• Tidak ada hasil yang ditemukan

S ING 0902381 Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S ING 0902381 Abstract"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Putri Dwi Annisa, 2015

AN ANALYSIS OF SPONGEBOB SQUAREPANTS’ SELECTED EPISODES: A STUDY OF QUEER THEORY AND GENDER PERFORMATIVITY

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The research entitled ‘An Analysis of Spongebob Squarepants Selected Episodes:

A Study of Queer Theory and Gender Performativity’ aims to analyze how the

two characters (Spongebob and Patrick) are portrayed in perspective of queer theory and gender performativity in the selected Spongebob Squarepants episodes and also seek what meaning can be derived from this portrayal. This research used a qualitative method with textual analysis approach. The analysis is based on the framework of queer theory and gender performativity as proposed by Judith Butler (1990), as well as Barthes theory of semiotics (1964). The findings show that the characters contained in the two selected episodes indicate homosexuality (gay) through four prominent of performative acts: accessories, attitude, clothing and physical reaction. Furthermore, the meaning that can be derived from the findings is that gay is normalized. However, the portrayal of the gay couple in both episodes maintains traditional role, in which one acts as a male and the other as a female. The result of the study suggests the enrichment of studies of LGBT, especially in animated series.

(2)

Putri Dwi Annisa, 2015

AN ANALYSIS OF SPONGEBOB SQUAREPANTS’ SELECTED EPISODES: A STUDY OF QUEER THEORY AND GENDER PERFORMATIVITY

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ‘An Analysis of Spongebob Squarepants’ Selected

Episodes: A Study of Queer Theory and Gender Performativity’ dan bertujuan

untuk menganalisis bagaimana dua karakter (Spongebob dan Patrick) digambarkan dalam perspektif teori queer dan gender performativity dalam dua episode pilihan Spongebob Squarepants. Selain itu, penelitian ini juga mencari makna yang dapat diperoleh dari penggambaran tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan tekstual analisis berdasarkan pada kerangka teori queer dan gender performativity sebagaimana diusulkan oleh Judith Butler (1990), dan teori semiotik oleh Barthes (1964) untuk menganalisis penggambaran visualnya. Hasil temuan menunjukan bahwa penggambaran karakter yang terkandung dalam dua episode pilihan mengungkapkan identitas homosexual (gay) melalui empat performative acts yang menonjol: aksesoris, sikap, pakaian dan reaksi fisik. Selanjutnya, makna yang dapat diperoleh dari hasil temuan adalah bahwa homosexual (gay) dinormalisasi. Akan tetapi, penggambaran pasangan gay dalam tiap episode mempertahankan peran tradisional, dimana satu karakter berperan sebagai laki-laki dan karakter lainnya berperan sebagai wanita. Hasil dari penelitian diharapkan memberi sumbangan bagi kajian LGBT, khususnya dalam serial animasi.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini pun menemukan bahwa karakter-karakter yang ada menggunakan lima fitur ideologi, dimana fitur tersebut adalah legitimasi, rasionalisasi, orientasi aksi,

fiksi penggemar Running Man melalui konstruksi karakter dari setiap anggota. Running

Maka dari itu, novel ini telah gagal dalam menggambarkan tokoh-tokoh yang seharusnya tidak memiliki kecenderungan terhadap identitas gender tradisional. Kata kunci:

Ditinjau melalui perspektif posmodern, Blind Willow, Sleeping Woman karya Murakami dapat diartikan sebagai sebuah representasi atas Jepang kontemporer karena ia membingkai

Berdasarkan hasil analisis kesadaran gender (gender awareness) dan keterpusatan pada siswa (student-centeredness) nampak sebagai factor utama yang

Kajian penelitian ini mengacu pada teori motivasi dalam perspektif psikologis yang menghubungkan dua variabel yaitu Promosi Jabatan sebagai variable X dengan

direpresentasikan dalam iklan cetak sabun pilihan secara verbal dan visual.

Teori tersebut digunakan untuk mengetahui representasi nilai-nilai motivasi sedangkan teori motif Murray (2009) menjadi dasar dalam mengungkap mitos-mitos dari