• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. Ahloowalia BS, Maluszynski M, Nichterlein K Global impact of mutation-derived varieties. Euphytica 135:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. Ahloowalia BS, Maluszynski M, Nichterlein K Global impact of mutation-derived varieties. Euphytica 135:"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ahloowalia BS, Maluszynski M, Nichterlein K. 2004. Global impact of mutation-derived varieties. Euphytica 135:187-204.

Asfaruddin. 1997. Evaluasi ketenggangan galur-galur padi gogo terhadap keracunan aluminium dan efisiensinya dalam penggunaan kalium. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sekolah Pascasarjana.

Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik Indonesia.

Jakarta.

Bakhtiar. 2007. Penapisan galur padi gogo (Oryza sativa L.) hasil kultur antera

untuk ketenggangan aluminium dan ketahanan terhadap penyakir blas. [Disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sekolah Pascasarjana.

Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2002. (Terjemahan), Biologi. Edisi ke

lima jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Delhaize E, Ryan PR. 1995. Aluminium toxicity and tolerance in plants. J Plant

Physiol 107:315-321.

Delhaize E, Craig S, Beaton CD, Bennet RJ, Jagadish VC, Randall PI. 1993. Aluminum tolerance in wheat (Triticum aestivum L.). 1. Uptake and

distribution of aluminum in root apices. Plant physiol. 103:683-693.

Djojosoebagio 1988. Dasar-dasar Radioisotop dan Radiasi dalam Biologi. Pusat

Antar Universitas. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Dwimahyani 1991. Studi sifat-sifat padi gogo. Risalah Pertemuan IlmiahAplikasi

Isotop dan Radiasi dalam Bidang Pertanian, Peternakan dan Biologi. 30

– 31 Oktober 1990. Jakarta: BATAN.

Edi S. 2004. Peningkatan ketenggangan terhadap aluminium dan pH rendah pada tanaman padi melalui keragaman somaklonal dan iradiasi sinar gamma. [Disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sekolah Pascasarjana.

Griffiths AJF, Wessler SR, Lewontin RC, Gelbart WM, Suzuki DT, Miller JH. 2005. Introduction to Genetic Analyses. Ner York: WH Freeman and

Company.

Gunn RH, Beatle JA, Reid RE, Van de Graff RHM. 1988. Australian Soil and Land Survey Handbook. Guidelines for Conducting Surveys. Inkata press.

(2)

Harsanti L, Ishak. 1999. Evaluasi sifat agronomis galur mutan padi Arias (Oryza

sativa L. ) pada generasi R3M4 dan R4M5. Penelitian dan

Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi. Jakarta:BATAN.

Herawati T, Setiamihardja R. 2000. Pemuliaan Tanaman Lanjutan. Bandung:

Universitas Padjadjaran.

Herison C, Rustikawati, Sutjahyo SH, Aisyah SI. 2008. Induksi mutasi melalui iradiasi sinar gamma terhadap benih untuk meningkatkan keragaman populasi dasar jagung (Zea mays L.). Jurnal Akta Agrosia 11:57-62.

Hutabarat D. 1991. Pengaruh sinar gamma terhadap toleransi aluminium pada padi varietas sentani melalui teknik kultur jaringan. Risalah Pertemuan

Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi dalam Bidang Pertanian, Peternakan

dan Biologi 30 – 31 Oktober 1990. Jakarta: BATAN.

Ishikawa S, Wagatsuma T. 1998. Plasma membrane permeability of root-tip cells following temporary exposure to Al ions is a rapid measure of Al tolerance among plant species. Plant Cell Physiol 39:516-525.

Ishak. 1997. Seleksi somaklonal umur genjah tanaman padi genotipe R1, R2 dan

R3. Zuriat 8:8. [Dalam] Harsanti L, Ishak. Evaluasi sifat agronomis galur

mutan padi Arias (Oryza sativa L.) pada generasi R3M4 dan R4M5. Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi.

Jakarta:BATAN.

Ismachin M. 1988. Pemuliaan tanaman dengan mutasi buatan. Pusat Aplikasi

Teknologi Isotop dan Radiasi. Jakarta:BATAN.

Ismunadji M, Soetjipto P, Sudrajat AR. 1990. Pengelolaan agrohara tanaman pangan di lahan pasang surut dan rawa. Risalah Seminar Usahatani.

Bogor, 19-21 September 1989. Badan Litbang Pertanian.

Jagau Y. 2000. Fisiologi dan pewarisan efisiensi nitrogen dalam cekaman aluminium pada padi gogo. [Desertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sekolah Pascasarjana.

Jusuf M. 2001. Genetika I, Struktur dan Ekspresi Gen. Jakarta: Sagung Seto.

Kasim N, Sopandie D, Harran S, Jusuf M. 2001. Pola akumulasi dan sekresi asam sitrat dan asam malat pada beberapa genotipe kedelai toleran dan peka aluminium. Hayati 8:58-61.

Khatiwada SP, Senadhira D, Carpena AL, Zeigler RS, Fernandez PG. 1996. Variability and genetics of tolerance for aluminum toxicity in rice. Theor

(3)

Kochian LV. 1995. Cellular mechanisms of aluminum toxicity and resistance in plant. Annu Rev Plant Physiol Mol Biol 46: 237-260.

Kochian LV, Hoekenga OA, Pineros MA. 2004. How do crop plant tolerate acid soils? Mechanisms of aluminum tolerance and phosporus efficiency. Annu

Rev Plant Biol 55: 459-493.

Kochian LV, Pineros MA, Hoekenga OA. 2005. The physiology, genetics and molecular biology of plant aluminum resistance and toxicity. Plant Soil

274: 175-195.

Leiwakabessy FM. 1988. Kesuburan Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian.

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ma JF. 2000. Role of organic acids in detoxification of aluminum in higher plants. Plant Cell Physiol 41:383-390.

Marschner H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. Acad Press. San Diego. 889p.

Martiansyah I. 2008. Sekresi asam malat oleh akar tanaman padi pada kondisi cekaman aluminium. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Matsumoto H. 2000. Cell biology of aluminum toxicity and tolerance in higher plants. Int Rev Cytol 200: 1-46.

Matsumoto H, Yamamoto Y, Kasai M. 1992. Changes of some properties of plasma membrane-enriched fraction of barley roots related to aluminum stress:Membrane-associated ATPase, aluminum and calcium. Soil Sci

Plant Nutr 38: 411-419.

Miftahudin, Scholes GJ, Gustafson JP. 2002. AFLP markers tightly linked to the aluminum-tolerance gene Alt3 in rye (Secale cereale L.) Theor Appl Genet 104:626-631.

Miftahudin, Chikmawati T, Ross K, Scoles GJ, Gustafson JP. 2005. Targeting the aluminum-tolerance gene Alt3 region in rye, using rice/rye micro-

colinearity. Theor Appl Genet 110:906-913.

Mugiono, Rustandi T. 1991. Mutan Genjah dari Varietas Cisadane. Risalah Pertemuan Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi dalam Bidang Pertanian,

Peternakan dan Biologi. 30 – 31 Oktober 1990. Jakarta: BATAN.

(4)

Partohardjono S, Zaini Z, Anwarhan H. 1997. Tantangan dan harapan produksi pangan di wilayah lahan kering untuk memenuhi pangan nasional. Dalam

Arifin B, Silitonga C, Sawit MH, dan Utomo M. (Eds). Proseding Seminar Nasional Pemberdayaan Lahan Kering untuk penyediaan pangan

abad 21. Kerjasama PERHEPI Indonesia dengan UNILA. Lampung,

Pebruari 1997. hlm. 47-67

Poespodarsono S. 1986. Dasar ilmu Pemuliaan Tanaman. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Purnamaningsih R, Mariska I. 2003. Regenerasi kalus embrionik padi setelah diseleksi dengan Al dan pH rendah. Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan

Bioteknologi Tanaman. Bogor, 23-24 September 2003.

Purnamaningsih R, Mariska I. 2008. Pengujian nomor-nomor harapan padi tahan Al dan pH rendah hasil seleksi in vitro dengan kultur hara. Jurnal Agro

Biogen 4:18-23.

Purwoko BS, Dewi IS, Utami DW, Suwarno. 2005. Perakitan Padi gogo toleran aluminium asal tanaman haploid ganda hasil kultur antera. Laporan HB XI. LPPM/IPB.73 hlm.

Ratma R. 1988. Studi pengaruh irradiasi gamma terhadap timbulnya mutasi imbas pada kedelai. Hasil penelitian 1981-1987. Pusat Aplikasi Teknologi Isotop

dan Radiasi. Jakarta:BATAN.

Roesmarkan S, Subandi, Muchlis E. 1992. Penyaringan material koleksi sorgum di tanah masam PMK. Penelitian Pertanian. 11:366-370.

Sanusi MA, Mugiono. 1991. Pengamatan pertumbuhan galur mutan padi gogo toleran terhadap keracunan aluminium di Jasinga. Risalah Pertemuan

Ilmiah.Aplikasi Isotop dan Radiasi dalam Bidang Pertanian, Peternakan

dan Biologi. 30 – 31 Oktober 1990. Jakarta: BATAN.

Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2009. El nino, ancaman terhadap produksi padi nasional. http://www. setneg.go.id/index.php?option =com_ content&task =view&id=3794&Itemid=29 [22 Juli 2009].

Sivaguru M, Paliwal K. 1993. Differential aluminum tolerance in some tropical rice cultivars II. Mechanism of aluminum tolerance. J Plant Nutr

16:1717-1732.

Soedjono S. 2003. Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam pemuliaan tanaman. Jurnal Litbang Pertanian 22:70-78.

Soepardi G. 1988. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Tanah IPB. Bogor. p. 270-340.

(5)

Suardi D. 2002. Perakaran padi dalam hubungannya dengan toleransi tanaman terhadap kekeringan dan hasil. Jurnal Litbang Pertanian 21:100-108.

Suparto H. 1999. Evaluasi ketenggangan padi gogo terhadap cekaman aluminium dan efisiensinya penggunaan nitrogen. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sekolah Pascasarjana.

Suprihatno B et al. 2007. Deskripsi VarietasPadi. Subang : Balai Besar

Penelitian Tanaman Padi.

Sutaryo B, Purwantoro A, Nasrullah.2005. Seleksi beberapa kombinasi persilangan padi untuk ketahanan terhadap keracunan aluminium. Ilmu

Pertanian 12:20-31.

Sutisna, Mugiono. 1991. Penampilan Beberapa Galur Mutan Harapan Padi Gogo.

Risalah Pertemuan Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi dalam Bidang

Pertanian, Peternakan dan Biologi. 30 – 31 Oktober 1990. Jakarta:

BATAN.

Swasti E. Fisiologi dan pewarisan sifat efisiensi fosfor pada padi gogo dalam keadaan tercekam aluminium. [Disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sekolah Pascasarjana.

Tan K, Keltjens WG, Findenegg GR. 1993. Aluminum toxicity with sorghum genotypes in nutrient solution and its amelioration by magnesium. J Plant Nutr 155: 81-86.

Taylor GJ. 1988. Physiology of aluminium tolerance in higher plant. Common Soil SCi . Plant Annal 19: 179-194.

Taylor GJ. 1991. Current views of the aluminum stress response. The physiological basic of tolerance. Current Topics Plant Biochem Physiol

10: 57-93.

Trikoesoemaningtyas. 2002. Fisiologi dan pewarisan sifat efisiensi kalium dalam keadaan tercekam aluminium pada padi gogo (Oryza sativa L.) [Disertasi].

Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sekolah Pascasarjana.

Utami DW et al. 2008. Data penelitian pencarian alel penting pada plasma

nutfah toleran cekaman biotik dan abiotik. Penel. APBN. BB-BIOGEN.

Wahyuningsih E. 2009. Peroksidasi lipid, aktivitas SOD, dan sekresi asam sitrat pada padi lokal Indonesia selama mendapat cekaman aluminium. [Tesis] Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sekolah Pascasarjana.

(6)

Widjaya–Adhi IPG, Subiksa IGM, Soetjipto Ph, Radjagukguk B. 1990. Pengelolaan tanah dan air lahan pasang surut. Risalah Seminar usaha tani

di lahan pasang surut dan rawa. Bogor. 19-21 September 1989. Badan

Litbang Pertanian.

Yamamoto Y, Kobayashi Y, Devi SR, Rikiishi S, Matsumoto H. 2003. Oxidative stress triggered by aluminum in plant roots. Plant Soil 255: 239-243.

(7)
(8)

Lampiran 1 Komposisi media minimum kultur hara (Miftahudin et al. 2002)

Reagen (PA) Konsentrasi

CaCl2.2H2O 0.400 mM

KNO3 0.065 mM

MgCl2.6H2O 0.250 mM

(NH4)2SO4 0.010 mM

(9)

Lampiran 2 Daya kecambah dan jumlah mutan pada penapisan dengan kultur hara varietas IR64 dosis radiasi 0.2 kGy generasi M1

Varietas IR64 0.2 kGy Nomor Rumpun Daya Kecambah (%) Jumlah

Mutan Rumpun Nomor

Daya Kecambah (%) Jumlah Mutan 1 99 0 26 96 0 2 95 0 27 94 0 3 93 0 28 99 0 4 98 0 29 91 0 5 97 0 30 92 0 6 96 0 31 96 0 7 98 0 32 98 0 8 95 0 33 100 0 9 96 0 34 98 0 10 97 0 35 95 0 11 97 0 36 92 0 12 95 0 37 93 0 13 94 0 38 97 0 14 96 0 39 90 0 15 96 0 40 96 0 16 94 0 41 100 0 17 92 0 42 91 0 18 96 0 43 100 0 19 95 0 44 99 0 20 97 0 45 99 0 21 92 0 46 99 0 22 96 0 47 96 0 23 94 0 48 90 0 24 97 0 49 96 0 25 92 0 50 95 0

Total biji yang ditapis : 4779

Total mutan : 0

Rata-rata daya kecambah biji M1 : 95.58%

(10)

Lampiran 3 Daya kecambah dan jumlah mutan pada penapisan dengan kultur hara varietas IR64 dosis radiasi 0.3 kGy generasi M1

Varietas IR64 0.3 kGy Nomor Rumpun Daya Kecambah (%) Jumlah

Mutan Rumpun Nomor

Daya Kecambah (%) Jumlah Mutan 1 96 3 26 92 3 2 97 1 27 85 2 3 85 1 28 98 1 4 95 2 29 97 2 5 91 4 30 82 1 6 94 1 31 74 1 7 95 3 32 81 1 8 93 2 33 82 3 9 94 2 34 92 1 10 77 1 35 96 2 11 81 4 36 92 2 12 92 2 37 95 2 13 95 1 38 97 1 14 96 3 39 94 2 15 97 1 40 95 3 16 96 2 41 98 1 17 78 2 42 97 4 18 92 4 43 96 2 19 94 1 44 97 1 20 85 3 45 94 1 21 98 1 46 98 3 22 95 1 47 97 2 23 94 2 48 96 3 24 88 1 49 93 1 25 93 2 50 96 1 Total biji yang ditapis : 4605

Total mutan : 96

(11)

Lampiran 4 Daya kecambah dan jumlah mutan pada penapisan dengan kultur hara varietas HB dosis radiasi 0.2 kGy generasi M1

Varietas HB 0.2 kGy Nomor Rumpun Daya Kecambah (%) Jumlah

Mutan Rumpun Nomor

Daya Kecambah (%) Jumlah Mutan 1 90 2 26 92 1 2 89 1 27 94 2 3 92 1 28 86 2 4 94 4 29 91 4 5 87 3 30 89 1 6 94 1 31 92 1 7 91 2 32 91 2 8 93 2 33 93 2 9 92 2 34 93 1 10 90 1 35 95 1 11 96 2 36 94 2 12 88 1 37 94 1 13 94 1 38 95 2 14 96 3 39 96 3 15 95 2 40 95 1 16 96 1 41 92 1 17 96 1 42 93 1 18 93 1 43 93 2 19 91 1 44 96 2 20 92 1 45 96 3 21 93 2 46 97 2 22 90 1 47 94 4 23 91 2 48 92 1 24 91 1 49 94 2 25 96 1 50 90 3 Total biji yang ditapis : 4637

Total mutan : 87

Rata-rata daya kecambah biji M1 : 92.74%

(12)

Lampiran 5 Daya kecambah dan jumlah mutan pada penapisan dengan kultur hara varietas HB dosis radiasi 0.3 kGy generasi M1

Varietas HB 0.3 kGy Nomor Rumpun Daya Kecambah (%) Jumlah

Mutan Rumpun Nomor

Daya Kecambah (%) Jumlah Mutan 1 95 3 26 89 6 2 79 2 27 92 1 3 87 4 28 81 2 4 86 1 29 85 3 5 92 2 30 88 2 6 94 2 31 85 4 7 98 1 32 96 2 8 89 5 33 78 4 9 89 3 34 82 1 10 90 2 35 84 2 11 92 2 36 97 5 12 92 4 37 84 1 13 90 2 38 91 2 14 87 1 39 93 4 15 94 4 40 82 4 16 93 5 41 84 1 17 90 3 42 95 6 18 96 1 43 88 2 19 97 4 44 76 2 20 94 3 45 87 2 21 77 2 46 86 4 22 82 1 47 82 1 23 95 4 48 91 3 24 88 5 49 83 2 25 83 3 50 84 7 Total biji yang ditapis : 4412

Total mutan : 142

(13)

Lampiran 6 Nomor-nomor tanaman padi mutan berpotensi hasil seleksi generasi M1

Varietas Nomor-nomor Tanaman Mutan Potensi

1 - 28 8 - 78 12 - 17 18 - 60 24 - 68 33 - 16 48 - 32 5 - 37 9 - 12 14 - 75 19 - 82 27 - 26 35 - 22 49 - 36 6 - 10 11 - 23 17 - 20 20 - 69 32 - 19 36 - 05 50 - 28 IR64 0.3 7 - 89 11 - 43 17 - 78 21 - 32 33 - 04 40 - 49 8 - 89 13 - 76 22 - 70 28 - 57 35 - 58 41 - 18 45 - 93 9 - 14 15 - 55 23 - 05 29 - 55 39 - 02 43 - 71 48 - 60 HB 0.2 11 - 43 17 - 28 26 - 55 30 - 26 39 - 11 45 - 07 49 - 21 3 - 07 12 - 77 16 - 47 23 - 60 35 - 35 42 - 84 48 - 18 4 - 45 13 - 35 17 - 04 23 - 82 36 - 60 45 - 55 49 - 09 7 - 46 13 - 38 17 - 12 24 - 81 38 - 67 46 - 60 49 - 30 8 - 55 15 - 80 20 - 11 28 - 40 39 - 28 46 - 83 50 - 56 9 - 16 16 - 01 20 - 68 31 - 19 40 - 67 47 - 33 50 - 80 HB 0.3 12 - 54 16 - 20 23 - 15 33 - 05 41 - 42 48 - 02 Keterangan : 1-28 nomor biji

nomor rumpun

(14)

Lampiran 7 Deskripsi padi varietas IR64

Deskripsi padi varietas IR64 Nomor seleksi : IR18348-36-3-3

Asal persilangan : IR5657/IR2061 Golongan : Cere

Umur tanaman : 110-120 hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : 115-126 cm Anakan produktif : 20-35 batang Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau

Muka daun : Kasar Posisi daun : Tegak Daun Bendera : Tegak

Bentuk gabah : Ramping, panjang Warna gabah : Kuning bersih Kerontokan : Tahan

Kerebahan : Tahan Tekstur nasi : Pulen Kadar amilosa : 23% Bobot 1000 butir : 24.1 gr Rata-rata hasil : 5.0 t/ha GKG Potensi hasil : 6.0 t/ha GKG Ketahanan terhadap :

Hama : - Tahan wereng cokelat biotipe 1,2 dan agak tahan wereng cokelat biotipe 3

Penyakit : - Agak tahan hawar daun bakteri strain IV - Tahan virus kerdil rumput

Anjuran tanam : - Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran Rendah sampai sedang

Pemulia : Introduksi dari IRRI Dilepas tahun : 1986

(15)

Lampiran 8 Deskripsi padi varietas Hawara Bunar

Deskripsi padi varietas Hawara Bunar Warna lamina daun : Hijau tua

Postur Tanaman : Tegak Ketahanan terhadap : Aluminium Jumlah anakan : 7

Tinggi tanaman : 158.3 cm Umur berbunga : 120 hari Berat kering tanaman : 44.3 gr

(Utami et al. 2008)

(16)

Lampiran 9 Nilai RRG dan prosentase peningkatan peubah agronomis varietas IR64 0.3 generasi M1 pada proses seleksi tanaman mutan berpotensi

Peningkatan/Penurunan Peubah Agronomis (%) Nomor

Rumpun

Nilai RRG

(cm) AP PM BI/M BI/R BI/R B BH/M BH/R 1 - 28 2.6 18.1 1.2 2.7 20.4 22.1 -18.7 -18.1 5 - 37 2.5 25.0 7.3 6.8 32.6 40.1 28.1 16.3 6 - 10 2.6 31.9 2.8 36.0 78.1 68.5 46.8 6.7 7 - 89 2.5 45.8 -1.7 -0.5 44.1 37.9 0.7 1.1 8 - 78 2.6 11.1 0.5 9.9 21.2 18.8 -7.7 -13.7 9 - 12 2.5 66.7 -6.2 -5.0 57.2 56.0 -46.4 -39.3 11 - 23 2.5 52.8 -1.5 16.7 77.1 83.5 -39.5 -43.9 11 - 43 2.5 66.7 -0.8 5.0 73.7 66.1 -41.9 -40.4 12 - 17 2.5 45.8 -8.2 -8.3 32.8 25.5 -46.3 -37.3 14 -75 2.5 -2.8 7.6 7.1 3.4 6.2 -1.3 -6.6 17 - 20 2.7 52.8 -1.9 8.0 63.9 57.9 22.7 11.3 17 - 78 2.5 25.0 -0.9 25.4 55.7 46.3 -53.3 -58.7 18 - 60 2.6 66.7 -1.0 18.4 95.9 96.2 17.1 -0.9 19 - 82 2.6 80.6 1.6 16.8 109.4 112.2 -38.3 -42.9 20 - 69 2.6 25.0 -1.1 8.2 34.3 33.4 25.6 13.3 21 - 32 2.5 31.9 -5.3 1.8 33.3 29.1 -33.6 -31.0 24 - 68 2.6 -2.8 8.7 13.5 9.6 14.8 -11.3 -19.0 27 - 26 2.5 4.2 -0.5 18.2 22.3 23.9 -24.9 -32.5 32 - 19 2.5 18.1 5.0 24.0 45.9 36.1 -41.9 -48.8 33 - 04 2.5 4.2 10.0 28.4 32.8 31.2 20.2 -5.4 33 - 16 2.6 11.1 3.6 4.0 14.8 20.1 -34.3 -32.9 35 - 22 2.6 11.1 2.7 28.0 41.3 42.0 -37.5 -46.9 36 - 05 2.6 11.1 4.0 15.7 27.7 30.0 17.1 1.0 40 - 49 2.5 18.1 10.9 7.5 26.0 33.1 14.3 5.4 48 - 32 2.5 66.7 -2.2 14.7 89.8 87.3 -24.9 -30.7 49 - 36 2.5 66.7 -1.0 14.2 89.0 93.6 9.3 -3.6 50 - 28 2.5 -9.7 6.4 29.5 16.1 16.4 -5.0 -23.3 Rata-rata 2.54 31.17 1.48 12.83 46.23 45.49 -11.30 -19.29

(17)

Lampiran 10 Nilai RRG dan prosentase peningkatan peubah agronomis varietas HB 0.2 generasi M1 pada proses seleksi tanaman mutan berpotensi

Peningkatan/Penurunan Peubah Agronomis (%) Nomor

Rumpun Nilai RRG

(cm) AP PM BI/M BI/R BI/R B BH/M BH/R 8 - 89 1.8 28.2 14.0 48.5 89.4 95.4 93.5 21.3 9 - 14 1.9 2.6 14.8 45.2 48.2 52.1 42.1 -1.3 11 - 43 1.8 28.2 -1.9 17.5 49.8 62.1 -59.8 -59.4 13 - 76 1.9 28.2 10.7 37.0 74.7 75.7 -27.7 -39.8 15 - 55 1.9 79.5 -16.1 -30.2 24.7 30.8 -71.3 -51.4 17 - 28 1.9 53.8 13.3 36.8 109.3 129.8 -14.1 -30.4 22 -70 1.7 2.6 6.9 32.8 35.5 42.7 -59.9 -63.1 23 - 05 1.7 53.8 19.9 117.3 232.6 237.1 21.5 -36.8 26 - 55 1.9 53.8 27.3 78.3 172.9 164.9 38.8 -17.2 28 - 57 2.0 -23.1 11.6 72.0 31.6 28.8 40.3 -14.1 29 - 55 2.0 -23.1 0.5 45.2 11.1 10.5 -53.9 -61.4 30 - 26 1.8 -23.1 11.6 67.6 28.3 29.8 -50.8 -64.0 35 - 58 1.8 105.1 -11.8 12.6 129.7 114.4 -61.1 -58.4 39 - 02 2.0 28.2 5.4 60.0 104.0 96.8 16.9 -21.2 39 - 11 1.8 105.1 17.3 149.4 409.0 395.4 3.3 -51.0 41 - 18 1.7 53.8 5.8 98.5 203.8 197.5 16.2 -34.2 43 - 71 1.8 28.2 20.6 157.3 228.2 189.2 45.1 -36.3 45 - 07 1.8 53.8 9.4 77.8 172.0 169.4 1.6 -35.6 45 - 93 2.0 -48.7 -2.2 12.2 -42.8 -41.4 -87.4 -85.0 48 - 60 2.0 79.5 7.0 53.1 173.4 144.4 32.4 -10.2 49 - 21 1.9 53.8 19.3 96.0 200.0 177.1 26.7 -29.0 Rata-rata 1.86 34.31 8.73 61.19 118.36 114.41 -5.13 -37.08 43

(18)

Lampiran 11 Nilai RRG dan prosentase peningkatan peubah agronomis varietas HB 0.3 generasi M1 pada proses seleksi tanaman mutan berpotensi

Peningkatan/Penurunan Peubah Agronomis (%) Nomor

Rumpun

Nilai RRG

(cm) AP PM BI/M BI/R BI/R B BH/M BH/R 3 - 07 1.9 2.6 18.1 126.3 130.9 153.2 -27.0 -60.8 4 - 45 1.8 53.8 4.1 85.5 183.9 168.8 12.6 -32.3 7 - 46 1.8 -23.1 2.7 98.0 51.5 59.3 94.8 -0.9 8 - 55 1.9 -23.1 7.7 89.0 44.6 52.0 -12.0 -45.9 9 - 16 1.7 -23.1 8.3 87.9 43.8 49.4 -45.6 -64.5 12 - 54 1.9 -23.1 19.9 61.1 23.3 32.5 -52.9 -64.2 12 - 77 2.0 -48.7 25.9 111.9 8.1 11.4 21.0 -35.7 13 - 35 1.7 28.2 8.7 74.7 122.8 128.4 -0.1 -35.6 13 - 38 1.9 28.2 11.0 62.6 107.4 106.5 29.4 -15.7 15 - 80 1.8 2.6 4.0 60.4 63.7 63.7 -13.6 -38.7 16 - 01 2.0 -23.1 8.8 33.0 1.7 8.2 -78.0 -78.9 16 - 20 1.8 -48.7 11.9 102.7 3.4 7.0 -78.0 -85.9 16 - 47 1.6 2.6 5.7 44.2 47.1 57.1 1.3 -23.7 17 - 04 1.9 -23.1 14.9 111.4 61.7 62.0 77.0 -12.4 17 - 12 1.7 53.8 3.8 47.0 125.1 142.7 -16.2 -35.8 20 - 11 1.9 -23.1 11.6 91.5 46.5 21.3 -29.8 -56.1 20 - 68 1.8 -23.1 3.8 57.5 20.5 2.5 -6.8 -33.7 23 - 15 1.6 -23.1 -1.7 56.8 20.0 27.9 -65.4 -72.4 23 - 60 2.1 -23.1 -5.0 33.7 2.3 3.1 -64.4 -67.1 23 - 82 1.9 -23.1 18.2 110.3 60.9 62.8 79.1 -11.2 24 - 81 1.8 -23.1 9.9 59.3 21.9 28.4 -49.7 -61.6 28 - 40 2.0 53.8 -14.9 -16.4 28.0 19.6 -64.9 -50.6 31 - 19 1.7 -23.1 11.6 56.8 20.0 18.2 38.2 -8.8 33 - 05 1.9 2.6 1.5 41.2 44.0 40.8 39.8 -0.4 35 - 35 1.6 -23.1 -2.2 58.2 21.1 27.3 18.3 -19.8 36 - 60 1.7 2.6 6.9 62.6 65.9 55.0 45.3 -7.9 38 - 67 2.0 2.6 14.3 96.7 100.7 110.1 63.4 -12.9 39 - 28 1.7 53.8 -3.6 -2.6 49.0 49.0 -31.4 -23.6 40 - 67 1.7 -23.1 8.8 104.5 56.5 55.8 20.4 -34.0 41 - 42 1.7 28.2 -3.2 36.8 74.5 72.1 -20.8 -34.9 42 - 84 1.6 2.6 -0.6 69.4 72.8 69.1 -26.2 -48.9 45 - 55 1.8 2.6 14.3 137.6 142.5 133.8 48.4 -30.7 46 - 60 1.9 28.2 -0.2 56.3 99.3 117.1 -30.3 -47.8

(19)

Lampiran 11 Lanjutan

Peningkatan/Penurunan Peubah Agronomis (%) Nomor

Rumpun

Nilai RRG

(cm) AP PM BI/M BI/R BI/R B BH/M BH/R 46 - 83 2.0 53.8 5.4 68.7 158.2 162.3 14.7 -25.7 47 - 33 1.7 53.8 5.0 92.7 195.0 203.6 12.1 -34.7 48 - 02 2.0 28.2 15.0 93.1 146.3 170.7 -68.6 -79.2 48 - 18 1.7 -23.1 19.9 101.6 54.3 64.5 14.1 -36.1 49 - 09 1.8 53.8 7.2 77.4 171.5 179.7 -23.0 -49.1 49 - 30 1.5 28.2 5.7 39.6 78.0 77.2 77.2 19.1 50 - 56 1.8 2.6 3.6 85.1 88.8 81.9 19.4 -28.8 50 - 80 1.6 28.2 8.4 86.6 138.0 150.5 65.3 -8.5 Rata-rata 1.80 3.19 7.20 71.97 73.07 75.77 -0.32 -36.50 45

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini yang mengkaji pokok permasalahan adalah mengenai gaya hidup petani tembakau di desa Cemoro Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung, untuk itu perlu

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya, Xing Yi dan James Allan (2007) melakukan penelitian untuk menguji kinerja dari mesin pencari Indri dalam menangani kueri

Selanjutnya Panitia Pengadaan Peralatan TI Pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa Timur akan melakukan evaluasi administrasi, teknis, dan harga dengan

“ Pertama Setiap mahasiswa berhak menjadi anggota perpustakaan dengan cara mendaftar dan mengisi formulir yang telah disiapkan oleh kepala perpustakaan dengan

Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah Multiple Attribute Decision Making pada penelitian ini

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya antara lain menggunakan perasan lidah mertua ( Sansevieria Trifasciata Lorentii), variable yang digunakan waktu pengukuran,

Dari uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid

Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat