• Tidak ada hasil yang ditemukan

t pk 0809384 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t pk 0809384 chapter3"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Langkah-langkah Penelitian.

Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. (Sukmadinata, 2008 : 5). Lebih jauh dikatakan bahwa pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif ataupun kualitatif, eksperimental atau noneksperimental, interaktif atau noninteraktif.

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu model pembelajaran kooperatif yang menyatu dengan lingkungan belajar sistem diskusi kelompok yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pengembangan model ini menggunakan pendekatan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan atau “Educational Research and Development” (R&D) yang merujuk pada teori Borg dan Gall dalam buklunya “Educational Research”. Borg and Gall (1979; 624) mendefinisikan pendekatan penelitian dan pengembangan dalam pendidikan adalah : “a process used to develop and validate educational products”.

Menurut Borg and Gall, ada sepuluh langkah yang harus ditempuh dalam research and development, adalah sebagai berikut :

(2)

observasi kelas khususnya berkaitan dengan ketersediaan sarana, alat, media serta sumber belajar, telaah terhadap kinerja guru, lingkungan sekolah dan manajerial sekolah, serta persiapan pelaporan.

2. Planning (perencanaan), merupakan kegiatan perancangan berbagai kegiatan dan prosedur yang akan dilakukan, termasuk didalamnya menetapkan tujuan, urutan pembelajaran, dan uji kelayakan skala kecil yaitu uji coba terbatas pengembangan model pembelajaran.

3. Develop preliminary from of product (pengembangan draft produk), termasuk didalamnya mempersiapkan materi ajar, buku-buku yang digunakan, media dan alat evaluasi.

4. Preliminary field testing (uji coba lapangan awal), uji coba ini melibatkan sekolah dan subyek dalam jumlah terbatas, yaitu dilakukan analisa data hasil wawancara dan observasi.

5. Main product revision (merevisi hasil uji coba), yaitu perbaikan terhadap model pendahuluan yang dilakukan terhadap uji coba model pendahuluan. 6. Main field testing (uji coba lapangan), yaitu uji coba model yang lebih luas

dengan melibatkan sekolah dan subyek dalam jumlah yang lebih banyak. Data yang dikumpulkan adalah kuantitatif pre-test dan post-test, dan hasilnya dievaluasi sesuai dengan tujuan uji coba luas.

(3)

8. Operasional field testing (uji pelaksanaan lapangan), yaitu uji coba model yang melibatkan sekolah dan subyek yang lebih banyak. Data yang dikumpulkan dari angket, observasi, dan hasil wawancara yang kemudian dianalisis.

9. Final product revision (penyempurnaan produk akhir), revisi ini didasarkan pada model operasional dan uji coba model yang lebih luas.

(4)

Tabel 3.1

Tahap-tahap Penelitian dan Pengembangan (dimodifikasi dari tulisan W.R. Borg dkk, 1991)

Studi Pendahuluan Pengembangan Model Uji Coba Model Kajian Literatur:

Kegiatan yang dilakukan pada studi pendahuluan adalah:

a. Mengkaji teori-teori mengenai pembelajaran Kooperatif dan pendidikan matematika serta hasil penelitian terdahulu yang relevan.

(5)

2) Pengembangan Model

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan model adalah:

a. Need Assessment dilakukan untuk mengetahui kebutuhan siswa terhadap strategi merancang materi pembelajaran, mengelola kelas, menyajikan materi serta evaluasi yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Menyusun desain model pembelajaran Kooperatif-STAD yang meliputi;

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi, Tujuan pembelajaran, Metode, Strategi, Media, dan alat Evaluasi.

c. Merencanakan ujicoba lapangan yang meliputi; bentuk kegiatan, tempat kegiatan dan waktu.

d. Validasi model, melalui mendiskusikan dengan para ahli kurikulum (dosen pembimbing) untuk memperbaiki draf awal model yang siap diujicobakan. 3) Uji coba Model

Kegiatan ujicoba dilakukan pada kelas terbatas dan kelas yang lebih luas. Kegiatan yang dilakukan dalam uji coba terbatas adalah implementasi desain model pembelajaran yang ditetapkan pada satu kelas, kemudian dilakukan evaluasi proses, revisi untuk penyempurnaan.

B.Lokasi dan Subyek penelitian 1. Lokasi Penelitian

(6)

SMP Negeri 1 Bojong beralamatkan di Jalan Raya Saketi-Malingping, Kilometer 7 Kecamatan Bojong. Lokasi sekolah ini adalah termasuk wilayah Kabupaten Pandeglang bagian selatan. Adapun SMP Negeri 1 Bojong ini merupakan sekolah yang jika ditinjau dari keberadaannya adalah merupakan sekolah yang sudah cukup usia dalam masa pertumbuhan maupun perkembangannya, mengingat sekolah ini berdiri sejak tahun 1980, dan sekolah ini telah mengalami beberapa kali (8 kali) pergantian kepemimpinan sekolah. Adapun masa perintisan sekolah ini sebelum dinegrikan tahun 1980 adalah dikenal dengan sebutan SMP YPP, yaitu rintisan sekolah swasta di bawah naungan Yayasan Pembinaan Pendidikan yang ada di wilayah Kabupaten Pandeglang pada waktu itu.

(7)

siswa yang sistem belajarnya regular, juga mengelola siswa yang sistem belajarnya mandiri atau yang layim disebut “SMP Terbuka”.

SMP Negeri 2 Bojong terletak di Jalan PTP-8 Bojongdatar, Desa Cahaya Mekar, Kecamatan Bojong. SMP Negeri 2 Bojong yang terletak satu Kecamatan dengan SMP Negeri 1 Bojong ini berlokasi kurang lebih 7 Kilometer ke arah timur SMP Negeri 1 Bojong. Lingkungan dari SMP Negeri 2 Bojong adalah areal perkebunan kelapa sawit, sehingga masyarakatnyapun mayoritas masyarakat petani atau karyawan di perkebunan tersebut.

SMP Negeri 2 Bojong yang berdiri pada tahun 2002 ini pada tahun pelajaran 2009/2010 memiliki peserta didsik sebanyak 186 siswa yang terbagi dalam 6 rombongan belajar, dengan panyebaran : Kelas VII sebanyak 63 siswa, Kelas VIII sebanyak 84 Siswa dan Kelas IX sebanyak 39. Di samping itu SMP Negeri 2 Bojong yang jika dilihat dari jumlah peserta didiknya mungkin masuk kategori sekolah yang cukup kecil ini, didukung oleh sumber tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang cukup sesuai, karena sekolah ini memiliki seorang kepala sekolah, 15 orang guru, 5 staf tata usaha, serta fasilitas gedung, laboratorium, perpustakaan dan sarana prasarana penunjang lainnya yang cukup memadahi.

(8)

mengakses peserta didik sebanyak 220 siswa kelas VII, 204 siswa kelas VIII dan 186 siswa kelas IX, atau keseluruhannya sebanyak siswa 610 siswa reguler, yang terbagi menjadi 18 rombongan belajar, 300 siswa terbuka di 3 Tempat Kelompok Belajar (TKB), memiliki 36 guru dan 7 tenaga administrasi, serta kelengkapan sarana-prasarana perpustakaan, laboratorium dan fasilitas komputer yang memadahi.

(9)

Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi penelitian ini, dapat dilihat pada peta lokasi di bawah ini :

Arah Utara

KEC. SAKETI

SMPN 1 SAKETI

KEC. BANJAR

KEC. CISATA KEC CIPECANG

SMPN 1 BOJONG

KEC. BOJONG SMPN 2 BOJONG

KEC. PICUNG

WILAYAH

SMPN 1 PICUNG KABUPATEN LEBAK

Gambar 3.1

Peta Lokasi Kegiatan Penelitian di SMP di Tiga Wilayah Kecamatan Bojong; Kecamatan Picung dan Kecamatan Saketi

(10)

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII SMP di 4 sekolahan : SMP Negeri 1 Bojong, SMP Negeri 2 Bojong, SMP Negeri 1 Picung dan SMP Negeri 1 Saketi, serta proses interaktif selama ada dalam pembelajaran matematika.

Adapun sekolah yang menjadi uji coba terbatas penelitian kami atas pertimbangan kami dan elemen sekolah, termasuk pertimbangan Guru bidang studi Matematika beserta pihak Kepala Sekolah mempertimbangkan situasi dan kondisi yang paling tepat adalah di SMP Negeri 1 Bojong, kelas VIII D sebagai kelas eksperimen, dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol.

Untuk pembahasan dalam penelitian ini, berbicara tentang siswa SMP Negeri 1 Bojong kami maksudkan adalah siswa SMP Negeri 1 Bojong yang belajar secara regular. Sementara keberadaan siswa SMP Terbuka 1 Bojong tidak kami libatkan dengan alasan bentuk maupun pola pembelajarannya terjadi perbedaan desain yang sangat signifikan.

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa pada tahun pelajaran 2009/2010 ini jumlah seluruh siswa SMP Negeri 1 Bojong adalah 526 Siswa, yang terdiri dari Kelas VII: 148 Siswa; Kelas VIII: 199 Siswa; dan Kelas IX : 179 Siswa. Adapun jumlah seluruh rombongan belajarnya adalah : 16 Rombongan belajar yang terdiri dari : Kelas VII : 4 Rombongan belajar; Kelas VIII : 6 Rombongan Belajar; dan Kelas IX : 6 Rombongan Belajar.

(11)

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan, kuesioner dan evaluasi setiap siklus.

1. Observasi/ pengamatan :

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap seluruh aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif. Aktivitas siswa diobservasi setiap 10 menit sekali, sedangkan yang bertindak sebagai observer adalah anggota peneliti yang tidak tidak ditugaskan mengajar.

2. Wawancara.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2006: 186).

Teknik wawancara dilakukan oleh penulis kepada guru mata pelajaran matematika untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan pembelajaran matematika di SMP dan berkenaan dengan prestasi belajar siswa.

3. Angket

(12)

penunjang pembelajaran yang tersedia di SMP, seperti buku-buku sumber dan buku-buku penunjang, media belajar serta perpustakaan sekolah. Data yang dikumpulkan dari penyebaran angket kepada siswa adalah berkenaan dengan persepsi siswa terhadap mata pelajaran matematika serta cara pembelajaran yang selama ini telah dilakukan oleh guru.

4. Evaluasi.

Evaluasi dilakukan setelah proses pembelajaran dilakukan. Evaluasi yang dimaksudkan di sini adalah berbentuk tes, yaitu untuk melihat perkembangan prestasi siswa dalam pembelajaran.

D. Analisa Data.

Data yang telah diluikumpulkan melalui berbagai alat pengumpul data, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data dan analisis data rasional induktif dan deduktif dengan menggunakan :

1. Analisis data kualitatif, dilakukan untuk menganalisis data hasil pra-survey, juga data dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

2. Analisis data Kuantitatif, yang digunakan untuk menganalisis data tentang skor hasil belajar siswa dan perbedaan hasil belajar (dengan uji t) sebelum menggunakan model kooperatif dan sesudah menggunakan model kooperatif, dengan bantuan SPSS.

(13)

berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dilakukan penarikan kesimpulan dengan menjawab pertanyaan penelitian, dan mensintesakan jawaban-jawaban tersebut dalam suatu kesimpulan penelitian secara menyeluruh.

E.Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan model pembelajaran kooperatif di sini adalah meliputi beberapa tahap seperti yang telah disebutkan dalam skema dan pembahasan di atas, yaitu :

1. Tahap Studi Pendahuluan

Langkah ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk lebih mendalami permasalahan, serta mengetahui model pembelajaran yang tepat di SMP Negeri 1 Bojong-Kabuppaten Pandeglang, yang berkenaan dengan desain dan implementasi kurikulum yang ada sekarang, keadaan guru matematika, model pembelajaran matematika, serta mengenai sarana dan prasarana.

2. Tahap Desain dan Pengembangan Model

Desain model dikembangkan berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada SMP Negeri 1 Bojong-Kabupaen Pandeglang, dan kajian literatur yang mendukung terhadap pengembangan model ini. Mengenai tahap menyusun desain model, kegiatan yang dilakukan adalah:

(14)

dikeluarkan oleh badan setandar nasional pendidikan Indonesia yang dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

b. Merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai ini dilakukan dengan melihat pada indikator yang terdapat disilabus dan materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru.

c. Merumuskan materi dan kegiatan belajar mengajar hal ini dilakukan dengan melihat kepada silabus dan ditambah dengan buku-buku yang berhubungan dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

d. Merumuskan media dan metode pembelajaran matematika, pada kegiatan ini adalah termasuk mengenai penggunaan media yang akan dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran, yang bertujuan untuk membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang akan diberikan oleh guru, seperti alat peraga yang diciptakan oleh guru sendiri. Untuk metode pembelajaran kegiatan yang dilakukan adalah memilih dan menetapkan model pelajaran yang akan dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam hal ini model pelajaran yang digunakan oleh guru adalah model pelajaran kooperatif, siswa mengejarkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru yang bersumber dari buku atau dari guru sendiri.

(15)

f. Merumuskan alat evaluasi kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah membuat kriteria keberhasilan proses pembelajaran, yaitu siswa terlihat aktif dan kolaboratif dalam menyelsaikan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan oleh guru. Siswa baik secara individu maupun kelompok aktif merespon pelajaran, terutama mencermati pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru mengkondisikan supaya siswa termotivasi untuk menyelesaikan materi pembelajarannya dengan giat dalam kelompoknya. Guru menyiapkan soal sesuai dengan materi yang diajarkan untuk diujikan kepada siswa, hal ini bertujuan untuk melihat out-put dari model pembelajaran kooperatif.

g. Menetapkan partisipan dalam pengembangan model. Kegiatan ini adalah menentukan guru matematika yang diajak untuk melaksanakan model pembelajaran kooperatif di atas, dalam hal ini terdapat satu partisipan guru matematika yang mengajar secara paralel di enam kelas di kelas VIII. h. Menentukan prosedur penelitian, kegiatan ini adalah menentukan

langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian, yaitu mulai dari mendesain model pembelajaran kooperatif, mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif, mengevaluasi desain dan implementasi model pembelajaran kooperatif, dan melihat efektifitas model pembelajaran kooperatif.

(16)

Adapun model pembelajaran yang dikembangkan ini adalah terdiri dari kegiatan desain, implementasi, evaluasi serta penyempurnaan. Secara rinci kegiatan tersebut dijelaskan sebagai berikut :

2.1.Desain Model

Dalam model pembelajaran yang dikembangkan ini, desain tetap merupakan hal yang sangat penting. Desain yang dipersiapkan adalah berupa program tahunan, program semester, program mingguan dan program harian, yang sering dikenal dengan Rencana Pembelajaran. Desain yang dipersiapkan tentu saja berpedoman kepada kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2006, atau disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Analisis terhadap kurikulum untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan. Perencanaan model selalu berkaitan dengan tujuan, materi, metode, media atau sumber serta evaluasi. Karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti karakteristik siswa, perkembangan mental-spiritual siswa, kedewasaan siswa, kepribadian dan interaksi sosial siswa, karena siswa sebagai subyek belajar yang harus menjadi pusat perhatian guru.

(17)

desainer pembelajaran sedapat mungkin harus memperhatikan ketiga aspek tujuan pembelajaran tersebut. Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika adalah untuk membekali siswa dengan sejumlah konsep matematika, mengetahui dan memahami hubungan satu konsep dan konsep lainnya, serta dapat mengkonstruksikan konsep-konsep tersebut ke dalam kerangka pikirnya, untuk kemudian dapat menggunakan konsep-konsep tersebut di dalam mengatasi masalah-masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Membekali siswa sejumlah konsep matematika yang diperlukan untuk mendalami ilmu matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya. Membekali siswa karakteristik dari matematika yaitu seperti : nilai obyektif, sportif, jujur, rasional, sistematis, akurat, akuntabel. Oleh karena itu penggunaan model pembelajaran yang dikembangkandipandang sangat tepat, yakni membiasakan siswa dengan konsep dan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika.

(18)

Dalam model pembelajaran kooperatif dapat digunakan beberapa metode pembelajaran sekaligus secara bervariasi, seperti : ceramah, diskusi, kerja kelompok, tanya-jawab, dan lain-lain. Dari studi pendahuluan yang dilakukan umumnya siswa menginginkan agar guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar tidak hanya menggunakan salah satu metode saja, tetapi menggunakan variasi dari beberapa metode secara kreatif di setiap pertemuan. Ini dapat dipahami, karena penggunaan salah satu metode tertentu saja oleh guru di setiap pertemuan di kegiatan proses belajar mengajar pasti akan sangat monoton, dan tentu saja bagi siswa keadaan seperti ini menjadikan terjadinya situasi yang membosankan. Dalam hal ini guru dituntut untuk benar-benar kreatif dan tanggap terhadap situasi berlangsungnya proses pembelajaran. Peran guru adalah bagaimana membuat siswa belajar, guru adalah motivator, fasilitator yang juga sebagai manajer sekaligus sebagai perencana/ desainer pembelajaran.

Pada pembelajaran konfensional sering terlihat dominasi guru pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Maka dalam era pendidikan modern sekarang ini harus menjadi perhatian guru mengenai pengembangan model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.

(19)

merekomendasikan beberapa tehnik pekerjaan kooperatif seperti jigsaw, bercerita berpasangan, lingkaran kecil, lingkaran besar, kepala bernomor dan lain-lain. Ibrahim dkk(2000:29), ada empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yaitu, STAD, jigsau, kelopok penyelidikan dan pendekatan setruktur. Dari berbagai jenis model pembelajaran kooperatif ini dapat dignakan untuk semua mata pelajaran termasuk untuk mata pelajaran matematika dan cocok utuk semua kelas. Dipilihnya dengan mata pelajaran kooperatif tipe STAD karena model ini dianggap sederhana dan dapat dilaksanakan. Juga model pembelajaran dengan pendekatan siswa dan pendekatan guru, tetapi dalam pelaksanaannya siswalah yang berperan banyak. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran, pada pembelajaran model yang dikembangkan ini guru dituntut untuk dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia di SMP baik yang menyangkut media maupun sumber pelajaran. Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan umumnya setiap SMP mempunyai ruang kelas dengan fasilitas standard dan didukung perpustakaan yang menyediakan buku-buku utama sumber pelajaran. Dibeberapa sekolah bahkan siswa memiliki beberapa buku pegangan dan didukung oleh kegiatan siswa yang sangat membantu dalam pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan ini.

(20)

keterampilan berkomunikasi dengan saling mengharai dan berbagi peran serta keterampilan-keterampilan lainnya yang sangat dibutuhkan siswa dalam kehidupan masyarakat. Selama proses pembelajaran, selain menjadi fasilitator dan motifator yang selalu siap memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa terutama siswa yang mengalami kesulitan, guru melakukan penilaian terhadap kamanpuan siswa dengan mengadakan kegiatan preses dan postes dengan soal bntuk objektif yang telah disiapkan oleh guru sebelumnya. Penilaian juga dilakukan melalui lembar observasi atau pengamatan oleh guru saat pelaksanaan model pembelajaran kooperatif berlangsng.

Draft desain pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini adalah: a) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Kompetensi Dasar

sesuai dengan apa yang terdapat di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan mata pelajaran matematika kelas VIII semester genap.

b) Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Dengan informasi dan membaca buku siswa dapat mendiskripsikan, mengidentifikasi, menjelaskan dan mengolah informasi.

c) Merumuskan Materi Pelajaran. Materi pelajaran ditentukan berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

d) Media Pembelajaran. Media pembelajaran merupakan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, dengan tujuan untuk mempermudah penyampaian materi dan juga untuk memperjelas pembelajaran.

(21)

secara berkelompok menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dan mencermati solusi setiap permasalahan yang muncul. Selain itu juga menggunakan metode ceramah, variasi tanya-jawab serta metode demonstrasi.

f) Evaluasi Pembelajaran. Sebelum guru meyampaikan materi pelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif, terlebih dahulu diadakan pre-tes. Saat pembelajaran berlangsung ada penilaian proses, baik terhadap kelompok maupun individu. Selanjutnya diadakan lagi pos-tes dalam bentuk butir soal setelah pembelajaran dilakukan.

2.2.Implementasi Model

Sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran seperti model pembelajaran pada umumnya, model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan juga memerlukan persiapan yang baiksebelum diimplementasikan ke dalam kegiatan pembelajaran. Dengan persiapan yang baik diharapkan pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan. Beberapa persiapkan yang harus dilakukan oleh seorang guru tersebut antara lain : Perangkat pembelajaran, pembentukan kelompok kooperatif, pengaturan tempat duduk dan kerja kelompok.

(22)

lembar jawabannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan penjabaran dari silabus, di mana dalam silabus tersebut telah terdapat rumusan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, indikator dan media serta evaluasi.

Persiapan berikutnya adalah pembentukan klompok. Pembentukan keompok harus memperhatikan heterogenitas siswa bahkan bila memungkinkan pebagian kelompok memperhatikan kemampuan akademis, ras, agama, jenis kelamin, latar belakanga ekonomi serta sosial budayanya. Apabila ternyata didalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama maka pembentukan kelompok didasarkan pada kemampuan akademis siswa dan perbedaan jenis kelamin. Hal ini menjadi perhatian guru dan peneliti sebelum pelaksanaan pembelajaran supaya pada pelaksanaan pembelajaran sesumgguhnya waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan pembelajaran.

(23)

Guna menghindari terjadinya kendala atau hambatan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran kooperatif yang dikembangkan ini, perlu terlebih dahulu diadakan latihan bekerja sama dalam kelompok.latihan ini dilakukan dengan tujuan agar masing-masing anggota kelompok lebih mengenal antara individu yang satu dengan yang lainnya dan labih akrab dengan model pembelajaran yang dikembangkan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sebagai mestinya.

Setelah beberapa hal diatas disiapkan dengan baik, pelaksanaan pembelajaran yang sesungguhnya dapat dilaksanakan. Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan, sekalipun peran guru hanya sebagai fasilitator dan motivator tetapi sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Guru harus selalu fokus kepada pengamatan terhadap proses kerja sama siswa dalam kelompok dan selalu siap memberikan bantuan dan bimbingan baik kepada individu ataupun kelompok yang membutuhkan. Selain memberikan bantuan dan bimbingan, guru juga melakukan evaluasi proses melalui obserfasiterutama terhadap keterampilan siswa.

(24)

Kegiatan pembukaan merupakan tahap pengenalan, menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk belajar. Dalam langkah ini berisi kegiatan: penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran, materi pelajaran, evaluasi dalam pembelajaran kooperatif. Kegiatan berikutnya guru memberikan pretes kepada siswa. Kegiatan pretes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, mengetahui materi yang akan disampaika sebelum guru melakukan pembelajaran dengan model kooperatif. Pada pertemuan pertama ini guru memberikan materi pengatur dengan menggunakan metode ceramah akan tetapi secara garis besar saja, hal ini untuk memudahkan guru memberikan penjelasan terhadap materi yang akan dipelajaari oleh siswa. Setelah pemberian pretes dan materi pengantar guru memberi tugas kepada siswa untuk melaksanakan diskusi. Dengan menyampaikan tujuan, langkah-langkah pembelajaran kooperatif dan pemberian motivasi tahap pembukaan ini siswa akan lebih siap dan terkondisi untuk belajar.

(25)

kesimpulan/ membuat laporan dan lain-lain. Selama kegiatan ini berlangsung guru menjalankanperannya sebagai fasilitator pembelajaran oleh karena itu kreatifitas guru sangat penting agar protes pembelajaran tetap dinamis.Misalnya ketika proses diskusi mengalami kebutuhan, guru harus cepat mengambil inisiatif untuk menjaga agar tidak terjadi kefakuman selama pembelajaran berlangsung.

Kegiatan akhir atau penutup merupakan kegiatan guru melakukan postes, guru memberikan umpan balik pada tugas kelompok yang diberikan untuk diperbaiki. Pada akhir pembelajaran membuat kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari secara kooperatif. Implementasi pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini adalah :

a. Kegiatan awal. Kegiatan awal merupakan orientasi pembelajaran berupa pembukaan kegiatan pembelajaran sengan mengucap salam,penyampaian tujuan pembelajaran ,pemberian motivasi kepada siswa,dan pengkondisian kelas

b. Kegiatan Inti

(26)

c. Kegiatan akhir

Guru melakukan postes. Guru memberikan penghargaan atas tugas siswa yang telah berhasil dikerjakan dengan baik, serta memberikan umpan balik dari evaluasi kinerja kelompoknya.

2.3.Evaluasi dan Penyempurnaan Model

Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir dari pengembangan model. Evaluasi dilakukan di setiap kali uji coba melalui observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran oleh peneliti selaku observer, untuk selanjutnya didiskusikan kepada guru atas temuan-temuan di lapangan. Melalui diskusi secara intensif dengan guru sebagai pelaksana pembelajaran tentang temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran berlangsung berdasarkan pada konsap-konsep serta teori-teori tentang model pembelajaran kooperatif. Dalam setiap uji coba dilakukan perbaikan terhadap rancangan model pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Evaluasi dilakukan tidak hanya pada implementasi pembelajarannya saja, akan tetapi juga pada rencana desain pembelajaran. Rencana desain pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan dipersiapkan untuk diimplementasikan pada pertemuan berikutnya. Dari uji coba ke uji coba berikutnya selalu diadakan evaluasi dan revisi model, sehingga diperoleh model akhir yang lebih sempuna sebagaimana yang diharapkan.

(27)

F. Pengembangan Instrumen

Dalam pengembangan instrumen ini diawali dengan pembuatan kisi-kisi penyusunan instrumen yang memetakan semua aspek, sub-aspek dan sumber data serta teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Berpegang pada kisi-kisi tersebut, kemudian dirumuskan butir-butir soal atau pertanyaan. Pada umumnya butir soal mengungkap data yang bersifat nominal, seperti butir soal untuk mengukur prestasi belajar siswa, kecuali butir-butir soal yang dipergunakan untuk mengukur keterampiln sosial siswa bersifat interval. Sebelum instrumen-instrumen tersebut digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu diadakan penilaian. Penilaian akan dimintakan kepada para ahli, terutama dosen pembimbing. Sedangkan uji coba instrumen akan dilakukan kepada guru (untuk angket) dan kepada siswa (untuk tes prestasi belajar). Setelah dilakukan penyempurnan, barulah digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya.

G. Jadwal Penelitian

(28)

Tabel 3.2

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.1 Peta Lokasi Kegiatan Penelitian di SMP di Tiga Wilayah
tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berkat penemuan dari para pakar teknologi, benda fisik yang lazim disebut pesawat radio ini bisa didengar melalui gelombang atau frekuensi SW (Short Wave), AM (Amplitudo

Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salahsatu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani. © Widaningsih 2016

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dalam pembuatan aplikasi program permainan ini bukanlah hal yang mudah, karena membutuhkan pengetahuan dan kerja keras dengan menggunakan bahasa pemrograman python. Selain itu,

Menurut Afian Gunasro (2011) kegiatan suatu organisasi dikatakan efisien jika dalam melaksanakan kegiatannya telah dikonsumsi sumber-sumber atau biaya yang lebih kecil untuk

Analisis Audit Sistem Informasi DI PT.INTI (Industri Telekomunikasi Indonesia) Menggunakan Framework COBIT 5 Pada Domain Align, Planning And Organise (APO) Manage Quality. GAW

 Proses production (produksi) multimedia diilustrasikan secara sekuensial dan benar mulai content creation sampai dengan build beta version..  Proses produksi