• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Yuliati 1 Sri Hartini 2 PGSD FKIP Universitas Slamet Riyadi ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dinamika Yuliati 1 Sri Hartini 2 PGSD FKIP Universitas Slamet Riyadi ABSTRAK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika Yuliati1 Sri Hartini2

PGSD FKIP Universitas Slamet Riyadi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan model SQ3R pada siswa kelas III SD Negeri Sambirejo 148 Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek Penelitian siswa kelas III SDN Sambirejo 148 Surakarta berjumlah 39 siswa. Prosedur penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan interview (observasi). Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Indikator kinerja yang diperoleh siswa sudah lebih atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan model SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. Hasil belajar siswa meningkat dari prasiklus hingga siklus II. Pada kegiatan prasiklus nilai rata-rata siswa adalah 57,95 dengan presentase sebanyak 38,45% atau sebanyak 15 dari 39 siswa yang telah tuntas. Pada siklus I rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 66,75 dengan presentase 48,71% atau sebanyak 19 dari 39 siswa yang tuntas setelah mendapatkan tindakan. Efektifitas penggunaan model SQ3R terbukti, dengan indikasi bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus I telah meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia, meskipun belum sesuai dengan target yang diharapkan peneliti dan guru. Setelah diadakan analisis dan refleksi, peneliti dan guru melanjutkan tindakan siklus II dan terbukti mampu meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia yang sangat signifikan, yaitu dengan rata-rata siswa sebesar 76,92 atau sebanyak 32 dari 39 siswa yang telah mencapai batas kriteria ketuntasan minimal yaitu 70.

Kata kunci: Kemampuan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia, Model SQ3R

(2)

2017/2018 ACADEMIC YEAR. THESIS. Surakarta: Teaching Training and Education Faculty Slamet Riyadi University Surakarta. April 2017. The goal of research is to improve student reading ability in BAhasa subject throught the implementation of SQ3R model class III SD Negeri Sambirejo 148 in the 2017/2018 academic year. This research is classroom action research. The subject of this research is students in grade III SD N Sambirejo 148 Surakarta with total amount 39 students. The research procedure used 2 cycle that are cycle 1 and cycle 2. The technique of collecting data are descriptive comparative technique and critic analysis technique. Indicator performance which is gained by students has improved or aqual with KKM 70. The result of the research shows that by implementing of SQ3R model can improve students reading comprehension. The students score was increased from pracycle until cycle II. In the pracycle activity, the students mean score was 57,95 with 38,45% or 15 students from 39 students passed. In cycle I the students mean score was increase 66,75 with 48,71% or 19 from 39 students who passed after they got treatment. The affectiveness in using SQ3R model is proved. This result can be seen from the implementation in cycle I can increased students score in bahasa subject, although the target was not same with researcher and teacher goals. After conducting analysis an reflection, researcher and teacher continued cycle II and this cycle were proven that the students score in Bahasa was really significant which mean score 76.92 or 32 from 39 students was achieve KKM that is 70.

(3)

Pendahaluan

Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Peningkatan kualitas SDM jauh lebih mendesak untuk segera direalisasikan terutama dalam menghadapi era persaingan global. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh.

Jika pendidikan merupakan salah satu instrument utama pengembangan SDM, tenaga pendidik dalam hal ini guru sebagai salah satu unsur yang berperan penting di dalamnya, memiliki

tanggung jawab untuk

mengembangan tugas dan mengatasi segala permasalahan yang muncul. Guru merupakan komponen yang sangat menetukan dalam implementasi proses pembelajaran di dalam kelas sebagai unsur mikro dari suatu keberhasilan pendidikan.

Tentu saja keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran di dalam kelas

tergntung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan strategi pembelajaran tersebut. (Menurut Ahmad Susanto: 2013)

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri Sambirejo 148 Surakarta terdapat masalah yang timbul berkaitan dengan pembelajaran kelas III, keaktifan siswa masih kurang terlihat dari kurangnya interkasi antar guru dan penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik sehingga membuat siswa merasa cepat bosan dan kurang memperhatikan dengan baik.

Hal ini dikarenakan siswa kurangnya pemahaman membaca pada saat mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga siswa menjadi rebut, ada yang melihat keluar, ada yang usil pada teman, bahkan ada beberapa siswa yang selalu keluar masuk ijin buang air. Ini sangat berpengaruh kepada siswa lain yang ingin belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi terganggu kosentrasinya karena setengah dari siswa di kelas tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Terutama pada mata pelajaran tertentu, karena

(4)

tidak semua siswa dapat menguasai semua mata pelajaran tersebut. Seperti hal nya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, tidak semua siswa dapat menguasainya karena mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran yang tergolong sulit.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penelliti pada tanggal 20 Desember Tahun 2016, untuk keberhasilan belajar pada Siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Sambirejo 148 Surakarta pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang nilai rata – ratanya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70 belum sesuai dengan yang diharapkan oleh pendidik.

Dari permasalahan tersebut maka perlu solusi yang sesuai dengan pembelajaran aktif dan menyenangan. Peneliti memilih menggunakan model pembelajaran SQ3R, karena peneliti menganggap bahwa pembelajaran SQ3R menarik dan menyenangkan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka penulisi tertarik untuk melakukan penelitian berjudul: “Penerapan Model SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan

Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri Sambirejo 148 Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan masalah di atas yang sudah dikemukakan dalam latar belakang yang menyebabkan kualitas belajar yang rendah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana Penerapan Model SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III di SD Negeri Sambirejo 148 Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018?”. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas dapat diketahui tujuan dari penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan model SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SD Negeri Sambirejo 148 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018.

(5)

Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Menurut Medi Yanto (2013: 45) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan khususnya guru, dosen, atau instruktur dalam proses pembelajaran di kelas.

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sambirejo 148 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018. Peneliti memilih SD Negeri Sambirejo 148, dengan pertimbangan dan alasan sebagai berikut:

a. Pembelajaran dengan Model SQ3R belum diterapakan khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III.

b. Lokasi penelitian yang mudah dijangkau oleh peneliti.

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember

2016 sampai dengan bulan Aguatus 2017. Subjek penelitian ini adalah siswa sekolah dasar Negeri Sambirejo 148 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas III. Siswa kelas tersebut berjumlah 39 siswa terdiri dari perempuan 20 siswa dan laki-laki 19 siswa.

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Masing-masing siklus menggunakan 4 (empat) komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. (Hamzah B. Uno, Nina Lamatenggo dan Satria M.A. Koni 2012: 87). Sumber data penelitian ini adalah:

a. Sumber data diperoleh dari narasumber yaitu guru

(6)

kelas III dan siswa kelas III SD Negeri Sambirejo 148 Surakarta.

b. Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa rencana pembelajaran dan buku penilaian.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok. (Hamzah B. Uno, Nina lamatenggo, dan Satria M.A. Koni 2012: 90).

Data observasi digunakan untuh mengetahui kekurangan dan kelebihan kegunaan

model SQ3R, guru dan siswa dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

2. Tes

Tes adalah alat pengukur data yang

berharga dalam

penelitian. Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan

maksud untuk

mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan sekor angka. (Hamzah B. Uno, Nina lamatenggo, dan Satria M.A. Koni 2012: 104). 3. Interview (Wawancara)

Wawancara

digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan

(7)

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil. (Sugiyono 2010: 194). Wawancara dengan guru kelas III dilakukan untuk mendapatakan data awal

tentang proses

pembelajaran sebelum dilakukan tindakan penelitian.

Validitas data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data, dan menggunakan validitas konstrak dan isi. Validitas konstrak adalah untuk menguji konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli

(judgment experts). (Sugiyono, 2010:

177). Validitas isi adalah untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan materi

pelajaran yang telah diajarkan. (Sugiyono 2010: 182).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 61) teknik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil antar siklus. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normative yang diturut dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada.

Indikator keberhasilan merupakan target yang akan dicapai setelah siklus ke II. Bila kondisi awal nilai rata-rata ulangan harian tidak tuntas, maka indikator kinerja setelah siklus ke II ada peningkatan menjadi nilai tuntas. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Adapun indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman kelas III SD Negeri Sambirejo 148 Surakarta

(8)

Tahun Pelajaran 2017/2018 diukur berdasarkan daya serap pada pelajaran yang diajarkan dapat meningkat, baik secara individu maupun kelompok dengan siklus I yaitu kemampuan membaca pemahaman kurang tuntas, setelah indikator kerja tindakan pada siklus II dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahamannya menjadi tuntas atau ketuntasannya belajar Bahasa Indonesia telah mencapai 75%.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Diskripsi kondisi awal dilakukan dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru kelas III SDN Sambirejo 148 Surakarta. Observasi kondisi awal dilakukan pada tanggal 20 Desember 2016 di kelas III SDN Sambirejo 148. Tujuan dari observasi ini untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh siswa dikelas III SDN Sambirejo 148 Surakarta sehingga peneliti dapat menentukan tindakan yang di lakukan pada pembelajaran selanjutnya

Berdasarkan hasil observasi kondisi awal pada kelas III SDN Sambirejo 148 Surakarta terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri Sambirejo 148 Surakarta terdapat masalah yang timbul berkaitan dengan pembelajaran kelas III, keaktifan siswa masih kurang terlihat dari kurangnya interkasi antar guru dan penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik sehingga membuat siswa merasa cepat bosan dan kurang memperhatikan dengan baik.

Hal ini dikarenakan siswa kurangnya pemahaman membaca pada saat mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga siswa menjadi ribut, ada yang melihat keluar, ada yang usil pada teman, bahkan ada beberapa siswa yang selalu keluar masuk ijin buang air. Ini sangat berpengaruh kepada siswa lain yang ingin belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi terganggu kosentrasinya karena setengah dari siswa dikelas tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Terutama

(9)

pada mata pelajaran tertentu, karena tidak semua siswa dapat menguasai semua mata pelajaran tersebut. Seperti hal nya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, tidak semua siswa dapat menguasainya karena mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran yang tergolong sulit.

Sering ditemukan bahwa guru menguasai materi dengan baik tapi tidak dapat melaksanakannya dengan baik. Hal itu karena tidak diterapkannya model pembelajaran yang sesuai dengan pokok materi atau model pembelajaran yang inovatif sehingga siswa tidak bisa menerima pelajaran dengan baik, siswa kurang memahami konsep pembelajaran hal ini berakibat rendahnya pemahaman membaca siswa terhadap materi membaca dongeng.

Pada siklus 1 dengan lembar observasi yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis siswa selama proses pembelajaran pada siklus 1. Guru melaksanakan pembelajaran dengan baik. Pelaksanaan doa bersama dilakukan dengan sangat baik dan siswa berdoa dengan khitmat. Selesai berdoa guru

mengabsen siswa. Pelaksaanan pada siklus 1 diikuti oleh 37 siswa SDN Sambirejo 148 Surakarta. Pada saat guru menerangkan materi ada siswa yang aktif dalam pembelajaran tetapi ada juga siswa yang kurang memperhatikan. Hal ini terjadi karena guru kurang tegas dalam menegur siswa. Hasil ulangan harian pada siklus I dari 39 siswa yaitu, yang mendapatakan nilai 50 ada 6 siswa, nilai 60 ada 13 siswa, nilai 70 ada 6 siswa, nilai 80 ada 11 orang, dan nilai 90 ada 1 siswa. Jumlah nilai dari 37 siswa adalah 2470 dengan nilai rata-rata 66,75 %.

Pada siklus II guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik, karena dalam siklus II guru sudah mulai menggunakan alat bantu media wayang-wayangan dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran untuk memahami materi membaca cerita rakyat yang dijelaskan oleh guru.

Guru melaksanakan pembelajaran dengan baik. Pelaksanaan doa bersama dilakukan dengan sangat baik dan siswa berdoa dengan khitmat. Selesai berdoa guru

(10)

mengabsen siswa. Pelaksaanan pada siklus II diikuti oleh 39 siswa SDN Sambirejo 148 Surakarta. Setelah itu guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran serta memotivasi siswa agar siswa bersemangat untuk belajar.

Kegiatan siklus II guru mulai menggunakan alat bantu wayang-wayangan untuk memulai proses pembelajaran pada materi membaca dongeng agar siswa lebih mudah untuk memahami cerita yang diceritakan oleh guru. Hal ini bertujuan agar guru mengerti sejauh

mana siswa memahami

pembelajaran dengan baik. Kemudia siswa mulai aktif dalam pembelajaran. Siswa mulai bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. Hasil ulangan harian pada siklus II dari 39 siswa yaitu, yang mendapatakan nilai 60 ada 4 siswa, nilai 70 ada 16 siswa, nilai 80 ada 6 siswa, nilai 90 ada 12 orang, dan nilai 100 ada 1 siswa. Jumlah nilai dari 39 siswa adalah 3020 dengan nilai rata-rata 77,43%.

Berdasarkan data yang diperoleh presentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 38,46% dari

nilai rata-rata kelas 57,95%. Hal ini menunjukan bahwa hasil presentase hasil belajar siswa sebelum menggunakan model SQ3R bisa dikatagorikan belum maksimal, dikarenakan masih ada nilai siswa yang dibawah KKM yang suda ditentukan yaitu sebesar 70 dan presentase ketuntasan 75%.

Dengan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya, hasi belajar siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan tetapi masih ada beberapa siswa yang belum mencapai batas ketutasan minimal, hasil yang diperoleh pada siklus I dengan nilai rata-rata 66,75%. Hasil belajar tersebut akan ditingkatkan dengan cara memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada saat tindakan dilakukan melakukan melalui refleksi. Sedangkan pada hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup memuaskan dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata sebesar 77,43%. Penelitian yang dilakukan ini menghasilkan nilai rata-rata yang memuaskan karena sudah melebuhi nilai KKM dan presentase katuntasan pembelajaran

(11)

yang ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar 75%. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model SQ3R dapat meningkatkan membaca pemahaman siswa kelas III SDN Sambirejo 148 Surakarta, dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat dilihat bahwa hipotesis tindakan pada penelitian ini dapat diterima kebenarannya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan model SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SD Negeri Sambirejo 148 Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal ini tersebut dibuktikan dengan peningkatan hasil kognitif siswa. Pada kondisi awal hasil yang diperoleh menunjukan bahwa siswa yang tuntas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 15 siswa (38,45%) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 57,95. Pada siklus I siswa yang tuntas sebesar 19 siswa (48,71%) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 66,75. Pada siklus II

menunjukan bahwa siswa yang tuntas sebesar 32 siswa (82,05) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 77,43.

Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan bahwa: dengan menggunakan model SQ3R dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman kelas III SD Negeri Sambirejo 148 Surakarta, dapat diterima kebenarannya.

Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah disampaikan, saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan

memperbanyak membaca dan menambah kosakata agar siswa selalu aktif dan

antusias dengan

menggunakan model SQ3R dalam mata pelajran Bahasa Indonesia sehingga lebih mudah dalam memahami bacaan.

2. Bagi Guru

(12)

Guru hendaknya memotivasi siswa dan menyajikan pembelajaran membaca pemahaman semenarik mungkin dengan menyediakan variasi bacaan dan memberikan reward dalam menerapkan model SQ3R. Guru juga harus mengelola kelas dengan baik sehingga komunikasi antara guru dan siswa berjalan dengan baik, serta keterampilan membaca siswa dalam hal pemahaman isi teks khususnya dalam kegiatan menerjemahkan isi teks ini senantiasa terkontrol dan meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Hendaknya kepala sekolah memberikan bantuan, bimbingan, pembinaan maupun pelatihan-pelatihan mengenai penerapan model SQ3R untuk tercapainya tujuan pembelajaran dan meningkatkan mutu atau kualitas sekolah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya peneliti lebih aktif dalam menangkap informasi terkait metode membaca dalam hal pemahaman bacaan/teks yang baru, sehingga hal tersebut dapat dilakukan secara bertahap dan terus mampu meningkatkan ketrampilan membaca pemahaman isi teks/bacaan peserta didik.

Daftar Pustaka

Hamzah B. Uno dkk. 2012. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.

Medi Yanto. 2013. Jadi Guru Yang Jago Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Peneliti Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan di atas ada lima poin penting yang dapat disimpulkan, yaitu: 1) Taubat yang diterima oleh Allah harus memenuhi dua syarat. Pertama, taubat segera dilakukan dalam

Siswa mengidentifikasi tulang daun dan menggolongkan tumbuhan berdasarkan tulang daunnya Siswa dapat mengidentifik asi jenis tulang daun dan menggolongk an tumbuhan

Pada saat inisialisasi yang dilakukan modul adalah memberi tegangan pada pin heater sensor ditandai dengan nyala berkelip cepat LED hijau dimodul sensor agar sensor bisa

Dari hasil uji t yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel pajak tangguhan pada Tabel 5 memiliki nilai signifikansi sebesar 0.638 lebih besar dari 0.05 hal ini

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa strategi pembiayaan yang tepat bagi SMP N 1 Salatiga yaitu menerapkan strategi WO atau mendukung strategi defensive yaitu

binatang, karkas, ikan, keluaran pertanian, tanih, mikroorganisma, premis, pengangkut atau apa-apa benda lain di pintu masuk, stesen kuarantin dan premis kuarantin bagi maksud

Pada hasil simulasi di dapatkan bahwa ruangan berplafon ventilasi dapat memperbaiki kualitas akustik ruangan pada rumah, dimana waktu dengung pada Ruangan 1 yang

Setiap pengujian aplikasi akan diambil 15 nilai data dari setiap roda dan dilakukan sebanyak 3 kali percobaan untuk setiap roda, sehingga total seluruh data pengujian