• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber Daya Bukan Manusia

Dalam dokumen ISSN X Vol. XII No. 2, Desember 2020 (Halaman 31-35)

Faktor kinerja seksi pengujian kendaraan bermotor dalam peningkatan pendatapan asli desa pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak yaitu faktor sumber daya bukan manusia. Faktor sumber daya bukan manusia pada seksi pengujian kendaraan bermotor terdiri dari aspek perlengkapan, gedung, lingkungan kerja, teknologi, modal dan kebijakan keuangan. Perlengkapan kantor yaitu Perlengkapan kantor untuk mendukung kegiatan pendaftaran, penyimpanan data dan pencetakan kartu uji dinilai belum memadai. Perlengkapan kantor yang ada yaitu komputer, printer dengan kondisi baik atau rusak. Selain perlengkapan kantor juga terdapat peralatan uji kendaraan bermotor. Berdasarkan Permenhub No. 33/2015 bahwa perlengkapan pengujian kendaraan bermotor terdiri dari (1) alat uji emisi gas buang; (2) alat uji ketebalan asap gas buang (smoke tester); (3) alat uji kebisingan suara klakson dan/atau knalpot; (4) alat uji rem; (5) alat uji lampu; (6) alat uji kincup roda depan; (7) alat uji penunjuk kecepatan; (8) alat pengukur kedalaman alur ban; (9) alat pengukur berat; (10) alat pengukur dimensi; (11) alat uji daya tembus cahaya pada kaca; (13) Peralatan penunjang (kompresor udara dan generator set) dan Peralatan bantu (palu, senter, alat bantu uji dimensi, alat untuk pengambilan foto berwarna kendaran wajib uji, alat untuk mengisi, membaca, mengubah dan menghapus hasil uji pada kartu uji, alat untuk mengumpulkan dan menyimpan data

hasil uji secara digital dan toolkit). Dari peralatan yang harus ada sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan maka pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak kondisi peralatan uji dinyatakan sudah lengkap hanya tinggal peralatan bantu yang harus dipenuhi. Namun demikian masih terdapat permasalahan lain yaitu masih terdapat 2 jenis peralatan yang tidak berfungsi yaitu alat pengukur berat dan generator set yang pada tahun anggaran 2021 segera diperbaiki.

Gedung dalam kegiatan pengujian kendaraan bermotor terdiri dari kantor dan tempat kegiatan pengujian yang keduanya sangat penting. Gedung merupakan setiap tempat yang biasanya dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha (pekerjaan kantor, pekerjaan tulis menulis). Disamping itu gedung merukana mempunyai fungsi kantor yaitu untuk memberikan pelayanan komunikasi dan catatan-catatan

Dalam kegiatan pengujian kendaraan fungsi gedung yaitu sebagai tempat pelayanan administrasi dan tempat untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor. Tempat untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor dalam suatu perusahaan disebut pabrik. Pengertian pabrik menurut kamus adalah bangunan dengan perlengkapan mesin tempat membuat atau memproduksi barang tertentu dalam jumlah besar untuk diperdagangkan. Pabrik adalah prasarana produksi bagi perusahaan atau administrasi bisnis terutama yang memproduksi barang. Kondisi gedung pengujian kendaraan bermotor pada dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dinilai belum memadai. Kondisi gedung pengujian kendaraan bermotor, dengan luas lahan 7.176,96 m2, dengan luas bangunan pengujian 342,75 m2, alur uji 119,8 m2, bangunan administrasi 287,82 m2, lebar jalan keluar masuk 4,05 m2, luas lahan parkir 737,76 m2. Panjang gedung pengujian kendaraan bermotor yaitu 20 meter lebar 10 meter dengan pembagian ruang dibagi 2 sebelah kanan untuk jalur kendaraan yang akan diuji

dan jalur kiri untuk ruangan. Ruangan terdiri dari ruang tunggu, ruang administrasi dan arsip dan ruang kepala bidang. Kondisi ruang tersebut belum dikatakan nyaman karena dalam bekerja masih terganggu oleh kebisingan kendaraan yang akan diuji. Ruang tunggu juga masih sempit sehingga tidak nyaman untuk tempat para pemilik kendaraan yang akan diuji. Fungsi kantor pada kegiatan pengujian kendaraan bermotor digunakan untuk memberikan pelayanan pendaftaran bagi pengujian berkala pertama dan konsultasi bagi pemilik kendaraan wajib uji yang perlu penjelasan. Selain itu tempat untuk menyimpan dan mengolah data serta mencetak kartu tanda lulus pengujian kendaraan bermotor. Kurang luasnya gedung yang berfungsi sebagai kantor menyebabkan kegiatan untuk memberikan penjelasan tata cara pendaftaran, pembayaran dan pengujian kendaraan bermotor tidak efektif. Selanjutnya dengan panjang ruangan yang tidak memadai hanya cukup tiga mobil untuk antrian maka menyebabkan jumlah kendaraan yang akan diuji sedikit. Jika kondisi hujan tahapan pengujian juga akan tergangu karena kegiatan pra uji yang meliputi pengukuran dimensi kendaraan dilakukan di luar ruangan.

Lingkungan kerja dalam kegiatan pengujian berkala kendaraan bermotor terdiri atas gedung kantor, perkakas atau alat uji dan tata ruang kantor, serta kondisi-kondisi fisik, di dalam mana petugas melaksanakan pekerjaan administrasi maupun pengujian. Ruang lingkup lingkungan kerja organisasi pengujian berkala kendaraan bukan hanya berupa fisik tetapi juga non fisik seperti uraian jabatan, outoritas, target kerja, pola komunikasi, hubungan kerja, iklim kerja dan peluang berkarier. Ruang lingkup lingkungan kerja kegiatan pengujian berkala kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak yang berbentuk non fisik dapat digambarkan bahwa uraian jabatan masing-masing

petugas seperti petugas administrasi dan petugas pengujian belum ditetapkan karena kurangnya jumlah SDM sehingga satu orang dapat mengerjakan beberapa jenis pengujian dan petugas penguji juga melaksanakan kegiatan administrasi. Otoritas penentuan kelulusan masing dilakukan oleh kepala bidang hal ini karena jabatan kepala seksi kosong sehingga pengawasan tidak dapat dilakukan secara intensif setiap waktu karena ruang lingkup jabatan kepala bidang yang luas sehingga tidak terlalu fokus pada kegiatan pengujian. Target kerja dalam pengujian kendaraan bermotor selama ini belum ditentukan hanya berdasarkan jam kerja belum berdasarkan jumlah kendaraan yang diuji. Pola komunikasi belum teratur terutama informasi mengenai hasil pengujian kendaraan yang seharusnya dari penguji disampaikan kepada koordinator penguji dan tidak diperkenankan untuk disampaikan kepada pemilik kendaraan sehingga pengumuman hasil uji kendaraan seharusnya dilakukan berdasarkan rekap pengujian dari masing-masing komponen. Hubungan kerja dalam pengujian kendaraan bermotor baru terbatas pada seksi pengujian kendaraan belum dilakukan hubungan kerja eksternal dalam dinas perhubungan dan hubungan kerja ke luar dinas perhubungan. Hubungan kerja ke luar dinas perhubungan perlu dilakukan dalam rangka mendorong peningkatan jumlah kendaraan wajib uji melalui permohonan bantuan kepada camat dan para kepala desa agar warganya atau pemilik kendaraan wajib uji melakukan pengujian. Iklim kerja dalam kegiatan pengujian kendaraan bermotor diinternal tim cukup kondusif namun karena kurangnya pengawasan dari pimpinan unit karena adanya kekoasongan jabatan kasi maka kedisiplinan dan semangat kerja masih perlu ditingkatkan. Dengan status petugas penguji non PNS maka sulit dikembangkan untuk memanfaatkan peluang berkarier dalam jabatan penguji kendaraan bermotor hal ini berbeda dari petugas yang berstatus

sebagai PNS dapat dialih fungsikan menjadi pejabat fugnsional.

Dalam kegiatan pengujian berkala kendaraan bermotor teknologi diartikan sempit yaitu berkaitan dengan teknologi mesin sebagai penggantian tenaga manusia. Dalam pengujian kendaraan pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak teknologi yang digunakan yaitu teknologi aplikasi sistem informasi manajemen dan teknologi alat-alat uji. Dengan aplikasi sistem informasi manajemen keselamatan lalu lintas maka pendaftaran dilakukan secara online dan data-data kendaraan dapat disimpan dalam bentuk soft copy sehingga memudahkan untuk penyimpanan dan pencarian apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Hasil observasi lapangan penggunaan aplikasi tersebut belum sepenuhnya dirasakan kemudahanya oleh pemilik kendaraan wajib uji karena masih banyak yang tidak mempunyai handphone

android dan masih gagap teknologi.

Meskpin sudah menggunakan sistem pendaftaran online namun masih banyal dijumpai pemilik kendaraan wajib uji masih mengandalkan petugas sehingga memunculkan praktek percaloan yang menyebabkan biaya tinggi. Masalah berikutnya dalam penggunaan aplikasi sistem informasi pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak karena kurangnya kapasitas aplikasi tersebut maka pendaftaran hanya baru dapat dilakukan setiap hari 25 kendaraan padahal menurut beberapa sumber pendaftaran dengan cara manual bisa dilakukan untuk 35-40 buah kendaraan perhari. Dengan demikian teknologi sistem informasi manajemen belum efektif dengan melihat jumlah kendaraan yang melakukan pengujian setiap hari karena belum sesuai dengan tujuan teknologi adalah untuk menggantikan tenaga manusia dan meningkatkan produktivitas. Penggunaan alat canggih yang dilakukan pada pengujian kendaraan bermotor di Dishub Kabupaten Lebak beberapa alat sudah mampu sedikit mengganti tenaga manusia. Namun karena

tidak diikuti dengan pengetahuan petugas dalam memelihara (maintainance) atau service alat bila ada kerusakan ringan maka masih harus mendatangkan tenaga untuk pemeliharaan atau service sehingga masih diperlukan biaya yang cukup besar. Hal ini berarti belum adanya transfer of knowledge dalam pengetahuan pemeliharaan alat baru pengetahuan dalam penggunaan alat sehingga masih belum efesien dalam penggunaan anggaran. Teknologi sim terkesan malah mempersulit, dan mengurangi kuota dibandingkan dengan pengujian kendaraan yang dilakukan secara manual.

Aspek dari faktor sumber daya bukan manusia dalam menunjang kinerja seksi pengujian kendaraan bermotor yaitu modal. Pengertian modal dalam kegiatan pengujian kendaraan bermotor yaitu barang-barang fisik yang digunakan untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor. Bila diwujudkan dalam bentuk uang maka dapat diketahui dari belanja barang-barang yang digunakan untuk mendukung kegiatan pengujian kendaraan bermotor baik langsung maupun tidak langsung. Sesuai Permendagri No. 13/2006, bahwa belanja modal merupakan bagian dari kelompok belanja daerah, yang memiliki pengertian berupa pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan. Belanja modal untuk menunjang kegiatan pengujian berkala kendaran yaitu termasuk belanja pembangunan gedung administrasi dan gedung pengujian, belanja peralatan dan mesin, belanja modal gedung dan bangunan. Pengujian kendaraan merupakan kegiatan pemerintah yang ada pada organisasi publik yaitu Dinas Perhubungan namun kegiatan tersebut menghasilkan pendapatan retribusi dari pemilik kendaraan yang melakukan uji

kendaraan. Belanja modal dalam kegiatan pengujian berkala kendaraan bermotor berdasarkan data pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak meliputi gedung administasi/pengujian yang diadakan pada tahun 1991, perlengkapan kantor, peralatan komputer tahun pengadaan 2019 dan alat-alat pengujian dengan tahun pengadaan tahun 2011 sampai dengan tahun 2019 dengan total nilai investasi sebesar Rp. 3 milyar. Dengan nilai investasi sebesar kurang lebih tiga milyar ditambah biaya operasional maka seharusnya dalam kurun waktu 5 tahun modal yang diinvestasikan dapat dikembalikan ke daerah dalam bentuk pendapatan retribusi pengujian kendaraan bermotor dengan catatan kinerja pengujian berkala kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dapat ditingkatkan.

Kebijakan keuangan menjadi salah satu aspek dalam faktor yang menentukan kinerja organisasi yang mempuyai tugas melakukan pengujian kendaraan bermotor. Masalah keuangan dalam suatu organisasi merupakan unsur yang cukup penting disamping unsur manusia untuk itu kebijakan keuangan yang komprehensif mutlak diperlukan. Demikian pula dalam meningkatkan kinerja peningkatan retribusi pengujian berkala kendaraan bermotor harus ditunjang dengan kebijakan keuangan agar semua faktor mampu diadakan untuk mendukung kinerja organisasi. Untuk itu dalam kegiatan pengujian kendaraan bermotor selalu harus dipikirkan bagaimana mendapatkan pendapatan melalui retribusi dan berapa anggaran yang telah digunakan untuk mendukung kegiatan tersebut. Gambaran kebijakan anggran dalam kegiatan pengujian kendaraan pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dapat dilihat dari data kegiatan untuk menunjang kegiatan pengujian kendaraan bermotor berupa kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat pengujian kendaraan bermotor. Kebijakan keuangan pada kegiatan pengujian kendaraan bermotor dapat

diketahui dari jumlah anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setiap tahun untuk kegiatan penunjang kegiatan pengujian kendaraan bermotor. Berdasarkan data pada Dinas Perhubungan Kabupaen Lebak kegiatan yang dianggarkan setiap tahun rata-rata kurang dari satu milyar. Pada tahun anggaran 2020 kegiatan yang dianggarakan yaitu kegaitan rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat pengujian kendaraan sebesar Rp. 152.358.180 yang terdiri dari belanja pegawai untuk honorariun kinerj apengelola kegiatan dan belanja barang dan jasa untuk kegitan belanja premi asuransi kesehatan, premi asuransi ketenagakerjaan, cetak dan penggandaan, pemeliharaan peralatan dan mesin, jasa pengeawai honorer/tidak tetap dan jasa konsultan nonkunstruksi. Kegiatan pengadaan tanda bukti lulus uji dan kelengkapan pengujian kendaraan bermotor sebesar Rp. 476.133.750 digunakan untuk belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja modal pengadaan peralatan personal komputer. Kegiatan yang dianggarkan pada tahun 2020 hanya sebatas untuk keperluan pegawai tidak tetap mengingat pada tahun 2020 terjadi pandemi Covid 19 sehingga beberapa anggaran mengalami refocusing. Selain penganggaran untuk pemeliharaan yang dianggarkan setiap tahun sebagaimana diuraikan di atas penganggaran dilakukan untuk kegiatan pengadaan peralatan uji kendaraan dan untuk belanja tidak langsung berupa gaji dan tunjangan pegawai negeri sipil. Dengan demikian maka kebijakan anggaran yang telah ditetapkan dalam kegiatan pengujian berkala kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak telah lengkap dari mulai pengadaan peralatan, pemeliharaan dan belanja personil hanya karena kemampuan keuangan daerah Kabupaten Lebak yang masih rendah kedepan besarnya anggaran pemeliharaan dan kesejahteraan pegawai perlu ditingkatkan.

Hasil akhir dari penelitian faktor sumber daya bukan manusia bahwa pada aspek pelayanan masih perlu ditingkatkan jumlah kendaraan yang melakukan pengujian setiap harinya dan memperluas jangkauan pelayanan melalui pelayanan uji keliling. Kondisi gedung cukup memadai untuk dapat melayani jumlah kendaraan wajib uji se-kabupaten, lingkungan kerja uraian jabatan, outoritas, target kerja, pola komunikasi, hubungan kerja, iklim kerja dan peluang berkarier masih belum dipertimbangkan untuk meningkatkan kinerja. Teknologi alat belum dikuasi dengan baik oleh petugas karena belum adanya transfer of knowledge sehingga dalam pemeliharaan alat masih berbiaya tinggi. Modal untuk kegiatan pengujian kendaraan bermotor berupa alat uji jumlah dan jenisnya sudah cukup memadai sesuai yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan. Kebijakan keuangan masih perlu ditingkatkan terutama kebijakan dalam meningkatkan kesejahteraan petugas hal tersebut untuk menjamin tidak adanya praktek pungutan liar dan percaloan.

SIMPULAN

Kinerja seksi pengujian kendaraan bermotor dalam peningkatan pendapatan asli daerah pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak didasarkan pada faktor proses kemanusiaan, pembentukan struktur, peningkatan pengetahuan, penguatan posisi strategis dan peningkatan sumber daya bukan manusia. Proses kemanusiaan meliputi penanaman nilai, pembentukan sikap, pembuatan dan penegakan norma dan pemahaman interaksi. Faktor struktur terdiri dari aspek penataan organisasi, sistem manajemen, sistem informasi manajemen dan fleksibilitas. Faktor pengetahuan terdiri dari pengetahuan teknis, pengetahuan administratif, pengetahuan proses kemanusiaan dan pengetahuan sistem. DAFTAR PUSTAKA

Denhardt, Janet V and Robert B Denhardt. 2007. The New Public Service expanded

Edition Serving, not Steering. New York,

London, England: ME Sharpe Armonk. Handayingrat, Soewarno. 1981. Pengantar

Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: PT. Gunung

Agung.

Hersey, Paul, Kenneth H. Blanchard dan Dewey E. Johnson. 1996. Management

of Organizational Behavior. New

Jersey: Prentice Hall. Inc.

Kumorotomo, Wahyudi. 1992. Etika Administrasi Negara. Jakarta: PT Raja

Grafindo.

Ndraha, Taliziduhu. 2010. Budaya

Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen

Sumber Daya Manusia. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Supratikno, Hendrawan. 2006. Manajemen

Kinerja untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Graha ilmu.

Siagian, Sondang P. 2001. Kerangka Dasar

Ilmu Administrasi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Siswanto. 2005. Pengantar Manajemen. Bandung: Bumi Aksara.

Umam, Khaerul. 2009. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Peraturan

Peraturan Daerah KabupatenLebak Nomor 48 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Leba

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Dalam dokumen ISSN X Vol. XII No. 2, Desember 2020 (Halaman 31-35)

Dokumen terkait