• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perda No. 23 Tahun 2008 ttg Retribusi Akta Capil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perda No. 23 Tahun 2008 ttg Retribusi Akta Capil"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

NOMOR 23 TAHUN 2008

TENTANG

RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU LELUARGA, KARTU TANDA PENDUDUK DAN

AKTA CATATAN SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUNGAN,

Menimbang : a. bahwa retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas pelayanan jasa pelayanan umum tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi;

b. bahwa retribusi daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bulungan Nomor 15 Tahun 1998 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2002, dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini sehingga perlu ditinjau kembali;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hutuf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, dan Akta Catatan Sipil.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Inedonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72);

2.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019);

3.

Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

4.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

(2)

6.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

7.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493);

8.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634);

10.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674);

11.

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3250), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3424);

12.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258);

13.

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

14.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

15.

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4736);

(3)

17.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 245 Tahun 2004 tentang Pedoman Penetapan Tarif Retribusi Jasa Umum;

18.

Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2004 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2004 Seri E Nomor 1);

19.

Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan, Administrasi Kependudukan dalam Wilayah Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2002 Seri E Nomor 8);

20.

Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2008 tentang Penerbitan Lembaran Daerah dan Berita Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 1);

21.

Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 2).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

dan

BUPATI BULUNGAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU LELUARGA, KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bulungan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

5. Bupati adalah Bupati Bulungan.

6. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Bulungan.

(4)

9. Kartu Keluarga selanjutnya disingkat KK adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga serta identitas anggota keluarga.

10. Kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya disebut dengan KTP adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku diseluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

11. Akta Catatan Sipil adalah Akta Perkawinan, Akta Kelahiran, Akta Perceraian, Akta Pengesahan dan Pengakuan Anak, Akta Ganti Nama dan Akta Kematian bagi Warga Negara Republik Indonesia maupun bagi Warga Negara asing yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan, Keluarga Berencara dan Catatan Sipil Kabupaten Bulungan.

12. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 13. Retribusi Penggantian Biaya Cetak KK, KTP dan Akta Catatan Sipil, yang

selanjutnya disebut retribusi adalah sebagai pembayaran atas penggantian biaya cetak KK, KTP dan Akta Catatan Sipil.

14. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.

15. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dari Pemerintah Daerah.

16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi yang terutang.

17. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sangksi administrasi berupa bunga atau denda.

18. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunann data obyek dan subyek retribusi, penentuan besarnya retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan retribusi kepada wajib retribusi serta pengawasan penyetorannya.

19. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengelola data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah yang berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dibidang Retribusi Daerah.

20. Penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya dapat disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI

Pasal 2

(5)

Pasal 3

Objek Retribusi meliputi pencetakan : a. Kartu Keluarga (KK);

b. Kartu Tanda Penduduk (KTP); c. Akta Kelahiran;

d. Akta Perkawinan; e. Akta Perceraian;

f. Akta Pengesahan dan Pengakuan Anak; g. Akta Perubahan Nama ;

h. Akta Kematian;

i. Akta Pengangkatan Anak (Adopsi);

j. Kutipan Akta (bagi akte yang hilang, rusak / terbakar dll).

Pasal 4

(1) Subjek Retribusi yaitu orang pribadi yang memperoleh jasa pelayanan pembuatan KK, KTP dan / atau Akta Catatan Sipil.

(2) Subyek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan wajib retribusi.

(3) Setiap orang yang memperoleh pelayanan KK, KTP dan / atau Akta Catatan Sipil. sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib membayar retribusi.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi Penggantian Biaya Cetak KK, KTP dan Akta Catatan Sipil digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa diukur dengan menghitung jumlah KK, KTP dan / atau akta catatan Sipil yang dibuat.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF

Pasal 7

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi Penggantian Biaya Cetak KK, KTP dan Akta Catatan Sipil didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian biaya penyelenggaraan KK, KTP dan/atau Akta Catatan Sipil.

Pasal 8

(1) Struktur dan besarnya tarif ditetapkan dengan mempertimbangkan biaya cetak KK, KTP dan/atau Akta Catatan Sipil dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

(2) Biaya cetak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu biaya yang dibayarkan oleh Pemerintah Daerah kepada Perusahaan Percetakan.

(6)

(4) Kemampuan masyarakat dan aspek keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), khususnya berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat tidak mampu dan usia lanjut.

BAB VI

TATA CARA PENGHITUNGAN TARIF

Pasal 9

(1) Pemerintah Daerah menyusun rencana biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, yang akan dibayarkan oleh Pemerintah daerah kepada Perusahaan Percetakan dan potensi pengguna jasa.

(2) Besarnya tarif ditetapkan dengan cara membagi biaya yang dibayarkan oleh Pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan potensi pengguna jasa.

BAB VII

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 10

Besarnya tarif retribusi penggantian biaya cetak KK, KTP dan Akta Catatan Sipil ditetapkan sebagai berikut :

a. Kartu Keluarga (KK) : WNRI Rp. 5.000,- WNA Rp.10.000,-

b. Kartu Tanda Penduduk (KTP) : WNRI Rp. 5.000,-

WNA Rp.10.000,-

c. Kartu Tanda Penduduk (KTP Sementara) : WNRI Rp. 5.000,-

WNA Rp.10.000,- d. Akta Catatan Sipil :

1. Akta Kelahiran (tidak dipungut biaya/gratis). 2. Akta Perkawinan :

 WNRI (Dalam Kantor) Rp. 75.000,- (Luar Kantor) Rp.125.000,-  WNA (Dalam Kantor) Rp.100.000,- (Luar Kantor) Rp.150.000,-

 Akte Perkawinan yang melebihi 1 (satu) Bulan : - Dalam Kantor Rp.150.000,-

- Luar Kantor Rp.200.000,- 3. Akta Perceraian :

 WNRI Rp.100.000,-  WNA Rp.150.000,-

4. Akta Pengesahan dan Pengakuan Anak :  WNRI Rp. 50.000,-

 WNA Rp.150.000,- 5. Akta Perubahan Nama :

 WNRI Rp.25.000,-  WNA Rp.50.000,-

(7)

7. Akta Pengangkatan Anak (Adopsi);  WNRI Rp.100.000,-

 WNA Rp.200.000,-

8. Kutipan Akta (bagi akte yang hilang, rusak/terbakar dll) :  Untuk WNRI :

a. Akta Kelahiran Rp.10.000,- b. Akta Perkawinan Rp.50.000,- c. Akta Perceraian Rp.50.000,- d. Akta Pengangkatan Anak Rp.50.000,-  Untuk WNA :

a. Akta Kelahiran Rp.20.000,- b. Akta Perkawinan Rp.75.000,- c. Akta Perceraian Rp.75.000,- d. Akta Pengangkatan Anak Rp.75.000,-

BAB VIII

MASA BERLAKU

Pasal 11

KK berlaku setiap ada tambahan atau berkurangnya susunan keluarga diwajibkan membuat KK baru.

BAB IX

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 12

Wilayah pemungutan retribusi penggantian biaya cetak KK, KTP dan Akta Catatan Sipil adalah Kabupaten Bulungan.

BAB X

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 13

(1) Masa pembayaran retribusi yaitu jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan terhitung sejak ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, kecuali ditetapkan lain oleh Bupati.

(2) Retribusi terutang dalam masa retribusi pada saat ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XI

TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN

Pasal 14

(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(8)

(4) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan di Kas Daerah atau ditempat lain yang ditunjuk berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(5) Pembayaran retribusi yang terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilunasi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkankanya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(6) Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disetor ke Kas Daerah secara bruto.

BAB XII

SANKSI ADMINSTRASI

Pasal 15

Dalam hal Wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi adminstrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari jumlah retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB XIII

TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 16

(1) Pengeluaran Surat Teguran / Peringatan / Surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi, dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo.

(2) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Surat Teguran / Peringatan / Surat lain yang sejenis/Wajib Retribusi harus melunasi retribusinya yang terutang. (3) Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat

yang ditunjuk

BAB XIV

TATA CARA PEMBERIAN

KERINGANAN, PENGURANGAN, DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 17

(1) Bupati dapat memberikan keringanan, pengurangan, dan pembebasan retribusi.

(2) Keringanan, pengurangan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan bilamana subyek retribusi mengalami :

a. Bencana alam;

b. Pailit berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

(3) Tata cara pemberian keringanan, pengurangan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XV

KADALUARSA PENAGIHAN

Pasal 18

(9)

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1), tertangguh apabila :

a. Diterbitkan Surat Teguran, atau;

b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi secara tertulis, baik langsung maupun tidak langsung.

BAB XVI

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 19

(1) Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia penyidikan atas tindak pidana pelanggaran dalam Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang-Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan dan / atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar keterangan dan/atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi

atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

c. Meminta keterangan dan/atau barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain

berkenan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

g. Menyuruh berhenti, melarang sesorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawah sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penyidikan;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut ketentuan peraturan yang berlaku.

(10)

BAB XVII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 20

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda paling banyak 4 (empat) kali dari jumlah retribusi yang terutang.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah pelanggaran.

XVIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 21

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bulungan Nomor 15 Tahun 1998 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bulungan Nomor 6 Tahun 1999 Seri B Nomor 6), sebagaimana telah diubah denganPeraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bulungan Nomor 15 Tahun 1998 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2002 Seri C Nomor 1), dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 22

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai tehnis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Peraturan Bupati yang berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 23

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan.

Ditetapkan di Tanjung Selor pada tanggal 19 Mei 2008 BUPATI BULUNGAN,

BUDIMAN ARIFIN

Diundangkan di Tanjung Selor pada tanggal 19 Mei 2008

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULUNGAN,

KARSIM AL‘AMRIE

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa dokumen yang perlu dibawa ketika melakukan pembimbingan dalam rangka perencanaan akademik adalah kartu rencana studi, kartu hasil studi, format/ buku

Bila agama dari Tuhan atau dari langit, maka filsafat (sebagai pandangan hidup) berasal dari pemikiran manusia. Seandainya ditanyakan kepada Socrates atau Nietzsche

a) Administrasi niaga internasional (business international administration) adalah seluruh kegiatan dan tindakan dari organisasi internasional dalam perniagaan

Desa Rasau terdiri dari 6 dusun yaitu Dusun Kempas, Dusun Engkeruh, Dusun Kelaweh, Dusun Sebuluh, Dusun Riam Sejawak, dan Dusun Pangkelan Paret.Di Desa Rasau

Sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “ Implikasi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 Terhadap Ketahanan Pangan Indonesia ” dapat diselesaikan..

Terhitung 29 data dengan faktor risiko pasien dengan adanya riwayat abortus menjadi faktor risiko yang berjumlah paling tinggi didapatkan 41,38%, kemudian tertinggi kedua

Mengelola keuangan pribadi merupakan kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupannya sehari-hari, dimana seseorang harus mampu mengelola keuangan

20 diantaranya memang berasal dari BPR murni, sedangkan 3 yang lain berasal dari lembaga keuangan yang awalnya disebut KOP (koperasi) yang berkembang menjadi BPR. BPR-BPR