa sakit fisik

Hasil pengamatan berupa pertumbuhan dan hasil panen tanaman sawi menunjukkan bahwa setelah dilakukan analisis ragam ternyata pemberian pupuk organik PETROGANIK

Dalam artikel ini dibahas tentang korespondensi antara persamaan parabolik dan eliptik terhadap persamaan panas yang dilihat dari aliran panasnya.. Misalkan

menjadi OLX Saya dapat mengucapkan brand OLX dengan mudah Saya dapat mengetahui apa yang ditawarkan OLX Saya dapat mengingat warna OLX Saya dapat mengingat logo OLX Saya dapat

 Kaitan dengan penelitian yang dilakukan sekarang terutama dalam hal metode yang digunakan adalah experiential marketing terutama sense, feel, think, act, dan

Praktik ijarah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah yang banyak dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup, yang pada dasarnya ijarah (sewa-menyewa)

Dapat disimpulkan berdasarkan keseluruhan rata- rata dari nilai kurtosis sedimen perairan sungai Desa Sungai Duri adalah 0,79 yang termasuk dalam Dari Tabel 5

Untuk mengetahui bagaimana membangun sistem informasi geografis berbasis Android yang mampu menyediakan informasi mengenai fasilitas dan program pelayanan kesehatan