• Tidak ada hasil yang ditemukan

DJM 13(3) October 2014 DAMIANUS VOLUME 13, NOMOR 3, PUBLISHED SINCE 2002 October 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DJM 13(3) October 2014 DAMIANUS VOLUME 13, NOMOR 3, PUBLISHED SINCE 2002 October 2014"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL PENELITIAN

161-172 PENGARUH BLOK KEDOKTERAN ADIKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG ADIKSI ZAT PSIKOAKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

Michael Jaya, Yeremias Jena, Astri Parawita Ayu, Satya Joewana

173-182 PERSEPSI TERHADAP ADIKSI ZAT PSIKOAKTIF PADA MAHASISWA PESERTA PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI DAN DOKTER UMUM PESERTA PROGRAM INTERNSHIP

Mahaputra, Astri Parawita Ayu

183-190 PENGARUH PEMBERIAN DOSIS MINIMAL KAFEIN TERHADAP PENINGKATAN ATENSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

Julia Rahadian, Laurensia Scovani

191-198 GIGI KARIES DAN KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL PADA PENGGUNA HEROIN YANG MENJALANI TERAPI RUMATAN METADON

Isadora Gracia, Rensa, Minawati, Teguh Sarry Hartono, Surilena

199-207 GAMBARAN MASALAH EMOSI DAN PERILAKU PADA PELAJAR SMA REGINA PACIS JAKARTA DENGAN ADIKSI INTERNET

Adrian, Ana Lucia Ekowati, Eva Suryani

208-217 WHY ADOLESCENT SMOKE? A CASE STUDY OF NORTH JAKARTA, INDONESIA Regina Satya Wiraharja, Charles Surjadi

TINJAUAN PUSTAKA

218-223 EFEKTIVITAS BERBAGAI PRODUK NICOTINE REPLACEMENT THERAPY SEBAGAI TERAPI UNTUK BERHENTI MEROKOK

Bernardus Mario Vito, Irene

LAPORAN KASUS

224-232 KETERGANTUNGAN ALPRAZOLAM PADA LANJUT USIA DENGAN INSOMNIA DAN DEPRESI Surilena

ARTIKEL KHUSUS

233-236 MENGENAL KEDOKTERAN ADIKSI DI NIJMEGEN INSTITUTE FOR SCIENTIST PRACTIONERS IN ADDICTION

Eva Suryani, Isadora Gracia

ISSN 2086-4256

PUBLISHED SINCE 2002 October 2014

DJM 13(3) 161-236 October 2014

DAMIANUS

Journal of Medicine

VOLUME 13, NOMOR 3, 2014

(2)

ARTIKEL KHUSUS

Sampai saat ini, Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya (FKUAJ) merupakan satu-satunya fakultas kedokteran di Indonesia yang memiliki program pendidikan khusus kedokteran adiksi. Dalam mengembangkan pendidikan kedokteran adiksi ini, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mengutus tenaga pendidiknya untuk mengikuti pelatihan kedokteran adiksi melalui program pelatihan atau Overseas Non Degree

Training (ONDT) yang berlangsung selama

5 minggu. Pelatihan ini dapat terlaksana berkat bantuan dana hibah dari Kementerian Pendidikan yang diperuntukan bagi peningkatan kapasitas fakultas kedokteran, khususnya di bidang pendidikan dan penelitian.

Dua orang staf pendidik yang dipilih untuk mengikuti pelatihan, yaitu dr. Eva Suryani, Sp.KJ (Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa dan Perilaku) dan drg. Isadora Gracia, Sp.PM (Departemen Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut). Institusi yang terpilih sebagai sarana pelatihan adalah

Nijmegen Institute for Scientist Practioners in Addiction (NISPA), yang berada di bawah Radboud University, Belanda. Diharapkan

selama masa pelatihan di NISPA, kedua staf yang terpilih akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang berguna bagi pengembangan kedokteran adiksi, baik dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, di

FKUAJ. Agar tujuan tersebut bisa dicapai perlu persiapan yang matang. Dalam persiapan dan penyusunan detail program pelatihan, kedua staf ini dibantu oleh dr. Astri Parawita Ayu, Sp.KJ (penanggung jawab ONDT Kedokteran Adiksi) dan Prof. Cor de Jong, M.D., PhD (narasumber dari NISPA). Adapun topik yang dipelajari antara lain neurobiologi dan genetik dalam adiksi, detoksifikasi, terapi substitusi, rehabilitasi (kunjungan ke heroin unit dan crisis centre), komorbiditas adiksi (neurokognitif, fisik, dan mental serta tata laksananya), upaya preventif serta materi lainnya, seperti MiAM (Master in

Addiction Medicine), psikiatri forensik, riset

seputar adiksi, youth and addiction, dan gaming

and addiction. Berikut ini adalah rangkuman hasil

diskusi dan kunjungan lapangan selama ONDT berlangsung.

MENGENAL KEDOKTERAN ADIKSI DI

NIJMEGEN INSTITUTE FOR SCIENTIST PRACTIONERS IN ADDICTION

Bersama Prof. Cor de Jong (NISPA; Kota: Nijmegen)

(3)

234 Vol. 13, No. 3, Oktober 2014

DAMIANUS Journal of Medicine

Adiksi adalah Penyakit Kronik pada Otak

Jumlah pasien dengan masalah adiksi mengalami peningkatan di berbagai negara. Sayangnya, sering sekali pasien-pasien ini tidak mendapat penanganan yang baik, khususnya di bidang medis karena banyak dokter beranggapan bahwa adiksi bukanlah masalah medis. Dengan latar belakang tersebut, adanya pemahaman yang benar tentang adiksi merupakan hal yang penting dan menjadi topik diskusi di hari pertama ONDT. Menurut American Society of Addiction

Medicine (ASAM), adiksi adalah suatu penyakit

kronik pada otak (reward system, motivasi, memori, dan sirkuit lainnya). Timbulnya adiksi pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan, yaitu genetik, jumlah kejadian yang menimbulkan trauma, usia saat pertama kali terpapar zat adiktif, faktor lingkungan, dan lainnya.

Adiksi Membutuhkan Tata Laksana yang Komprehensif

Sebagian besar pasien adiksi mengonsumsi lebih dari satu macam zat adiktif, sehingga mereka memerlukan tata laksana yang kompre-hensif. Selama pelatihan ini, kedua staf FKUAJ berkesempatan mengunjungi beberapa fasilitas perawatan, seperti heroin unit, detox department, dan crisis centre.

Salah satunya adalah sebuah klinik di kota Zuthpen yang dikelola oleh Tactus. Klinik ini mempunyai 3 tipe bangsal perawatan, yaitu bangsal rawat inap untuk krisis dan detoksifikasi, bangsal rawat inap untuk pasien yang sudah stabil, dan bangsal rawat jalan. Pada bangsal

perawatan detoksifikasi, selain beberapa kamar rawat inap, juga terdapat ruang rekreasi yang menyatu dengan dapur. Di ruangan inilah, para pasien adiksi melakukan diskusi yang dipimpin konselor atau melakukan aktivitas lainnya bersama-sama pada waktu yang sudah dijadwalkan. Tenaga dokter di bangsal ini adalah dokter umum dan dokter yang secara khusus mendalami bidang adiksi (addiction doctor). Tenaga perawat yang bertugas juga adalah perawat yang berpengalaman dalam merawat pasien adiksi.

Apabila pasien sudah melewati fase kritis, maka selanjutnya adalah tahap stabilisasi. Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi rutin tentang craving dan mood. Tergantung dari masalah adiksi yang dimiliki, lama perawatan di bangsal ini bervariasi

Satu Klinik yang Dikelola Tactus

(kota: Deventer)

Sediaan Morphine Powder yang Digunakan di

(4)

3 sampai 4 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, pasien mengikuti beberapa pelatihan dan juga diperkenalkan pada aktivitas rekreasi lainnya, seperti menggambar, memahat, memperbaiki sepeda. Tahap terakhir adalah tahap rawat ja-lan, pada tahap ini dilakukan evaluasi terutama tentang relaps, bagaimana pasien mengatasi

relaps dan evaluasi lainnya (contoh: efek dari

medikasi yang diberikan, dan keluhan lainnya).

Tindakan Preventif dalam Adiksi

Hal menarik lainnya adalah saat mempelajari upaya preventif adiksi. Terdapat beberapa pro-gram preventif, yaitu: universal prevention,

selec-tive prevention, dan indicated prevention. Uni-versal prevention adalah upaya preventif yang

ditujukan untuk di sekolah, rumah, tempat

olah-giatan yang ditawarkan untuk setiap tahap upaya preventif tersebut diatas, seperti penyebaran informasi melalui leaflet, membuat permainan untuk anak, pembuatan website (contoh: www.

ophjdvoorbereid.nl, www.alcoholdebaas.nl, www. gokkendebaas.nl).

MiAM - Master in Adiction Medicine

Sebagai tenaga pengajar dan juga klinisi, kami menemukan hal menarik lainnya, yaitu saat berdiskusi tentang pendidikan adiksi. Di Belanda, ada program yang disebut Master in Adiction

Medicine (MiAM). Program ini merupakan competency-based professional training yang

terintegrasi dengan pengalaman klinis yang berhubungan dengan masalah adiksi. Lama program adalah 2 tahun dan dilakukan dengan supervisi tenaga klinis yang berpengalaman. Program MiAM terdiri dari 7 area utama, yaitu

evidence based medicine, communication and basic psychotherapeutic skills, neurobiology of addiction, addiction medicine, addiction and psychiatry, clinical leadership, dan public health.

Selama 5 minggu tersebut, kedua staf pendidik peserta ONDT Kedokteran Adiksi, yang juga Bersama Jacobine Hielkema Membahas

Upaya Preventif Adiksi (Kota: Zwolle)

Bersama Frank Nielander dan Perawat Suatu Unit yang Dikelola Iriszorg (kota: Arnhem)

raga, dan sarana transportasi (bus atau kereta api). Selective prevention adalah upaya preventif yang ditujukan untuk remaja yang mempunyai orang tua dengan masalah adiksi dan individu yang sudah menggunakan zat psikoaktif namun masih sebagai experimental user. Terakhir,

indi-cated prevention yang ditujukan untuk individu

yang dikhawatirkan tetapi belum berkembang menjadi adiksi. Banyak pilihan program atau

(5)

ke-236 Vol. 13, No. 3, Oktober 2014

DAMIANUS Journal of Medicine

aktif melakukan pelayanan klinik, melihat bahwa adiksi merupakan masalah yang memerlukan penanganan komprehensif yang melibatkan tenaga profesional dari berbagai latar belakang keilmuan, seperti dokter, dokter gigi, perawat, psikolog, petugas/pekerja sosial. Pada beberapa kasus tertentu memerlukan penanganan dokter spesialis, seperti spesialis kedokteran jiwa, pe-nyakit dalam, dan obstetrik ginekologis.

Demikianlah pengalaman yang diperoleh selama ONDT kedokteran adiksi. Tentunya pengalaman yang diperoleh selama ONDT merupakan modal dasar bagi kedua tenaga pendidik yang dikirim, sehingga dapat terlibat aktif dalam pengem-bangan pendidikan kedokteran adiksi sesuai tridarma perguruan tinggi. Ada dua pesan utama yang diperoleh. Pertama, adiksi adalah suatu penyakit pada otak yang bersifat kronik dan pada beberapa kasus adiksi memerlukan penanganan yang komprehensif. Kedua, adiksi dapat dicegah dengan cara pemberian informasi yang tepat kepada masyarakat (universal, selektif atau

indicated). Pengalaman tersebut juga berguna

dalam kegiatan sehari-hari sebagai seorang praktisi dalam menangani pasien dengan ma-salah adiksi. Hal lainnya adalah mengingat

adiksi merupakan salah satu cabang ilmu yang sedang berkembang, di mana banyak penelitian terkait adiksi dilakukan di berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir, maka merupakan hal yang penting bagi seorang dokter untuk me-ningkatkan kompetensinya dalam menangani pasien dengan masalah adiksi. Salah satu cara ialah melalui mengikuti pelatihan dan pendidikan khusus adiksi secara berkala.

Sebagai penutup, melalui tulisan ini kami meng-ucapkan terima kasih kepada terutama kepada pimpinan Fakultas; dr. Astri Parawita Ayu, Sp.KJ; dan Prof. Cor de Jong, M.D., PhD atas adanya program ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih juga kepada seluruh narasumber selama ONDT ini berlangsung.

Eva Suryani1, Isadora Gracia2

1 Departemen Ilmu KedokteranJiwa dan Perilaku Fakultas

Kedokteran Unika Atma Jaya

2 Departemen Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran

Unika Atma Jaya

Penyimpanan Metadon Sirup dalam Lemari Besi

Referensi

Dokumen terkait

Valasindo Sentra Usaha dalam memanajemen persediaan bahan baku menggunakan perhitungan yang lebih efisien yaitu melihat dari jumlah kuantitas pembelian yang optimal

meroket hingga 278% pada semester pertama 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mencapai Rp175 miliar, dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama

Efek dari repeated rolling kontak adalah besarnya tegangan sisa yang terdapat pada tiap nodal, ini dikarenakan suatu nodal yang telah memiliki tegangan sisa saat

Diah

Kesadaran individu terhadap kenyataan bahwa dirinya mengalami kekurangan yang disertai dengan sikap pengingkaran, tidak terima, serta menyalahkan diri sendiri atau

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa sikap terhadap profesi petani selain mengandung penilaian netral (dilambangkan dengan angka 0), juga mengandung penilaian

Dalam lingkungan seperti itu, pengguna harus dapat diberikan jaminan bahwa kunci publik yang digunakan untuk mengenkripsi informasi adalah benar-benar kunci publik dari penerima

Akan tetapi, informasi pada situs OGSA-DAI sebagai acuan utama penulis tidak diberikan secara detil dalam hal pustaka yang terkait dengan sistem operasi dan paket GT yang