• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN X Vol. XII No. 2, Desember 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN X Vol. XII No. 2, Desember 2020"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ISSN 1997-293X

Vol. XII No. 2, Desember 2020

TIM REDAKSI

Penanggung Jawab : Ir. Pryo Handoko, MM.

(Ketua STIA Banten)

Pembina : Dr. Agus Lukman Hakim, SE., M.Si. (Plt. Wakil Ketua I STIA Banten)

: Ihin Solihin, S.AP, M.Si. (Wakil Ketua III STIA Banten)

Mitra Bestari : Prof. Dr. Drs. H. Sam’un Jaja Raharja, M.Si. (Guru Besar Ilmu Administrasi FISIP

Universitas Padjadjaran)

: Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si. (Guru Besar Komunikasi Lintas Budaya Universitas Sultan Agung Tirtayasa) Pemimpin Umum : Dra. Atik Atiatun Nafisah, MM.

(Ketua LPPM STIA Banten) Dewan Editor

Ketua : Dr. Agus Lukman Hakim, SE., M.Si. Anggota : Dr. Agus Sjafari, M.Si

: Leo Agustino, Ph.D

: Dr. Juliannes Cadith, S.Sos, M.Si : Dra. Atik Atiatun Nafisah, MM Redaksi Pelaksana

Ketua : Ade Hadiono, ST, M.Si Sekretaris : Nopi Andayani, S.AP., MA. Bendahara : Reni Tania, S.Pd., MA. Tata Usaha dan Kearsipan : Litono, S.TP., S.AP.

Distribusi dan Sirkulasi : Adi Purwanto, S.AP Alamat Redaksi : LPPM STIA Banten

Jl Raya Serang Km. 1.5 Cikondang Pandeglang 42211 Telp. (0253)5500250 – 5207579 – 5207577

Website: http//www.stiabanten.ac.id. Email : lppm_stiabanten@yahoo.co.id

Jurnal Niagara merupakan media komunikasi ilmiah, diterbitkan dua kali setahun oleh Lembaga Penellitian dan Pengabdian Masyarakat berisikan ringkasan hasil penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi.

(4)
(5)

ISSN 1997-293X

Vol. XII No. 2, Desember 2020

PENGANTAR REDAKSI

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi, Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII, No. 2, Desember 2020 dapat kembali hadir dan sampai pula ditangan Anda, baik dari komunitas ilmuwan, praktisi dan pemerhati ilmu administrasi.

Terbitan edisi Desember 2020 ini, berisikan tulisan dari rekan-rekan dosen di lingkungan STIA Banten dan Dosen dari Fakultas Ekeonomi UNTIRTA serta rekan dosen dari Universitas Bina Bangsa Serang yang dengan setia selalu mengisi agar konsistensi penerbitan jurnal ini tetap terjaga. Redaksi berharap semua artikel dalam jurnal kali ini dapat bermanfaat untuk menambah informasi dan wawasan pengetahuan, baik dalam bidang administrasi ataupun lainnya.

Kami menyadari dalam penyajian materi jurnal edisi kali ini tidak luput dari kekurangan dan kekhilafan, untuk itu kami mohon maaf dan mohon masukan untuk penyempurnaaan edisi mendatang. Selamat membaca, dan terima kasih atas partisipasi dan dukungannya.

Pandeglang, Desember 2020

(6)
(7)

ISSN 1997-293X

Vol. XII No. 2, Desember 2020

DAFTAR ISI

Tim Redaksi ... ii Pengantar Redaksi ... iii Daftar Isi ... v PERAN KODIM 0601/PANDEGLANG

DALAM PEMBINAAN PRAMUKA SAKA WIRA KARTIKA

Oleh : Rozikin, Ade Hadiono ... 109 – 125 ANALISIS COST AND BENEFIT KEBIJAKAN UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA

Oleh: Jumanah ... 126 – 131 PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI

PADA BAGIAN TATA USAHA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN

Oleh: Daelami Ahmad ... 132 – 150 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PESERTA BPJS KESEHATAN

DI PUSKESMAS RANGKASBITUNG KABUPATEN LEBAK

Oleh: Muhamad Zeni, Trisna Sonjaya ... 151 – 171 PENGARUH KUALITAS REKRUTMEN KARYAWAN, KUALITAS SELEKSI KARYAWAN

DAN KESESUAIAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada PT. The Univenus)

Oleh : Cici Jayanti, H. Wawan Prahiawan dan Hayati Nufus ... 172 – 178 KINERJA SEKSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PADA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN

Oleh : Rusito ... 179 – 206 PERANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANDEGLANG

DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN PANDEGLANG

Oleh : Natta Sanjaya, Didi Rosyadi, Reza Qrista Adianti ... 207 – 218 URGENSI DIGITALISASI DAN PENGAWASAN KONTEN PENYIARAN DIGITAL

DI INDONESIA

Oleh : Agus Widiarto, Teguh Husadani ... 219 – 236 STRATEGI PROMOSI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH

ANGGOTA DI KSP KODANUA CAPEM SERANG

(8)

KINERJA SEKSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN

Oleh :

Rusito - rusito.tamireja@gmail.com

Program Studi Ilmu Administrasi Negara - STIA Banten ABSTRAK

Penelitian ini bertitik tolak dari permasalahan yang mengindikasikan rendahnya kinerja Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai upaya peningkatan kinerja seksi pengujian kendaraan bermotor dengan melihat faktor-faktor kinerja organisasi. Kerangka pikir yang digunakan yaitu pemikiran Hersey et al (2000:230) bahwa factor-faktor kinerja organisasi terdiri dari proses kemanusiaan, struktur, pengetahuan, posisi strategis dan sumber daya bukan manusia. Penelitian menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya peningkatan Seksi Pengujian Kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak Provinsi Banten masih relatif rendah karena belum sepenuhnya ditunjang oleh beberapa faktor, yaitu faktor proses kemanusiaan petugas, struktur organisasi, pengetahuan petugas, posisi strategis dan sumber daya bukan manusia.

Kata kunci : kinerja, organisasi, pengujian berkala kendaraan bermotor ABSTRACT

This research is pointing to a problem that indicates the low performance of the Motor Vehicle Testing Section at the Transportation Office of Lebak Regency of Banten Province. The purpose of this study is to gain a deep understanding of the efforts to improve the performance of the motor vehicle testing section by looking at the organizational performance factors. The frame of mind used is the thought of Hersey et al (2000:230) that the organizational performance factors consist of humanitarian processes, structures, knowledge, strategic positions and non-human resources. Research uses qualitative research design with qualitative descriptive analysis method. The results showed that efforts to improve the Section of Motor Vehicle Testing in the Transportation Office of Lebak Regency of Banten Province are still relatively low because it has not been fully supported by several factors, namely the humanitarian process factors of officers, structure, knowledge of officers, strategic position and non-human resources.

Keywords : performance, organization, periodic testing of motor vehicles PENDAHULUAN

Pengukuran kinerja (performance meusurement) organisasi dapat dilihat dari kuantitas demikian juga pengukuran kinerja seksi pengujian kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak Provinsi Banten dapat diketahui dari berapa jumlah kendaraan yang mampu dilayani.

Semakin jumlah banyak kendaraan wajib uji yang mampu dilayani dalam satu hari maka dapat dikatakan kinerja organisasi yang bertugas melakukan pengujian berkala kendaraan semakin baik. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan yang melakukan pengujian berkala maka

(9)

berdampak pada meningkatnya retribusi pengujian berkala kendaraan bermotor.

Indikasi rendahnya kinerja Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dapat diketahui kuantitas/jumlah kendaraan yang melakukan pengujian berkala pada tahun 2019. Berdasarkan data pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak tahun 2019 jumlah kendaraan yang melakukan pengujian berkala kendaraan bermotor dari Bulan Januari s/d Desember 2019 sebanyak 2.797 buah dengan jumlah hari pelayanan dalam satu bulan antara 22 sampai dengan 27 hari, jumlah kendaraan yang diuji dalam satu bulan rata-rata antara 6 sampai dengan 12 buah kendaraan dengan rata-rata setiap hari dalam satu tahun hanya 9 buah kendaraan. Pada tahun 2019 retribusi yang diperoleh setiap hari berkisar antara Rp. 983.400,- sampai dengan Rp. 1.933.200,- dengan rata-rata perhari hanya Rp. 1.466.099,-. Pendapatan retribusi perbulan yang paling rendah Rp. 24.460.000,- dan paling tinggi Rp. 48.525.000,- dengan total pendapatan retribusi pengujian berkala kendaraan bermotor berikut denda sebesar Rp. 438.225.000,-. Perlu penulis tegaskan bahwa pendapatan retribusi pengujian berkala kendaraan bermotor tersebut diperoleh dari jumlah kendaraan yang melakukan pengujian pada tahun 2019 sebanyak 2.797 buah dari kendaraan yang terdaftar sebesar 3.726 buah.

Retribusi sebagai pendapatan daerah merupakan salah satu sumber keuangan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah. Tidak dipungkiri bahwa keberhasilan otonomi daerah salah satunya dilihat dari kapasitas fiskal dan kapasitas fiskal diantaranya dapat diketahui dari seberapa besar pendapatan asli daerah yang tercantum dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah. Kenyataan membuktikan bahwa sebagian besar sumber pendapatan asli daerah di daerah-daerah di Indonesia dalam struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah

masih didominasi sumber pendapatan yang berasal dari dana-dana dari pusat. Kontribusi pendapatan asli daerah pada umumnya di daerah masih rendah hal ini menunjukan kemampuan belum kuatnya daerah melakukan otonomi daerah.

Kabupaten Lebak merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Banten dengan pendapatan asli daerah berdasarkan proyeksi anggaran dalam RPJMD 2019-2024 tahun 2019 hanya mencapai 12% yaitu sebesar Rp 313.606.834.101 dari jumlah proyeksi pendapatan Kabupaten Lebak sebesar Rp. 2.704.269.600.285,- . Kontribusi pendapatan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah hanya 6 % yaitu sebesar Rp. 19.296.397.101. Dalam realisasi anggaran pada tahun 2019 berdasarkan APBD Kabupaten Lebak angka tersebut juga bergerak tidak terlalu jauh.

Meningkatnya pendapatan asli daerah melalui pengenaan pajak dan retribusi daerah dilakukan dengan intensifikasi maupun ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan dengan tujuan meningkatkan pendapatan retribusi daerah dan pajak daerah maupun sumber-sumber lain pada obyek yang ada. Ektensifikasi dilakukan dengan tujuan meningkatkan pendapatan retribusi daerah dan pajak daerah maupun sumber-sumber lainnya dengan cara memperluas obyek. Untuk melakukan peningkatan pendapatan asli derah baik melalui intensifikasi maupun ektensifikasi sangat tergantung kepada kinerja organisasi perangkat daerah penghasil. Salah satu organisasi perangkat daerah yang diberikan amanat untuk menghasilkan pendapatan asli daerah yaitu Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak. Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak sebagai dinas penghasil pendapatan retribusi daerah belum menunjukan kinerja maksimal karena persentase pendapatan retribusi dinas terhadap pendapatan asli darah masih relatif rendah. Berdasarkan data pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak bahwa kontribusi retribusi bidang perhubungan terhadap pendapatan asli

(10)

derah APBD Kabupaten Lebak hanya 0,40% dan kontribusi pendapatan retribusi bidang perhubungan terhadap pendapatan retribusi Kabupaten Lebak hanya 6,50%. Pendapatan retribusi bidang perhubungan pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp. 1.253.451.700,- terdiri dari dari retribusi parkir tepi jalan umum, retribusi pengujian berkala kendaraan bermotor, retribusi terminal dan retribusi ijin trayek. Dari jumlah pendapatan retribusi bidang perhubungan sebesar Rp. 1.253.451.700,- yang paling besar yaitu 35% berasal dari retribusi pengujian berkala kendaraan bermotor sebesar Rp. 438.225.000. Dari data tersebut menggambarkan bahwa kontribusi retribusi yang dikelola Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak masih perlu dimaksimalkan.

Pendapatan retribusi daerah pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak sebagai obyek studi khususnya retribusi pengujian berkala kendaraan bermotor sesungguhnya bisa ditingkatkan melalui berbagai upaya jika ada keinginan yang sungguh-sungguh dari para pelaksana. Hal ini diperkuat dengan data bahwa pendapatan retribusi kendaraan bermotor tahun 2020 sampai dengan Bulan Agustus 2020 telah melampaui target dengan persentase 113,87% dari target Rp. 307.800.000,- realisasi Rp. 350.477.000,-. Dengan demikian proyeksi pendapatan retribusi sampai dengan akhir tahun 2020 mengalami kenaikan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya meskipun dalam kondisi pandemi Covid 19 sebesar Rp. 550.477.000,- dengan perhitungan pendapatan s/d Agustus 2020 ditambah pendapatan 4 bulan (September, Oktober, November, Desember) sebesar Rp. 200.000.000,- (20 buah kendaraan perhari x 20 hari x 4 bulan). Beberapa upaya yang mulai dilakukan yaitu uji petik, pengawasan internal dan ketepatan laporan harian, rekon mingguan, pembayaran non tunai, komitmen bebas pungli, memberantas praktek percaloan, sosialisasi kepada pemilik kendaraan wajib uji setiap pagi hari,

menaikan kuota pendaftaran menjadi 25 buah perhari dan pembayaran non tunai. Dengan data tersebut memberikan gambaran bahwa potensi retribusi pengujian berkala kendaraan bermotor yang belum digali cukup besar.

Dengan meningkatkanya kendaraan wajib uji yang diuji maka secara otomatis akan menigkatkan pembayaran retribusi. Potensi pendapatan retribusi tahun 2021 cukup besar, berdasarkan data dari UPT (Samsat) Rangkasbitung Bapenda Provinsi Banten jumlah kendaraan Angkutan Umum Barang dan orang 7.526 buah. Pengujian berkala tahun 2019 baru sebesar 2.797 kendaraan (37%) dengan rata-rata perhari hanya 9 buah mobil, kendaraan yang tidak diuji 4.729 buah (63%). Bila target pengujian berkala kendaraan bermotor tahun 2021 sebesar 73 % dari jumlah seluruh kendaraan maka kendaraan yang akan diuji sebanyak 5.494 buah (7.526 x73%) dengan rata-rata kendaraan yang diuji perhari 20 kendaraan (5.494 dibagi 278 hari setahun) dalam enam bulan dan 40 kendaraan dalam satu tahun. Perkiraan retribusi yang akan diperoleh sebesar Rp. 1.373.495.000,- dengan perhitungan 5.494 kendaraan x 2 kali setahun x Rp. 125.000,-. Dengan potensi yang besar yang dibuktikan sebagian besar kendaraan wajib uji tidak melakukan pengujian maka perlu dilakukan upaya-upaya sosialisasi dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa kinerja seksi pengujian kendaraan bermotor masih rendah hal tersebut dapat diketahui dari masih sedikitnya kendaraan yang melakukan pengujian berkala padahal masih banyak kendaraan yang belum melakukan uji berkala. Pada tahun 2020 peningkatan kinerja seksi pengujian kendaraan bermotor dalam peningkatan pendapatan retribusi kendaraan sudah mulai meningkat karena mulai dilakukan berbagai upaya.

(11)

Sehubungan hal tersebut maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana kinerja seksi pengujian kendaraan dalam peningkatan retribusi daerah pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak ?

TINJAUAN PUSTAKA

Permasalahan rendahnya kinerja seksi pengujian kendaraan bermotor dalam peningkatan pelayanan akan dikaji secara teoritis dan yuridis. Secara teoritis bahwa konsep kinerja seksi pengujian kendaraan bermotor merujuk pada konsep kinerja organisasi (organization performance) dan secara yuridis merujuk pada beberapa regulasi yang mengatur lalu lintas angkutan jalan, regulasi tentang pelayanan publik dan regulasi tentang pajak dan retribusi daerah. Penggunaan regulasi sebagai rujukan didasarkan pada paradigma yang dianut oleh suatu rejim yang menetapkan regulasi tersebut dan dalam kajian administrasi publik dikenal dengan perkembangan paradigma organisasi dan manajemen kontemporer yang dimulai dari pra sejarah, old public adminstration, new publik management dan new publik service. (Denhart et al:2007:121)

Kinerja organsiasi didasarkan pada faktor yang mendukungnya, faktor-faktor kinerja organisasi meliputi faktor-faktor proses kemanusiaan (human process), struktur (structure), pengetahuan (knowledge), posisi strategis (strategic positioning) dan sumber daya bukan manusia (non human reources). Proses kemanusiaan terdiri dari aspek nilai (values), sikap (atitudes), norma (norms) dan interaksi (interctions). Faktor struktur terdiri dari aspek organisasi (organization), sistem manajemen (management systems), sistem informasi (information system) dan fleksibilitas (flexibility). Faktor pengetahuan terdiri dari pengetahuan teknik (technical), administratif (administrative), proses kemanusiaan (human process) dan sistem (systems). Faktor posisi strategis terdiri dari aspek bisnis/pasar (busines/markets),

kebijakan sosial (social policy), sumber daya manusia (human reseources) dan perubahan lingkungan (environmental change). Faktor sumber daya bukan manusia terdiri dari aspek peralatan (equpiment), gedung (plant), lingkungan kerja (work environment), teknologi (technology), modal (capital) dan kebijakan keuangan (discretionary funds). (Hersey, et al :2008:231)

Faktor pertama dalam kinerja organisasi yaitu proses kemanusiaan yang meliputi aspek nilai, sikap, norma dan interaksi. Nilai adalah pengertian-pengertian (conceptions) yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apayang lebih baik atau kurang baik dan apayang lebih benar atau kurang benar. Nilai-nilai seseorang akan tampak dalam pernyataan tentang keinginan-keinginan, prinsip hidup dan tujuan hidup seseorang. (Danandjaja dalam Ndraha :2010: 18) Fungsi nilai yang diyakini oleh seorang pegawai yaitu memotivasi tingkah laku yaitu sebebarapa besar seorang pegawai berusaha mencapai apayang diinginkannya dan intensitas emosional yang diretribusikan terhadap usahanya tersebut dapat menjadi ukuran tentang kekuatan nilai yang dianutnya. Berkaitan dengan nilai, sikap dan perilaku Soebijanta dalam Ndraha (2010:18) menyatakan bahwa nilai hanya dapat dipahami jika dikaitkan dengan sikap dan tingkah laku. Sikap adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu, ia menunjukan arah, potensi dan dorongan menuju sesuatu itu. Sikap baru nampak pada diri seseorang setelah ditunjukan dengan aktivitas, untuk itu terdapat perbedaan antara pengertian perilaku dan pengertian sikap. Perilaku (behavior) adalah operasionalisasi dan aktualisasi sikap seseorang atau suatu kelompok dalam atau terhadap suatu (situasi dan kondisi) lingkungan (masyarakat, alam, teknologi atau organisasi), sementara sikap adalah operasionalisasi dan aktualisasi pendirian. Ilmu jiwa mendefinisikan perilaku sebagai

(12)

kegiatan organisasi yang dapat diamati oleh organisme lain atau oleh berbagai instrument penelitian. Dalam kajian perilaku keorganisasian (organizational behavior) bahwa pola perilaku disebut juga budaya untuk itu sikap berhubungan dengan pendirian, perilaku, raga dan budaya dan jika perilaku dan raga dilakukan berulang-ulang akan menjadi budaya. Artinya sikap yang baik yang mendorong kinerja organisasi pada akhirnya akan membentuk budaya organisasi tersebut sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan kinerja organisasi. (Ndraha:2010: 33) Dalam pelayanan pemerintahan harus ditanamkan nilai dan sikap sehingga menjadi perilaku dalam pemberian pelayanan pulblik. Perilaku pelaksana dalam pelayanan yang mencerminkan nilai-nilai yang diyakini dan sikap yaitu adil dan tidak diskriminatif, cermat, santun dan ramah, tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut, professional, tidak mempersulit, patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar, menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara, tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan kepentingan, tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik, tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat, tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki, sesuai dengan kepantasan; dan tidak menyimpang dari prosedur. (UU No. 25/2009) Norma berasal dari bahasa Latin (norma : penyiku atau pengikut), dalam Bahasa Inggris norma berarti aturan atau kaidah. Dalam kaitannya dengan perilaku manusia, norma digunakan sebagai pedoman atau haluan bagi perilaku yang seharusnya dan juga

untuk menakar atau menilai sebelum seseorang melakukan kegiatan. (Kumorotomo :2008:7) Diantaranya norma yang ada yaitu norma hukum, norma hukum penting dalam pembentukan nilai dan sikap pelayanan. Berkaitan dengan norma hukum dalam suatu organisasi maka Supratikno (2006:38) menyatakan bahwa budaya organisasi yang lemah sangat sedikit memberikan pedoman bagi warganya tentang bagaimana mereka seharusnya berperilaku. Dalam organisasi dengan budaya yang lemah maka struktur formal yang lebih berperan untuk mengkoordinasi perilaku ketimbang nilai-nilai dan norma-norma. Agar norma hukum tersebut ditaati maka harus sampai menjadi budaya organisasi, untuk itu salah satu unsur penting budaya organisasi adalah pewarisan. Aspek keempat dalam faktor proses kemanusiaan yaitu interaksi. Interaksi menurut kamus adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, menentukan, antar hubungan. Komunikasi adalah inti dari administrasi. Hal ini sesuai dengan teori Tead, Farlan dan Dimock&Koening dalam Handayaningrat (1982: 6-7) yang menyatakan bahwa inti dari administrasi adalah organisasi

(organization) dan manajemen

(management), inti manajemen adalah kepemimpinan (leadership), inti dari kepemimpinan adalah pengambilan keputusan (decision making), inti dari pengambilan keputusan adalah hubungan antar manusia (human relation) dan inti dari hubunganantar manusia yaitu komunikasi (communication). Hubungan antar manusia dalam organisasi dilakukan dengan komunikasi organisasi.

Faktor yang kedua dalam kinerja organisasi yaitu faktor struktur yang terdiri dari organisasi (organization), sistem manajemen (management systems), sistem informasi (information system) dan fleksibilitas (flexibility). Hal ini diperkuat oleh pendapat Siagian (2002:35) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang penting yang perlu diperhitungkan dalam

(13)

keseluruhan upaya meningkatkan produktivitas kerja ialah aspek kelembagaan. Artinya upaya meningkatkan produktivitas kerja harus dikaitkan dengan pemilihan dan pengunaan tipe dan struktur yang tepat dan perlu dipahami dan diterapkan berbagai prinsip organisasi dalam suatu struktur yang telah dipilih dari sekian banyak tipe yang mempunyai keunggulan lebih banyak ketimbang kelemahannya. Aspek pertama dalam faktor sturuktur yaitu organisasi. Organisasi sering diartikan sebagai struktur organisasi yang menurut Stoner dan Wankell dalam Siswanto (2005: 85) adalah susunan dan hubungan antar bagian komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan (organization structure can

defined as the arrangemenet and

interrelationship of the component parts and positions of a company)”. Dengan struktur akan dapat diketahui siapa harus melakukan hubungan dengan siapa dan siapa akan bertanggungjawab kepada siapa dan siapa mengerjaan apa. Struktur organisasi sebagai bentuk formalisasi (penegasan secara formal) untuk mencapai koordinasi diantara pola-pola interaksi yang terdapat atau terjadi diantara warga organisasi. Struktur organisasi antara lain merumus dan menetapkan bagaimana tugas-tugas dialokasikan, menetapkan siapa harus lapor dan bertanggungjawab kepada siapa dan merumuskan mekanisme-mekanisme koordinasi dan pola-pola interaksi yang harus ditaati oleh para warga organisasi. Sistem manajemen yaitu kesatuan yang terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang didukung oleh sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Informasi yang akurat dibentuk berdasarkan data yang dikelola dalam sistem informasi. Sistem informasi desa meliputi satu kesatuan yang utuh dan terintegrasi yang meliputi kegiatan memperoleh data, mengolah data, menyimpan data dan penggunaan data. Sistem informasi manajemen sebagai

sebuah system manusia atau mesin yang terintegrasi untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi organisasi. Sistem Informasi Manajemen sebagai suatu kumpulan manusia dan sumberdaya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggungjawab untuk pengumpulan dan pengolahan data guna menghasilkan informasi yang berguna bagi setiap hierarki manajemen dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi. System pengolahan data terbagi menjadi system pengolahan data secara manual dan system pengolahan data secara otomatis. Sistem pengolahan data secara manual dilakukan seluruhnya oleh manusia menyangkut seluruh fungsi pengolahan data. System pengolahan data otomatis dilakukan dengan penggunaan computer sehingga dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih canggih mempunyai variasi tingkat kemampuan yang cukup besar, variasi dalam kecepatan, kapasitas penyimpanan dan variasi lainnya. Aspek ketiga dalam faktor struktur yaitu fleksibilitas. Arti fleksibilitas menurut kamus yang sesuai adalah penyesuaian diri secara mudah dan cepat; keluwesan dan ketidakcanggungan. Dalam menerapkan prinsip feksibilitas organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan karena adanya pengaruh di luar faktor (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya. (Umam:2009:26) Disamping fleksibilitas dalam penyusunan struktur organisasi maka fleksibilitas dalam arti mampu menyesuikan diri dengan kondisi masyarakat dan lingkungan.

Faktor ketiga dalam kinerja organisasi yaitu faktor pengetahuan yang terdiri dari pengetahuan teknik, administrasi, proses kemanusiaan dan sistem. Arti kata teknik menurut kamus adalah pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri (bangunan, mesin); cara (kepandaian dsb) membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan

(14)

dengan seni; metode atau system mengerjakan sesuatu. Sedangkan kata teknis menurut kamus adalah bersifat atau mengenai (menurut) teknik. Pengetahuan teknis berarti pengetahuan yang bersifat atau mengenai (menurut) teknik atau secara awam arti teknis adalah sesuatu yang sangat detil dan terinci. Pengetahuan administratif adalah pengetahuan yang berkaitan dengan masalah-masalah administrasi. Menurut Kamus administratif artinya secara administrasi; bersangkut-paut (berkaitan) dengan administrasi. Administrasi dapat diartikan sebagai administrasi dalam arti luas yang intinya kerjasama dan administrasi dalam arti sempit yang intinya adalah tata usaha. Administrasi dalam arti luas adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya Administrasi mempunyai unsur-unsur yaitu (1) dua orang manusia atau lebih, (2) tujuan, (3) tugas yang hendak dilaksanakan, serta (3) sarana dan prasarana tertentu (Siagian:2003: 3). Unsur-unsur administrasi dalam arti luas meliputi pengorganisasian, manajemen, tata hubungan, keuangan, perbekalan, tata usaha, perwakilan. Administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor, (catat mencatat, mengetik, menggandakan dan sebagainya), kegiatan ini dalam Bahasa Inggris disebut : clerical work. Administrasi dalam arti sempit hanya dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan ketatausahaan yang mencakup korespondensi, kesekretariatan, penyusunan laporan dan kearsipan. Pengetahuan proses kemanusiaan yang meliputi pengetahuan nilai, sikap, norma dan interaksi. Jika pegawai memahami nilai-nilai yang baik yang perlu diyakini dalam meningkatkan kinerja maka akan nampak pada sikapnya dalam melaksanakan pekerjaan. Selanjutnya pemahaman manajer terhadap interaksi atau hubungan yang baik internal antara sesama petugas dan kepada atasan akan

mampu menyatukan pendapat dan komitmen dalam menyatukan langkah menuju tujuan bersama yaitu melaksanakan tugas organisasi. Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. Apabila salah satu bagian rusak atau tidak dapat menjalankan tugasnya, maka maksud yang hendak dicapai tidak akan terpenuhi, atau setidak-tidaknya system yang telah terwujud akan mendapat gangguan. Sistem adalah suatu jaringan dan prosedur-prosedur yang berhubungan satu sama lain menurut skema atau pola yang bulat untuk menggerakan suatu fungsi yang utama dari suatu usaha atau urusan (Prajudi dalam Kencana :2003: 1)

Faktor posisi strategis terdiri dari aspek bisnis.pasar, kebijakan sosial, sumber daya manusia dan lingkungan. Bisnis menurut kamus artinya usaha komersial didunia perdagangan; bidang usaha; usaha dagang dari suatu perusahaan. Usaha dari suatu organisasi bisnis adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit), sedangkan organisasi publik yaitu memberikan pelayanan (service) yang sebaik-baiknya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat (welfare). Pengertian bisnis (busines) yang tepat pada organisasi publik adalah bidang usaha dalam bentuk program dan kegiatan. Spicker dalam Suharto (2005: 10) mengemukakan bahwa kebijakan sosial adalah kebijakan yang berkaitan dengan kesejahteraan (welfare), baik dalam arti luas yang menyangkut kualitas hidup manusia, maupun dalam arti sempit yang menunjuk pada beberapa jenis pemberian pelayanan kolektif tertentu guna melindungi kesejahteraan rakyat. Sumber daya manusia yaitu salah satu sumber daya yang harus dimiliki oleh suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Samsudin (2006: 21) mengemukakan bahwa sumber daya manusia adalah orang-orang yang merancang dan menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu,

(15)

memasyarakatkan produk, mengalokasikan sumber daya finansial, serta merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi. Lingkungan adalah keseluruhan yang mengitari, termasuk yang dikitari yaitu manusia yang bersangkutan. Apabila konsep lingkungan dikaitkan dengan kontek organisasi berarti bahwa lingkungan organisasi adalah segala sesuatu yang berada disekeliling organisasi dan sesuatu tersebut menentukan keberadaan organsiasi. (Caldwell dalam Ndraha:2010:12) Lingkungan tidak pernah kekurangan definisi, benang merah yang menghubungkannya adalah pertimbangan atas faktor di luar organisasi itu sendiri. Misalnya definisi yang paling populer, mengidentifikasi lingkungan sebagai segala sesuatu yang berada di luar batas organisasi. (Robbins alih bahasa Udaya (1994: 226) Faktor lingkungan organisasi yaitu adat, kebiasaan, tradisi, budaya, agama, politik, ekonomi, hukum, keamanan pertahanan, jumlah penduduk, tingkat pendidikan, sumberdaya alam, teknologi, bentang alam, cuaca dan lain-lain. (Sutarto:1991:223-224)

Faktor kelima dalam kinerja organisasi yaitu sumber daya bukan manusia yang terdiri dari gedung, lingkungan kerja, kebijakan keuangan, modal dan keuangan. Gedung dalam kegiatan administrasi publik yaitu kantor dan tempat untuk memberikan pelayanan. Dalam administrasi publik untuk melaksanakan kegiatan adminsitrasi diperlukan kantor dan untuk melakukan pelayanan seperti pelayanan pengujian berkala kendaraan bermotor diperlukan gedung khusus. Dengan demikian pengertian gedung bukan hanya untuk kegiatan pelayanan tata usaha tetapi juga untuk kegiatan pelayanan jasa. Sumber daya bukan manusia yaitu lingkungan kerja. Moekijat (2008: 12) mengemukakan bahwa lingkungan kantor terdiri atas gedung kantor, perkakas dan tata ruang kantor, serta kondisi-kondisi fisik, di dalam mana pegawai melaksanakan pekerjaan. Pengertian tata ruang (office layout)

menurut The Liang Gie (1991:186), “office layout may be defined as the arrangement of furniture and equipment within available floor space” (Tata ruang perkantoran dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia). Ruang lingkup lingkungan kerja organisasi bukan hanya berupa fisik tetapi juga non fisik seperti uraian jabatan, outoritas, target kerja, pola komunikasi, hubungan kerja, iklim kerja dan peluang berkarier. Hal tersebut sebagaimana pendapat Mangkunegara (2005:17) yang menyatakan bahwa selain fasilitas kerja lingkungan kerja terdiri dari uraian jabatan yang jelas, outoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang memadai. Aspek ketiga dalam faktor sumber daya bukan manusia adalah teknologi. Teknologi menurut Kamus yaitu 1 metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; 2 keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Atmosudirjo (1999: 145) menyatakan bahwa teknologi adalah, seperangkat informasi, equipment, teknik-teknik (tekchniques) dan proses-proses (processes) yang diperlukan dalam organisasi untuk mengubah (transformasi) masukan-masukan (inputs) menjadi keluaran-keluaran (outputs). Teknologi dalam arti perlengkapan (equipment) meliputi obyek fisik atau artifak termasuk barang-barang (produk-produk), alat-alat dan peralatan yang digunakan dalam produksi mereka; kegiatan-kegiatan atau proses-proses yang menyangkut metode-metode produksi; pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan mengaplikasikan peralatan, alat-alat dan metode-metode untuk menghasilkan output tertentu. Aspek keempat dalam faktor sumber daya nonmanusia yaitu modal. Pengertian modal menurut Mill

(16)

dalam Komarudin (1991:41) yaitu barang-barang fisik yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang lainnya dan sejumlah dana yang tersedia untuk menyewa tenaga kerja. Sesuai Permendagri No. 13/2006, bahwa belanja modal merupakan bagian dari kelompok belanja daerah, yang memiliki pengertian berupa pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan dan asset tetap lainnya. Masalah keuangan dalam suatu organisasi merupakan unsur yang cukup penting disamping unsur manusia. Halim (2013:5) menyatakan bahwa masalah dalam sebuah organisasi, salah satunya adalah masalah keuangan. Terlepas dari jenis organisasinya, organisasi bertujuan memperoleh laba ataupun bertujuan tidak memperoleh laba, persoalan dalam manajemen keuangan adalah bagaimana mendapatkan uang atau dana dan bagaimana menggunakan uang atau dana. Pemerintah sebagai organisasi publik, sumber dananya akan banyak sekali berasal dari iuran dari anggota masyarakat yang lebih dikenal dengan pendapatan pajak. Demikian pula pemerintah daerah dalam melaksanakan kewenangan otonomi daerahnya maka kegiatan pengujian berkala kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber penerimaan daerah sebagai pendapatan asli daerah. Untuk itu dalam kegiatan pengujian berkala kendaraan bermotor selalu harus dipikirkan bagaimana mendapatkan pendapatan melalui retribusi dan berapa anggaran yang telah digunakan untuk mendukung kegiatan tersebut.

Pengaturan lalu lintas angkutan jalan dilakukan dalam rangka keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran salah satunya yaitu kegiatan pengujian berkala kendaraan bermotor. Pengujian berkala kendaraan bermotor dilakukan

dengan kegiatan pemeriksaan, pengujian fisik kendaraan bermotor dan pengesahan hasil uji dilaksanakan oleh unit pelaksana pengujian pemerintah kabupaten/kota. (UU No. 22/2009) Dalam kontek otonomi daerah bahwa pengujian berkala kendaraan bermotor merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam bidang perhubungan. Kewenangan bidang perhubungan menurut UU No. 23/2014 merupakan kewenangan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Uji berkala diwajibkan untuk mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang dioperasikan di Jalan.

Kegiatan pengujian berkala kendaraan bermotor juga merupakan salah satu sumber pendapatan retribusi bagi daerah kabupaten/kota. Untuk itu dengan meningkatnya kinerja seksi pengujian berkala kendaraan bermotor dari aspek kuantitas maka berdampak pada meningkatnya pendapatan retribusi daerah dan pendapatan asli daerah. Pendapatan asli daerah yaitu semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan asli derah yang sah. Pendapatan asli daerah meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. (UU No. 23/2014) Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan hal yang berbeda karena pajak merupakan pungutan yang dikenakan kepada semua wajib pajak dengan manfaat tidak langsung sedangkan retribusi daerah merupakan penerimaan daerah karena daerah menyediakan fasilitas yang dinikmati oleh pengguna fasilitas dan pengguna fasilitas melakukan pembayara yang besarnya sesuai dengan ketentuan peraturan daerah.

Berdasarkan kajian literatur sebagaimana diuraikan di atas maka hipotes kerja dalam penelitian ini yaitu

(17)

kinerja Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak didasarkan pada faktor proses kemanusiaan, (human proces), struktur (structure), pengetahuan (knowledge), posisi strategis (strategic positioning) dan sumber daya bukan manusia (nonhuman reseources).

METODOLOGI

Obyek atau fokus penulisan ini adalah organisasi atau unit organisasi dalam hal ini Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak yang mempunyai unit yaitu seksi pengujian berkala kendaraan bermotor dengan upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kinerjanya. Prosedur yang digunakan meliputi : desain penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, teknik analisis data, teknik pengujian keabsahan dan penafsiran data dan jadwal pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penulisan kualitatif dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan di dalam penulisan ini yaitu observasi yang dilengkapi dengan in-depth interview yang dilakukan, terhadap key informan dan pembuatan catatan lapangan mengenai peristiwa-peristiwa yang ditemui Penulis di lapangan.

Informan dalam penulisan ini yaitu Kepala Dinas, unsur Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Lebak, unsur Inspektorat Kabupaten Lebak, Sekretaris Dinas Perhubungan, para Kepala Bidang pada Dinas Perhubungan, Kepala Seksi Pengujian Kendaraan Berkala Kendaraan Bermotor, Kepala Seksi Pengawasan, Koordinator Penguji, para Petugas Penguji dan masyarakat pemilik kendaraan wajib uji, rekanan/pihak ketiga. Teknik yang digunakan dalam memperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan ini dilakukan melalui cara observasi atau pengamatan,

focus group discussion, wawancara

mendalam (indepth interview) dan studi dokumentasi. Analisis data dalam penulisan ini dilakukan secara simultan (bersamaan), yaitu kegiatan pengumpulan data,

interpretasi data dan penulisan draft hasil penulisan. Dalam prosesnya, analisis data dalam penulisan ini menggunakan model interaktif yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (verification). Pengujian data dalam penulisan ini dilakukan dengan menggunakan teknik tringulasi dan deskripsi rinci (thick description). Jadwal pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih sepuluh bulan yaitu dari Bulan Januari sampai dengan Oktober 2020. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak

Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang perhubungan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Perhubungan kabupaten Lebak mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang perhubungan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna dan penyedia jasa perhubungan serta mengembangkan transportasi di Kabupaten Lebak berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan Daerah KabupatenLebak Nomor 48 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lebak. Struktur organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak terdiri dari kepala dinas, sekretariat dinas, bidang pengendalian operasional, bidang keselamatan dan bidang angkutan terminal dan parkir. Sekretariat dinas terdiri dari sub bagian umum kepegawaian dan sub bagian keuangan dan program, bidang pengendalian operasional terdiri dari seksi sarana prasarana, seksi manajemen dan rekayasa lalu lintas, seksi pengawasan. Bidang keselamatan terdiri dari seksi pengujian kendaraan bermotor, seksi

(18)

penerangan jalan umum dan seksi keselamatan. Sekretariat dinas dipimpin oleh sekretaris dinas, bidang dipimpin oleh kepala bidang, sub bagian dipimpin oleh kepala sub bagian dan seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi. Kondisi pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak terdiri dari 43 orang berstatus pegawai negeri sipil dan 96 orang berstatus pegawai kontrak.

Jenis pelayanan yang dilakukan Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak yaitu pelayanan pengawasan lalu lintas dan angkutan barang, pengadaan dan pemeliharaan sarana jalan (rambu, marka, lampu), pengujian kendaraan bermotor, penerangan jalan umum, evaluasi dokumen analisis dampak lalu lintas, pengawasan lalu lintas dalam kegiatan pra, pada waktu dan pasca pembangunan. Selanjutnya pelayanan rekomendasi perijinan trayek, angkutan penumpang, terminal dan parkir. Jenis pelayanan yang menghasilkan retribusi daerah yaitu pelayanan terminal, pelayanan parkir, pelayanan ijin trayek dan pelayanan pengujian berkala kendaraan bermotor.

2. Kinerja Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak

Kinerja seksi pengujian kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak diukur dari banyaknya jumlah kendaraan wajib uji yang melakukan pengujian secara berkala setiap 6 bulan sekali. Semakin banyak kendaraan yang diuji maka akan diperoleh pendapatan retribusi yang meningkat karena nilai rupiah yang diperoleh adalah jumlah kendaraan dikalikan dengan tarif pengujian per-setiap kendaraan. Untuk meningkatkan jumlah kendaraan yang diuji harus dilakukan dengan berbagai upaya meliputi 5 faktor yang meliputi penanaman proses kemanusiaan, pemebentukan struktur, peningkatan pengetahuan, penguatan posisi strategis dan peningkatan sumber daya bukan manusia. Di bawah ini akan diuraikan faktor-faktor yang menjadi dasar

dalam peningkatan kinerja seksi Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak.

1. Faktor Proses Kemanusiaan

Proses kemanusiaan pada Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor meliputi aspek nilai, pembentukan sikap, pembuatan dan penegakan norma dan pemahaman interaksi. Penanaman nilai pelayanan pada seksi pengujian kendaraan bermotor seharusnya dilakukan dari awal seorang petugas untuk pertama kalinya ditugaskan namun pada prakteknya yang terjadi pada seksi pengujian kendaraan bermotor Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak belum dilakukan secara terprogram sehingga tujuan agar pengertian-pengertian (conceptions) nilai dihayati oleh para petugas mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apayang lebih baik atau kurang baik dan apayang lebih benar atau kurang benar. Fungsi nilai bagi petugas pengujian kendaraan bermotor belum dapat memotivasi tingkah laku yaitu untuk dapat meningkatkan pendapatan retribusi pengujian kendaraan. Keyakinan terhadap nilai-nilai seperti nilai disiplin waktu, kerja keras dan pengabdian umumnya masih belum diyakini oleh para petugas pengujian kendaraan bermotor hal tersebut belum tampak dalam pernyataan tentang keinginan-keinginan, prinsip hidup dan tujuan hidup para petugas . Dengan demikian maka fungsi nilai bagi para petugas pengujian kendaraan bermotor belum mampu memotivasi tingkah laku yaitu sebebarapa besar para petugas berusaha mencapai apayang diinginkan oleh organisasi.

Hasil pengamatan dapat diketahui sikap yang ditunjukan oleh para petugas pengujian kendaraan bermotor yang meliputi kepuasan kerja (job satisfaction), keterlibatan kerja (job involvement) dan komitmen organsiasi (orgnizational

commitment). Job satisfaction atau

kepuasan kerja berupa perasaan positif seseorang pekerja tentang pekerjaanya sudah dimiliki oleh sebagian besar petugas

(19)

sedangkan Job involvement atau keterlibatan kerja yang diukur dari tingkatan dimana petugas mengenal secara psikologis dengan pekerjaannya dan mempertimbangkan merasakan tingkat kinerja mereka penting bagi harga diri belum nampak dalam perilaku sehari-hari. Sikap yang ditunjukan organizational comitment yaitu pekerja mempunyai tanggungjawab dalam membesarkan organisasi dan tetap komitmen menjadi bagian dari organisasi dimana organisasi tersebut sebagai tempat pengabdian juga belum begitu nampak. Belum nampak sikap yang ditunjukan oleh para petugas dalam keterlibatan kerja dan pengabdian karena belum adanya penekanan agar petugas memahami dan melaksanakan kode etik penguji.

Aspek norma sebagai bagian dari faktor proses kemanusiaan dalam peningkatan retribusi pengujian kendaraan bermotor yaitu norma hukum dan norma etiket. Norma hukum tersebut berupa ketentuan yang mengikat para petugas berupa peraturan disiplin pegawai berupa peraturan disiplin pegawai negeri sipil dan standar operasional prosedur. Peraturan disiplin pegawai negeri sipil dan standar operasional prosedur yang merupakan norma hukum digunakan sebagai pedoman atau haluan bagi perilaku yang seharusnya dan juga untuk menakar atau menilai sebelum seseorang melakukan kegiatan belum mampu diterapkan dengan baik. Peraturan disiplin pegawai negeri sipil dan standar operasional sebagai norma hukum menentukan apakah perilaku seseorang benar atau salah dan norma moral menentukan apakah perilaku seseorang baik atau buruk. Norma etiket dalam pengujian kendaraan bermotor adalah kode etik pagi penguji. Kode etik pagi penguji sebagai norma etika menjadi tolok ukur untuk menentukan apakah perilaku petugas sopan atau tidak.

Penerapan norma pada seksi pengujian kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak yang

bertujuan mengatur sikap dan perilaku dalam melaksanakan pengujian kendaraan bermotor yaitu bagi petugas PNS perupa peraturan disiplin pegawai negeri sipil sebagaimana diatur dalam PP No. 53/2010. Untuk petugas yang tidak berstatus PNS peraturan disiplin bagi petugas disamakan dengan peraturan disiplin pegawai negeri sipil hanya pada pemberian sanksi disiplin dibedakan. Apabila terdapat para petugas yang tidak berdisiplin baik yang berstatus PNS dalam melaksanakan kegiatan pengujian kendaraan diberikan sanksi disiplin mulai dari teguran lisan, teguran tertulis, penundaan kenaikan gaji berkala, penundaan kenaikan pangkat, penurunan jabatan sampai dengan pemberhentian. Bagi petugas yang berstatus non PNS yang melakukan pelanggaran disiplin diberikan sanksi teguran lisan, teguran tertulis dan langsung pemberhentian atau tidak dilakukan perpanjangan kontrak.

Hal yang juga penting dalam menganalisis nilai, sikap dan norma yaitu terkait dengan budaya organisasi yang ada pada seksi Pengujian kendaraan bermotor masih dalam katagori lemah belum dapat memberikan pedoman bagi warganya tentang bagaimana mereka seharusnya berperilaku. Untuk itu jika dalam organisasi dengan budaya yang lemah maka struktur formalah yang lebih berperan untuk mengkoordinasi perilaku ketimbang nilai-nilai dan norma-norma. Norma hukum tersebut ditaati maka harus sampai menjadi budaya organisasi, untuk itu salah satu unsur penting budaya organisasi adalah pewarisan. Pewarisan budaya yang terjadi pada seksi pengujian kendaraan bermotor belum dilakukan secara formal misalnya terdapat tradisi penerimaan petugas baru melalui kegiatan orientasi tugas. Pewarisan budaya merupakan hal sangat penting agar nilai-nilai organisasi secara terus-menerus dari generasi ke generasi terus terpenlihara. Pewarisan (learning process) adalah asumsi dasar atau keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi perlu diwariskan kepada anggota-anggota baru dalam organisasi

(20)

sebagai pedoman untuk bertindak dan berperilaku dalam organisasi tersebut.

Interaksi merupakan salah satu aspek dalam faktor proses kemanusiaan untuk dapat menunjang peningkatan kinerja seksi pengujian kendaraan bermotor. Kegiatan pengujian kendaraan bermotor merupakan kegiatan administrasi yang merupakan kegiatan kerjasama antara dua orang atau lebih secara rasional untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Kerjasama yang dimaksud yaitu kerjasama petugas dengan petugas maupun dengan pimpinan pada seksi pengujian kendaraan bermotor dan interaksi masyarakat pemilik kendaraan wajib uji. Tujuannya yaitu agar semua kendaraan wajib uji dapat melaksanakan pengujian dan dinyatakan lulus yang ditandai dengan buku/kartu tanda lulus uji. Untuk melaksanakan kegiatan administrasi kuncinya yaitu komunikasi sehingga dengan komunikasi interaksi dapat terjadi secara timbal balik karena itu komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatatan pengujian kendaraan bermotor. Komunikasi organisasi pada seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak meliputi komunikasi internal dan komunkasi eksternal. Komunkasi internal yaitu komunikasi yang terjadi diinternal organisasi misalnya lingkup seksi, lingkup bidang dan lingkup dinas. Komunikasi internal terdiri komunikasi downward atau dari atasan kepada bawahan, komunikasi

upward atau komunikasi dari bawahan

kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam organisasi. Komunikasi downward atau dari atasan kepada bawahan seperti komunikasi dari petugas penguji kepada kepala penguji, kepala penguji kepada kepala seksi dan seterusnya keapada Kepala Bidang, Sekretaris Dinas dan kepala dinas. Komunikasi upward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan sebaliknya dari komunikasi downward. Komunikasi yang dilakukan diinternal tim penguji kendaraan harus dilakukan sesuai standar operasional

prosedur terutama misalnya seorang penguji tidak diperkenankan menyampaikan hasil uji kendaraan kepada pihak lain dan informasi hasil uji hanya disampaikan kepada ketua tim penguji. Berdasarkan hasil penamatan peneliti, bahwa ketentuan ketentuan atau tata cara pemberian informasi hasil pengujian setiap poin pengujian belum merupakan ketentuan tertulis sehingga dikhawatirkan dapat disalahgunakan. Pada pelaksanaanya komunikasi dari bawahan kepada atasan atau komunikasi atasan kepada bawahan pada Seski Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak sulit dilakukan karena jabatan kepala seksi tidak diisi. Secara formal jabatan seksi diisi oleh pelaksana tugas dengan merangkap jabatan namun dalam prakteknya pengendalian kegiatan tidak dapat dilakukan secara maksimal. Dilihat dari jumlah penerima pesan komunikasi internal dalam seksi pengujian kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan komunikasi personal dan komunikasi kelompok kecil. Komunikasi kelompok kecil dilakukan dengan rapat atau briefing yang dapat dilakukan setiap hari Senin atau pagi hari sebelum kegiatan dimulai dan sore hari setelah kegiatan dilakukan. Hasil pengamatan pada seksi pengujian kendaraan bermotor Dinas Perhubungan Kebupaten Lebak komunikasi kelompok kecil seperti briefing telah dilaksanakan tetapi belum dilakukan secara rutin setiap hari Senin atau setiap pagi dan sore. Dengan demikian target dan permasalahan kegiatan dalam satu minggu dan setiap haru belum dapat direncanakan dan diantisipasi. Komunikasi eksternal dilakukan antara warga organisasi dengan pihak luar organisasi yang dilakukan dengan cara cara komunkasi personal, komunikasi kelompok kecil dan komunikasi publik. Komunikasi personal antara petugas dengan pemilik kendaraan bermotor harus dijadikan untuk media motivasi agar pemilik kendaraan bermotor secara disiplin melakukan pengujian kendaraan setiap enam bulan sekali. Komunikasi personal

(21)

juga dapat menyebabkan kegiatan negatif misalnya karena merasa ada kedekatan secara personal dengan petugas adanya permintaan ingin diperlakukan secara istimewa yang ujung-ujungnya dapat menimbulkan perbuatan pungutan liar atau praktek percaloan. Komunikasi eksternal dengan audien dalam kelompok kecil pada kegiatan pengujian kendaraan bermotor Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak telah mulai dilakukan pada bulan Agustus 2020. Kegiatan yang dilakukan yaitu penjelasan tata cara pembayaran, pendaftaran dan pengujian kendaraan bermotor. Hasil sosialisasi yang telah dilaksanakan sekitar dua bulan menunjukan bahwa pada umumnya masyarakat pemilik kendaraan bermotor belum memahami tata cara pendaftaran secara online, tata cara pembayaran tunai dan tata cara pengujian kendaraan bermotor. Permasalahan dalam pendaftaran online karena masyarakat belum terbiasa, pembawa kendaraan orang yang berbeda dan belum paham dan tidak mempunyai handphone android, permasalahan dalam pembayaran tunai yaitu jauhnya tempat pelayanan bank dan masyarakat belum terbiasa melakukan transfer melalui handphone dan permasalahan dalam pengujian yaitu masyarakat tidak memahami poin-poin apasaja yang diuji dan batas kelulusan. Dengan tidak memahami poin-poin yang diuji dan batas kelulusan maka setiap kendaraan yang akan diuji oleh pemilik kendaraan tidak dilakukan persiapan-persiapan sehingga dalam setiap hari masih terdapat kendaraan yang tidak lulus uji. Komunikasi antara unsur Dinas Perhubungan dengan pihak lain juga perlu dilakukan agar dapat ikut mendorong agar para pemilik kendaraan bermotor wajib uji secara rutin melakukan pengujian. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan para camat dan para kepala desa baik dilakukan dengan komunikasi kelompok kecil maupun komunikasi publik. Selama ini Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak belum

melakukan sosialisasi kepada masyarakat sehingga persentase kendaraan yang diuji dari tahun ke tahun belum mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal tersebut berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan pendatan retribusi. Selanjutnya komunikasi eksternal juga dapat dilakukan dengan surat atau media telpon atau media sosial. Kegiatan tersebut juga belum dilakukan mengingat keterbatasan personil, anggaran dan sarana kerja.

Hasil akhir penelitian pada faktor proses kemanusiaan dapat diketahui bahwa penanaman nilai dan pembentukan sikap kepada penguji untuk nilai dan sikap disiplin dan pengabdian masih perlu ditingkatkan, pembuatan dan penegakan norma belum dilakukan dan pemahaman interaksi masih rendah.

2. Struktur

Pada faktor struktur bahwa kinerja seksi pengujian kendaraan bermotor dilakukan dengan memperkuat faktor struktur melalui aspek penataan organisasi, penerapan sistem manajemen, membangun sistem informasi manajemen dan penerapan asas fleksibilitas. Aspek pertama dalam faktor struktur yaitu organsiasi atau kelembagaan yang mempunyai tugas melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kelancaran pendaftaran, pembayaran, pengujian kendaraan bermotor, penetapan kelulusan dan pemberian buku/kartu lulus uji. Selain itu struktur organisasi pengujian kendaraan melaksanakan tugas dan fungsi memberikan kesadaran kepada masyarakat pemilik kendaraan wajib uji agar melakkanakan pengujian kendaraan secara berkala setiap enam bulan sekali, menyusun regulasi pengujian kendaraan bermotor, mengolah data kendaraan wajib uji dan menegakan peraturan agar setiap kendaraan wajib uji melakukan pengujian.

Struktur organisasi bertalian dengan hubungan yang relatif pasti yang terdapat diantara pekerjaan dalam organisasi. Hubungan yang pasti tersebut timbul dari

(22)

proses keputusan terkait pembagian kerja (division of labor), departementalisasi (departemantalization) dan rentang kendali (span of control) dan delegasi (delegation). Pembagian kerja kegiatan yang berkaitan dengan pengujian kendaraan bermotor sudah dilakukan secara formal sebagaimana struktur organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak. Dalam struktur organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak terdapat seksi pengujian kendaraan bermotor dan untuk penegakan peraturan agar semua kendaraan wajib uji melakukan pengujian berkala dibentuk seksi pengawasan dibawah bidang pengendalian operasioan. Namun diantara bidang/seksi belum melaksanakan kegiatan secara terkoordinasi dalam rangka mendorong kinerja kegiatan pengujian kendaraan bermotor sehingga masih banyak kendaraan berwotor wajib uji di Kabupaten Lebak yang tidak melakukan pengujian kendaraan secara berkala. Kegiatan yang berjalan hanya kegiatan pada seksi pengujian kendaraan bermotor dengan melaksanakan pengujian yang datang melakukan pengujian sedangkan kendaraan yang tidak melakukan pengujian yang jumlahnya masih sangat banyak belum dilakukan upaya penyadaran maupun penegakan. Seksi yang melaksanakan pengujian kendaraan bermotor yang saat ini melaksanakan tugasnya sendiri yaitu seksi pengujian kendaraan bermotor yang kedudukannya yang dijabat oleh kepala seksi dengan kedudukan di bawah kepala bidang Keselamatan. Tugas seksi pengujian kendaraan bermotor yaitu menerima pendaftaran, melakukan pengujian kendaraan dan menerbitkan buku tanda kelulusan. Kepala Seksi membawahi para penguji dan petugas administrasi yang bertugas menerima pendaftaran, mengelola data dan mencetak buku. Dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor yang sudah berjalan terdapat tiga kegiatan inti di bawah kendali seksi pengujiankendaraan bermotor yaitu pendaftaran , konsultasi dan pembayaran,

pengujian kendaraan bermotor dan penetapan kelulusan dan pemberian buku/kartu uji. Kegiatan pendaftaran, konsultasi dan pembayaran dilakukan unit administrasi, pengujian kendaraan dilakukan oleh unit pengujian di bawah koordinasi kepala penguji dan unit penetapan kelulusan dan buku/kartu hasil uji. Selain itu dibentuk tim pengawas yang bertanggungjawab langsung kepada kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak. Tim pengawasan saat ini melakukan penampungan keluhan, saran dan pendapat masyarakat wajib uji yang akan melakukan pengujian, mengawasi perilaku petugas, mengawasi kelaikan sarana dan prasarana pengujian. Pertanggungjawaban dilakukan oleh petugas administrasi kepada kepala seksi dan petugas penguji kepada ketua penguji, ketua penguji bertanggungjawab kepada kepala seksi.

Dalam prakteknya kegiatan pengujian kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak belum terlihat secara jelas siapa harus melakukan hubungan dengan siapa dan siapa bertanggungjawab kepada siapa dan siapa mengerjaan apa. Hal tersebut belum sesuai dengan fungsi dari struktur organisasi yaitu sebagai bentuk formalisasi (penegasan secara formal) untuk mencapai koordinasi diantara pola-pola interaksi yang terdapat atau terjadi diantara warga organisasi. Struktur organisasi antara lain merumus dan menetapkan bagaimana tugas-tugas dialokasikan, menetapkan siapa harus lapor dan bertanggungjawab kepada siapa dan merumuskan mekanisme-mekanisme koordinasi dan pola-pola interaksi yang harus ditaati oleh para warga organisasi. Struktur organisasi dari kepala seksi sampai kepada petugas belum terlihat hubungan yang relatif pasti yang terdapat diantara pekerjaan dalam organisasi.

Pada aspek struktur upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja pengelolaan retribusi pengujian kendaraan yaitu melakukan departementasi dengan pembentukan seksi baru. Dengan hanya

(23)

dilakukan oleh satu seksi maka kegiatan sosialisasi yang bertujuan memberikan kesadaran kepada pemilik kendaraan wajib uji yang tidak melakukan pengujian tidak akan tergarap. Kemampuan satu seksi yaitu seksi pengujian kendaraan bermotor hanya melaksanakan kegiatan pendaftaran, konsultasi pembayaran, pengujian kendaraan, penetapan hasil uji dan penerbitan buku/kartu uji. Untuk kegiatan sosialisasi dalam rangka memberikan kesadaran kepada pemilik kendaraan wajib uji yang tidak melakukan pengujian dan melakukan pengolahan data belum dapat dilakukan sehingga diperlukan seksi khusus yang menangani. Selanjutnya dalam hal penegakan hukum bahwa setiap kendaraan wajib uji harus melakukan pengujian secara berkala setiap enam bulan sekali dilakukan oleh seksi pengawasan di bawah bidang lain yaitu bidang pengendalian operasional oleh karena itu untuk menggerakan unit-unit organisasi yang mempunyai tugas dan fungsi mendukung peningkatan jumlah kendaraan yang diuji tidak cukup dilakukan oleh seorang kepala seksi atau kepala bidang karena melibatkan antar bidang.

Sistem manajemen pada kegiatan pengujian kendaraan bermotor menyangkut kesatuan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan dari pengujian kendaraan bermotor berkala yaitu sesuai dengan UU No. 22/2009 yaitu dalam rangka mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah. Untuk mendukung tujuan dilakukan upaya agar setiap kendaraan bermotor wajib uji melakukan pengujian secara berkala. Dengan banyaknya jumlah kendaraan yang akan diuji maka retribusi yang dihasilkan juga akan makin besar sebagai salah satu sumber pendapatan daerah meskipun pendapatan daerah tersebut dipergunakan

kembali untuk membiaya operasionalisasi kegiatan, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengujian kendaraan bermotor. Agar kegiatan tujuan pengujian kendaraan bermotor tercapai maka sistem manajemen dalam kegiatan pengujian kendaraan bermotor harus berjalan dengan baik.

Kegiatan perencanaan dalam kegiatan pengujian kendaraan bermotor seharusnya dilakukan dengan melakukan perencanaan anggaran untuk kegiatan belanja pegawai, belanja pemeliharaan, belanja pengadaan peralatan, belanja pakai habis, belanja sosialisasi dan belanja penegakan/razia kendaraan bermotor wajib uji. Disamping perencanaan anggaran juga dilakukan penentuan target pendapatan yang diperoleh dari retribusi kendaraan wajib uji. Untuk itu semua bidang atau seksi yang berkaitan langsung dengan pengujian kendaraan bermotor secara terkoordinasi setiap akhir tahun seharusnya melakukan kegiatan perencanaan. Kasubag Keuangan dan program di bawah sekretariat setiap akhir tahun menentukan target penerimaan retribusi berdasarkan hasil survey lapangan dan hasil evaluasi penerimaan retribusi pada tahun berjalan. Seksi pengujian kendaraan bermotor melakukan perencanaan penggunaan barang habis pakai, pemeliharaan alat dan pengadaan alat. Seksi pengawasan melakukan perencanaan penegakan peraturan atau razia. Berdasarkan hasil pengamatan pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak diketahui bahwa kegiatan perencanaan sudah dilakukan yaitu belanja pegawai, belanja pemeliharaan, belanja pengadaan peralatan, belanja pakai habis, belanja sosialisasi dan belanja penegakan/razia kendaraan bermotor wajib uji. Disamping perencanaan anggaran juga dilakukan penentuan target pendapatan yang diperoleh dari retribusi kendaraan wajib uji namun dalam penentuan target tidak didasarkan pada data jumlah kendaraan namun hanya berdasarkan proyeksi

(24)

sehingga masih banyak kendaraan wajib uji yang belum melakukan pengujian berkala.

Dalam kegiatan pengorganisasian terdapat unit organisasi pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak yang berkaitan dengan kegiatan pengujianberkala kendaraan bermotor yaitu seksi pengujian kendaraan bermotor, seksi pengawasan dan subag keuangan. Seksi pengujian kendaraan bermotor melaksanakan tugas dan fungsi menerima pendaftaran, pembayaran, pengujian, penerbitan keputusan hasil pengujian dan penerbitan buku/kartu hasil uji. Seksi pengawasan mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawaasan di jalan terhadap kendaraan yang tidak melakukan pengujian. Kasubag keuangan mempunyai tugas dan fungsi melakukan penetapan target, menerima dan mengelola data pendapatan retribusi dan mengevaluasi pendapatan retribusi. Masih terdapat satu tugas dan fungsi yang belum dapat dilaksankana yaitu melakukan sosialisasi dan komunikasi terhadap pemilik kendaraan bermotor yang tidak melakukan pengujian kendaraan.

Dalam penggerakan kegiatan pengujian berkala kendaraan bermotor seharusnya dilakukan berbagai upaya memotivasi kepada petugas dan masyarakat pemilik kendaraan wajib uji. Kegiatan pengujian kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan dalam rangka motivasi kepada penguji dilakukan baru sebatas pemberian insentif uang lembur apabila para petugas melakukan kegiatan setelah jam kantor dan jumlah kendaraan yang diuji setiap hari melebihi quota yang telah ditetapkan upaya lain belum banyak dilakukan. Pemberian biaya perjalanan dinas dalam kegiatan pengujian keliling juga merupakan bentuk motivasi yang bisa dilakukan. Pemberian motivasi berupa pengembangan karier melalui perubahan status pejabat fungsional dan bagi pegawai kontrak pemberian motivasi dapat dilakukan melalui perubahan status menjadi tenaga ahli sehingga terdapat peningkatan dalam penghasilan setiap

bulannya. Pemberian motivasi juga dapat dilakukan melalui pemberian pengarahan pada awal melaksanakan kegiatan dan mengakhiri kegiatan. Pemberian motivasi kepada masyarakat pemilik kendaraan wajib uji dilakukan misalanya penyampaian informasi melalui media sosial, baligho, pemberian surat pemberitahuan dan kegiatan sosialisasi.

Kegiatan pengawasan dalan pengujian kendaraan bermotor dapat dilakukan melalui pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung . Pengawasan langsung dilakukan oleh atasa langsung secara berjenjang yaitu dari Kepala Dinas kepada kepala bidang, kepada kepala seksi,kepada koordinator penguji dan kepada para petugas dan kegiatan pengawasan tidak langsung dilakukan melalui kewajiban melakukan pelaporan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui kewajiban penyampaian laporan secara berkala yaitu perhari, perminggu, perbulan, persemester dan perbulan. Selain itu pengawasan dilakukan oleh pihak eksternal di luar Dinas Perhubungan seperti pengawasan oleh aparat pengawasan internal pemerintah, aparat penegak hukum dan pengawasan masyarakat. Pengawasan yang telah dilakukan dalam kegiatan pengujian kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten yaitu dalam pengawasan langsung oleh atasan langsung belum secara efektif dilakukan. Pengawasan ekternal di luar dinas perhubungan dilakukan setiap awal tahun dan akhir tahun dengan melakukan pemeriksaan barang persediaan seperti plat uji dan kartu/buku uji. Pengawasan melalui pelaporan telah dilakukan sejak dua bulan terakhir dengan melakukan pelaporan harian setelah pelayanan sementara pelaporan mingguan dan bulanan belum dilakukan. Selain itu pengawasan juga dilakukan melalui kegiatan rekonsiliasi data secara berkala dan pengawasan dilakukan oleh bidang lain dengan melakukan terhadap kendaraan yang masuk. Pengawasan kepada masyarakat yang

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden sudah memiliki upaya pencegahan gigitan nyamuk, hal ini dapat dilihat dari banyaknya responden

Penerapan proses manajemen risiko dapat dilakukan pada seluruh aktivitas bisnis perusahaan air minum atau secara khusus lebih menekankan pada aktivitas manajemen

memahami al-taubah dalam setiap benak pembaca, Imam al-Qusyairiy mulai memasukan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang Islam, dengan menegaskan bahwa taubat

1) KUR melalui lembaga linkage dengan pola channeling berdasarkan dengan lampiran Permenko No. 8 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat:.. Lembaga

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian siswa terhadap pembelajaran seni tari tergolong baik.Ini sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan ke

Analisis tanah menunjukkan bahwa pH media andosol kapur adalah 7,74 dan pH media podsolik kapur 7,66 sehingga kedua media tersebut memiliki jumlah fosfor tersedia yang

Skripsi ini berjudul Representasi Citra Perempuan Dalam Lirik Lagu (Analisis Semiotika Representasi Citra Perempuan dalam Lirik Lagu "Cewek B Aja" oleh Kemal

Hasil dari analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa Lingkungan Bisnis (X3) memiliki hubungan yang tidak signifikan dikarenakan tingkat signifikansi